Anda di halaman 1dari 22

PAPER LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

REKSADANA SYARIAH

Panji Yudha Sanjaya


20180420158
Kelas: B

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum
Acara Peradilan Agama dengan judul “Kanker dan Pengobatannya”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Yogyakarta , 8 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3. Tujuan Masalah........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1. Pengertian Reksadana..............................................................................................3
A. Reksadana Konvensional.........................................................................................3
B. Reksadana Syariah...................................................................................................4
2.2. Nilai Aktiva Bersih..................................................................................................5
2.3. Manfaat dan Risiko Reksadana................................................................................5
A. Manfaat Reksadana..................................................................................................6
B. Risiko Reksadana.....................................................................................................7
2.4. Prinsip Transaksi Reksadana Syariah.......................................................................8
2.5. Jenis-jenis Reksadana Syariah..................................................................................8
2.6. Pihak yang Terlibat................................................................................................12
2.7. Mekanisme Pengelolaan Reksadana Syariah..........................................................14
2.8. Kendala Pengembangan Reksadana Syariah..........................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia merupakan pasar yang
sangat besar untuk pengembangan industri keuangan syariah. Investasi syariah di
pasar modal yang merupakan bagian dari industri keuangan syariah, mempunyai
peranan yang cukup penting untuk dapat meningkatkan pangsa pasar industri
keuangan syariah di Indonesia. Perkembangan reksadana syariah masih relatif baru
dibandingkan dengan perbankan syariah maupun asuransi syariah, tetapi seiring
dengan perkembangan yang signifikan di industri pasar modal Indonesia, maka
diharapkan investasi syariah di pasar modal Indonesia akan mengalami
perkembangan yang pesat.
Investasi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan dana yang dapat
menghasilkanpendapatan bagi pemilik dana. Investasi memiliki berbagai macam
bentuk, seperti deposito, obligasi, saham dan reksadana. Salah satu bentuk investasi
syariah adalah reksadana syariah. Keberadaan reksadana syariah dapat
mempermudah para investor untuk ikut serta dalam investasi di pasar modal tanpa
harus terlibat secara langsung dalam transaksi yang dilakukan di pasar modal melaui
bursa efek. Perihal reksadana ini juga telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang pasar modal.
Perkembangan reksadana syariah tidak terlepas dari berbagai macam faktor
yang mempengaruhinya. Perubahan yang terjadi pada faktor–faktor tersebut dapat
mempengaruhi perkembangan reksadana syariah baik secara positif maupun negatif.
Pengelolaan reksadana syariah terhadap manajemen investasinya yaitu dengan cara
mengelola dana-dana yang ditempatkan pada surat berharga dan merealisasikan
keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya
ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" (NAB) reksadana tersebut. Keuntungan dari
reksadana syariah yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk di
disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana

1
bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan
administrator
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka terdapat rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa Pengertian dari Reksadana
2. Apa itu Nilai Aktiva Bersih
3. Apa Saja Manfaat dan Risiko Reksadana Syariah
4. Apa Prinsip Transaksi Reksadana Syariah
5. Apa Saja Jenis-jenis Reksadana Syariah
6. Siapa Saja Pihak yang Terlibat
7. Bagaimana Mekanisme Pengelolaan Reksadana Syariah
8. Apa Kendala dalam Pengembangan Reksadana Syariah

1.3. Tujuan Masalah


1. Untuk Mengertahui Pengertian dari Reksadana
2. Untuk Mengertahui Nilai Aktiva Bersih
3. Untuk Mengertahui Manfaat dan Risiko Reksadana Syariah
4. Untuk Mengertahui Jenis-jenis Reksadana Syariah
5. Untuk Mengertahui Pihak yang Terlibat
6. Untuk Mengertahui Mekanisme Pengelolaan Reksadana Syariah
7. Untuk Mengertahui Kendala dalam Pengembangan Reksadana Syariah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Reksadana


Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyebutkan
bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi.
Definisi manajer investasi menurut Undang-Undang tentang Pasar Modal
Nomor 8 Tahun 1995 adalah pihak yang kegiatannya mengelola portofolio efek untuk
para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah,
kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri
kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sementara itu, Reksadana didefinisikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi.
Dilihat dari segi perdagangan efek, reksadana adalah suatu produk yang
diperdagangkan, sedangkan manajer investasi sebagai pengelola produk tersebut.
Reksadana dapat berupa Investment Companies dan Unit Investment Trust (Kontrak
Investasi kolektif). Sementara, bank kustodian akan berperan dalam penyimpanan
dana atau portofolio milik investor serta melakukan penyelesaian transaksi dan

3
administrasi reksadana. Reksadana merupakan sarana investasi bagi investor untuk
dapat berinvestasi ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar. Melalui
reksadana, investor sudah tidak perlu repot mengelola portofolio investasinya sendiri
(Eko Pratomo, 2005:39).

A. Reksadana Konvensional
Reksadana konvensional adalah reksa dana yang dapat dibeli atau dijual
kembali oleh investor setiap saat tergantung tujuan investasi, jangka waktu dan profil
risiko investor. Dalam pasar modal konvensional investor dapat membeli atau
menjual saham secara langsung dengan menggunakan jasa broker atau pialang.
Keadaan ini memungkinkan bagi para spekulan untuk mempermainkan harga,
akibatnya perubahan harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar bukan karena nilai
intrinsik saham itu sendiri.

B. Reksadana Syariah
Reksadana syariah merupakan wadah yang digunakan oleh masyarakat untuk
berinvestasi dengan mengacu pada syariat Islam, selain itu ciri tersendiri pada produk
reksadana syariah, yakni adanya proses cleasing atau membersihkan pendapatan yang
diperoleh dengan cara membayar zakat, bukan merupakan instrumen yang
menghasilkan riba. Selain itu jika instrumen yang dibeli tersebut berupa saham, maka
perusahaan yang akan dibeli adalah perusahaan yang tidak terkait dengan hal-hal
seperti, alkohol, rokok, perjudian, pornografi dan hal-hal lainnya yang diharamkan
dalam syariat Islam. Mekanisme operasional reksa dana syariah antara pemodal dan
Manajer investasi adalah dengan Wakalah, yaitu akad pelimpahan perjanjian dimana
pihak yang menyediakan dana memberikan kuasa kepada kepada pihak lain.
sedangkan antara Manajer Investasi dengan pengguna investasi dengan sistem
Mudharabah, yaitu perjanjian dimana pihak yang menyediakan dana berjanji kepada
pengelola untuk menyerahkan modalnya dan pengelola berjanji mengelola modal
tersebut. Perbedaan lainnya adalah keseluruhan proses manajemen portofolio,
screening (penyaringan), dan cleansing (pembersihan).Sementara reksadana

4
konvensional tidak mementingkan hal-hal yang menjadi perhatian kalangan pelaku
pasar reksadana syariah.
Menurut Hayati dan Haruman (2006), pada dasarnya reksadana syariah sama
dengan reksadana konvensional, yang membedakan adalah reksadana syariah
memiliki kebijakan investasi yang berbasiskan kepada prinsip-prinsip islam.
Instrumen yang dapat dipilih untuk masuk dalam portofolio investasi harus investasi
berkategori halal. Dikatakan halal, jika pihak yang menerbitkan instrumen investasi
tersebut tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip islam
seperti contoh kegiatan usaha diatas tidak melakukan riba atau membungakan uang
sedangkan dari segi peraturan, perlakuan serta pembagian hasilnya sama dengan
reksadana konvensional.

