Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya. Atas berkat rahmat dan Hidayat nya serta berbagai upaya, tugas
makalah perbaikan nilai Fiqih yang membahas tentang Zakat,Haji dan Berqurban
dapat di selesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini,ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan
Zakat,Haji, dan Qurban dan di sertai dengan informasi dari media massa yang
berhubungan dengan ketiganya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembacanya.
Zakat menurut bahasa artinya bersih, bertambah (ziyadah), dan terpuji. Jika di
ucapkan, zaka al-zar, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah. Jika
diucapkan zakat al-nafayah, artinya nafkah, tumbuh dan bertambah, diberkati.
Sedangkan menurut istilah, zakat adalah mengeluarkan sebagian harta
Benda sebagai sedekah wajib, sesuai perintah Allah SWT. Kepada orang-orang-
orang yang memenuhi syarat-syaratnya dan sesuai dengan ketentuan hukum islam.
Zakat diperintahkan kepada Muzakki, yaitu orang-orang yang telah memenuhi
syarat-syaratnya untuk berzakat, sesuai dengan syariat islam (hukum islam) dan
diberikan kepada orang-orang dhuafa (lemah) yang kategorinya sebagai mustahiq.
Haji merupakan rukun Islam yang ke-5 dan Allah SWT mewajibkannya atas
orang-orang yang mampu. Melaksanakan ibadah haji ini termasuk salah satu
amal yang paling afdhal.
Hal tersebut dijelaskan di dalam Kitab Fiqhul Islam Wa Adilathuhu Juz 4 karya
Wahbah Az-Zuhaili yang bersandar pada hadits oleh Bukhari dan Musim dari
Abu Hurairah RA,
Artinya: “Rasulullah SAW pernah ditanya, ‘Amal apa yang paling afdhal?’
Beliau menjawab, ‘Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.’ Beliau ditanya lagi,
‘Setelah itu amal apa?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Allah.’ Beliau ditanya
lagi. ‘Selanjutnya apa?’ Beliau menjawab, ‘Haji yang mabrur.’’
Bagi umat Islam yang berhasil melaksanakan haji mabrur maka akan
mendapat ganjaran berupa surga. Nabi Muhammad SAW bersabda,
Kata kurban atau korban, berasal dari bahasa Arab qurban, diambil dari kata:
qaruba (fi’i madhi) yaqrabu (fi’il madhari) qurban wa qubaran (mashdar).
Artinya, mendekati atau menghampiri (Matdawam, 1984). Menurut istilah,
qurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri
kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang Lainnya Dalam
bahasa Arab, hewan kurban disebut juga dengan istilah udh-hiyah atau adh-
dhahiyah, dengan bentuk jamaknya al adhaahi. Kata ini diambil dari kata
dhuhu, yaitu waktu matahari mulai tegak yang disyariatkan untuk melakukan
penyembelihan kurban, yakni kira-kira pukul 07.00 -10.00 Udh-hiyah adalah
hewan kurban (unta, sapi, dan kambing) yang disembelih pada hari raya
Qurban dan hari-hari tasyri sebagai taqarib (pendekatan diri) kepada Allah.
فصل لربك وانحز (الكوثر۱ : إنا أعطيتك الكوثر الكوثرJ ٣ :ك ه َُو اَأْل ْب َت ُر (الكوثر
َ ِإنَّ َشا ِنَئ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang
banyak. Maka Dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah.
Sesungguhnya orang-orang Yang membenci kamu dialah yang terputus” (QS.
Al Kautsar: 1-3),
2.10 Hukum berqurban
Kurban merupakan salah satu ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan telah
dicontohkan oleh para Nabi dan Rasul. Hukum kurban itu sendiri memiliki
berbagai pendapat dari beberapa ulama.
Kewajiban yang harus dilaksanakan setiap tahun untuk orang yang tinggal
di suatu tempat atau tidak bepergian. Ibadah kurban juga banyak
diwajibkan untuk orang yang bernazar atau membuat ketentuan, seperti
misalnya pernyataan hewan sapi ini akan kujadikan kurban.
2. Hukum makruh
Ada lagi hukum kurban Idul Adha menurut Jumhar Ulama bahwa hukum
ibadah ini adalah makruh, untuk orang-orang yang dianggap mampu
secara finansial tetapi tidak melaksanakan ibadah kurban.
3. Hukum Sunnah Muakad
Hukum kurban bisa menjadi wajib apabila sudah mampu secara finansial
atau memiliki rezeki yang berlebih. Namun hukum Sunnah Muakad dari
jumhur ulama yang meliputi Hambali, Imam Malik dan juga Syafi’I
memandang bahwa kurban bukan wajib.
Artinya, kurban ini termasuk ke dalam sunnah muakad yang merupakan
jenis sunnah yang apabila dilakukan sangat baik tetapi jika tidak
dilaksanakan pun tidak apa-apa.
Beberapa hukum dari berkurban tersebut bisa diyakini oleh siapa saja,
dan dianggap sahih. Tapi yang paling penting adalah niat berkurban itu
sendiri, wajib atau sunnah niatnya kurban hanya karena Allah dan untuk
mengharap ridha Allah SWT.
Penyembelihan boleh dilakukan pada siang hari atau sore hari pada hari-hari
tersebut, dengan catatan sebelum matahari terbenam pada tanggal 13
Dzulhijjah.
Hari menyembelih hewan kurban adalah hari raya Idul Adha dan hari-hari
tasyrik yang berjumlah tiga hari setelah hari raya Idul Adha.
Dari empat hari tersebut, menurut Syeikh Wahbah Az-Zuhaily, seluruh ulama
telah mengambil kesepakatan bahwa waktu terbaik untuk menyembelih
hewan kurban adalah hari pertama setelah salat Id hingga sebelum matahari
meredup atau sebelum masuk waktu dzuhur.
3.1 Kesimpulan
• Zakat merupakan kewajiban keuangan yang memiliki makna dan fungsi
yang sangat penting dalam agama Islam. Selain sebagai bentuk ibadah,
zakat juga mempunyai tujuan dan manfaat dalam kehidupan sosial umat
Islam.
• Ibadah haji merupakan salah satu rukun islam yang wajib dilaksanakan
bagi yang mempunyai kemampuan baik rohani, jasmani, serta rezeki yang
berlebihan. Disamping itu, perlu adanya kesadaran dan perjuangan
penegakkan hak-hak bagi calon jamaah yang hendak melaksanakannya
• hendaklah orang yang berqurban melaksanakan qurban karena Allah
semata. Jadi niatnya haruslah ikhlas lillahi ta’ala, yang lahir dari
ketaqwaan yang mendalam dalam dada kita. Bukan berqurban karena riya
agar dipuji-puji sebagai orang kaya, orang dermawan, atau politisi yang
peduli rakyat, dan sebagainya. Sesungguhnya yang sampai kepada Allah
SWT adalah taqwa kita, bukan daging dan darah qurban kita. Allah SWT
berfirman: