REKSADANA SYARIAH
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum
Acara Peradilan Agama dengan judul “Kanker dan Pengobatannya”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3. Tujuan Masalah........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1. Pengertian Reksadana..............................................................................................3
A. Reksadana Konvensional.........................................................................................3
B. Reksadana Syariah...................................................................................................4
2.2. Nilai Aktiva Bersih..................................................................................................5
2.3. Manfaat dan Risiko Reksadana................................................................................5
A. Manfaat Reksadana..................................................................................................6
B. Risiko Reksadana.....................................................................................................7
2.4. Prinsip Transaksi Reksadana Syariah.......................................................................8
2.5. Jenis-jenis Reksadana Syariah..................................................................................8
2.6. Pihak yang Terlibat................................................................................................12
2.7. Mekanisme Pengelolaan Reksadana Syariah..........................................................14
2.8. Kendala Pengembangan Reksadana Syariah..........................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan
administrator
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka terdapat rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa Pengertian dari Reksadana
2. Apa itu Nilai Aktiva Bersih
3. Apa Saja Manfaat dan Risiko Reksadana Syariah
4. Apa Prinsip Transaksi Reksadana Syariah
5. Apa Saja Jenis-jenis Reksadana Syariah
6. Siapa Saja Pihak yang Terlibat
7. Bagaimana Mekanisme Pengelolaan Reksadana Syariah
8. Apa Kendala dalam Pengembangan Reksadana Syariah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
administrasi reksadana. Reksadana merupakan sarana investasi bagi investor untuk
dapat berinvestasi ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar. Melalui
reksadana, investor sudah tidak perlu repot mengelola portofolio investasinya sendiri
(Eko Pratomo, 2005:39).
A. Reksadana Konvensional
Reksadana konvensional adalah reksa dana yang dapat dibeli atau dijual
kembali oleh investor setiap saat tergantung tujuan investasi, jangka waktu dan profil
risiko investor. Dalam pasar modal konvensional investor dapat membeli atau
menjual saham secara langsung dengan menggunakan jasa broker atau pialang.
Keadaan ini memungkinkan bagi para spekulan untuk mempermainkan harga,
akibatnya perubahan harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar bukan karena nilai
intrinsik saham itu sendiri.
B. Reksadana Syariah
Reksadana syariah merupakan wadah yang digunakan oleh masyarakat untuk
berinvestasi dengan mengacu pada syariat Islam, selain itu ciri tersendiri pada produk
reksadana syariah, yakni adanya proses cleasing atau membersihkan pendapatan yang
diperoleh dengan cara membayar zakat, bukan merupakan instrumen yang
menghasilkan riba. Selain itu jika instrumen yang dibeli tersebut berupa saham, maka
perusahaan yang akan dibeli adalah perusahaan yang tidak terkait dengan hal-hal
seperti, alkohol, rokok, perjudian, pornografi dan hal-hal lainnya yang diharamkan
dalam syariat Islam. Mekanisme operasional reksa dana syariah antara pemodal dan
Manajer investasi adalah dengan Wakalah, yaitu akad pelimpahan perjanjian dimana
pihak yang menyediakan dana memberikan kuasa kepada kepada pihak lain.
sedangkan antara Manajer Investasi dengan pengguna investasi dengan sistem
Mudharabah, yaitu perjanjian dimana pihak yang menyediakan dana berjanji kepada
pengelola untuk menyerahkan modalnya dan pengelola berjanji mengelola modal
tersebut. Perbedaan lainnya adalah keseluruhan proses manajemen portofolio,
screening (penyaringan), dan cleansing (pembersihan).Sementara reksadana
4
konvensional tidak mementingkan hal-hal yang menjadi perhatian kalangan pelaku
pasar reksadana syariah.
Menurut Hayati dan Haruman (2006), pada dasarnya reksadana syariah sama
dengan reksadana konvensional, yang membedakan adalah reksadana syariah
memiliki kebijakan investasi yang berbasiskan kepada prinsip-prinsip islam.
Instrumen yang dapat dipilih untuk masuk dalam portofolio investasi harus investasi
berkategori halal. Dikatakan halal, jika pihak yang menerbitkan instrumen investasi
tersebut tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip islam
seperti contoh kegiatan usaha diatas tidak melakukan riba atau membungakan uang
sedangkan dari segi peraturan, perlakuan serta pembagian hasilnya sama dengan
reksadana konvensional.
5
Total unit penyertaan (saham) yang diterbitkan
Dimana :
Total NAB = jumlah nilai aktiva bersih pada periode tertentu
NAB per unit = nilai aktiva bersih per saham atau unit penyertaan pada periode
tertentu
A. Manfaat Reksadana
Secara umum keuntungan dalam melakukan investasi pada reksadana antara
lain:
1. Likuiditas : investor yang membeli reksadana open-end (terbuka) dapat
menjual kembali kepada penerbitnya setiap saat dan penerbit secara hokum
wajib membelinya sesuai dengan harga pasar yang berlaku saat itu
2. Diversifikasi : portofolio efek didiversifikasi ke tingkat yang paling optimal,
sehingga pemodal kecil pun dapat memperoleh manfaat diversifikasi investasi
sebagaimana layaknya pemodal besar
6
3. Manajemen Professional : pengelolaan reksadana pada umumnya terdiri atas
orang-orang yang memiliki pengalaman dan keahlian di bidang pasar modal.
4. Biaya yang Rendah : reksadana adalah kumpulan dana dari pemodal yang
dikelola secara professional, maka dengan besaran kemampuannya untuk
melakukan transaksi secara kolektif tersebut akan dihasilkan efisiensi biaya
transaksi .
5. Pelayanan bagi Pemegang Saham : reksadana biasanya menawarkan daya
tarik kepada pemegang sahamnya, misal dengan menjanjikan untuk
melakukan reinvestasi terhadap dividen dan capital gain secara otomatis yang
sebenarnya di terima oleh nasabah
6. Transparansi Informasi : reksadana wajib memberikan informasi atas
perkembangan portofolio investasi dan pembiayaan secara
berkesinambungan, sehingga pemegang unit penyertaan dapat memantau
perkembangan keuntungan, biaya dan tingkat risiko investasi setiap saat
B. Risiko Reksadana
Menurut Abdul Manan (2009:161), Bapepam menyebutkan beberapa risiko
yang kemungkinan bisa terjadi apabila investor berinvestasi di reksadana, antara lain:
1. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi, dan
surat-surat berharga lainnya) yang menjadi bagian dari portofolio reksadana di bursa
yang mengakibatkan menurunnya nilai unit penyertaan.
2. Risiko Likuiditas
Penjualan kembali (redemption) sebagian besar unit penyertaan oleh pemilik
kepada manajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi
menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut.
7
Perubahan kebijakan di bidang politik dan ekonomi mempengaruhi kinerja
perusahaan, tidak terkecuali perusahaan yang mempengaruhi efek yang termasuk
dalam portofolio reksadana.
4. Risiko Wanprestasi
Risiko ini dapat timbul saat perubahan asuransi yang mengasuransi harta
kekayaan reksadana tidak dapat membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah
dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pihak-
pihak terkait dengan reksadana yakni pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau
bencana alam, kebakaran serta kerusuhan yang mungkin dapat mempengaruhi
penurunan NAB yang bersangkutan.
8
2. Manajer Investasi sebagai „amil tidak menanggung resiko kerugian atas
investasi kalau kerugian tersebut bukan disebabkan karena kelalaian.
3. Keuntungan (ribh) dibagi antara pemodal dengan Manajer Investasi
sesuai dengan proporsi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
9
Berdasarkan sifat operasionalnya, reksadana dapat dibedakan menjadi
reksadana terbuka (open-end) dan reksadana tertutup (closeend). Beberapa perbedaan
keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut. Reksadana terbuka menjual sahamnya
melalui penawaran umum untuk seterusnya dicatatkan pada Bursa Efek. Investor
tidak dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksadana melainkan
kepada investor lain melalui pasar bursa dimana harga jual belinya ditentukan oleh
mekanisme bursa. Penjualan saham tersebut dilakukan melalui manajer investasi.
Sementara itu, reksadana tertutup menjual saham atau unit penyertaannya
secara terus menerus sepanjang ada investor yang membeli. Saham ini tidak perlu
dicatatkan di Bursa Efek dan harganya ditentukan didasarkan atas Nilai Aktiva Bersih
(NAB) / Net Asset Value (NAV) per saham yang dihitung oleh Bank Kustodian.
Pada dasarnya reksadana berbentuk perseroan dapat beroperasi secara terbuka
maupun tertutup, sedangkan reksadana berbentuk KIK hanya dapat beroperasi secara
terbuka.
10
diinvestasikan pada instrumen lainnya. Reksadana jenis ini memiliki risiko relatif
besar dari reksadana pasar uang dengan tujuan investasi untuk menghasilkan return
yang stabil. Efek bersifat utang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk
bunga, seperti deposito, SBI, obligasi dan instrumen lainnya. FIF yang terdapat di
Indonesia lebih banyak memanfaatkan instrumen obligasi sebagai bagian terbesar
investasinya.
11
Sisanya diinvestasikan kepada efek lain, sehingga investor masih punya peluang
memperoleh peningkatan NAB (Nilai Aktiva Bersih).
Reksadana dengan Penjaminan (Guaranted Fund)
Reksadana ini menjamin bahwa investor sekurangnya akan menerima sebesar
nilai investasi awal pada saat jatuh tempo, sepanjang persyaratannya dipenuhi.