2.2. Nilai Aktiva Bersih


Kinerja Investasi pengelolaan portofolio reksadana tercermin dari Nilai
Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV). Baik tidaknya kinerja investasi
portofolio yang dikelola oleh manajer investasi dipengaruhi oleh kebijakan dan
strategi investasi yang dijalankan oleh manajer investasi yang bersangkutan. NAB
reksadana terbuka per saham dihitung setiap hari dan diumumkan kepada masyarakat.
Sedangkan NAB reksadana tertutup dihitung cukup hanya sekali seminggu. Dalam
perhitungan NAB reksadana telah dimasukkan semua biaya pengelolaan investasi
oleh manajer investasi (investment management fee), biaya bank custodian, biya
akuntan public, dan biaya-biaya lainnya. Pembebanan biaya-biaya tersebut selalu
dikurangkan dari reksadana setiap hari sehingga NAB yang diumumkan oleh bank
custodian merupakan nilai investasi yang dimiliki investor
Nilai aktiva bersih reksadana pada suatu periode dapar dihitung dengan
menggunakan formula sebagai berikut
Total nilai aktiva bersih pada periode tertentu :
Total NAB = Nilai Aktiva – Total Kewajiban
Nilai aktiva bersih perunit
NAB pe unit = Total nilai aktiva bersih

5
Total unit penyertaan (saham) yang diterbitkan
Dimana :
Total NAB = jumlah nilai aktiva bersih pada periode tertentu
NAB per unit = nilai aktiva bersih per saham atau unit penyertaan pada periode
tertentu

2.3. Manfaat dan Risiko Reksadana


Dalam berinvestasi di reksadana tentu saja mengandung aspek risiko dan
keuntungan. Risiko naik turunnya harga yang mungkin diha- dapi dalam melakukan
investasi di pasar modal pada prinsipnya sama dengan risiko yang mungkin dialami
dalam melakukan investasi di reksadana. Namun risiko investasi dalam reksadana
relatif lebih rendah dibandingkan dengan melakukan investasi dalam saham-saham di
bursa efek. Investasi di reksadana dapat memberikan beberapa keuntungan, antara
lain dapat melakukan investasi dengan modal yang relatif kecil, mendapatkan dividen
dari penerbit reksadana, capital gain yang diperoleh dari penjualan portofolio
reksadana, penyebaran risiko me- lalui diversifikasi portofolio efek, akses investasi
lebih banyak walaupun dengan dana yang terbatas, saham reksadana untuk reksadana
terbuka dapat dijual kembali setiap saat, pembagian uang tunai secara berkala, dan
terbebas dari pekerjaan administrasi dan analisis investasi karena reksadana sudah
dikelola oleh manajer investasi.

A. Manfaat Reksadana
Secara umum keuntungan dalam melakukan investasi pada reksadana antara
lain:
1. Likuiditas : investor yang membeli reksadana open-end (terbuka) dapat
menjual kembali kepada penerbitnya setiap saat dan penerbit secara hokum
wajib membelinya sesuai dengan harga pasar yang berlaku saat itu
2. Diversifikasi : portofolio efek didiversifikasi ke tingkat yang paling optimal,
sehingga pemodal kecil pun dapat memperoleh manfaat diversifikasi investasi
sebagaimana layaknya pemodal besar

6
3. Manajemen Professional : pengelolaan reksadana pada umumnya terdiri atas
orang-orang yang memiliki pengalaman dan keahlian di bidang pasar modal.
4. Biaya yang Rendah : reksadana adalah kumpulan dana dari pemodal yang
dikelola secara professional, maka dengan besaran kemampuannya untuk
melakukan transaksi secara kolektif tersebut akan dihasilkan efisiensi biaya
transaksi .
5. Pelayanan bagi Pemegang Saham : reksadana biasanya menawarkan daya
tarik kepada pemegang sahamnya, misal dengan menjanjikan untuk
melakukan reinvestasi terhadap dividen dan capital gain secara otomatis yang
sebenarnya di terima oleh nasabah
6. Transparansi Informasi : reksadana wajib memberikan informasi atas
perkembangan portofolio investasi dan pembiayaan secara
berkesinambungan, sehingga pemegang unit penyertaan dapat memantau
perkembangan keuntungan, biaya dan tingkat risiko investasi setiap saat

B. Risiko Reksadana
Menurut Abdul Manan (2009:161), Bapepam menyebutkan beberapa risiko
yang kemungkinan bisa terjadi apabila investor berinvestasi di reksadana, antara lain:
1. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi, dan
surat-surat berharga lainnya) yang menjadi bagian dari portofolio reksadana di bursa
yang mengakibatkan menurunnya nilai unit penyertaan.

