Anda di halaman 1dari 52

CRITICAL BOOK REVIEW

"AUDITING II"

Oleh :

KELOMPOK 4 : Delian Pandu Permana Simamora

Devi Yuliandari

Indah Arbai Diningrum

Ica Casmita Purba

Neneng Aisyah

SEMESTER/PRODI : V /S1 AKUNTANSI SORE

MATA KULIAH : AUDITING II

DOSEN PENGAMPU : SUPITRIYANI, SE, Msi.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

SULTAN AGUNG PEMATANGSIANTAR

TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-
Nya,sehingga kami berhasil menyelesaikan CBR Mata kuliah Auditing II Bab 16
sampai Bab 19.

Guna memenuhi tugas mata kuliah Auditing II di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(STIE) Sultan Agung kota Pematangsiatar. Terimakasih kepada ibu Supitriyani, SE,
Msi. selaku Dosen pengampu mata kuliah Auditing II.

Untuk itu kritik dan saran yang membangun sebagai kesempurnaan selalu kami
harapkan, demikian CBR ini semoga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu serta
pengetahuan pihak-pihak yang membutuhkan.

Pematangsiantar, 3 Desember 2022

Penulis (kelompok 4)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 16 4
PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK 4
16.1. Pengertian Liabilitas Jangka Pendek 4
16.2. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Hutang/ Kewajiban 6
16.3. Prosedur Pemeriksaan Kewajiban Jangka Pendek 11
BAB 17 15
PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PANJANG (LONG TERM
LIABILITIES) 15
17.1. Pengertian Liabilitas Jangka Panjang 15
17.2. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kewajiban Jangka Panjang 18
17.3. Audit Prosedur yang Disarankan 19
BAB 18 22
PEMERIKSAAN EKUITAS 22
18.1. Sifat Dan Contoh Ekuitas 22
18.2. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectivies) Ekuitas 26
18.3. Prosedur Audit Yang Disarankan 29
BAB 19 35
PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI 35
19.1. Pengertian Perkiraan Laba Rugi 35
19.2. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objektives) Perkiraan Laba Rugi 38
Latihan Soal 39
Glosarium 48
DAFTAR PUSTAKA 51

3
BAB 16
PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK

16.1. Pengertian Liabilitas Jangka Pendek

Menurut (Soemarso, 2005) kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab
untuk bertindak atau melakukan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat
dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengingat atau atau
peraturan perundangan. Tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau melakukan
sesuatu pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan perusahaan karena tindakan atau
transaksi sebelumnya.

Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ke tiga, yang
jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun, atau
dalam satu siklus operasi normal perusahaan, biasanya dengan menggunakan harta
lancar (current asset) perusahaan.

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009 : 172), Liabilitas (obligation) kini entitas yang
timbul dari peristiwa lalu, penyeselainnya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Penyeselaian liabilitas masa
kini biasanya melibatkan pembayaran kas, penyerahan aset lain, pemberian jasa,
penggantian liabilitas tersebut dengan liabilitas lain, atau konversi liabilitas menjadi
ekuitas. Liabilitas juga dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti kreditur
membebaskan atau membatalkan haknya.

Menurut PSAK (IAI, 2009 : 1.8 ), Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai libiliatas
jangka pendek, jika :

1. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi


perusahaan , atau

2. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi
keuangan (neraca).

4
Contoh perkiraan yang digolongkan sebagai liabilitas jangka pendek:

1. Utang usaha (account payable).

Kewajiban kepada pihak ketiga dari pembelian barang atau jasa secara
kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu
tahun.

2. Pinjaman dari bank  jangka pendek (short term loan).

Pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh suatu perjanjian
kredit (loan agreement), bisa dalam bentuk kredit modal kerja (working
capital loan) ataupun kredit rekening koran (overdraft facility).

3. Bagian dari kredit jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu
kurang atau sama dengan satu tahun (current portion of long term
loan).

Per tanggal laporan posisi keungan, bagian dari liabilitas jangka panjang
yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang harus direklasifikasi dari
liabilitas jangka panjang ke liabilitas jangka pendek.

4. Utang pajak (tax payable).

Kewajiban pajak perusahaan yang harus dilunasi dalam periode berikutnya. 

5. Biaya yang masih harus dibayar (accrued expenses).

Biaya yang sudah terjadi dan menjadi beban periode yang diperiksa, tetapi
baru akan dilunasi dalam periode berikutnya. 

6. Voucher payable – dalam hal digunakan voucher system.

7. Utang dividen (dividend payable).

8. Pendapatan yang diterima di muka (unearned revenue).

9. Utang muka penjualan.

5
10. Utang pemengang saham.

11. Utang leasing (kewajiban sewa) yang jatuh tempo satu tahun yang


akan datang.

12. Utang bunga.

13. Utang perusahaan afiliasi (utang dalam rangka hubungan khusus).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan audit adalah:

1. Kecenderungan perusahaan untuk mencatat kewajiban lebih rendah dari


yang sebenarnya (understatement of liabilities) dengan tujuan untuk
melaporkan laba lebih besar dari jumlah yang sebenarnya. Untuk itu
auditor harus melakukan prosedur yang disebut searching of unrecorded
liabilities, dengan cara memeriksa pembayaran sesudah tanggal laporan
posisi keuangan.

2. Perbedaan accounts payable dan accrued expenses. Accounts


payablememiliki angka lebih pasti, karena perusahaan mencatat
berdasarkan invoice yang diterimanya dari supplier. Sedangkan, accrued
expensesdicatat berdasarkan estimasi, sehingga jumlahnya kurang pasti
dibandingkan accounts payable.

16.2. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Hutang/ Kewajiban

Tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek adalah untuk memeriksa apakah:

1. Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka pendek.

Jika internal control atas liabilitas jangka pendek disimpulkan oleh auditor
cukup baik maka ruang lingkup pemeriksaan atas liabilitas jangka pendek
dapat dipersempit dan sebaliknya jika disimpulkan lemah maka ruang
lingkup pemeriksaan harus diperluas.

Beberapa ciri internal control yang cukup baik atas liabilitas jangka pendek:

6
a. Adanya pemisahan tugas antara bagian pembelian, bagian
penerimaan barang, bagian gudang, bagian akuntansi dan bagian
keuangan.

b. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak


(prenumbered) untuk permintaan pembelian (purchase requisition),
order pembelian (purchase order) dan laporan penerimaan barang
(receive report).

c. Adanya sistem otorisasi untuk pembelian maupun pelunasan utang.

d. Digunakannya sistem tender untuk pembelian dalam jumlah yang


besar, dimana beberapa supplier diundang untuk memasukkan
penawaran tertulis dalam amplop tertutup ke panitia tender.

e. Dibuatnya buku tambahan (subsidiary ledger) untuk utang usaha,


dan setiap akhir bulan jumlah saldo utang usaha menurut subsidiary
ledger harus dibandingkan dengan saldo utang usaha menurut
general ledger yang merupakan perkiraan pengendali (controlling
account)

f. Jumlah barang yang dicantumkan dalam faktur pembelian (supplier


invoice) harus dibandingkan dengan jumlah yang dilaporkan dalam
receiving report dan purchase order, untuk mencegah pebayaran atas
barang yang dibeli melebihi jumlah barang yang dipesan dan yang
diterima.

g. Faktur pembelian dan dokumen pembelian lainnya harus dicap lunas


(stamp paid) untuk menghindari digunakannya dokumen-dokumen
tersebut untuk proses pembayaran yang kedua kalinya.

2. Liabilitas jangka pendek yang tercantum di neraca didukung oleh bukti-


bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betul-betul terjadi.

Jika liabilitas jangka pendek merupakan utang usaha, yang berasal dari
pembelian secara kredit, maka utang tersebut harus didukung oleh bukti-

7
bukti yang lengkap, seperti: purchase requisition, purchase order, supplier
invoice dan receiving report. Selain itu, pembelian tersebut harus diotorisasi
oleh pejabat perusahaan yang berwenang, misalnya: manajer pembelian, dan
manajer akuntansi dan keuangan. Jika liabilitas jangka pendek berupa utang
dividen, maka harus didukung oleh notulen rapat umum pemegang saham
yang memberika otorisasi untuk pembagian dividen, maka harus didukung
oleh notulen rapat umum pemegang saham yang memberikan otorisasi
untuk pembagian dividen. Jika berupa kredit bank, harus harus didukung
oleh perjanjian kredit dan notulen rapat direksi yang memberikan otorisasi
untuk peminjaman uang dari bank. Begitu juga jika berupa utang pemegang
saham, maka tidak boleh ada setoran modal yang belum dilunasi oleh
pemegang saham.

3. Semua liabilitas jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal


neraca.

Dalam hal ini auditor harus meyakinkan diri bahwa tidak ada unrecorded
liabilities. Untuk itu auditor harus memeriksa semua perjanjian yang dibuat
perusahaan dengan pihak ketiga, memeriksa notulen rapat direksi dan
pemegang saham dan mengirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan.

4. Accrued Expenses jumlahnya reasonable (masuk akal/wajar atau tidak),


dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Karena kalau jumlahnya
terlalu besar berarti laba akan dilaporkan terlalu kecil (understated) dan
kalau accrued expenses terlalu kecil berarti laba akan dilaporkan terlalu
besar (overstated).

