Anda di halaman 1dari 18

AUDIT KEWAJIBAN

JANGKA PENDEK
SUPITRIYANI, S.E, M.Si
AUDITING II
Kewajiban Jangka Pendek
 Kewajiban Jangka Pendek adalah
kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga,
yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam
waktu kurang atau sama dengan satu tahun,
atau dalam siklus operasi normal perusahaan,
biasanya dengan menggunakan harta lancar
(current assets) perusahaan
Jenis-jenis Kewajiban Jangka Pendek
1. Hutang Dagang (Accounts Payable)
2. Pinjaman dari Bank (Short Term Loan)
3. Bagian dari Kredit Jangka Panjang yang Jatuh
Tempo Dalam Waktu Kurang atau Sama
Dengan Satu Tahun (Current Portion of Long
Term Loan)
4. Hutang Pajak (Taxes Payable)
5. Biaya yang Masih Harus Dibayar (Accrued
Expenses)
Kewajiban Jangka Pendek
6. Hutang Dividen (Dividen Payable)
7. Pendapatan yang Diterima di Muka (Unearned
Revenue)
8. Uang Muka Penjualan, Hutang Pemegang
Saham
9. Hutang Bunga
10. Hutang Perusahaan
Kewajiban Jangka Pendek
 Perusahaan cenderung mencatat kewajibannya
lebih rendah dari yang sebenarnya
(understatement of liabilities) dengan tujuan
untuk melaporkan laba lebih besar dari jumlah
yang sebenarnya (praktek income
smoothing/earning management)
 Auditor harus melakukan prosedur
pemeriksaan sesudah tanggal neraca
Contoh Transaksi Hutang yang Belum Dicatat
pada Tanggal Neraca
 Auditor menemukan sebuah faktur sebesar Rp
25.000.000 bertanggal 30 Desember 2011, dengan
syarat pembelian FOB shipping point. Barang
telah dikirim oleh pemasok pada tanggal 30
Desember 2011, tetapi baru diterima oleh klien
pada tanggal 4 Januari 2012 dan dicatat oleh klien
sebagai pembelian pada tangggal 4 Januari 2012
Maka AJP Per Tanggal 31 Desember 2011
Adalah Sebagai Berikut