2. Risiko Likuiditas
Penjualan kembali (redemption) sebagian besar unit penyertaan oleh pemilik
kepada manajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi
menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut.

3. Risiko Politik dan Ekonomi

7
Perubahan kebijakan di bidang politik dan ekonomi mempengaruhi kinerja
perusahaan, tidak terkecuali perusahaan yang mempengaruhi efek yang termasuk
dalam portofolio reksadana.

4. Risiko Wanprestasi
Risiko ini dapat timbul saat perubahan asuransi yang mengasuransi harta
kekayaan reksadana tidak dapat membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah
dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pihak-
pihak terkait dengan reksadana yakni pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau
bencana alam, kebakaran serta kerusuhan yang mungkin dapat mempengaruhi
penurunan NAB yang bersangkutan.

2.4. Prinsip Transaksi Reksadana Syariah


Reksadana Syariah adalah Reksadana yang pengelolaan dan kebijakan
investasinya mengacu kepada syariah Islam. Reksadana Syariah merupakan
lembaga intermediasi yang membantu surplus unit melakukan penempatan
dana untuk diinvestasikan. Salah satu tujuan dari Reksadana Syariah adalah
memenuhi kelompok investor yang ingin memperoleh pendapatan investasi dari
sumber dan cara yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara agama
serta sejalan dengan prinsip-prinsip syariah. Adapun prinsip dasar Reksadana
Syariah adalah prinsip mudharabah atau qiradh yang berarti sebagai sebuah
ikatan atau sistem dimana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain untuk
dikelola dengan ketentuan bahwa keuntugan yang diperoleh dari hasil
pengelolaan tersebut dibagi antara kedua pihak sesuai dengan syarat-syarat yang
disepakati oleh kedua belah pihak.Prinsip mudharabah atau qiradh di
Reksadana Syariah ini memiliki beberapa karakteristik:
1. Pemodal sebagai rab al-mal ikut menanggung resiko kerugian yang dialami
Manajer Investasi sebagai „amil.

8
2. Manajer Investasi sebagai „amil tidak menanggung resiko kerugian atas
investasi kalau kerugian tersebut bukan disebabkan karena kelalaian.
3. Keuntungan (ribh) dibagi antara pemodal dengan Manajer Investasi
sesuai dengan proporsi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

2.5. Jenis-jenis Reksadana Syariah


Menurut Mohamad Heykal (2012:92), berdasarkan jenisnya reksadana dapat
dibagi kepada tiga bagian yaitu:
1. Pembagian Reksadana Berdasarkan Bentuk Hukum
a. Reksadana berbentuk perseroan
Reksadana berbentuk perseroan (PT Reksa Dana) merupakan suatu
perusahaan (dalam hal ini perseroan terbatas) yang bergerak Mekanisme Pengelolaan
Reksadana Syariah pada pengelolaan portofolio investasi pada surat-surat berharga
yang tersedia di pasar investasi. Dari kegiatan tersebut PT Reksa Dana akan
memperoleh keuntungan dalam bentuk peningkatan nilai aset perusahaan (sekaligus
nilai sahamnya), yang kemudian juga akan dapat dinikmati oleh para investor yang
memiliki saham pada perusahaan tersebut.

b. Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK)


Reksadana berbentuk KIK adalah kontrak yang dibuat antara manajer
investasi dan bank kustodian yang juga mengikat pemegang unit penyertaan sebagai
investor. Dengan begitu reksadana KIK bukan merupakan reksadana yang berbentuk
badan hukum tersendiri. Melalui kontrak ini manajer investasi diberi wewenang
untuk mengelola portofolio kolektif dan bank kustodian diberikan wewenang untuk
melaksanakan investasi penitipan dan administrasi investasi kolektif. Fungsi dari
kontrak investasi kolektif sama halnya dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga dalam suatu perusahaan. Saat ini seluruh reksadana yang ada di Indonesia
adalah reksadana berbentuk KIK.

