NIM : 20180420158
Kelas : Akuntansi Syariah – A
BAB 16
Akuntansi Zakat
Dana Zakat
1. Penerimaan zakat diakui pada saat penerimaan kas atau aset nonkas. Penerimaan akan diakui
sebagai penambah dana zakat sebesar jumlah yang diterima jika berbentuk kas, dan sebesar
nilai wajar jika yang diterima adalah aset nonkas.
Contoh: Pada tenggal 2 Januari 20X0, Amil Zakat Berkah menerima zakat dari Bapak
Ahmad senilal Rp20.000.000. Jurnal yang dibuat yaitu (dalam Rp000):
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
2 Kas
20.000
Januari
Penerimaan Zakat – Dana Zakat 20.000
Contoh: Pada tanggal 2 Januari 20X0, Amil Zakat Berkah menerima zakat dari PT Sejahteru
berupa satu unit kendarsan operasional dengan nilai wajat Rp200.000.000. Jurnal yang dibuat
yaitu (dalam Rp000):
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
2 Kendaraan
200.000
Januari
Penerimaan Zakat – Dana Zakat 200.000
2. Penurunan nilai zakat diakui sebagai pengurang dana zakat Jika tidak disebabikan aleh
kelalaian amil, dan diakui sebagai kerugian dan pengurang dana amil jika disebabkan oleh
kelalsian amil.
Contoh: Pada tanggal 10 Januari 20X0, kendaraan yang diterima Amil Zakat Berkah
mengalami penurunan nilal akibat kecelakaan ketika digunakan oleh supir (karyawan amil
zakat). Nilai kendaraan turun menjadi Rp150.000.000. Jurnal yang dibuat yaitu (dalam
Rp000):
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
10 JanuariKerugian Penurunan Nilai – Dana Amil 50.000
Kendaraan 50.000
Contoh: Pada tanggal 10 Januari 20X0, kendaraan yang diterima Amil Zakat Berkah
diketahui mengalami penurunan karena komponen airbag pada kendaraan iersebut tidak
berfungsi. Ndal kendaraan pun turun menjadi Rp195.000.000. Jurnal yang dibuat yainu
(dalam Rp000):
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
10 Januari Kerugian Penurunan Nilai – Dana Zakat 50.000
Kendaraan 50.000
3. Zakat yang disalurkan diakui sebagai pengurang dana zakat sebesar jumlah penyaluran jika
penyalurannya dalam bentuk kas, dan sebesar nilai tercatat jika disalurkan dalamn bentuk
aset nonkas pada saat telah diterima oleh mustahik. Jika disalurkan melalui amil lainnya
maka, akan diakui sebagai piutang penyaluran dan akan berkurang saat diterima mustahik
Contoh: Pada tanggal 20 Januari 20X0, Amil Zakat Berkah secara langsung menyalurkan
zakat kepada kelompok tani yang mengalami gagal panen. Zakat yang disalurkan senilai
Rp10.000.000, Jurnal yang dibuat yaitu (dalam Rp000): Contoh 16.6 Penyaluran Zakat
melalui Aset Nonkas Pada tanggal 20 Januari 20X0, Amil Zakat Berkah secara langsung
menyalurkan zakat berupa bibit senilai Rp10.000.000 secara langsung kepada kelompok tani.
Jurnal yang dibuat yaitu (dalam Rp000):
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
20 JanuariPenyaluran Zakat – Dana Zakat 10.000
Kas 10.000
Contoh: Pada tanggal 20 Januari 20X0, Amil Zakat Berkah menyalurkan zakat kepada
kelompok fani yang mengalami gagal panen melalui lembaga sosial desa setempat. Zakat
yang disalurkan senilai Rp 10,000.000, dan diterima oleh kelompok tani tersebut 10 hari
kemudian. Jurnal yang dibuat yaitu (dalam Rp000):
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
20 Januari Penyaluran Zakat – Dana Zakat 10.000
Bibit 10.000
Sebelunya (saat Pembelian bibit)
Bibit 10.000
Kas 10.000
4. Bagian dana zakat yang disalurkan kepada amil diakui sebagai penambah dana amil dan
pengurang dana zakat. Amil merupakan salah satu mustahik yang berhak menerima zakat,
asumsi besarannya adalah 12,5%.
Contoh: Pada tanggal 25 Januari 20X0, Amil Zakat Berkah menyalurkan zakat sesuai bagian
amil senilai Rp10.000.000. Jurnal yang dibuat yaitu (dalam Rp000):
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
25 Januari Penyaluran Zakat – Dana Zakat 10.000
Penerimaan dari Zakat – Dana Amil 10.000
5. Amil dapat memperoleh ujrah jika menentukan muzaki penyaluran zakat melalui amil. Ujrah
yang diterima akan diakui sebagai penambah dana amil.
Contoh: Pada tanggal 25 Januari 20XO, Amil Zakat Berkah menerima dana zakat dari PT
Sejahtera, namun PT Sejahtera ingin menyalurkan pada penduduk di sekitar pabriknya
sebesar Rp500.000.000, Terkait penyalurannya, amil meminta biaya distribusi senilai
Rp7.500.000. Jurnal yang dibuat yaitu (dalam Rp00):
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
25 Januari Kas 507.500
Penerimaan Zakat – Dana Zakat 500.000
Penerimaan Ujrah Penyaluran – Dana Amil 7.500
6. Beban penghimpunan dan penyaluran zakat harus diambil dari porsi dana amil. Jika terjadi
kekurangan dana amil maka, diperbolehkan meminjam dana zakat tetapi harus dikembalikan.
Contoh: Pada tanggal 30 Januari 20X0, Amil Zakat Berkah mencetak spanduk untuk
pemberitahuan kepada masyarakat tentang rekening dan nomor hotline layanan penjemputan
zakat senilai Rp5.000.000, serta biaya penyaluran zakat ke daerah terpencil sebesar
Rp15.000.000. Jurnal yang dibuat yaitu (dalam Rp000):
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
30 Januari Beban Cetak – Dana Amil 5.000
Beban Penyaluran Zakat – Dana Amil 15.000
Kas 20.000
Dana Infak/Sedekah
Untuk akuntansi dana infak/sedekah, pada dasarnya sama saja dengan dana zakat, yang
membedakan bahwa penerimaan/pengeluaraannya dilakukan untuk akun dana infak/sedekah.
1. Penerimaan infak/sedekah diakui pada saat penerimaan kas atau aset nonkas, sebagai
penanibah dana infak/sedekah sebesar jumlah yang diterima jika berbentuk kas dan nilai
wajar jika aset nonkas.
2. Penyusutan dari aset infak/sedekah yang diterima akan diperlakukan sebagai pengurang dana
infak/sedekah jika penggunaannys telah ditentukan oleh pemberi.
3. Penurunan nilai infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana infak/sedekah jika tidak
disebabkan oleh kelalaian amil, dan diakui sebagai kerugian dan pengurang dana amil jika
disebabkan kelalaian amil.
4. Infak/sedekah yang disalurkan diakui sebagai pengurang dana infak/sedekah sebesar jumlah
penyaluran jika dalam bentuk kas, dan nilai tercatat jika diserahkan dalam bentuk aset
nonkas.
5. Jika dana infak/sedekah dikelola dan belum disalurkan untuk sementara waktu maka hasil
pengelolaannya diakui sebagai penambah dana infak/sedekah
6. Bagian dana infak/sedekah yang disalurkan kepada amil diakui sebagai penambah dana amila
dan pengurang dana infak/sedekah
7. Amil dapat memperoleh ujrah jika menentukan pemberi infak atau penyaluran infak/sedekah
dilakukan melalui amil. Ujrah yang diterima akan diakui sebagai penambah dana amil
8. Beban penghimpunan dan penyaluran infak/sedekah harus diambil dari porsi dana amil. Jika
terjadi kekurangan dana amil, maka diperbolehkan meminjam dana infak/sedekah tetapi
harus dikembalikkan
9. Bagian dana infak/sedekah yang disalurkan akan diakui sebagai penyaluran jika telah
diterima oleh mustahik. Jika disalurkan melalui amil lainnya maka akan diakui sebagai
piutang penyaluran dan akan berkurang saat diterima mustahik
Untuk penyajian, amil akan menyajikan dana zakat, dana'infak/sedekah, dan daná
amil'secn terpisah dalam laporan keuangan. Pengungkapan'atas laporan keuangan antara lain:
1. Terkait dana zakat, kebijakan penyaluran zakat termasuk untuk: amil dan non-amil, metode
penentuan nilai wajar, rincian jumlah penyaluran dana zakat untuk setiap kelompok
mustahik, penggunaan dana zakat dalam aset kelölaan, baik yang dikendalikan amil maupun
pihak lain, serta hubungan pihak berelasi amil dan mustahik.
2. Terkait dana infak/sedekah, kebijakan penyaluran infak/sedekah termasuk untuk: amil non-
amil, metode penentuan nilai wajar, keberadaan dana infak/sedekah yang dikelola terlebih
dahulu beserta hasil olahannya, rincian jumlah penyluran dana infak/sedekah untuk setiap
kelompok mustahik, penggunaan dana infak/sedekah dalam aset kelolaan, baik yang
dikendalikan amil maupun pihak,lain, serta hubungan berelasi anil dan mustahik.
3. Terkait dana nonhalál (jika ada), dana amil, dan kinerja amil