Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun Oleh :
ADEL RENATA ARSATI
ANASTASYA BADRIA
ALINA ANJELINA RIO REVALDO
APPRILIA AZZAHRA ALDI MAULANA
DELA YULANDA PUTRI DAVA KAFI SAPUTRA
ESTI PEBRIANI RAHMAT ANDREANO
YEYEN AZELLIA

: X IIS
GURU PEMBIMIBNG : JAMIN, S.Pd.I

SMAN 1 BUAY PEMACA


KEC. BUAY PEMACA KAB. OKU SELATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Hikmah Ibadah haji, Zakat,

dan Wakaf” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber

bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi

yang akan menjadi bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah

dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan

dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan

kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah

SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Buay Pemaca, Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 2

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memahami Islam tidak akan lengkap bila kita tidak mengetahui hukum-

hukumnya. Melalui hukumlah aturan yang berasal dari nilai-nilai Islam dapat

dilaksanakan. Allah SWT menerapkan syari’at bukan untuk memberatkan

manusia , akan tetapi dibalik itu, orang-orang yang mampu melaksanakan

syariat dengan baik pasti akan mendapatkan kebahagiaan dan kemulyaan

hidup.

Dalam bab ini akan dibahas ibadah-ibadah yang menggunakan unsur

harta yaitu : zakat, haji dan wakaf. Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk

menjamin keterlaksanaan ibadah zakat, haji dan wakaf. Untuk itulah

pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mengatur zakat, haji dam

wakaf dengan tujuan agar ibadah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik,

mensejahterkan masyarakat dan dapat memberdayakan potensi umat Islam

untuk kemaslahatan umat.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah

sebagai berikut:

1. Apa pengertian haji, zakat, dan wakaf?

2. Apa hikmah dari haji, zakat, dan wakaf?

1
BAB II

PEMBAHASAN

Memahami Islam tidak akan lengkap bila kita tidak mengetahui hukum-

hukumnya. Melalui hukumlah aturan yang berasal dari nilai-nilai Islam dapat

dilaksanakan. Allah SWT menerapkan syari’at bukan untuk memberatkan

manusia , akan tetapi dibalik itu, orang-orang yang mampu melaksanakan syariat

dengan baik pasti akan mendapatkan kebahagiaan dan kemulyaan hidup.

Dalam bab ini akan dibahas ibadah-ibadah yang menggunakan unsur harta

yaitu : zakat, haji dan wakaf. Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk

menjamin keterlaksanaan ibadah zakat, haji dan wakaf. Untuk itulah pemerintah

mengeluarkan undang-undang yang mengatur zakat, haji dam wakaf dengan

tujuan agar ibadah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, mensejahterkan

masyarakat dan dapat memberdayakan potensi umat Islam untuk kemaslahatan

umat

A. ZAKAT

Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam. Secara  syari'ah, zakat


merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan
perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu menurut ketentuan-ketentuan Al-
Qur’an.
Zakat secara bahasa dapat berarti ”kesucian”, ”tumbuh atau
berkembang”,dan dapat berarti ”keberkatan”. Menurut istilah zakat ialah kadar
harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seseorang kepada yang berhak
menerima (mustahik) dengan ketentuan dan syarat syarat tertentu. Zakat

2
3

mengandung arti kesucian, maksudnya jika harta itu dikeluarkan zakatnya, maka


harta yang dimiliki orang tersebut menjadi suci. Begitu pula orangnya juga
menjadi suci atau lepas dari dosa. Zakat mengandung arti tumbuh atau
berkembang, maksudnya jika zakat itu dilaksanakan dapat menjadikan suburnya
harta yang dimilliki, maupun suburnya bagi orang yang menerima. Zakat
mengandung arti keberkatan,maksudnya jika zakat itu dilaksanakan dapat
memberi berkah terhadap harta itu sendiri, orang yang zakat (muzakki) maupun 
orang  yang menerima  zakat  (mustahik).
Zakat berbeda dengan pajak, menurut ahli fiqih pajak sama dengan jizyah
yang berari pajak pungut, membalas  jasa. Menurut istilah, pajak ialah kewajiban
yang ditetapkan terhadap wajib pajak yang harus disetorkan  kepada negara sesuai
dengan ketentuan.
Selain zakat dan pajak ada dana yang bersifat kesosialan yaitu :
a) Infaq ialah memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada fihak lain
yang membutuhkan untuk membantu  meringankan  beban.
b) Hibbah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar cinta
kasih dan tidak  mengharap balasan.
c) Sedekah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain dengan dasar
mencari keridhaan Allah swt.
d) Hadiah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar
prestasi.
e)
Dasar Kewajiba Zakat.
Zakat merupakan salah satu[rukun Islam], dan menjadi salah satu unsur
pokok bagi tegaknya [syariat Islam]. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib
(fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat
termasuk dalam kategori ibadah, seperti:shalat,haji,dan puasa yang telah diatur
secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah,sekaligus merupakan
amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai
dengan perkembangan ummat manusia. Adapun dasar kewajiban ialah firman
Allah swt:
4

