Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PENGETAHUAN AKAD WADI’AH

TERHADAP MINAT MAHASISWA EKONOMI SYARIAH


MENABUNG DI BANK SYARIAH INDONESIA TUGU
MULYO

Proposal Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester


Mata Kuliah Metodologi Penelitian Ekonomi Syariah I

Dosen Pengampu:
Imam Royani Hamzah, M.E

Disusun Oleh:
Husnifatul Muqorobah 2021310015

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Sekolah Tinggi Agama Islam Ash-Shiddiqiyah
Lempuing Jaya OKI
2022

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi suatu negara hampir semua sektor usaha, yang
meliputi sektor industri, perdagangan, pertanian, jasa dan perusahaan
sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan transaksi
keuangan.
Tahun 1998 muncul UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan
UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Perubahan UU tersebut
menimbulkan beberapa perubahan yang memberikan peluang yang lebih
besar bagi pengembangan Bank syariah. Undangundang tesebut telah
mengatur secara rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat
dioperasikan dan diimplementasikan oleh Bank syariah. Undang-undang
tersebut juga memberikan arahan bagi Bank konvensional untuk
membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total
menjadi Bank syariah. 1
Akhir tahun 1999, bersamaan dengan dikeluarkannya UU
perbankan maka munculah bank-bank syariah umum dan Bank umum
yang membuka unit usaha syariah. Sejak beroperasinya Bank Muamalat
Indonesia (BMI), sebagai Bank syariah yang pertama pada tahun 1992,
data Bank Indonesia per 30 Mei 2007 menunjukkan bahwa saat ini
perbankan syariah nasional telah tumbuh cepat, ketika pelakunya terdiri
atas 3 Bank Umum Syariah (BUS) antara lain: Bank Muamalat, Bank
syariah Mandiri, 23 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 106 Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), sedangkan asset kelolaan
perbankan syariah nasional per Mei 2007 telah berjumlah Rp. 29
triliyun. Perkembangan Bank umum syariah dan Bank konvensional
yang membuka cabang syariah juga didukung dengan tetap bertahannya

1
. Abdul Haris Romdhoni, Perkembangan Bank Syariah diIndonesia, (Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, Vol 01, No 02, 2015), hlm. 82.

1
Bank syariah pada saat perbankan nasional mengalami krisis cukup
parah pada tahun 1998.2
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai
peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga
perantara keuangan. Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun
1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak3
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi
bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang
keuangan.Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah
keuangan.
Sebagai lembaga perbankan, produk bank islam mengacu kepada
perundang-undangan yang berlaku. Di Indonesia, undang-undang yang
mengatur tentang perbankan adalah undang-undang Nomor 7 Tahun
1992 yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan
UndangUndang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Sebagai
Bank yang berlandaskan syari’ah, bank islam dalam menetapkan
produknya selalu berpedoman kepada ketentuan-ketentuan hukum
syari’ah yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist.4
Berbagai macam produk yang ditawarkan oleh Bank Syariah. Salah
satu produk bank syariah yang diminati oleh nasabah maupun calon
nasabah adalah produk penghimpunan dana yaitu tabungan.
Menabung adalah tindakan yang dianjurkan didalam islam, karena
menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk
pelaksanaan perencanaan masa depan sekaligus untuk menghadapi hal-
hal yang tidak diinginkan. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang

2
. Ibid, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam. Hlm 77.
3
. Ibid, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam. Hlm. 77.
4
. Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, (Jakarta:Amzah, 2015),hlm. 516.

