Anda di halaman 1dari 13

AKAD DALAM PRODUK TITIPAN/SIMPANAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perbankan
Syariah

Dosen Pengampu: Endang Sriani, S. H. I., M. H.

Disusun Oleh:

Nesta Giovan 33020210010

Bintang Anugerah 33020210084

Choirina Febriani 33020210106

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2023

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunia, nikmat dan kesehatan yang sempurna, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini, dan dapat menimba ilmu di Universitas Islam Negeri
Salatiga. Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah
Hukum Perbankan Syariah. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari,
agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan
negara di masa depan. Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih
banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini
kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun
apabila terdapat kesalahan. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, khususnya bagi kami penyusun dan umumnya para pembaca makalah
ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Penyusun

Salatiga, 4 Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
A. Konsep dan Prinsip Akad dalam Produk Titipan/Simpanan .................... 2
B. Akad yang digunakan dalam produk titipan / simpanan .......................... 3
C. Pelaksanaan akad dalam produk titipan atau simpanan dan Mekanisme
akad titipan pada Lembaga Keuangan Syariah ................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
B. Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produk titipan/simpanan, akad atau perjanjian yang dilakukan
antara pemilik harta (titipan/simpanan) dan pihak yang dititipi (penitip)
menjadi penting untuk memastikan keamanan dan perlindungan hak-hak
kedua belah pihak. Akad ini bertujuan untuk mengatur hak dan kewajiban
masing-masing pihak terkait harta yang dititipkan, termasuk prosedur
pengelolaan, pembagian keuntungan, dan tanggung jawab atas risiko yang
mungkin akan terjadi.

Dalam produk titipan/simpanan, akad yang digunakan umumnya


adalah akad wadiah dan akad mudharabah,. Akad wadiah adalah perjanjian
antara pemilik dana dengan pihak yang menerima dana untuk menyimpan
dan menjaga dana tersebut dengan aman. Sedangkan akad mudharabah
adalah akad bagi hasil dimana pemilik harta sebagai pemilik modal
menitipkan modalnya kepada pihak lain untuk dijalankan usaha dan
keuntungan dibagi secara proporsional.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep dan Prinsip akad dalam produk
titipan/simpanan?
2. Apa saja jenis-jenis akad yang digunakan dalam produk
titipan/simpanan?
3. Bagaimana pelaksanaan dan pengawasan akad dalam produk
titipan/simpanan?

C. Tujuan
Mengetahui Konsep dan Prinsip akad dalam produk titipan/simpanan
Mengetahui jenis-jenis akad yang digunakan dalam produk
titipan/simpanan

1
Mengetahui pelaksanaan dan pengawasan akad dalam produk
titipan/simpanan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Prinsip Akad dalam Produk Titipan/Simpanan


Dalam tradisi fiqih Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal
dengan prinsip al-wadi'ah. Al-wadi'ah dapat diartikan sebagai titipan
murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum,
yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. 1
Dalam transaksi bank syariah itu tidak melulu hanya bunga, namun
lebih jauh dari itu. Karena pada dasarnya, bank syariah sebagai salah satu
pilar ekonomi syariah dalam sektor moneter tidak dapat dipisahkan dari
sifat ekonomi syariah itu sendiri, yaitu tidak melakukan transaksi yang
melanggar prinsip syariah. Transaksi tersebut terdiri dari: 2
1. Riba, penambahan pendapatan secara tidak dibenarkan.
2. Maysir, ketidak pastian atau spekulatif.
3. Gharar, ketidak jelasan, tidak dimiliki atau tidak diketahui
keberadaannya.
4. Haram, objek transaksi yang dilarang menurut syara'.
5. Zalim, adanya salah satu pihak yang dirugikan.
Dengan adanya larangan dalam bertransaksi dalam Islam serta
adanya tujuan yang hendak dicapai, oleh sebab itu maka perbankan
syariah pun melakukan usaha seperti halnya perbankan konvensional,
yaitu 1) menghimpun dana masyarakat (DPK, dana pihak ketiga), 2)
menyalurkan pembiayaan, dan 3) memberikan jasa-jasa keuangan lainnya.
Untuk usaha penghimpunan dana masyarakat, merupakan urat nadi dari

1 Muhammad Syaf’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta,
2001, hal. 85
2 Nurul Ikhsanti, Asri Kunda, Luhgiatno, Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank, PT Global