Artinya: "Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan harta dan mendo'akan untuk mereka. Sesungguh-
nya do'a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha
Mendengar Lagi Maha Mengetahui". ( At-Taubah : 103).
Dari ayat diatas ada beberapa masalah yang perlu dicatat yaitu :
a. Kata  khudz  (ambilah) menunjukkan kata perintah yang maksudnya wajib.
b. Zakat yang diambil itu dalam bentuk harta yang penjabarannya bisa
bermacam-macam seperti : emas, perak, dagangan, buah-buahan dan lain
sebagainya.
c. Zakat akan membawa keberuntungan bagi orang yang mengeluarkannya
berupa kebersihan mereka dari kekikiran, menimbulkan  ketentraman dan
ketenangan jiwa bahkan akan mendapatkan do'a dari mereka yang diberi
zakat.

Adapun kewajiban melaksanakan pajak didasarkan kepada kemaslahatan


umum yaitu sebagai dasar untuk mewujudkan keadaan masyarakat yang sejahtera
lahir batin.Kesejahteraan lahir batin antara  lain didukung oleh tersedianya 
kesejahteraan lahir dalam bentuk perlengkapan hidup untuk dapat melaksanakan
perintah Allah swt.
Macam-macam Zakat
a.    Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat pribadi yang wajib dikeluarkan setiap bulan
ramadhan atau sebelum idhul fitri berupa makanan pokok atau uang sebesar kadar
yang diwajibkan. Zakat fitrah boleh dibayarkan sejak awal ramadhan dan
sunahnya dibayarkan sesudah sholat subuh sebelum sholat Ied. Bila dibayarkan
sesudah sholat Iedul fitri sebelum matahari tenggelam, hukumnya makruh sedang
bila dibayar sesudah matahari tenggelam hukumnya haram.Yang wajib
dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah berupa makanan pokok seperti beras, jagung
dan gandum sebesar 3,1 liter.
Zakat fitrah adalah wajib atas setiap muslim dan muslimah. Berdasar
hadits berikut, Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. telah
5

memfardhukan (mewajibkan) zakat fitrah satu sha’ tamar atau satu sha’ gandum


atas hamba sahaya, orang merdeka, baik laki-laki maupun perempuan, baik kecil
maupun tua dari kalangan kaum Muslimin; dan beliau menyuruh agar dikeluarkan
sebelum masyarakat pergi ke tempat shalat ‘Idul Fitri.” (Muttafaqun ‘alaih :
Fathul Bari III :367 no:1503, Muslim II: 277 no:279/984 dan 986, Tirmidzi II : 92
dan 93 no: 670 dan 672, ‘Aunul Ma’bud V:4-5 no: 1595 dan 1596, Nasa’i V:45,
Ibnu Majah I: 584 no:1826)
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, “Rasulullah saw. telah
mewajibkan zakat fitrahsebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari
perbuatan yang sia-sia dan yang kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang
miskin. Barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum (selesai) shalat ‘id, maka itu
adalah zakat yang diterima (oleh Allah); dan siapa saja yang mengeluarkannya
sesuai shalat ‘id, maka itu adalah shadaqah biasa, (bukan zakat fitrah).” (Hasan :
Shahihul Ibnu Majah no: 1480, Ibnu Majah I: 585 no: 1827 dan ‘Aunul Ma’bud
V: 3 no:1594). 
Yang wajib mengeluarkan zakat fitrah ialah orang muslim yang merdeka
yang sudah memiliki makanan pokok melebihi kebutuhan dirinya sendiri dan
keluarganya untuk sehari semalam. Di samping itu, ia juga wajib
mengeluarkan zakat fitrah untuk orang-orang yang menjadi tanggungannya,
seperti isterinya, anak-anaknya, pembantunya, (dan budaknya), bila mereka itu
muslim. Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. pernah memerintah
(kita) agar mengeluarkan zakat untuk anak kecil dan orang dewasa, untuk orang
merdeka dan hamba sahaya dari kalangan orang-orang yang kamu tanggung
kebutuhan pokoknya.” (Shahih : Irwa-ul Ghalil no: 835, Daruquthni II:141 no: 12
dan Baihaqi IV: 161). 

b.    Zakat Maal
Zakat Maal adalah zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh
individu atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan secara hukum (syara). Maal berasal dari bahasa Arab yang secara
harfiah berarti 'harta'.
6

Harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
·         Milik penuh, yakni harta tersebut merupakan milik penuh individu yang
akan mengeluarkan zakat.
·         Berkembang, yakni harta tersebut memiliki potensi untuk berkembang bila
diusahakan.
·         Mencapai nisab, yakni harta tersebut telah mencapai ukuran/jumlah tertentu
sesuai dengan ketetapan, harta yang tidak mencapai nishab tidak wajib dizakatkan
dan dianjurkan untuk berinfaq atau bersedekah.
·         Lebih dari kebutuhan pokok, orang yang berzakat hendaklah kebutuhan
minimal/pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu
·         Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan
ke harta yang dizakatkan mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan
dibayar pada waktu yang sama maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.
·         Berlalu satu tahun (Al-Haul), kepemilikan harta tersebut telah mencapai
satu tahun khusus untuk ternak, harta simpanan dan harta perniagaan. Hasil
pertanian, buah-buahan dan rikaz(barang temuan) tidak memiliki syarat haul.
Adapun harta (mal) yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah:
 Emas, perak dan mata uang
 Harta perniagaan
 Hewan ternak
 Buah-buhan dan biji-bijan
 Barang tambang dan rikaz (harta terpendam)
Daftar nisob jenis harta dan besarnya zakat :
No Jenis Harta Nisonya Besarnya Zakat Keterangan
1. Emas 20 Dinar (" 93,6 gram) 2,5 % Zakatnya
2. Perak 200 Dirham (" 624 2,5 % dikeluarkan
3. Uang kontan gram) 2,5 % setelah
4. Harta senilai  dengan harga 2,5 % semua sarat
perniagaan emas terpenuhi
7

senilai  dengan harga


emas
Adapun binatang ternak yang wajib dizakati adalah kambing, domba, kerbau, sapi
dan unta. Penghitungannya adalah sebagai berikut :
Ø  Kambing atau domba;
1) 40 – 120 ekor, zakatnya 1 ekor kambing berumur 1 tahun.
2) 121 – 200 ekor, zakatnya 2 ekor kambing berumur 2 tahun.
3) 201 – 300 ekor, zakatnya 3 ekor kambing berumur 2 tahun.
4) 301 ke atas, setiap bertambah 100 zakatnya bertambah 1 ekor kambing
berumur 2 tahun.
5) Sapi atu kerbau;
6) 30 – 39 ekor, zakatnya 1 ekor berumur 1 – 2 tahun.
7) 40 – 59 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun.
8) 60 – 69 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun.
9) 70 – 79 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 2 – 3 tahun.
10) 80 – 89 ekor, zakatnya 3 ekor berumur 1 – 2 tahun.
11) 89 ke atas,setiap bertambah 30 zakatnya bertambah 1 ekor.
Ø  Hasil pertanian;
Hasil pertanian seperti makanan pokok beras, jagung dan gandum, hasil
perkebunan seperti kurma, anggur dan semacamnya syarat zakatnya seperti wajib
zakat emas dan perak. Waktunya setelah selesai panen. Nisobnya kurang lebih
930 liter. Biaya hasil pertanian yang ditanam dengan biaya yang cukup banyak,
zakatnya 5 % , sedang bila ditanami tanpa biaya zakatnya 10 %.
Ø  Rikaz (harta tependam);
Harta rikaz (harta terpendam seperti emas, perak dan semacamnya zakatnya 20 %.
 Yang berhak menerima zakat.
Firman  Allah swt ;
Artinya : "Sesungguhnya zakat-zakat  itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang  miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan)  budak, orang yang berutang,  untuk jalan  Allah, dan orang-
orang  yang sedang dalam  perjalanan,
8

sebagai  suatu  ketetapan  yang  diwajibkan  Allah  dan Allah  Maha Mengetahui
Lagi  Maha Bijaksana ". (At-Taubah : 60)
Delapan asnaf yang berhak menerima zakat (mustahik) itu ialah :
 Fakir yaitu orang yang tidak mempunyai harta atau usaha, atau
mempunyai harta dan  usaha tetapi kurang dari  ½  kecukupannya dan
tidak ada orang memberi belanja kepadanya.
 2)    Miskin yaitu orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak ½  
kecukupan-nya atau lebih tetapi tidak mencukupinya.
 Amil yaitu semua orang yang bekerja mengurus zakat, sedang dia tidak
mendapatkan upah selain zakat itu.
 Muallaf yaitu orang yang masih lemah imannya sehingga masih 
memerlukan bimbingan  dan pembinaan iman.
 Riqob yaitu  hamba sahaya yang ingin merdeka. Dalam hal ini zakat
dipergu nakan untuk  menebus kepada majikannya.
 Ghorim yaitu orang yang terlilit hutang sehingga berat sekali  untuk 
membayar padahal  hutang bukan untuk maksiat.
 Sabilillah yaitu orang-orang yang berjuang di jalan Allah swt., atau
menegakkan agama Islam, seperti membangun Rumah Sakit, Masjid dan
lainnya.
 Ibnu Sabil yaitu orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh  bukan 
untuk maksiat seperti belajar, haji dan lain sebagainya