2
secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslim untuk
mempersiapkan hari esok yang lebih baik.
Menurut Bank Indonesia, wadiah adalah akad penitipan barang
atau uang antara pihak yang mempunyai barang atau uang dengan pihak
yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan,
keamanan serta keutuhan barang atau uang. Dalam perbankan syariah,
bank sebagai pihak penerima titipan dapat memberikan bonus atau
insentif kepada pihak yang menitipkan barang atau uangnya tersebut
dengan catatan tidak disyaratkan sebelumnya dan besarnya insentif atau
bonus yang diberikan nominalnya tidak ditetapkan (bersifat sukarela
dari pihak perbankan).5
Tabungan wadiah merupakan simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek. Nasabah yang menitipkan dananya dalam
bentuk tabungan ini akan mendapatkan bonus yang diberikan secara
sukarela oleh pihak bank6.
Tabungan wadi’ah ini biasanya digunakan oleh nasabah yang
hanya sekedar ingin menyimpan dananya dalam jangka pendek.Adapun
mereka yang menabung dengan akad wadi’ah biasanya berasal dari
kalangan masyarakat menengah ke bawah, pelajar hingga mahasiswa.
Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank syariah mempunyai kuasa
untuk melakukan berbagai macam usaha yang produktif dan tidak
bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya,
termasuk melakukan akad-akad lainnya.
Berdasarkan observasi yang akan peneliti lakukan di kampus
Sekolah Tinggi Agama Islam As-Shidiqiyah Lubuk Seberuk Lempuing
Jaya OKI, khususnya Mahasiswa Ekonomi Syariah. Dalam hal ini
peneliti akan meriset Mahasiswa Ekonomi Syariah angkatan 2020-2022
guna untuk mengetahui seberapa minatnya Mahasiswa Ekonomi Syariah
ingin menabung di Bank Syariah Indonesia Tugu Mulyo.

5
. Melva Vicensia Gulo,Wadi’ah VS Jualah Pada Sertifikat Bank Indonesia
Syariah,( Jurnal Universitas Negeri Surabaya), hlm.2.
6
. Ibid, Wadiah VS Jualah Pada Sertifikat Bank Syariah Indonesia,hlm.16.

3
Hasil oservasi yang penulis lakukan penulis akan mencari dari
jumlah mahasiswa ekonomi syariah angkatan 2020-2022 atau dari 80
mahasiswa secara keseluruhan, mahasiswa yang menggunakan layanan
ATM(automatic teller machine) belum diketahui berapa persen
mahasiswa yang menggunakan ATM di Bank Syariah Indonesia Tugu
Mulyo.
B. Batasan Masalah
Pembatasan masalah digunakan untuk menghindari adanya
penyimpangan maupun peleberan pokok masalah agar penelitian tersebut
lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan
penelitian akan tercepai. Maka penulis memberikan batasan masalah
pada penelitian ini yaitu mengenai analisis pengaruh pengetahuan akad
wadi’ah terhadap minat mahasiswa ekonomi syaria semester 3 menabung
di Bank Syariah Indonesia Tugu Mulyo, Yang dimana penulis hanya
akan membahas tentang hal-hal yang mempengaruhi mahasiswa untuk
menabung dan apkah mahasiswa mempunyai pengetahuan terkait akad
wadiah.
C. Identifikasi Masalah
1. Berdasarkan survei tingkat Mahasiswa Ekonomi Syariah
menabung di Bank Syariah Indonesia secara sadar karena
rekomendasi dari STAI. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
tingkat kesaadaran dari diri sendiri dalam minat menabung di
Bank Syariah Indonesia masih rendah.
2. Permasalahan pengetahuan tentang produk-produk di Bank
Syariah masih banyak yang kurang paham yaitu Mahasiswa
Ekonomi Syariah menjawab kurang paham membedakan produk
akad wadi’ah Yad Al-amanah dengan wadi’ah Yad Dhamanah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh pengetahuan
akad wadi’ah terhadap minat mahasiswa ekonomi syariah menabung
di Bank Syariah Indonesia Tugu Mulyo.

4
1. Apakah mahasiswa menabung di Bank Syariah Indonesia
Tugu Mulyo berdasarkan kesadaran diri sendiri?
2. Bagimana Pengetahuan Mahasiswa terhadap Akad Wadi’ah?
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penilitian tugas akhir ini dibuat untuk mengetahui
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul diatas,
dengan tujuan:
a) Untuk mengetahui suatu seberapa sadar mahasiswa
terhadap minat menabung di Bank Syariah Indonesia
Tugu Mulyo.
b) Untuk mengetahui bagaiman pengetahuan mahasiswa
terhadap akad wadi’ah.

