Anda di halaman 1dari 22

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Akuntansi Bank Syariah II Muhammad Albahi, S.E, M.Si, Ak, CA.

AKUNTANSI SUKUK

Disusun oleh:
Kelompok XII

Anisa Nuraini (12020525408)


Miftahul Hasanah (12020525409)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023
ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongan-Nya, sehingga
pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang
Sukuk.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas studi “Manajemen Risiko
Bank Syariah”. Selain itu agar pembaca dapat memahami mengenai Sukuk.
Makalah ini disusun dengan berbagai kesulitan, namun kami tetap berusaha
semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga akhirnya makalah ini dapat memberikan wawasan luas kepada
seluruh pembaca.Walaupun pada dasarnya makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik tetap kami butuhkan demi perbaikan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.w

Pekanbaru, 23 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Sukuk.......................................................................................3

B. Dasar Hukum Sukuk.................................................................................5

C. Karakteristik dan Macam – Macam Sukuk...............................................6

D. Proses penerbitan Sukuk dan pihak-pihak dalam penerbitan sukuk.........9

E. Bentuk – Bentuk Risiko Pada Sukuk......................................................12

F. Keuntungan dan Manfaat Berinvestasi pada Sukuk...............................15


BAB III PENUTUP..............................................................................................17

A. Kesimpulan..............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dimasa dewasa ini banyak dari kalangan masyarakat yang menjalankan
kegiatan inventasi. Dalam kegiatan investasi tersebut pada umumnya
dikoordinasikan oleh suatu lembaga, yaitu bursa efek, yang mana dalam
kegiatannya selalu diawasi oleh BAPEPAM. Dalam kegiatan investasi tersebut,
sebagaimana yang kita ketahui bersama pada pasar modal terdapat beberapa
instrument investasi yang sering digunakan sebagai alternatifi kegiatan investasi
ini, yaitu Saham dan Obligasi.
Secara global, bagi orang-orang yang tak mementingkan unsur halal dan
haram (Konvensional) tidaklah ada masalah dalam menjalankan kegiatan investasi
ini. Namun, bagi kita kaum muslim tentu menjalankan suatu usaha ataupun
kegiatan bisnis harus mempertimbangkan halal dan haramnya, sesuai dengan yang
telah diatur dalam hukum Syara’ diantaranya dalam kegiatan tersebut harus
terhindar dari unsur Riba, Judi, Gharar, dan Haram.
Oleh karena itu dalam terdapat beberapa produk Syariah dalam kegiatan
investasi ini, seperti Saham Syariah dan Obligasi Syariah atau sering disebut
dengan Sukuk. Adanya produk tersebut pada dasarnya untuk membantu para
kaum muslim yang ingin ikut serta dalam kegiatan investasi agar tidak terjerumus
kedalam praktik-praktik yang diharamkan oleh hukum Syara’.
Dalam makalah ini akan dijelaskan sedkit mengenai Sukuk, macam – macam
jenis Sukuk dan hal – hal yang berhubungan dengan Sukuk.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sukuk?
2. Apa saja dasar hukum sukuk?
3. Apa saja karakteristik sukuk dan macam-macam sukuk?

1
4. Bagaimana proses penerbitan Sukuk dan siapa saja pihak-pihak dalam
penerbitan sukuk?
5. Apa saja risiko-risiko yang ada pada sukuk?
6. Apa Keuntungan dan manfaat berinvestasi pada sukuk?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahi pengertian sukuk.
2. Untuk mengetahui dasar hukum sukuk.
3. Untuk mengetahui karakteristik dan macam-macam sukuk.
4. Untuk mengetahui proses penerbitan sukuk dan pihak- pihak yang terlibat.
5. Untuk mengetahui risiko yang terdapat pada sukuk
6. Untuk mengetahui keuntungan dan manfaat berinvestasi pada sukuk