Eksekutif Teknologi, 2023, hal 89

2
usaha perbankan karena dengan terhimpunnya dana masyarakat maka oleh
perbankan dapat disalurkan ke dalam bentuk pembiayaan yang
menguntungkan.3
Secara khusus dalam konteks perbankan syariah, ketentuan dalam
Pasal 1 angka 20 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 merumuskan
pengertian simpanan, yaitu:
"Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada
bank syariah dan/atau UUS berdasarkan akad wadi'ah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk
giro, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan
itu."
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1 angka 20 Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2008 dapat diketahui bahwa jenis dana yang dihimpun
dari ma-syarakat oleh perbankan syariah bisa berbentuk (simpanan) giro,
(simpanan) tabungan, dan bentuk lainnya yang dapat dipersamakan
dengan itu. Simpanan dana dari masyarakat ini merupakan salah salah
sumber dana perbankan syariah di samping modal sendiri dan pinjaman
dari Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah, yang
penempatannya berdasarkan akad wadi'ah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.

B. Akad yang umum digunakan dalam produk titipan / simpanan


1. Akad Wadi’ah (Titipan)
Dalam konteks hukum, beberapa produk terkait wadiah telah
banyak ditemukan di Indonesia, baik dalam bentuk peraturan hukum
maupun fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN)
Majelis Ulama Indonesia. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah menyebut tabungan yang terdiri dari
tabungan dan giro sebagai salah satu produk perbankan syariah.
Simpanan adalah dana yang disimpan oleh nasabah pada rekening giro,

3Rachmadi Usman, S.H., M.H., Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia, PT Citra Aditya
Bakti, 2018, hal. 138

3
tabungan, atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu pada bank
syariah dan/atau UUS berdasarkan akad Wadia atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Rekening ini ibarat tempat
yang aman bagi masyarakat untuk menyimpan uang. Uang yang
disetorkan orang ke rekening ini disebut deposit dan diserahkan ke
bank untuk dikelola. Bank mengikuti aturan dan perjanjian tertentu
tentang bagaimana uang tersebut dapat digunakan dan kapan uang
tersebut dapat ditarik. Hal ini dilakukan untuk memastikan uang Anda
tetap aman dan digunakan dengan bijak.
Ketentuan hukum kedua mengenai wadiah tertuang dalam PBI
(Peraturan Bank Indonesia) yang terhormat, khususnya PBI nomor
7/24/PBI/2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan
usahanya berdasarkan Prinsip Syariah, dan PBI Nomor 7/46/PBI/ 2005
tentang Perjanjian Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank
yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.
Dalam ranah PBI, wadiah diartikan sebagai perbuatan menitipkan dana
atau harta benda oleh pemiliknya yang sah ke dalam suatu tempat
penitipan, dimana pihak penerima berkewajiban untuk segera
mengembalikan dana atau harta tersebut apabila diperlukan. Dikenal
sebagai kontrak penting dalam perbankan syariah, wadiah berfungsi
sebagai instrumen teladan untuk transfer dana tanpa hambatan.
Giro wadiah merupakan salah satu jenis tabungan yang ditawarkan
oleh bank syariah, sama seperti giro pada bank konvensional.
Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi nasabah, sehingga
nasabah dapat menarik dananya kapan saja menggunakan berbagai
fasilitas perbankan seperti cek, kartu ATM, atau transfer tanpa
dikenakan biaya apapun.
Bank boleh menggunakan dana nasabah yang terhimpun untuk
tujuan mencari keuntungan dalam kegiatan yang berjangka pendek
atau untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank, selama dana tersebut
tidak ditarik. Biasanya bank tidak menggunakan dana ini utuk

4
pembiayaan bagi hasil karena sifatnya yang jangka pendek.
Keuntungan yang diperoleh bank dari penggunaan dana ini menjadi
milik bank. Demikian juga, kerugian yang timbul menjadi tanggung
jawab bank sepenuhnya. Bank diperbolehkan untuk memberikan
insentif berupa bonus kepada nasabah, selama hal ini tidak disyaratkan
sebelumnya. Besarnya bonus juga tidak ditetapkan di muka. Giro
Wadiah merupakan giro yang dijalankan berdasarkan akad wadiah,
yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya
menghendaki.4
Tabungan wadiah merupakan produk pendanaan bank syariah
berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan
(saving account) untuk keamanan dan kemudahan pemakaiannya,
seperti giro wadiah, tetapi tidak sefleksibel giro wadiah, karena
nasabah tidak dapat menarik dananya dengan cek. Karakteritik
tabungan wadiah ini juga mirip dengan tabungan pada bank
konvensional ketika nasabah penyimpan diberi garansi untuk dapat
menarik dananya sewaktu-waktu dengan menggunakan berbagai
fasilitas yang disediakan bank, seperti kartu ATM, dan sebagainya
tanpa biaya. Seperti halnya pada giro wadiah, bank juga boleh
menggunakan dana.
Tabungan Wadiah mencakup pengaturan keuangan yang berakar
pada akad wadiah, yang berarti simpanan murni yang tetap dijaga dan
dapat diambil kembali sesuai kebijaksanaan pemiliknya.5 Tabungan ini
dijalankan bersamaan dengan akad mudharabah atau akad lain yang
selaras dengan prinsip syariah, sehingga penarikannya diperbolehkan
hanya dalam parameter hukum syariah dan persyaratan tertentu yang
disepakati. Penting untuk diketahui bahwa dana ini tidak dapat diakses
melalui cek, bilyet giro, atau cara lain yang telah diatur sebelumnya. 6