 Yang tidak berhak menerima zakat


·         Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat)
bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR
Bukhari).
·         Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari
tuannya.
·         Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi
kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
·         Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
9

·         Orang kafir.         
 Beberapa Faedah Zakat.
A. Faedah Diniyah (segi agama)
 Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun
Islam yang mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan
keselamatan dunia dan akhirat.
 Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada
Rabb-nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat
beberapa macam ketaatan.
 Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda,
sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah" (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits
yangmuttafaq "alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam" juga
menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan
kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
 Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan
Rasulullah Muhammad SAW.
B. Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)
 Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada
pribadi pembayar zakat.
 Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan
lembut kepada saudaranya yang tidak punya.
 Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat
baik berupa harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan
dada dan meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang
yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya.
 Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.
C. Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)
10

o Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat


hidup para fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas
sebagian besar negara di dunia.
o Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan
mengangkat eksistensi mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok
penerima zakat, salah satunya adalah mujahidin fi sabilillah.
o Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa
dongkol yang ada dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat
bawah biasanya jika melihat mereka yang berkelas ekonomi tinggi
menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak
bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka.
Jikalau harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk
mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin keharmonisan dan
cinta kasih antara si kaya dan si miskin.
o Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang
jelas berkahnya akan melimpah.
o Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau
uang, karena ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan
meluas dan lebih banyak pihak yang mengambil manfaat.
 Hikmah Zakat
Hikmah dari zakat antara lain:
 Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan
mereka yang miskin.
 Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid
dan da'i yang berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan
kalimat Allah SWT.
 Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
 Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
 Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
 Untuk pengembangan potensi ummat
11

 Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam


 Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna
bagi ummat.
 Zakat dalam Al Qur'an
·         QS (2:43) ("Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta
orang-orang yang ruku'".)
·         QS (9:35) (Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam,
lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk
dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan
itu.")
·         QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung
dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama
(rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah,
dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada
fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan).
Pengelolaan Zakat di Indonesia.
Sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap masalah zakat ini, pemerintah
mendirikan BAZIS (Badan Amil Zakat dan Sedekah). Lembaga ini diharapkan
mampu mendorong profesinalisme dalam pengelolaan ZIS. Bagi umat Islam
pengeloaan ZIS yang profesional akan memberikan beberapa manfaat antara lain :
o   Pendistribusian ZIS  lebih terorganisir dan benar-benar akan sampai kepada
yang berhak.
o    Pemerintah dapat melihat potensi masyarakat pembayar ZIS dan para
penerimanya.
o   Masyarakat yang tidak mampu akan terbantu ekonominya
Selain itu pemerintah juga mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama RI
12

no. 373 tahun 2003 dan Keputusan Dirjen Bimas Islam Urusan Haji no : D/291
tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
Adapun isi dari UU Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat tersebut
adalah :
 BAB I
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimkasud dengan :
1)    Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.
2)    Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang musli atau badan yang
dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan
kepada yang berhak menerimanya.
3)    Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang
berkewajiban menunaikan zakat.
4)    Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat.
5)    Agama adalah agama Islam.
6)    Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya
meliputi bidang agama.
Pasal 2
Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang
dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.
Pasal 3
Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan
kepada muzakki, mustahiq dan amil zakat.
BAB II
Pasal 5
Pengelolaan zakat bertujuan :
1)    meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai
dengan tuntunan agama;
2)    meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
13

3)    meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat.


BAB III
Pasal 6
(1) Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh
pemerintah.
(2) Pembentukan badan amil zakat :
a. nasional oleh Presiden atas usul Menteri;
b. daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen
agama  propinsi;
c. daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usul kepala
kantor departemen agama kabupaten atau kota;
d. kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecamatan.
BAB IV
Pasal 11
(1) Zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah.
(2) Harta yang dikenai zakat adalah :
a. emas, perak dan uang;
b. perdagangan dan perusahaan;
c. Hasil pertanian, perkebunan dan perikanan;
d. Hasil pertambangan;
e. Hasil peternakan;
f. Hasil pendapatan dan jasa;
g. tikaz
(3) Penghitungan zakat mal menurut nishab, kadar dan waktunya ditetapkan
berdasarkan hukum agama.
Pasal 13
Badan amil zakat dapat menerima harta selain zakat seperti infaq, shadaqah,
wasiat waris dan kafarat.
BAB V
Pasal 16
14