Persediaan Rp 25.000.000
Hutang usaha Rp25.000.000
Kewajiban Jangka Pendek
 Perbedaan account payable dan accrued
expenses :
 Account payable
Angkanya lebih pasti (perusahaan mencatat
hutangnya berdasarkan invoice yang
diterimanya dari supplier)
 Accrued expenses
Angkanya didasarkan pada estimasi
(jumlahnya kurang pasti dibandingkan
account payable)
Tujuan Pemeriksaan Kewajiban
Jangka Pendek
1. Untuk memeriksa Keberadaan internal control kewajiban
jangka pendek
2. Untuk memeriksa Keterjadian dan kelengkapan bukti
kewajiban jangka pendek yang tercantum di neraca
3. Untuk memeriksa Pencatatan kewajiban jangka pendek
per tanggal neraca
4. Untuk memeriksa Accrued expenses jumlahnya
reasonable (tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil).
 Jumlah terlalu besar  laba dilaporkan terlalu kecil
(understated).
 Jumlah terlalu kecil  laba dilaporkan terlalu besar
(overstated)
Tujuan Pemeriksaan Kewajiban
Jangka Pendek
5. Untuk memeriksa pencatatan kewajiban
leasing sudah sesuai dengan PSAK.
6. Kewajiban jangka pendek dalam mata uang
asing per tanggal neraca sudah dikonversikan
ke dalam rupiah dengan kurs tengah BI per
tanggal neraca, selisih kurs
dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun
berjalan.
7. Pencatatan biaya bunga dan hutang bunga per
tanggal neraca.
Tujuan Pemeriksaan Kewajiban
jangka pendek
8. Keterjadian biaya bunga hutang jangka pendek
pada tanggal neraca dicatat dan dihitung secara
akurat dan merupakan beban perusahaan.
9. Memeriksa kesesuaian penyajian kewajiban
jangka pendek dalam laporan keuangan dengan
PABU/PSAK.
Prosedur Pemeriksaan Kewajiban Jangka
Pendek
1. Pelajari dan evaluasi internal control kewajiban jangka
pendek.
2. Minta perincian kewajiban jangka pendek, periksa
penjumlahannya (footing) serta cocokkan saldonya
dengan saldo hutang di buku besar (controlling
account).
3. Untuk hutang dagang, cocokkan saldo masing-masing
supplier dengan saldo menurut subsidiary ledger
hutang dagang.
4. Secara test basis (sampling) periksa kecocokkan bukti
pendukung saldo hutang kepada supplier (purchase
requisition, purchase order, receiving report dan
supplier invoice) perhitungan matematis
(mathematical accuracy) dan otorisasi.
Prosedur Pemeriksaan Kewajiban Jangka
Pendek
5. Jika terdapat monthly statement of account dari
supplier, lakukan rekonsiliasi saldo hutang menurut
dokumen tersebut dengan saldo subsidiary ledger
hutang.
6. Kirim konfirmasi ke beberapa supplier baik yang
saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah
sejak tahun sebelumnya
7. Periksa pembayaran sesudah tanggal neraca
(subsequent payment), apakah ada kewajiban yang
belum dicatat (unrecorded liabilities) dan kewajaran
saldo hutang per tanggal neraca.
Prosedur Pemeriksaan Kewajiban Jangka Pendek
8. Jika ada hutang dari bank/pemegang
saham/direksi/ perusahaan afiliasi kirimkan
konfirmasi, periksa pembebanan bunga atas
pinjaman dan surat perjanjiannya, buatkan
excerpt perjanjian kredit dan periksa otorisasinya.
9. Pencatatan hutang leasing harus sesuai dengan
PSAK No. 30 (sewa guna usaha), dan pencatatan
bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
yang akan datang (reklasifikasi).
10. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga dan
aspek pajaknya.
Prosedur pemeriksaan Kewajiban Jangka
Pendek
11. Telusuri asal saldo debit hutang dagang (apakah dari
uang muka pembelian atau pengembalian barang
yang dibeli tapi sudah dilunasi sebelumnya).
Reklasifikasi sebagai piutang jika jumlahnya besar
(material).
12. Periksa bukti pendukung uang muka penjualan per
tanggal neraca dan apakah sudah diselesaikan di
periode berikutnya (subsequent clearance).
13. Periksa kredit jangka panjang dan apakah bagian
yang jatuh tempo 1 tahun yang akan datang sudah
direklasifikasi sebagai kewajiban jangka pendek.
Prosedur pemeriksaan Kewajiban Jangka
Pendek
14. Periksa kewajiban dalam mata uang asing, apakah
sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengan BI per tanggal neraca dan
selisih kurs dibebankan/dikreditkan pada laba rugi
tahun berjalan.
15. Periksa pelunasan hutang PPh 21 dan PPN periode
berikutnya (hutang PPh 21 dan PPN per 31 Desember
harus dilunasi bulan Januari tahun berikutnya).
Periksa PPh Badan, apakah saat mengisi dan
memasukkan SPT PPh Badan, perusahaan telah
membayar PPh 29 (setoran akhir).
Prosedur Pemeriksaan Kewajiban Jangka
Pendek
16. Periksa dasar perhitungan accrued expenses perusahaan,
apakah reasonable dan konsisten dengan dasar perhitungan
tahun sebelumnya dan periksa pembayaran sesudah tanggal
neraca.
17. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham, dan
perjanjian yang dibuat dengan pihak ketiga, untuk
mengatahui pencatatan per tanggal neraca semua kewajiban
yang tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut.
18. Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan.
19. Periksa kesesuaian penyajian kewajiban jangka pendek
dengan PSAK/PABU.
18

Daftar Pustaka
By : SUKRISNO AGOES,
2017, AUDITING BUKU 2
EDISI 5, JAKARTA :
SALEMBA EMPAT.

Anda mungkin juga menyukai