Untuk itu auditor harus memeriksa dasar perhitungan accrued expenses


yang dibuat perusahaan, apakah masuk akal dan konsisten dengan tahun
sebelumnya. Misalnya untuk accrued traveling expense (biaya perjalanan
yang masih harus dibayar) harus diperiksa untuk perjalanan ke mana,
menggunakan pesawta terbang apa, dan berapa lama perjalanannya, dll.

8
5. Kewajiban leasing (sewa) jika ada, sudah dicatat sesuai dengan standar
akuntansi sewa guna usaha (PSAK 30)

Misalnya jika ada utang leasing untuk pembelian mesin pabrik, maka haga
perolehan mesin dan utang leasing harus dicatat sebesar nilai tunainya.
Selain itu, bagian dari utang leasing yang jatuh tempo dalam waktu satu
tahun yang akan datang harus dicatat sebagai liabilitas jagka pendek.
Sedangkan yang jatuh temponya lebih dari satu tahun yang akan datang
harus dicatat sebagai liabilitas jangka panjang.

6. Seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal
neraca, sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs
tengah Bank Indonesia per tanggal neraca dan selisih kurs yang terjadi
sudah dibebankan/dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.

7. Biaya bunga dan bunga yang terhutang dari liabilitas jangka pendek telah
dicatat pertanggal neraca.

Dalam hal ini auditor harus yakin bahwa semua bunga liabilitas jangka
pendek, baik dari utang bank, utang pemegang saham dll. Sudah dicatat
sebagai beban perusahaan dan jika bunga tersebut belum dibayar, sudah
dicatat sebagai utang bunga per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

8. Biaya bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada tanggal neraca betul
telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.

auditor harus yakin bahwa bunga yang dibebankan salam laporan laba rugi
berasal dari pinjaman jangka pendek yng digunakan perusahaan dan
didukung oleh perjanjian kredit yang sah, sehingga betul-betul merupakan
beban perusahaan. Selain itu auditor juga harus melakukan pengecekan
apakah perhitungan bunga sudah dilakukan secara akurat, walaupun beban
bunga dicatat berdasarkan nota debit dari bank (berarti dihitung oleh bank).

9
9. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan
sehingga tidak terjadi "Bank Default”.

Biasanya dalam perjanjian kredit bank mencantumkan beberapa persyaratan


yang harus dipatuhi nasabahnya, antara lain:

a. Perusahaan tidak boleh mengganti “manajer kunci tanpa seizin


bank”

b. Current ratio harus dijaga pada tingkat tertentu

c. Tidak boleh terlambat dalam membayar bunga

Jika persyaratan tersebut dilanggar oleh perusahaan maka terjadi bank


default dan hal tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.

10. Penyajian liabilitas jangka pendek didalam neraca dan catatan atas laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(SAK).

Misalnya, jika perusahaan mempunyai kredit jangka pendek dari bank auatu
mempunyai utang leasing (sewa), maka dalam catatan atas laporan
keuangan harus diungkapkan antara lain:
a. Plafon kredit
b. Jangka waktu kredit
c. Tingkat bunga
d. Jaminan kredit
e. Pengembalian kredit dan pembayaran bunga apakah dalam rupiah
atau mata uang asing
f. Nilai tunai aset dalam rangka sewa guna
g. Jenis leasing
h. Jangka waktu leasing

10
16.3. Prosedur Pemeriksaan Kewajiban Jangka Pendek

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas kewajiban jangka pendek.


Dalam hal ini auditor dapat menggunakan internal control questionaries,
flow chart atau penjelasan narative.
2. Minta rincian dari kewajiban jangka pendek, baik hutang dagang maupun
kewajiban lainnya, kemudian periksa penjumlahannya (footing) serta
cocokkan saldonya dengan saldo hutang di buku besar (controlling account)

Harus diingat bahwa rincian-rincian tersebut harus disiapkan oleh klien.


Tugas auditor adalah memeriksa rincian tersebut, bukan menyususn rincian.
Jika rincian yang diberikan klien tidak cocok dengan saldo buku besarnya
atau terdapat kesalahan footing, maka auditor harus mengembalikan rincian
tersebut kepada klien untuk diperbaiki.

3. Untuk hutang dagang cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo


menurut subsidiary ledger hutang dagang (jika jumlah supplierya banyak,
tidak usah 100 %).

Jika jumlah supplier banyak (misalnya 100 supplier), dan internal control
klien baik maka pencocokan ke sub ledger bisa dibatasi jumlahnya.
Seandainya ditemukan perbedaan antara saldo di rincian utang usaha dan
saldo di sub ledger utang usaha, harus diminta agar klien yang mencari
penyebab perbedaan tersebut.

4. Secara test basis (sampling), periksa bukti pendukung dari saldo hutang
kepada beberapa supplier, perhatikan apakah angkanya cocok dengan
purchase requisition, purchase order, receiving report dan supplier invoice.
Periksa juga perhitungan mathematic (mathematical accuracy) dari
dokumen-dokumen tersebut dan otorisasi dari pejabat perusahaan yang
berwenang.

5. Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus


dilakukan rekonsiliasi antara saldo hutang menurut statement of account
tersebut dengan saldo subsidiary ledger hutang.

11
6. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier baik
yang saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun
sebelumnya.
Auditor tidak harus mengirim konfirmasi untuk utang usaha, karena sumber
pencatatan utang usaha berasal dari luar perusahaan (misalnya faktur dari
supplier), dan tujuan konfirmasi adalah untuk memeriksa keakratan data
akuntansi klien. Jadi lain dengan konfirmasi piutang yang merupakan audit
prosedur standar yang haru dilakukan oleh auditor.
7. Periksa pembayaran sesudah tanggal neraca (subsequent payment) untuk
mengetahui apakah ada kewajiban yang belum dicatat (unrecorded
liabilities) per tanggal neraca dan untuk meyakinkan diri mengenai
kewajaran saldo hutang pertanggai neraca.

Caranya adalah dengan mereview buku pengeluaran kas sesudah tanggal


neraca sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan.
Perhatikan apakah ada pembayaran-pembayaran diperiode sesudah tanggal
neraca yang menyangkut pembelian atau biaya untuk tahun yang diperiksa
yang belum diacatat sebagai liabilitas jangka pendek pertanggal neraca.

8. Seandainya ada hutang kepada bank baik dalam bentuk kredit modal kerja,
kredit investasi, maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank,
periksa Surat perjanjian kreditnya dan buatkan excerpt dari perjanjian kredit
tersebut, dan periksa otorisasi dari direksi, dewan komisaris dan RUPS
untuk perolehan kredit bank tersebut.

9. Seandainya ada hutang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari
perusahaan afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan
datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya dan periksa
apakah ada pembebanan bunga etas pinjaman tersebut.
10. Seandainya ada hutang leasing, periksa apakah pencatatannya sudah sesuai
dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No.30) dan apakah
bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan datang sudah
dicatat (direklasifikasi) sebagai kewajiban jangka pendek.

12
11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara
akurat dan tie-up jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah yang
tercantum pada laporan laba rugi, perhatikan juga aspek pajaknya.

12. Seandainya ada saldo debit dari hutang dagang maka harus ditelusuri
apakah ini merupakan uang muka pembelian atau karena adanya
pengembalian barang yang dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya. Kalau
jumlahnya besar (material) harus direklasifikasi sebagai piutang.

13. Seandainya ada uang muka penjualan pertanggal neraca, periksa bukti
pendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah diselesaikan di
periode berikutnya (subsequent clearance) misalnya dengan mengirimkan
barang yang dipesan oleh pembeli.

14. Seandainya ada kredit jangka panjang, harus diperiksa apakah bagian yang
jatuh tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai
kewajiban jangka pendek.

15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo
tersebut per tanggal neraca telah dikonversikan kedalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca, dan selisih
kurs yang terjadi dibebankan/dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.

16. Untuk hutang PPh 21 dan PPN periksa apakah hutang tersebut sudah
dilunasi pada periode berikutnya. Seharusnya hutang PPh 21 dan PPN per
31 December dilunasi di bulan Januari tahun berikutnya. Sedangkan untuk
PPh Badan harus diperiksa apakah pada waktu mengisi dan memasukkan
SPT PPh Badan, perusahaan telah membayar PPh 29 (setoran akhir).

17. Periksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat oleh perusahaan,
apakah reasonable dan konsisten dengan dasar perhitungan tahun
sebelumnya. Selain itu harus diperiksa pembayaran sesudah tanggal neraca.

Perlu diketahui bahwa untuk memperkecil laba, bisa saja perusahaan


memperbesar jumlah accrued expensenya. Dengan memeriksa pembayaran

13
sesudah tanggal neraca auditor bisa mengetahui apakah jumlah yang di
accrued betul-betul diabayar di tahun berikutnya dalam jumlah yang kurang
lebih sama. Selain itu, bisa diketahui seandainya ada biaya-biaya tahun yang
diperiksa yang belum dicatat diperiode sesudah tanggal neraca, sehingga
harus diusulkan audit adjustmennya oleh auditor.

18. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjian


yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah
semua kewajiban yang tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut
sudah dicatat per tanggal neraca.
19. Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.Tujuannya adalah
untuk mengetahui apakah perusahaan mempunyai asalah dibidang hukum
yang memerlukan bantuan dari legal consultant atau lawyer. Misalnya, ada
tuntutan dipengadilan yang pertanggal neraca prosesnya belum selesai.
Seperti diketahui proses peradilah memakan waktu yang cukup lama. Hal
ini menyebabkan timbulnya kontijen liabilities, yaitu liabilitas yang
meungkin terjadi, mungkin juga tidak terjadi, tergantung pada kejadian
dalam periode berikutnya.
20. Periksa apakah penyajian kewajiban jangka pendek di neraca dan catatan
atas laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia (SAK).

14
BAB 17
PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PANJANG (LONG TERM
LIABILITIES)

17.1. Pengertian Liabilitas Jangka Panjang

Menurut (Agoes, 2020) Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban perusahaan


kepada pihak ketiga yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu
tahun.

Menurut PSAK (IAI, 2009 : 1.8)

Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka


panjang walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas
bulan sejak tanggal laporan posisi keuangan, apabila :

1. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas
bulan

2. Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaan


jangka panjang, dan ;

3. Maksud tersebut pada huruf (b) didukung dengan perjanjian pembiayaan


kembali atau penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum
laporan keuangan disetujui.

Contoh liabilitas jangka panjang :

1. Kredit Investasi (Long Term Loan)

Kredit Investasi yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan
bank, yang digunakan untuk pembelian aset tetap, kecuali tanah, misalnya gedung
dan mesin. off-shore loan ialah pinjaman yang diperoleh dari bank atau lembaga
keungan di luar negeri. Tingkat bunga off-shore – loan biasanya lebih rendah dari
tingkat bunga pinjaman dalam negeri yaitu satu atau dua persen di atas LIBOR

15
(London Inter Bank Offered Rate) atau SIBOR (Singapore Inter Bank Offered
Rate).

Hal ini disebabkan karena bunga di pasar internasional lebih rendah dari
indonesia, selain itu ada resiko kenaikan kurs dolar terhadap rupiah. Untuk
memperkecil risiko terseut, biasanya perusahaan melakukan SWAP dengan bank
devisa dengan membayar premi tertentu.

Tingkat bunga kredit investasi biasanya lebih rendah dari tingkat bunga
kredit modal kerja (working capital loan).

Penyebabnya antara lain sebagai beikut :

1. Jumlah kredit investasi biasanya jauh lebih besar dari jumlah kredit
modal kerja.

2. Kredit investasi biasanya digunakan untuk pembelian aset tetap, pada


waktu perusahaan baru akan beroperasi atau untuk perluasan (ekspansi)
usaha, sehinga diperlukan beberapa tahun untuk dapat menghasilkan
pendapatan (revenue).

3. Jangka waktu pengembalian kredit investasi biasanya lebih dari satu


tahun, sehingga bagi bank sebagai kreditur berarti dananya sudah pasti
akan memberikan hasil, dalam bentuk pendapatan bunga, dalam waktu
yang panjang (lebih dari satu tahun).

Untuk meringankan beban perusahaan sebagai debitur,biasanya bank


memberikan grace period, yaitu tenggang waktu di mana perusahaan
belum perlu membayar cicilan pinjaman, kadang- kadang belum perlu
membayar bunga.

2. Utang Obligasi (Bond Payable)

Utang Obligasi yaitu pinjaman jangka panjang yang diperoleh suatu


perusahaan dengan menjual obligasi, di dalam negeri maupun di luar negeri.
Berikut jenis-jenis obligasi :

16
a. Registered Bonds (Obligasi yang mencantumkan nama pemilik
disertifikat obligasinya, sehingga jika dipindahtangankan harus di-
endorse di bagian belakangnya).

b. Coupon Bonds atau Bearer Bonds (Obligasi atas unjuk yang tidak
mencantumkan nama pemilik di sertifikat obligasinya, sehingga tidak
perlu di –endorse pada saat dipindahtangankan).

c. Term Bonds (Obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal
tertentu.

d. Serial Bonds (Obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap pada


beberapa tanggal tertentu).

e. Convertible Bonds (Obligasi yang bisa ditukar dengan surat berharga)

f. Callable Bonds (Obligasi yang memberikan hak kepada perusahaan yang


mengeluarkan obligasi tersebut, untuk melunasi obligasi tersebut
sebelum tanggal jatuh temponya).

g. Secured Bonds (Obligasi yang dijamin dengan harta perusahaan).

3. Wesel Bayar (Promissory Notes/Pronotes) yang jatuh temponya lebih dari


satu tahun.

Yakni suatu pernyataan tertulis dari debitur bahwa ia berjanji untuk membayar
sejumlah tertentu, pada tanggal tertentu, dengan memperhitungkan tingkat bunga
tertentu.

4. Utang Subordinasi (Subordinatde Loan)

Yakni utang dari pemegang saham atau perusahaan induk, yang mempunyai
beberapa sifat:

a. tanpa bunga

17
b. baru dibayar kembali pada saat perusahaan telah mempunyai kemampuan
untuk membayar kembali utangnya

c. mempunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran modal

5. Utang kepada pemegang saham atau perusahaan induk (Holding


Company) atau Perusahaan Afiliasi (Affiliated Company)

Biasanya diberikan untuk membantu perusahaan anak atau perusahaan afiliasi


yang baru mulai beroperasi dan membutuhkan pinjaman (pinjaman tersebut bisa
dikenakan bunga , bisa juga tidak).

6. Bridging Loan

Yaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit investasi yang
dibutuhkan perusahaan sudah diperoleh. Tingkat bunga biasanya lebih tinggi dari
tingkat bunga pasar dan bisa berupa short term loan atau long term loan.

7. Utang Leasing (Utang dalam Rangka Sewa Guna)

Adalah utang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk pembelian aset tetap
(dalam bentuk capital lease atau sales and lease back) dan biasanya dicicil dalam
jangka panjang.

17.2. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kewajiban Jangka Panjang

1. terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang.

2. liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah dicatat


seluruhnya per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang.

3. libilitas jangka panjang yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca)


betul – betul merupakan kewajiban perusahaan.

4. libilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang
dijaminkan sudah diidentifikasi.

18
5. libilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs tengah
Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs
yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.

6. biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka panjang serta
amortisasi dari premium/discount telah dicatat per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca).

7. biaya bunga libilitaa jangka panjang yang tercatat pada tanggal laporan posisi
keuangan(neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan
beban perusahaan.

8. semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan


sehingga tidak terjadi bank “default”.

9. bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun yang
akan datang sudah direklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.

10. liabilitas jangka panjang berikut discount, premium, dan bunga yang
timbul sudah dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta diungkapkan
dalam laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangn, sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

16.3. Audit Prosedur yang Disarankan

1) Pelajari dan evaluasi internal control atas libilitas jangka panjang.

2) Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan liabilitas jangka panjang berikut


discount, premium, dan bunga selama peiode yang diperiksa

3) Kirim informasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai : plafon
kredit, saldo per tanggal laporan posis keuangan, tingkat bunga, jangka waktu
pinjaman dan jaminan kredit.

19
4) Minta salinan perjanjian kredit untuk permanent file, lalu perhatikan apakah
data yang terdapat dalam perjanjian kredit tersebut sesuai dengan data yang
tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan liabilitas jangka panjang.

5) Periksa apakah perolehan/penambahan bunga dan amortisasi discount/premium


dari obligasi. Tie-Up jumlah beban bunga dan amortisasi discount/premium
obligasi dengan jumlah yang tercantum pada laporan laba rugi.
Discount/premium yang belum diamortisasi harus dilaporkan sebagai
pengurangan/penambahan dari nilai nominal obligasi.

6) Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi


discount/premium dari obligasi.

7) Periksa apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang
diperpanjang (direnewed) setelah tanggal laporan posisi keuangan, untuk
mengetahui apakah utang tersebut harus tetap disajikan sebagai liabilitas jangka
panjang atau sebagai utang lancar.

8) Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari
perusahaan afiliasi, harus dikirim konfirmasi dan periksa apakah ada
pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.

9) Seandainya ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya dan penyajiannya


di laporan keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha
(PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa).

10) Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai liabilitas
jangka pendek.

11) Seandainya ada liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam
mata uang asing, periksa apakah per tanggal laporan posisi keuangan sudah
dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan dan selisih kurs yang terjadi
sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.

20
12) Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap liabilitas
jangka panjang dan biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam pencatatan biaya bunga.

13) Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang di laporan posisi
keuangan dan catatan atas laporan keuangan dilakukan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

21
BAB 18
PEMERIKSAAN EKUITAS

18.1. Sifat Dan Contoh Ekuitas

Dari segi perusahaan, modal merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik


perusahaan. Sedangkan daris egi pemilik perusahaan, modal adalah bagiann hak pemilik
atas kekayaab bersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban).