2. Pembagian Reksadana Berdasarkan Sifat Operasional

9
Berdasarkan sifat operasionalnya, reksadana dapat dibedakan menjadi
reksadana terbuka (open-end) dan reksadana tertutup (closeend). Beberapa perbedaan
keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut. Reksadana terbuka menjual sahamnya
melalui penawaran umum untuk seterusnya dicatatkan pada Bursa Efek. Investor
tidak dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksadana melainkan
kepada investor lain melalui pasar bursa dimana harga jual belinya ditentukan oleh
mekanisme bursa. Penjualan saham tersebut dilakukan melalui manajer investasi.
Sementara itu, reksadana tertutup menjual saham atau unit penyertaannya
secara terus menerus sepanjang ada investor yang membeli. Saham ini tidak perlu
dicatatkan di Bursa Efek dan harganya ditentukan didasarkan atas Nilai Aktiva Bersih
(NAB) / Net Asset Value (NAV) per saham yang dihitung oleh Bank Kustodian.
Pada dasarnya reksadana berbentuk perseroan dapat beroperasi secara terbuka
maupun tertutup, sedangkan reksadana berbentuk KIK hanya dapat beroperasi secara
terbuka.

3. Pembagian Reksadana Berdasarkan Jenis Investasi


Berdasarkan jenis investasinya reksadana terbagi menjadi empat kategori,
yaitu:
a. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund / MMF)
Reksadana pasar uang adalah reksadana yang melakukan investasi 100% pada
efek pasar uang yaitu efek-efek utang yang berjangka kurang dari satu tahun.
Umumnya, instrumen atau efek yang masuk dalam kategori ini meliputi deposito,
SBI, obligasi, serta efek utang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Reksadana pasar uang merupakan reksadana dengan tingkat risiko paling rendah dan
cocok untuk investor yang ingin menginvestasikan dananya dalam jangka pendek
(kurang dari satu tahun).

b. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund / FIF)


Reksadana pendapatan tetap merupakan reksadana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat
utang, seperti obligasi dan surat utang lainnya dan 20% dari dana yang dikelola dapat

10
diinvestasikan pada instrumen lainnya. Reksadana jenis ini memiliki risiko relatif
besar dari reksadana pasar uang dengan tujuan investasi untuk menghasilkan return
yang stabil. Efek bersifat utang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk
bunga, seperti deposito, SBI, obligasi dan instrumen lainnya. FIF yang terdapat di
Indonesia lebih banyak memanfaatkan instrumen obligasi sebagai bagian terbesar
investasinya.

c. Reksadana Saham (Equity Fund / EF)


Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas
(saham) dan 20% dari dana yang dikelola diinvestasikan pada instrumen lainnya.
Reksadana jenis ini memiliki tingkat risiko yang paling tinggi dibandingkan dengan
jenis reksadana lain, tentunya juga memiliki return yang lebih tinggi. Berbeda dengan
efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, dimana investor lebih
berorientasi pada pendapatan bunga, efek saham umumnya memberikan potensi hasil
yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham. Selain
hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain berupa dividen.

d. Reksadana Campuran (Balance Fund / BF)


Reksadana campuran tidak memiliki batasan alokasi investasi yang boleh
dilakukan. Reksadana campuran dapat melakukan investasinya baik pada efek utang
maupun ekuitas dan porsi alokasi yang lebih fleksibel.
Perkembangan terakhir, Bapepam mengeluarkan aturan baru berkaitan dengan
jenis-jenis reksadana yang sedikit berbeda dari reksadana yang selama ini beredar.
Sekilas mengenai reksadana tersebut adalah sebagai berikut:
 Reksadana Terproteksi (Capital Protected Fund)
Jenisnya reksadana pendapatan tetap, namun manajer investasi memberikan
perlindungan terhadap investasi awal investor sehingga nilainya tidak berkurang saat
jatuh tempo. Sebagian besar dana yang dikelola akan dimasukkan pada efek bersifat
utang yang pada saat jatuh tempo sekurangnya dapat menutup nilai yang diproteksi.