(1) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan


ketentuan agama.
(2) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas
kebutuhan mustahiq dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif.
(3) Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan menteri.
Gerakan zakat di Indonesia telah diberlakukan sebagai komponen
pengurang penghasilan sebelum dikenakan pajak. Pendirian Badan Amil Zakat
Nasional dan tumbuhnya lembaga-lembaga amil zakat sejak berdirinya Dompet
Dhuafa pada tahun 1993 merupakan gerakan masyarakat walau sebelumnya sudah
ada lebih dulu Badan Amil Zakat, Infak, dan Sedekah (BAZIS) DKI yang dikelola
Pemda DKI. Kelahiran lembaga-lembaga amil zakat profesional dan kiprahnya
yang semakin masif di masyarakat selanjutnya mendorong lahirnya FOZ (forum
zakat)yang merupakan asosiasi lembaga-lembaga zakat di Indonesia. Saat ini
muncul nama-nama lembaga yang dikenal di masyarakat seperti Dompet Dhuafa,
PKPU, Rumah Zakat Indonesia, DPU Daarut Tauhiid, YDSF, Al Azhar, dan
lainnya. Paralel dengan gerakan mewujudkan terbentuknya Dewan Zakat
Internasional yang akan mempelopori pembentukan Baitul Mal Internasional ini
berawal melalui diselenggarakannya Konferensi Zakat Asia Tenggara di Kuala
Lumpur tahun 2006 yang didukung oleh lembaga-lembaga zakat dari 4 negara
yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei
Darussalam mengeluarkanDeklarasi Zakat mengenai berdirinya Dewan Zakat
MABIMS dengan Indonesia sebagai sekretariatnya kemudian disusul dengan
Konferensi Zakat Internasional pertama tahun 2007 di Kuala Lumpur dan
selanjutnya Konferensi Zakat Internasional kedua tahun 2008 yang
diselenggarakan di Padang.

B.   HAJI

Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima


setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk
15

ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material,


fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di
beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim
haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa
dilaksanakan sewaktu-waktu.

1.    Syarat Haji

Haji diwajibkan atas orang yang kuasa dan mampu, satu kali dalam seumur
hidupnya.  Adapun  syarat wajib haji adalah :

a. Islam
b. Baligh (dewasa), anak-anak tidak wajib.
c. Berakal sehat.
d. Merdeka (bebas, sedang tidak dalam  tahanan).
e. Mampu (istitho'ah)

            Yang dimaksud dengan mampu disini adalah :

-    Mempunyai bekal yang cukup untuk perjalanan pergi dan pulang serta bekal
bagi keluarga yang  ditinggalkan.

-    Aman dalam perjalanan.

-    Bagi perempuan hendaklah dengan muhrimnya, suami atau wanita lain yang
dapat  dipercaya. Rasulullah saw,  bersabda :

)‫(رواه البخاري‬ ‫الَتُ َسافِ ُر ْال َمرْ َأ ِة ِإالَّ َم َع ِذى َمحْ َر ٍم‬

Artinya : "Janganlah seorang wanita bepergian kecuali beserta muhrimnya". (HR.


Bukhori)   

-    Sehat badan. Orang yang sakit atau sudah tua kewajiban haji boleh  digantikan 
orang lain  dengan biaya  orang tersebut.

2.    Rukun Haji.
16

Di dalam haji rukun dibedakan dengan wajib. Rukun haji adalah perbuatan-
perbuatan yang apabila tidak dikerjakan maka batal ibadah hajinya dan harus
diulang. Sedang wajib haji adalah suatu perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi
syahnya haji tidak tergantung kepadanya, dan apabila tidak dikerjakan wajib
diganti dengan dam (denda). Adapun yang termasuk rukun haji adalah sebagai
berikut :

a.    Ihrom, yaitu niat mulai mengerjakan ibadah haji/umroh dengan berpakaian


ihrom.

b.    Wukuf, yaitu berdiam dipadang Arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu
mulai tergelincirnya matahari pada tanggal 9 dzulhijjah sampai terbit fajar pada
tanggal 10  dzulhijjah.

c.    Thawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. Adapun syarat-syarat


thawaf adalah sebagai berikut:

                        1). Suci dari hadats dan najis.

                        2). Menutup aurot

                        3). Hendaklah sempurna 7 kali putaran.

                        4). Dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad.

                        5). Hendaklah Ka'bah selalu disebelah kiri orang yang thowaf.

                        6). Hendaklah thawaf itu diluar Ka'bah tetapi masih di dalam
Masjid.  

               Macam-macam  Thawaf :          

q  Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang dilakukan ketika baru datang. (sebagai
tahiyatul  masjid).

 Thawaf  Ifadhah, yaitu thawaf yang merupakan rukun haji.