Di dalam suatu perusahaan perorangan modal terdiri atas modal pemilik tunggal;
laba yang diperoleh dalam suatu periode dan tambahan setoran modal akan menambah
saldo modal, kerugian yang diderita dalam suatu periode dan pengambilan prive akan
mengurangi saldo modal.

Di dalam suatu firma (partnership) modal terdiri atas modal lebih dari satu partner.

Modal masing-masing partner akan bertambah dengan adanya pembagian laba atau
tambahan setoran modal dan akan berkurang dengan adanya pembagian kerugian atau
pengambilan prive.

Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknya adalah


simpanan pokok anggota yang tidak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil
kembali pada saat seorang anggota mengundurkan diri. Kekayaan bersih koperasi
adalah simpanan pokok, simpanan lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha
termasuk cadangan.

Dalam badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas (PT), permodalannya


(ekuitas) terdiri dari :

1. Modal menurut akte pendirian yang telah disahkan menteri Kehakiman dan
HAM:

- Modal dasar (authorized capital)

- Modal ditempatkan (issue capital)

22
- Modal disetor (paid-uo/paid in capital)

Modal yang berasal dari sumbangan (donated capital)bisa dilaporkan


sebagai bagian daro tambahan modal disetor.

2. Treasury Stock (saham perusahaan yang sudah beredar lalu dibeli kembali oleh
perusahaan).

3. Premium (agio) atau Discount (Disagio) dari penjualan saham baik saham biasa
(common stock) maupun saham preferen (preffered stock).

4. Selisih kurs atas modal disetor.

5. Selisih penilaian kembali aktiva tetap, untuk perusahaan yang melakukan


revaluasi aktiva tetap berdasarkan peraturan pemerintah.

6. Retained Earnings (Laba ditahan/sisa laba tahun lalu) atau Deficit/Accumulated


Losses (sisa rugi tahun lalu).

Beberapa hal yang harus diperhentikan mangenai pemeriksaan ekuitas:

1. Jika akte pendirian suatu PT belum mendapat pengesahan dari menteri


kehakiman dan HAM menurut undang-undang perseroan terbatas no.1
tahun 1995, yang mulai berlaku tanggal 7 maret 1996, transaksi hukum
perusahaan (perjanjian- perjanjian yang dibuat perusahaan) belum dianggap
sah.

2. Modal Disetor dan Modal Ditempatkan tidak dapat melebihi Modal Dasar.
Jika modal disetor melebihi modal dasar maka harus dilakukan perubahan
akte pendirian yang harus disahkan oleh menteri kehakiman dan HAM.

Akte pendirian yang telah disahkan Menteri Kehakiman dan HAM akan
diumumkan dalam berita negara (lembaran negara). Selama perubahan akte
belum disahkan Menteri kehakiman dan HAM, kelebihan modal disetor atas
modal dasar dilaporkan sebagai hutang pemegang saham.

3. Modal yang tercantum di neraca adalah Modal Disetor.

23
Contohnya :

Modal Dasar 100.000 lembar saham biasa = Rp. 1.000.000.000,-

(nilai nominal Rp. 10.000,- per lembar saham)

Modal ditempatkan 50.000 lembar saham biasa = Rp. 500.000.000,-

Modal Disetor 50% dari modal ditempatkan = Rp. 250.000.000,-

Jumlah yang tercantum dineraca adalah sebesar Rp.250.000.000,-

4. Tujuan pembelian kembali saham (treasury stock) adalah :


a. Untuk meningkatkan harga pasar saham perusahaan
b. Untuk dibagikan sebagai saham bonus kepada para manajer dan pegawai
perusahaan.
Perlu diperhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian
dividen. Karena itu jika suatu perusahaan yang memiliki treasury stock
membagikan cash dividend. Maka maka dividen per saham akan menjadi
lebih besar.
Misalkan suatu perusahaan yang modal disetornya terdiri dari 100.000
lembar saham dan treasury stocknya 20.000 lembar saham, membagikan
cash dividend sebesar Rp. 20.000.000,- karena ada treasury stock, maka
dividen per sahamnya adalah :
Rp. 20.000.000

-----------------------= Rp.250,-

100.000 – 20.000

Jika treasury stock tidak ada, maka dividen per saham adalah :

Rp.20.000.000

--------------------= Rp.200,-

100.000

24
Dengan lebih tingginya dividen per saham, diharapkan harga pasar
saham bisa mengikat.

5. Jika akumulasi kerugian suatu perusahaan mencapai 50% dari modal disetor,
perusahaan harus melaporkan hal tersebut ke pengadilan negeri untuk
diumumkan dalam berita negara.

Jika akumulasi kerugian perusahaan mencapai 75% dari modal disetor, maka
menurut kitab undang-undang Hukum Dagang (KUHD) di Indonesia, secara
hukum perusahaan harus bubar dan kalau masih diteruskan beroperasi maka
para manajer harus bertanggungjawab atas kewajiban perusahaan kepada
pihak ketiga jika suatu saat perusahaan dibubarkan.

Karena hal ini menyangkut kelangsungan hidup perusahaan ( going concern)


maka akan mempengaruhi opini yang diberikan KAP terhadap kewajaran
laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Kedua hal tersebut diatas
(kerugian mencapai 50% atau 75% dari modal disetor) harus diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan. Namun sejak berlakukannya Undang-
undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, ketentuan tersebut
tidak berlaku lagi.

6. Menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK) aktiva


tetap harus dicatat/disajikan dalam neraca berdasarkan harga perolehannya
(acquisition cost).

Namun demikian jika ada peraturan pemerintah yang memperbolehkannya,


perusahaan dapat melakukan evaluasi aktiva tetap. Pengaruh dari
dilakukannya revaluasi aktiva tetap adalah nilai aktiva tetap meningkat dan
kenaikan nilai tersebut dicatat disisi kredit sebagai “selisih penilaian kembali
aktiva tetap” yang nantinya, dengan persetujuan kantor pelayanan pajak
dapat dikonversikan sebagai modal. Atas selisih penilaian kembali aktiva
tetap dikenakan PPh 10%.

7. Adjustment ke Retained earnings (deficit) hanya diperbolehkan jika


menyangkut laba rugi tahun lalu yang jumlahnya material (besar) atau

25
menyangkut pembayaran pajak yang berasal dari STP (Surat Tagihan Pajak).
Atau SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar) walaupun jumlahnya
kecil.

8. Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), harus menggunakan nilai


wajar aktiva bukan kas yang diserahkan (disetor), yaitu nilai appraisal yang
disetujui Dewan Komisaris untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek,
atau nilai yang disepakati oleh dewan komisaris dan penyetor bentuk barang.

9. Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan ekuitas biasanya tidak banyak,


kecuali jika :

a. Perusahaan banyak membuat koreksi retained earnings (deficit) sehingga


auditor harus memeriksa koreksi tersebut secara rinci (detailed).

b. Perusahaan dalam proses go public.

18.2. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectivies) Ekuitas

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas ekuitas,
termasuk internal control atas transaksi jual beli saham, pembayaran deviden
dan sertifikat saham.

2. Untuk memeriksa apakah struktur ekuitas yang tercantum di neraca sudah sesuai
dengan apa yang tercantum di akta pendirian perusahaan.

3. Untuk memeriksa apakah izin-izin yang diperlukan dari pemerintah yang


menyangkut ekuitas (misalkan dari Departemen Kehakiman dan HAM, BKPM,
BKPMD, BAPEPAM, KPP dan SK Presiden RI) telah dimiliki oleh perusahaan.

4. Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi


baik dari pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan komisaris), rapat
pemegang saham (RUPS) maupun dari instansi pemeritah.

5. Untuk meeriksa apakah setiap perubahan pada Retained Earnings atau


Accumulated Losses didukung oleh bukti-bukti yang sah.

26
6. Untuk memeriksa apakah penyajian ekuitas di neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK) dan hal-hal yang penting
sudah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Penjelasan atas Tujuan Pemeriksaan Ekuitas :

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas ekuitas.

Beberapa ciri dari internal control yang baik atas ekuitas :

a. Setiap perubahan modal (penambahan atau pengurangan) harus diotorisasi


oleh pejabat perusahaan yang berwenang dan instansi pemerintah.

Untuk perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), setiap perubahan


harus melalui perubahan akta pendirian dan pengesaan dari Menteri
Kehakiman dan HAM.

Untuk perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal dalam


negeri (PMDN) harus diotorisasi oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal
dalam Negeri, untuk PMA harus diotorisasi oleh BKPM dan disetujui oleh
Presiden Republik Indonesia melalui SK Presiden.

Untuk perusahaan yang (akan) go public harus mendapat persetujuan dari


Ketua Bapepam.

b. Pembagian dan pembayaran dividen harus diotorisasi oleh pejabat


perusahaan yang berwenang.

Besarnya dividen yang akan dibagikan, diusulkan oleh Direksi Perusahaan


dan disahkan dalam RUPS.

Untuk perusahaan go public selama tiga tahun berturut-turut tidak


membagikan deviden, akan dikenakan sangsi oleh Bapepam, yaitu harus
delisting (Dikeluarkan dari bursa saham).

Dividen yang dibagikan perusahaan bisa dalam bentuk : cash dividen, stock
dividen, property dividend dan liquidating dividend.