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sukuk
Sukuk adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarka prinsip syariah
yang di keluarkan oleh emiten (perusahaan penerbit obligasi) kepada pemegang
sukuk yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada investor
berupa bagi hasil / margin / fee serta membayar kembali dana investasi pada saat
jatuh tempo. (Ketentuan umum fatwa dewan syariah nasional nomor
59/dsr-mui/v/2007 tentang obligasi syariah mudharobah konversi).1
Melalui fatwanya tersebut, DSN mengkategorikan tiga jenis pemberian
keuntungan kepada investor pemegang Obligasi Syariah. Yaitu, pertama adalah
berupa bagi hasil kepada pemegang Obligasi Mudharabah atau Musyarakah.
Kedua, keuntungan berupa margin bagi pemegang Obligasi Murabahah, Salam
atau Istishna. Dan ketiga, berupa fee (sewa) dari aset yang disewakan untuk
pemegang Obligasi dengan akad Ijarah. Pada prinsipnya, semua Obligasi Syariah
adalah surat berharga bukti investasi jangka panjang yang berdasarakan prinsip
syariah Islam. Namun yang membedakan adalah akad dan transaksinya.2
Sukuk berasal dari bahasa Arab yaitu sak (tunggal) dan sukuk (jamak) yang
memiliki arti mirip dengan sertifikat atau note. Dalam pemahaman praktisnya,
sukuk merupakan bukti (claim) kepemilikan. Sementara itu, menurut fatwa
Majelis Ulama Indonesia No 32/DSN-MUI/IX/2002 sukuk adalah suatu surat
berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten
kepada pemegang obligasi syariah.

1
Veitzhal Rivai, Sarwono sudarto dkk, Islamic Banking & Finance dari teori ke
praktik bank dan keuangan syariah sebagai solusi dan bukan alternatif (Yogyakarta: BPFE,
2012), h. 394.

2
“Obligasi Syariah, ”WordPress.com. https://3kh4.wordpress.com/2008/05/06/obligasi-
syariah/. (2 April 2016).

3
Pada prinsipnya sukuk mirip seperti obligasi konvensional dengan perbedaan
pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai
pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction)
berupa sejumlah tertentu asset yang menjadi dasar penerbitan sukuk dan adanya
akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip
syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agara instrument
keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir.
Sukuk bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih merupakan
penyertaan dana (investasi) yang didasarkan pada prinsip bagi hasil jika
menggunakan akad mudharabah dan musyarakah. Transaksinya bukan akad
hutang piutang melainkan penyertaan.3
Adapun perbedaan Perbedaan sukuk dengan obligas Konvensional Dalam
harga penawaran, jatuh tempo pokok obligasi, saat jatuh tempo, dan rating antara
obligasi syariah dengan obligasi konvensional tidak ada perbedaannya. Perbedaan
terdapat pada pendapatan dan return. Dimana Obligasi Konvensional pendapatan
atau return didapat dari bunga bunga yang besarnya sudah ditetapkan / ditentukan
di awal transaksi dilakukan. Sedangkan pada obligasi syariah pendapatan didapat
dari bagi hasil di masa yang akan datang.
Berikut perbandingan antara sukuk dan obligasi dapat dilihat pada tabel
berikut ini:4
Deskripsi Sukuk Obligasi
Dasar hukum Undang-undang Undang-undang
Penerbit - Pemerintah - Pemerintah
- Korporasi - Korporasi
Ketentuan perdagangan Trodable Trodable
Sifat instrumen Sertifikat kepemilikan/ Pengakuan utang
penyerahan asset-asset

3
“makalah sukuk,” blogger. http://valderama790830.blogspot.com/2015/04/makalah-
sukuk_8.html. (2 April 2016).
4
Veitzhal Rivai, Sarwono sudarto dkk, Islamic Banking & Finance dari teori ke praktik
bank dan keuangan syariah sebagai solusi dan bukan alternatif (Yogyakarta: BPFE, 2012), h.
395.

