Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FIQIH MUAMALAH II

Tentang
“Giro Syari’ah, Tabungan Syari’ah, dan Deposito Syari’ah”

Dosen Pengampu :
Dr. Fakhruddin , M.HI

Penulis :
Rahma Hidayatul Sjarifah : 210202110118

FAKULTAS SYARI’AH
HUKUM EKONOMI SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, dengan nikmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat
waktu. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Fiqih Muamalah II,
Bapak Dr Fakhruddin M. HI. Penulis berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca mengenai Giro Syari’ah, Tabungan Syari’ah,
Deposito Syari’ah

Penullis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.


Fakhruddin M. HI selaku dosen Fiqih Muamalah II. Semoga tugas yang telah
diberikan tugas ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang tekuni penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Malang, 9 Maret 2023

Penulis
Daftar Isi

Contents
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
Latar Belakang......................................................................................................................4
Rumusan Masalah................................................................................................................5
Tujuan Kepenulisan..............................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..........................................................................................................................6
Giro Syariah..........................................................................................................................6
Tabungan Syariah...............................................................................................................10
Deposito Syariah................................................................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
Kesimpulan.........................................................................................................................15
Saran..................................................................................................................................16
Daftar Pusaka.........................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perbankan Syariah yang ada di Indonesia, keberadaannya tidak berbeda jauh
dengan system yang ada pada perbankan Indonesia secara umum. Awal mula
perbankan syariah terkenal pada tahun 1992 setelah diberlakukannya UU No. 7
Tahun 1992 yang dapat diharapkan kegiatan oprasional berpedoman dengan
prinsip bagi hasil. Lalu muncullah UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan
syariah dengan tujuan agar memepercepat pertumbuhan dan perkembangan
perbankan syariah.
Perbankan syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
islam dengan prinsip kehati-hatian,dan menyediakan jasa keuangan dengan
berpedoman hukum islam contoh, giro syariah, tabungan syariah, dan deposito
syariah, dan hanya dapat membiayai perusahaan halal. Perbankan syariah
berfungsi untuk manajer investasi, investor, penyedia layananan-layanan
keuangan. Bank syariah mendapat dana untuk beroprasi dari konsumen atau
nasabah yang menyimpan uangnya dengan menggunakan konsep wadi’ah atau
deposito, mudharobah atau bagi hasil, dan ijarah atau pengelolaan investasi atau
sewa menyewa sebagai layanan yang islami yang diberikan.
Dalam bank syariah menerakan system bagi hasil, tidak bunga seperti yang
diterapkan pada bank konvensional. Sedangkan, bank konvensional mengalami
kekhawatiran akan banyak nasabah dari bank konvensional kepada bank syariah
karena nasabah lebih memilih menyimpan hartanya pada bank syariah dari pada
bank konvensional . karena bank syariah lebih memberikan keuntungan yang
lebih tinggi untuk pada nasabahnya.
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa
perbedaan besar antara bank syariah yang menggunakan system bagi hasil dan
bank konvensional yang menggunakan siatem bunga. System bagi hasil pada
bank syariah adalah pengganti system bunga pada bank konvensional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Giro Syariah?
2. Apa yang dimaksud dengan Tabungan Syariah?
3. Apa yang dimaksud dengan Deposito Syariah?
4. Apa saja contoh kasus dari produk himpun pada bank syariah?

C. Tujuan Kepenulisan
1. Memahami penjelasan dari Giro Syariah
2. Memahami penjelasan dari Tabungan Syariah
3. Memahami penjelasan dari Deposito Syariah
4. Mengetahui contoh kasus dari produk himpun pada bank syariah
BAB II