27
Contoh jurnal entry untuk pembagian dan pembayaran dividen (perusahaan
yang menerima dividen memiliki minority interest dan mencatat investasinya
dengan cost method) :

Perusahaan Yang Perusahaan Yang


Membagi Dividen Menerima Dividen

Saat Deklarasi Dividen :

Dr. Dividen Kas (RE)

Cr. Hutang Dividien

Dividen Kas

Saat Pembayaran Dividen : Dr. Dividen Kas

Dr. Hutang Dividen

Cr. Pendapatan Dividen

Cr. Cash

Saat Deklarasi Dividen :

Dr. Dividen Saham (RE)

Cr. Hutang Dividen

Dividen Saham

Saat Pembayaran Dividen :

Dr. Hutang Dividen - No Entry -

Cr. Paid In Capital

28
Dalam hal ini pembagian dividen saham, jumlah stockholders’ equity tidak
berubah, karena retained earnings berkurang dan paid in capital bertambah
dalam jumlah yang sama.

c. Digunakannya biro administrasi efek (stock transfer agent) untuk mengurus


pengadministrasian saham dan pembayaran deviden, terutama untuk
perusahaan yang sudah go public.

Dengan adanya biro tersebut, perusahaan tidak direpotkan dalam pencatatan


mutasi saham yang sudah dijual ke masyarakat.

d. Setiap perubahan (adjustment) retained earnings/deficit diotorisasi oleh


pejabat perusahaan yang berwenang dan didukung oleh bukti-bukti yang
lengkap.

2. Untuk memeriksa apakah struktur ekuitas yang tercantum di neraca sudah sesuai
dengan apa yang tercantum di akta pendirian perusahaan.

Maksudnya bahwa jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor,
baik dalam jumlah lembar saham maupun nilai nominal yang tercantum di akta
pendirian harus sesuai dengan jumlah yang tercantum di neraca.

Selain itu auditor harus memeriksa dan yakin bahwa modal disetor betul-betul
sudah disetor oleh pemegang saham.

3, 4 dan 5 sudah cukup jelas.

6. Untuk memeriksa apakah penyajian ekuitas di neraca dan catatan atas laporan
keuangan sudah sesuai dengan SAK.

18.3. Prosedur Audit Yang Disarankan

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas ekuitas dan transaksi jual beli saham,
pembagian dan pembayaran dividen dan sertifikat saham.

29
2. Minta copy dari akta pendirian, SK Pengesahan Menteri Kehakiman dan HAM,
SK BKPM/BKPMD, SK Bapepam, SK Presiden, untuk disimpan dalam
permanent file.

3. Cocokkan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang
tercantum di neraca dan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan.

4. Untuk perusahaan yang baru didirikan dan perusahaan yang mempunyai


tambahan setoran modal dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran
dan bukti pembukuan lainnya serta otorisasi dari pejabat perusahaan yang
berwenang dan instansi pemerintah.

5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan :

- Beberapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan
discount dari penjualan saham.

- Jenis saham yang dimiliki perusahaan, berapa jumlah common stock dan
preferred stock baik dalam jumlah lembar maupun nilai nominalnya.

- Rincian pemegang saham.

6. Periksa dokumenk pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained


earnings/deficit, untuk mengetahui apakah perubahan tersebut sudah diotorisasi
oleh pejabat perusahaan yang berwenang dan apakah adjustment ke retained
earnings/deficit memang reasonable dan jumlahnya cukup materil.

7. Seandainya ada pembagian dividen, periksa apakah :

- Dividen dibagika dala betuk cash dividend, stock dividend, atau property
dividend.

- Pencatatannya sudah benar (baik pada waktu deklarasi dividen maupun pada
saat pembayaran dividen)

- Sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang (melalui notulen


rapat direksi dan rapat umum pemegang saham).

30
- Aspek perpajakannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang
berlaku.

8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan (accumulated losses/deficit) sda


melebihi modal disetor, kalau ini terjadi pertimbangan going concern
perusahaan.

9. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemegang saham atau biro


administrasi efek (stock transfer agent).

10. Seandainya ada treasury stock;

- Periksa bukti pembelian dan otorisasinya.

- Periksa bukti penjualannya dan otorisasinya (jika treasur stock dijual


kembali)

- Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock (apakah untuk


memperbaiki harga pasar saham perusahaan atau untuk dibagikan sebagai
saham bonus)

- Perhatikan bahwa treasury stock tidak berak atas pembagian deviden.

11. Periksa apakah penyajian ekuitas di neraca dan catatan atas laporan keuangan
sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).

12. Buat kesimpulan mengenai kewaaran ekuitas.

Penjelasan Prosedur Audit

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas ekuitas.

Untuk mempelajari dan mengevaluasi internal control atas ekuitas biasanya


diguakan internal control questionnares (ICQ) atau penjelasan narrative.

Prosedur 2 dan 3 sudah cukup jelas.

4. Periksa bukti setoran dan otorisasi untuk penambahan setoran modal.

31
Caranya lihat buku besar untuk perkiraan modal, periksa apakah ada transaksi
kredit dalam perkiraan tersebut. Jika ada periksa apakah voucher referencenya
berapa journal vocher atau bukti penerimaan kas/bank.

Jika referencenya bukti penerimaan kas/bank berarti setoran modal dilakukan


dalam bentuk uang tunai (fresh money) dan auditor harus memeriksa bukti
penerimaan kas atau kredit nota dari bank.

Jika referencenya journal voucher, berarti setoran modal dilakukan dalam bentuk
aktiva non cash, misalnya aktiva tetap, persediaan, surat berharga dan lain-lain
(dalam bentuk inbreng).

Dalam hal ini auditor harus memeriksa journal voucher dan bukti
pendukungnya, biasanya jika disetor dalam bentuk inbreng ada laporan dari
appraisal mengenai nilai aktiva non cash yang dijadikan setoran modal.

Periksa apakah setoran modal dalam bentuk tunai, beberapa waktu kemudian
ditarik kembali oleh pemegang saham dan oleh perusahaan dicatat sebagai
piutang pemegang saham. Berdasarkan UU Perseroan Terbatas No. 1 Tahun
1995, hal tersebut tidak diperbolehkan dan dari segi peraturan pajak jika ada
piutang pemegang saham akan dikenakan pajak penghasilan atas bunga.

Selain itu perusahaan go public bisa menambah modal disetornya dengan


melakukan right issue, yaitu mengeluarkan tambahan saham ditempatkan yang
hak utama untuk membelinya diberikan kepada pemegang saham lama
(misalnya setiap pemegang 3 saham lama diberi hak untuk membeli 1 saham
baru). Jika pemegang saham lama tidak ingin menggunakan haknya, hak
tersebut bisa dialihkan ke pihak lain.

5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan besarnya modal, jenis saham dan
rincian pemegang saham.

6. Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained


earnings/deficit.

32
Caranya periksa buku besar untuk perkiraan retained earnings/deficit, apakah
ada transaksi debit dan transaksi kredit. Jika ada periksa voucher referencenya
dan bukti pendukungnya.

Jika perusahaan membayar kekurangan penyetoran pajak untuk tahun-tahun


yang lalu, berikut dendanya, berdasarkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar), atau STP (Surat Tagihan Pajak), maka voucher referencenya
berupa bukti pengeluaran kas/bank dan bukti pendukungnya adalah SSP (Surat
Setoran Pajak).

Jika koreksi ke Retained earnings/deficit berasal dari koreksi yang menyangkut


pendapatan atau biaya tahun-tahun yang lalu, harus diperiksa kewajaran
alasannya dan kelengkapan bukti pendukung serta otorisasinya dan jumlah harus
material.

Jika jumlahnya tidak material, harus dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi
tahun berjalan.

Prosedur no.7 sudah cukup jelas

8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan sudah melebihi modal disetor.

Jika hal ini terjadi, auditor harus menjelaskan kepada klien bahwa hal ini
mempengaruhi keyakinan auditor terhadap kelangsungan hidup perusahaan
(going concern).

Dalam hal ini auditor tidak dapat memberikan unqualified opinion (pendapat
wajar tanpa pengecualian) karena going concern perusahaan diragukan. Namun
jika manajemen dapat meyakinkan auditor bahwa dalam waktu singkat akan
dilakukan tambahan setoran modal atau di tahun-tahun berikutnya, perusahaan
akan dapat meningkatkan efisiensi dan labanya, maka bisa saja auditor
memberikan unqualified opinion.

9. Pertimbangkan konfirmasi ke pemegang saham atau Biro Administrasi Efek.

33
Untuk perusahaan yang belum go public harus dipertimbangkan atau ditanyakan
dulu ke klien apakah ada pemegang saham yang keberatan jika dikirimi
konfirmasi. Sedangkan untuk perusahaan yang sudah go public, konfirmasi bisa
dikirimkan ke Biro administrasi efek yang ditugaskan oleh klien untuk
mengelola administrasi sahamnya.

10. Periksa treasury stock

Auditor perlu mengingat bahwa pembelian treasury stock biasanya dicatat


dengan menggunakan cost method.

Pada saat treasury stock dijual kembali akan timbul paid in capital trom sale of
treasury stock, sebesar selisih antara harga jual dan harga beli dari treasury stock
tersebut.

