Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

UNSUR DAN SYARAT ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH


MENGHITUNG BERBAGAI MACAM ZAKAT PERTANIAN,
PERKEBUNAN, PERTERNAKAN DAN PENGHASILAN

Di susun untuk memenuhi tugas kelompok manajemen ZISWAK yang di ampu


oleh: Fahrurrozi M.E.I

Di susun oleh:

Lailiatus Saadah (21383022086)

Lilis Safitri (21383022089)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ISLAM

INSTITUT AGAMA NEGRI MADURA

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.

Tak lupa, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah
manajemen ZISWAK, yang telah memberikan kami tugas makalah ini sehingga
kami. dapat lebih memahami materi tentang UNSUR DAN SYARAT ZAKAT,
INFAQ DAN SHODAQOH MENGHITUNG BERBAGAI MACAM ZAKAT
PERTANIAN, PERTERNAKAN ,PERKEBUNAN DAN PENGHASILAN
.Makalah ini disusun dari berbagai sumber yang penulis dapat dari media elektronik
sepert internet. Penulis berharap agar makalah ini diterima dan bermanfaat bagi
pembaca.

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia tdak luput dari kekurangan,


kiranya makalah ini bisa diterima oleh pembaca. Penulis juga menerima kritk dan
saran yang membangun dari pembaca, sehingga dapat digunakan untuk
penyempurnaan pada makalah ini.

Pamekasan 26 september 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. 2

DAFTAR ISI .......................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 4


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan..................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian zakat, infak dan sedekah ........................................... 5


B. Perbedaan zakat, infak dan sedekah ............................................ 8
C. Objek zakat dan cara perhitungannya ......................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 17
B. Saran ............................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Memberikan Sebagian harta yang kita miliki merupakan perbuatan
yang sangat di anjurkan dalam agama islam, karena di dalam agama islam
dari semua harta yang kita miliki ada sbagian hak orang lain. Dengan kita
memberi Sebagian hart akita kepada orang lain itu terdapat banyak manfaat
diantaranya adalah, menumbuhkan rasa saling menyayangi, menghilangkan
sifat iri dan dengki, menciptakan tali persaudaraan dan mempererat
hubungan silatur rahmi.
Oleh sebab itu kita sebagai umat islam di anjurkan sekali untuk
membayar zakat, ber infak dan bersedekah, zakat infak dan sedekah
merupakan system ekonomi sosial, moral dan agama, zakat bisa di sebut
juga dengan system politik karena zakat di Kelola oleh badan atau Lembaga
zakat dari negara, mulai dari menghimpun atau menerima zakat dari
Masyarakat dan dan mendistribusikan kepada Masyarakat yang berhak
menerima zakat berdasarkan syariat islam.
Selain zakat umat islam juga di anjurkan untuk ber infak dan ber
sedekah jika harta yang mereka miliki sudah cukup untuk kepentingan
sehari harinya dan lebih, infak dan sedekah di berikan kepada siapa saja
sesuai kehendak hati yang ingin memberi infak dan sedekah, sedekah tidak
harus berupa materi saja melainkan berupa jasa yang bermanfaat untuk
orang lain itu juga di namakan sedekah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan zakat, infak dan sedekah
2. Apa perbedaan zakat, infak dan sedekah
3. Apa saja macam macam zakat dan bagaimana cara penghitungannya
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian dari zakat, infak dan sedekah
2. Mengetahui perbedaan zakat, infak dan sedekah
3. Mengetahui macam macam zakat dan mengetahui bagaimana cara
perhitungannya