11
Sisanya diinvestasikan kepada efek lain, sehingga investor masih punya peluang
memperoleh peningkatan NAB (Nilai Aktiva Bersih).
 Reksadana dengan Penjaminan (Guaranted Fund)
Reksadana ini menjamin bahwa investor sekurangnya akan menerima sebesar
nilai investasi awal pada saat jatuh tempo, sepanjang persyaratannya dipenuhi.
Jaminan ini diberikan lembaga penjamin berdasarkan kontrak lembaga itu dengan
manajer investasi dan bank kustodian (bank yang mewakili kepentingan investor
untuk mengawasi ketaatan manajer investasi).
 Reksadana Indeks
Portofolio reksadana terdiri atas efek-efek yang menjadi bagian dari indeks
acuan. Manajer investasi wajib menginvestasikan minimal 80% dari NAB pada
sekurangnya 80% efek yang menjadi bagian indeks acuan.

2.6. Pihak yang Terlibat


Menurut Ahmad Rodoni (2009:87), seorang calon investor yang akan
menginvestasikan dananya pada salah satu Reksadana Terbuka umumnya akan
menghadapi pihak-pihak yang terkait didalamnya yaitu:
1. Perusahaan Reksadana
Merupakan perseroan terbatas yang telah memperoleh izin usaha dari
Bapepam dengan bertujuan untuk Reksadana yang akan mengelola dan bertanggung
jawab atas dana para pemegang saham Reksadana.

2. Manajer Investasi
Merupakan perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam
sebagai manajer investasi dan minimum ada pegawainya yang telah memperoleh izin
profesi dari Bapepam sebagai wakil manajer investasi. Perseroan ini mempunyai
kontrak dengan perusahaan Reksadana untuk melaksanakan investasi kembali dana
yang telah dihimpun. Kegiatan manajer investasi adalah manajemen portofolio (jual
beli efek), analisa efek serta perdagangan (jual beli) efek dengan harga terbaik.
Biasanya manajer investasi ini dirangkap oleh perusahaan Reksadana.

12
Menurut Eko Pratomo (2007:41), sebelum dapat menjual reksadana kepada
investor, manajer investasi harus terlebih dahulu membentuk reksadana dengan
membuat akta Kontrak Investasi Kolektif (KIK) bersama bank kustodian. Kemudian,
menjalani proses pernyataan pendaftaran kepada Bapepam untuk mendapatkan
pernyataan efektif, sehingga reksadana dapat dijual kepada investor.
Umumnya, manajer investasi bekerjasama dengan agen penjual (bank, perusahaan
asuransi, atau pihak lainnya) untuk menawarkan dan menjual reksadana kepada
investor. Dari dana yang terkumpul, manajer investasi akan melakukan pengelolaan
investasi, sesuai dengan kebijakan investasi yang telah ditentukan dalam KIK. Proses
investasi yang dilakukan, antara lain:
 Melakukan analisis makro dan mikro
 Menentukan alokasi aset (distribusi penempatan pada efek pasar uang, efek
utang atau efek saham)
 Menentukan alokasi sektor (distribusi jenis industri yang dipilih)
 Menentukan pilihan emiten/pihak tempat berinvestasi
 Melaksanakan transaksi melalui bank atau pialang (broker)
 Memonitor kinerja dan melakukan penyesuaian portofolio

3. Agen Penjualan
Agen penjualan inilah melaksanakan penjualan secara langsung kepada
masyarakat pemodal melalui cabang-cabangnya atau subagensi lainnya. Transaksi
jual-beli berlangsung dengan investor terjadi disini. Disinilah investor dapat meminta
prospektus penawaran umum saham reksadana, agen penjualan ini biasanya
dirangkap oleh manajer investasi.

4. Kustodian
Kustodian (custodian) merupakan institusi yang berfungsi untuk menyimpan
dan mengamankan dokumen efek (surat berharga). Kustodian tidak terlibat didalam
operasi sehari-hari yang berhubungan dengan keputusan investasi. Untuk
menghindari terjadinya kolusi, maka kustodian tidak boleh berafiliasi dengan manajer

13
investasi. Kustodian umumnya adalah bank, yang telah memperoleh izin usaha dari
Bapepam sebagai kustodian.
Kustodian melaksanakan perintah dari manajer investasi dalam transaksi jual-
beli efek dalam hal pengeluaran dan pemasukan dana serta penyimpanan efek hasil
pembelian yang dilakukan oleh manajer investasi. Jadi manajer investasi tidak
menyimpan efek yang telah dibeli maupun uang yang dihimpun dari para pemegang
saham reksadana. Praktek Kustodian di Indonesia dipercaya oleh Bapepam untuk
menghitung NAB setiap hari, jadi tidak dilakukan oleh suatu institusi yang disebut
trustee.

