Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RUTIN

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Pengampu :

SUHAIRI, ST,.MM

Disusun Oleh:

MAULIDA JAM’AH
NIM : 0503192060

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022
TUGAS I

ANALISIS PRODUK TABUNGAN WADIAH DAN MUDHARABAH DIBANK SYARIAH

INDONESIA

1.1. Latar Belakang

Dalam menjalankan fungsi kehidupannya khususnya dari sisi perekonomian manusia


tentunya akan berusaha untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan ini sudah pasti akan digunakan
untuk konsumsi atau memenuhi kebutuhan dan sisanya digunakan untuk menabung. Dalam aktivitas
menabung, di era modern saat ini, manusia dapat menggunakan jasa lembaga perbankan untuk
menabungkan uangnya. Perbankan merupakan salah satu tindakan preventif untuk mengamankan
dana nasabah yang dihimpun oleh bank. Selain lebih aman, nantinya perbankan dapat menggunakan
uang penabung (nasabah) untuk menjalankan aktivitas perbankan dan membagi keuntungannya sesuai
dengan kebijakan perbankan.
Di Indonesia sendiri, terdapat dua jenis perbankan yangdapat dipilih oleh nasabah, untuk
menabung dan keduanya mengalami peningkatan yang signifikan. Pertumbuhan perbankan syariah di
Indonesia pada beberapa tahun terakhir, juga mencatatkan kinerja yang cukup baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Berdasarkan Outlook Perbankan Syariah yang diterbitkan Bank Indonesia.
Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan di tiap tahunnya. Hal ini
ditunjukkan dengan pertumbuhan volume usaha, sumber dana dan penyaluran serta perkembangan
kelembagaan.
Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah (titipan), bagi hasil (mudharabah)
atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan dengan prinsip- prinsip Islam. Dalam
operasionalnya bank syariah menerapkan dua akad dalam tabungan, yaitu wadiah dan mudharabah.
Tabungan yang menerapkan wadiah mengikuti prinsip wadiah yad adh-dhamanah, dimana tabungan
ini tidak mendapatkan imbalan bagi hasil, karena sifatnya titipan dan dapat diambil dengan
menggunakan buku tabungan atau ATM. Tabungan mudharabah merupakan produk penghimpunan
dana oleh bank syariah yang menggunakan akad mudharabah muthalaqah. Bank syariah bertindak
sebagai mudharib dan nasabah sebagai shahibul maal.
Tabungan dari kedua akad tersebut memiliki konsep dan mekanisme yang sedikit berbeda.
Sehingga dengan adanya spesifikasi-spesifikasi tentang kedua produk tersebut, nasabah akan lebih
mudah untuk menentukan tabungan dengan akad mana yang akan mereka ambil sesuai dengan
kemampuan dan keinginannya. Biasanya untuk produk tabungan dengan akad Wadi’ah, konsumen
yang memilih tabungan ini adalah mereka yang benar- benar berniat melakukan saving
sesuai dengan prinsip syariah. Sedangkan mereka yang lebih memilih produk tabungan dengan akad
mudharabah adalah konsumen yang memiliki niat melakukan investasi terhadap uang mereka tanpa
meninggalkan unsur kehalalan sesuai syariat islam. Sehingga nasabah bisa memilih akad sesuai
dengan tabungan yang diinginkan.
Nasabah menyerahkan pengelolaan dana tabungan mudharabah secara mutlak kepada
mudharib. Tidak ada batasan yang digunakan baik dari jenis investasi, jangka waktu, maupun sektor
usaha dan tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah Islam. Tabungan memegang peranan
penting dalam kehidupan individu maupun masyarakat. Secara mikro tabungan berperan menjaga
konsumsi masa datang dan bahkan sepanjang waktu dalam rangka memperoleh kemakmuran.
Sedangkan secara makro tabungan merupakan sumber investasi guna mendorong pertumbuhan
ekonomi untuk mencapai kemakmuran.
Menabung merupakan tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung
berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang
sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tak diinginkan. Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang
secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara
lebih baik. Konsep tabungan di perbankan syariah sangat berbeda dengan tabungan di perbankan
konvensional perbedaan ini terjadi karena perbankan syariah tidak mengenal suku bunga tertentu yang
dijanjikan. Sebagaimana bank konvensional, bank syariah juga memiliki fungsi perantara yaitu
menjembati kepentingan orang yang membutuhkan dana dengan orang yang memiliki kelebihan dana.
Selain itu bank syariah juga memiliki fungsi pengembangan Amanah sehingga memiliki kewajiban
dalam menjaga dan bertanggung jawab atas keamanan dana yang disimpankan.