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat, Infak Dan Sedekah
1. Pengertian Zakat
Zakat berasal dari kata zaka yang artinya suci, baik, tumbuh dan
berkembang. Makna lain dari kata zaka adalah suci dari dosa. Menurut
terminology syariat, zakat adalah Sebagian harta yang harus di keluarkan
dari semua harta yang kita miliki dan sudah memenuhi syarat tertentu
sehingga di wajibkan oleh allah untuk di berikan atau dikeluarkan kepada
orang yang membutuhkan dan sudah memenuhi syarat untuk menerimanya
.1
Hukum membayar zakat fitrah menurut jumhur ulama hukum
membayar zakat firah adalah wajib. Kewajiban membayar zakat fitrah
bersamaan dengan puasa Ramadhan, mengeluarkan zakat fitrah yakni di
wajibkan kepada setiap muslim baik baliqh maupun tidak baliqh, kaya
ataupun miskin kecuali 8 golongan yang di wajibkan menerima zakat.
Syarat – syarat wajib zakat:
a. Islam
Tidak di wajibkan zakat bagi orang orang kafir asli
b. Aqil, baligh dan mumayyiz
Dapat membedakan mana yang baik dan buruk
c. Merdeka
Tidak mempunyai tanggungan atau tidak mempunyai utang
d. Mencapai nisab
Ukurang nishab berbeda- beda sesuai dengan jenis jenis harta yang
mau di zakati
e. Jika ingin mengeluarkan zakat waktunya setahun atau sudah
mencapai haul
f. Tidak di peroleh dari barang haram

1
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi islam dan wakaf, universitas Indonesia,Jakarta,1988
, hlm: 38-39

5
Artinya barang yang mau di zakatkan tidak di peroleh dengan cara
yang haram seperti mencuri’ korupsi dll
2. Pengertian infak
Infak berasal dari kata nafaqa yang artinya mengekuarkan harta
untuk kepentingan yang baik dan tidak baik. Sebagaimana yang telah
tercantum dalam al-quran surat al- Anfal ayat 36 yang berbunyi “
sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk
menghalangi orang dari jalan allah, mereka akan menafkahkan hartanya
kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan, dan
ke dalam jahannamlah orang orang kafir itu di kumpulkan” . infak
merupakan pengeluaran baik untuk kepentingan pribadi, keluarga maupun
orang lain.
Secara epistimologi, infak artinya mengeluarkan Sebagian hartanya
untuk kepentingan yang di perintahkan oleh allah. Sedangkan secara
terminology infak artinya mengeluarkan hartanya untuk kepentingan islam
yang dimana dapat di laksanakan oleh semua orang yang beriman sesuai
dengan batas kemampuannya dan kadar ke ikhlasan. 2
Muhammad daud ali mengatakan di dalam bukunya bahwa infak
adalah pengeluaran suka rela yang di keluarkan oleh semua orang setiap kali
orang tersebut menerima rezeki yang lebih dan sebanyak kehendaknya
sendiri.3 Mengeluarkan infak tidak ada takarannya melainkan dengan
takaran sendiri,sesuai dengan kerelaan masing masing pribadi.
Memberi infaq tidak hanya di tunjukkan kepada mereka yang kaya
saja tetapi infak di tujukkan kepada siapa saja yang mempunyai harta yang
berlebih dari kebutuhan sehari harinya, infak di berikan kepada siapa saja
sesuai dengan keinginan.
Hukum berinfak adalah sunnah yang di anjurkan sesuai ayat al
quran surat at thalaq (65): 6-7 “ hendaklah orang yang mampu memberi
infak menurut kemampuannya dan orang yang di sempitkan rezekinya
hendaklah memberi nafkaf dari harta yang di berikan allah kepadanya. Allah

2
Gus Arifin,zakat infak dan sedekah, elex media komputindo,Jakarta,2011 hlm:173
3
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi islam dan wakaf, universitas Indonesia,Jakarta,1988, hlm:
38-39

6
tidak memikulkan beban kepada seorang melainkan sekedar apa yang allah
berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan”
Syarat infak
a. Munfiq ( orang yang ingin ber infak harus benar benar memiliki
barang yang ingin di infakkan)
b. Orang yang di beri infak benar benar ada saat diberi infak
c. Sesuatu yang di infak kan harus benar benar ada dan berupa harta
yang bernilai
d. Adanya ijab dan qabul seperti contoh: seorang yang memberi
infak berkata aku ingin infak kan barang ini padamu atau aku
barikan ini kepadamu lalu orang yang di beri infak itu menjawab,
aku terima.

