Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SURAT BERHARGA

DOSEN PENGAMPU :
MEILAN LESTARI, S.H., M.H

DISUSUN OLEH :
Renaldi Agus Saputra
NPM. 191010380
Mata Kuliah Surat Berharga kelas C

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


PEKANBARU
2022
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-

Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Surat Berharga"

dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Surat Berharga.

Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga

bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Meilan Lestari, S.H., M.H

selaku dosen Mata kuliah Surat Berharga. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,

saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 16 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1

1.3 Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Definisi Hukum Surat Berharga....................................................................3

2.2 Fungsi Surat Berharga...................................................................................5

2.3 Dasar Hukum Surat Berharga.......................................................................6

2.4 Jenis-Jenis Surat Berharga............................................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................................11

3.1 Kesimpulan.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Surat berharga merupakan sebuah dokumen yang mengandung nilai dan

merupakan bukti kepemilikan atas isi dalam surat tersebut bagi pemiliknya.

Nilai yang dikandung dalam dokumen yang mengandung nilai ini dapat

menjadikannya sebagai objek kejahatan, seperti pencurian sehingga surat-surat

berharga harus disimpan di tempat aman.

Seiring perkembangan zaman, masyarakat, dan pemikiran-pemikiran

manusia maka berkembang pula hukum yang berlaku saat ini. Jika kita kini

melihat jauh kebelakang, maka kita akan tahu bahwa kehidupan manusia

sekarang ini adalah revolusi dari kehidupan di masa lalu. Begitu pula halnya

dengan hukum yang berlaku saat ini.

Kemajuan yang terjadi bukan hanya dari segi hukum tetapi dalam bidang

teknologi juga sangatlah pesat kemajuannya sehingga hal ini juga sangat

berpengaruh terhadap sektor perdagangan. Hal ini terlihat dalam hal yang

berurusan dengan urusan perdagangan dimana manusia kini lebih menyukai

hal-hal yang bersifat praktis, aman, dan dapat dipertanggung jawabkan,

khususnya dalam lalu lintas pembayarannya. Ini menandakan bahwa,

masyarakat secara keseluruhan tidak lagi bertransaksi menggunakan uang

secara mutlak, artinya masyarakat dapat menggunakan atau menerbitkan surat

berharga sebagai alat pembayaran kredit. Sehingga, dalam hal tersebut akan

dijelaskan dalam makalah ini.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang disebut dengan surat berharga ?

2. Apa saja fungsi serta dasar hukum dari surat berharga ?

3. Jelaskan jenis-jenis dari surat berharga?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimakaud dengan surat berharga

2. Untuk mengetahui apa saja fungsi, serta dasar hukum dari surat berharga

3. Untuk mengetahui jenis-jenis yang ada pada surat berharga

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hukum Surat Berharga

Hukum Surat Berharga merupakan salah satu dari ruang lingkup hukum

bisnis yang berkembang dengan cepat di Indonesia. Surat berharga adalah

sebuah dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu

prestasi berupa pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat

bayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut, baik pihak yang

diberikan surat berharga oleh penerbitnya ataupun pihak ketiga kepada siapa

surat berharga tersebut dialihkan.

Surat berharga juga bisa disebut surat pengakuan utang, wesel, saham,

obligasi, sekuritas kredit atau setiap derivatif dan surat berharga atau

kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim

diperdagangkan dalam pasar modal maupun pasar uang. Surat berharga adalah

sepucuk surat yang bernilai uang, serta memberikan hak kepada pemegangnya

atas apa yang tercantum didalamnya. Dan surat berharga ini mudah dan juga

dapat diperdagangkan.