4
Tipe investor - konvensional Konvensional
- syariah
Penghasilan bagi investor Imbalan, bagi hasil, Bunga/kupon, capital
margin gain
dokumen yangdiperlukan - Dokumen pasar modal Dokumen pasar modal
- Dokumen syariah
Underlying asset Perlu Tidak perlu
Penggunaan hasil Harus sesuai syariah bebas
Lembaga terkait SPV, trustee, costodion, trustee, costodion, agen
agen pembayar pembayar
Syariah endorsement Perlu Tidak perlu

B. Dasar Hukum Sukuk


1. Firman Allah SWT,
- QS. Al-Ma’idah : 15

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
Aqad (perjanjian) mencakup: janji prasetia hamba kepada Allah dan
perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya.
- QS. Al-Isra’ : 346

Artinya:

5
QS. Al-Ma’idah : 1
6
QS. Al-Isra’ : 34

5
dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan
jawabnya.

2. Kaidah fiqh
Terdapat tiga kaidah yang digunakan, yaitu:
a. Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.
b. Kesulitan dapat menarik kemudahan
c. Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat/ kebiasaan sama dengan sesuatu
yang berlaku berdasarkan syara (selama tidak bertentangan dengan
syariah).
3. Pendapat Ulama
Dengan mempertimbangkan beberapa dalil diatas, akhirnya dikeluarkanlah
Fatwa dewan syari`ah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002, tentang Sukuk
(Obligasi syari`ah) adalah surat berharga berjangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikelurkan emitten kepada pemegang obligasi syariah, tersebut
berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat
jatuh tempo.”
Abu Hanifa dan muridnya Abu Yusuf memberikan pandangan bahwa
penjualan sesuatu/properti yang belum diterima oleh si penjual namun sudah jelas
keberadaan fisiknya (dapat dicek keberadaannya) adalah diperbolehkan. Maka
dari sinilah pondasi instrument bernama sukuk di abad modern ini bermula.

C. Karakteristik dan Macam – Macam Sukuk


a. Karakteristik Sukuk
Terdapat beberapa karakteristik mengenai sukuk, karakteristik tersebut adalah
(Depkeu:2010):7
1. Merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat,

7
Veitzhal Rivai, Sarwono sudarto dkk, Islamic Banking & Finance dari teori ke praktik
bank dan keuangan syariah sebagai solusi dan bukan alternatif (Yogyakarta: BPFE, 2012), h.
394.

6
2. Pendapatan berupa imbalan (kupon), marjin, dan bagi hasil, sesuai jenis
akad yang digunakan,
3. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir;
4. Penerbitannya melalui Special Purpose Vehicle (SPV),
5. Memerlukan underlying asset; dan,
6. Penggunaan proceds (hasil jual) harus sesuai prinsip syariah.
b. Macam-macam Sukuk
Terdapat beberapa macam-macam sukuk, antara lain:8
1. Sukuk Ijarah
Adalah suatu sertifikat yang memuat nama pemiliknya (investor) dan
melambangkan kepemilikan terhadap aset yang bertujuan untuk disewakan, atau
kepemilikikan manfaat dan kepemilikan jasa sesuai jumlah efek yang dibeli
denagn harapan mendapatkan keuntungan dari hasil sewa yang berhasil
direalisasikan berdasar transaksi ijarah.9
Ketentuan akad ijarah sebagai berikut:
a. Objeknya dapat berupa barang (harta fisik yang bergerak, tak bergerah,
harta perdagangan) maupun berupa jasa
b. Manfaat dari objek dan nilai manfaat tersebut diketahui dan disepakati
oleh kedua belah piahak.
c. Ruang lingkup dan jangka waktu pemakaiannya harus dinyatakan secara
spesifik.
d. Penyewa harus membagi hasil manfaat yang diperolehnya dalam bentuk
imbalan atau sewa/upah
e. Pemakaian manfaat harus menjaga objek agar manfaat yang diberikan oleh
objek tetap terjaga
f. Pembeli sewa haruslah pemilik mutlak.
Secara teknis, obligasi ijarah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

