Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“SURAT BERHARGA”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Perbankan Yang Diampu
Oleh Bapak Nurul Fazri Elfikri, S.H., M.H.

KELOMPOK 2:
1. Monica Cristina Mangolo (1011419060)
2. Dwi Kasih Maharani Taib (1011419057)
3. Khoirunnisaa Pakaya (1011419067)
4. Haikal Fikri Ente (1011419088)
5. Moh. Saiban S. Marzuki (1011419090)
6. Adnan Septian Ardhana (1011419091)
7. Rafliyanto Ahmad (1011419103)
8. Dzul Fakhri Bula (1011419116)
9. Dewa Ezza M. Ungko (1011419118)

KELAS C SEMESTER VI

S1 ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVESITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Bissmillahirahmanirrahim…

Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memudahkan kami untuk melakukan penyusunan makalah yang berjudul
“SURAT BERHARGA” pembahasan dalam makalah ini disampaikan dalam
sistematis, ringkas dan jelas.

Makalah ini dibuat sebagai Tugas Mata Kuliah Hukum Perbankan yang di
ampu oleh Bapak Nurul Fazri Elfikri, SH., MH

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengundang pembaca untuk memberikan
saran atau kritik yang dapat membangun penulis. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Gorontalo, 22 April 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .....................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................

1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Surat Berharga.........................................................................................

2.2. Surat Berharga Sebagai Surat Legitimasi...............................................

2.3. Klausula Peralihan Surat Berharga.........................................................

2.4. Pihak-Pihak Yang Terlibat Penerbitan Surat Berharga Dan Hubungan

Hukumnya..............................................................................................

2.5. Upaya Tangkisan Pada Surat Berharga...................................................

2.6. Usaha-Usaha Penyeragaman Dan Sumber Pengaturan Surat Berharga.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ............................................................................................

3.2. Saran ......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam abad pertengahan ketika bangsa Romawi sedang mengalami masa
kejayaan, hukum Romawi pada waktu itu dianggap sebuah kota di Italia menjadi
pusat perniagaan. Dalam perniagaan yang semakin ramai timbulah hal-hal yang
tidak dapat diselesaikan oleh mereka sendiri. Dalam dunia perdagangan,
kemungkinn pembayaran dengan uang tunai akan memiliki banyak risiko. Selain
menjadi incaran orang jahat terhadap barang bawaannya, juga akan menyulitkan
saat membawa uang tersebut karena terlalu berat untuk mata uang tunai.
Disamping itu dalam perhitungan mata uang tunai baik logam atau tunai, akan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, dalam dunia
perdagangan, diperlukan bentuk pembayaran yang lebih mudah, lebih lancar, dan
lebih aman.1
Dunia perdagangan atau bisnis saat ini telah berkembang dengan begitu
pesatnya, hal ini tampak dengan semakin meningkatnya volume perdagangan.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, dunia perdagangan pun dituntut untuk
semakin cepat dalam menjalankan transaksinya. Karena dengan semakin cepatnya
transaksi maka akan semakin banyak pula transaksi yang dapat dilakukan, dan
keuntungan yang didapat juga akan semakin besar, selain hal kecepatan dalam
bertransaksi, dunia bisnis juga membutuhkan kesederhanaan dalam menjalankan
proses transaksi, yang secara administrative tidak rumit. Juga yang tidak boleh
diabaikan dalam bertransaksi adalah aspek keamanan, apabila aspek keamanan ini
tidak diperhatikan dapat mengakibatkan kerugian karena adanya kesalahan dalam
bertransaksi. Sehingga dalam dunia bisnis selain faktor kecepatan dan
kesederhaan juga dibutuhkan faktor keamanan.2
Hukum bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tata
cara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri atau keuangan yang
dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan

1
Serlika Aprita, Hukum Surat-Surat Berharga, (Palembang: CV. Amanah, 2021), hlm.1.
2
James Julianto Irawan, Surat Berharga Suatu Tinjauan Yuridis Dan Praktis, (Jakarta:
Kencana, April, 2016), hlm 1-2.
menempatkan uang dari para entrepenius dalam risiko tertentu, dengan usaha
tertentu dengan motif untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Dalam melakukan
kegiatan usaha sering kali para pengusaha memerlukan sarana tukar menukar dan
transaksi berupa surat berharga. Oleh sebab itu, surat berharga menjadi penting
dalam hukum bisnis.
Surat berharga adalah sebuah dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya
sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang sehingga
berfungsi sebagai alat bayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut,
baik pihak yang diberikan surat berharga oleh penerbitnya ataupun pihak ketiga
kepada siapa surat berharga tersebut dialihkan.
Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi,
sekuritas kredit atau setiap derivatif dan surat berharga atau kepentingan lain atau
suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam
pasal modal maupun pasar uang. Surat berharga adalah sepucuk surat yang
bernilai uang, serta memberikan hak kepada pemegangnya atas apa yang
tercantum di dalamnya dan surat berharga ini mudah dan dapat diperdagangkan.3
Mengenai pengertian atau definisi surat berharga tidak terdapat dalam
peraturan perundang-undangan, oleh karena itu dalam beberapa referensi
mengenai surat berharga tersebut para ahli hukum menjelaskan bahwasannya surat
berharga adalah surat yang oleh penerbitnya sebagai pelaksanaan pemenuhan
suatu prestasi, yang berupa pembayaran sejumlah uang, tetapi pembayaran disini
tidak menggunakan mata uang melainkan dengan alat pembayaran lainnya yaitu
surat yang berharga.4
Dalam Bab 6 dan 7 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, fungsi surat
berharga secara umum dibedakan dalam:
1. Surat sanggup membayar atau janji untuk membayar. Dalam surat ini
penandatangan berjanji atau menyanggupi membayar sejumlah uang
kepada pemegang atau orang yang menggantikannya. Termasuk bentuk
ini adalah surat sanggup.
2. Surat perintah membayar. Dalam surat ini penerbit memerintahkan
kepada tertarik untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang atau
3
Zainal Asikin, Hukum Dagang, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm.73.
4
Serlika Aprita, Op.Cit,hlm.20.
penggantinya. Termasuk dalam bentuk surat ini adalah surat wesel dan
cek.
3. Surat pembebasan utang. Dalam surat ini penerbit memberi perintah
kepada pihak ketiga untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang
yang menunjukkan dan menyerahkan surat ini. Termasuk dalam bentuk
ini adalah kwitansi atas unjuk.
Berdasarkan beberapa referensi yang ada, surat berharga dapat didefinisikan
sebagai surat yang memiliki nilai, negotiable, dan mudah dialihkan, yang oleh
penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi
beupa pembyaran sejumlah uang.Maka dalam hal tersebut akan diperjelas kembali
dalam makalah kami ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Surat berharga.
2. Surat berharga sebagai surat legitimasi.
3. Klausula peralihan surat berharga.
4. Pihak-Pihak yang terlibat penerbitan surat berharga dan hubungan
hukumnya.
5. Upaya tangkisan pada surat berharga.
6. Usaha-usaha penyeragaman dan sumber pengaturan surat berharga.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami surat berharga.
2. Untuk mengetahui dan memahami surat berharga sebagai surat
legitimasi.
3. Untuk mengetahui dan memahami klausula peralihan surat berharga.
4. Untuk mengetahui dan memahami pihak-pihak yang terlibat penerbitan
surat berharga dan hubungan hukumnya.
5. Untuk mengetahui dan memahami upaya tangkisan pada surat berharga.
6. Untuk mengetahui dan memahami usaha-usaha penyeragaman dan
sumber pengaturan surat berharga.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Surat Berharga

