Disusun oleh:
Nadir C0219350
Patmawati C0219365
Sartika C0219379
Akuntansi
Fakultas Ekonomi
2020
Daftar isi
Daftar isi..................................................................................................................
BAB I pendahuluan
A. Latar belakang.............................................................................................
B. Rumusan masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
BAB II Pembahasan
A. Kesimpulan. . ...............................................................................................
B. Saran............................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat, infaq dan sedekah merupakan hal yang sudah tidak asing lagi
dikalangan umat muslim. Zakat merupakan salah satu instrumental dala, mengentas
kemiskinan, karena masih banyak lagi sumber dana yang bisa dkumpulkan seperti
infaq, shadaqah, wakaf, hibah serta sejenisnya. Sumber-sumber dana tersebut
merupakan pranata keagamaan yang memilki kaitan secara fungsional dengan upaya
pemecahan masalah kemiskinan dan kepincangan sosial. Dana yang terkumpul
merupakan potensi besar yang dapat memberdayakan puluhan juta rakyat miskin di
Indonesia yang kurang dilindungi oleh sistem jaminan sosial yang terprogram dengan
baik.
Infaq berbeda dengan zakat, infaq merupakan pemberian yang tidak ada
nishabnya sedangkan zakat sebaliknya. Besar kecilnya sangat bergantung kepada
keuangan dan keikhlasan dalam member, yang terpenting adalah hak orang lain yang
ada dalam harta kita sudah dikeluarkan. Sesuai dengan firman Allah SWT yang
berbunyi: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahn) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebijakan” (QS Ali
Imran 134).
Dan sedangkan untuk shadaqah sendiri ialah menurut terminologi syariat,
pengertian sedekah sama dengan pengertan infaq, termasuk juga hukum dan
ketentuan-ketentuannya. Shadaqah diartikan sebagai sebuah pemberian seseorang
secara ikhlas kepada orang yang berhak menerima yang diiringi juga oleh pahala dari
Allah.
Berdasarkn firman Allah diata bahwa shadaqah dan infaq tidak mengenal
nihab seperti zakat. Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang
berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit dan
untuk shadaqah yaitu pemberian sesuati yang bersifat kebaikan.
Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf) maka infaq boleh
diberikan kepada siapapun juga, misalkan untuk kedua orang tua, anak yatim, anak
asuh dan sebagainya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan sebagai berikut: “mereka bertanya
tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “apa saja harta yang kamu nafkahkan
hendaklag diberikan kepada ibu dan bapak, kaum kerabat, anak-anak orang miskin
dan orang-orang yang sedang dakam perjalanan.”. dan apa saja kebaikan yang kamu
buat. Maka sesungguhnya Allah maha mengetahuinya”. (QS Al Baqarah 215).
Berdasarkan shadaqah, secara ijima’ ulama’ menetapkan bahwa hukum
sedekah ialah sunah. Islam mensyariatkan sedekag karena didalamnya terdapat unur
memberikaan pertolongan kepada pihak yang membutuhkan.
Sejarah islam telah menunjukan sebua bukti meyakinkan bahwa dana zakat
mempunya arti sangat ignifikan dalam mengatasi masalah sosial ekonomi umat
(mayarakat) pada waktu itu. Hal ini bisa terjadi larena pada waktu itu pengelolaan
zakat melibatkan peran langsung khlaifah (negara). Lembaga-lembaga amil zakat
yang ada seluruhnya berada dalam satu atao koordinai dan sinergo yang
dikembangkan melalui peran Negara. Bukan hanya zakat saja dan yang dihimpun oleh
lembaga-lembaga amil zakat melainkan dana-dana yang lain misalnya infaq, shadaqah
dan wakaf.
Zakat, infaq dan shadaqah merupakan hal yang sangat penting bagi
kesejahteraan umat maka dari itu banyak orang-orang ataupun lembaga-lembaga
sosial yang peduli dengan kesejahteraan dalam kehidupan manuia. Lembaga nerlaba
berbeda dengan lembaga-lembaga yang lainnya terutama karena tujuannya bukan
untuk mencari keuntungan melainkan lebih memberikan manfaat bagi orang kain.
Pada umumnya, setiap lembaga memiliki beberapa visi, misi dan tujuan untuk
menjelaskan upaya atau konstribusi apa saa yang akan diberikan mialnya
meningkatkan pendidikan, kesehata modal usaha dan memberikan lapangan kerja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, identifikasi dan batasan masalah. Maka
rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan zakat, infaq dan shadaqah?
2. Apa perbedaan zakat, infaq dan shadaqah?
3. Hikmah apa saja yang dapat kita peroleh dengan adanya zakat, infak dan
shadaqah?