5. Transfer Agent
Fungsi dari transfer agent adalah melaksanakan registrasi dari pencatatan
permintaan para pemegang saham reksadana mengenai pembelian dan penebusan
serta membuat daftar para pemegang saham yang up-to-date. Fungsi ini di Indonesia,
dipercayakan kepada kustodian.

2.7. Mekanisme Pengelolaan Reksadana Syariah


1. Pengelolaan reksadana syariah
Pengelolaan reksadana syariah wajib mengikuti peraturan perundang-
undangan di sektor pasar modal yang mengatur mengenai :
a. Reksadana berbentuk perseroan = UU yang mengatur mengenai pedoman
reksadana berbentuk perseoran
b. Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif = UU yang mengatur
mengenai pedoman reksadana berbentuk kontrak Investasi kolektif
c. Bank kustodian wajib menolak instruksi manajer investasi secara tertulis
dengan tembusan kepada OJK apabila pelaksanaan intruksi tersebut dapat
mengakibatkan reksadana syariah memiliki efek dan/atau instrument pasar
uang selain efek dan/atau instrument pasar uang syariah
d. Bank kustodian wajib menyampaikan kepada OJK serta pemegang efek
reksadana syariah informasi tentang perolehan selisih penjualan lebih efek

14
dan informasi tentang penggunaanya sebgai dana social paling lambat pada
hari ke-12 setiap bulan (jika ada).
2. Pembubaran reksadana syariah
Reksadana syariah berbentuk kontrak kolektif wajib dibubarkan, apabila
terjadi salah satu dari hal-hal berikut ini :
a. Dalam jangka waktu 90 hari bursa, reksadana syariah berbentuk kontrak
investasi kolektif yang pernyataan pendaftarannya telah , menjadi efektif
memiliki dana kelolaan kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah)
b. Dalam jangka waktu 120 hari bursa setelah pernyataan pendaftarannya
menjadi efektif memiliki dana kelolaan kurang dari Rp10.000.000.000,00
(sepuluh milia rupiah), bagi reksadana syariah terproteksi dan reksadana
syariah indeks
c. Diperintahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di sektor pasar modal
d. Total nilai aktiva bersih reksadana syariah berbentuk kontrak investasi
kolektof kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) selama
120 hari bursa berturut turut
e. Manajer investasi dan bank custodian telah sepakat untuk membubarkan
reksadan syariah berbentuk kontrak investasi kolektif

3. Mekanisme Pelaporan
Ketentuan mengenai kewajiban pelaporan bagi reksadana berbentuk kontrak
investasi kolektif sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
sektor pasar modal yang mengatur mengenai reksadana berbentuk kontrak investasi
kolektif mutatis muntadis berlaku bagi reksadana syariah berbentuk kontrak investasi
kolektif

4. Ketentuan Sanksi

15
Otoritas Jasa Keungan berwenang mengenakan sanksi administrative terhadap
setiap pihak yang melanggar aturan OJK ini, termasuk pihak-pihak yang
menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut berupa:
a. Peringatan tertulis
b. Denda, yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu
c. Pembatasan kegiatan usaha
d. Pembekuan kegiatan usaha
e. Pencabutan izin usaha
f. Pembatalan persetujuan
g. Pembatalan pendaftaran
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada huruf b, c, d, e, f, dan g
dapat dikenakan dengan atau tanpa didahului pengenaan sanksi administratif berupa
peringatan tertulis. Sanksi adminitratif berupa denda dapat dikenakan sendiri atau
secara bersama-sama dengan pengenaan sanksi administratif huruf c, d, e, f, atau g.

