Anda di halaman 1dari 85

CRITICAL BOOK REVIEW

AUDITING II

PEMERIKSAAN TERHADAP SURAT BERHARGA, INVESTASI, PERS


EDIAAN, BIAYA & PAJAK DIBAYAR DIMUKA,
ASET TETAP SERTA ASET TAK BERWUJUD

Disusun oleh :

KELOMPOK III

1. Elisa Manurung (19405365)

2. Grace Agnes M. Nababan (19405416)

3. Rimelda Sakinah Baslini Siagian (17404564)

4. Sri Yerlisa Aritonang (20405680)

5. Yogi Hartama (20405745)

Dosen Pengampu : Supitriyani, S.E, M.Si,


Program Studi : S-1 Akuntansi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) SULTAN AGUNG
PEMATANGSIANTAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Peny
ayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melim
pahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan critical
book review mata kuliah Auditing II ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan t
erimakasih kepada:

1. Supitriyani, S.E, M.Si, selaku dosen pembimbing mata kuliah Auditing


/ Praktikum Auditing yang telah memberikan motivasi dan arahan dala
m penyusunan makalah.

2.Rekan-rekan kelompok 3 mata kuliah Auditing II yang telah bekerjasa


ma dengan baik dalam penyusunan makalah.

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk meningkatkan pemahaman


kepada pembaca materi tentang pemeriksaan surat berharga, investasi, persediaa
n, biaya & pajak dibayar dimuka, aset tetap serta aset tak berwujud.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembac
a agar dapat memperbaiki critical book review ini.

Pematang Siantar, 02 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan Penulisan 1

C. Manfaat Penulisan 1

D. Identitas Buku 2

BAB II RINGKASAN BUKU 3

A. Bab 1 Pemeriksaan Surat Berharga Dan Investasi 3

B. Bab 2 Pemeriksaan Persediaan (Inventories) 16

C. Bab 3 Pemeriksaan Biaya Dibayar Dimuka

(Prepaid Expenses) Dan Pajak Ddibayar Dimuka (Prepaid Taxes) 36

D. Bab 4 Pemeriksaan Aset Tetap 50

E. Bab 5 Pemeriksaan Aset Tetap Tak Berwujud 64

BAB III PEMBAHASAN 75

A. Pembahasan Isi Buku 75

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku 76

BAB IV PENUTUP 77

A. Kesimpulan 77

B. Datar Pustaka 78

C. GLOSARIUM 80

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Audit adalah proses yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti. Auditing me
rupakan salah satu bidang akuntansi yang membahas tentang prinsip, prosedur d
an metode perolehan dan penilaian bukti yang berkaitan dengan laporan keuang
an(Munawir, 1995). Tujuan auditing adalah memberikan pendapat mengenai ke
wajaran ataukesesuaian laporan keuangan berdasarkan kriteria yang telah diteta
pkan, yaitu prinsipakuntansi yang berlaku umum.

B. Tujuan Penulisan

Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaia
n tugas, khususnya mata kuliah Auditing II, serta untuk menambah wawasan pe
mbaca akan berbagai cara dan metode dalam melakukan pemeriksaan terhadap
unsur-unsur laporan keuangan serta Meningkatkan nilai kelayakan dari hasil pe
meriksaan yang telah dilakukan.

C. Manfaat Penulisan

1. Menambah pengetahuan atas berbagai metode pemerikasaan yang ada

2. Dapat meningkatkan nilai dari hasil pemeriksaan

3. Pembaca dapat mengatahui kekurangan dan kelebihan dari buku yang di


kritis oleh penulis

4. Untuk memenuhi tugas Critical Book Review Mata Kuliah Auditing II

1
D. Identitas Buku

1. Judul : AUDITING BUKU 2 EDISI 5

2. Penulis : SUKRISNO AGOES

3. Penerbit : SALEMBA EMPAT

4. Kota Terbit : JAKARTA

5. Tahun Terbit : 2017

6. Tebal Buku : Lebar, 19. Panjang, 26. Jumlah Hal, 362.

7. ISBN : 978-979-061-735-3

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

BAB 1 | PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA DAN INVESTASI

1. Pengertian

Menurut Wirjono Prodjodikoro, istilah surat-surat berharga itu terpakai u


ntuksurat-surat yang bersifat seperti uang tunai, jadi yang dapat dipakai untu
kmelakukan pembayaran. Ini berarti bahwa surat-surat itu dapatdiperdagang
kan, agar sewaktu-waktu dapat ditukarkan dengan uang tunaiatau negotiable
instruments.Menurut PSAK No.1, hal.1.10 (IAI:2002).

Surat berharga diklafikasikansebagai aset lancar apabila surat berharga ter


sebut diharapkan akandirealisasikan dalam jangaka waktu dua belas bulan da
ritanggallaporan  posisi keuangan (neraca) dan jika lebih dari dua belas bula
n diklafikasikansebagai aset tidak lancar.Aktivitas investasi adalah pembelia
n dan penjualan tana, bangunan, peralatan,serta aktiva lain yang umumnya ti
dak ditahan untuk dijual kembali.

Disamping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjuala


nintrumen keungan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan.Inves
tasi pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjangInvestasi
dalam surat berharga merupakan penanaman modal dalam surat berharga ya
ngtermasuk aktiva lancar maupun bukan aktiva lancar. 

Investasi dalam surat berharga yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar


merupakaninvestasi sementara yang bertujuan untuk memanfaatkan dana ya
ng tidakdipergunakan dalam jangka pendek guna memperoleh laba (capital g
ain).Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari satu periode akuntansi.

Disamping itu, investasi sementara dapat dilakukan dalam bentuk penana


manmodal surat berhargajangka panjang. Istilah Surat Berhargadikenal dala

3
m Bahasa Belanda yaitu Waarde Papier.Waarde artinya nilai dan dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) diartikan berharga, sedangkan pa
pieren artinya kertas berharga.Disamping itu terdapat beberapa istilah lain da
ri surat berharga, yaitucommercial papers atau negotiable instruments.Disebu
t surat berharga karena surat tersebut memiliki harga atau nilaiekonomis terte
ntu. Dikatakan commercial papers karena surat tersebutseringkali tidak hany
a dijadikan sebagai alat pembayaran pengganti uangtunai, tapi karena surat t
ersebut juga menjadi objek transaksi commercial.

Dikatakan negotiable instruments karena surat tersebut dapatdiperjualbeli


kan, meskipun dengan nilai yang tidak selalu sama dengan nilaiyang disebut
kan dalam surat tersebut (Nominal Value). Pengertian surat berharga menuru
t para ahli sebagai berikut:Menurut Abdulkadir Muhammad, surat berharga i
alah surat yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan pe
menuhan suatu prestasi yang berupa pembayaran sejumlah uang. Tetapi pem
bayaran itu tidakdilakukan dengan menggunakan mata uang tunai, melainka
n denganmenggunakan alat bayar lain.Menurut Wirjono Projodikoro, surat b
erharga ialah surat-surat yang bersifatseperti uang tunai, yang dapat dipakai
untuk melakukan pembayaran. Surat-surat itu juga dapat diperdagangkan aga
r sewaktu-waktu dapat ditukarkan dengan uang tunai “negotiable instrument
s”. Menurut Wiraatmadja, surat berharga ialah surat yang memiliki sifat dan
nilaiseperti uang tunai serta dapat dipertukarkan dengan uang tunai.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa surat berharga adalah se


buahdokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu pr
estasi berupa pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat bay
ar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebutSedangkan pengertian i
nvestasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan
dengan keuangandan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi s
uatu bentuk aktivadengan suatu harapanmendapatkan keuntungan pada mas

4
a depan. Terkadang, investasi disebut jugasebagai penanaman modal. Ini ada
lah kebalikan dari divestasi pada aset yang lama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: investasi/ invéstasi/ merupakan p


enanaman uang atau modal pada suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan
memperoleh keuntungan. Secara umum investasi dapat diartikan sebagaimel
uangkan/ memanfaatkan waktu, uang atau tenaga demi keuntungan/manfaat
pada masa datang. Jadi, dapat dikatakan investasi merupakanmembeli sesuat
u dan diharapkan pada masa yang akan datang dapat dijualkembali dengan ni
lai yang lebih tinggi dari semula.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan ba
hwa investasi adalah upaya penanaman modal untuk mendapatkan keuntung
an di kemudian hari. Modal bisa berupa uang atau sumber daya yang lain. D
engan berinvestasi, orang berharap bisa mendapatkan manfaat di masa mend
atang.

2. Jenis Surat Berharga dan Investasi

Ada beragam jenis surat berharga yang disebutkan dalam Kitab Undang-Undan
g Hukum Dagang dalam Buku I titel 6 dan titel 7, di antaranya:

1. Wesel

Wesel adalah surat berharga yang memuat kata wesel di dalamnya. Didalam
nya diberikan tanggal dan ditandatangani di suatu tempat. Denganwesel ini, pen
erbit memberikan perintah tanpa syarat kepada yang ditunjukterkait pada hari ba
yar-membayar sejumlah uang kepada orang (penerima)yang ditunjuk oleh pener
bit atau penggantinya di suatu tempat tertentu.

2. Surat kesanggupan

Surat kesanggupan adalah surat berharga yang memuat kata aksep atau pro
mes. Dengan surat sanggup, penerbit menyanggupi untuk membayarsejumlah u

5
ang kepada orang yang disebut atau penggantinya atau pembawa surat tersebut
pada hari pembayaran.

3. Cek

Cek adalah surat berharga yang di dalamnya terdapat kata cek/cheque. Artin
ya, penerbit cek memerintahkan kepada bank tertentu untukmembayar sejumlah
uang kepada orang yang namanya disebut dalam cek, penggantinya, atau pemba
wanya pada saat ditunjukkan.

4. Kwitansi dan promes atas tunjuk

Kuitansi dan promes atas tunjuk adalah suatu surat yang diberikan tanggal,d
itandatangani oleh penerbitnya terhadap orang lain untuk suatu pembayaran seju
mlah uang yang ditentukan di dalamnya kepada penunjuk (atas tunjuk) pada wa
ktu diperlihatkan.

Selain yang disebutkan di dalam KUHD, masih terdapat beberapa jenis su


rat berharga lainnya, yakni:

- Bilyet Giro, yaitu adalah surat perintah tidak bersyarat dari nasabah(bentu
knya baku) kepada bank penyimpan dana untuk memindahkansejumlah d
ana dari rekening giro yang bersangkutan kepada pihak penerima yang di
sebutkan namanya, kepada bank yang sama atau kepada bank lainnya.

- Credit Card atau kartu kreditadalah kartu plastik yang dikeluarkan oleh ba
nk atau lembaga keuangan lainnya yang berfungsi sebagai penggantiuang
tunai.

- Travels Cheque atau cek perjalanan adalah surat berharga yangdikeluarka


n oleh bank, yang memiliki nilai menyatakan bank penerbitsanggup mem
bayar sejumlah uang sebesar nilai nominalnya kepada orangyang tanda ta
ngannya tertera pada cek perjalanan itu.

6
- Konosemen, yaitu sebuah dokumen yang menentukan syarat-syaratkontra
k antara pengirim dan maskapai pelayaran. Konosemen adalahformulir ya
ng dikeluarkan oleh maskapai dan dilengkapi oleh pengirim.

- Charter Party, yaitu perjanjian tertulis antara pemilik kapal dan pihak lain
mengenai penyediaan kapal untuk mengangkut orang atau barang padawa
ktu atau perjalanan tertentu. Sering kali, perjanjian tertulis inidigunakan o
leh pemilik kapal sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman dari ban
k.

- Delivery order, surat berharga yang mencantumkan kata delivery order di


dalamnya dan merupakan surat perintah dari pemegang delivery order.

- Surat saham, yakni surat berharga yang mencantumkan kata saham didala
mnya, sebagai tanda bukti kepemilikan sahamnya.

Terdapat pengelompokkan jenis-jenis investasi yaitu:

1. Deposito berjangka

Simpanan dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat suku bunga relatif lebih
tinggi dibandingkan jenis simpanan lainnya. Tersedia dalam jangka waktu 1,
3, 6, 12, dan 24 bulan.

2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan bagian dari upaya BI untuk mer
edam dan menstabilkan likuiditas yang ada di pasar.

− Saham

Surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberikan be


rbagai hak menurut ketentuan anggaran dasar (shares, stock ).

7
− Obligasi

Surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan bersuku bunga t
ertentu, yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyara
kat, guna pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk keperluan ang
garan belanjanya (debenture bond).

− Sekuritas pasar uang

Sekuritas pasar uang merupakan surat-surat berharga jangka pendek yang


diperjualbelikan di pasar .

− Sertifikat hutang obligasi

Merupakan bukti kepemilikan piutang kepada pihak lain. Sertifikat ini dapat
diperjualbelikan pada tingkat diskonto tertentu.Sertifikat hutang obligasi
inimerupakan bentuk investasi jangka panjang.

− Tanah/bangunan

Investasi ini tergolong investasi dalam bentuk property, investasi ini


biasanya untuk jangka waktu panjang karena mengharapkan adanya
kenaikan dari nilai tanah/bangunan yang telah dibelinya.

− Reksa dana.

Wadah investasi yang berisi dana dari sejumlah investor dimana uang
didalamnya diinvestasikan ke dalam berbagai produk investasi oleh sebuah
Perusahaan Manajemen Investasi (Mutual Fund).

3. Sifat dan Contoh Surat Berharga

Surat berharga adalah surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi,


sekuritas kredit atau setiap derivatif dan surat berharga atau kepentingan lain
atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan

8
dalam pasar modal maupun pasar uang. (UU No. 7/1992 tentang Perbankan)
Sifat surat berharga :

− Mempunyai pasar / dapat diperjualbelikan

− Pemilikan surat berharga tidak dengan maksud menguasai perusahaan


lain.

− Memanfaatkan dana surplus dan surat berharga akan dijual kembali jika
dana dibutuhkan untuk kegiatan perusahaan.

Surat berharga mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu, jadi
sifat khas dari surat berharga yaitu sebagai alat pembayaran yang berisikan
perintah kepada pemegang surat tersebut atau pun kepada pihak ketiga yang
kepada siapa surat itu dialih kan. Investasi merupakan penanaman uang diluar
perusahaan yang dapatberupa surat berharga atau aktiva lain yang tidak
digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif perusahaan.

Investasi dalam surat berharga dapat merupakan aktiva lancar (current


assests) atau non-current assets tergantung maksud/tujuan dari pembelian surat
berharga tersebut. Jika surat berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan
kelebihan dana yang tersedia, biasanya surat berharga tersebut harus mudah
diuangkan dalam waktu singkat dan surat berharga tersebut diklasifikasikan
sebagai temporary investment atau marketable securities yang merupakan
current assets. Misalnya dalam bentuk deposito berjangka (lebih dari tiga bulan)
dan suratsurat saham atau obligasi yang marketable.