A. Pengertian, Istilah dan Unsur-Unsur Surat Berharga


Pengertian surat berharga adalah surat-surat yang memberikan hak
terbatas pada pemegangnya saja untuk memperoleh hak tersebut yang
tersebut dalam surat yang dimaksud. Surat berharga berarti akta-akta atau
alat-alat bukti yang menurut kehendak penerbitanya atau ketentuan
undang-undang yang diperuntukkan semata-mata sebagai upaya bukti diri
(legitimasi), akta-akta tersebut diperlukan untuk menagih. Adapun arti dari
surat berharga adalah surat-surat yang pada umumnya dalam pemilikan
seseorang untuk dapat melaksanakan hak yang ada di dalamnya. Dari
pengertian di atas, dapat disimpulkan surat berharga berarti surat yang
diadakan oleh seseorang sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi,
yang merupakan pembayaran harga sejumlah uang.5
R. wirjono Prodjodikoro mengemukakan, bahwa istilah surat
berharga itu digunakan untuk surat-surat yang bersifat seperti uang tunai.
Jadi, dapat dipakai untuk melakukan pembayaran. Hal ini berarti surat-
surat tersebut dapat diperdagangkan, agar sewaktu-waktu ditukarkan
dengan uang tunai (negotiable instruments). Dapat disimpulkan bahwa
dengan diterbitkannya surat berharga, pihak penerbit atau penandatangan
surat berharga bertanggung jawab terhadap apa yang dicantumkan dalam
surat berharga tersebut. Sebagaimana yang ditegaskan dalam hukum
perjanjian berlaku asas pacta sunt servanda. Apa yang sudah disepakati
wajib untuk dipatuhi oleh para pihak yang membuat perjanjian.6
Secara sederhana surat berharga dapat diartikan sebagai suatu
dokumen atau surat yang di dalamnya memuat suatu kesanggupan, janji
5
Rani Apriani, Hartanto, Hukum Perbankan Dan Surat Berharga, (Yogyakarta:
Deepublish, Februari 2019),hlm. 3.
6
Sentosa Sembiring, Hukum Surat Berharga, (Bandung: Nuansa Aulia, Agustus, 2016),
hlm. 2-4.
atau perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
waktu tertentu pula, yang diperuntukkan sebagai alat pembayaran atau
jamnian dan serta yang dibuat dengan segaja untu dapat diperjualbelikan
atau diperdagangkan. Secara yuridis suatu surat berharga mempunyai
fungsi:
1. Sebagai alat pembayaran (alat tukar).
2. Sebagai alat pemindahan hak tagih (karena dapat diperjualbelikan).
3. Sebagai surat legitimasi (surat bukti tagih).

Kemudian yang menjadi unsur-unsur dari surat berharga dapat


jelaskan sebagai berikut:

 Berbentuk tertulis.
 Memiliki nama.
 Adanya jumlah tertentu yang tertulis.
 Adanya perintah/janji tanpa syarat.
 Nama orang yang harus membayar.
 Hari pembayaran.7

Adapun bila dilihat dari segi fungsinya, suatu surat berharga dapat
dibedakan dalam tiga macam, yaitu:

1. Surat yang bersifat hukum kebendaan (zakenrechtelijke papieren).


Contohnya adalah konosemen (bill of lading)
2. Surat tanda keanggotaan dari suatu persekutuan (lidmaatschaps
papieren). Contohnya adalah surat saham.
3. Surat tagih utang (schuldvorderingspapieren). Contohnya adalah
wesel, cek, surat sanggup, dan lain-lain.8

B. Ciri-Ciri Umum Surat Berharga

7
Rani Apriani, Hartanto, Op.Cit.hlm. 90.
8
Hermansyah, Edisi Ketiga, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana,
Maret 2020), hlm. 82-83.
Pennington dan Hudson dalam bukunya Commercial Banking Law
mengemukakan ciri-ciri surat berharga sebagai berikut:
1. Persyaratan dari dokumen tersebut harus tidak melarang dokumen
tersebut diperalihkan;
2. Mengandung suatu kewajiban membayar sejumlah uang;
3. Perpindahan atas hak;
4. Memiliki sumber hukum peralihan.