8
Veitzhal Rivai, Sarwono sudarto dkk, Islamic Banking & Finance dari teori ke praktik
bank dan keuangan syariah sebagai solusi dan bukan alternatif (Yogyakarta: BPFE, 2012), h.
397.
9
“obligasi syariah dan konvensional,” http://desbayy.blogspot.com/favicon.ico. ((2 April
2016)

7
 Investor dapat bertindak sebagai penyewa , sedangkan emiten dapat
bertindak sebagai wakil investor.
 Setelah investor memperoleh hak sewa, maka investor menyewakan
kembali objek sewa tersebut kepada emiten
2. Sukuk musyarakah
Adalah obligasi syariah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
musyarakah di mana dua pihak atau lebih bekerja sama menggabungkan modal
untuk pembangunan proyek baru, mengembangkan proyek baru,
mengembangkan proyek yang telah ada atau membiayai kgiatan usaha.

3. Sukuk istishna
Adalah obligasi syariah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
istishna’ di mana para pihak menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan
suatu proyek/barang.
4. Sukuk mudharabah

Yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad mudarabah


yang merupakan satu bentuk kerjasama, yang satu pihak menyediakan modal
(rabb al-mal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudarib),
keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan perbandingan yang
telah disetujui sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya
oleh pihak penyedia modal.
Dalam Fatwa No. 33 / DSN-MUI / X / 2002 tentang obligasi syariah
mudharabah, dinyatakan antara lain bahwa:

1. Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan


prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah
yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah merupakan bagi ahsil, margin atau fee serta membayar
dana obligasi pada saat obligasi jatuh tempo.

8
2. Obligasi syariah mudharabah adalah obligasi syariah yang berdasarkan
akad mudarabah dengan memperhatikan substansi fatwa DSN-MUI No.
7 / DSN-MUI / IV / 2000 tentang Pembiayaan Mudharabah.
3. Obligasi mudharabah emiten bertindak sebagai mudharib (pengelola
modal), sedangkan pemegang obligasi mudharabah bertindak sebagai
shahibul maal (pemodal).
4. Jenis usaha emiten tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah.
5. Nisbah keuntungan dinyatakan dalam akad.
6. Apabila emiten lalai atau melanggar perjanjian, emiten wajib menjamin
pengambilan dana dan pemodal dapat meminta emiten membuat surat
pengakuan utang.
7. Kepemilikan obligasi syariah dapat dipindahtangankan selama disepakati
dalam akad.

D. Proses Penerbitan Sukuk Dan Pihak-Pihak Dalam Penerbitan Sukuk

Dalam melakukan penerbitan sukuk ada beberapa tahap-tahap dalam proses


penerbitannya, antara lain: 10

Untuk menerbitkan obligasi syariah harus memenuhi syarat sebagai berikut:


1. Jenis usaha yang dilakukan oleh emiten tidak bertentangan dengan syariah,
sesuai dengan fatwa No. 20/DSN-MUI/IV/2001, tentang jenis usaha sesuai
syariah.
2. Memiliki fundamental dan citra yang baik.
Dalam penerbitan obligasi syariah, sebelum ditawarkan kepada investor
harus melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Emiten melalui Underwriter menyerahkan proposal penerbitan obligasi
syariah kepada DSN/MUI.
2. Pihak penerbit melakukan presentasi proposal di Badan pelaksana Harian
DSN.
10
“obligasi syariah dan konvensional,” http://desbayy.blogspot.com/favicon.ico. ((2 April
2016)