Surat berharga yang di golongkan sebagai long term investment biasanya di


beli dengan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih


besar atau sama denngan 50% dari saham yang beredar)

9
2. Untuk memperoleh pendapatan yang continue (misal dalam bentuk bunga
dari pembelian obligasi)

3. Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber


pembelian bahan baku.

Menurut PSAK No.1 hal.1.10 (IAI:2002) :

Surat berharga diklasifikasi sebagai aktiva lancar jika surat berharga


direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca, jika lebih dari 12
bulan maka menjadi aktiva tidak lancar

Akuntansi untuk Investasi menurut PSAK No.13 hal.13.1 s.d. 13.2 dan 13.4
s.d. 13.6 (IAI:2002) :

- Investasi -> aktiva yang digunakan untuk pertumbuhan kekayaan


(accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (bunga, royalti,
deviden dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk
manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang
diperoleh melalui hubungan perdagangan

- Investasi lancar -> investasi yang dapat segera dicairkan dan


dimaksudkan untuk dimiliki selama setahun atau kurang

- Investasi Jangka Panjang -> investasi selain investasi lancar

- Nilai wajar (fair value) -> suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai
dasar pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang
paham (knowledgeable) dan berkeinginan melakukan transaksi wajar

- Nilai pasar -> jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi
dalam pasar yang aktif

- Investasi yang memiliki pasar yang aktif -> nilai pasar digunakan sebagai
indikator penetapan nilai wajar

10
- Biaya perolehan investasi -> harga beli, komisi broker, jasa bank dan
pungutan oleh bursa efek

- Biaya perolehan investasi dari penerbitan saham atau surat berharga lain -
> nilai wajar surat berharga yang diterbitkan (bukan nilai nominal atau
par value)

4. Tujuan Pemeriksaan Surat Berharga

Tujuan adanya pemeriksaan pada surat berharga yaitu:

a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
temporary dan long term investment.

b. Untuk memeriksa apakah surat berharga yang tercantum di laporan posisi


keuangan benar-benar di miliki dan atas nama perusahaan pertangganl
laporan posisi keuangan.

c. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan dan penerimaan yang berasal


dari surat berharga tersebut telah di bukukan dan uangnya di terima oleh
perusahaan.

d. Untuk memeriksa apakah penilaian dari surat berharga tersebut sesuai


dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia/SAK/ETAP/IFRS

e. Untuk memeriksa apakah penyajian di dalam laporan keuangan sesuai


dengan standar akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia/SAK/ETAP/IFRS.

5. Prosedur Pemeriksaan yang Disarankan

Prosedur yang disarankan dalam pemeriksaan yaitu:

a. Pelajari dan evaluasi internal control atas tenporary dan long term
investment.

11
b. Minta rincian dari surat berharga yang memperlihatkan saldo awal,
penambahan dan pengurangan serta saldo akhirnya.

c. Periksa fisik dari surat-surat berharga tersebut dan juga kepemilikannya.


Yang biasanya pemeriksaan fisik bersamaan dengan kas opnam.

d. Cocokkan data-data dalam rincian dengan berita acara pemeriksaan fisik


surat berharga tersebut.

e. Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga.

f. Cocokkan saldo akhir dari rincian surat berharga.

g. Lakukan vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga, terutama


perhatikan otorisasi dan kelengkapan bukti pendukungnya.

h. Periksa perhitungan dan devidennya dan perhatikan segi perpajakannya.


Periksa apakah bunga/deviden yang di terima telah di bukukan semuanya.

i. Periksa harga pasar dari surat berharga tersebut pada tanggal laporan posisi
keuangan.

j. Adakah diskusi dengan manajemen untuk mengetahui apakah ada


perubahan tujuan dari pembelian surat berharga yang akan mempengaruhi
klasifikasi dan surat berharga tersebut.

k. Periksa subsequent events untuk mengetahui apakah ada transaksi sesudah


tanggal laporan posisi keuangan yang akan mempengaruhi klasifikasi atau
disclosure dari surat-surat berharga tersebut.

l. Periksa apakah penyajian sudah sesuai dengan standar akuntansi yang


berlaku umum di Indonesia/SAK/ETAP/IFRS

m. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo temporary dan long term


inverstment yang di periksa.

12
MINI PROJECT

1.Apa saja contoh surat berharga dan investasi?

Jawab :

Contoh surat berharga dan investasi diantaranya deposito, tabungan,


emas dan saham. Penilaian surat berharga bergantung jangka waktu penc
airan dari investasi yang dilakukan perusahaan. Pemeriksaan surat berhar
ga dan investasi dimana long term investment dan temporary investment
akan digunakan sebagai penambah penghasilan perusahaan.

2. Berapa nilai wajar pemeriksaan surat berharga?

Jawab :

Agar pemeriksaan surat berharga yang dijalankan auditor dapat ber


langsung, maka nilai wajar pada akhir periode pelaporan adalah Rp 800.
Perusahaan tidak melakukan penyesuaian terhadap nilai pembelian dan ni
lai wajar pada saat akhir periode sehingga akuntan publik harus mengelua
rkan jurnal penyesuaian

3. Apakah investasi dalam surat berharga merupakan aset lancar atau aset tidak l
ancar?

Jawab:

Investasi dalam surat berharga dapat merupakan aset lancar atau as


et tidak lancar tergantung maksud dan tujuan dari pembelian surat berhar
ga itu sendiri.

4. Apa yang dimaksud dengan subsquent event ?

Jawab :

Subsequent Event merupakan peristiwa-peristiwa atau transaksi-transaksi


yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya laporan

13
audit yang berdampak material terhadap laporan keuangan perusahaan. S
ubsequent Events berupa catatan kaki yang memerlukan pengungkapan at
au memerlukan penyesuaian.

5. Mengapa surat berharga mempunyai fungsi sebagai alat pembayaran atau dap
at diperdagangkan?

Jawab:

Surat berharga mudah diperjualbelikan, karena surat tersebut memuat kla


usul yang memungkinkan dapat dengan mudah untuk dialihkan kepada or
ang lain. Surat tersebut harus berklausul atas pengganti (aan order, to orde
r) atau atas pembawa (aan toonder, to bearer).

6. Apa tujuan yang dimiliki bank dalam membeli surat berharga?

Jawab :

Apabila bank sentral membeli surat berharga (open market buying)


berarti bank sentral bermaksud untuk menambah jumlah uang yang
beredar di masyarakat. Sebaliknya, apabila bank sentral menjual surat
berharga (open market selling) berarti bank sentral bermaksud
mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat.

7. Bagaimana dasar hukum memiliki surat berharga?

Jawab :

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 menyatakan bahwa surat berharga


adalah surat pengakuan hutang, wesel, obligasi, sekuritas kredit, atau
setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu
kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam
pasar modal dan pasar uang

8. Siapa saja pihak pihak subjek yang terlibat dalam hukum surat berharga?

14
Jawab :

Pihak-pihak yang terlibat didalam penerbitan surat berharga pada


umumnya yaitu :

a. Penerbit Sebagai Debitur Penerbit dari sebuah surat


berharga merupakan pihak yang mempunyai kewajiban (debitur) untuk
membayar sejumlah uang kepada pihak lain (kreditur

b. Pemegang pertama/ pembawa sebagai kreditur.

15
BAB II | PEMERIKSAAN PERSEDIAAN (INVENTORIES)

Audit Persediaan

Audit Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang


pada umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian
ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi
salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan
perusahaan.
Adapun tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan
bahwa :
- Persediaan secara fisik benar-benar ada
- Prosedur pisah batas (cut-off) persediaan telah dilakukan dengan
memuaskan
- Persediaan telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum
(PSAK) yang diterapkan secara konsisten
- Persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang, rusak, dapat
diidentifikasika dengan tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang
memadai
- Penghitungan matematis dalam daftar persediaan telah dibuat dengan
cermat · Persediaan yang dijaminkan telah diidentifikasikan dan
diungkapkan dengan jelas dalam catatan atas laporan keuangan
Walaupun tujuan-tujuan audit yang disebutkan di atas diarahkan terutama
atas eksistensi dan valuasi persediaan dalam neraca, tetapi auditor harus
selalu ingat bahwa audit terhadap akun persediaan yang dilakukannya
harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan akun-akun terkait
lainnya dalam laporan laba rugi.
Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam
melakukan pemeriksaan atas akun persediaan diantaranya adalah :

16
1. Pemahaman Bisnis Klien – kecukupan pemahaman atas bisnis
perusahaan merupakan dasar terhadap audit persediaan. Pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh auditor melalui Kuesioner Pemahaman
Bisnis dan Jenis Usaha Klien akan memberikan auditor pemahaman
mengenai aspek-aspek unik dari bisnis dan jenis usaha, seperti faktor
musiman dan siklus, sifat dari keuangan, metode dan kebijaksanaan
penjualan, kondisi persaingan usaha, bahan baku dan sumbernya, tenaga
kerja dan fasilitas pabrik yang berkaitan dengan kebijaksanaan operasi
perusahaan serta karakteristik sistim informasi termasuk metode costing.
Pemahaman ini memungkinkan auditor untuk mencapai kesimpulan
mengenai aspek-aspek laporan keuangan sehubungan dengan persediaan.
2. Penilaian Pengendalian Intern – tujuan pengendalian intern atas
persediaan adalah untuk meyakinkan bahwa (a) adanya pengendalian
yang memadai terhadap mutasi persediaan, (b) semua transaksi
persediaan telah dicatat dan diklasifikasikan dengan tepat, (c)
penghitungan fisik persediaan telah dijalankan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan, (d) harga perolehan persediaan telah ditentukan
dengan tepat, (e) penyesuaian atas persediaan yang bergerak lambat (slow
moving), usang dan rusak telah dilakukan dengan tepat.
3. Pengujian Substantif – tujuan utama pengujian substantif terhadap
persediaan adalah untuk memberikan bukti nyata dari keberadaan dan
penilaian persediaan. Pengujian ini meliputi observasi dan pengujian
penghitungan fisik (stock taking), pengujian ringkasan dan pengujian
harga.

17
Observasi dan Pengujian Fisik Persediaan
Observasi penghitungan fisik merupakan prosedur pemeriksaan umum.
Keikutsertaan auditor pemeriksa dalam penghitungan fisik dan observasinya
akan memberikan kepuasan dalam menilai metode penghitungan fisik yang
dilakukan dan ketaatan perusahaan atas penyajian kuantitas serta kondisi fisik
persediaan.
Apabila auditor tidak dapat melakukan observasi atas penghitungan fisik
persediaan karena adanya pembatasan pemeriksaan, maka auditor dapat
memberikan pendapat dengan kualifikasi atau tidak memberikan pendapat sama
sekali atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksanya.
Ada beberapa metode penghitungan fisik persediaan, antara lain :
1. Penghitungan fisik secara menyeluruh yang dilaksanakan setahun sekali
pada tanggal neraca atau pada tanggal tertentu yang dihadiri auditor.
2. Penghitungan yang kontinue yang dilakukan atas seluruh persediaan
sekurang-kurangnya sekali dalam setahun
3. Penghitungan ulang atas semua seksi yang terbesar dengan menghitung
sekurang-kurangnya sekali dalam setahun untuk seksi-seksi lainnya.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 331 mengenai
“Sediaan” mengatur mengenai penghitungan fisik persediaan yang dilakukan
oleh auditor.
Dalam paragraf 3 diatur bahwa jika kuantitas sediaan hanya ditentukan
melalui penghitungan fisik, dan semua penghitungan dilakukan pada tanggal
neraca atau pada suatu tanggal dalam periode yang tepat, baik sebelum maupun
sesudah tanggal neraca, maka perlu bagi auditor untuk hadir pada saat
penghitungan fisik sediaan dan, melalui pengamatan, pengujian dan permintaan
keterangan memadai, untuk meyakinkan dirinya tentang efektivitas metode
penghitungan fisik sediaan dan mengukur keandalan yang dapat diletakkan atas
representasi klien tentang kuantitas dan kondisi fisik sediaan.

18
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan auditor dalam
penghitungan fisik persediaan, diantaranya adalah :
1. Selama penghitungan fisik persediaan, auditor harus memastikan
bahwa pengendalian atas prosedur pemasukan dan pengeluaran barang
atau pergerakan intern barang selama penghitungan berlangsung telah
diikuti sebagaimana mestinya, untuk menilai kecermatan pisah batas
(cut-off) yang telah dilakukan. Jika memungkinkan, sebaiknya proses
produksi dihentikan sementara selama berlangsungnya penghitungan
fisik persediaan ataupun penghitungan fisik dilakukan pada saat tidak
adanya kegiatan penerimaan maupun pengeluaran barang di gudang.
2. Auditor harus memperhatikan kemungkinan adanya barang konsinyasi
(titipan) yang bukan menjadi milik perusahaan, barang jaminan dan
lainnya
3. Kemungkinan adanya persediaan yang tidak berada dalam pengawasan
perusahaan, misalnya barang yang berada di lokasi gudang umum,
barang yang dipegang oleh penjual, barang konsinyasi dan lainnya.
Untuk jenis persediaan ini, prosedur audit yang harus dilakukan adalah
dengan melakukan konfirmasi langsung secara tertulis ataupun dengan
penghitungan fisik.
4. Auditor harus memastikan bahwa persediaan dalam perjalanan benar-
benar belum diterima sampai pada saat penghitungan fisik persediaan
berlangsung.
Jika penghitungan fisik persediaan dilakukan setelah tanggal neraca,
auditor harus melakukan tarik mundur (draw back) hasil penghitungan fisik
persediaan ke saldo tanggal neraca. Prosedur ini terutama diperlukan untuk
memperoleh keyakinan memadai bahwa pencatatan saldo persediaan pada
tanggal neraca telah sesuai dengan fisik persediaan yang ada di gudang.
Pengujian atas Penentuan Harga Pokok Persediaan

19
Harga pokok persediaan umumnya ditentukan dengan metode rata-rata, FIFO
ataupun LIFO.
Dalam meakukan pemeriksaan atas akun persediaan, auditor harus melakukan
pengujian untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa metode yang
digunakan dalam menilai persediaan telah sesuai dengan kebijakan akuntansi
perusahaan.