Selanjutnya menurut George Gleason Bogert dalam bukunya


Introduction to Bussiness Law, memberikan ciri-ciri surat berharga
sebagai berikut:

1. Presumptive consideration.
Adanya anggapan hukum bahwa penerbitan surat berharga itu di
dasarkan adanya consideration.
2. Negotiability.
a. Mudah dipindahtangankan dari satu pemegang ke
pemegang berikutnya.
b. Memberikan kedudukan hukum yang lebih baik kepada
pemegang berikutnya daripada pemegang sebelumnya.9

Adapun ciri-ciri dari Surat Berharga (Waarde Papier) yang


membedakan dengan Surat yang Mempunyai Harga (Papier van Waarde)
sebagai berikut:

1. Diterbitkan sebagai alat pembayaran dari perikatan dasarnya.


2. Mudah dipindahtangankan atau dialihkan.
3. Surat bukti hak tagih bagi yang memegannya (surat legitimasi).
4. Bentuk surat berharga tersebut ditentukan oleh peraturan-peraturan
tertentu.10

C. Jenis-Jenis Surat Berharga


9
Ibid.
10
James Julianto Irawan,Op.Cit, hlm. 5.
Jenis surat berharga yang terdapat di dalam KUHD diantaranya
ialah:
1. Surat Wesel, wesel ialah Suatu Surat yang berisikan nama surat-
wesel yang dimuat di dalam teksnya sendiri dan diistilahkan dalam
bahasa surat ditulisnya; perintah tak bersyarat untuk sejumlah uang
tertentu; nama orang yang harus membayarnya (tertarik atau
pembayar); penetapan hari bayarnya; penetapan tempat dimana
pembayaran harus dilakukan; nama orang yang kepadanya atau
kepada orang lain yang ditunjuk olehnya, pembayaran harus
dilakukan; tanggal dan tempat surat wesel ditariknya, dan terakhir
tandatangan orang yang mengeluarkannya (penarik).
2. Konosemen (Bill of Lading), Bill Of Lading (B/L) merupakan suatu
bentuk perjanjian pengangkutan barang antara pihak pengangkut
dengan pihak pemilik barang. Bill Of Lading (B/L) diterbitkan
berdasarkan Shipping Instruction yang merupakan Hukum Surat-
surat Berharga dokumen yang dikeluarkan oleh pihak pemilik
barang kepada pihak pengangkut. Shipping Instruction berisikan
tentang barang yang akan diangkut,kapal yang mengangkut,jumlah
barang yang diangkut, packing,tujuan muatan yang akan
dikirimkan, nama penerima barang, dan tentang pihak yang akan
menanggung biaya pengangkutan
3. Cek, Cek merupakan salah satu sarana yang ditawarkan oleh pihak
bank kepada nasabahnya untuk mengambil sejumlah uang di
rekening giro. Cek juga digunakan sebagai alat untuk pembayaran.
Cek sebagai salah satu alat yang digunakan dalam melakukan
pembayaran terdiri atas: a. Cek atas nama b. Cek atas tunjuk c. Cek
silang d. Cek Mundur e. Cek Kosong.
4. Bilyet Giro, Pada pasal 1 huruf d SK BI No. 28/32/KEP/DIR/1995
menyebutkan bahwa :“bilyet giro adalah surat perintah dari
nasabah kepada bank penyimpan dana, untuk memindahbukukan
sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening
pemegang bilyet giro yang disebutkan namanya”
5. Surat Saham, Saham dapat didefenisikan sebagai surat berharga
yang merupakan tanda kepemilikan atau penyertaan seseorang atau
badan hukum terhadap suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT).
6. Sertifikat Bank Indonesia, Dalam pasal 1 angka 2 SK Direksi Bank
Indonesia No.31/67/KEP/DIR tentang penerbitan dan perdagangan
SBI serta intervensi rupiah, dijelaskan bahwa: “Sertifikat Bank
Indonesia (SBI adalah surat berharga atas tunjuk dalam rupiah
yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang
berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto).”11
7. Obligasi (Bonds) adalah surat jangka menegah dan jangka panjang
yang dapat dialihkan. Obligasi berisi janji dari pihak penerbit
obligasi untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode
tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi.
8. Sertfikat Dana adalah sertifikat yang diterbitkan oleh PT.
Danareksa berdasarkan dukungan dana yang dihimpunnya dengan
cara membeli banyak saham dari beberapa perusahaan go public
yang bonafit.
9. Sertfikat Saham adalah sertifikat yang diterbitkan oleh PT.
Danareksa selaku pengelola dan pengumpul dana dari masyarakat
yang membuktikan bahwa pemegangnya memiliki sebagian, satu
atau beberapa lembar saham dari perseroan terbatas tertentu.12