11. Periksa apakah penyajian ekuitas sudah sesuai dengan SAK.

12. Buat kesimpulan mengenai kewajaran ekuitas.

34
BAB 19
PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI

19.1. Pengertian Perkiraan Laba Rugi

Yang termasuk ke dalam perkiraan laba rugi terdiri antara lain :

1. Perkiraan pendapatan operasi

2. Harga pokok penjualan

3. Beban Operasi

4. Pendapatan

5. Beban diluar Operasi

6. Pos Luar Biasa

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Sedangkan menurut
PSAK, penghasilan adalah peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntansi
dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas" yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain).


Pendapatan adalah penghasilan yang timbul selama dalam aktivitas normal entitas dan
dikenal dengan bermacam-macam sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan
jasa (fees), bunga, dividen dan royalti.

Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode


akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya asset atau terjadinya kewajiban
yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
penanam modal.

35
Definisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan yang biasa meliputi beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan.
Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya asset seperti kas dan
setara kas, persediaan, dan asset tetap.

Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin
timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa. kerugian
tersebut mennerminkan berkurangnya manfaat ekonomi, dan pada hakikatnya tidak
berbeda dari beban lain. Oleh karena itu, kerugian tidak dipandang sebagai unsur
terpisah dalam kerangka dasar ini.

Kerugian dapat timbul misalnya dari bencana kebakaran, banjir, seperti juga yang
timbul dari pelepasan asset tidak lancar. Definisi beban juga mencakup kerugian yang
belum direalisasi, misalnya kerugian yang timbul dari pengaruh kenaikan kurs valuta
asing dalam hubungannya dengan pinjaman perusahaan dalam mata uang tersebut.
Kalau kerugian diakui dalam laporan laba rugi, biasanya disajikan secara terpisah
karena pengetahuan mengenai pos tersebut bergunan untuk tujuan pengambilan
keputusan ekonomi. Kerugian sering kali dilaporkan dalam jumlah bersih setelah
dikurangi dengan penghasilan yang bersangkutan.

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009 : 114

a. Entitas harus mengukur pendapatan beradasarkan nilai wajar atas pembayaran yang
diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah
diskon penjualan dan potongan volume.

b. Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang jka semua kondisi
berikut terpenuhi:

1. Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan
barang kepada pembeli.

36
2. Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan manajerial sampai
kepada tingkat biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun control efektif
barang yang terjual.

3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

4. Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi


akan mengalir masuk ke dalam entitas.

5. Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara
andal.

Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi semua
kondisi berikut:

1. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

2. Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan


transaksi akan mengalir kepada entitas

3. Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara
andal.

4. Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur
secara andal.

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009 : 121), tentang Bunga, Royalti dan
Deviden:

1. Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset oleh entitas
yang lain yang menghasilkan bunga,royalti dan dividen atas dasar yang ditetapkan
ketika:

a. kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan


mengalir entitas kepada entitas.

b. Jumlah pendapatan harus diukur secara anda.

37
2. Entitas harus mengakui pendapatan atas dasar

a. Bunga harus diakui se$ara akrual

b. Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi
dari perjanjian yang relevan

c. Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
telah terjadi.

19.2. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objektives) Perkiraan Laba Rugi

1. Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas pendapatan dan
beban termasuk apakah perusahaan menggunakan a$rual basis untuk mencatat
pendapatan maupun beban.

2. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak perusahaan telah
dicatat di buku perusahaan, dan apakah pendapatan yang dicatat betul-betul
merupakan hak perusahaan dengan menggunakan cut-off yang tepat.

3. Untuk memeriksa apakah semua biaya yang menjadi beban perusahaan telah dicatat
di buku perusahaan, dan apakah semua biaya yang dicatat betul-betul merupakan
beban perusahaan dengan memperhatikan cut-off yang tepat.

4. Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam perkiraan pendapatan
dan beban jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maupun jika dibandingkan
bulan per bulan atau jika dibandingkan dengan anggaran pendapatan dan beban

5. Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

38
Latihan Soal
1. Pengendalian yg efektif atas pembelian bahan baku adalah termasuk seluruh
prosedur dibawah ini, kecuali
a. Pelaporan sistematis atas perubahan produk yg akan mempengaruhi bahan
baku
b. Menentukan kebutuhan bahan baku sebelum menerbitkan pesanan
pembelian
c. Mendapatkan laporan tertulis pihak ketiga mengenai kualitas dan kuantitas
sembelum pembayaran dilakukan
d. Harus mendapatkan persetujuan finansial sebelum membuat komitmen
2. Dalam mengaudit rekening hutang prosedur audit yg dikembangkan biasanya
difokuskan pada penyajian manajemen tentang
a. Eksistensi keberadaan
b. Penyajian dan pengungkapan
c. Kelengkapan
d. Penilaian dan alokasi
3. Program audit atas modal ditahan harus mencakup tahap yg memerlukan
verifikasi
a. Harga pasar yg digunakan untuk membebani modal ditahan untuk 2 for 1
stock split
b. Persetujuan penyesuaian atas saldo awal sebagai hasil penghapusan suatu
piutang
c. Otorisasi untuk kas dan dividen untuk saham
d. Gain atau loss yg dihasilkan dari penjualan saham treasury
4. Subsequent events untuk kepentingan laporan didefiniskan sebagai kejadian
(event) yg terjadi setelah
a. Tanggal neraca
b. Tanggal laporan hasil audit
c. Tanggal neraca tetapi sebelum tanggal laporan hasil audit
d. Tanggal laporan hasil audit dgn mempertimbangkan kontijensi yg tidak
tercermin dalam laporan keuangan

39
5. Prosedur audit yg kemungkinan diterapkan dlm rangka mengungkapkan adanya
contingent lialibilities adalah
a. Review atas voucher yg dibayar dalam sebulan setelah tanggal neraca
b. Mengirim konfirmasi utang
c. Melakukan wawancara dengan penasihat hukum klien
d. Mengirim konfirmasi atas hutang hipotek
6. Sebuah perusahaan memiliki saldo akun pajak sebesar Rp 3.200.000 (Debet)
pada 31 Desember 2022 sehubungan dengan utang pajak atas laba tahun 2021.
Perkiraan liabilitas pajak perusahaan dalam satu tahun hingga 31 Desember
2022 sebesar Rp 24.500.000.Beban pajak dalam laporan laba rugi untuk tahun
yang berakhir pada 31 Desember 2022 adalah

A.Rp 21.300.000

B.Rp 24.500.000

C Rp 27.700.000
D.Rp 30.900.000
7. Indah dan neneng membentuk persekuan dengan berbagi keuntungan dan
kerugian dengan rasio 3;4 . laporan laba rugi untuk tahun sampai dengan 31 Mei
2022 melaporkan laba netto Rp 30.709. indah berhak mendapat gaji Rp 14.000
pertahun. Berapa bagian neneng atas laba untuk tahun buku yang berakhir 31
Mei 2022 ?
A. Rp 7.161
B. Rp 9.548
C. Rp 17.548
D. Rp 25.548
8. Sebuah perusahaan membeli suatu mesin pada tanggal 31 Agustus 2020 seharga
Rp 22.000 . mesin tersebut diperkirakan memiliki masa manfaat 7 tahun dan
perkiraan nilai residu sebesar Rp 1.000. pada tanggan 30 Juni 2014 , mesin
tersebut dijual seharga Rp 9.000 .Akhir tahun buku perusahaan adalah 31
Desember . kebijakan akuntansi membebankan penyusutan secara bulanan
dengan memnggunakan metode garis lurus. Berapa kerugian atas pelepasan

40
mesin dalam laporan laba rugi untuk tahun buku yang berakhir pada 31
Desember 2024 ?
A.Rp 1.000
B.Rp. 3.500
C.Rp 1.500
D.Rp 5.800
9. perusahaan membukukan pembelian Rp 9.801 dalam akun pembelian dan Rp
107 dalam akun kas dalam tahun buku yang berakhir pada 31 Januari 2022.
Akrual pembelian lebih rendah Rp 75 dibandingkan tahun sebelumnya , dan
pembayaran dimuka lebih rendah RP 60 . Berapa jumlah pembelian yang
dimasukan dalam beban penjualan didalam laporan laba rugi untuk tahun yang
berakhir pada 31 Januari 2022 adalah…
A.Rp 9.893
B.Rp 9.923
C.Rp 9.786
D.Rp 9.908
10. yang termasuk elemen laporan laba rugi , kecuali…..
A. Kewajiban
B. Keuntungan
C. Pendapatan
D. Modal
Essay :

1. Pada tanggal 31 Desember 2010 PT Naruto meminjam uang sebesar


Rp 60.000.000 dengan menarik promes dengan bunga 12%. Promes tersebut
akan dilunasi dengan 6x angsuran tahunan. Diangsur setiap tanggal
31 Desember. Buatlah jurnal :

a. Untuk mencatat transaksi diatas

b. Untuk mencatat angsuran pertama

Jawaban :

