Disusun Oleh :
Panji Yudha Sanjaya (20180420158)
Tugas Paper
Dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah manajemen keuangan syariah kelas G pada
program studi akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah
yogyakarta tahun periodik 2019/2020
Dosen Pembimbing
Ilham Maulana Saud, SE., M.Sc., Ak., CA
2
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehimgga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Ilham
Maulana Saud, SE., M.Sc., Ak., CA selaku Dosen mata kuliah Manajemen Keuangan
Syariah yang telah memberikan banyak masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah dengan judul “SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN JUST IN TIME”
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas akhir dalam
mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah dan sekaligus memberikan informasi
mengenai system manajemen persediaan yang menggunakan pendekatan Just In Time
Meskipun kami sudah menyelesaikan makalah ini dengan baik, kami
menyadari akan adanya kekurangan serta kekeliruan di dalam laporan ini, karena
kami menyadari bahwa pengetahuan kami sangatlah terbatas. Sehingga akan sangat
terbuka dengan kritik, saran serta masukan yang membangun dari berbagai pihak,
agar kedepannya kami bisa lebih baik lagi dalam pembuatan tugas yang serupa.
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penilitian......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 Pengertian Manajemen Persediaan...........................................................................3
2.2 Pengertian Just In Time............................................................................................4
2.3 Prinsip Dasar Just In Time.......................................................................................5
2.4 Strategi-strategi dalam mengimplementasikan JIT...................................................7
2.5 Syarat Sistem Just In Time.......................................................................................7
2.6 Keuntungan dan Kelemahan Sistem Just In Time....................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Simpulan................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11
ii
iii
BAB I
Pendahuluan
“Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas yaitu dengan
menerapkan sistem Just In Time (JIT). Just In Time dikenal sebagai filosofi yang
fokus pada usaha-usaha untuk menghilangkan pemborosan yang berupa aktivitas
yang tidak bernilai tambah (non value-added activity) serta meningkatkan aktivitas
yang bernilai tambah (value-added activity). Dengan penerapan system yang seperti
ini, perusahaan dapat menekan pemborosan dalam pengelolaan persediaan dan
mempunyai biaya yang rendah, harga jual murah, memiliki kualitas yang baik, dan
ketepatan waktu saat pengiriman kepada pelanggan.”
1
mengharuskan perusahaan meningkatkan kualitas barang yang diproduksi, misalnya
perusahaan juga harus memperhatikan jenis dan mutu dari material yang digunakan
pada proses produksi, mutu peralatan, dan mutu karyawan.”
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Persediaan barang barang dalam proses,“yaitu persediaan barangbarang yang
merupakan keluaran dari tiap bagian yang telah diolah menjadi bentuk
setengah jadi, tetapi masih harus diproses lagi menjadi barang jadi”
c. Persediaan barang jadi,“yaitu persediaan barang-barang yang sudah selesai
diproduksi dan siap untuk dijual dan dikirim ke pelanggan.”
4
mencapai persediaan yang tidak signifikan akan menentang alasan-alasan tradisional
untuk menyimpan persediaan yang telah disebutkan sebelumnya.”
Menurut (Taufik Hidayanto 2007 dalam Gustini 2013), “tujuan utama dari JIT
adalah menghilangkan pemborosan dan konsisten dalam meningkatkan
produktivitas.” Oleh karena itu penggunaan istilah JIT seringkali diartikan dengan
“zero inventories”. JIT pada dasarnya berusaha menghilangkan semua biaya
(pemborosan) yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan.
Untuk mencapai tujuan JIT tersebut, diperlukan asumsi sebagai berikut:
5
atau sistem produksi yangs secara umum didefinisikan “Just-in-Time adalah usaha-
usaha untuk meniadakan pemborosan dalam segala bidang produksi, sehingga dapat
menghasilkan dan mengirimkan produk akhir tepat waktu untuk dijual”.”
6
dalam setiap langkah proses yang ada. semua bentuk penyimpangan harus
bisa diidentifikasi dan dikoreksi awal mungkin
f. Karyawan yang berkompeten Semua karyawan harus menguasai semua
bidang di proses produksi perusahaan. Karyawan akan diberi kesempatan dan
otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah suatu aliran
operasi bisa diteruskan atau harus dihentikan karena ditemui adanya masalah
serius dalam satu bagian kerja tertentu
g. Menghilangkan ketidakpastian Menghilangkan ketidakpastian dengan supplier
yaitu dengan cara menjalin hubungan abadi dan memiliki supplier yang
tempatnya berdekatan dengan perusahan dan juga mempunyai supplier yang
ada hubungan kerabat dengan pemilik peusahaan, sedangkan dalam proses
produksi dengan cara menerapkan sistem produksi tarik dengan bantuan kartu
kanban dan priduksi campur yang merata
h. Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang Pemeliharaan jangka panjang
seperti berpegang pada kontrak jangka panjang, memperbaiki mutu,
fleksibelitas dalam mengadakan pesanan barang, pemesanan dalam jumlah
kecil yang dilakukan berkali-kali, mengadakan perbaikan secara terus-
menerus dan berkesinambungan. Eliminasi pemborosan adalah jantung dari
Just In Time sehingga dengan mengeliminasi pemborosan, maka perusahaan
akan menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang lebih rendah.