D. Kaitan Antara KUHD dan KUHPDT


Menurut ketentuan Pasal 1319 KUHPdt, baik perjanjian bernama
(seperti jual beli, sewa-menyewa, dan pinjam pakai) maupun perjanjian
tidak bernama tunduk pada peraturan-peraturan umum yang termuat di
dalam bab ini dan bab yang lalu. Sehingga, perjanjian-perjanjian yang
terdapat di dalam KUHD pun tunduk pada peraturan-peraturan umum
tersebut. Artinya, peraturan-peraturan umum yang terdapat dalam KUHPdt
11
Serlika Aprita, Op. Cit,hlm. 11-18.
12
Rani Apriani, Hartanto, Op.Cit, hlm. 97-98.
juga diberlakukan pada perjanjian-perjanjian yang diatur di dalam KUHD,
selama tidak diatur secara khusus oleh KUHD. Hal ini sesuai dengan apa
yang tertulis di dalam Pasal 1 KUHD yang berbunyi:
“Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, seberapa jauh
daripadanya dalam kitab ini tidak khusus diadakan penyimpangan-
penyimpangan, berlaku juga terhadap hal-hal yang dibicarakan dalam
kitab ini.”
Yang artinya jika KUHD sudah mengatur tentang suatu hal, maka
hal yang sama yang diatur di dalam KUHPdt tidak diberlakukan lagi. Hal
tersebut oleh ilmu hukum dikenal dengan asas “lex specialis derogate lex
generalis”, yang artinya hukum atau peraturan umum dapat diabaikan bila
ada hukum atau peraturan yang khusus telah mengaturnya.13

E. Perbedaan Surat Berharga Dan Surat Yang Mempunyai Harga


Adapun perbedaan surat berharga dan surat yang mempunyai harga
berdasarkan pendapat sarjana hukum yang dikemukakan di atas, adalah
sebagai berikut:
a. Surat berharga:
1) Di dalam surat berharga terdapat hak tagih atas sejumlah uang.
2) Merupakan alat pembayaran.
3) Dapat diperjualbelikan dengan mudah.
4) Sebagai pemenuhan prestasi.
b. Surat yang mempunyai harga:
1) Hanya merupakan alat bukti.
2) Tidak dapat diperjualbelikan dengan mudah.
3) Bukan merupakan alat pembayaran.
4) Di dalamnya terkadung hak yang bermacam-macam selain uang.14

F. Sumber Pengaturan Surat Berharga


Pengaturan surat berharga di dalam KUHD sebagai berikut:
13
James Julianto Irawan, Op.Cit, hlm. 13.
14
Serlika Aprita, Op. Cit, hlm. 8.
1. Wesel diatur dalam Buku I, Bab VI, bagian pertama hingga bagian
dua belas, mulai dari Pasal 100 KUHD hingga Pasal 173 KUHD.
2. Surat sanggup diatur dalam buku I, Bab VI, bagian ketiga belas,
mulai dari Pasal 174 KUHD hingga Pasal 177 KUHD.
3. Cek dalam Bukum I, Bab VII, bagian pertama hingga bagian
kesepuluh, mulai dari Pasal 178 KUHD hingga Pasal 229 d
KUHD.
4. Kuitansi-kuitansi dan promes atas tunjuk diatur dalam Buku I, Bab
VII, bagian kesebelas, mulai dari Pasal 229 e hingga Pasal 229 k
KUHD.15
G. Syarat-Syarat Surat Berharga
Secara khusus dalam Kitab Undang- Undang Hukum Dagang
(KUHD) tidak terdapat syarat-syarat secara khusus mengenai surat
berharga, hanya dalam KUHD diatur mengenai hal-hal yang dimuat dalam
suatu surat berharga, contohnya wesel,cek, dan sebagainya. Dari berbagai
syarat-syarat yang harus dimuat dalam surat berharga seperti
wesel,cek,surat sanggup, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam
suatu surat berharga memuat hal-hal yakni:
1. Nama surat berharga,baik itu wesel,cek,dsb.
2. Perintah/ janji tak bersyarat.
3. Nama orang yang harus membayar.
4. Penunjukan hari gugur.
5. Penunjukan tempat, dimana pembayaran harus dilakukan.
6. Nama orang, kepada siapa atau kepada pengantinya pembayaran
itu harus dilakukan.
7. Penyebutan tanggal, tempat surat berharga diterbitkan.
8. Tanda tangan penerbit.16