4 Adiwarman A Karim, Bank Islam: Analisa Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2013),hlm 351.
5 Ibid hlm 357.
6 Atang Abd. Hakim, Fiqih Perbankan Syariah, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011) hlm

5
2. Akad Mudharabah (Bagi Hasil)
Kata bagi hasil berasal dari bahasa Arab “mudharabah”. Menurut
bahasa kata ‘Mudharabah’ semakna dengan alQath’u (potongan),
berjalan, dan atau bepergian. Mudharabah ibarat perjanjian kerjasama
tim dalam sebuah bisnis. Satu orang menyediakan semua uangnya,
sementara orang lainnya menjadi pengelola. Mereka berdua membagi
keuntungan berdasarkan kesepakatannya, dan jika terjadi kerugian
maka yang bertanggung jawab adalah pemberi uang, asalkan bukan
kesalahan pengelolanya. 7
Pembiayaan mudharabah diberikan kepada individu yang memiliki
keahlian khusus dan keahlian di bidangnya masing-masing. Namun,
orang-orang ini tidak memiliki modal yang diperlukan untuk memulai
usaha wirausaha. Intinya, bank menyediakan seluruh modal,
sedangkan nasabah hanya menyumbangkan keahliannya.
Bank syariah menawarkan dua bentuk pembiayaan mudharabah:
pembiayaan mudharabah muqayyadah (akad yang melibatkan pemilik
dana dan pengelola dana, dengan syarat dan ketentuan tertentu) dan
pembiayaan mudharabah mutlaqah (dimana mudharib mempunyai
otonomi penuh dalam menangani modal yang diberikan oleh shahibul
mal). Namun demikian, metode yang terakhir ini lebih umum
digunakan karena fleksibilitas yang dimilikinya, yang memungkinkan
mitra bisnis untuk memilih usaha yang selaras dengan keahlian
pelanggan. Sebaliknya, yang pertama memerlukan pengaturan bisnis
yang telah ditentukan sebelumnya dan ditentukan oleh pemodal. 8
Modal pembiayaan mudharabah diakui pada saat pembayaran
dilakukan kepada Mudharib (Pelanggan). Apabila modal pembiayaan
diberikan secara angsuran, maka modal tersebut diakui pada saat

7 Rahman Ambo Masse, Konsep Mudharabah Antara Kajian Fiqh dan Penerapan Perbankan,
Jurnal Hukum Diktum, Volume 8, Nomor 1, Januari 2010, hlm 77-85, hal. 79
8 Hermansyah, Sandi Rizki Febriadi, Implementasi Akad Mudharabah Pada Bank Syariah

Dihubungkan dengan Pasal 1338 KUH Perdata, Prosiding SNaPP2017 Sosial, Ekonomi, dan
Humaniora,Hal. 437

6
pembayaran angsuran tersebut dilakukan. Pembiayaan mudharabah
dievaluasi pada saat pembayaran telah dilakukan atau telah ditetapkan
berdasarkan kaidah mudharib. Jika pembiayaan dilakukan dengan
menggunakan barang dagangan atau aset nonmoneter, maka akan
dinilai berdasarkan nilai yang disepakati. Jika terdapat perbedaan
antara nilai wajar dan nilai buku, maka selisih tersebut diakui sebagai
keuntungan atau kerugian. Biaya yang berkaitan dengan kontrak,
seperti studi kelayakan, menjadi tanggung jawab salah satu atau kedua
belah pihak kecuali disepakati bersama.9

C. Pelaksanaan akad dalam produk titipan atau simpanan dan


Mekanisme akad titipan pada Lembaga Keuangan Syariah
a. Lembaga Keuangan Syariah bertindak sebagai penerima dana
titipan dan nasabah sebagai bertindak pentip dana.
b. Lembaga Keuangan Syariah tidak diperkenankan pemberian
imbalan atau bonus kepada nasabah.
c. Lembaga Keuangan Syariah dapat membebankan biaya
administrasi berupa biaya-biaya terkait langsung dengan biaya
pengelolaan rekening antara lain, biaya cek/giro, biaya materai,
cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan
penutupan rekening.
d. Lembaga Keuangan Syariah menjamin dana titipan nasabah.
e. Dana titipan dapat diambil sewaktu-waktu oleh nasabah.10
Dalam pelaksanaan akad titipan terdapat beberapa ketentuan antara
lain yaitu :
a. Penerima titipan memiliki hak untuk menginvestasikan asset
yang dititipkan.