Indikator Just In Time yang dimunculkan adalah biaya produksi yang rendah,
tingkat produktivitas yang lebih tinggi, hubungan antara pelanggan dengan
pemasok.
7
Dukungan,“yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan
pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan.”Tanpa ada komitmen
dari pimpinan tersebut JIT tidak dapat terlaksana.
Mengubah sistem,“yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan
membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan
cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan
datang sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan diperusahaan.”
8
b. Dilakukannya pelatihan sistem Just In Time kepada karyawan. Sistem Just In
Time membutuhkan pelatihan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan
sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan bagaimana menghadapi
perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional dan bagaimana cara kerja
Just In Time
c. Visibiltas/ pengendalian visual. Salah satu kekuatan sistem Just In Time
adalah sistemnya yang merupakan sistem visual. Melacak apa yang terjadi
dalam sistem tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir
mengurus kelebihan barang dalam prosess dan banyak rute produksi yang
saling bersilangan.
d. Eliminasi Kemacetan. Untuk menghapus kemcetan, dalam fase setup maupun
dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan
tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari berabagi departemen, seperti
perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan
e. Ukuran lot kecil dan pengurangan waktu set up. Ukuran lot yang ideal bukan
ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini sesuai
jika mesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau
komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap
produksi.
f. Total Productive Maintance (TPM) adalah kewajiban dalam sistem Just In
Time. Mesin-mesin dibersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya
dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin itu.
g. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), dan Perbaikan secara
terus menerus. Kemampuan proses, SPC dan perbaikan secara terus menerus
harus ada dalam pemanufakturan sistem Just In Time karena (1) semua
sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna, (2)
dalam Just In Time idak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan, (3)
semua mesin harus bekerja dalam kondisi prima.
9
2.6 Keuntungan dan Kelemahan Sistem Just In Time
a. Keuntungan JIT
1) Seluruh system yang ada pada perusahaan dapat berjalan lebih efisien.
2) Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para
staffnya.
3) Barang produksi tidak selalu harus di cek, disimpan atau di retur kembali.
4) Kertas kerja bisa lebih simple.
5) Penghematan yang telah dilakukan dapat digunakan untuk mendapat profit
yang lebih tinggi,misalnya : mengadakan promosi tambahan.
b. Kelemahan JIT
1) Sulit suatu perusahaan yang memproduksi secara massal hanya melayani
pesanan pelanggan saja, misalnya pabrik gula, kopi, sabun dan sebagainya,
dan hanya memproduksi satu jenis produk.
2) Dalam perusahaan manufaktur sulit sekali tidak memiliki persediaan,
khususnya yang bahan bakunya impor.
3) Menempatkan karyawan pada keahlian khusus pada satu jenis produk tidak
mudah, dan mungkin biayanya mahal.
4) Memerlukan waktu yang cukup panjang untuk membangun relasi yang kuat
dengan para supplier.
5) Pengurangan persediaan yang dipaksa dan terlalu drastis dapat menyebabkan
para pekerja stress. Jika para pekerja melihat JIT sebagai suatu cara untuk
memeras mereka, maka usaha-usaha untuk mengimplementasikan JIT tidak
akan sepenuhnya berhasil dan kinerja karyawan malah akan menurun.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
Gustini , T., & Efrianti , D. (2013). Peranan Penerapan Sistem Persediaan Just In
Time. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 221-232.
Mubarokah, U. (2018). "Analisis Perbandingan Metode Tradisional dan Metode Just
In Time dalam Menentukan Biaya Produksi Untuk Meningkatkan Laba Pada
Perusahaan Rokok Putra Masa Depan - Nganjuk". Skripsi. FKIP, Pendidikan
Ekonomi, Univesitas Nusantara PGRI Kediri.
Pristianingrum, N. (2017). Peningkatan Efisiensi Dan Produktivitas Perusahaan
Manufaktur. Jurnal Ilmiah Akuntansi Keuangan Pajak , Vol 1 No 1.
Sakkung, C. V., & Sinuraya, C. (2011). Perbandingan Metode EOQ (Economic Order
Quantity) Dan JIT (Just In Time) Terhadap Efisiensi Biaya Persediaan dan
Kinerja Non-Keuangan . Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi , No 5.
Sulastri, P. (2012). Sistem Just In Time ( JIT ) Penting Bagi Perusahaan Industri .
Dharma Ekonomi , No 36.
12