PEMBAHASAN

1. Giro Syariah
Secara umum, pengertian giro menurut undang-undang No 10 Tahun 1998,
giro merupakan simpanan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan
perintah pemindahbukuan.1 Dalam undang-undang Republik Indonesia, 2008 No
21 Tahun 2008 pasal 1 (23) yaitu, “Giro merupakan simpanan berdasarkan akad
wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek (surat
perintah kepada pihak bank untuk melakukan pembayaran dalam jumlah tertentu
kepada nama yang tertera di dalam cek), bilyet giro (surat perintah yang isinya
pemindahbukuan dari nasabah bank untuk memindahkan sejumlah uang dari
rekeninganya kepada rekenih penerima yang Namanya sudah tertera didalam
bilyet giro), sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah
pemindahbukuan”. Giro dalam penjelasan pasal 1 disebut juga dengan giro
syariah, namun dalam pemaparan tersebut hanya disebukan menggunakan akad
wadi’ah, dan dalam prakteknya giro syariah menggunakan akad wadiah dan akad
mudharabah.
Dalam keputusan Fatwa DSN-MUI,2000a No 1 tahun 2000 tentang giro yaitu:
a). giro yang tidak dibenarkan dalam syariah, adalah giro yang perhitungannya
berdasarkan bunga, b). giro yang dibenarkan oleh syariah adalah, giro yang
menggunakan prinsip wadi’ah dan mudharabah. Simpanan giro pada perbankan
syariah ada dua jenis yaitu, rekening giro wadi’ah dan rekenih giro mudharabah,
nasabah akan mendapat keuntungan dari system bagi hasil. Berdasarkan jenisnya
1
La Ode Alimusa, Kajian Konsep Akad Dan Jenis Produk Perhimpunan Dana Bank Syariah Di Indonesia,
(Kendari: Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Umkendari), hlm. 11 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jie
giro dibagi menjadi 2 jenis yaitu, giro perorangan, merupakan rekening atas nama
pribadi atau perorangan dan giro badan usaha, merupakan rekening giro yang
dimiliki badan usaha contohnya, perusahaan, koperasi, Yayasan, CV dll.
Manfaat dari penyipanan rekening giro adalah :a). uang dalam rekening giro
akan lebih aman dari tindak kejahatan, b). kemudahan dalam melakukan
pembayaran transaksii jual beli dengan menggunakan cek dan biyet giro, c).
simpanan dalam giro dapat ditarik setiap waktu disaat jam kerja berlangsung, d).
pemilik rekening giro sudah tidak perlu membawa uang dalam jumlah
besar,cukup membawa cek dan bilyet giro saat ingin melakukan transaksi, e).
dengan rekenih giro tidak ada Batasan minimal transaksi, dengan syarat jumlah
uang yang dimiliki cukup untuk melakukan transaksi, f). proses administrasi giro
dilakukan lebih baik karena dalam setiap bulan nasabah yang memiliki rekening
giro akan mendapat rekening koran.
Hukum Syar’I dan Dasarnya
Dalam al quran dan hadits di sunnahkan mempercayai seseorang yang ahli dalam
bidang nya untuk dititipi sesuatu, menitipkan atau menerima titipan hukumnya jaiz
/diperbolehkan.
Dalam Al Qur’an Allah SWT berfirman:
ِ ‫إن هللا يَْأ ُم ُر ُك ْم أن تَُؤ ُّدؤا اَألمانا‬
‫ت ِإلى َأ ْهلِهَا‬ َّ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah SWT menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada orang
yang berhak menerima”
Rosulullah SAW bersabda:
َ َ‫ك َوالَ تَ ُخ ْن َم ْن خَ ان‬
‫ك‬ ِ ‫َأ ِّد اَألمنةَ الى‬
َ َ‫من ا ْءتَ َمن‬
Artinya:
“Sampaikanlah amanat kepada orang yang memberi amanat kepadamu,dan
janganlah kamu menghianati orang yang menghianatimu” ( H R Abu Dawud dan At
Tirmidzi)
Para ulama bersepakat, ijma’ nya adalah ulama bersepakat untuk
memperbolehkan wadi’ah karena itu termasuk dalam ibadah sunnah.
Skema Giro Pada Perhimpunan Bank Syariah
1). Skema Giro Wadiah