Kuesioner Pengendalian Intern Persediaan


Kuesioner berkaitan dengan pengendalian intern persediaan di gudang yang
biasanya ditanyakan oleh auditor selama berlangsungnya pemeriksaan
diantaranya adalah :
- apakah persediaan dipisahkan secara memadai antara bahan baku, barang
dalam proses, bahan pembantu maupun barang jadi
- apakah terdapat pengamanan yang cukup terhadap pencurian, kerusakan,
kebakaran, banjir maupun risiko lainnya
- apakah persediaan berada di bawah pengawasan penjaga gudang
- apakah gudang tempat penyimpanan barang hanya dapat dimasuki oleh
petugas gudang
- apakah barang dalam gudang hanya boleh dikeluarkan berdasarkan bukti
permintaan dan bukti pengeluaran barang yang telah disetujui oleh
pejabat berwenang
- apakah ada prosedur/pengawasan barang masuk atau keluar gudang,
seperti penjaga pintu, pengecekan ulang antara barang di truk dengan
dokumen bersangkutan dan lainnya
- jika perusahaan menggunakan sistim persediaan perpetual, apakah
pencatatan di kartu persediaan dibuat terpisah untuk masing-masing
kelompok persediaan

20
- apakah orang yang melaksanan pencatatan pada kartu persediaan bukan
orang yang berfungsi sebagai penjaga gudang
- apakah secara periodik, jumah barang yang ada di kartu persediaan
dicocokkan dengan buku besar
- apakah saldo persediaan dihitung secara fisik sekurang-kurangnya
setahun sekali dan dicocokkan dengan kartu persediaan.
 
PEMERIKSAAN SIKLUS PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat
kegiatan usaha. Audit atas persedian sering kali merupakan bagian audit yang
rumit dan memakan banyak waktu, karena:
a. Pada umunya persediaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam
neraca, dan sering merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal
kerja (working capital account)
b. Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang menyulitkan
pengendalian secara fisik serta penghitungannya
c. Keanekaragaman jenis persediaan menyebabkan berbagai kesulitan bagi
auditor
d. Penilaian atas persediaan juga selalu menyulitkan karena adanya faktor
keuangan dan kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya pabrik ke
dalam persediaan
e. Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat digunakan, tapi
setiap klien tertentu harus menggunakan satu metode secara konsisten
dari tahun ke tahun
Sifat dasar audit atas siklus persediaan adalah eratnya hubungan siklus ini
dengan siklus-siklus transaksi lain di dalam organisasi tersebut.
Hubunganya dengan siklus perolehan dan pembayaran serta siklus
penggajian dan personalia dilihat dari pendebitan-pendebitan ke dalam
perkiraan bahan baku, tenaga kerja langsung (direct labour), dan
21
overhead pabrik (manufacturing overhead) dalam bentuk-T.
Hubungannya dengan sikluspenjualan dan penagihan dapat dilihat dari
pengurangan barang jadi dan pembebanan ke harga pokok penjualan.
FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PERSEDIAAN DAN DOKUMEN
TERKAIT
1. Mengolah Order Pembelian
Setiap permintaan pembelian (purchase requisition) digunakan untuk
meminta bagian pembelian membuat order atas persediaan. Permintaan
dapat diajukan oleh karyawan bagian gudang penyimpanan jika persediaan
telah dalam jumlah untuk memesan kembali atau untuk memenuhi pesanan
khusus.
2.    Menerima Bahan yang Baru
Setiap bahan yang diterima harus diperiksa jumlah dan kualitasnya.
Bagian penerimaan barang membuat laporan penerimaan barang yang
menjadi bagian dari dokumen penting sebelum pelunasan dilakukan.
3.    Menyimpan Bahan Baku
Bahan-bahan yang disimpan di gudang dikeluarkan dari gudang ke
bagian produksisetelah adanya penyerahan permintaan bahan yang
disetujuisebagaimana mestinya, order pekerjaan, atau dokumen sejenisnya
yang menunjukkan jenis dan jumlah unit bahan yang dibutuhkan.
4.    Mengolah Barang
Penentuan jenis dan jumlah barang yang akan diproduksi pada umumnya
didasarkan pada order-order spesifik dari langganan, ramalan penjualan
(sales forecast), tingkat persediaan barang jadi yang telah ditetapkan
sebelumnya, dan pelaksanaan kegiatan produksi yang ekonomis.

5.    Menyimpan Barang Jadi


Dalam perusahaan dengan pengendalian intern yang baik, barang jadi
disimpan di tempat terpisah dengan akses yang terbatas, di bawah

22
pengendalian secara fisik. Pengendalian barang jadi sering dipandang
sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.

6.    Mengirim Barang jadi


Sebagai bagian integral dari siklus penjualan dan penagihan, setiap
pengiriman atau transfer harus diotorisasi melalui dokumen pengiriman.
Tabel 1. Fungsi Bisnis dalam Siklus Persediaan dan Dokumen
Terkait

FUNGSI-FUNGSI DALAM DOKUMEN YANG


NO.
SIKLUS PERSEDIAAN BERHUBUNGAN

Permintaan pembelian, order


1. Mengolah order pembelian
pembelian

Laporan penerimaan barang, faktur


2. Menerima bahan yg baru
rekanan

3. Menyimpan bahan baku Catatan perpetual bahan baku

Permintaan bahan baku, catatan


4. Mengolah barang
akuntansi biaya

Catatan perpetual barang jadi, catatan


5. Menyimpan barang jadi
akuntansi biaya

Dokumen pengiriman, catatan


6. Mengirim barang jadi perpetual barang jadi, catatan
akuntansi biaya

TAHAP-TAHAP AUDIT PERSEDIAAN

23
Tujuan menyeluruh dari audit atas persediaan adalah untuk menetapakan
bahwa bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, dan harga poko penjualan
telah dinyatakan secara wajar di dalam laporan keuangan. Ada 4 aspek yang
menjadi perhatian auditor dalam menetapkan jenis pengujian yang akan
dilakukan yaitu :

1.    Pengendalian fisik terhadap persediaan


Pengujian auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap
bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi harus terbatas pada
pengamatan dan penyelidikan.

2.    Dokumen-dokumen dan catatan untuk transfer persediaan


Perhatian utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu
lokasi ke lokasi yang lain adalah bahwa transfer yang dicatat adalah sah,
transfer yang benar-benar terjadi telah dicatat, dan kuantitas, uraian serta
tanggal dari setiap transfer yang dicatat tersebut adalah akurat.
3.    Catatan perpetual
Terdapatnya catatan persediaan perpetual yang memadai berpengaruh
terhadap waktu dan luas pemeriksaan fisik yang dilakukan auditor atas
persediaan. Jika catatan perpetual dapat diandalkan, memungkinkan untuk
menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca, penghematan biaya bagi
auditor maupun klien dan memungkinkan klien memperoleh laporan keuangan
yang diaudit lebih awal.
4.    Catatan mengenai biaya per unit
Catatan akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan
produksi dan catatan akuntansi lain agar dapat menghasilkan biaya yang akurat
untuk semua hasil produksi. Sistem akuntansi biaya mempunyai hubungan
dengan auditor karena penilaian persediaan akhir tergantung pada perancangan
dan penggunaan sistem yang tepat.

24
Pengujian rincian saldo untuk persediaan terdiri dari:
1. Menilai materialitas dan risiko inheren dari persediaan
2. Menilai risiko pengendalian untuk beberapa sikluS
3. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian
substantif atas transaksi dan prosedur analitis untuk beberapa siklus
4. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo persediaan
5. Merancang pengujian rincian saldo persediaan untuk memenuhi tujuan-
tujuan audit yang spesifik seperti : prosedur audit, besar sampel, item
yang dipilih, dan waktu audit
Hasil pengujian dari beberapa siklus selain siklus persediaan dan
pergudangan akan mempengaruhi pengujian rincian atas saldo-saldo persediaan.
Dua aspek pengujian rincian saldo secara terpisah yaitu : observasi fisik dan
penetapan harga serta kompilasi.

Observasi Fisik
Penting bagi auditor independen untuk hadir pada saat penghitungan dan
observasi, pengujian dan tanya jawab yang sesuai untuk mengetahui keefektifan
metode penghitungan persediaan (inventory taking) dan ukuran (tingkat)
keandalan yang mungkin diberikan pada pernyataan klien mengenai kuantitas
dan kondisi fisik persediaan. Klien bertanggung jawab menetapkan prosedur-
prosedur untuk melakukan penghitungan fisik yang akurat dan untuk melakukan
penghitungan dan pencatatan secara aktual. Auditor bertanggung jawab
mengevaluasi dan mengamati setiap prosedur fisik klien dan menarik
kesimpulan mengenai kecukupan dari persediaan fisik. Seandainya persediaan
yang alam kegiatan sehari-hari perusahaan berada di gudang umum atau para
penyimpan pihak luar lainnya, maka konfirmasi tertulis dari penyimpanan
tersebut dapat diterima dengan syarat bahwa apabila jumlah yang terkandung
menunjukkan proporsi yang signifikan dari aktiva lancar atau keseluruhan

25
aktiva tetap, keterangan-keterangan tambahan harus dibuat untuk meyakinkan
auditor independen mengenai tindak kejujuran dalam situasi tersebut.

Pengendalian
Dalam kaitannya dengan penghitungan fisik persediaan klien, prosedur
pengendalian yang memadai terdiri dari instruksi-instruksi mengenai
penghitungan fisik yang cermat, pengawasan oleh petugas yang bertanggung
jawab, verifikasi intern yang independen terhadap setiap penghitungan,
rekonsiliasi independen terhadap penghitungan fisik dengan catatan perpetual,
dan adanya pengendalian yang mencakup kartu-kartu atau formulir-formulir
penghitungan.
Keputusan Audit
Keputusan audit terdiri dari :
a.    Waktu (timing)
Auditor memutuskan apakah penghitungan fisik dapat dilakukan sebelu
akhir tahun terutama berdasarkan keakuratan catatan persediaan perpetual.
b.    Besar Sampel
Besar sampel (sample size) dalam pengamatan fisik baisanya mustahil
dinyatakan dalam bentuk jumlah item sebab penekanan selama pengujian
terletak pada pengamatan terhadap prosedur-prosedur klien dan bukan pada
pemilihan item tertentu untuk diuji.
c.    Pemilihan Jenis Item
Pemilihan jenis item/barang tertentu untu diuji merupakan suatu bagian
keputusan audit yang penting dalam observasi persediaan meliputi; pengamatan
jenis barang yang paling signifikan dan sampel yang mewakili jenis persediaan
yang khas, persediaan yang rusak atau usang, dan alasan-alasan pengecualian
jenis barang yang material oleh pihak manajemen.

Pengujian Observasi Fisik

26
Bagian yang paling penting dari pengamatan atas persediaan adalah
penentuan apakah perhitungan fisik telah dilakukan sesuai dengan petunjuk-
petunjuk klien.

Audit atas Penetapan Harga dan Kompilasi


Penetapan harga mencakup semua jenis pengujian harga satuan klien
untuk menentukan apakah hal-hal itu telah benar. Kompilasi mencakup semua
pengujian atas ikhtisar dari perhitungan fisik, hasil perkalian harga dengan
kuantitas, penjumlahan dari ikhtisar persediaan, dan penelusuran jumlah
persediaan keseluruhannya ke buku besar.

Pengendalian atas Penetapan Harga dan Kompilasi


Pengendalian intern yang penting adalah penggunaan sistem biaya
standar yang menunjukkan setiap varians dalam biaya bahan, tenaga kerja, dan
overhead pabrik dan dapat digunakan untuk mengevaluasi produksi.
Pengendalian intern kompilasi dibutuhkan untuk memberikan sarana
guna memastikan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan sebagaimana
mestinya, ditetapkan harganya dengan jumlah yang sama dengan catatan
satuannya, adanya perkalian dan penjumlahan yang benar, dan dimasukkan ke
dalam buku besar dengan jumlah yang tepat.
Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Dalam membahas prosedur penetapan harga dan kompilasi, tujuan
spesifik terhadap pengujian rincian saldo juga sangat bernanfaat. Tujuan-tujuan
tersebut antara lain:
Kelayakan secara menyeluruh yaitu saldo persediaan, rincian yang terdapat
dalam daftar persediaan dan saldo-saldo perhitungan yang berhubungan adalah
layak.

27
Tujuan khusus  yaitu berkaitan dengan asersi penilaian dan pengalokasian,
keberadaan dan keterjadian, serta kelengkapan.

Penilaian atas Persediaan


Dalam melaksanakan pengujian atas penetapan harga, ada 3 hal yang
sangat penting mengenai metode penetapan harga klien, yaitu: metode tersebut
harus sesuai dengan PABU, penerapan metode tersebut harus konsisten dari
tahun ke tahun, dan harga pokok pengganti (replacement cost) dibanding
dengan nilai pasar harus dipertimbangkan.

Penetapan harga persediaan yang berasal dari pembelian


Jenis persediaan pokok yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan
baku, suku cadang yang dibeli, dan perlengkapan. Pertimbangan pertama yaitu
pada metode penilaian persediaan yang digunakan apakah FIFO atau LIFO,
rata-rata tertimbang atau yang lain. Selain itu, juga menyelidiki apakah ongkos
angkut, penyimpanan, potongan, dan lainnya juga termasuk dalam nilai
persediaan.

Penetapan harga persediaan yang diproduksi sendiri


Dalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor
harus memperhatikan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik. Hal ini menyebabkan pelaksanaan audit atas barang yang diproduksi
sendiri lebih rumit dibandingkan dengan audit atas persediaan dari pembelian.

PROSEDUR ANALITIKAL
Prosedur anlitik itu penting pada audit atas persediaan dan pergudangan
dan juga pada siklus siklus lain. Tabel dibawah ini mencantumkan beberapa
prosedur analitik yang umum di pakai,dan kemungkinan salah saji yang

28
diindikasikan jika ada fluktuasi. Beberapa dari prosedur analitik dibawah
dibahas pada silkus lainnya. Contoh adalah persentase marjin kotor.

PROSEDUR ANALITIK UNTUK SIKLUS PERSEDIAAN DAN


PERGUDANGAN
Prosedur analitik Kemungkinan salah saji
 Bandingkan persentase marjin kotor dengan tahun sebelumnya. Salah saji
atau kurang saji persediaan dan harga pokok penjualan.
 Bandingkan perputaran persediaan (Harga pokok penjualan dibagi dengan
persediaan rata-rata) dengan tahun sebelumnya.    Investasi keusangan
persediaan yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan.
Salah saji atau kurang saji persediaan
 Bandingkan persediaan biaya perunit dengan tahun sebelumnya    Salah
saji atau kurang saji biaya perunit, yang mempengaruhi persediaan dan
harga pokok penjualan
 Bandingkan nilai persediaan yang diperluas denan tahun sebelumnya   
Salah saji dalam kompilasi, biaya perunit, atau pengalian, yang
mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan
 Bandingkan biaya produksi tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
(biaya variabel harus disesuaikan jika ada perubahan volumen)    Salah saji
biaya perunit persediaan, khususnya biaya tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik, yang mempengaruhi persediaan dan HPP
 
METODE UNTUK MERANCANG UJI DETAIL TRANSAKSI
Tahap I

29
•    Identifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi siklus persediaan dan
pergudangan.
•    Tentukan salah saji yang dapat ditolerir dan nilailah resiko bawaan untuk
siklus persediaan dan pergudangan
•    Nilailah resiko pengendalian untuk beberapa silklus.