Dalam bahasa lain disebut juga sebagai commercial paper atau negotiable

instrument. Dikatakan surat berharga karena surat tersebut memiliki harga

atau nilai ekonomis tertentu. Dikatakan commercial paper, karena surat

tersebut memang seringkali tidak hanya dijadikan pengganti uang atau sebagai

alat pembayaran, tapi karena surat-surat tersebut juga dijadikan objek

3
perdagangan. Dikatakan negotiable instrument karena surat-surat tersebut

dapat diperjual-belikan, tentu saja dengan nilai yang tidak selalu sama dengan

nilai yang disebutkan dalam surat tersebut (Nominal Value). Inilah mengapa

surat berharga disebut pula sebagai commercial paper, karena menjadi objek

transaksi commercial disamping sebagai alat pembayaran pengganti uang

tunai. Menurut Molengraaff, surat berharga berarti akta-akta atau alat-alat

bukti yang menurut kehendak penerbitnya atau ketentuan undang-undang

yang diperuntukkan semata-mata sebagai upaya bukti diri (legistimasi), yang

mana akta-akta tersebut diperlukan untuk menagih. Adapun menurut Ribbius,

surat berharga artinya surat-surat yang pada umumnya harus di dalam

kepemilikan seseorang untuk dapat melaksanakan hak yang ada di dalamnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa surat berharga adalah surat yang diadakan

oleh seseorang untuk keperluan pembayaran yang mana surat tersebut dapat

digunakan sebagai alat atau bukti diri untuk menagih satu pembayaran dan

untuk melaksanakan ketentuan yang tertera dalam surat tersebut.

Agus Sardjono menyebutkan dalam bukunya Hukum Dagang, bahwa

Purwosutjipto membedakan antara surat berharga (waardepapier) dengan

suratyang berharga (papieren van waarde). Surat berharga adalah surat bukti

tuntutan utang, pembawa hak, dan dapat diperjualbelikan dengan mudah.

Sedangkan surat yang berharga adalah surat bukti utang yang sukar

diperjualbelikan. Agus Sardjono juga menyimpulkan pemaparan dari Hoeber

dan David son tentang pengertian surat berharga, yaitu surat yang

mengandung nilai uang, yang bersifat mudah dialihkan atau diperjualbelikan

4
( negotiable ), dan dibuat dengan maksud untuk menggantikan uang, atau

membuktikan bahwa pemegangnya mempunyai hak untuk mendapatkan

pembayaran uang pada waktu tertentu.

2.2 Fungsi Surat Berharga

Dalam Bab 6 dan 7 KUHD, fungsi surat berharga secara umum dibedakan

dalam :

a. Surat sanggup membayar atau janji untuk membayar. Dalam surat

ini,penandatangan berjanji atau menyanggupi membayar sejumlah

uang kepada pemegang atau orang yang menggantikannya. Termasuk

bentuk ini adalah surat sanggup.

b. Surat perintah membayar. Dalam surat ini penerbit memerintahkan

kepada tertarik untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang atau

penggantinya. Termasuk dalam bentuk surat ini adalah surat wesel dan

cek.

c. Surat pembebasan uang. Dalam surat ini penerbit memberi perintah

kepada pihak ketiga untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang

yang menunjukkan dan menyerahkan surat ini. Termasuk dalam

bentuk ini adalah kwitansi atas rujuk.

Fungsi dari surat berharga itu sendiri dapat dikelompokkan sebagai :

a. Alat pembayaran, contoh: cek, bilyet giro dan wesel bayar (sebagai

alat ukur).

b. Sebagai alat pemindahan hak tagih (karena dapat diperjualbelikan).

5
c. Sebagai Surat Legitimasi (Surat Bukti Hak Tagih)

d. Surat bukti investasi, contoh: obligasi, surat saham.

2.3 Dasar Hukum Surat Berharga

Pengaturan surat berharga terbagi menjadi 2 (dua) yaitu surat berharga

yang diatur di dalam KUHD dan surat berharga yang diatur di luar KUHD.

Surat berharga yang diatur, surat sanggup, promese, serta kuitansi-kuitansi

atas tunjuk. Sistematika peraturan untuk surat berharga yang diatur dalam

KUHD adalah:

a. Wesel, yang diatur dalam Buku I Titel keenam bagian pertama

sampaidengan bagian kedua belas KUHD.

b. Surat sanggup diatur dalam Buku I Titel keenam dalam bagian tiga

belas KUHD.

c. Cek diatur dalam Buku I Titel ketujuh dalam bagian kesepuluh

KUHD.

d. Kwitansi-kwitansi atas tunjuk diatur dalam Buku I Titel ketujuh dalam

bagian kesebelas KUHD. Jadi pengaturan surat berharga itu semua ada

di dalam Buku I Titel 6 dan 7 KUHD.