1.Titipan Dana
Nasabah/ Mudi’ Bank Syariah
(penitip)
4.Bonus/Bagi Hasil

3.Keuntungan

Proyek Usaha

Pada skema ini yang pertama, nasabah akan menitipkan uangnya kepada bank
syariah dengan akad wadiah yaitu dhomanah, kedua bank akan memanfaatkan dana
nya untuk diinvestasikan atau bekerja sama dengan proyek badan usaha yang akan
memperoleh keuntungan. Ketiga, proyek usaha akan memberikan keuntungan kepada
bank syariah yang akan dijadikan sebagai system bonus. Ke empat, bank syariah akan
memberikan bonus keuntungan kepada nasabah dengan syarat tidak ada kesepakatan
nominal bonus pada awal akad.2

2). Skema Giro Mudharabah

2
Mahmud Ali Zain dan Dumairi Nor, Ekonomi Syariah Versi Salaf, (Sidogiri: Pustaka Sidogiri Oktober
2008), 23
Pada skema giro Mudarabah, gambar nya sama dengan giro wadiah.
Perbedaannya terletak Langkah ke tiga saat pemberian system bagi hasil, dalam giro
wadiah menggunakan bonus. Nominal bagi hasil sudah ada pada kesepatan pada awal
akad antara nasabah bank dan perbankan syariah.

Rukun Wadi’ah

a). mudi’ (penitip)

b) Wadi’/ Muda’ (penerima titipan’/ penyimpan)

c) Wadi’ah ( barang titipan)

d) Shighat Ijab (ucapan serah terima)

Hanafiyah berpendapat bahwa rukun wadiah hanya dua yaitu, ijab dan qobul
saja.3

Syarat Wadi’ah

Syarat Mudi’ dan Wadi’ adalah harus orang yang bebas melakukan
transaksi/tidak terikat, yaitu: bukan shabi/ anak kecil, orang gila, orang yang tidak
bebas dalam membelanjakan hartanya sebab bodoh (tidak mengerti nilai uang).

Syarat wadi’ah, harus berupa barang yang muhtaram/ dianggap mulia,menurut


syariat islam sekalipun barang tersebut tidak ada nilai jual/ekonomis.

Syarat shighat dalam akad wadiah bisa berupa lisan atau ucapan dari salah
satu pihak dan tidak ada penolakan dari pihak yang satunya.

Kesimpulan pada produk giro syariah adalah umumnya produk giro


digunakan dalam transaksi bisnis yang dikenal dengan keamanan dan kemudahannya
melalui sarana cek dan bilyet giro yang sudah disediakan oleh pihak bank.

3
Abdullah Bin Muhammad Ath Thayyar, Abdullah Bin Muhammad Al Muthlaq, Muhammad Bin
Ibrahim, Ensiklopedi Fiqih Muamalah Dalam Pandangan 4 Madzhab, (Yogayakarta: Makhtabah Al
Hanif, Januari 2009), 391
2. Tabungan Syariah
Secara umum, pengertian tabungan adalah simpanan yang penarikannya bisa
dilakukan kapan saja melalui ATM, slip penarikan, dan alat lain yang sejenis tetapi
tidak dapat dengan cek, bilyet giro, atau alat lain yang sejenisnya. Dalam syariah,
tabungan syariah tidak seperti tanguan biasa seperti pada bank lainnya,
perbedaannya yaitu tabungan syariah menggunakan dua akad, yaitu tabungan
wadiah dan tabungan mudharabah.
Pengertian dari wadiah, secara Bahasa yaitu titipan artinya bank syariah
menjadi tempat penitipan uang dari seorang nasabah. Wadiah ada dua jenis, yaitu
wadiah yadh Amanah dan wadiah yadh dhamanah. 1). Tabungan yadh Amanah
adalah dimana tabungan dengan menggunakan prinsip titipan, dimana pihak bank
syariah tidak diperbolehkan untuk mengelola objek titipan dari seorang nasabah
contohnya, safe deposit box (jasa penyewaan kotak penyimpanan harta atau surat-
surat berharga yang dirancang secara khusus dari bahan baja dan ditempatkan
dalam ruang khasanah yang kokoh dan taha napa untuk menjaga keamanan barang
yang disimpan dan memberikan rasa nyaman aman bagi pengguna). 2). Tabungan
yadh dhamanah adalah tabungan yang menggunakan prinsip titipan dimana bank
syariah diperbolehkan menggunakan atau mengelola dana titipan dari seorang
nasabah.
Skema Tabungan Wadiah