Tahap II
•    Rancang dan laksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi untuk siklus persediaan dan pergudangan.

Tahap III
•    Rangcang dan laksanakan prosedur analitik untuk siklus persediaan dan
pergudangan
•    Rancang pengujian terinci atas persediaan untuk memenuhi tujuan audit
yang terkait saldo yang terdiri dari :
a.    Prosedur audit
b.    Besar sampel
c.    Unsur yang dipilih
d.    Waktu

PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK PERSEDIAAN


Memperoleh pemahaman atas bisnis klien bahkan lebih penting untuk
persedian dibandingkan untuk kelayakan aspek audit karena persediaan
bervariasi sangat signifikan untuk perusahaan yang berbeda. Pemahaman yang
baik mengenai bisnis klien dan industrinya memungkinkan auditor menanyakan
dan membahas masalah semacam penilaian persediaan, potensi keusangan, dan
adanya persediaan konsinyasi yang bercampur baur dengan persediaa milik

30
sendiri. Titik awal yang berguna untuk lebih mengenal persediaan klien yaitu
auditor melakukan pemeriksaan ke fasilitas milik klien termasuk bagian
penerimaan, bagian penyimpanan, produksi, perencanaan dan pembukuan.
Sebagai bagian dari perolehan pemahaman mengenai dampak bisnis dan
industri klien pada persediaa didalam tahap perencanaan audit, auditor tersebut
harus menilai resiko bisnis klien. Terdapat sumber yang signifikan mengenai
resiko bisnis yan terkait dengan persediaan karena adanya faktor semacam
siklus produk yangpendek dan resiko keusangan, penggunaan persediaan JIT
dan teknik manajemen saluran pasokan lain, ketergantungan pada sedikit
pemasok dan penggunaan teknologi pengelolaan yang canggih.
Setelah melakukan penilaian resiko bisnis, auditor selanjutnya selanjutnya
menetapkan salah saji yang ditolerir, dan menilai resiko bawaan untuk
persediaan. Persediaa biasanya salah satu dari unsur paling material didala
laporan keuangan untuk perusahaan manufaktur, grosir dan eceran. Risiko
bawaan seringkali dinilai relatif tinggi tingkatannya untuk perusahaan yang
persediaannya signifikan. Persediaan dapat disimpan dibanyak lokasi, sehingga
akan meningkatkan kekhawatiran tentang keberadaan persediaan, termasuk
potensi untuk kecurian. Penilaian harga persediaan sering kali kompleks,
sehingga meningkatkan risiko salah saji untuk tujuan akurasi. Terdapat juga
kekhawatiran mengenai keusangan persediaan, yang berhubungan dengan
tujuan nilai bersih yang dapat direalisasi. Dalam menilai resiko pengendalian,
auditor terutama tertarik pada pengendalian intern atas catatan perpectual,
pengendalian fisik, perhitungan persediaan dan penilaian harga persediaan. Sifat
dan luasnya pengendalian sangant bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan
lainnya. Catat bahwa hasil pengujian dari beberapa siklus selain persediaan dan
pergudangan juga mempengaruhi pengujian terinci atas saldo untuk persediaan.

Proses pencatatan fisik

31
Auditor diharuskan melaksanakan pengujian pengamatan fisik atas
persediaan sejak dikemukakanyya kecurangan yang besar di tahun 1938 di
McKesson & Robbins Company, perusahaan itu membukukan jumlah
persediaan fiktif yang signifikan. Hal ini mungkin karena auditor tidak
mengamati fisik persediaan. Hal penting dalam ketentuan SAS 1 adalah
perbedaan antara pengamatan terhadap penghitungan persediaan fisik dan
tanggung jawab untuk melakukan perhitungan. Klien bertanggung jawab
menyusun prosedur yang akurat untuk pehitungan fisik persediaan, serta betul-
betul melakasanakannya dan membukukannya. Tanggung jawab auditor adalah
mengevaluasi dan mengamati prosedur fisik klien tadi dan mengambil
kesimpulan mengenai keberadaan persediaan fisik. Ketentuan pemeriksaaan
fisik itu tidak dapat diterapkan ke persediaan di dalam gudang umum.
Persediaan di dalam gudang umum atau yang dilakukan pihak luar lainnya
biasanya diversifikasi melalui konfirmasi terhadap orang terebut. Akan tetapi,
jika jumlah persediaan mrupakan bagian yang signifikan dari aktiva lancar atau
total aktiva, auditor harus menerapkan prosedur tambahan. Tambahan ini
meliputi menginvestigasi kinerja penjaga gudang, menerima laporan akuntan
independen mengenai prosedur pengendalian penjaga gudang atas barang yang
di bawah tanggung jawabnyadan mengamati persediaan fisik barang yang
berada di bawah tanggung jawab penjaga gudang, seandainya itu praktis.
Apapun metode pembukuan persediaan klien, selalu ada perhitungan
secara periodik atas persediaan fisik yang ada. Klien mungkin melakukan
perhitungan pada saat atau di sekitar tanggal neraca, beberapa waktu
sebelumnya, atau berdasarkan siklus sepanjang tahun. Dalam hubungannya
dengan perhitungan fisik persediaan, prosedur pengendalian yang memadai
mencakup petunjuk yang jelas mengenai perhitungan fisik, verifikasi intern
yang independen atas perhitungan, rekonsiliasi independen antara hasil
perhitungan dengan perhitungan dengan berkas induk perpetual,  dan
pengendalian yang cukup mengenai kartu atau kertas kerja hasil perhitungan.

32
Aspek penting dari pemehaman auditor mengenai pengendalian fisik
persediaan klien adalah pengendalian menyeluruh terhadapnya dari sejak
persediaan itu ada. Hal ini perlu untuk mengevaluasi evektifitas prosedur klien,
tetpi itu juga memungkinkan auditor untuk memberikan saran yang membangun
kepada klien.
Keputusan audit dalam hal pengantan persediaan secara fisik umumnya
sama dengan bidang audit lainnya: memilih prosedur audit, menetapkan saat
pelaksanaan, mentapkan besarnya sampel dan memilih unsur yang akan diuji.
Saat pelaksanaan. Auditor memutuskan apakah pengamatan persediaan
fisik dapat dilakukan sebelum tanggan neraca, terutama berdasarkan akurasi
berkas induk persediaan perpetual. Kalau penghitungan persediaan fisik interim
diijinkan, maka auditor saat itu mengamati dan sekaligus menguji berkas
persediaan perpetual untuk transaksi dari tanggal perhitungan hingga tanggal
neraca.
Besarnya sampel. Besarnya sampel yang diambil dalam pengamatan fisik
biasanya tidak mungkin dinyatakan dalam angka tertentu, karena penekanan
dalam pengujian ini, adalah pengamatan prosedur klien, bukannya memilih
unsur tertentu untuk diuji. Cara mudah memandang besarnya sampel dalam
pengamatan persediaan fisik adalah berdasarkan total jam kerja yang digunakan,
bukan jumlah persediaan yang dihitung.
Pemilihan unsur. Pemilohan unsur tertentu untuk diuji adalah bagian
terpenting dalam keputusan audit pada pengamatan persediaan secara fisik.
Kecermatan dibutuhkan untuk mengamati perhitungan unsur yang paling
signifikan dan sampel yang mewakili jenis persediaan tertentu, menanyakan
jenis barang yang mungkin mengalami kusangan atau rusak, dan mendiskusikan
dengan manajemen alasan unuk tidak mengikutkan barang tertentu yang
material.
Tujuan audit terkait sado yang sama yang telah digunakan dalam bagian
sebelumnya pada pengujian terinci atas saldo memberka kerangka acuan untuk

33
pembahasan pengujian pengamatan persdiaan fisik. Tapi, sebelum membahas
tujuan, perlu memahami beberapa komentar yang belaku untuk semua tujuan.
Bagian terpenting dari pengamatan persediaan yaitu menentukan apakah
perhitungan persediaan secara fisik yang dilakukan sesuai dengan instruksi
klien atau tidak. Prosedur audit pengujian terinci atas saldo yang umum
dilakukan untuk pengamatan persediaan secara fisik. Sebagai tambahan atas
prosedur terinci, auditor harus menelusuri semua bagian dimana persediaan
digudangkan untuk memastikan bahwa semua persediaan telah dihitung dan
diberi kartu yang memadai.

MINI PROJECT

1. Apa itu Pemeriksaan Persediaan ?

Jawab :

Pemeriksaan Persediaan adalah stock taking; stok opname yaitu penelitia


n secara fisik barang dalam persediaan barang sehingga dapat diketahui ju
mlah, kondisi, dan nilai barang tersebut.

2. Kapan pemeriksaan persediaan dilakukan serta apa tujuan inti dilakukannya p


emeriksaan persediaan?

Jawab : Prosedur audit dan tujuan pemeriksaan persediaan wajib diterapk


an dalam setiap proses pencatatan perusahaan. Sistem pengendalian intern
al persediaan dan pergudangan bertujuan menghindari kenaikan harga po
kok produksi yang diakibatkan adanya kehilangan produk, kerusakan pro
duk dan produk cacat.

3. Prosedur pemeriksaan audit diawali dengan?

Jawab : Prosedur audit persediaan diawali dengan menentukan sistem pe


mbelian, penyimpanan dan pengeluaran barang serta perpindahan bahan b

34
aku menjadi barang jadi. Contoh soal audit pemeriksaan persediaan baran
g di pergudangan harus disesuaikan dengan sistem penilaian metode fifo a
tau rata-rata tertimbang.

4. Apa itu Stock Opename ?

Jawab: Stock opname merupakan tindakan akuntan memeriksa catatan ata


s bukti audit dan kriteria audit yang telah dilaporkan perusahaan ketika m
elaksanakan asersi manajemen.

5. Bagaimana cara pengukuran persediaan ?

Jawab:

Dalam metode ini, pengukuran pemakaian persediaan dihitung berdasarka


n inventarisasi fisik, yaitu dengan cara saldo awal persediaan ditambah pe
mbelian atau perolehan persediaan dikurangi dengan saldo akhir persedia
an dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian yang digunaka
n.

6. Mengapa perusahaan masih perlu melakukan pemeriksaan fisik pada persedi


aan?

Jawab :

Perusahaan yang menerapkan sistem perpetual masih perlu melakukan pe


meriksaan fisik pada persediaan akhir karena, Untuk mengetahui ketetapa
tasn (akurasi) dari catatan sistem perpetual yang telah dibuat oleh perusah
aan.

7. Bagaimana cara auditor menetapkan harga persediaan yang di produksi?

Jawab:

35
Cara auditor menetapkan harga persediaan yang diproduksi adalah
dengan menentukan harga pokok, dengan menilai berapa unit
jumlah persediaan yang dipakai dalam setiap produksi dan harga
persediaan per produksi,biaya angkut yang dikeluarkan, biaya atas
penyimpanan barang ( bila ada).

BAB III | PEMERIKSAAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA (PREPAID


EXPENSES) DAN PAJAK DDIBAYAR DIMUKA (PREPAID TAXES)

1. PENGERTIAN

Beban dibayar dimuka Bagi banyak entitas, piutang usaha dan persediaan me
nunjukan aktiva lancar utama yang masuk dalam laporan keuangan. Termasuk j
uga di kebanyakan laporan keuangan adalah akun yang disebut sebagai aktiva la
in (other asset). Jika aktiva tersebut memberikan manfaat ekonomis selama kura
ng dari satu tahun, maka diklasifikasikan sebagai aktiva lancer dan disebut beba
n dibayar di muka (prepaid expenses). Beban dibayar di muka adalah beban yan
g dibayar terlebih dahulu untuk suatu periode yang melebihi periode akuntansi.
Dengan demikian, beban yang dibayar di muka bukanlah merupakan beban selu
ruhnya pada periode tersebut melainkan sebagai aktiva lancar.

Pada akhir periode, barulah dihitung berapa besar beban yang telah dipakai
dan sisanya tetap merupakan aktiva lancar. Pencatatan beban yang dibayar di m
uka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu beban dibayar di muka terlebih dahu
lu dicatat sebagai aktiva, dan beban dibayar di muka dicatat terlebih dahulu seb
agai beban.

Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bul
an atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan sebagai kr

36
edit pajak di akhir tahun (untuk pajak penghasilan) atau di akhir bulan (untuk P
PN).

2. SIFAT DAN CONTOH BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN PAJAK DI


BAYAR DIMUKA
 Sifat Biaya Dibayar di Muka dan Pajak Dibayar di Muka

a. Keduanya mempunyai manfaat kurang atau sama dengan satu

tahun
b. Dikelompokkan sebagai harta lancar (current assets)

 Sifat Biaya Dibayar di Muka dan Pajak Dibayar di Muka menurut


Standar Akuntansi Keuangan :

a. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah te

rjadi, yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan yang a


kan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan m

anfaat untuk beberapa periode kegiatan diklasifikasikan sebag


ai aktiva tidak lancar.
 Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai bi
aya dibayar di muka adalah :

a. Premi asuransi (prepaid insurance)

b. Sewa dibayar di muka untuk masa satu tahun yang akan data

ng

(prepaid rent)

c. Biaya lain-lain dibayar di muka (prepaid others), misalnya: bi

aya iklan di radio, televisi yang berdasarkan kontrak, barang-


barang untuk promosi (hadiah berupa gantungan kunci, payu
ng)

37
 Contoh dari pajak dibayar di Muka adalah:

a. PPh 22 (dari import barang).

b. PPh 23 (dari bunga, dividen, royalty, mamagement fee).

c. PPh 25 (setoran masa pajak penghasilan).

d. PPN Masukan (Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh

pengguna kena pajak pada waktu perusahaan membeli baran


g atau jasa kena pajak).

Biaya-biaya yang belum merupakan kewajiban perusahaan untuk membayarnya


pada periode yang bersangkutan, tapi perusahaan sudah membayarnya terlebih d
ahulu. Karena jumlah yang dibayarkan tersebut belum merupakan beban perusa
haan untuk periode yang bersangkutan, maka jumlah yang telah dibayarkan ters
ebut merupakan uang muka dan termasuk dalam Aktiva Lancar (Current Assets) .

Pengakuan Atas Biaya Dibayar Dimuka adalah sebagai berikut :

Atas pengeluaran/biaya dibayar dimuka yang merupakan beban unt


uk periode-periode berikutnya tidak boleh diakui sebagai beban periode s
aat ini, tetapi harus diamortisasi/dibebankan sesuai dengan masa manfaat
atas biaya dibayar dimuka tersebut.