9
3. DSN mengadakan rapat dengan tim ahli DPS, dan hasil rapat menyatakan
opini syarian terkait proposal yang diajukan.
Setelah disetujui oleh DSN, maka proses penawarannya sebagai berikut :
1. Emiten menyerahkan dokumen yang diperlukan untuk penerbitan obligasi
syariah kepada underwriter (wakil dari emiten).
2. Underwriter melakukan penawaran kepada investor.
3. Bila investor tertarik, maka akan menyerahkan dananya kepada emiten
melalui Underwriter.
4. Emiten akan membayarkan bagi hasil dan pembayaran pokok kepada
investor.
Dokumen Penawaran
Dalam hal pengawasan penerbitan obligasi syariah. Pengawasannya dilakukan
oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), untuk produk pasar modal
syariah, terdapat satu pengawas lain yang mengawasi aspek syariahnya, yaitu DPS
(DSN).
Pengawasan aspek syariah berfokus pada penggunaan dana yang didapat dari
penerbitan obligasi syariah. Apakah dana tersebut benar-benar digunakan untuk
usaha-usaha yang telah dijanjikan dalam perjanjian antara emiten dengan
pemegang obligasi atau tidak, serta halal atau tidaknya. Jika ternyata dana hasil
penerbitan obligasi tersebut digunakan untuk hal-hal di luar usaha yang telah
diperjanjiakan, maka itu termasuk pengingkaran perjanjian dan menyalahi tujuan.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam penerbitan sukuk adalah


(Depkeu:2010), yaitu:11

1. Obligor, adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran imbalan dan
nilai nominal sukuk sampai dengan sukuk jatuh tempo.
2. Special Purpose Vehicle (SPV), adalah badan hukum yang didirikan khusus
untuk penerbitan sukuk dengan fungsi: a. sebagai penerbit sukuk; b. menjadi
counterpart (rekan/teman imbangan) dalam transaksi pengalihan aset.
bertindak sebagai wali amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan investor.
11
“sukuk,” blogger https://www.blogger.com/profile/02398950786301210564. (2 April
2016).

10
3. Investor, adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, margin,
dan nilai nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing.

Didalam obligasi syariah terdapat juga beberapa pokok ketentuan sukuk,


yakni: ketentuan umum dan ketentuan khusus:

Ø Ketentuan umum
 Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang
bersifat utang dengan kjewajiban membayar berdasarkan bunga .
 Obligasi yang dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang berdasarkan
prinsi-prinsip syariah.
Ø Ketentuan khusus
- Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah anatara lain:
· Mudharobah (muqaradhoh)/qiradh
· Musyarokah
· Murabahah
· salam
· istishna
· ijarah
- jenis usaha yang dilakukan emiten (mudharib) tidak boleh bertentangan denga
syariah.
- Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan emiten kepada pemegang obigasi
syariah mudharabah (shahibul mal) harus bersih dari unsur non halal.
- Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang obligasi syariah sesuai akad yang
digunakan.
- Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang
digunakan.