3. Pengertian sedekah
Sedekah berasal dari kata shodaqoh yang artinya sesuatu yang benar.
Shodaqoh bisa di artikan dengan mengeluarkan harta di jalan allah, sebagai
bukti keimanan seseorang. 4
shodaqoh bisa di artikan dengan pemberian
suka rela yang di berikan kepada orang lain, terutama orang miskin dan
orang yang lebih membutuhkan, tanpa mengharap imbalan dari orang
tersebut, melainkan mengharap pahala dari allah swt. Sedekah tidak di
tantukan jumlah maupun jenisnya. Sedekah tidak hanya berupa materi saja
melainkan berupa jasa yang bermanfaat untuk orang lain, senyum Ikhlas
kepada orang lain, yang brtujuan untuk membahagiakan orang lain itu sama
dikatakan sedekah.
Ulama fiqih bersepakat mengatakan bahwa sedekah merupakan
salah satu perbuatan yang di syariatkan dan hukumnya adalah sunnah yang
sangant di anjurkan.
Syarat sedekah
a. Syarat Untuk orang yang memberi sedekah berhak untuk
memperedarkannya

4
Gus Arifin,zakat infak dan sedekah, elex media komputindo,Jakarta,2011 hlm:189

7
b. Orang yang akan menerima sedkah haruslah yang berhak
memiliki seperti anak yang masih di dalam kandungan tidak
berhak menerima sedekah karena anak tersebut belum berhak
memiliki sesuatu
c. Adanya ijab dan qobul. Ijab sebagai tanda orang yang memberi
sedangkan qobul adalah tanda bagi orang yang menerima
B. Persamaan dan perbedaan Zakat infak Dan shodaqoh
Zakat, infak dan sedekah mempunyai persamaan sebagai manifestasi (bukti
nyata) amal shaleh yang berkenaan dengan harta benda. Selain memiliki
persamaan zakat, infak dan sedekah juga mempunyai perbedaan yang di
mana perbedaannya yaitu:
1. Zakat terikat dengan waktu atau tidak boleh asal mengeluarkan zakat,
seperti contohnya zakat fitrah waktu mengeluarkannya yitu sejak awal
memasuki bulan puasa sampai dengan pelaksanaan sholat idul fitri,
sedngkan zakat mall waktunya adalah menunggu tercapainya nisab atau
haul. Berbeda dengan infak dan sedekah, infak dan sedekah tidak terikat
dengan waktu, dimana infak dan sedekah boleh di keluarkan atau
diberikan kapan saja sesuai dengan kehendak
2. Berdasarkan hukum, berdasarkan penjelasan di atas maka hukum zakat
itu adalah wajib sedangkan infak dan sedekah itu hukumnya sunnah.
3. Berdasarkan wujud, zakat itu berbentuk harta atau barang yang kita
miliki dan telah mencapai nisab , infak itu juga memiliki wujud harta
atau barang yang kita miliki tetapi infak tidak memiliki nisab tertentu,
sedangkan sedekah, sedekah itu tidak harus berwujud barang ( materi)
sedekah bisa berupa jasa yang kita berikan kepada orang lain dan
bermanfaat bagi orang lain. Atau dengan kata lain sedekah itu
merupakan hal hal kecil yang dapat kita beri kepada orang lain dan bisa
menyenagi orang lain
C. Objek Zakat dan cara perhitungannya
Di dalam kitab Kifayatu al-Akhyar Bab zakat ada dua macam yaitu sebagai
berikut:
1. Zakat yang berkaitan dengan badan (Zakat an- nafs)

8
Zakat an- nafs adalah zakat yang sering kita sebut dengan zakat
fitrah. Yaitu zakat Yang di wajibkan kepada segenap kaum muslimin,
laki- laki maupun Perempuan,, dewasa maupun anak kecil juga
termasuk bayi yang masih di dalam kandungan, orang tuanya wajib
mengeluarkan zakat bayinya. Sebagaimana sabda Rasulullah: dari ibnu
umar ia berkata: “ Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah sebanyak
satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum. Kewajiban itu dekenakan pada
hamba sahaya, orang Merdeka, laki-laki, Perempuan, anak kecil, dan
orang dewasa dari orang- orang islam. Dan beliau memerintahkannya
supaya ditunaikan sebelum orang- orang keluar menuju (tempat) shalat.
(HR. Al- Bukhari, muslim, An- nasa’I, at- tirmidzi, abu Daud, ibnu
majah, ahmad, malik dan ad- darimi)
2. Zakat yang berkaitan dengan harta
Zakat harta adalah zakat yang sering kita sebut dengan zakat mall. Yaitu
zakat yang wajibkan dikeluarkan oleh pemilik harta jika sudah
terpenuhi syarat syarat seperti nishab dan haul.5