2.2. Surat Berharga Sebagai Surat Legitimasi (CIKA)

15
James Julianto Irawan, Op.Cit, hlm. 16-17.
16
Serlika Aprita, Op. Cit, hlm. 19.
2.3. Klausula Peralihan Surat Berharga (ARA)

A. memperoleh hak milik atas suatu benda dengan cara penyerahan

cara mengahlikan surat berharga kepada orang lain.

a. Aan Toonder (to bearer) atas tunuj/kepada pembawa

Makna dari pembawa : orang yang membawa adalah orangg yang menguasai
contoh, lembar cek. Bagaimana cara mengahlikan klausula ini yaitu dengan
mengahlikan dari tangan ke tangan, hal ini sudah berlaku secara hukum.

b. Aan Order (to order) atas pengganti/kuasanya tertunjuk

Suatu benda termasuk surat berharga kalua mengahlikan didasari atas 2 hal, yaitu:

1. Bezit adalah pengalihan atau penguasaan surat berharga

2. Aigendom ownership adalah pengalihan atau pengguasaan kepemilikan

Jadi ini untuk Aan order jika kita gunakan istilah kuasanya tidak tepat Karena
pada kuasanya bermakna tidak mengarahkan aigendomnya bagaimana cara
mengalihkan klausa ini yaitu : Endosemen yaitu dalam pasal 631 (3) KUHPt BW
dan pasal 1110 KUHD.

B. Cara penyerahan surat berharga

Endosemen adalah cara mengahlikan dengan menyebutkan nama pada pemegang


berikutnya di bagian belaknag surat tersebut. Contoh : surat wesel.

c. Opname (atas nama) nama pemegang surat berharga tercantum

Cara mengalihkan surat berharga ini yaitu dengan Cessie pasal 631 (1) KUHPt
(jenis surat hutang), Cessie (mengalihkan surat berharga dengan akta antara pihak
I, II, III, dstnya).

d. Met on order (tidak kepada pengganti)

Cara pengalihan sama dengan cessie (surat wesel) kalua ingin membatasi
peredarannya maka memakai klausa rekta dengan pemakaian tidak kepada
pengganti. Surat wesel didalam surat berharga sama dengan cek dimana dalam
wesel pembayaran dapat ditunda (pasal 100 KUHD) surat wesel disini termasyk
dalam surat berharga, sebab wesel pos termasuk pada surat yang berharga.

2.4. Pihak-Pihak Yang Terlibat Penerbitan Surat Berharga Dan


Hubungan Hukumnya (DZUL)

2.5. Upaya Tangkisan Pada Surat Berharga (ABAN)

2.6. Usaha-Usaha Penyeragaman Dan Sumber Pengaturan Surat


Berharga (ABAN)
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

Ada baiknya pada saat kita Melaksanakan transaksi itu harus Ada
bukti transaksi nya yang bisa di debut sebagai surat surat berharga di
dalam hukum bisnis, agar transaksi dapat di per tanggung jawabkan
Dan pula dapat di jadi kan sebagai tanda bukti jika terjadi hal hal
tertentu. Karena tidak tahu apa jadi nya kita, bila ber transaksi
Tampa bukti transaksi Dan sebagai nya, Ada saja kita di tipu dengan
partner sendiri atau bagaimana lain nya.
DAFTAR PUSTAKA

I. Buku
Apriani, R. (2019). Hartanto. Hukum Perbankan dan Surat Berharga.Deepublish.
Aprita, S. (2021). Hukum Surat-Surat Berharga. Amanah.
Asikin, Z. (2014). Hukum Dagang. Rajawali Pers.
Hermansyah. (2020). Edisi Ketiga, Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Kencana.
Irawan, J. J. (2016). Surat Berharga: Suatu Tinjauan Yuridis dan Praktis.
Kencana.
Sembiring, S. (2016). Hukum Surat Berharga. Nuansa Aulia.

Anda mungkin juga menyukai