4. Apa saja macam-macam zakat, infaq dan shadaqah?
5. Apa saja syarat-syarat wajib zakat?
6. Siapa saja yang berhak menerima zakat, infaq dan shadaqah?
C. Tujuan makalah
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:
1. Agar lebih mengetahui pengertian dari zakat, infaq dan shadaqah
2. Untuk lebih memahami dari zakat, infaq dan shadaqah
3. Agar mengetahui apa saja hikmah yang dapat diambil dari zakat, infaq dan
shadaqah
4. Agar mengetahui dan lebih memahami macam-macam dari zakat, infaq dan
shadaqah
5. Agar mengetahui syarat-syarat wajib zakat
6. Agar mengetahui siapa saja yang berhak menerima zakat, infa dan shadaqah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Merdeka
Budak tidak dikenai kewajiban membayar zakat (zakat fitrah
maupun zakat mal) meski jumlah harta miliknya sudah mencapai
nisab.
2. Islam
Zakat adalah ibadah khusus yang diperuntukkan bagi muslim.
Nonmuslim tidak ada kewajiban membayar zakat.
3. Mukalaf
Mukalaf (akil baligh) adalah syarat wajib yang mesti dipenuhi
muslim yang hendal berzakat. Anak kecil belum dikenai kewajiban
membayar zakat, sebagaimana tidak diwajibkan menjalankan shalat
dan puasa.
4. Tidak mempunyai utang
Seorang muslim yang masih menanggung utang tidak
diwajibkan -membayar zakat. Sebaliknya ia dianjurkan untuk melunasi
hutang-hutangnya terlebih dahulu.
5. Jumlah hartanya sudah mencukupi
Atau melebihi kebutuhan pokonya.
6. harta milik sendiri seutuhnya
7. sudah memiliki harta yang mencapai satu nisab (zakat mal)
8. harta tergolong jenis simpanan yang wajib dizakati, misal emas, perak,
hasil pertanian, hasil perniagaan, hasil tambang
9. telah mencapai haul, yaitu jika harta tersebut telah berlalu satu tahun
hijriyyah, kecuali untuk harta berupa hasil pertanian dimana waktu
wajib zakatnya adalah saat Haul jadi syarat bagi harta yang sudah
mecapai nishab untuk dikeluarkan zakatnya.
b) Adapun syarat-syarat wajib infaq antara lain sebagai berikut:
1. Berakal sehat
2. Orang yang memberikan infaq/ sedekah atas dasar kemauan sendiri
3. Harta yang diberikan adalah milik sendiri
4. Orang yang menerimanya jelas orang yang membutuhkan dan
digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat.
c) Adapun syarat-syarat wajib shadaqah
1. Berasal dari harta yang halal dan baik
2. Dilakukan dengan yang baik dan tulus
F. Golongan-golongan yang berhak menerima zakat, infaq dan shadaqah
a. Golongan yang berhak menerima zakat
1. Fuqara’ (fakir) adalah orang yang tidak memiliki harta benda untuk
bisa mencukupu kebutuhan hidupnya.
2. Masakin (miskin) adalah orang yang memiliki harta benda atau
pekerjaan namun kurang mampu mencukupi kebutuhan hidupnya.
3. Amilin (amil) adalah orang-orang yang bekerja menguru zakat dan
tidak diupah selain dari zakat.
4. Mu’allaf adalah orang yang baru masuk Islam. Atau bisa juga orang
islam yang masih lemah dalam menjalankan syariat islam.
5. Riqab (budak mukatab) adalah budak yang dijanjikan merdeka oleh
tuannya setelah melunasi sejumlah tebusan yang sudah diespakati
bersama
6. Gharimin adalay orang memiliki tanggungan
7. Sabiillah adalah orang yang berperang di jalan Allah
8. Ibnu Sabil adalah orang yang memulai bepergian dari daerah tempat
zakat (baladuzzakat) atau melewati daerah tempat zakat.
b. Golongan penerima infaq
Penerima infaq dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Infaq wajib (nakah) diberikan kepada keluarga terdekat (dzawwi al
qurba). Antara lain anak, istri dan orang tua
2. Infaq sunah diberikah kepada fakir miskin, anak yatim dan kaum
dhuafa lainnya.
c. Golongan penerima shadaqah yaitu semua orang berhak mendapatkan sedekah
tidak melihat agama, ras, suku dan sebagainya. Begitupun dengan pemberi
shadaqah bisa siapa saja yang memiliki rezeki lebih.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat, infaq dan shadaqah memang hampir sama akan tetapi ketiganya tetap
memilki perbedaan. Zakat, infaq dan shadaqah merupakan suatu ibadah yang jika
melaksanakannya umat islam akan mendapat pahala dan rezekinya yang insyaallah
akan terus bertambah karena diganti oleh Allah SWT.
B. Saran
Jika para pembaca memilki saran maupun kritik kami akan menerimanya.
Agar dapat membuat makalah dengan lebih baik dan dapat lebih diterima dan juga
dipahami oleh para pembaca.
Daftar pustaka
http://m4n4n4.blogsot.com/2014/11/makalah-zakat-infaq-dan-shodaqah.html?m=1
http://siraman.blogspot.com/2014/11/makalah-zakat-infaq-sedekah-dan-wakaf.html?m=1
http://makalah-ugi.blogspot.com/2014/05/zakat-infaq-dan-shadaqah.html?m=1
http://ridwankurniawan992.blogspot.com/2016/12/makalah-zakat-infaq-dan-shadaqah-
bagi.html?m=1