 Thawaf  Wada', yaitu thawaf ketika akan pulang ke tanah air.
17

 Thawaf Tahallul, yaitu thawaf yang dilakukan untuk melepaskan diri dari
yang diharamkan karena ihrom.
 Thawaf Nadzar, yaitu thowaf karena nazdar.
 Thawaf Sunat. 

Adapun bacaan ketika thawaf adalah sebagai berikut :

)‫(رواه إبن ماجه‬ ِ‫ الَ َحوْ َل َوالَ قُ َّوةَ ِإالَّ بِاهللا‬,ُ‫ُس ْب َحانَ هللاِ َو ْال َح ْم ُد ِهللِ َوالَِإلَهَ ِإالَّهللاُ َوهللاُ َأ ْكبَر‬

Artinya : "Maha  Suci Allah, segala  Puji  bagi  Allah,  tidak  ada Tuhan  selain
Allah,  Allah Maha Besar, tidak  ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan
Allah".  (HR. Ibnu  Majah)

d.    Sa'i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah.

Syarat-syarat sa'i adalah sebagai berikut :

§ Dimulai dari bukit Shofa dan di akhiri dibukit Marwah.

§ Dilakukan sebanyak 7 kali. Dari Shofa ke Marwah dihitung sekali dan


sebaliknya  dari Marwah  keShofa juga dihitung sekali.

§ Dilakukan sesudah thawaf.

e.    Mencukur/Menggunting rambut.

Mencukur rambut berfungsi sebagai tahallul (penghalalan) terhadap  beberapa hal


yang diharamkan selama ihrom. Mencukur rambut sekurang-kurangnya 3  helai.

3.    Wajib Haji.

Wajib haji adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam mengerjakan haji dan bila 
ditinggalkan tetap syah hajinya tetapi wajib membayar dam (denda). Hal-hal yang
termasuk wajib haji adalah :

a.    Ihrom dari miqot.

Miqot  adalah  batas tempat dan waktu untuk melakukan ihrom ( niat haji ). Miqot
dibagi menjadi  dua macam :
18

o   Miqot Zamani yaitu batas atau ketentuan waktu mulai mengerjakan ibadah
haji.  Miqot zamani mulai awal bulan syawal sampai  terbit fajar tanggal 10
dzulhijjah.

o   Miqot Makani yaitu tempat memulai ihrom bagi yang akan mengerjakan haji/ 
umroh.Untuk jamaah haji dari Indonesia mulai ihromnya dari Bandara King
Abdul Azis Jeddah bagi yang langsung menuju Makkah, dan mulai dari Bir Ali 
bagi yang menuju Madinah lebih dahulu.

b.    Bermalam di Musdalifah.

Yaitu sesudah terbenam matahari tanggal 9 dzulhijjah (setelah wukuf). Kemudian


sholat maghrib dan isak dijamak qosor. Disini bisa mengambil kerikil sebanyak
49 buah atau 70 buah.

c.    Bemalam di Mina.

Pada tanggal 11, 12, atau 13  wajib bermalam di Mina.

d.    Melontar Jumrah Aqobah.

Dilakukan sebanyak 7 kali pada tanggal 10 dzulhijjah kemudian melakukan


tahallul awal dengan mencukur rambut, sehingga seluruh larangan ihrom menjadi
gugur kecuali menggauli istri.

e.    Melontar  Jumrah Ula, Wustha dan Aqobah.

Dilakukan  pada  tanggal 11, 12, 13 dzulhijjah (masing-masing 7 kali). Boleh


melontar pada tanggal 11,12 saja kemudian kembali ke- Makkah dan ini
dinamakannafar awal. Bagi yang pada tanggal 13 masih di Mina diharuskan
melontar jumrah lagi dan ini dinamakan nafar tsani.

f.     Menjauhkan dari hal-hal yang diharamkan selama ihrom.

g.    Thawaf Wada'.

            Adapun larangan-larangan ihrom haji dan umroh adalah :

            1). Bagi laki-laki dilarang berpakaian berjahit.


19

            2). Bagi laki-laki dilarang menutup kepala.

            3). Bagi wanita dilarang menutup muka dan telapak tangan.

4). Bagi laki-laki maupun perempuan dilarang memakai harum-haruman selama 


ihrom baik badan atau pakaian kecuali sebelum ihrom malah dianjurkan.

5). Dilarang memotong rambut atau bulu badan lain, dan juga dilarang memakai 
minyak rambut.

            6). Dilarang meminang, menikah, menikahkan, atau menjadi  wali.

            7). Dilarang bersetubuh atau pendahulunya.

            8). Dilarang membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan.

            ad. g. Thawaf  Wada' ( thawaf pamitan ).