3. TUJUAN PEMERIKSAAN BIAYA DAN PAJAK DIBAYAR DIMUK


A

a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
Biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar di muka. Jika akuntan publik da
pat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas Biaya berjalan efektif,
maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan substantive test dapat diper
sempit.
38
Beberapa ciri internal control yang baik atas Biaya adalah :

• Setiap pengeluaran untuk Biaya diotorisasi oleh pejabat peru


sahaan yang berwenang.
• Setiap pengeluaran untuk Biaya didukung oleh bukti-bukti y
ang sah dan lengkap. Misalnya : polis asuransi, perjanjian se
wa menyewa (lease agreement)
b. Untuk memeriksa apakah Biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun
berikutnya sudah dicatat sebagai Biaya dibayar di muka. Maksdunya adal
ah auditor harus memeriksa apakah bagian yang belum expired (mempun
yaikegunaan untuk periode yang akan datang) tidak dibebankan sebagai
Biaya, tetapi dicatat sebagai Biaya dibayar di muka.
c. Untuk memeriksa apakah Biaya dibayar di muka yang mempunyai kegun
aan untuk tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai Biaya tahun be
rjalan. Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian expire
d (masa manfaatnya sudah berlalu) sudah dibebankan sebagai Biaya tahu
n berjalan.
d. Untuk memeriksa apakah penyajian Biaya dalam laporan keuangan sudah
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (paybud
i)/ PSAK. Biasanya Biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfa
at kurang dari atau sama dengan satu tahun disajikan sebagai harta lancar,
sedangkan yang masa manfaatnya lebih dari satu disajikan sebagai aktiva
tak lancar.
e. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti seto
ran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungka
n sebagai kredit pajak pada akhir periode.
f. Untuk bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak, perusahaan harus mempu
nyai bukti pendukung sebagai berikut :
g. PPh 22 : bukti pemungutan dari bank devisa dan PIUD

39
h. (Pemberitahuan Import Untuk Dipakai)
i. PPh 23 : bukti pemotongan dari perusahaan yang membayar dividen, sew
a, royalty atau bank yang membayar bungan deposito/jasa giro.
j. PPh 25 : SSP

4. MEMAHAMI PROSEDUR PEMERIKSAAN BIAYA DAN PAJAK


DIBAYAR DIMUKA

Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test dan prosedur


substantive test. Pembahasan prosedur pemeriksaan untuk substantive test akan
dibagi dalam beberapa bagian, yaitu sewa dibayar di muka, premi asuransi diba
yar di muka dan beban advertensi dibayar dimuka.

Dalam praktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas disini harus dises


uaikan dengan kondisi perusahaan yang diaudit.

Prosedur Pemeriksaan Untuk Compliance Test :

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas pajak yang dibayar di muka:
a. Dalam hal ini internal control questionnaires yang dipergunakan terca
kup dalam internal control questionnaires atas pengeluaran kas dan ba
nk :
 Apakah setiap pembayaran yang menyangkut pajak dibayar di muk
a didukung oleh bukti-bukti sah dan lengkap.
 Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat perusahaan y
ang berwenang.
 Apakah bukti setoran pajak, faktur pajak masukan, bukti pemotong
an pajak oleh pihak ketiga di file dengan baik dan rapi.
 Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan r
api.

40
b. Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas biaya dan pajak dibayar
di muka. Yang digunakan sebagai sample biasanya adalah bukti pengel
uaran kas dan bank dan sample cukup dipilih secara random.
2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibay
ar di muka.
Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu kesalahan, maka
auditor bisa menyimpulkan bahwa internal control atas pajak dibayar di muka b
erjalan efektif. Karena itu subtantive test atas perkiraan pajak dibayar di muka b
isa di persempit.

Prosedur Pemeriksaan Subtantive Sewa Dibayar di Muka ( Prepaid Rent )

1. Minta rincian (schedule) prepaid rent per tanggal neraca.


2. Check ketelitian perhitungan mathematic (mathematical a
ccuracy).
3. Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku
besar (general ledger) prepaid rent.
4. Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan
tahun lalu.
5. Lakukkan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjal
an dan pemeriksaan lease agreement ( jika sudah dilakukan di com
paliance test, refer ke kertas kerja compliance test ).
6. Tie-upltie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya sewa
ke buku besar biaya sewa.
Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan ke perkiraan bia
ya sewa ( tanpa melalui prepaid rent ), jumlah biaya sewa di buku bes
ar akan terlihat lebih besar.
7. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi Asuransi Dibayar di Muka (Prepaid I
nsurance)

41
Pada banyak audit, auditor dapat mengumpulkan bukti yang memadai da
n kompeten atas asuransi dibayar di muka dengan melakukan prosedur analitis s
ubstantive. Pengujian terinci atas transaksi, jika dilakukan, dilaksanakan sebagai
bagian dari pengujian proses pembelian. Pengujian terinci atas saldo asuransi di
bayar di muka biasanya diperlukan hanya ketika salah saji diperkirakan.

Karena pada umumnya terdapat beberapa transaksi pada akun asuransi di


bayar di muka dank arena jumlah yang dilaporkan pada laporan keuangan untuk
asuransi dibayar di muka biasanya tidak material, prosedur analitis substantive a
dalah efektif untuk memverifikasi saldo akun.

a. Prosedure Analisi Subtantive


1. Minta rincian prepaid insurance per tanggal neraca.

2. Check mathematical accuracy.

3. Cocokkan saldo prepaid insurance per tanggal neraca dengan

saldo buku besar (general ledger) prepaid insurance.


4. Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas kerja

pemeriksaan tahun lalu.


5. Lakukkan vouching untuk pembayaran premi asuransi di tah

un berjalan, perhatikan apakah ada discount untuk pembayar


an tersebut.
6. Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asurans

i dengan rincian prepaid insurance.


7. Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke buk

u besar biaya asuransi.


8. Periksa apakah nilai pertanggungan ( insurance coverage ) cu

kup atau tidak dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil.

42
9. Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat BANKE

R’S CLAUSE, maksudnya apakah dalam polis asuransi terse


but ada salah satu pasal yang menyebutkan bahwa kalau terja
di klaim, karena yang diasuransikan terbakar atau hilang, ma
ka ganti rugi harus dibayarkan kepada bank.
10. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.

b. Pengujian Terinci atas Akun Asuransi Dibayar di Muka

Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka dan beban asuransi
mungkinperlu ketika auditor mencurigai salah saji berdasarkan audit tahun lalu
atau ketika prosedur analitis substantive menunjukan bahwa saldo akun mungki
n mengandung salah saji. Auditor mulai menguji saldo akun asuransi dibayar di
muka dengan memperoleh skedul dari klien yang berisi analisis terinci mengena
i polis yang termasuk dalam akun asuransi dibayar di muka.

c. Keberadaan dan Kelengkapan (Existence and Completeness)

Auditor dapat menguji keberadaan dan kelengkapan dari polis asuransi ya


ng tercakup dalam analisis akun dengan mengirimkan konfirmasi kea gen asura
nsi entitas, meminta informasi dari tiap nomor polis, cakupan, tanggal akhir mas
a berlaku, dan premi. Hal ini merupakan cara yang efektif dan efisien dalam me
ndapatkan bukti mengenai dua asersi. Pendekatan alternative adalah pemeriksaa
n dokumen pendukung yang mendasarinya seperti tagihan dan polis asuransi. A
uditor dapat juga menguji kelengkapan dengan membandingkan polis terinci di
daftar asuransi tahun berjalan dengan polis yang ada di daftar asuransi tahun lal
u.

d. Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)

Pemegang polis dapat diuji dengan meminta informasi tersebut dikonfirm


asi yang dikirimkan kea gen asuransi atau dengan memeriksa polis asuransi. Jik
a pemegang polis adalah orang lain di luar klien, auditor dapat memiliki bukti at

43
as kewajiban yang tidak tercatat atau bukti behwa pihak lain memiliki klaim ata
s aktiva yang diasuransikan.

e. Penilaian (Valuation)

Auditor berkepentingan dengan apakah porsi yang belum jatuh tempo ata
s asuransi dibayar di muka, dan juga beban asuransi, telah dinilai dengan tepat.
Hal ini dapat dengan mudah diuji dengan menghitung kembali porsi asuransi ya
ng belum jatuh tempo setelah mempertimbangkan premi yang dibayar dan termi
n polis. Drngan memverifikasi porsi asuransi dibayar di muka yang belum jatuh
tempo, auditor juga memverifikasi jumlah total beban asuransi.

f. Klasifikasi (Classification)

Pertimbangan auditor mengenai klasifikasi adalah bahwa berbagai jenis a


suransi dialokasikan secara tepat ke berbagai akun beban asuransi. Biasanya, pe
merikasaan mengenai cakupan polis asuransi menunjukan jenis asuransi. Misaln
ya, polis asuransi kebakaran pada fasilitas pabrik dan administrasi utama harus
dibebankan baik kea kun beban asuransi overhead manufaktur maupun kea kun
beban asuransi umum dan administrasi.

Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising :

a. Minta rincian prepaid Advertising per tanggal neraca.

b. Check footing dan cocokkan saldo akhir prepaid advertising


ke buku besar dan saldo awal ke kertas kerja pemeriksaan ta
hun lalu.
c. Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian ( untuk iklan
di tv/radio/bill board ) dan bukti pembelian ( untuk barang-b
arang souvenir ).
d. Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barang-bara
ng souvenir harus dilakukan stock opname ( perhitungan fisi
k ) pada akhir tahun.

44
Prosedur Pemeriksaan Subtantive Prepaid Taxes :

1. Minta rincian prepaid taxes pertanggal neraca (rincian bisa p

er jenis pajak atau di campur).


2. Check footing dan cocokan saldonya dengan buku besar.

3. Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid taxes di

rincian dengan SPT PPH Badan.


4. Untuk Pajak Pertambahan nilai (PPN Masukan), bandingkan

angka prepaid taxes di rincian dengan SPT Masa (SPM)

Di dalam top schedule biasanya si auditor harus mencantumkan kesi


mpulan dari hasil pemeriksaan atas perkiraan tersebut, apakah menurut pend
apat auditor, perkiraan tersebut disajikan secara wajar atau tidak.

5. MEMAHAMI PENENTUAN RESIKO PEMERIKSAAN BIAYA DA


N PAJAK DIBAYAR DIMUKA

Risiko bawaan untuk beban dibayar di muka seperti asuransi dibaray di m


uka pada umumnya akan ditentukan pada tingkat yang rendah karena akun ini ti
dak melibatkan isu akuntansi yang kompleks atau mendalam. Terlebih lagi salah
saji yang mungkin dapat dideteksi pada audit terdahulu secara umum akan berju
mlah tidak material.Beban yang ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud di sisi
lain dapat memerlukan pertimbangan risiko bawaan yang serius. Contohnya, pe
nilaian dan estimasi umur paten, waralaba dan goodwill melibatkan pertimbang
an mendalam dan dapat mengarah pada perbedaan pendapatan antara auditor de
ngan klien. Dalam situasi seperti itu, auditor dapat menentukan risiko bawaan p
ada tingkat yang tinggi.

Penentuan Risiko Pengendalian – Beban Dibayar di Muka

Transaksi beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aktiva ti


dak berwujud biasanya diproses melalui proses pembelian. Pembahasan yan

45
g tersisa berfokus pada akun asuransi dibayar di muka karena akun tersebut
akan ditemui pada hamper semua perikatan. Bagian dari penentuan auditor a
tas risiko pengendalian untuk transaksi asuransi dibayar di muka didasarkan
pada efektivitas prosedur pengendalian dalam proses pembelian. Contohnya,
prosedur pengendalian dalam proses pembelian harus memastikan bahwa p
olis asuransi yang baru telah diotorisasi dengan tepat dan dicatat.

Prosedur pengendalian tambahan dapat digunakan untuk mengendali


kan transaksi dan informasi asuransi. Sebagai contoh, daftar asuransi (insura
nce register) dapat dibuat sebagai catatan yang terpisah mengenai semua pol
is asuransi yang masih berlaku. Daftar asuransi berisi informasi penting sep
erti hal-hal yang dijamin asuransi dan tanggal habis masa berlaku tiap polis
asuransi. Daftar ini harus di-review secara berkala oleh orang yang indepen
den untuk memverifikasi bahwa entitas telah memiliki jaminan asuransi yan
g konsisten dengan kebutuhannya.

Entitas juga perlu melakukan pengendalian atas alokasi sistematis da


ri asuransi dibayar di muka ke beban asuransi. Pada tiap akhir bulan, karya
wan klien harus menyiapkan ayat jurnal untuk mengakui porsi yang jatuh te
mpo dari asuransi dibayar di muka. Dalam beberapa kasus, entitas menggun
akan jumlah estimasi ketika mencatat ayat jurnal ini pada tahun berjalan. Pa
da akhir tahun, akun asuransi dibayar di muka disesuaikan untuk mencermin
kan jumlah actual dari asuransi yang belum jatuh tempo.

46
MINI PROJECT

1.Mengapa auditor perlu memeriksa akun biaya dibayar dimuka?

Jawab :

Audit atas biaya dibayar di muka bertujuan untuk memastikan perusahaan


telah menyajikan akun ini dengan perhitungan yang benar dan disajikan dengan
keadaan yang sebenarnya.

2.Bagaimana pengendalian internal atas biaya dibayar dimuka?

Jawab :

Pengendalian internal khususnya terhadap asuransi dibayar dimuka adala


h dengan mengidentifikasi polis yang berlku terkait dengan asuransi dibayar di
muka tersebut . Dalam melakukan hal tersebut dengan menggunakan register as
uransi ( insurance register )

3. Apa saja yang termasuk biaya dibayar dimuka?

Jawab :

Biaya Dibayar Di Muka adalah prepaid expenses yaitu pengeluaran yang


dibayarkan untuk keperluan dalam tahun buku mendatang, seperti pembayaran s
ewa, royalti, dan premi asuransi; pengeluaran tersebut belum merupakan biaya d
alam tahun buku berjalan.

4. Mengapa biaya dibayar dimuka harus diperlakukan sebagai aktiva?

47
Jawab :

Karena biaya yang dibayar tersebut belum menjadi beban perusahaan dal
am waktu yang bersangkutan, maka jumlah yang telah dibayar tersebut masuk d
alam kategori uang muka (aktiva lancar).

5. Pada PSAK berapa pengertian Biaya dibayar dimuka ?

Jawab :

Pelaksanaan audit dilaksanakan pada semua komponen laporan keuangan,


salah satunya akun Biaya Dibayar di Muka yang menurut PSAK No.9 biaya
dibayar di muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang
manfaatnya akan digunakan di masa yang akan datang dalam jangka waktu
yang sudah ditentukan.

6. Pajak apa saja yang dibayar dimuka?

Jawab :

PPN masukan adalah pajak Perusahaan yang dipotong oleh pihak ketiga y
ang akan diperhitungkan dengan PPN keluarannya.