11
E. Bentuk – Bentuk Risiko Pada Sukuk
Risiko sukuk terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya:12
1. Risiko Kontrak Sukuk
Kontrak sukuk biasanya melibatkan pihak-pihak dan melalui tahapan-tahapan
tertentu, yang menimbulkan risiko yang akan dialami oleh masing-masing pihak
yang berkontrak. Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah:
a. Kontrak sukuk melibatkan partnership (originator, SPV, dan investor),
keadaan risiko semacam ini disebut counterparty risks. Risiko lainnya
adalah moral hazard, hal itu disebabkan oleh kelalaian kemitraan dalam
melaksanakan kewajiban.
b. Kontrak sukuk melibatkan tiga tahapan, yaitu:
1) antara originator dengan SPV pada saat pembentukan underlying assets,
2) kontrak antara sejumlah SPV dengan sejumlah investor saat
pengeluaran dan penjualan sertifikat sukuk,
3) kontrak saat penebusan setelah jatuh tempo.
c. Kontrak sukuk yang melibatkan aset riil sebagai objek akad, ketika objek
jual atau aset hilang dan musnah karena bencana alam, perpindahan hak
milik (warisan), kematian, pengurangan nilai aset akibat perubahan harga
(inflasi), maka akan memberikan pengaruh pada underlying assets dalam
bentuk risiko aset dan risiko pasar.
d. Pengeluaran sukuk oleh SPV menggunakan kontrak baik ijarah,
musyarakah, mudharabah, salam maupun istishna masih menjadi
perdebatan yang beragam hukumnya.
e. Sukuk yang dijual antar negara berarti menggunakan mata uang US dollar.
Risiko yang ditimbulkan oleh penjualan sukuk antarnegara tersebut adalah
kesesuaian undang-undang antarnegara, hubungan politik dari satu bangsa
ke lain bangsa, dan risiko kadar tukar mata uang asing.
f. Jika investor ingin mencairkan dananya sebelum jatuh tempo, maka
investor akan mengalami risiko likuiditas atau investor tidak dapat
12
“perbandingan risiko sukuk dan obligasi,”academi.
https://www.academia.edu/12090759/PERBANDINGAN_RESIKO_SUKUK_DAN_OBLIGASI_
KONVENSIONAL. (2 Aril 2016).

12
menukar bentuk investasi baru yang lebih unggul. Contohnya, investor
memiliki sukuk mudharabah, namun karena sukuk ijarah lebih
menguntungkan, maka investor ingin mencairkan dananya sebelum jatuh
tempo dan ingin menukarkan pada sukuk ijarah, dan hal itu sulit
dilakukan.
g. Risiko terakhir adalah penebusan oleh SPV kepada investor ketika jatuh
tempo, risiko yang mungkin timbul adalah jika SPV gagal membayar
modal dan keuntungan kepada investor. Hal ini disebut risiko kredit dan
risiko operasional.

Oleh karena itu, berdasarkan bentuk kontrak dan hubungan para pihak,
maka risiko sukuk secara keseluruhan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
risiko, diantaranya:13
Risiko Sukuk dalam Pasar Modal

a. Risiko pasar

Risiko pasar secara sistematis disebabkan oleh pergerakan harga pasar secara
menyeluruh. Sedangkan risiko pasar secara tidak sistematis disebabkan oleh
beberapa faktor yang menjadi penyebab utamanya, yaitu risiko nilai tukar asing,
risiko kadar faedah, dan risiko likuiditas.
Risiko nilai tukar asing adalah suatu konsekuensi sehubungan dengan
pergerakan atau fluktuasi nilai tukar terhadap rugi laba bank. Meskipun sukuk
tidak berpengaruh terhadap kurs secara langsung karena ada syarat tidak boleh
13
perbandingan risiko sukuk dan obligasi,”academi.
https://www.academia.edu/12090759/PERBANDINGAN_RESIKO_SUKUK_DAN_OBLIGASI_
KONVENSIONAL. (10 April 2016).

13
ada transaksi yang bersifat spekulasi (seperti forward, margin trading, option,
dan swap), tetapi transaksi sukuk tetap tidak akan bisa terlepas dari valuta asing.
Dalam sukuk, transaksi yang diperbolehkan adalah untuk kebutuhan transaksi
dan berjaga-jaga (simpanan) dan transaksi harus tunai atau spot. Tunai ialah
pembayaran cek, pemindahbukuan, transfer dan sarana pembayaran tunai lainnya.
b. Risiko Operasional
Risiko operasional merupakan risiko yang diakibatkan oleh lemahnya sistem
informasi atau sistem pengawasan intern perusahaan. Risiko ini disebabkan oleh
kesalahan manusia (human error) atau disebut juga moral hazard.
c. Risiko kredit