4.   Sunat Haji   

a.    Membaca Talbiyah. Bagi laki-laki dengan suara nyaring dan bagi perempuan
cukup di dengar sendiri. Waktunya sejak mulai ihrom sampai melontar jumrah
aqobah. Adapun lafal talbiyah adalah sebagai berikut :

)‫(رواه البخارى و مسلم‬ ‫ك‬ ُ ‫ك َو ْال ُم ْل‬


َ َ‫ك الَ َش ِر ْيكَ ل‬ َ َ‫ ِإ َّن ْال َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ ل‬,‫ك‬
َ ‫ك لَبَّ ْي‬
َ َ‫ك ل‬ َ ‫ك اللَّهُ َّم لَبَّ ْي‬
َ ‫ لَبَّ ْي‬,‫ك‬
َ ‫ك الَ َش ِر ْي‬ َ ‫لَبَّ ْي‬

Artinya: "Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah  aku memenuhi panggilan-Mu,


tiada sekutu  bagi-Mu, sesungguhnya segala puji dan nikmat bagi-Mu, bagi-Mulah
segala kekuasaan,  tiada sekutu bagi-Mu". (HR.  Bukhori dan Muslim)

b.    Membaca sholawat dan berdo'a sesudah membaca talbiyah.

c.    Membaca dzikir sewaktu thawaf. Lafal dzikirnya adalah :

َ ‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬


ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ ِ ‫ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي‬    
َ

d.   Sholat dua rokaat sesudah thawaf.

e.   Masuk ke Ka'bah.

5.   Cara Mengerjakan Haji.


20

            Ada 3  cara mengerjakan haji yaitu :

1) (1). Ifrod, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan
haji dari pada umroh. Yakni ihrom diteruskan haji, kemudian ihrom lagi
untuk umroh. Cara ini yang terbaik dan bebas dari  dam (denda).
2) (2). Tamatuk, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara
mendahulukan umroh dari pada haji. Yakni  ihrom dulu diteruskan umroh
kemudian ihrom lagi untuk haji. Cara ini terkena dam (denda).
3) (3). Qiron, yaitu mengerjakan haji dan umroh secara bersama. Jadi sekali
ihrom dalam waktu haji untuk menunaikan haji dan umroh sekaligus. Cara
ini juga terkena dam.

6.   Dam  (denda) Dalam Haji.

Dam adalah denda yang wajib dilaksanakan oleh orang yang selama menunaikan
haji dan  umroh,  melanggar larangan haji atau meninggalkan wajib haji.

a.    Dam karena bersenggama  dalam keadaan ihrom sebelum tahallul pertama :

 Menyembelih seekor unta atau lembu, atau 7 ekor kambing.


 Bila tidak menyembelih, ia wajib bersedekah kepada fakir miskin berupa
makan seharga unta/lembu.
 Bila tidak sanggup, ia harus berpuasa sebanyak harga unta dengan
perhitungan setiap satu mud (+ 0,8 kg.) daging tersebut ia harus berpuasa
satu hari.

b.    Dam karena melanggar salah satu larangan haji sebagai berikut : mencukur
rambut, memotong kuku, memakai pakaian berjahit (bagi laki-laki), memakai
minyak rambut, memakai wangi-wangian, bersenggama sesudah tahalul pertama,
maka dendanya memilih salah satu diantara 3 hal yaitu:

-   Menyembelih seekor kambing.

-   Puasa 3 hari.

-   Bersedekah 3 gantang (9,3 liter) makanan kepada 6 orang fakir miskin.


21

c.    Dam karena melaksanakan haji Tamatuk atau Qiron. Dendanya adalah


sebagai berikut:

·   Menyembelih seekor kambing.

·   Jika tidak  mampu ia  wajib  puasa 10 hari, 3 hari dikerjakan di tanah suci  dan
7 hari dikerjakan di tanah  air.

d.    Dam karena meninggalkan salah satu wajib haji. Dendanya sama dengan
melakukan  haji  Tamatuk atau Qiron

e.    Dam karena berburu atau membunuh binatang buruan. Dendanya memilih 


salah satu diantara 3 hal :

1) Menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang dibunuh.


2) Bersedekah kepada fakir miskin seharga binatang tersebut.
3) Puasa sebanyak harga binatang tersebut, setiap satu mud wajib berpuasa 1 

8.   Hikmah Haji

 Dapat menambah dan memperkuat iman dan taqwa kepada Allah swt,
sebab haji  dan  umroh  memerlukan fisik yang  kuat.
 Dapat memberi pelajaran dan pendorong kaum muslimin untuk berkorban.
 Memperkuat ukhuwah islamiyah antara sesama umat Islam dari berbagai
penjuru dunia.
 Dapat menjadi forum muktamar umat Islam seluruh dunia untuk
membahas dan  memecahkan permasalahan kaum muslimin.
 Dapat mengenal tempat-tempat bersejarah seperti Ka'bah, Sofa, Marwa,
Sumur Zam- zam  Mekah, Arofah, Madinah, Makam Nabi saw, dan lain-
lain.