Dasar hukum surat berharga juga berbeda untuk setiap jenisnya yang

berikutnya akan dijelaskan dalam tiap jenis golongan surat berharga.

2.4 Jenis-Jenis Surat Berharga

6
2.4.1 Cek

Cek adalah surat perintah dari nasabah, dalam hal ini pemilik dana

pada rekening giro (current account), kepada tertarik, dalam hal ini bank,

untuk membayar tanpa syarat sejumlah dana kepada pemegang pada saat

diunjukkan, yang berfungsi sebagai alat pembayaran tunai. Setiap cek,

berdasarkan Pasal 178 KUHD, harus berisikan:

1. Nama dan nomor cek;

2. Nama bank tertarik:

3. Perintah bayar tanpa syarat;

4. Nama penerima dana atau atas pembawa;

5. Jumlah dana dalam angka dan huruf;

6. Tempat pembayaran harus dilakukan;

7. Tempat dan tanggal penarikan cek;

8. Tanda tangan penarik.

Berdasarkan Pasal 182 KUHD dan dikaitkan dengan mekanisme

pengalihannya cek dapat dibagi menjadi:

1. Cek atas unjuk atau cek kepada orang yang ditulis namanya dengan

tambahan klausula “atau penggantinya”, harus dibayar kepada yang

namanya tertera dalam cek dan pengalihannya secara endosemen;

7
2. Cek atas nama adalah cek kepada orang yang disebut namanya dengan

tambahan klausul “tidak kepada pengganti”, maka pengalihannya secara

cessie;

3. Cek atas bawa adalah cek kepada pembawa atau kepada orang yang

disebut namanya dengan tambahan klausula “atau kepada pembawa”

atau cek tanpa penyebutan nama penerimanya, maka pengalihannya

cukup dengan penyerahan fisik cek saja.

2.4.2 Bilyet Giro

Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah pemilik dana pada

rekening giro, kepada bank atau tertarik untuk memindahkan sejumlah

dana kedalam rekening yang tertera dalam bilyet giro, dana mana tidak

dapat dicairkan secara tunai. Setiap Bilyet Giro harus berisikan:

1. Nama dan nomor Bilyet Giro;

2. Nama bank tertarik;

3. Perintah bayar tanpa syarat;

4. Nama dan nomor rekening pemegang /penerima;

5. Nama dan alamat bank penerima;

6. Jumlah dana dalam angka dan huruf;

7. Tempat dan tanggal penarikan;

8. Tanda tangan dan nama jelas penarik;

8
2.4.3 Wesel

Wesel dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia tidak

ditemukan definisinya. Dalam Black’s Law Dictionary, draft didefinisikan

sebagai: perintah tertulis dari satu pihak (penarik) yang menginstruksikan

kepada pihak Kedua tertarik/bank), untuk membayar sejumlah uang saat

diminta atau pada waktu yang ditentukan kepada pihak ketiga (penerima

pembayaran) atau penggantinya atau siapapun yang membawa wesel.

Berdasarkan fungsinya, wesel dibedakan ke dalam:

1. Wesel untuk keperluan kiriman uang (bank draft), dan

2. Wesel dagang atau wesel tagih (bill of Exchange, merchants draft),

yang lazim digunakan dalam transaksi trade finance. Wesel yang

tergolong surat berharga dalam hal ini adalah wesel dagang atau lazim

juga disebut wesel tagih.

2.4.4 Konosemen (Bill of Lading atau B/L)

Berdasarkan Pasal 506 KUHD, konosemen adalah suatu surat

bertanggal yang dibuat oleh pengangkut (dalam hal ini perusahaan

pelayaran), yang menerangkan bahwa ia telah menerima barang-barang

dari pengirim) untuk diangkut ke suatu tempat tertentu dan selanjutnya

menyerahkannya kepada orang tertentu (penerima), surat mana di

dalamnya juga menerangkan mengenai syarat-syarat penyerahan barang-

barang dimaksud.