F. Manfaat Penelitian
Selain memiliki tujuan-tujuan yang telah disebutkan diatas,
penulis juga mengharapkan adanya manfaat dalam penulisan tugas
akhir ini, baik bagi mahasiswa, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
As-Shiddiqiyah, maupun bagi pembaca. Adapun manfaatya sebagai
berikut:
a). Kegunaan Teoritis
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam ekonomi
syariah khususnya tentang Akad Wadi’ah dalam perbankan
syariah.
b) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1). Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk menjadi sarana menambah ilmu pengetahun
serta dapat dijadikan referensi untuk penelitian
selanjutnya dengan studi kasus yang serupa.

5
2). Bagi Jurusan
Peneliti ini diharapkan memberikan kontribusi
karya ilmiah yang dapat dijadikan sumber referensi
maupun tambahan pengetahuan bagi mahaiswa STAI
As Shiddiqiyah.
3). Bagi Mahasiswa
Peneliti ini diharapkan dapat bermanfaatkan
untuk mahasiswa terkait dengan informasi mengenai
pendapatan dan pengetahun tentang Bank Syariah
memengaruhi minat menabung di Bank Syariah.
G. Tinjauan Pustaka
Sebagai upaya mendukung penulisan proposal ini, penulis
berusaha melakukan penelitian terdahulu terhadap pustaka yang ada
berupa “karya-karya terdahulu yang mempunyai relevansi terhadap
topic yang akan diteliti”. Dari pencarian penulis selama ini telah
menemukan beberapa karya tulis yang berkaitan dengan topic yang
dibahas oleh penulis meliputi:
Penelitian yang dilakukan oleh Nuri Fijriyah dengan judul
penelitian “Pengaruh Persepsi Terhadap Minat Mahasiswa Menabung
Di Bank Syariah”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi
mempunyai pengaruh signifikan terhadap minat menabung
mahasiswa dalam menjadi nasabah Bank Syariah.

H. Kerangka Teoritik
1. Wadi’ah
a. Pengertian Wadiah
Wadi’ah berasal dari akar kata wada’a yang
sinonimnya taraka, artinya meninggalkan. Secara harfiah
wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu
pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum,
yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip
menghendaki. Pada dasarnya penerima simpanan adalah

6
yad al-amanah (tangan amanah), artinya tidak
bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan yang
terjadi pada asset titipan selama hal ini bukan akibat dari
kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam
memelihara barang titipan.7
Jadi wadi’ah adalah akad titipan murni dari pihak
sipenitip, dimana ada barang yang dititipkan kepada pihak
penerima atau pihak bank atau pihak ke 3 yang disebut
yad alamanah (tangan amanah) dan titipan tersebut harus
dijaga. Titipan itu sendiri bisa di kembalikan kepada pihak
yang menitipkan titipan/simpanan saat titipan itu
dibutuhkan.
b. Jenis-jenis Wadiah
1). Wadi’ah Yad Al-Amanah
Wadi’ah Yad Al-Amanahmerupakan titipan
murni dari pihak yang menitipkan barangnya kepada
pihak penerima titipan.Pihak penerima titipan harus
menjaga dan memelihara barang titipan dan tidak
diperkenankan untuk memanfaatkannya. Penerima
titipan akan mengembalikan barang titipan dengan
utuh kepada pihak yang menitipkan setiap saat barang
itu dibutuhkan. Dalam aplikasi perbankan syariah,
produk yang dapat ditawarkan dengan menggunakan
akad wadi’ah yad al-amanah adalah save deposit box.
Dalam produk save deposit box, bank menerima
titipan barang dari nasabah untuk ditempatkan di kotak
tertentu yang disediakan oleh bank syariah. Bank
syariah perlu tempat dan petugas untuk menjaga dan
memelihara titipan nasabah, sehingga bank syariah
akan membebani biaya administrasi yang besarnya
sesuai dengan ukuran kotak itu.Pendapatan atas jasa
7
. Wiroso, Pengimpun Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah (Jakarta:
PT Grasindo, 2015), hlm. 25