Adapun jenis jenis zakat mall dan cara menghitung nya adalah sebagai berikut:

1. Zakat pertanian dan perkebunan


Dari pendapat para fuqhoha Zakat hasil pertanian dan perkebunan tidak
wajib di keluarkan kecuali hasil pertanian dan perkebunan tersebut sudah
mencapai nisab yang telah di tentukan yaitu 5 sha’( menurut imam syafii 1
sha’ itu bernilai sama dengan 2,75 kg jadi kalua 5 sha’ bernilai sama dengan
13,75 kg), sedangkan dengan hasil bumi yang tidak dapat di timbang
contohnya seperti: kapas dan sayur maka nisabnya bernilai sama dengan
harga kapas dan sayur 5 sha’nisab tersebut di hitung setelah sesudah
panen.sedangkan untuk buah buah tertentu di bolehkan untuk menaksirkan
sebelum hasil panen tiba.
Yang menjadi permasalahan pada zaman sekarang yaitu petani
sekarang menanam bukan tergantung musim melainkan menggunakan

5
Gus Arifin,zakat infak dan sedekah, elex media komputindo,Jakarta,2011 hlm:63

9
kemampuannya untuk mengelola lahannya sehingga dapat menghasilkan
panen kapan saja, bisa setiap bulan bahkan setiap minggu sudah panen jadi
panen nya tidak menentu setiap tahunnya, untuk situasi yang seperti ini
petani bisa menerapkan sistematika haul untuk kewajiban mengeluarkan
zakatnya. Contohnya: seperti petani yang mengalami panen misalnya
sebanyak 10 kali setiap tahun,maka petani tersebut dapat mengumpulkan
hasil panen terlebih dahulu yang sudah bersih kemudian di gabungkan dan
di bayar kewajiban zakatnya di ahir tahun.
Hasil zakat pertanian dan perkebunan yang wajib di keluarkan
setelah ditemukan laba bersihnya atau setelah di potong biaya seperti
berikut:
1. Biaya produksi atau biaya pengelolaan lahan pertanian dan perkebunan
tersebut, contohnya seperti biaya benih, biaya pupuk dan lain
sebagainya.
2. Hasil pertanian dan perkebunan yang di konsumsi atau di makan setiap
harinya oleh para petani dan pekebun beserta keluarganya
3. Biaya sewa tanah
4. Biaya kehidupan para petani dan pekebun serta biaya untuk kebutuhan
keluarganya.
Untuk Persentase volume zakat pertanian dan perkebunan dapat di
tentukan dengansistem pengairan yang sudah di terapkan untuk pertanian
maupun perkebunan tersebut, yaitu sebagai berikut
1. Apabila lahan yang system pengairannya menggunakan curah hujan,
Sungai, sumber mata air dan lain sebagainya yang di peroleh tanpa
mengalami kesulitan, maka persentase zakatnya 10% atau 1 per 10
dari hasil panennya
2. Apabila lahan tersebut system pengairannya menggunakan alat
seperti bendungan maka persentase zakatnya adalah 5 % atau 1 per
20, karena biaya pengairan dapat nilai asset kekayaan yang di miliki
oleh petani tersebut.

10
3. Apabila pengairan lahannya setengah menggunakan curah hujan dan
setengahnya menggunkan pengairan bendungan maka persentase
zakatnya adalah 7,5 % dari hasil pertaniannya.

Dengan demikian, islam memberi Batasan volume zakat untuk pertanian


dan perkebunan berkisar antara 5% sampai dengan 10% menurut cara
pengairannya yang bertujuan untuk memberi kemudahan bagi umat
islam.

Untuk persentase zakat, ada pendapat yang menggabungkan antara


potongan biaya pengelolaan dengan persentase zakat.