Bank (Penerima
Titip) Bagi hasil
Dana Bonus

Nasabah (Penitip dana) Nasabah pembiaya


Dalam skema ini nasabah akan mendapat bonus dari bank syariah tetapi tidak
ada kesepakatan besar nominal bonus pada saat perjanjian awal akad. Selain akad
wadiah, dalam tabungan syariah juga ada akad mudharabah yaitu, akad kerja sama
anatara dua orang atau lebih untuk mengerjakan suatu pekerjaan dimana salah satu
pihak sebagai pemberi modal/ shohibul mall, dan pihak yang pengelola disebut
mudharrib.4 Atas kerja sama ini kedua belah pihak akan mendapat kesesuaian
memperoleh bagi hasil sesuai kesepakatan pada awal akad. Dalam bank syariah
terdapat produk mudharobah yaitu taitu tabungan mudarrabah, yaitu seorang nasabah
bertindak sebagai pemilik modal/shohibul maal dan bank syariah bertindak sebagai
pengelola dana/mudarrib. Bank syariah akan mengelola dana yang nantinya akan
menjadi laba. Laba akan di bagi sebagai bagi hasil sesuai kesepakatan pada awal
akad.

Nasabah1.Penitipan Dana Usaha


Shohibul maal 3.Pemanfaatan
2. pemanfaatan dana
4.Bagi hasil dana

Bank Syariah
Mudharrib

Tabungan Syariah Menurut Fatwa 02/DSN-MUI/IV/2000 Tahun 2000


Menetapkan : FATWA TENTANG TABUNGAN
Pertama :
Tabungan ada 2 jenis, 1). Tabungan yang toidak dibenarkan dalam syariat, yaitu
tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga. 2). Tabungan yang dibenarkan, yaitu
tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah. Jadi jika mengikuti

4
Nora Pusvita Sari, Fadilla, Havis Aravik, Penerapan Akad Mudharrabah Pada Produk Tabungan Di PT.
Bank Syariah Mandiri, (Prabumulih: Indo Global Mandiri 2021), 215
prinsip tersebut, tabungan syariah merupakan tabungan yang sah karena
menggunakan prinsip wadiah dan mudharabah.

Kesimpulan dalam tabungan syariah adalah tabungan syariah menggunakan dua


akad yaitu akad wadiah dan mudharabah. Akad waddiah terdiri dari 2 jenis yaitu
wadiah yadh Amanah dan wadiah yadh dhamanah, mendapat bonus dantidak ada
kesepakatan nominal pada perjanjian awal akad. Kedua akad mudharabah yaitu
mendapat bagi hasil,sesuai kesepakatan yang disepakati pada awal akaad. Pada
berbankan konvensional menggunakan system bunga yang sudah jelas adanya unsur
riba didalamnya dan tidak dibenarkan dalam Fatwa DSN-MUI.