7
save deposit box termasuk dalam fee based income.fee
based income ini berasal daribiaya-biaya yang
ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan transaksi
atau pembiayaan. Contoh dari biaya yang berasal dari
fee based income yaitu biaya-biaya administrasi yang
berasal dari transaksi jasa transfer, inkaso, kliring,
bank garansi, letter of credit dan jasa pembayaran
lainnya.
2). Wadi’ah Yad Dhamanah
Wadi’ah yad dhamanah adalah akad antara
dua pihak, satu pihak sebagai pihak yang menitipkan
(nasabah) dan pihak lain sebgai pihak yang menerima
titipan. Pihak penerima titipan dapat memanfaatkan
barang yang dititipkan.Penerima titipan wajib
mengembalikan barang yang dititipkan dalam keadaan
utuh.Penerima titipan diperbolehkan memeberikan
imbalan dalam bentuk bonus yang tidak diperjanjikan
sebelumnya.
Dalam aplikasi perbankan, akad wadiah yad
dhamanah dapat diterapkan dalam produk
penghimpunan dana pihak ketiga antara lain giro dan
tabungan. Bank syariah akan memberikan bonus
kepada nasabah atas dana yang dititipkan di bank
syariah. Besarnya bonus tidak boleh diperjanjikan
sebelumnya, akan tetapi tergantung pada kebijakan
bank syariah. Bila bank syariah memperoleh
keuntungan, maka bank akan memberikan bonus
kepada pihak kepada nasabah.
Jadi yang membedakan akad wadi’ah yad al-
amanah dengan akad wadi’ah yad-dhamanah itu bisa
dilihat dari segi fungsi akad titipan itu sendiri. Dalam
hal ini akad wadi’ah yad al-amanah hanya untuk

8
titipan barang/simpanan saja, barang tersebut tidak
boleh dikelola oleh pihak bank, karena di dalam akad
ini hanya digunakan untuk save deposit box . dimana
kegunaa save deposit box itu bank hanya menerima
titipan barang dari nasabh untuk di tempatkan di
dalam kotak yang telah di sediakan oleh piahak bank.
Sedangkan akad wadi’ah yad dhamanah, yaitu
bank dapat menggunakan uang simpanan nasabah
untuk dikelola. Hasil keuntungan dari pengelolaan
dana tersebut adalah milik bank, namun kerugian
yang dialami harus ditanggung oleh bank, karena
nasabah mendapat jaminan perlindungan atas
dananya. Bank dapat memberikan bonus yang tidak
diisyaratkan sebelumnya dan jumlahnya tidak
ditetapkan.
c. Rukun-rukun Wadi’ah
Adapun rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi
dengan prinsip wadi’ah adalah sebagai berikut:
1. Adanya barang yang dititipkan.
2. Orang yang menitipkan barang atau penitip.
3. Orang yang menerima titipan atau penerima titipan.
4. Ijab Qobul.

2. Pengetahuan
a). Pengertian Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui, kepandaian
atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan suatu hal.
Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan dan
pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala
isinya, termasuk manusia dan kehidupannya.

9
Dalam penelitian ini, pengetahuan yang dimaksud peneliti
berhubungan dengan pengetahuan mahasiswa yang akan
menggunakan suatu produk karena pengetahuan mahasiswa yang
menjadikan dasar pengambilan keputusan, khususnya keputusan
dalam menggunakan produk tabungan dalan Bank Syariah.
b). Jenis-jenis Pengetahuan
Berikut ini penjelasan jenis-jenis pengetahuan.
1) Pengetahun Deklaratif
Pengetahuan Deklaratif adalah fakta subjektif yang diketahui
Seseorang. Arti subjektif disini adalah pengetahuan seseorang
tersebut mungkin tidak selalu harus sesuai dengan realitas yang
sebenarnya.
2) Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan procedural adalah pengetahuan mengenai
bagaimana fakta-fakta tersebut digunakan.Yang berarti
pengetahuan procedural ini merupakan pengetahuan bagaimana
melakuakan sesuatu.
Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa pengetahuan
konsumen akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
konsumen menggunakan suatu produk. Pengetahuan konsumen
adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai
berbagai produk dan jasa tersebut, dan informasi yang
berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Ketika
konsumen memiliki pengetahuan yang lebih banyak, maka ia
akan lebih baik dalam mengambil keputusan, ia akan lebih efisien
dan lebih tepat dalam mengolah informasi.
Berikut ini penjelasan dari dua jenis pengetahuan konsumen:
1). Pengetahuan Produk
Pengetahuan Produk meliputi berbagai informasi yang
diproses oleh konsumen untuk memperoleh suatu
produk.Terdapat tiga jenis pengetahuan produk, yaitu
pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk, dan

