Dosen Pengampu
Dosen pengampu
YULI HAULIYATIN NAHDIAH, M.AK
i
KATA PENGANTAR
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi pembaca, mahasiswa dan bermanfaat untu pengembangan wawasan
dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Amin ya robbal alamin.....
Penyusunan
ii
DAFTAR ISI
A. Pengertian Giro............................................................................................... 2
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 6
B. Saran .............................................................................................................. 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bank syriah tidak jauh berbeda dengan bnak pada umumnya atau disebut juga bank
konvensional. Perbedaan yang paling mendasar pula konsep bunga yang dinterapkan pada bank
konvensional, sedangkan pada bank syariah menerapkan perinsip syariah yaitu proses oembagiab
keuangan dan kerugian (profit and loss sharing atau PLS principle). Perbankan syariah memgang
prinsip kesederajatan antar nasabah penyimpanan dana, penggunaan dana dan pihak bank. Hal
ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan keuntungan dan berimbangan antara nasabah
penyimpanan dana, nasabah penggunaan dana maupun pihak bank. Selain itu bank syariah juga
memgang prinsip ketenteraman yang menyeimbangkan antar sosial-ekonomi masyarakat agar
mencapai palah ynag dimaksud adalah ketentaram dan kesejateraan masyarakat dalam kehidupan
di dunia.
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat penulisan
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian giro
Giro syariah adalah salah satu produk bank syariah yang termasuk kategori simpanan
atau penghimpunan dana (funding). Berbeda dengan tabungan atau produk simpanan biasa, Giro
syariah adalah salah satu produk bank syariah yang termasuk kategori simpanan atau
penghimpunan dana (funding)., bedanya dengan giro konvensional, pada giro syariah terdapat
akad transaksi yang sesuai prinsip agama Islam. Untuk lebih jelas mengenai giro syariah, mari
simak penjelasan lebih dalam pada artikel Mega Syariah berikut ini! Secara umum, pengertian
giro dapat dilihat di dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan.
Pada undang-undang tersebut, dijelaskan giro adalah simpanan yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah bayar lainnya, atau
dengan pemindahbukuan. Adapun yang dimaksud dengan giro syariah adalah giro yang
dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Produk ini dapat dimiliki oleh nasabah
perorangan dan nonperorangan (lembaga yayasan, badan pemerintahan, dan badan usaha).
Namun, baik giro syariah maupun giro konvensional lebih sering digunakan untuk pemilik
usaha, yayasan, maupun bentuk badan hukum lain untuk memudahkan berbagai transaksi
keuangan yang dilakukan.
Giro merupakan produk perbankan yang menjadi kebutuhan bisnis, Dewan Syariah
Nasional (DSN) MUI telah mengeluarkan fatwa yang tertuang dalam Fatwa DSN-MUI No.
1/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro. Menurut fatwa DSN-MUI ada 2 poin penting terkait giro
syariah, antara lain:
1. Giro yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.
2. Giro yang dibenarkan secara syariah, yaitu giro yang berdasarkan prinsip Mudharabah dan
Wadiah.
v
Dengan demikian, secara hukum giro diperbolehkan selama sesuai dengan prinsip
syariah, tidak memakai perhitungan bunga, serta berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah.
Ketentuan ini dapat terpenuhi jika Anda membuka rekening giro di bank syariah.
Sebagaimana fatwa yang dikeluarkan DSN-MUI diketahui bahwa giro yang dibenarkan syariah
adalah giro yang berdasarkan akad wadiah dan mudharabah. Untuk lebih jelasnya, berikut ini
penjelasan mengenai jenis giro syariah berdasarkan akadnya:
1. Giro Mudharabah
Akad mudharabah pada giro syariah adalah akad kerja sama antara nasabah sebagai
penyimpan dana (shahibul maal) dengan bank syariah selaku pengelola dana (mudharib). Giro
mudharabah memakai prinsip bagi hasil antara bank dan pemilik giro sehingga bertujuan untuk
investasi. Menurut fatwa MUI, giro yang memakai akad mudharabah memiliki ketentuan sebagai
berikut:
a. Nasabah bertindak sebagai shahibul maal (pemilik dana), sementara bank bertindak sebagai
mudharib (pengelola dana).