3. Deposito Syariah
Bank syariah menjalankan fungsinya dengan menghimpun dana dari para
nasabah, selain itu bank syariah juga mengeluarkan produk penghimpun dana yaitu
dengan Deposito. Definisi dari deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan berdasarkan waktu yang telah ditentukan atau disepakati antara
pihak nasabah dan pihak bank syariah5 contohnya, satu bulan, 3 bulan, 6 bulan,
atau satu tahun sesuai dengan kesepakatan pada awal akad.
Pengertian penitipan secara fiqih tidak dapat disamakan dengan simpanan
deposito pada bank, karena hakikat penyimpanan dalam fiqih yaitu: mewakilkan
pihak lain untuk menyimpan hartanya (nasabah) dan mewakilkan pihak lain untuk
mengembalikan harta kepada yang meminta diwakilkan.6 Kemudia hal etrsebut
diaplikasikan dengan cara lain, yaitu dengan berkomitmen untuk menyimpannya
dan mengembalikannya pada saatnya nanti. Aplikasi ini tidak dapat disamakan
dengan deposito pada bank biasanya. Karena kedudukan deposito menurut ilmu
fiqih adalah meminjamkan, karena hakikat meminjamkan adalah: pemindahan hak
milik akan sesuatu kepada pihak lain yang akan dikembalikan lagi penggantian
uang baru kepada yang memberi pinjaman.

5
Devi Wahyu Arianti, Khodijah Ishak, Pengaruh Sistem Bagi Hasil Deposito Terhadap Persepsi
Nasabah, (Bengkalis: Jurnal Perbankan Syariah 2020), 170
6
Shalah Ash-Shawi, Abdullah Al Mushlih, Fiqih Ekonomi Keuangan Islam, (Jakarta: Darul HAQ, April
2008), 404
Keuntungan menyimpan uang pada deposito. Selain disebut sebagai
simpanan, deposito juga disebut dengan investasi yang keuntungannya melebihi
dari produk wadiah atau mudharabah. Dengan menggunakan deposito, uang
nasabah akan lebih aman dari pada investasi saham, karena bank dilindungi oleh
LPSK (Lembaga Penjamin Simpanan Keuangan) jika ada suatu masalah yang
dialami oleh pihak bank. Keuntungan lainnya, dengan adanya deposito nasabah
akan lebih mudah mendapat pinjaman atau biaya modal dari bank yang
bersangkutan.
Skema Deposito Syariah
Pada produk ini deposito syariah menggunakan akad mudharrabah. Nasabah
akan menjadi 100% pemilik modal atau shohibul maal, dan bank syariah menjadi
100% pihak pengelola dana. Bank syariah akan menyalurkan dana tersebut kepada
proyek usaha untuk menghasilkan keuntungan. Keuntungan akan dibagi sesuai
dengan kesepakatan pada awal akad. Jika proyek usaha tersebut tidak
menghasilkan keuntungan , maka kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal,
selama kerugian tersebut bukan dari kelalaian dari pihak bank. Pada bank syariah
keuntungan didapat dari system bagi hasil, sedangkan bank konvensional
mendapat keuntungan dengan system bunga.