A. Jurnal untuk mencatat transaksi 31 Des 2010

41
Kas 60.000.000  -

Utang Wesel  -  60.000.000

B. Jurnal untuk mencatat angsuran pertama 31 Desember 2011

Hutang Wesel(*) 10.000.000  -
Beban Bunga Wesel(*)  7.200.000  -
Kas -  17.200.000

*angsuran per thn = 60.000.000/6 = 10.000.000 (6 kali angsuran)

Beban bunga wesel 12% x Rp 60.000.000 = 7.200.000

2. PT Hinata shoyo merupakan perusahaan dagang yang memiliki rencana untuk


melakukan pengembangan wilayah pemasaran untuk meningkatkan omset
penjualan. Segala persiapan dilakukan dengan matang, mulai dari infrastruktur
serta sarana pendukung lainnya. Kebutuhan dana pun bisa dapat terelakkan lagi,
sehingga perusahaan meminjam dana dari bank sebesar Rp 250.000.000, dengan
tingkat suku bunga 18%. Bagaimana PT Hinata Shoyo mencatat utang jangka
panjang dari bank tersebut?
a. Menghitung bunga pinjaman
= Rp 250.000.000 x 18%
= Rp 45.000.000
b. Melakukan pencatatan akuntansi utang
Kas Rp 250.000.000 -
Beban Bunga Rp 45.000.000 -
Utang Jangka Panjang - Rp 250.000.000
Utang Bunga - Rp 45.000.000
3. Pada tanggal 1 September 2017 PT Rungkad mengeluarkan 1.000 lembar
obligasi 9 % dengan kurs 98 % , nominal obligasi Rp 100.000,- per lembar.
Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal 1 September 2022. Kupon 1/3 – 1/9.
Jurnal yang diperlukan untuk tahun 2017 dan 2018.
a. Perhitungan Amortisasi:
Harga Nominal = 1.000 x Rp 100.000,-           = Rp 100.000.000,-
Harga Kurs       = 98% x Rp 100.000.000,-      = (Rp  98.000.000,-)

42
Disagio Obligasi                                            = Rp    2.000.000,-

Disagio tersebut untuk masa 5 tahun atau 60 bulan, sehingga setiap bulan
disagio harus diamortisasi sebagai berikut = Rp 2.000.000,- / 60 bulan = Rp
33.3333,33
Besar amortisasi setiap tanggal kupon (6 bulan) = Rp 33.333,33 x 6 = Rp
200.000,-
Perhitungan Bunga:
b. Bunga yang harus dibayar setiap tahun dapat dihitung sebagai
berikut:
Bunga         = (nominal x % bunga x waktu) / 12 atau 360.
                    = (100.000.000 x 9 x 12) = Rp 9.000.000,-

Bunga tersebut adalah bunga yang harus dibayar dalam 1 tahun. Jadi
dalam 1 bulan bunga yang harus dibayar adalah: Rp 9.000.000,- /12 = Rp
750.000,-.
Pembayaran bunga per tanggal (6 bulan) = Rp 750.000,- = Rp 4.500.000,-
4. Pada tanggal 1 April 2019 PT ABC mendapat pinjamansebesar Rp 100.000.000
jangka waktu 10th denganbunga 12% per tahun, dibayar tiap tanggal 1 April
dan1 Oktober. Sebagai jaminan diserahkan sebidangtanah, pinjaman diangsur
10x dengan angsuran Rp10.000.000/angsuran.Buatlah jurnal untuk
mencatat transaksional pinjaman tersebut.
Jurnal untuk mencatat transaksi peminjaman dana1 April 2019

Kas   99.400.000   -
  Beban Bunga Hipotik(*)  600.000 -
Utang Hipotek  - 100.000.000
*Beban bunga hipotek 
100.0.0 x 12% x 6 : 10 (angsuran)12 = 600.000
5. Pada tanggal 1 Januari 2018 PT ABC menerbitkan obligasi senilai Rp
8.000.000.000 bunga 9% jangka waktu 20th, pembayaran bunga setiap tanggal 1
Juli dan 1 Januari. Buatlah jurnal : a. Untuk mencatat penerbitan obligasi , b.
Untuk pembayaran bunga obligasi

43
Jawaban :
a. Jurnal untak mencatat penerbitan obligasi1 Jan 2018
Kas 8.000.000.000  -
Hutang Obligasi -
 8.000.000.000

b. Jurnal untuk mencatat pembayaran bunga obligasi1 Juli 2018


Bunga Obligasi(*) 360.000.000  -
Kas  -
360.000.000

*Beban Bunga Obligasi 6 x 9% x 8.000.000.000 = 360.000.000

6. PT. MIFASOL adalah distributor DVD Player merk “Akira”. Pada tanggal 19
Mei 2020, perusahaan tersebut membeli 100 unit DVD Player dengan harga Rp
400.000 per unit. Atas transaksi tersebut PT. Gemilang diberi kesempatan untuk
membayar dalam tempo 45 hari dengan persyaratan 2/20,n/30. Pada tanggal 5
Juni 2020, PT. Gemilang melunasi utangnya dan memperoleh potongan sebesar
2%.
Berdasarkan data tersebut, buatlah jurnal umum yang diperlukan berkaitan
dengan transaksi yang terjadi!
Penyelesaian:
● Pada tanggal 19 Mei 2020, yaitu saat pembelian barang dilakukan:
19 Mei 2020 Pembelian 40.000.000
Utang Usaha 40.000.000

● Pada tanggal 5 Juni 2020, yaitu saat pelunasan utang usaha dilakukan:
5 Juni 2020 Utang Usaha 40.000.000
Kas 39.200.000
Potongan Tunai 800.000

44
● Auditor menemukan sebuah faktur sebesar Rp 30.000.000 bertanggal 30
Desember 2021, dengan syarat pembelian FOB shipping point. Barang telah
dikirim oleh pemasok pada tanggal 30 Desember 2021, tetapi baru diterima oleh
klien pada tanggal 4 Januari 2022 dan dicatat oleh klien sebagai pembelian pada
tanggal 4 Januari 2022

Maka AJP Per Tanggal 31 Desember 2021 Adalah Sebagai Berikut


31 Desember Persedian 30.000.000
2021
Utang Usaha 30.000.000

7. Pada tanggal 1 April 2020 PT. Mulyo memperoleh kredit sebesar Rp 50.000.000
dari Bank Pembangunan Nusantara dengan jangka waktu pinjaman selama 3
bulan. Sedangkan suku bunga pinjaman yang dibebankan adalah 2% per bulan,
dimana bunga dibayarkan secara bulanan setiap bulan.
Berdasarkan data tersebut, buatlah jurnal umum yang diperlukan berkaitan
dengan transaksi yang terjadi!

Penyelesaian:

● Pada tanggal 1 April 2020, yaitu mencatat penerimaan kredit dari bank
1 April 2020 Kas 50.000.000
Hutang Bank 50.000.000

● Pada tanggal 1 Mei 2020, yaitu mencatat pembayaran bunga perbulan


1 Mei 2020 Beban Bunga 1.000.000
Kas 1.000.000
( Beban bunga 50.000.000 x 2% x 1 bln)
● Pada tanggal 1 Juni 2020, yaitu mencatat pembayaran bunga perbulan
1 Juni 2020 Beban Bunga 1.000.000
Kas 1.000.000
( Beban bunga 50.000.000 x 2% x 1 bln)

45
● Pada tanggal 1 Juli 2020, yaitu mencatat pembayaran bunga perbulan
1 Juli 2020 Beban Bunga 1.000.000
Kas 1.000.000
( Beban bunga 50.000.000 x 2% x 1 bln)

● Beban Bunga = Hutang Bank x Suku Bunga per bulan x Jangka Waktu
= 50.000.000 x 2% x 1 Bulan
= 50.000.000 x 0,02 x 1 Bulan
= 1.000.000 x 1 Bulan
= 1.000.000
● Pada tanggal 1 Juli 2020, yaitu mencatat pelunasan hutang bank
1 April 2020 Hutang Bank 50.000.000
Kas 50.000.000

8. Pada tanggal 1 Februari 2020 PT. Domino mengeluarkan wesel bayar senilai
30.000.000 dengan suku bunga sebesar 3% per bulan dan bunga dibayarkan
sekaligus saat jatuh tempo. Wesel bayar tersebut jatuh tempo pada tanggal 1
Juni 2020.
Berdasarkan data tersebut, buatlah jurnal umum yang diperlukan berkaitan
dengan transaksi yang terjadi!
Penyelesaian :
● Pada tanggal 1 februari 2020 yaitu, mencatat penerbitan wesel bayar
1 Februari Kas 30.000.000
2020
Wesel Bayar 30.000.000