Pajak penghasilan dibayar dimuka adalah pembayaran dimuka atas pajak


penghasilan Perusahaan yang akan diperhitungkan dengan pajak penghasilan ba
dan pada akhir tahun. Termasuk di antaranya PPh pasal 25.

Khusus untuk penerimaan sewa, jika yang menyewa adalah orang pribadi
atau bukan subyek pajak, maka pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 (final) yang dit
erima oleh Perusahaan harus disetorkan ke kantor pajak.

Fiskal luar negeri adalah pembayaran pajak di muka atas fiskal luar negeri yang
dibayarkan Perusahaan.

7. Jelaskan tujuan Pemeriksaan Beban Dibayar Dimuka?

Jawab :

48
Tujuan pemeriksaan beban dibayar dimuka adalah memastikan bahwa be
ban tahun berjalan dan biaya yang dibayarkan dimuka telah diklasifikasikan ses
uai dengan SAK Etap dan PSAK. Jurnal pemeriksaan akan diberikan ketika aud
itor mendapatkan temuan audit bahwa laporan keuangan terdapat salah saji mate
rial.

8. Apa yang dimaksud dengan pajak dibayar dimuka ?

Jawab :

Pajak Dibayar Dimuka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap
bulan ataudipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan sebagai
kredit pajak diakhir tahun (untuk PPh) atau akhir bulan (untuk PPN).

9. Sebutkan 3 perkiraan yang biasa digolongkan sebagai biaya dibayar dimuka !

Jawab :

3 perkiraan yang biasa digolongkan sebagai Biaya Dibayar Dimuka:a.Pre


mi Asuransib.Sewa Dibayar Dimuka untuk masa 1 tahun yang akan datangc.Bia
ya Lain-Lain Dibayar Dimuka. Ex: biaya iklan radio, televise yangberdasarkan
kontrak, barang-barang untuk promosi

49
BAB IV | PEMERIKSAAN ASET TETAP

1.PENGERTIAN

Aset tetap (Fixed Assets) disebut jugaa Property, Plant and equipment.
Menurut Standar Akuntasi Keuangan (PSAK No 14, Hal. 16.2 dan 16.3-IAI,
2002): Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009; 68), Aset tetap adalah aset berwujud yang:

1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau


jasa untuk disewakann ke pihak lain atau untuk administrative dan
2. Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan
sebagai aset tetap bila:

1. Besar kemungkinan (Probable) bahwa manfaat keekonomian di masa


akan datang yang berkaitan dengan aset tersebut akan mengalir ke dalam
perusahaan
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Beberapa sifat atau cici-ciri aset tetap adalah :

50
1. Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelik
an sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan o
perasi perusahaan
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
3. Jumlahnya cukup material.

Sifat pertama dari aset tetap tersebut yang membedakan aset tetap dari perse
dian barang dagangan. Misalnya mobil yang dimiliki PT. Astra sebagai produse
n mobil, hasil produksi/rakitan yang berupa mobil untuk dijual harus digolongk
an sebagai persediaan 7 barang dagangan (inventory), sedangkan mobil yang di
pakai untuk antar jemput pegawai, digunakan oleh direksi dan para manajer per
usahaan harus digolongkan sebagai aset tetap.

Sifat kedua dari aset tetap, merupakan salah satu alasan mengapa aset tetap
harus disusutkan. Biaya penyusutan merupakan alokasi dari penggunaan aset tet
ap selama masa manfaatnya, secara sistematis dan teratur (menggunakan metod
e tertentu yang diterapkan secara konsisten ).

Sifat ketiga merupakan salah satu alasan mengapa setiap perusahaan harus
mempunyai kebijakan kapitalisasi, yang membedakan antara capital expenditure
dan revenue expenditure. Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal y
ang jumlahnya material dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Revenue
expenditure adalah suatu pengeluaran modal yang jumlahnya tidak material wal
aupun manfaatnya mungkin lebih dari satu tahun. Selain itu revenue expenditur
e merupakan pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam rangka menghasilk
an pendapatan dan dibebankan ke dalam laba rugi pada saat terjadinya beban ter
sebut. Misalnya pembelian mesin tik, meja tulis yang harga perunitnya kurang d
ari Rp 500.000, bagi perusahaan yang besar (misalnya pertamina) akan merupak
an revenue expenditure, tetapi bagi perusahaan yang kecil ( misal kantor akunta
n kecil ) akan merupakan revenue expenditure.

51
Fixed assets atau aset tetap bisa dibedakan menjadi :

1. Fixed tangible assets ( aset tetap yang yang mempunyai bentuk/wujud, bis
a dilihat, bisa diraba).

2. Fixed intangible assets ( aset tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, s


ehingga tidak bisa dilihat, tidak bisa diraba)

Yang termasuk Fixed Tangible Assets Misalnya :

a. Tanah ( land ) yang diatasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah.
Tanah ini biasanya tidak disusutkan (menurut SAK maupun peraturan pajak).
8 Tanah bisa dimiliki dalam bentuk hak milik, hak guna bangunan (biasanya
jika kita membeli rumah dari real estate) yang mempuntai jangka waktu 20-3
0 taun, hak guna usaha dan hak pakai. Perlu diperhatikan bahwa perusahaan
asing dan warga negara asing tidak diperbolekan membeli tanah dengan hak
milik.

b. Gedung (building) termasuk pagar, lapangan parkir, taman, mesin-mesin,


peralatan (equipment), furniture & fixtures (meja, kursi), delivery equipment
/vehicles (motor, mobil, kapal laut, pesawat terbang).

c. Natural Resources (sumber alam), seperti pertambangan minyak, batu bara,


emas, marmer dan hak pengusahaan hutan (HPH). Natural resources ini har
us dideplesi, bukan disusutkan, pada saat sumber alam tersebut mulai mengh
asilkan.

52
Yang termasuk Fixed Intangible Assets misalnya :

Hak paten, hak cipta (copy right), franchise, goodwill, preoperating expense
s (biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan berproduksi secara komers
ial, termasuk biaya pendirian). Contoh dari frinchise misalnya Kentucky Fried C
hicken, Hamburger, Mc. Donald, Es teller `77. Dalam hal ini pengusaha yang in
gin menjual makanan/minuman tersebut harus menandatangani kontrak dengan
pemilik frinchise, agar bisa menjual makanan /minuman dengan rasa, bentuk, ga
ya, dekorasi yang khusus untuk jenis makanan tersebut, tentu saja dengan memb
ayar royalty.

Metode Perhitungan Penyusutan


Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat
dikelompokan sebagai berikut:
1.        Metode aktivitas (Activity Method)

2.        Metode Garis Lurus (Straight Line Method) 

3.        Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Method) 

4.        Metode Penyusutan Khusus 

Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Tunai


 Pengertian Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Tunai
Pembiayaan secara tunai berarti perusahaan harus menyiapkan dan
mengeluarkan dana tunai sebesar harga aktiva tetap yang baru. Aktiva tetap
berwujud yang diperoleh dari pembiayaan tunai dicatat dengan jumlah sebesar
uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut. Perusahaan
harus sanggup menyediakan uang tunai sebesar harga aktiva tetap dan
menyetorkan kepada pihak supplier. Setelah bukti pembayaran telah diterima,
53
supplier akan mengirimkan aktiva tersebut kepada perusahaan yang membeli
dengan biaya-biaya yang telah disepakati dalam perjanjian jual beli barang.

Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Secara Kredit Bank


 Pengertian Kredit Bank
Kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu “credere”, yang artinya
percaya. Menurut Hasibuan (2001:87), “Kredit adalah semua jenis pinjaman
yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati”.

 Jenis Kredit Bank Berdasarkan Jangka Waktu


Menurut Home (1992), ada dua pembedaan jangka waktu kredit, yaitu:
1.  Kredit jangka pendek merupakan kredit yang berjangka waktu selama-
lamanya satu tahun.
2. Kredit jangka panjang merupakan kredit yang berjangka waktu lebih dari
satu tahun. Keuntungan utama dari pinjaman jangka panjang adalah
fleksibilitasnya. Debitur berurusan langsung dengan yang meminjamkan, dan
pinjaman dapat disesuaikan terhadap kebutuhan peminjam melalui negosiasi
langsung.

Transaksi Pembiayaan Aktiva Tetap Melalui Sewa Guna


Usaha (leasing)
 Definisi Sewa Guna Usaha (leasing)
Definisi sewa guna usaha (leasing), menurut The International
Accounting Standart (IAS 17) Triandaru, Sigit 2006 : “Suatu perjanjian dimana
pemilik asset atau perusahaan sewa guna usaha (lessor) menyediakan barang
atau asset dengan hak penggunaan kepada penyewa guna usaha (lessee) dengan
imbalan pembayaran sewa untuk suatu jangka waktu tertentu.”
54
 Jenis Sewa Guna Usaha (leasing)
Menurut Suandy (2008), sewa guna usaha (leasing) dibedakan menjadi 2
(dua), yaitu:
1. Sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi (finance lease/capital
lease) adalah sewa guna usaha (leasing) di mana penyewa (lessee) pada akhir
masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna
usaha (leasing) berdasarkan nilai sisa yang disepakati
2.Sewa guna usaha (leasing) tanpa hak opsi (operating lease) adalah sewa guna
usaha (leasing) di mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak tidak
mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha (leasing) tersebut.

Perbandingan Biaya yang dapat Dikurangkan dari Alternatif


Pembiayaan
Tunai, Kredit Bank, dan Sewa Guna Usaha (leasing)
Ketiga alternatif pembiayaan aktiva tetap diatas memiliki perbedaan
tingkat suku bunga dan juga perbedaan dalam perlakuan disektor pajakannya.
Adapun beberapa perbedaan perlakuan biaya dalam sektor pajak antara ketiga
alternatif pembiayaan tersebut, yaitu :
1.      Pembiayaan aktiva tetap secara tunai.
Biaya yang dapat dibebankan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan
adalah biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis
yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku, sedangkan biaya-
biaya yang berkenaan dengan perolehan aktiva tetap tersebut tidak boleh
dibiayakan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan.
55
2.      Pembiayaan aktiva tetap dengan cara sewa guna usaha (leasing).
Semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sewa guna
usaha (leasing) dapat dibiayakan pada laporan keuangan fiskal pada tahun yang
bersangkutan, sedangkan untuk biaya penyusutannya, belum boleh diakui oleh
pihak lessee (perusahaan) selama masa sewa guna usaha (leasing), biaya
penyusutan boleh diakui jika aktiva telah diambil alih oleh lessee (perusahaan)
dengan membayar nilai hak opsi sebesar nilai perolehan aktiva (besar nilai opsi
telah ditentukan perusahaan sewa guna usaha (leasing)) sesuai dengan metode
dan umur aktiva bersangkutan yang telah ditetapkan.
3.      Pembiayaan aktiva tetap dengan kredit bank.
Biaya yang boleh dikurangkan dalam laporan keuangan fiskal adalah beban
bunga atas kredit bank tersebut serta biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai
dengan metode dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan
perpajakan yang berlaku.

Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap


Efraim (2012:234), mengatakan ada beberapa transaksi yang
menghentikan pemakaian aset tetap, yaitu:
A.  Penjualan Aset Tetap
Jika penggunaan aset tetap tertentu dihentikan, rekening-rekening yang
bersangkutan dengan aset tetap tersebut harus dihapuskan. Jika penghentian
disebabkan transaksi penjualan, selisih antara harga jual dengan nilai buku aset
tetap yang tersisa harus diakui sebagai laba atau rugi. Jika nilai buku aset lebih
kecil dibandingkan dengan kas/aset lain yang diterima, timbul keuntungan.
Sebaliknya jika nilai buku aset lebih besar dibandingkan dengan kas/aset lain
yang diterima, timbul kerugian.

B. Berakhirnya Masa Manfaat Aset Tetap Apabila aset tetap dihentikan karena
berakhirnya masa manfaatnya, semua akun yang berkaitan dengan aset tetap

56
tersebut harus dihapus. Dalam transaksi ini, saat aset tetap dihentikan masa
pemakaiannya masih memiliki nilai residu, harus diakui sebagai rugi
penghentian aset tetap.

C.   Pertukaran Dengan Aset Lain Harga pertukaran aset tetap yang didapat
melalui pertukaran dengan surat berharga diukur dengan jumlah uang yang
dapat direalisasikan apabila surat berharga tersebut dijual. Jika harga pasar
surat-surat berharga tidak dapat ditentukan , harga pasar aset tetap yang
diperoleh menjadi dasar pencatatan aset yang bersangkutan. Jika harga pasar
kedua aset tersebut tidak ada maka aset tetap tersebut harus ditaksir oleh pihak
yang independen, misalnya oleh penilai (appraiser).

Standar Audit Pemeriksaan Aset Tetap Menurut Standar Akuntansi


Keuangan (PSAK No. 16, hal. 16.1 & 16.2 – IAI 2015)
Aset tetap adalah aset berwujud yang :
a)      Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif.
b)      Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

Menurut SAK ETAP IAI, 2019:68)


Aset tetap adalah aset berwujud yang :
a)      Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
b)      Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

  Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan
sebagai aset teatp bila :
a)      Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa akan
datang yang berkaitan dengan aset tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan;

57
b)      Biaya perolehan dapat diukur secara andal.

            Berapa sifat atau ciri aset tetap dalah :


1.      Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjual
belikan sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan
operasi perusahan.
2.      Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
3.      Jumlahnya cukup material.

Tingkat Risiko Pemeriksaan Aset Tetap


1.      Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan
transaksi terhadap suatu salah saji materiall, dengan asumsi bahwa tidak
terdapat pengendalian  yang saling berkaitan.
2.      Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang
dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat
waktu oleh pengendalian intern entitas.
3.      Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah
saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi
efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.
Pada pengujian substantif atas piutang usaha, pengujian detail saldo
kategori konfirmasi piutang merupakan prosedur yang penting. Prosedur ini
sangat perlu dilakukan karena merupakan prosedur auditing yang diterima
umum, kecuali apabila piutang tidak material, tidak efektif, resiko bawaan,
maupun resiko pengendaliannya rendah, yang dimana jika risiko pengendalian

58
ditaksir terlalu rendah, risiko deteksi dapat terlalu tinggi ditetapkan dan auditor
dapat melaksanakan pengujian substantif yang tidak memadai sehingga
auditnya tidak efektif. Bila auditor tidak melakukan konfirmasi, ia harus
mencantumkam dalam kertas kerja  mengenai alasannya dan bagaimana
akuntan mengatasinya atau tindakan alternatif yang dilakukan.

SAS 67, The confirmation process (AU 330) mensyaratkan bahwa


auditor harus melakukan prosedur konfirmasi dalam proses pengauditan
kecuali: 1) piutang dagang berjumlah tidak material untuk laporan keuangan
secara keseluruhan 2) penggunaan konfirmasi dinilai tidak efektif 3)
perencanaan auditor berkaitan dengan resiko bawaan dan resiko pengendalian
rendah dan bukti yang diharapkan dengan prosedur analitis atau pengujian
substantif detail cukup untuk mencapai resiko audit yang diterima. Dalam
melaksanakan prosedur konfirmasi, auditor perlu mengambil keputusan
mengenai jenis konfirmasi yang digunakan, penentuan kapan dilakukan
konfirmasi dan besarnya sampel yang dipilih.