1. Jika hasil biaya produksi menjadi pengurang dari hasil panen


pertanian atau perkebunan maka sumber asset wajib zakatnya
mengikuti persentase zakat lahan tadah hujan sebesar 10 %
2. Apabila biaya pengelolaan tidak menjadi factor pengurang hasil
panen, maka persentase zakatnya disamakan dengan lahan
pengairan yitu sebesar 5%6
2. Zakat perternakan
Zakat perternakan
Binatang ternak merupakan Binatang yang di ciptakan bertujuan untuk
kesejahteraan manusia, baik untuk dimakan dan di gunakan jasanya
contohnya: sapi digunakan untuk membajak sawah, kuda sebagai
tunggangan.
Dari semua manfaat itu meerupakan nikmat dan Rahmat yang harus di
syukuri . untuk mewujudkan rasa Syukur yang nyata maka kita sebagai
manusia berhak mengeluarkan zakat sesuai dengan perintah di dalam Al-
quran.
Binatang ternak yang tidak di kenakan zakat
1. Sampai pada nisab

6
Ali hasan.zakat dan infak,prenadamia grup,Jakarta,2006 hlm:89

11
Binatang ternak yang wajib di zakatkan harus mencapai nisab nya (batas
minimal di wajibkan zakat), bukan hanya mempunyai beberapa ekor
harus berzakat tetapi harus berdasarkan nisab jumlahnya.
2. Mencapai Haul (sudah di miliki 1 tahun)
Binatang ternak dikeluarkan zakatnta jika sudah mencapai 1
tahun,ketentuan ini di tentukan berdasarkan praktik yang sudah di
berlaku. Dan sudah di laksanakan oleh Rasulullah serta khalifah sesudah
beliau. Sebagai landasan haul Rasulullah SAW bersabda:
“ tidak dikenakan zakat harta, sehingga sampai satu tahun” (HR. Abu
Daud)
3. Binatang gembalaan
Binatang ternak yang wajib di zakati sengaja harus di urus sepanjang
tahun supaya manfaatnya dapat di rasakan. Seperti susu, dan hewannya
untuk di kembang biakkan. Binatang gembalaan tidak sepenuhnya
makan nya di siapkan para pemilik hewan tersebut, karena hewan
gembalaan di di lepas di tempat gembalaan. Jika tidak setiap hari ada di
lapangan maka makannanya di siapkan oleh para pemiliknya asalkan
tidak memberatkan pemiliknya karena menggunakan pengeluaran
pribadi.
Jika bukan Binatang gembalaan, seperti Binatang di dalam kendang
tentunya membutuhkan pengeluaran yang banyak dan cukup besar,
maka dari pada itu hewan gembalaan tidak di kenakan zakat.
4. Tidak di pekerjakan
Binatang ternak yang di manfaatkan untuk kepentingan si pemilik, tidak
di kenakan mengeluarkan zakat, seperti yang sudah di sabdakan nabi
yang artinya:
“ sapi pembajak tanah tidak di kenakan zakat “ (HR. Abu Ubaid)
“ sapi pembajak tanah tidak di kenakan zakat “ (HR. Thabrani)

Binatang ternak yang wajib di zakati

1. Binatang ternak sapi (kerbau)

12
Zakat sapi dan kerbau tidak dijelaskajn secara oleh Rasulullah,,
zakat dan sapi dan kerbau ditetapkan zakatnya berdasarkan sunnah dan
pendapat yang masyhur ( ijma’)
Jika di dasarkan pada hadis mu’adz bin Jabal yang di riwayatkan
oleh ahmad dari mayruk , nabi memerintahkan muadz setiap 30 sapi di
ambil 1 sapi yang berumur 1 tahun untuk di zakatkan
Pendapat ke dua menyatakan menurut ijma’ yang di kemukakan oleh
imam abu ja’far ibnu jarir al thabari,nisab sapi atau kerbau yang harus
dikeluarkan zakatnya bila jumlahnya sudah mencapai 50 ekor maka
zakat yang harus dikeluarkan adalah 1 ekor dari 50 ekor tersebt.
2. Zakat kambing atau domba
Berdasarkan hadist dan ijma’ di sebutkan bahwa Zakat kambing atau
domba itu wajib, sebagaimana bunyi dari hadist tersebut:
“ zakat kambing atau domba, wajib di keluarkan jika sampai 40 ekor
sampai 120 ekor kambing “ (HR. Bukhari)
Apabila jumlah kambing atau domba lebih dari 599, maka jumlah
zakat yang harus di keluarkan setiap 100 ekor kambing atau domba
sebanyak 1 ekor saja. Contoh perumpamaan jika kalian mempunyai 500
ekor kambing atau domba maka zakat yang harus kalian keluarkan
sebanyak 5 ekor.
Tidak wajib mengeluarkan zakat kambing atau domba apabila
jumlah kambing atau domba yang dimiliki kurang dari 40 ekor, jika
ingin menyedekahkan itu tidak apa apa beda lagi hukumnya.
Jika ingin mengeluarkan zakat kambing atau domba maka perlu
mengetahuii hal- hal di bawah ini supaya benar benar melihat ke
ikhlasan mengeluarkan zakatnya.
a. Mutu
Zakat yang di keluarkan tidak boleh cacat, seperti ada luka, umur
sapi yang terlalu tua, pincang dan lain sebagainya, sebab jika
kambing atau domba cacat akan mengurangi pendapatan jika di
jual
b. Umur