Perjanjian
bagi hasil

Nasabah/ shahibul
Bank syariah
maal 100% modal
100% pengelola
Proyek usaha

Bagi hasil Bagi hasil


keuntungan X% keuntungan Y%

Keuntungan
Ketentuan deposito mudharabah sudah tertuang pada Fatwa Nomor 03/DSN-
MUI/IV/2000 Tentang Deposito, yang menjelaskan bahwasanya deposito itu
simpanan berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan kesepakatan nasabah dengan pihak bank pada awal akad.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Giro syariah merupakan simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek (surat perintah
kepada pihak bank untuk melakukan pembayaran dalam jumlah tertentu
kepada nama yang tertera di dalam cek), bilyet giro (surat perintah yang
isinya pemindahbukuan dari nasabah bank untuk memindahkan sejumlah
uang dari rekeninganya kepada rekenih penerima yang Namanya sudah
tertera didalam bilyet giro), sarana perintah pembayaran lainnya, atau
dengan perintah pemindahbukuan. Hukumnya jaiz atau boleh, dan
menggunakan dua akad yaitu akad wadiah (mendapat bonus, nominalnya
tidak ada kesepakatan pada awal akad) dan akad mudharabah (ada
perjanjian nominal bagi hasil karena ada kesepakatan pada awal akad).
Dalam keputusan Fatwa DSN-MUI,2000a No 1 tahun 2000 menjalaskan
tentang giro syariah dengan menggunakan system bagi hasil bukan dengan
system bunga seperti yang ada pada bank konvensional.
2. Tabungan syariah adalah simpanan yang penarikannya bisa dilakukan
kapan saja melalui ATM, slip penarikan, dan alat lain yang sejenis tetapi
tidak dapat dengan cek, bilyet giro, atau alat lain yang sejenisnya. Dalam
syariah, tabungan syariah tidak seperti tabungan biasa seperti pada bank
lainnya, perbedaannya yaitu tabungan syariah menggunakan dua akad,
yaitu tabungan wadiah dan tabungan mudharabah Akad waddiah terdiri
dari 2 jenis yaitu wadiah yadh Amanah dan wadiah yadh dhamanah,
mendapat bonus dantidak ada kesepakatan nominal pada perjanjian awal
akad. Kedua akad mudharabah yaitu mendapat bagi hasil,sesuai
kesepakatan yang disepakati pada awal akaad. Pada berbankan
konvensional menggunakan system bunga yang sudah jelas adanya unsur
riba didalamnya dan tidak dibenarkan dalam Fatwa 02/DSN-MUI/IV/2000
Tahun 2000
3. Deposito syariah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan berdasarkan waktu yang telah ditentukan atau disepakati antara
pihak nasabah dan pihak bank syariah contohnya, satu bulan, 3 bulan, 6
bulan, atau satu tahun sesuai dengan kesepakatan pada awal akad.
Keuntungan menyimpan uang pada deposito. Selain disebut sebagai
simpanan, deposito juga disebut dengan investasi yang keuntungannya
melebihi dari produk wadiah atau mudharabah. Dengan menggunakan
deposito, uang nasabah akan lebih aman dari pada investasi saham, karena
bank dilindungi oleh LPSK (Lembaga Penjamin Simpanan Keuangan) jika
ada suatu masalah yang dialami oleh pihak bank. Keuntungan lainnya,
dengan adanya deposito nasabah akan lebih mudah mendapat pinjaman
atau biaya modal dari bank yang bersangkutan, Ketentuan deposito
mudharabah sudah tertuang pada Fatwa Nomor 03/DSN-MUI/IV/2000.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa terdapat
banyak kesalahan dan penulisan serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritikan dan saran yang membangun dari
pembaca untuk perbaikan penyusunan makalah ini kembali, yang sesuai
dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Syari’ah UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang.
Daftar Pusaka

Abdullah Bin Muhammad Ath Thayyar, Abdullah Bin Muhammad Al Muthlaq,


Muhammad Bin Ibrahim, Ensiklopedi Fiqih Muamalah Dalam Pandangan 4
Madzhab, (Yogayakarta: Makhtabah Al Hanif, Januari 2009)

Devi Wahyu Arianti, Khodijah Ishak, Pengaruh Sistem Bagi Hasil Deposito
Terhadap Persepsi Nasabah, (Bengkalis: Jurnal Perbankan Syariah 2020)

La Ode Alimusa, Kajian Konsep Akad Dan Jenis Produk Perhimpunan Dana Bank
Syariah Di Indonesia, (Kendari: Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Umkendari),
https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jie

Mahmud Ali Zain dan Dumairi Nor, Ekonomi Syariah Versi Salaf, (Sidogiri: Pustaka
Sidogiri Oktober 2008)

Nora Pusvita Sari, Fadilla, Havis Aravik, Penerapan Akad Mudharrabah Pada
Produk Tabungan Di PT. Bank Syariah Mandiri, (Prabumulih: Indo Global Mandiri
2021)

Shalah Ash-Shawi, Abdullah Al Mushlih, Fiqih Ekonomi Keuangan Islam, (Jakarta:


Darul HAQ, April 2008)

Anda mungkin juga menyukai