Risiko yang dihubungkan dengan kualitas aset atau pinjaman yang


kemungkinan tidak dapat diperoleh lagi, apabila terjadi kelalaian para pihak
dalam penyelesaiannya. Risiko dalam hal ini dapat terjadi karena beberapa sebab,
diantaranya 1) risiko kegagalan proses, 2) risiko pengurangan nilai, 3) risiko
counterparty, dan 4) risiko penyelesaian kontrak.

d. Risiko aset

Risiko aset dapat dilihat berdasarkan benda aset (akibat bencana alam,
kebakaran dll) dan nilai aset (perubahan harga/inflasi dll). Oleh karena itu jika
aset turun nilai, maka pemilik asal aset akan mengalami kerugian disebabkan ia
melakukan kontrak tersebut. Risiko lainnya adalah ketika aset yang telah
dijadikan jaminan sukuk tidak dapat dijual, disewakan, atau dijadikan sebagai
jaminan dalam kontrak lain, sekalipun dalam pengawasan pihak SPV.

e. Risiko negara

Risiko negara disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya perbedaan jenis


mata uang, perbedaan undang-undang cukai, perbedaan hak kepemilikan bagi
penduduk asing, perbedaan penggunaan standar hukum Syariah, perbedaan
aturan regulasi dan aturan mengenai financial reporting.

f. Risiko counterparty

14
Moral hazard mendominasi dalam bentuk risiko ini, dimana pihak yang
berkontrak dituntut menjalankan tanggungjawab secara benar dan jujur karena ia
merupakan amanah.

g. Risiko kesesuaian Syariah

Risiko ini timbul akibat pemahaman teoritikal fiqih yang beragam, akibatnya
akan berpengaruh terhadap sukuk yang diamalkan. Contohnya, menurut sarjana
Muslim kontrak sukuk murabahah hanya mengikat penjual dan tidak mengikat
pembeli. Sedangkan pakar fiqih lainnya berpendapat bahwa sukuk murabahah
mengikat keduanya dalam pembentukan kontrak. Risiko terbesarnya adalah
pembeli dapat kapan saja membatalkan konraknya secara sepihak, hal itu dapat
mengakibatkan pihak lain mengalami kerugian.

2. Risiko Khusus SPV pada Sukuk


Risiko yang mungkin dihadapi oleh SPV adalah bentuk kegagalan pihak-
pihak lain seperti originator dan investor dalam melaksanakan tanggungjawabnya
masing-masing. Kegagalan investor mentrasfer aset, kelalaian membayar
keuntungan, sewa, mark-up, ataupun diskon yang mengakibatkan SPV
menghadapi kerugian.

F. Keuntungan dan Manfaat Berinvestasi pada Sukuk

Sukuk memiliki beberapa keunggulan di antaranya:14


 Dapat dimiliki oleh investor ritel dengan nominal yang ringan dan
tergolong investasi yang mudah dicairkan.
 Bagi penerbit, sukuk berperan sebagai alternatif sumber pendanaan yang
mengalami defisit. Hasil dari penjualan sukuk dapat menjadi tambahan
modal bagi perusahaan penerbit. Contohnya, pemerintah membutuhkan

14
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrjYKngzm1kexcDbcxXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzUEdnRpZANDQ0FEU1lD
Q18xBHNlYwNzcg--/RV=2/RE=1684946784/RO=10/RU=https%3a%2f%2fwww.obligasi.co.id
%2f2020%2f01%2fsukuk-adalah.html/RK=2/RS=tRni9fn7PxdJXMZCwCOxfbke3FY-