13
Jika kambing Jantan akan di keluarkan zakatnya maka harus
berumur 6 bulan, jika kambing yang akan di keluarkan sebagai
zakat maka harus berumur 1 tahun.
3. Zakat kuda
Menurut para ulama, kuda yang di gunakan untuk kepentingan
pribadi, contohnya sebagai tunggangan dan alat transportasi tidak di
wajibkan mengeluarkan zakat, kuda yang di gunakan sebagai
tunggangan perang untuk mempertahankan negara tidak akan di
kenakan zakat atau tidak wajib membayar zakat.
Sedangkan menurut pendapat abu hanifah, kuda yang sengaja di
kembang biakkan tetap di keluarkan zakatnya. Nisab 5 ekor kuda setiap
kudanya wajib mengeluarkan zakat 1 dinar, apabila di hitung
menggunakan mata uang dirham setiap 200 dirham itu wajib di
keluarkan 5 dirham (1 per 40 dari harga).7

3, Zakat penghasilan

Di era sekarang ini orang mendapatkan uang dari profesi dan pekerjaannya. Adapun
pekerjaan yang menghasilkan uang ada 2 macam:

Yang pertama ialah pekerjaan yang di kerjakan sendiri tanpa adanya ketergantungan
kepada orang lain atau lebih dikenal dengan membuka usaha sendiri, contohnya
seperti, penjahit, dokter yang membuka cabang praktik, seniman dan lain
sebagainya. Yang ke 2 yaitu pekerjaan yang di kerjakan untuk orang lain dengan
mengharapkan imbalan atau upah dari pekerjaan yang dilakukan tersebut atau lebih
tepatnya di namakan karyawan.

Kedua jenis pekerjaan tersebut jelas jelas menghasilkan uang sebagai sumber
pendapatan atau penghasilan. Apakah dari pendapatan atau penghasilan tersebut di
wajibkan untuk mengeluarkan zakat?.

7
Arif mufraini.akutansi manajemen zakat,prenadamia grup,Jakarta,2006 hlm:
31

14
Para ulama berbeda pendapat mengenai zakat penghasilan tersebut apakah zakat
profesi tersebut keterkaitan dengan haul (cukup satu tahun) atau malah tidak cukup
satu tahun, dan juga mengenai nisab yang menjadi perdebatan di antara para ulama.

Para ulama berbeda pendapat mengenai zakat pengahsilan tersebut, Adapun


pendapat pendapat para ulama akan di bahas di bawah ini

1. Pendapat yang pertama mengatakan harus mencapai 1 tahun orang yang


bekerja, begitu sampai 1 tahun baru zakatnya di keluarkan.zakat yang di
perhitungkan yaitu sisa gaji dari kebutuhan setiap bulan, karena pegawai
negri maupun pegawai swasta menerima gajinya 1 kali setiap bulan.
Contohnya: si A pegawai negeri atau swastamenerima gaji setiap bulannya
RP.500.000 si A hidup dengan 6 keluarganya
a. Kebutuhan Pokok : Rp. 300.000
b. Transportasi : Rp. 90.000
c. Listrik dll : Rp. 50. 000
Rp. 440. 000
Penerimaan : Rp. 500.000
Pengeluaran : Rp. 440.000
Sisa : Rp. 60.000
Penghasilan dalam 1 tahun
12 × Rp 60.000 = Rp 720. 000

Berdasarkan perhitungan di atas si A tidak wajib mengeluarkan zakat di


karenakan pendapatannya tidak mencapai nisab.