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dari penulisan ini
adalah tabungan merupakan simpanan berdasarkan akad wadiah (titipan), bagi hasil (mudharabah)
atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan dengan prinsip- prinsip Islam. Dalam
operasionalnya bank syariah menerapkan dua akad dalam tabungan, yaitu wadiah dan mudharabah.
Tabungan dari kedua akad tersebut memiliki konsep dan mekanisme yang sedikit berbeda. Sehingga
dengan adanya spesifikasi-spesifikasi tentang kedua produk tersebut, nasabah akan lebih mudah
untuk menentukan tabungan dengan akad mana yang akan mereka ambil sesuai dengan kemampuan
dan keinginannya.
1.3. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah dalam melakukan pembahasan maka diperlukan batasan masalah.
Maka dari itu batasan mengenai masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penjelasan mengenai analisis produk tabungan, ketentuan umum produk, pembukaan rekening
dan penarikan tabungan wadiah dan mudharabah di Bank Syariah Indonesia.
b. Penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan produk tabungan wadiah dan mudharabah di
Bank Syariah Indonesia.

1.4. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah analisis produk tabungan wadiah dan mudharabah di Bank Syariah Indonesia.
2. Apa kelebihan dan kekurangan produk tabungan wadiah dan mudharabah di Bank Syariah
Indonesia.

1.5. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, Adapun tujuan penelitian adalah
a. Untuk menganalisis produk tabungna wadiah dan mudharabah di Bank Syariah Indonesia
b. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk tabungan wadiah dan mudharabah di Bank
Syariah Indonesia.

1.6. Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian yang berjudul Analisis Produk Tabungan Wadiah dan Mudharabah di Bank
Syariah Indonesia diharapkan dapat menambah pengetahuan dan juga manfaat kepada nasabah
terhadap memilih produk tabungan wadiah dan mudharabah di Bank Syariah Indonesia.
1.7. Tinjauan Teori
A. Tabungan
Tabungan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, yang dimaksud dengan tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau
investasi berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya.Tabungan
merupakan produk bank yang digunakan untuk penyetoran dana maupun penarikan dana yang
dapat dilakukan kapan saja. Tabungan juga termasuk dalam jenis simpanan yang dikenal oleh
masyarakat umum. Pada awal perkembangannya masyarakat menabung dengan sistem yang
sederhana yaitu menyimpan uang dalam celengan dan hanya disimpan dirumah, kemudian
melihat faktor resiko keamanan uang yang disimpan dirumah begitu besar seperti resiko
kehilangan dan kerusakan pada kondisi uang.

1. Tabungan Wadiah

a. Pengertian Akad Wadiah

Wadiah berasal dari wada’asy sya-i yaitu meninggalkan sesuatu pada orang lain agar
dijaga dan yang ditinggali sanggup menjaganya. Al wadiah dapat diartikan sebagai titipan
murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus
dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendakinya. Dalam wadiah, tidak ada
bunga yang ditawarkan dan diakadkan di muka, sehingga murni sebagai titipan. Al
wadiah adalah titipan / simpanan yang dalam Lembaga Keuangan Syariah/ Bank Syariah
merujuk pada perjanjian, dimana nasabah menyimpan uang di LKS termasuk dengan
bank tujuan agar LKS/Bank Syariah bertanggung jawab menjaga uang yang disimpannya
dan menjamin pengembalian uang tersebut bila nantinya akan diminta kembali.

b. Jenis- Jenis Akad Wadiah

1) Wadiah Yad Amanah adalah wadiah dimana penerima titipan tidak bertanggung jawab
atas kehilangan atau kerusakan barang yang dititipkan selama bukan akibat dari kelalaian
yang dititipi. Pihak yang menerima titipan pada wadiah yad amanah, tidak boleh
menggunakan dan memanfaatkan, uang atau barang yang dititipkan tetapi harus benar-
benar menjaganya sesuai kelaziman.

2) Wadiah Yad Dhamanah adalah wadiah dimana penerima titipan memanfaatkan barang
titipan tersebut dengan seizin pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan
tersebut secara utuh setiap saat kala pemiliknya menghendakinya. Akad penitipan
tersebut, pihak yang diberi kepercayaan dapat memanfaatkan barang titipan dan
bertanggung jawab atas titipan tersebut bila terjadi kerusakan atau kelalaian dalam
menjaganya, dan keuntungan dan pemanfaatan barang titipan tersebut menjadi hak
penerima titipan.

c. Kelebihan dan Kekurangan pada Tabungan Wadiah

Kelebihan dari tabungan dengan akad wadiah adalah nasabah tidak dibebankan dengan
biaya administrasi tiap bulannya. Terlebih apabila untuk simpanan dalam jangka pendek
sangat menguntungkan karena jumlah tabungan tidak akan berkurang karna potongan.
Untuk kekurangannya, jika simpanan tabungan wadiah dalam jangka panjang, akad
wadiah akan merugikan nasabah karena uang yang disimpan tidak bertambah sama
sekali. Karena, meskipun jumlah uang tetap sama, namun nilai uang akan mengalami
penurunan dari waktu ke waktu. Kekurangan yang lainnya, tabungan wadiah tidak
mendapat bagi hasil seperti tabungan mudharabah. Karena pada prinsipnya wadiah
adalah titipan. Sehingga nasabah hanya menitipkan sejumlah uang dan tidak mendapat
bagi hasil dari bank syariah.

2. Tabungan Mudharabah

a. Pengertian Akad Mudharabah

Mudharabah adalah kerja sama Antara dua atau lebih dari pihak pemilik modal (shahibul
maal) yang mempercayakan sejumlah modal dengan kontribusi seratus persen modal dari
pemilik modal kepada penerima (mudharib). Mudharabah adalah perjanjian di awal
Antara penyedia modal dengan pengusaha bahwa setiap keuntungan yang diraih, akan
dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Risiko kerugian ditanggung penuh oleh
pihak penyedia modal, kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan,
kelalaian, dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan, dan
penyalahgunaan.

b. Jenis- Jenis Akad Mudharabah

1) Mudharabah Mutlaqah merupakan akad bentuk kerjasama Antara shahibul maal dan
mudharib yang mutlak tanpa batasan apapun dari shahibul maal kepada mudharib dalam
pengelolaan dana/ dana yang diserahkan selama tidak bertentangan dengan ketentuan
syariah

2) Mudharabah Muqqayadah dalam akad ini, shahibul maal membatasi mudharib dalam
hal pengelolaan dana/modal yang telah diserahkan. Shahibul maal menentukan jenis
usaha, waktu dan wilayah bisnis.

B. Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Bank pada dasarnya adalah entitas yang melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam
bentuk pembiayaan. Dengan kata lain melaksanakan fungsi intemediasi keuangan. Dalam sistem
perbankan di Indonesia terdapat dua macam sistem operasional perbankan, yaitu bank konvensional
dan bank syariah. Pengertian bank syariah berbeda dengan bank konvensional. Sesuai UU No. 21
Tahun 2008 tentang perbankan syariah, pengertian Bank Syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa
Majelis Ulama Indonesia. Prinsip syariah misalnya prinsip keadilan dan keseimbangan (‘adl wa
tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah),serta tidak mengandung gharar,
maysir, riba, zalim, obyek yang haram. Pada umumnya yang dimaksud dengan bank syariah adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.

2. Fungsi dan Peran Bank Syariah

a) Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.

b) Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang
dipercayakan kepadanya.

c) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan kegiatan-
kegiatan jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya.

d) Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai cirri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank islam
juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan memgelola (menghimpun, mengadministrasikan,
mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.

3. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Adapun perbedaan bank syariah dan bank konvensional adalah sebagai berikut:

a) Berdasarakan prinsip pelaksanaan. Bank konvensional pada aktivitas operasionalnya berorientasi


pada profit. Orientasi pada profit ini menjadikan aktivitas operasional bank konvensional hanya
mengacu pada mendapatkan hasil (return) tanpa memperhatikan cara mendapatkannya. Dalam
penentuan tambahan harta baik dalam simpanan maupun pinjaman, bank konvensional.

b) Berdasarkan tujuan. Bank konvensional memiliki tujuan keuntungan dengan bebas nilai atau
dengan prinsip yang dianut oleh masyarakat umum. Sedangkan bank syariah tidak hanya
berorientasi pada profit saja, tapi juga pada penerapan nilai syariahnya. Sehingga, aktivitas
perbankan yang mereka jalankan juga memperhatikan aspek akhirat.

c) Berdasarkan system operasional. Pada bank konvensional, menerapkan suku bunga dan perjanjian
secara umum yang didasarkan pada aturan nasional. Akad antara bank dan nasabah dilakukan
berdasarkan kesepakatan jumlah suku bunga. Sedangkan bank syariah tidak menerapkan bunga
dalam transaksinya, karena menganggap bunga sebagai bagian dalam riba. Oleh karena itu, sistem
operasional pada bank syariah menggunakan akad bagi hasil atau nisbah, di mana nasabah dan pihak
bank melakukan kesepakatan berdasarkan pembagian keuntungan dan melibatkan kegiatan jual beli.

d) Berdasarkan pengelola dana. Bank konvensional dapat melakukan pengelolaan dana di dalam
seluruh lini bisnis menguntungkan di bawah naungan Undang-Undang. Sedangkan, bank syariah
menggunakan aturan Islam dalam mengelola uang nasabahnya. Bank syariah akan mengelola dana
nasabah pada lini bisnis yang diizinkan oleh aturan Islam. Jadi, uang nasabah tidak boleh
diinvestasikan atau dikelola pada bidang usaha yang bertentangan dengan nilai Islam.

Anda mungkin juga menyukai