15
tambahan dana untuk pekerjaan infrastruktur dikarenakan APBN defisit,
maka pemerintah bisa mengeluarkan sukuk yang diperjualbelikan kepada
masyarakat Indonesia.
 Legal. Sukuk juga dapat diterbitkan oleh pemerintah. Sukuk yang
diterbitkan oleh pemerintah ini termasuk dalam golongan Surat Berharga
Syariah Negara. Terbukti dengan adanya Undang-Undang No. 19 Tahun
2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, pemerintah secara langsung
mendukung dibentuknya instrumen investasi syariah ini. Undang-Undang
tersebut secara otomatis menjadi payung hukum diterbitkannya sukuk
sehingga sukuk menjadi sarana investasi yang telah dilegalkan oleh
pemerintah.
 Terjamin keamanannya. Dalam Pasal 5 Undang-Undang SBSN
menyatakan bahwa penerbitan SBSN dilakukan oleh Pemerintah yang
diwakili oleh Menteri Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelola
Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) sehingga sudah dipastikan instrumen ini
terjamin keamanannya.
Sukuk juga memberikan manfaat kepada investor yang melakukan investasi
pada instrumen yang satu ini, yaitu:
 Memberikan imbalan yang dibayarkan secara periodik.
 Pembayaran imbalan dan nilai nominal dijamin oleh negara.
 Dapat diperjual belikan dipasar sekunder pada harga pasar.
 Terdapat potensi capital gain bagi sukuk holders.
 Instrumen investasi yang sesuau dengan prinsip syariah.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sukuk adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarka prinsip syariah
yang di keluarkan oleh emiten (perusahaan penerbit obligasi) kepada pemegang
sukuk yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada investor
berupa bagi hasil / margin / fee serta membayar kembali dana investasi pada saat
jatuh tempo.
Terdapat beberapa karakteristik mengenai sukuk, karakteristik tersebut adalah
(Depkeu:2010): merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak
manfaat, Pendapatan berupa imbalan (kupon), marjin, dan bagi hasil, sesuai jenis
akad yang digunakan, Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir;
Penerbitannya melalui Special Purpose Vehicle (SPV), Memerlukan underlying
asset; dan Penggunaan proceds (hasil jual) harus sesuai prinsip syariah.
Macam-macam sukuk, yaitu Mudharobah (muqaradhoh)/qiradh, Musyarokah,
Murabahah, salam, istishn, ijarah

Untuk menerbitkan obligasi syariah harus memenuhi syarat sebagai berikut:


Jenis usaha yang dilakukan oleh emiten tidak bertentangan dengan syariah, sesuai
dengan fatwa No. 20/DSN-MUI/IV/2001, tentang jenis usaha sesuai syariah. ,
Memiliki fundamental dan citra yang baik.
Risiko sukuk terbagi dua bagian, yaitu Risiko Kontrak Sukuk dan Risiko
Khusus SPV pada Sukuk

17
DAFTAR PUSTAKA

Rivai, Veitzhal, Sarwono sudarto, dkk, Islamic Banking and Finance: Dari Teori
ke Praktik Bank dan Keuangan Syari'ah Sebagai Solusi dan Bukan
Alternatif; Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. 2012.
Al-Qur’an Al-Karim.
Obligasi Syariah,”WordPress.com.https://3kh4.wordpress.com/2008/05/06/obliga
i-syariah/. (2 April 2016), pukul 20.13.
Makalah sukuk, blogger.
http://valderama790830.blogspot.com/2015/04/makalah-sukuk_8.html.(2 April
2016). pukul 20.30.
Obligasi syariah dan konvensional,” http://desbayy.blogspot.com/favicon.ico.(2
April 2016), pukul 22.12.
Sukuk,” blogger https://www.blogger.com/profile/02398950786301210564. (2
April 2016).
Perbandingan risiko sukuk dan obligasi,”academi.
https://www.academia.edu/12090759/PERBANDINGAN_RESIKO_SUK
UK_DAN_OBLIGASI_KONVENSIONAL. (10 April 2016), pukul 11.12.
https://ejournal.iainkendari.ac.id/lifalah/article/download/476/467
https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/taradhi/article/download/2644/pdf
https://www.researchgate.net/publication/332483373_SUKUK-PDF

18

Anda mungkin juga menyukai