C.   WAKAF
22

Wakaf merupakan salah satu ibadah kebendaan yang penting yang secara
ekplisit tidak memiliki rujukan dalam kitab suci Al-Quran. Oleh karena itu, ulama
telah melakukan identifikasi untuk mencari “induk kata” sebagai sandaran hukum.
Hasil identifikasi mereka juga akhirnya melahirkan ragam nomenklatur wakaf
yang dijelaskan pada bagian berikut.
       Wakaf adalah institusi sosial Islami yang tidak memiliki rujukan yang
eksplisit dalam al-Quran dan sunah. Ulama berpendapat bahwa perintah wakaf
merupakan bagian dari perintah untuk melakukan al-khayr (secara harfiah berarti
kebaikan). Dasarnya adalah firman Allah berikut :
‫وافعلوا الخير لعلكم تفلحون‬
...dan berbuatlah kebajikan agar kamu memperoleh kemenangan”
Imam Al-Baghawi menafsirkan bahwa peerintah untuk melakukan al-khayr
berarti perintah untuk melakukan silaturahmi, dan berakhlak yangbaik.
SementaraTaqiy al-Din Abi Bakr Ibn Muhammad al-Husaini al-Dimasqi
menafsirkan bahwa perintah untuk melakukan al-khayr berarti perintah untuk
melakukan wakaf. Penafsiran menurut al-Dimasqi tersebut relevan (munasabah)
dengan firman Allah tentang wasiyat.
‫بالمعروف حقا على المتقون‬  ‫كتب عليكم ادا حضر احدكم الموت ان ترك خير الوصية للوالدين واالقربين‬

                   “Kamu diwajibkan berwasiat apabila sudah didatangi (tanda-tanda)


kematian dan jika kamu meninggalkan harta yang banyak untuk ibu bapak dan
karib kerabat dengan acara yang ma’ruf; (ini adalah) kewajiban atas orang-
orang yang takwa.”
                     Dalam ayat tentang wasiat, kata al-khayr diartikan dengan harta benda. Oleh
karena itu, perintah melakukan al-khayr berarti perintah untuk melakukan ibadah
bendawi. Dengan demikian, wakaf sebagai konsep ibadah kebendaan berakar pada
al-khayr. Allah memerintahkan manusia untuk mengerjakannya.

Benda Tidak Bergerak yang Dapat Diwakafkan


1. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, baik yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar.
23

2. Bangunan atau bagian bangunan  yang berdiri di atas tanah dan atau
bangunan.
3. Tanaman dan beda lain yang berkaitan dengan tanah
4. Hal milik atas satuan rumah sesuai dengan peraturan perundag-undangan
yang berlaku.
5. Benda tidak bergerak lain yang sesuai dengan sejarah dan peraturan
perundang-unagan.
Benda Bergerak yang dapat Diwakafkan
1.      Uang Rupiah
2.       Logam Mulia
3.      Surat Berharga
4.      Benda bergerak lain yang berlaku
5.      Kendaraan
6.      Hak atas kekayaan intelektual
7.  Hak sewa sesuai ketentuan syariah dan peraturan perunda-undanga yang
berlaku.

Unsur-Unsur Wakaf
1.      Wakif
2.      Nadzir
3.      Harta Benda Wakaf
4.      Peruntukan Wakaf
5.      Jangka Waktu Wakaf
6.      Sighat Wakaf/Akad
24
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Zakat secara bahasa dapat berarti ”kesucian”, ”tumbuh atau


berkembang”,dan dapat berarti ”keberkatan”. Menurut istilah zakat ialah kadar
harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seseorang kepada yang berhak
menerima (mustahik) dengan ketentuan dan syarat syarat tertentu.
Haji menurut bahasa artinya menyengaja (ُ‫)اَ ْلقَصْ د‬. Menurut istilah haji ialah
menyengaja berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk melakukan beberapa
perbuatan antara lain wukuf, thowaf, sa'i dan amalan-amalan lain pada waktu
tertentu dengan syarat dan rukun tertentu demi  memenuhi  panggilan Allah swt,
dan mengharap ridhoNya.
Wakaf ialah menyerahkan sesuatu benda yang kekal zatnya untuk diambil
manfaatnya oleh umum (masyarakat) ataupun oleh perorangan.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://barzacommunity.blogspot.co.id/2013/04/kelas-x-bab-11-zakat-haji-
waqaf.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat

http://suherman111.blogspot.co.id/2011/11/makalah-wakaf.html

Anda mungkin juga menyukai