10
pengetahuan tentang manfaat produk, dan pengetahuan tentang
kepuasan yangdiberikan.
Atribut suatu produk dibedakan menjadi dua yaitu atribut
fisik dan abstrak.Atribut fisik menggambarkan cirriciri suatu
produk seperti ukuran misalnya.Sedangkan atribut abstrak
menggambarkan karakteristik subjektif dari produk berdasarkan
persepsi konsumen.Manfaat produk dibagi menjadi dua yaitu
manfaat fungsional yang dirasakan secara fisiologis dan manfaat
psikososial berupa aspek psikologis seperti emosi, perasaan dan
mood.
2). Pengetahuan Pemakain
Pengetahuan pemakaian ini bertujuan agar konsumen bisa
menggunakan produk tersebut dengan benar, sehingga bisa
memberikan manfaat yang optimal kepada konsumen.Kesalahan
yang dilakukan konsumen dalam menggunakan suatu produk,
menyebabkan konsumen kecewa. Karena itu produsen sebaiknya
memberitahu konsumen bagaimana cara menggunakan produknya
dengan benar.
3. Minat Menabung
a). Pengertian Minat Menabung
Menurut Kamus Besar Bahasa Indinesia (KBBI) minat
merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu;
gairah;keinginan.Hal tersebut berarti bahwa minat dijadikan dasar
untuk melakukan suatu hal yang diinginkan menjadi lebih jelas
dan lebih yakin lagi.Dari beberapa pengertian minat diatas, dapat
disimpulkan bahwa minat yaitu kecenderungan seseorang
terhadap sesuatu hal dan dapat menjadi dasar melakukan tindakan
tertentu yang lebih jelas.
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi

11
tidak dapat di tarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam.
Karena dengan menabung berarti seseorang muslim
mempersiapkan diri untuk pelaksanaan dan perencanaan masa
yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak
diinginkan. Maka dengan itu berarti dalam Islam memerintahkan
umat muslim untuk menabung guna mempersiapkan masa yang
akan datang dan hal yang siftanya mendadak atau tidak
diinginkan.
Jadi dari penjelasan diatas, dapat diartikan bahwa minat
menabung sebagai tindakan seseorang yang memiliki
kenderungan dengan jelas dan yakin untuk melaksanakan atau
melakukan perencana keuangannya dari sebagai pendapatan yang
didapat untuk digunakan di masa yang akan datang
b). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
1. Dorongan dari dalam diri sendiri
Dorongan dari dalam diri sendiri , keinginan muncul dari
dalam diri sendiri untuk melakukan aktivitas dan dorongan ingin
tahun membangkitkan minat untuk melakukan kegiatan yang
diinginkan
Adapun salah satu yang mempengaruhi minat menabung
dalam penelitian ini adalah dorongan dari dalam diri sendiri yaitu
mahasiswa tentang minat menabung di Bank syariah.Misalnya yang
menyebabkan dorongan dari dalam diri sendiri bisa dilihat dari segi
positif dan negatifnya. Dari segi positif mahasiswa akan tertarik
minat menabung di Bank Syariah bisa dari niat dirinya sendiri
(hijrah) tanpa adanya keraguan dalam dirinya. Sebaliknya, jika dari
segi negatif maka mahasiswa akan tertarik minat menabung di Bank
Syariah karena adanya kewajiban dari universitas untuk membuka
tabungan di Bank Syariah (keterpaksaan).