2. Tujuan Pemeriksaan Aset Tetap


Dalam suatu pemeriksaan umum, pemeriksaan atas aset tetap mempunyai
beberapa tujuan sebagai berikut:
 Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
aset tetap
 Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di laporan posisi
keuangan (Neraca) betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh
organisasi
 Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan
(periode yang diperiksa) betul-betul merupakan sesuatu Capital
Expenditure, diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang didukung
oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar

59
 Untuk memeriksa apakah penarikan aset tetap sudah dicatat dengan benar di
buku dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
 Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode)
yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, Konsisten,
dan apakah perhitunganya telah dilakukan dengan benar (secara akurat)
 Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan
 Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan,
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

3.Prosedur Pemeriksaan Aset tetap

Prosedur audit atas aset tetap adalah sebagai berikut

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap.


2. Minta kepada klien Top Schedule Serta Supporting Schedule aset tetap
yang berisikan saldo awal, penambahan serta pengurangan-
penguranganya dan saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun
akumulasi penyusutanya.
3. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya
dengan general ledger atau sub-ledger, saldo awal dengan working
paper tahun lalu.
4. Vouch penambahan serta pengurangan dari aset tetap tersebut. Untuk
penambahan lihat pprovalnya dan kelengkapan supporting documentnya.
Untuk pengurangan dapat dilihat dari otorisasinya dan jurnalnya apakah
sudah dicatat dengan betul, misalnya bila ada keuntungan atau kerugiann
atas penjualan aset tetap tersebut. Selain itu periksa penerimaan hasil
penjualan aset tetap tersebut.
5. Periksa fisik dari aset tetap tersebut (dengan cara test basis) dan periksa
kondisi dan nomor kode dari aset tetap

60
6. Periksa bukti pemilikan aset tetap tersebut, untuk tanah, gedung,periksa
sertifikat tanag dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat
Izin Penempatan Bangunan). Untuk kendaraan periksa BPKB, STNK-
nya.
7. Buat analisis tentang perkiraan repair dan maintenance, sehingga kita
dapat mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam
kelompok Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue
Expenditure.
8. Periksa apakah aset tetap tersebut sudah diasuransikan dan apakah
insurance coveragenya cukup atau tidak
9. Tes perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan
biaya penyusutan diperkirakan dengan laba rugi dan periksa
alokasi/distribusi biaya penyusutan.
10.Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank
untuk memeriksa apakah ada aset tetap dijadikan sebagai jaminan atau
tidak, dan jika ada maka hal ini perlu diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan
11.Periksa apakah ada Commitment yang buat oleh perusahaan untuk
membeli atau menjual aset tetap
12.Untuk konstruksi dalam proses kita periksa penambahanya dan apakah
ada konstruksi bangunan dalam proses (Contruction in Progress) yang
harus ditransfer ke aset tetap
13.Jika ada aset tetap yang diiperoleh melalui leasing, periksa lease
agreement dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai
dengan standar akuntansi leasing
14.Periksa atau tanyakan apakah ada aset tetap yang dijadikan agunan kredit
di bank
15.Periksa penyajianya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)

61
Mini project

1. Mengapa disebut aset tetap?

Jawaban:Aset tetap adalah aset tidak lancar yang berwujud, dimiliki, dan
digunakan oleh perusahaan dalam operasionalnya untuk menghasilkan
pendapatan. Oleh karena itu, aset tetap memiliki masa pemanfaatan yang lebih
besar daripada aset lancar dan biasanya tidak untuk dikonsumsi atau diubah
menjadi kas dalam waktu satu tahun

2. Apa kegunaan aset tetap?

Jawaban : Aset tetap atau aktiva tetap mengacu pada aset berwujud jangka
panjang yang digunakan dalam operasi bisnis. Jenis aset ini memberikan
keuntungan finansial jangka panjang, memiliki masa manfaat lebih dari satu
tahun, dan diklasifikasikan sebagai property, plant, and equipment (PP&E)
(PP&E) di neraca

3. Bagaimana suatu aset tetap diakui?

Jawaban :Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan
memenuhi kriteria: – Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
– Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal; – Tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam operasi normal entitas; dan – Diperoleh atau dibangun dengan
maksud untuk digunakan.

4. Apa tujuan dari pengukuran aset?

Jawaban : Tujuan pengukuran penggunaan aset merupakan analogi dari tujuan


pusat laba yaitu : Untuk memberikan informasi yang berguan dalam membuat

62
keputusan yang bagus mengenai aset yang digunakan dan untuk memacu para
manajer. Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi.

5.Apa yang dilakukan auditor saat melakukan audit terhadap aktiva tetap?

Jawaban : Untuk hal tersebut maka auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo
aktiva tetap yang dicantumkan didalam neraca dengan aktiva tetap yang
bersangkutan di dalam buku besar dan selanjutnya ditelusuri ke jurnal
pengeluaran kas, jurnal umum dan buku pembantu aktiva tetap.

6. Apa karakteristik utama aset tetap?

Jawaban : Lalu menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2005), aset tetap
adalah aset yang memiliki tiga karakteristik yakni memiliki substansi fisik
(ukuran pasti mengenai ukuran dan bentuk), digunakan untuk kegiatan usaha
perusahaan dan tidak dijual kepada pelanggan.

63
BAB V | PEMERIKSAAN ASET TAK BERWUJUD

1. PENGERTIAN

Aset tak berwujud adalah aset nonmeter yang dapat didenfikasikasih dan
tidak mempunyai wujud fisik. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun,
Tidak mempunyai bentuk, sehingga tidak bisa dipegang/diraba atau dilihat.
Diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah uang tertentu yang jumlahnya cukup
materi. Dimiliki untuk digunakan dalam rangka menghasilkan/menyerahkan
barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, untuk tujuan administratif

Sumber daya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, mengembangkan,


memelihara, atau memperkuat sumberdaya tidak berwujud, seperti ilmu
pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru,
lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek
dagang (termasuk merek produk/brand names)

Contoh : software, hak paten, hak cipta, film gambar hidup, daftar
langganan, HPH, kuota impor, waralaba, hubungan dengan pemasok/pelanggan,
kesetiaan pelanggan, hak pemasaran dan pangsa pasar Dapat didentifikasikan
jika:

 Dapat dipisahkan
 Muncul dari hak Kontraktual

64
2. PENGAKUAN ASET TAK TERWJUD

Pengakuan suatu post sebagai aset tak terwujud harus memenuhi:

1.Definisi aset tak terwujud

2.Harus memenuhi persyaratan atau unsur-unsur aset tak terwujud

Syarat aktiva tetap tidak berwujud, adanya :

 Keteridentifikasian
 Pengendalian sumber daya
 Manfaat ekonomis dimasa depan

Jika tidak memenuhi syarat tersebut, maka pengeluaran untuk memperoleh/


menciptakan sendiri aktiva, diperlakukan sebagai beban pada saat terjadinya.
Contoh (untuk keteridentifikasian) : adanya hasil dari penggabungan usaha
(akuisisi) diperlakukan sebagai bagian dari muhibah (goodwill) yang diakui
pada saat tanggal akuisisi

Muhibah (goodwill) dari akuisisi adalah :Pembayaran yang dilakukan


oleh pihak yang mengakuisisi dengan harapan akan memperoleh manfaat
ekonomis dimasa depan,Timbul dari :Sinergi antara aktiva yang diperoleh dan
dapat diindentifikasi .Aktiva yang secara individual tidak memenuhi syarat
untuk diakui dalam laporan keuangan walaupun yang mengakuisisi bersedia
untuk membayar aktiva tersebut

Untuk membedakan antara muhibah (goodwill) dengan jenis aktiva tak


berwujud lainnya: Aktiva harus dapat dipisahkan, dengan cara menyewakan,
menjual, menukarkan, atau mendistribusikan manfaat ekonomis masa depan
yang terdapat pada aktiva tersebut tanpa melepaskan manfaat ekonomis dimasa
65
depan yang timbul dari aktiva lain yang digunakan dalam aktivitas yang sama
dalam menghasilkan pendapatan.

Manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aktiva tidak berwujud
mencakup: pendapatan dari penjualan barang/jasa, penghematan biaya, atau
manfaat lain yang berasal dari penggunaan aktiva tersebut oleh perusahaan,
seperti penggunaan hak kekayaan intelektual tidak meningkatkan pendapatan
masa depan, tetapi menekan biaya produksi masa depan

Syarat pengakuan pos aktiva tidak berwujud jika :

 Memenuhi definisi aktiva tidak berwujud.


 Memenuhi kriteria pengakuan sebagaimana diatur dalam
pernyataan ini (PSAK No. 19).

Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa


depan dari aktiva tersebut, dengan cara :

 Megunakan asumsi yang masuk akal dan dapat dipertanggung


jawabkan
 Mempertimbangkan bukti yang tersedia pada saat pengakuan awal
aktiva tidak berwujud dengan menekankan bukti eksternal.

Biaya perolehan aktiva tersebut dapat diukur secara andal Aktiva tidak
berwujud diakui pada saat awal, sebesar: Biaya Perolehan.

Jenis Aset Tak Terwujud, Yaitu:

 Goodwill : timbul ketika perusahaan mengakuisisi diatas harga yang


berlaku (karena perusahaan yang dibeli mempunyai keunggulan tertentu)
untuk aktiva bersihnya (setelah dikurangi biaya-biaya)
 Hak Patent : timbul ketika perusahaan/seseorang menemukan sutu produk
baru setelah melakukan riset selama beberapa waktu dengan
mengeluarkan biaya yang cukup besar.

66
Pemilik hak paten akan mendapat royalti jika orang lain membuat produk
yang sama dan membeli hak paten tersebut
 Hak Cipta (Copy Right) : diberikan kepada orang yang mencipta lagu
atau mengarang buku
 Franchise : timbul ketika seseorang membeli makanan/ minuman dengan
rasa, bentuk, penyajian dan dekorasi yang sama (KFC, McD, Es Teler
77).
 Merek Dagang : sama hal nya dengan hak paten dengan hak cipta, yaitu
hak kekayaan intelektual juga. Merek dagang ini berupa suatu desain,
logo, simbol, ataupun ekspresi yg mewakili suatu perusahaan tertentu
yang dapat memberikan nilai jual suatu produk.

 Leasehold: dalam ilmu akutansi disebut dengan aset yang dapat


disewakan. Leasehold pada umumnya memberikan keuntungan pada
perusahaan sehingga jarang terdiamortisasi. Meski begitu, leasehold
memiliki biaya perawatan maupun biaya perbaikan yang dicatat dalam
perbaikan aktiva yang akan disewa.

3. TUJUAN PEMERIKSAAN AKTIVA TAK BERWUJUD:

 Memeriksa keberadaan internal control aktiva tak berwujud


 Memeriksa validitas, kelengkapan bukti dan otorisasi perolehan,
penambahan dan penghapusan aktiva tak berwujud
 Memeriksa masa manfaat aktiva tak berwujud (lebih 1 tahun)
 Memeriksa kesesuaian amortisasi aktiva tak berwujud dengan
PSAK/PABU
 Memeriksa apakah hasil/pendapatan yang diperoleh dari aktiva tak
berwujud sudah dicatat dan diterima perusahaan

67
 Memeriksa kesesuaian penyajian aktiva tak berwujud dalam laporan
keuangan dengan PABU/PSA

4. PROSEDUR PEMERIKSAAN AKTIVA TAK BERWUJUD:

 Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tak berwujud (lihat
Exhibit 14-1)
 Minta perincian aktiva tak berwujud (saldo awal, penambahan,
amortisasi dan penghapusan serta saldo akhir) per tanggal neraca
(lihat Exhibit 14-2)
 Cocokkan saldo awal dan akhir ke buku besar, lalu periksa footing
dan cross footing
 Periksa penambahan aktiva tak berwujud (otorisasi, notulen rapat,
validitas dan kelengkapan)
 Periksa kesesuaian amortisasi dengan PSAK/PABU dan
penghapusan (jika ada) aktiva tak berwujud.
 Periksa perjanjian dan pendapatan dari perjanjian dengan pihak ke
tiga yang ingin menggunakan hak patent, hak cipta dan franchise
(dalam bentuk royalty fee).
 Periksa kesesuaian penyajian aktiva tak berwujud dengan
PSAK/PABU

Ada dua analisis aset tak terwujud yang dapat dimiliki oleh perusahaan
diantaranya :

1.Pendapatan Sewa Pembiayaan

Akun ini merupakan pendapatan yang berasal dari transaksi sewa


pembiayaan yang meliputi barang modal untuk konstruksi, pertambangan,
pertanian, perkebunan, transportasi, dan lain-lain. Tidak terdapat konsumen

68
dengan pendapatan melebihi 10% dari jumlah pendapatan sewa pembiayaan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 dan 2020.

Pendapatan sewa pembiayaan termasuk amortisasi atas pendapatan dan biaya


transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung masing-masing sebesar Rp
8.387 dan Rp 10.223 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2021 dan 2020.
Perusahaan tidak memiliki pendapatan sewa pembiayaan dari pihak berelasi.

2.Pendapatan Pembiayaan Konsumen

Akun ini merupakan pendapatan yang berasal dari transaksi pembiayaan


untuk pembelian kendaraan. Tidak terdapat konsumen dengan pendapatan
melebihi 10% dari jumlah pendapatan pembiayaan konsumen untuk tahun
berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 dan 2020. Pendapatan pembiayaan
konsumen termasuk amortisasi atas pendapatan dan biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung masingmasing sebesar Rp 12.102 dan Rp 15.023
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2021 dan 2020. Perusahaan tidak
memiliki pendapatan pembiayaan konsumen dari pihak berelasi.

Tujuan audit aset tak berwujud

 Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup


memadai aset tak terwujud.
 Untuk memeriksa apakah perolehan penambahan dan penghapus
aset tak terwujud didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap
serta diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwewenang.
 Untuk memeriksa apakah aset tak terwujud yang dimiliki
perusahaan masi mempunyai kegunaan dimasa yang akan datang.

Untuk memeriksa apakah amortisasi aset tak terwujud dilakukan sesuai dengan
standart akuntansi keuangan.

Prinsip Akuntansi Dasar untuk audit tak berwujud

69
Akuntansi untuk aktiva tak berwujud melibatkan prinsip dan
prosedur akuntansi serupa yang diaplikasikan untuk aktiva tak berwujud
lainya, seperti properti, pabrik dan peralatan yaitu :
a)      Pada akuisisi menerapkan prinsip biaya.
b)      Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan.
c)      Pada disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau
kerugian yang diakui atas pelepasan sama dengan selisih antara
pertimbangan yang diterima.