Jaminan ini diberikan lembaga penjamin berdasarkan kontrak lembaga itu dengan
manajer investasi dan bank kustodian (bank yang mewakili kepentingan investor
untuk mengawasi ketaatan manajer investasi).
Reksadana Indeks
Portofolio reksadana terdiri atas efek-efek yang menjadi bagian dari indeks
acuan. Manajer investasi wajib menginvestasikan minimal 80% dari NAB pada
sekurangnya 80% efek yang menjadi bagian indeks acuan.
2. Manajer Investasi
Merupakan perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam
sebagai manajer investasi dan minimum ada pegawainya yang telah memperoleh izin
profesi dari Bapepam sebagai wakil manajer investasi. Perseroan ini mempunyai
kontrak dengan perusahaan Reksadana untuk melaksanakan investasi kembali dana
yang telah dihimpun. Kegiatan manajer investasi adalah manajemen portofolio (jual
beli efek), analisa efek serta perdagangan (jual beli) efek dengan harga terbaik.
Biasanya manajer investasi ini dirangkap oleh perusahaan Reksadana.
12
Menurut Eko Pratomo (2007:41), sebelum dapat menjual reksadana kepada
investor, manajer investasi harus terlebih dahulu membentuk reksadana dengan
membuat akta Kontrak Investasi Kolektif (KIK) bersama bank kustodian. Kemudian,
menjalani proses pernyataan pendaftaran kepada Bapepam untuk mendapatkan
pernyataan efektif, sehingga reksadana dapat dijual kepada investor.
Umumnya, manajer investasi bekerjasama dengan agen penjual (bank, perusahaan
asuransi, atau pihak lainnya) untuk menawarkan dan menjual reksadana kepada
investor. Dari dana yang terkumpul, manajer investasi akan melakukan pengelolaan
investasi, sesuai dengan kebijakan investasi yang telah ditentukan dalam KIK. Proses
investasi yang dilakukan, antara lain:
Melakukan analisis makro dan mikro
Menentukan alokasi aset (distribusi penempatan pada efek pasar uang, efek
utang atau efek saham)
Menentukan alokasi sektor (distribusi jenis industri yang dipilih)
Menentukan pilihan emiten/pihak tempat berinvestasi
Melaksanakan transaksi melalui bank atau pialang (broker)
Memonitor kinerja dan melakukan penyesuaian portofolio
3. Agen Penjualan
Agen penjualan inilah melaksanakan penjualan secara langsung kepada
masyarakat pemodal melalui cabang-cabangnya atau subagensi lainnya. Transaksi
jual-beli berlangsung dengan investor terjadi disini. Disinilah investor dapat meminta
prospektus penawaran umum saham reksadana, agen penjualan ini biasanya
dirangkap oleh manajer investasi.
4. Kustodian
Kustodian (custodian) merupakan institusi yang berfungsi untuk menyimpan
dan mengamankan dokumen efek (surat berharga). Kustodian tidak terlibat didalam
operasi sehari-hari yang berhubungan dengan keputusan investasi. Untuk
menghindari terjadinya kolusi, maka kustodian tidak boleh berafiliasi dengan manajer
13
investasi. Kustodian umumnya adalah bank, yang telah memperoleh izin usaha dari
Bapepam sebagai kustodian.
Kustodian melaksanakan perintah dari manajer investasi dalam transaksi jual-
beli efek dalam hal pengeluaran dan pemasukan dana serta penyimpanan efek hasil
pembelian yang dilakukan oleh manajer investasi. Jadi manajer investasi tidak
menyimpan efek yang telah dibeli maupun uang yang dihimpun dari para pemegang
saham reksadana. Praktek Kustodian di Indonesia dipercaya oleh Bapepam untuk
menghitung NAB setiap hari, jadi tidak dilakukan oleh suatu institusi yang disebut
trustee.
5. Transfer Agent
Fungsi dari transfer agent adalah melaksanakan registrasi dari pencatatan
permintaan para pemegang saham reksadana mengenai pembelian dan penebusan
serta membuat daftar para pemegang saham yang up-to-date. Fungsi ini di Indonesia,
dipercayakan kepada kustodian.
14
dan informasi tentang penggunaanya sebgai dana social paling lambat pada
hari ke-12 setiap bulan (jika ada).