12
2. Persepsi
Persepsi merupakan salah satu hal yang menyebabkan
seseorang memiliki suatu minat. Hal ini dikarenakan dengan
adanya persepsi, maka seseorang akan mencari
informasi/pengalaman tentang objek, peristiwa, orang, serta
faktor yang berpengaruh yang didapat dari proses pengindraan
yang menyebabkan adanya suatu minat. Ketika seseorang
individu memilih sebuah target dan berusaha untuk
menginterprestasikannya apa yang dilihatnya, interprestasi itu
sangat dipengaruhi oleh berbagai karakteristik pribadi dari
pembuat persepsi individual tersebut.
Adapun salah satu hal yang mempengaruhi minat
menabung dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa
tentang Bank Syariah.Persepsi mahasiswa tentang Bank syariah
sangat menentukan minat menabung di Perbankan syariah.
Dimana seorang mahasiswa yang memiliki persepsi yang positif
dan baik terhadap Bank Syariah, maka mahasiswa tersebut akan
memiliki keinginan atau minat untuk menabungpada Bank
Syariah tersebut. Sebaliknya, jika persepsi yang dimiliki oleh
mahasiswa tentang Bank Syariah negative buruk, maka
keinginan mahasiswa untuk menabung juga akan kecil. Seorang
mahsiswa sebelum memiliki keinginan atau minat untuk
menabung pada Bank Syariah biasanya sudah terlebih dahulu
mengetahui segala informasi mengenai Bank Syariah tersebut.
Semakin banyak informasi yang diperoleh mahasiswa, maka
akan menetukan persepsi mahasiswa tersebut terhadap Bank
Syariah.
I. Metode Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek adalah tempat dilaksanakannya suatu penelitian, dan
waktu penelitian adalah jangka waktu lamanya penelitian itu
berlangsung.Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di

13
Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam As
Shiddiqiyah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2022.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih yang datanya dinyatakan dalam
angka dan analisis dengan menggunakan teknik statistik. Data
dalam penelitian ini di dapat dengan cara menyebar kuisioner
kepada mahasiswa Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama
Islam As Shiddiqiyah Lubuk Seberuk.
3. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data subjek, yakni berupa respon
tertulis dari responden yang berkaitan dengan butir-butir
pertanyaan dari masing-masing indikator pada setiap variabel
jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung
menggunakan kuesioner sebagai alat utama dalam penelitian ini.
Dimana responden dalam Penelitian ini yaitu mahasiswa
ekonomki syariah Sekolah Tinggi Agama Islam As Shiddiqiyah
Lubuk Seberuk.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh
secara tidak langsung, yaitu dari berbagai sumber yang berkaitan
denganpenelitian ini seperti dari buku, jurnal, skripsi, internet
dan yang dapat melengkapi data primer.
J. Sistematika Pembahasan
Dalam laporan penelitian ini, sistematika penulisan terdiri atas tiga bab
yang masing masing uraian dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, Didalam bab ini berisikan tentang latar
belakang, setelah itu terdapat pula rumusan masalah mengenai judul

14
besar yang diambil dalam penelitian ini. Dan ada pula batasan,
identifikasi, tujuan dan manfaat penelitian dari objek yang diteliti.
BAB II Landasan Teori di dalam bab ini berisikan tentang tinjuaan
pustaka ataupun kajian teori mengenai obyek pokok masalah yang telah
ditentukan, setelah itu terdapat kerangka teoritik dan hipotesis, hipotesis
adalah praduga sementara atas apa yang dianalisa dalam penelitian ini.
BAB III Metode Penelitian, pada bab ini berisikan metode apa saja
yang digunakan dalam melakukan suatu penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Selain itu
sumber yang didapatkan pada penelitian ini tinjauan pustaka yang mana
pembahasan didapat melalui buku-buku dan karya tulis ilmiah yang telah
disimpulkan.
BAB IV Hasil dan pembahasan, pada bab ini hasil penelitian
ataupun hasil dari wawancara terhadap informan yang dilakukan peneliti
akan dicatat dibab ini.
BAB V Kesimpulan, kesimpulan dan penutup pada bab ini disajikan
secara lebih ringkas dan mudah dimengerti.

K. Daftar Pustaka
Haris Romdhoni Abdul, 2015, Perkembangan Bank Syariah
diIndonesia, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam.
Vicensia Gulo Melva,Wadi’ah VS Jualah Pada Sertifikat Bank
Indonesia Syariah, Jurnal Universitas Negeri
Surabaya.
Wiroso, 2015, Pengimpun Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank
Syariah, Jakarta: PT Grasindo.
Wardi Muslich Ahmad,2015, Fiqh Muamalah, Jakarta:Amzah.

15

Anda mungkin juga menyukai