9
2.4.5 Saham

Saham merupakan bukti penyertaan modal dalam suatu perseroan,

yang dibuktikan dengan surat saham, sebagai suatu surat legitimasi yang

menyatakan bahwa pemegang adalah orang yang berhak atas deviden, hak

suara, dan manfaat lainnya.

2.4.6 Sertifikat Reksadana

Sertifikat Reksadana atau juga lazim disebut unit penyertaan yang

dibuat atas unjuk, adalah bukti yang menjelaskan jumlah dana yang

berhasil dikumpulkan oleh perusahaan reksa dana untuk kemudian akan

dikelola dalam bentuk pembelian surat berharga seperti saham, obligasi,

atau disimpan dalam bentuk deposito berjangka Lazimnya, setiap 6 bulan

selama jangka waktu penglelolaan dana, investor atau pemodal akan

memperoleh deviden, bunga, atau capital gain.

2.4.7 Obligasi

Dalam Black’s Law Dictionary obligasi didefinsikan sebagai:

a) Suatu sertifikat bukti hutang, yang mana perusahaan penerbit atau

badan pemerintah berjanji untuk membayar sejumlah bunga untuk

satu jangka waktu panjang tertentu kepada pemegang, dan untuk

membayar kembali hutangnya pada saat jatuh tempo;

b) Instrumen hutang jangka panjang yang berisikan janji untuk

membayar kepada kreditur sejumlah bunga secara periodic dan

membayar hutang pokok pada saat jatuh tempo.

10
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi,

sekuritas kredit atau setiap derivatif dan surat berharga atau kepentingan lain

atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan

dalam pasar modal maupun pasar uang. Surat berharga adalah sepucuk surat

yang bernilai uang, serta memberikan hak kepada pemegangnya atas apa yang

tercantum di dalamnya. Dan surat berharga ini mudah dan dapat

diperdagangkan. Fungsi dari surat berharga itu sendiri dapat dikelompokkan

sebagai :

a. Alat pembayaran, contoh: cek, bilyet giro dan wesel bayar (sebagai alat

ukur).

b. Sebagai alat pemindahan hak tagih (karena dapat diperjualbelikan).

c. Sebagai Surat Legitimasi (Surat Bukti Hak Tagih)

d. Surat bukti investasi, contoh: obligasi, surat saham.

Pengaturan surat berharga terbagi menjadi 2 (dua) yaitu surat berharga yang

diatur di dalam KUHD dan surat berharga yang diatur di luar KUHD.

Menurut isi perikatan dasarnya, menggolongkan surat atas tunjuk dan atas

pengganti menjadi 3 golongan yaitu :

1. Surat berharga yang mempunyai sifat kebendaan,

11
2. Surat berharga yang mempunyai sifat keanggotaan,

3. Surat berharga yang mempunyai sifat tagihan hutang (utang piutang),

Jenis surat berharga sendiri diantaranya :

1. Wesel (Wissel, Bill of Exchange, Draft)

2. Cek

3. Surat Sanggup

4. Kwitansi-kwitansi dan promes atas tunjuk

5. Saham

6. Delivery Order

7. Bilyet Giro

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Dagang Tentang Surat-Surat Berharga,

PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003.

Moch. Chidir Ali dan Mashudi, Surat Berharga Cek, Wesel dan Giro

Bilyet, Mandar Maju, Jakarta, 1994

Simanjuntak Emmy Pangaribuan, Hukum Dagang Surat-Surat Berharga,

Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta, 1993.

https://www.academia.edu/31428000/

MAKALAH_HUKUM_SURAT_SURAT_BERHARGA

https://www.academia.edu/13965358/Makalah_Surat_Berharga

https://id.scribd.com/document/363711941/Makalah-Hukum-Surat-Berharga

13

Anda mungkin juga menyukai