Kapan aset tak berwujud diakui dan dicatat ke dalam laporan posisi keuangan?
tentunya harus mengikuti karakteristik aktiva tidak berwujud yakni.

1. Dapat diidentifikasi, harta perusahaaan harus memiliki karakteristik yang

mudah dikenali atau diidentifikasi. Maksudnya aset tak berwujud harus da


pat dijual dan dipindahtangankan dengan mudah.

2. Timbul dari adanya perjanjian atau kontrak jangka panjang.

3. Perusahaan memiliki kendali penuh terhadap Aktiva Tak Berwujud.

4. Bukanlah termasuk instrumen keuangan atau sejenisnya.

5. Aktiva tak berwujud dapat diamortisasi apabila memiliki umur terbatas da

n tidak diamortisasi apabila memiliki umur tak terbatas.

6. Aktiva diukur berdasarkan biaya perolehan sampai aset siap untuk diakui

dan dipergunakan.

7. Bisa didapatkan dari pemerintah atau kompetitor perusahaan.

Harga perolehan dari aset tak berwujud seperti francais, hak paten, hak cipta
dan goodwill diakui sesuai dengan nilai tercatatnya. Biaya perolehan aktiva
tidak berwujud yang diperoleh dari pembelian, maka harga perolehanya adalah
sejumlah kas yang dibayarkan. Apabila aset didapatkan dari pertukaran dengan

70
aset lainnya, maka harga perolehan aset tidak berwujud diakui sebesar nilai
wajar.

Masa manfaat aktiva tidak berwujud biasanya berlangsung 20 tahun lebih sejak
pertama kali di klaim. Ada beberapa hal yang dipertimbangkan masa manfaat
aktiva tidak berwujud yakni.

1. Prakiraan penggunaan aset tak berwujud.

2. Keusanagan dan siklus produk.

3. Estimasi pesain

4. Pengeluaran pemeliharaan dan ketergantungan terhadap masa manfaat aset

lain.

5. Periode pengendalian aset tak berwujud.

Aset tidak berwujud dapat berbentuk produk artifical inteligen dan produk
lainnya yang dipergunakan oleh pihak lain.

71
MINI PROJECT

1. PT Iwak Lele Dumbo adalah perusahaan dagang yang fokus pada penyediaan
peralatan budidaya lele dumbo skala kecil, menengah dan besar. Pada tanggal
15 Juli 2022, perusahaan mengeluarkan kas sebesar Rp 5.500.250 untuk
membayar biaya upgrade alat panen lele, dan Rp 750.000 untuk membayar
biaya asesoris dan instalasi alat tersebut.
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas tersebut?
Jawaban dan pembahasan:
Tanggal 15 Juli 2022:
(Debit) Alat Panen Lele …. Rp 5.500.250
(Kredit) Kas …. Rp 5.500.250
(Debit) Biaya Pemasangan dan Perawatan … Rp 750.000
(Kredit) Kas Rp 750.000
2. jelaskan mengenai jenis-jenis aset tak berwujud dan apa yang menyebabkan
tarif amortisasi berbeda pada setiap kelompok harta tak berwujud?
Jawab :

Beberapa jenis aktiva tidak berwujud antara lain:


- Patent. Paten adalah sebuah hak eksklusif yang dikeluarkan oleh perusahaan h
ak paten yang memberikan kewenangan kepada penerima hak paten untuk mem
produksi, menjual atau mengendalikan penemuan untuk jangka waktu tertentu s
ejak pemberian hak paten tersebut. Hak paten tidak dapat diperbarui, perusahaa
n hanya dapat memperpanjang umur paten dengan mendapatkan hak paten yang

72
baru atas pengembangan dari rancangan awal. Harga perolehan hak paten adala
h kas yang dibayarkan untuk mendapatkan paten tersebut.
- Copyright. Pemerintah memberikan copyright untuk memberikan pemilik hak
eksklusif tersebut untuk menghasilkan dan menjual karya seni atau publikasi. H
arga atas copyright adalah biaya mendapatkan dan mempertahankan  copyright t
ersebut.
Trademarks. Sebuah trademark adalah sebuah kata, frase atau simbol yang men
gidentifikasi sebuah produk atau bisnis, contohnya seperti Coca Cola, Game Bo
y, Windows, dan Frappuccino. Trademark dapat meningkatkan penjualan dari pr
oduk. Pemilik produk dapat mendaftarkan nama-nama tersebut pada unit pemeri
ntahan untuk mendapatkan hak proteksi atas nama-nama produk tersebut.
- Franchise dan license. Franchise adalah sebuah persetujuan kontraktual antara
seorang franchisor dengan franchisee.Franchisor memberikan hak kepada franc
hisee untuk menjual produk tertentu, menyediakan jasa atau menggunakan trade
mark tertentu. Lisensi adalah hak untuk menggunakan produk atau jasa tertentu,
seperti penggunaan jalan kota untuk jasa taksi, penggunaan lahan publik untuk t
elepon dan tiang listrik.
- Goodwill. Goodwill adalah bagian dari aktiva dalam neraca, yang mencermink
an kelebihan pembayaran atas aktiva yang dibutuhkan perusahaan dibandingkan
dengan nilai pasar. Goodwill hanya akan dicatat perusahaan apabila perusahaan
membeli bisnis orang lain.

3. Goodwill merupakan aset tidak berwujud yang tidak dapat diamortisasi,


namun apabila goodwill tersebut menurun maka besarnya nilai juga harus
diturunkan. Yang ingin saya tanyakan yaitu kenapa goodwill tidak dapat
diamortisasi dan hal-hal apa saja yang mengakibatkan goodwill menurun?

JAWAB: Goodwill tidak bisa diamortisasi karena kemampuan entitas untuk


menghasilkan laba di masa depan pada dasarnya tak dapat ditentukan, goodwil
juga dapat dikatakan memiliki manfaat ekonomis masa depan yang belum tentu.

73
write down diperlukan dan dilakukan jika manfaat yang diberikan Goodwill
diakui telah menurun. jika seandainya Goodwill yang didapat atas pembelian
perusahaan terdahulu sudah diakui tidak memberikan manfaat lagi bagi
perusahaan

4.Apa itu aset tak berwujud berdasarkan PSAK?

JAWAB :

Karakteristik aset tak berwujud berdasarkan psak tentu harus diatur agar dapat
menyesuaikan kondisi keuangan di perusahaan. Pengertian aktiva tetap tak
berwujud menurut para ahli adalah kekayaan perusahaan yang dapat
diidentifikasi dan memiliki nilai materialitas walaupun tidak memiliki wujud
fisik.

5.Bagaimana perlakuan aset tak berwujud?

JAWABAN :

Secara akuntansi, perlakuan aset tak berwujud adalah sebagai berikut: Aset tak
berwujud diakui pada saat diperoleh, dengan ketentuan: Individu/Perusahaan
berpotensi akan mendapatkan manfaat ekonomi di masa yang akan datang dari
aset tersebut. Biaya-biaya dalam perolehannya bisa diukur dengan handal

74
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku

Buku karangan Sukrisno Agoes, Terdiri dari 5 bab yang isinya cukup jelas. Pada

bagian awal buku terdapat struktur dari auditing yang akan lebih mudah di mengerti

oleh para pembaca. Materi mengenai auditing dijelaskan secara lengkap, dalam bentuk

paragraf dan juga point-point. Setiap materi yang dibahas terdapat contoh-contoh yang

memperlengkap penjelasan. Disetiap materinya juga terdapat soal-soal latihan untuk

melatih pemahaman pembaca atas teori yang disajikan. Terdapat bergam ilustrasi pada

setiap materi untuk mempermudah pembaca mencerna dan memahami isi materi yang

ingin disampaikan oleh penulis. Serta di Akhirbab terdapat soal-soal latihan yang

mencakup keseluruhan materi.

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku

1. Kelebihan

-Kelebihan dari buku ini yaitu pembahasan pada buku ini didasarkan pada para

ahli seperti pengertian, jenis, karakteristik dan sebagainya sehingga materi yan

75
g ada lebih  bersifat aktual dan sesuai peraturan sebagai acuan dalam membaha

s setiap materi yang ada pada buku ini

- Pembahasan dalam buku ini cukup ringkas namun jelas sehingga cukup mudah

untuk di  pahami.  pahami. Dan materi yang materi yang ada pada buku ini juga

saling berkesinambungan setiap babnya dan setiap memasuki bab baru setiap p

embahasan awal selalu membahas sedikit materi dari bab sebelumnya untuk m

engingatkan kembali sehingga pembaca dapat mengingat materi sebelumnya de

ngan mudah.

2. Kekurangan

- Kurangnya contoh dari setiap materi sehingga sulit dipahami oleh pembaca

- Kuantitas dari contoh tabel yang terlalu sedikit karena telah penuh terisi oleh

kata-kata dalam materi

76
BAB IV

KESIMPULAN

Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengeval

uasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan da

n kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara

pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Pengguna

an metode yang berbeda dalam melakukan pemerikasaa sebuah laporan keuanga

n dapat menghasilkan pendapat yang berbeda terhadap hasil pemeriksaan lapora

n keuangan dan akan menimbulkan sebuah dilema dalam menentukan metode m

ana yang lebih baik dan benar.

Maka daripada itu standart Audit telah dibuat dan dipedomani oleh Aparat

Pengawas Interim Pemerintah (APIP), Sehingga diharapkan satu pendapat dala

m melakukan pemerikasaan sebuah laporan keuangan.

77
DAFTAR PUSTAKA

1. Sukrisno Agoes, Auditing (Buku 1 Edisi 4) Penerbit Salemba 4

2. Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso, Surat Berharga Alat P


embayaran dalam Masyarakat Modern (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hlm.
43

3. H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jilid


7 (Jakarta: Djambatan, 1984), hlm. 3.

4. R. Ali Ridho, Hukum Dagang tentang Surat Berharga, Perseroan Firma, P


erseroan Komanditer, Keseimbangan Kekuasaan dalam PT dan Penswasta
an BUMN (Bandung: Remadja Karya, 1988), hlm. 7.

5. Soetomo Ramelan. Pcngantar Hukum Surat Berharga. Jakarta: Academic


a, 1980. Hlm. 4/56.

6. surat berhargaDAN INVESTASI adalah - Mencari (bing.com)

7. Gardhika Jogatama: PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA DAN INVE


STASI (jogadhika.blogspot.com)

8. CRITICAL BOOK REPORT AUDITING - Mencari (bing.com)

9. BAB 11 AUDITING "PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA DAN INV


ESTASI" (gestipertiwi07.blogspot.com)

10.https://www.academia.edu/43085329/
PEMERIKSAAN_SURAT_BERHARGA_DAN_INVESTASI#:~:text=M
enurut%20Wiraatmadja%2C%20surat%20berharga%20ialah%20surat
%20y
78
11.https://www.bing.com/search?
q=pemeriksaan+biaya+dibayar+dimuka&cvid=c2f42dc1d1014099bcd64
d293a3c5b7d&aqs=edge.0

12.https://perpustakaan.mdp.ac.id/2019/11/01/auditing-buku-2-edisi-5/

13.Pemeriksaan Aset Tetap | Satuan Pengawasan Internal (uin-alauddin.ac.i


d)

14.https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/Audit-I-Lesson-XI PEM
ERIKSAAN SURAT-BERHARGA-DAN-INVESTASI.pdf

15.https://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/1605/Sentosa_
142025-p.pdf?sequence=1&isAllowed=y

16.https://www.bing.com/search?q=SOAL+DAN+JAWABAN+ASET+TAK
+BERWUJUD&qs=n&form=QBRE&sp=-1&pq=soal+dan+jawaban+ase
t+tak+berwujud.

17. jenis jenis aset tidak berwujud - Mencari (bing.com)

18.https://id.scribd.com/document/540005725/CBR-AUDITING-KELOMP
OK-8

19.https://id.scribd.com/document/539791906/CBR-Audit-Kel-07

20.https://onesearch.id/Record/IOS3639.ai:slims-2719

21.https://library.itb-ad.ac.id/searchcollection.php?idpengarang=548

79
GLOSARIUM

Akuntansi : Proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian in


formasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang dan di
sajikan dalam laporan keuangan.

Asersi manajemen : Pernyataan manajemen, yang terkandung dalam setiap uns


ur yang disajikan dalam laporan keuangan dan merupakan ta
nggung jawab manajemen.

Atestasi : Suatu jasa pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang


independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entita
s sesuai dalam semua hal yang material, dengan kriteria yan
g telah ditetapkan.

Auditing : Proses mengevaluasi informasi (yang tercantum di dala


m laporan keuangan) dan menghasilkan kesimpulan yang m
embandingkan antara fakta dan kriteria.

Independensi : Pandangan dan sikap anggota KAP yang tidak berprasang


ka, tidak memihak dalam melakukan pemeriksaan, pengeval
uasian dan penerbitan laporan audit.

Kode Etik : Pedoman bagi para anggota Ikatan Akuntan Indonesia untu
k bertugas secara bertanggung jawab dan objektif.

Nilai wajar (fair value ): Harga yang akan diterima untuk menjual suatu asset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitis

80
dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran .

Stock opname : Kegiatan perhitungan jumlah stok persediaan barang


dagang secara fisik dan menyesuaikannya dengan catatan
akuntansi dalam bisnis.

Bahan baku : bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana


bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk
jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari bentuk
barang ).

Capital expenditure : Suatu pengeluaran modal yang jumlahnya material dan


mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.

Revenue expenditure : Suatu pengeluaran modal yang jumlahnya tidak material


walaupun manfaatnya mungkin lebih dari satu tahun.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) : Format dan prosedur pembuatan laporan keuangan yang
menjadi aturan baku penyajian informasi keuangan suatu
kegiatan usaha atau perusahaan.

Cross- footing : Pembuktian ketelitian penjumlahan horisontal


Pembuktian ketelitian perhitungan biaya depresiasi
dengan cara menggunakan tarif depresiasi yang
digunakan oleh klien. Pembuktian ketelitian penentuan
taksiran kerugiant piutang usaha, laba per saham yang
berdar, taksiran pajak perseroan dan lain-lain.

Cross-Reference : Suatu cara untuk memanggil kata/kalimat tertentu secara


otomatis tanpa perlu mengetiknya kembali lagi, atau deng
an kode tertentu yang sudah ditentukan. Contohnya, dala
m satu dokumen ada 1000 kata.

81
Goodwill : Timbul ketika perusahaan mengakuisisi diatas harga
yang berlaku (karena perusahaan yang dibeli mempunyai
keunggulan tertentu) untuk aktiva bersihnya (setelah
dikurangi biaya-biaya)

82

Anda mungkin juga menyukai