Contoh ke 2:

Si B memiliki penghasilan sebesar Rp. 2.500.000 setiap bulannya dan dia


hidup Bersama 6 keluarganya

a. Keperluan pokok : Rp. 600.000


b. Transportasi : Rp. 300.000
c. Telepon : Rp. 50.000
d. Listrik dll : Rp. 50.000
Rp. 1.000.000

15
Penerimaan : Rp. 2.500.000
Pengeluaran : Rp. 1.000.000
Sisa : Rp. 1.500.000
Penghasilan dalam 1 tahun
12 × Rp. 1.500.000 = Rp. 1.800.000
Dari ke 2 contoh di atas contoh pertama dan ke dua maka si A tidak
dinkenakan zakat dan si B wajib mengeluarkan zakat, sebab nisab emas
adalah Rp.2.340.000
2. Pendapat ke dua
Menurut pendapat yang ke 2 mengatakan bahwa mengeluarkan zakat
profesi tidak usah menunggu satu tahun tetapi di keluarkan setiap bulan
setiap selesai menerima gaji atau penghasilan.
Bagi setiap pegawai yang sudah mengeluarkan zakatnya setiap bulan maka
dia di anggap sudah mencicil kewajban zakatnya sehingga tidak
memberatkan kepada mereka. Karena jika berbicara masalah uang sedikit
banyak pun akan habis. Daripada itu Tindakan yang paling aman itu adalah
mengeluarkan zakat setiap bulan agar tidak membebani.8

8
Ali hasan.zakat dan infak,prenadamia grup,Jakarta,2006 hlm:73

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Zakat berasal dari kata zaka yang artinya suci, baik, tumbuh dan
berkembang. Makna lain dari kata zaka adalah suci dari dosa. Menurut
terminology syariat, zakat adalah Sebagian harta yang harus di keluarkan
dari semua harta yang kita miliki dan sudah memenuhi syarat tertentu
sehingga di wajibkan oleh allah untuk di berikan atau dikeluarkan kepada
orang yang membutuhkan dan sudah memenuhi syarat untuk menerimanya.
Infak berasal dari kata nafaqa yang artinya mengekuarkan harta
untuk kepentingan yang baik dan tidak baik. Sebagaimana yang telah
tercantum dalam al-quran surat al- Anfal ayat 36 yang berbunyi “
sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk
menghalangi orang dari jalan allah, mereka akan menafkahkan hartanya
kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan, dan
ke dalam jahannamlah orang orang kafir itu di kumpulkan” . infak
merupakan pengeluaran baik untuk kepentingan pribadi, keluarga maupun
orang lain.
Sedekah berasal dari kata shodaqoh yang artinya sesuatu yang benar.
Shodaqoh bisa di artikan dengan mengeluarkan harta di jalan allah, sebagai
bukti keimanan seseorang. shodaqoh bisa di artikan dengan pemberian suka
rela yang di berikan kepada orang lain, terutama orang miskin dan orang
yang lebih membutuhkan, tanpa mengharap imbalan dari orang tersebut,
melainkan mengharap pahala dari allah swt. Sedekah tidak di tantukan
jumlah maupun jenisnya. Sedekah tidak hanya berupa materi saja melainkan
berupa jasa yang bermanfaat untuk orang lain, senyum Ikhlas kepada orang
lain, yang brtujuan untuk membahagiakan orang lain itu sama dikatakan
sedekah.
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna maka
dari itu diharapkan kepada pembaca mengkritik apabila ada kesalahan untuk
perbaikan makalah dikemudian harI

17
DAFTAR PUSTAKA

Gus Arifin,zakat infak dan sedekah, elex media


komputindo,Jakarta,2011
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi islam dan wakaf,
universitas Indonesia,Jakarta,1988
Ali hasan.zakat dan infak,prenadamia grup,Jakarta,2006
Arif mufraini.akutansi manajemen zakat,prenadamia grup,Jakarta

18

Anda mungkin juga menyukai