b. Bank sebagai mudharib, diperkenankan melakukan berbagai jenis usaha yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya melakukan
mudharabah dengan pihak lain.
c. Pernyataan modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai serta tidak dalam
bentuk piutang.
d. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah yang wajib dituangkan dalam
akad pembukaan rekening.
e. Sebagai mudharib, bank dapat menutup biaya operasional giro memakai nisbah keuntungan
yang menjadi haknya.
f. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan pihak
lain yang bersangkutan.
vi
2. Giro Wadiah
Selain giro mudharabah, jenis giro syariah lainnya menggunakan akad wadiah atau
titipan. Artinya, giro ini memakai akad titipan dana dari nasabah kepada bank syariah. Dalam
giro syariah dengan akad wadiah, bank syariah dapat melakukan pengelolaan dana milik nasabah
tanpa harus memberikan imbalan dan bagi hasil kepada nasabahnya. Tetapi bank diperbolehkan
memberikan bonus yang nilainya tidak boleh diperjanjikan di awal akad. Biasanya, sebagian
besar bank syariah lebih sering memakai giro wadiah. Hal ini karena umumnya nasabah yang
membuka rekening giro memiliki tujuan bukan untuk mencari keuntungan, melainkan
mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi. Adapun ketentuan umum giro wadiah menurut
DSN-MUI adalah sebagai berikut:
a.Bersifat titipan.
c. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian (‘athaya) yang bersifat
sukarela dari pihak bank.
Sebenarnya ada banyak sekali kelebihan giro yang dapat dirasakan oleh nasabah maupun
bank. Bagi bank giro dapat menjadi salah satu sumber pendanaan, baik dalam bentuk rupiah
maupun valuta asing. Sementara itu, manfaat memiliki rekening giro bagi nasabah ada beberapa
hal, diantaranya:
1. Aktivitas pembayaran dan penerimaan dana, sekalipun dalam jumlah yang besar, menjadi
lebih lancar dan mudah.
2. Dapat menjadi alat pembayaran untuk transaksi jual beli maupun transaksi lain yang
mendukung aktivitas bisnis.
3. Dapat memperoleh bagi hasil pada giro mudharabah dan bonus pada giro wadiah.
4. Mengingat giro adalah transaksi non-tunai, tidak perlu lagi membawa uang tunai dalam
jumlah banyak.
vii
5. Seluruh proses transaksi lebih aman. Karna, bank akan memberikan nomor bilyet yang
berbeda antara satu nasabah dengan nasabah lainnya, desain bilyet yang unik, hingga prosedur
pengisian yang menerapkan keamanan
BAB III
viii
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Giro syariah adalah salah satu produk bank syariah yang termasuk kategori simpanan
atau penghimpunan dana (funding). Giro syariah adalah salah satu produk bank syariah yang
termasuk kategori simpanan atau penghimpunan dana (funding).
Jenis-jenis giro syariah berdasarkan akadnya di bagi dua yaitu giro wadiah adalah giro ini
memakai akad titipan dana dari nasabah kepada bank syariah, sementaraitu giro mudharabah
adalah akad kerja sama antara nasabah sebagai penyimpan dana (shahibul maal) dengan bank
syariah selaku pengelola dana (mudharib).
Manfaat giro pada intinya adalah aktivitas perbankan dan penerimaan dana, sekalipun
dalam jumlah besar, menjadi lebih lancar dan mudah.
B. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini sangat menyadari bahwa dalam penyusunan materi
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami meminta kepada para pembaca semuanya untuk
memberikan saran dan kritikannya supaya dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
ix
Ascarya. 2008. Akad & produk perbankan syariah. Jakarta; Raja Grafindo persada.
Arif, M. Nur Rianto Al. lembaga keuangan syariah; suatu kajian teoretis praktik. Bandung;
pustaka setia