2.8. Kendala Pengembangan Reksadana Syariah


Perkembangan beberapa produk syariah di pasar modal Indonesia, khususnya
reksadana syariah dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami perkembangan yang
cukup signifikan dan stabil. Namun, pengembangan reksadana syariah tersebut juga
mengalami beberapa kendala dalam pengembangannya. Menurut Sudarsono (2004)
kendala pengembangan reksadana syariah disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain:
1. Reksadana relatif dikenal hanya pada kalangan tertentu terutama pada investor
yang akan menanamkan modalnya dan masyarakat yang mempunyai kepentingan
terhadap keberadaan reksadana syariah, sehingga reksadana syariah masih relatif
kurang dikenal oleh masyarakat pada umumnya.
2. Adanya sistem dualisme dalam pasar modal yang menawarkan berinvestasi
melalui reksadana konvesional dan reksadana syariah. Reksadana konvensional
memiliki peluang yang cukup besar karena masyarakat memilih reksadana yang
berpengalaman di pasar modal, sedangkan untuk reksadana syariah belum cukup

16
untuk membantu dalam aspek perekonomian, dikarenakan investasi di syariah
kreditnya lebih tinggi dan return investasinya tidak terlalu besar. Berinvestasi di
reksadana konvensional dan reksadana syariah pasti memiliki risiko.
3. Meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan reksadana syariah perlu bantuan
dari pengusaha dan lembaga-lembaga yang bersangkutan untuk sinergi bagi
peningkatkan perkembangan reksadana di berbagai sektor ekonomi dan
memperkenalkan ekonomi syariah di internasional.
Kendala pengembangan reksadana syariah sebagian besar dipengaruhi oleh
minimalnya pemahaman masyarakat tentang berinvestasi di syariah. Masyarakat
beranggapan investasi melalui reksadana syariah masih diperuntukkan bagi umat
muslim. Terlepas dari kendala tersebut perkembangan reksadana syariah sampai
dengan tahun 2013 cukup stabil apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Peranan dari pemerintah, BAPEPAM, pengusaha, praktisi, akademisi dan ulama
sangat berpengaruh dalam mendorong terbangunnya sistem bisnis syariah terutama di
pasar modal untuk tetap menjaga eksistensi reksadana syariah di tahun berikutnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Reksadana syariah merupakan wadah yang digunakan oleh masyarakat untuk
berinvestasi dengan mengacu pada syariat Islam, selain itu ciri tersendiri pada produk
reksadana syariah, yakni adanya proses cleasing atau membersihkan pendapatan yang
diperoleh dengan cara membayar zakat, bukan merupakan instrumen yang
menghasilkan riba.
Semakin berkembangnya reksadana syariah di Indonesia saat ini dapat
memenuhi kebutuhan investor yang ingin berinvestasi secara syariat Islam.
Perkembangan reksadana syariah ini juga memiliki prospek yang menjanjikan untuk
sektor ekonomi dimasa yang akan datang apabila sistem kinerjanya berjalan dengan
baik dan pemerintah menyediakan suatu aturan yang lebih memadai mengenai
investasi syariah di pasar modal.

17
3.2 Saran
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Kandarisa, N. A. (2014). Perkembangan Dan Hambatan Reksadana Syariah Di
Indonesia: Suatu Kajian Teori. Jurnal Akuntansi AKUNESA, Vol 2, No 2.
Lestari, W. R. (2015). Kinerja Reksadana Saham Syariah Dan Reksadana Saham
Konvensional. Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1.
Farid, M. (2014). Mekanisme Dan Perkembangan Reksadana Syariah. Iqtishoduna
Vol. 4 No. 1.
Saraswati, F. (2013), “Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Inflasi,
Nilai Tukar Rupiah, Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksadana Syaria”. Skripsi. FEB. Manajemen. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta
Qomariah, N., Ika, M., Budiarti, S. D. A. (2016). Perbandingan Kinerja Reksadana
Syariah Dan Reksadana Konvensional (Pada Reksadana Saham Dan

18
Reksadana Pendapatan Tetap Yang Terdaftar Di Bei Periode 2010-2014). Jurnal
Keuangan dan Perbankan, Vol.20, No.3.

Soemitra, Andri. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.

19

Anda mungkin juga menyukai