2. Pembubaran reksadana syariah
Reksadana syariah berbentuk kontrak kolektif wajib dibubarkan, apabila
terjadi salah satu dari hal-hal berikut ini :
a. Dalam jangka waktu 90 hari bursa, reksadana syariah berbentuk kontrak
investasi kolektif yang pernyataan pendaftarannya telah , menjadi efektif
memiliki dana kelolaan kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah)
b. Dalam jangka waktu 120 hari bursa setelah pernyataan pendaftarannya
menjadi efektif memiliki dana kelolaan kurang dari Rp10.000.000.000,00
(sepuluh milia rupiah), bagi reksadana syariah terproteksi dan reksadana
syariah indeks
c. Diperintahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di sektor pasar modal
d. Total nilai aktiva bersih reksadana syariah berbentuk kontrak investasi
kolektof kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) selama
120 hari bursa berturut turut
e. Manajer investasi dan bank custodian telah sepakat untuk membubarkan
reksadan syariah berbentuk kontrak investasi kolektif
3. Mekanisme Pelaporan
Ketentuan mengenai kewajiban pelaporan bagi reksadana berbentuk kontrak
investasi kolektif sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
sektor pasar modal yang mengatur mengenai reksadana berbentuk kontrak investasi
kolektif mutatis muntadis berlaku bagi reksadana syariah berbentuk kontrak investasi
kolektif
4. Ketentuan Sanksi
15
Otoritas Jasa Keungan berwenang mengenakan sanksi administrative terhadap
setiap pihak yang melanggar aturan OJK ini, termasuk pihak-pihak yang
menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut berupa:
a. Peringatan tertulis
b. Denda, yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu
c. Pembatasan kegiatan usaha
d. Pembekuan kegiatan usaha
e. Pencabutan izin usaha
f. Pembatalan persetujuan
g. Pembatalan pendaftaran
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada huruf b, c, d, e, f, dan g
dapat dikenakan dengan atau tanpa didahului pengenaan sanksi administratif berupa
peringatan tertulis. Sanksi adminitratif berupa denda dapat dikenakan sendiri atau
secara bersama-sama dengan pengenaan sanksi administratif huruf c, d, e, f, atau g.
16
untuk membantu dalam aspek perekonomian, dikarenakan investasi di syariah
kreditnya lebih tinggi dan return investasinya tidak terlalu besar. Berinvestasi di
reksadana konvensional dan reksadana syariah pasti memiliki risiko.
3. Meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan reksadana syariah perlu bantuan
dari pengusaha dan lembaga-lembaga yang bersangkutan untuk sinergi bagi
peningkatkan perkembangan reksadana di berbagai sektor ekonomi dan
memperkenalkan ekonomi syariah di internasional.
Kendala pengembangan reksadana syariah sebagian besar dipengaruhi oleh
minimalnya pemahaman masyarakat tentang berinvestasi di syariah. Masyarakat
beranggapan investasi melalui reksadana syariah masih diperuntukkan bagi umat
muslim. Terlepas dari kendala tersebut perkembangan reksadana syariah sampai
dengan tahun 2013 cukup stabil apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Peranan dari pemerintah, BAPEPAM, pengusaha, praktisi, akademisi dan ulama
sangat berpengaruh dalam mendorong terbangunnya sistem bisnis syariah terutama di
pasar modal untuk tetap menjaga eksistensi reksadana syariah di tahun berikutnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reksadana syariah merupakan wadah yang digunakan oleh masyarakat untuk
berinvestasi dengan mengacu pada syariat Islam, selain itu ciri tersendiri pada produk
reksadana syariah, yakni adanya proses cleasing atau membersihkan pendapatan yang
diperoleh dengan cara membayar zakat, bukan merupakan instrumen yang
menghasilkan riba.
Semakin berkembangnya reksadana syariah di Indonesia saat ini dapat
memenuhi kebutuhan investor yang ingin berinvestasi secara syariat Islam.
Perkembangan reksadana syariah ini juga memiliki prospek yang menjanjikan untuk
sektor ekonomi dimasa yang akan datang apabila sistem kinerjanya berjalan dengan
baik dan pemerintah menyediakan suatu aturan yang lebih memadai mengenai
investasi syariah di pasar modal.
17
3.2 Saran
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kandarisa, N. A. (2014). Perkembangan Dan Hambatan Reksadana Syariah Di
Indonesia: Suatu Kajian Teori. Jurnal Akuntansi AKUNESA, Vol 2, No 2.
Lestari, W. R. (2015). Kinerja Reksadana Saham Syariah Dan Reksadana Saham
Konvensional. Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1.
Farid, M. (2014). Mekanisme Dan Perkembangan Reksadana Syariah. Iqtishoduna
Vol. 4 No. 1.
Saraswati, F. (2013), “Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Inflasi,
Nilai Tukar Rupiah, Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksadana Syaria”. Skripsi. FEB. Manajemen. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta
Qomariah, N., Ika, M., Budiarti, S. D. A. (2016). Perbandingan Kinerja Reksadana
Syariah Dan Reksadana Konvensional (Pada Reksadana Saham Dan
18
Reksadana Pendapatan Tetap Yang Terdaftar Di Bei Periode 2010-2014). Jurnal
Keuangan dan Perbankan, Vol.20, No.3.
Soemitra, Andri. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
19