● Pada tanggal 1 Juni 2020 yaitu, mencatat penerbitan wesel bayar


1 Juni 2020 Wesel bayar 30.000.000
Beban Bunga 3.600.000
Kas 33.600.000
(Beban Bunga 30.0000.000 x 3% x 4 bulan

46
9. Pada tanggal 12 Mei 2020, PT Domino (distributor DVD player) menjual 50
unit DVD player dengan harga Rp 400.000 per unit. Atas penjualan tersebut,
konsumennya dibebani PPN sebesar 10%.
Berdasarkan data tersebut, buatlah jurnal umum yang diperlukan berkaitan
dengan transaksi yang terjadi!
Penyelesaian:
● Pada tanggal 12 Mei 2020, yaitu mencatat utang PPN akibat penjualan
barang dagang
12 Mei 2020 Kas 22.000.000
Penjualan 20.000.000
Hutang PPN 2.000.000
Kas 20.000.000 + 2.000.000
Penjualan 400.000 x 50 unit
Hutang PPN 10% x 20.000.000
10. Pada tanggal 31 Maret 2020 PT Domino mencatat pembayaran beban gaji 10
karyawan perusahaan untuk bulan Maret yang masing-masing sebesar Rp
1.000.000. Hutang gaji ini dibayarkan pada tanggal 1 April 2020 secara tunai.
Berdasarkan data tersebut, buatlah jurnal umum yang diperlukan berkaitan
dengan transaksi yang terjadi!
Penyelesaian:
● Pada tanggal 31 Maret 2020, yaitu mencatat hutang gaji
31 Maret Beban gaji 10.000.000
2020
Hutang Gaji 10.000.000
(Beban Gaji 1.000.000 x 10 karyawan)

● Pada tanggal 1 April 2011, yaitu mencatat kas keluar untuk pembayaran
beban gaji
31 Maret utang gaji 10.000.000
2020
Kas 10.000.000
GLOSARIUM

47
1. Menurut SAK ETAP (IAI, 2009 : 172), Liabilitas (obligation) kini entitas yang
timbul dari peristiwa lalu, penyeselainnya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
Penyeselaian liabilitas masa kini biasanya melibatkan pembayaran kas,
penyerahan aset lain, pemberian jasa, penggantian liabilitas tersebut dengan
liabilitas lain, atau konversi liabilitas menjadi ekuitas. Liabilitas juga dapat
dihapuskan dengan cara lain, seperti kreditur membebaskan atau membatalkan
haknya.
2. Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ke tiga,
yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu
tahun, atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan, biasanya dengan
menggunakan hartaa lancar (current asset) perusahaan.
3. Menurut PSAK (IAI, 2009 : 1.8 ), Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai
libiliatas jangka pendek, jika : Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka
waktu siklus normal operasi perusahaan , atau Jatuh tempo dalam jangka waktu
dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan (neraca) Contoh perkiraan
yang digolongkan sebagai liabilitas jangka pendek: Utang usaha (account
payable),Pinjaman dari bank  jangka pendek (short term loan), Bagian dari
kredit jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu kurang atau sama dengan
satu tahun (current portion of long term loan). Utang pajak (tax payable).Biaya
yang masih harus dibayar (accrued expenses).Voucher payable – dalam hal
digunakan voucher system.Utang dividen (dividend payable). Pendapatan yang
diterima di muka (unearned revenue).Utang muka penjualan.Utang pemengang
saham.Utang leasing (kewajiban sewa) yang jatuh tempo satu tahun yang akan
datang.Utang bunga. Utang perusahaan afiliasi (utang dalam rangka hubungan
khusus) Kecenderungan perusahaan untuk mencatat kewajiban lebih rendah dari
yang sebenarnya (understatement of liabilities).

4. Perbedaan accounts payable dan accrued expenses. Accounts payablememiliki


angka lebih pasti, karena perusahaan mencatat berdasarkan invoice yang
diterimanya dari supplier. Sedangkan, accrued expensesdicatat berdasarkan
estimasi, sehingga jumlahnya kurang pasti dibandingkan accounts payable.

48
5. Accrued Expenses jumlahnya reasonable (masuk akal/wajar atau tidak), dalam
arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Karena kalau jumlahnya terlalu
besar berarti laba akan dilaporkan terlalu kecil (understated) dan kalau accrued
expenses terlalu kecil berarti laba akan dilaporkan terlalu besar
(overstated).Pemeriksaan Liabilitas Jangka panjang (Long Term liabilities)
6. Menurut PSAK (IAI, 2009 : 1.8) Kewajiban berbunga jangka panjang tetap
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang walaupun kewajiban tersebut
akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal laporan
posisi keuangan, apabila : Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka
waktu lebih dari dua belas bulan Perusahaan bermaksud membiayai kembali
kewajibannya dengan pendanaan jangka panjang, dan ; Maksud tersebut pada
huruf (b) didukung dengan perjanjian pembiayaan kembali atau penjadwalan
kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui.
7. Contoh liabilitas jangka panjang Kredit Investasi (Long Term Loan), Utang
Obligasi (Bond Payable),Registered Bonds (Obligasi yang mencantumkan nama
pemilik disertifikat obligasinya, sehingga jika dipindahtangankan harus di-
endorse di bagian belakangnya). Coupon Bonds atau Bearer Bonds (Obligasi
atas unjuk yang tidak mencantumkan nama pemilik di sertifikat obligasinya,
sehingga tidak perlu di –endorse pada saat dipindahtangankan). Term Bonds
(Obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal tertentu. Serial Bonds
(Obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap pada beberapa tanggal tertentu).
Convertible Bonds (Obligasi yang bisa ditukar dengan surat berharga) Callable
Bonds (Obligasi yang memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan
obligasi tersebut, untuk melunasi obligasi tersebut sebelum tanggal jatuh
temponya). Secured Bonds (Obligasi yang dijamin dengan harta perusahaan).
Wesel Bayar (Promissory Notes/Pronotes) yang jatuh temponya lebih dari satu
tahun. Utang Subordinasi (Subordinatde Loan) Utang kepada pemegang saham
atau perusahaan induk (Holding Company) atau Perusahaan Afiliasi (Affiliated
Company) Bridging Loan (pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika
kredit investasi yang dibutuhkan perusahaan sudah diperoleh). Utang Leasing
(Utang dalam Rangka Sewa Guna)

49
8. Pemeriksaan ekuitas Di dalam suatu firma (partnership) modal terdiri atas
modal lebih dari satu partner.Dalam badan hukum yang berbentuk perseroan
terbatas (PT), permodalannya (ekuitas) terdiri dari :Modal menurut akte
pendirian yang telah disahkan menteri Kehakiman dan HAM: Modal dasar
(authorized capital) Modal ditempatkan (issue capital) Modal disetor
(paid-uo/paid in capital), Modal yang berasal dari sumbangan (donated
capital)bisa dilaporkan sebagai bagian daro tambahan modal disetor. Treasury
Stock (saham perusahaan yang sudah beredar lalu dibeli kembali oleh
perusahaan). Premium (agio) atau Discount (Disagio) dari penjualan saham baik
saham biasa (common stock) maupun saham preferen (preffered stock). Selisih
kurs atas modal disetor. Retained Earnings (Laba ditahan/sisa laba tahun lalu)
atau Deficit/Accumulated Losses (sisa rugi tahun lalu)
9. Pemeriksaan atas perkiraan laba rugi Yang termasuk ke dalam perkiraan laba
rugi terdiri antara lain Perkiraan pendapatan operasi, Harga pokok
penjualan ,Beban Operasi , Pendapatan ,Beban diluar Operasi, Pos Luar Biasa
Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan
(gain). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul selama dalam aktivitas
normal entitas dan dikenal dengan bermacam-macam sebutan yang berbeda
seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen dan royalti.

(Kieso, Weygandt and Warfield, 2008)(Pilihan ganda, 2020)(Ansor, 2022)(bagoy


depox, no date)

(Martani, 2012)

(Irham Fahmi, 2015)

(Rudianto, 2012)

(Hery, 2013)

50
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :
Ansor, M. (2022) Contoh Soal Laporan Laba Rugi dan Jawabannya Lengkap, Yuk
Pelajari, mamikos.com. Available at: https://mamikos.com/info/contoh-soal-laporan-
laba-rugi-dan-jawabannya-pljr/ (Accessed: 17 January 2023).
bagoy depox (no date) LATIHAN SOAL PEMERIKSAAN AKUNTANSI II UNTUK UAS,
Academia.edu. Available at:
https://www.academia.edu/7577388/LATIHAN_SOAL_PEMERIKSAAN_AKUNTAN
SI_II_UNTUK_UAS (Accessed: 20 January 2023).
Hery (2013) Teori Akuntasi Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Univertas Indonesia.
Irham Fahmi (2015) Analisis laporan keuangan. Bandung: Alfabeta.
Kieso, D.E., Weygandt, J.J. and Warfield, T.D. (2008) Akuntansi intermediate. 12th
edn. Jakarta: Erlangga.
Martani, dkk (2012) Akuntansi Keuangan Menengan Berbasis PSAK. Bogor: Salema
Empat.
Pilihan ganda (2020) Soal Pilihan Ganda Laporan Keuangan Dan Jawabannya, Pilihan
Ganda. Available at: https://www.pilihanganda.com/2020/01/soal-pilihan-ganda-
laporan-keuangan.html?m=1 (Accessed: 15 January 2023).
Rudianto (2012) Pengantar Akuntansi, Adaptasi IFRS. Jakarta: Erlangga.

51
Biodata

Delian Pandu Permana Simamora Devi Yuliandari


(19405157) (20405746)

Indah Arbai Diningrum Ica Casmita Purba


(20405671) (20405722)

Neneng Aisyah
(20405755)

52

Anda mungkin juga menyukai