9 Drs. H. Syaukani, M.Ag., Mudharabah dalam Sistem Ekonomi Islam, Jurnal Manajemen dan
Bisnis |Volume 6| No 2|DESEMBER |2018, hal. 56
10 DEWI, L. (2018). Analisis Implementasi Akad Murabahah pada Produk Tabungan Emas dalam

Meningkatkan Keuntungan Dana Titipan Nasabah di Pegadaian Syariah (Studi pada PT.
Pegadaian (Persero) Syariah Kantor Cabang Radin Intan Bandar Lampung) (Doctoral dissertation,
UIN Raden Intan Lampung). Hal 43-44.

7
b. Penitip memiliki hak untuk mengetahui bagaimana aset yang
dimilikinya diinvestasikan.
c. Penerima titipan hanya menjamin nilai pokok jika modal
berkurang karena merugi atau terdepresiasi.
d. Setiap keuntungan yang diperoleh penyimpan dapat dibagikan
sebagai hibah atau hadiah (bonus). Penerima titipan tidak
memiliki kewajiban mengikat untuk membagikan keuntungan
yang diperolehnya.
e. Penitip tidak memiliki hak suara.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akad adalah unsur kunci dalam produk titipan atau simpanan
syariah. Dalam sistem keuangan syariah, semua transaksi harus didasarkan
pada akad yang jelas dan sah syariah. Akad ini mencerminkan kesepakatan
antara pihak nasabah dan lembaga keuangan syariah tentang bagaimana
dana akan dikelola dan bagaimana hasilnya akan dibagi. Akad yang jelas
dan sah merupakan jaminan bahwa transaksi tersebut sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah yang melarang riba (bunga) dan spekulasi.

Akad dalam produk titipan atau simpanan penting untuk


memastikan transparansi dan kepatuhan syariah. Nasabah memiliki hak
untuk mengetahui bagaimana dana mereka dikelola dan bagaimana
keuntungan dibagi. Lembaga keuangan syariah juga memiliki kewajiban
untuk menjalankan akad sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan
memberikan laporan yang jelas kepada nasabah. Dengan adanya akad
yang kuat dan pemahaman yang baik tentang syariah, produk titipan atau
simpanan syariah dapat memberikan manfaat finansial yang sesuai dengan
prinsip-prinsip etika Islam.

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini kami harapkan dapat bermanfaat bagi
pembaca. Makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami sebagai
penyusun makalah berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih

9
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Hakim, A. (2011). Fiqih Perbankan Syariah. PT. Refika Aditama.

Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. Gema Insani Press.

Hermansyah, S. R. F. (2017). Implementasi Akad Mudharabah Pada Bank Syariah


Dihubungkan dengan Pasal 1338 KUH Perdata. Prosiding SNaPP2017 Sosial, Ekonomi,
dan Humaniora, 437.

Ikhsanti, N., Kunda, A., & Luhgiatno. (2023). Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank.
PT Global Eksekutif Teknologi.

Usman, R. (2018). Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia. PT Citra Aditya
Bakti.

Karim, A. A. (2013). Bank Islam: Analisa Fiqih dan Keuangan. PT. Raja Grafindo
Persada.
Masse, R. A. (2010). Konsep Mudharabah Antara Kajian Fiqh dan Penerapan Perbankan.
Jurnal Hukum Diktum, 8(1), 77-85.

Sjahdeini, S. R. (2007). Perbankan Islam. PT. Pustakan Utama Grafiti. (halaman 64).
Syaukani, H. M. (2018). Mudharabah dalam Sistem Ekonomi Islam. Jurnal Manajemen
dan Bisnis, 6(2), 56.

Dewi, L. (2018). Analisis Implementasi Akad Murabahah pada Produk Tabungan Emas
dalam Meningkatkan Keuntungan Dana Titipan Nasabah di Pegadaian Syariah (Studi
pada PT. Pegadaian (Persero) Syariah Kantor Cabang Radin Intan Bandar Lampung)
[Tesis doktor, UIN Raden Intan Lampung].

10

Anda mungkin juga menyukai