diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim
II
dosen pengampu Shella Febrita Putri Utomo., S.Kep.,Ners.,M.Kep
disusun oleh:
kelompok 2
Moch Ramlan 302017046
Nia Kurnia 302017049
Putri Nur Habibah 302017056
Rizki Maulana Rikmanda 302017063
Sophie Amalia 302017069
Suci Pratiwi Mulyani 302017072
Wuan Nurjannah 302017084
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang selalu melimpahkan kasih dan
sayangnya kepada kita semua khususnya kepada penulis serta selalu memberikan
hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat membuat makalah ini dengan
penuh suka cita dan dapat mengumpulkan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Asuhan Keperawatan
Spiritual Muslim II dalam penyusunannya penulis mendapatkan bantuan dari
temanteman, referensi buku, dan jurnal maupun artikel. Tentunya makalah yang
dibuat ini belum sepenuhnya sempurna, sehingga penulis dengan lapang dada
menerima kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sehingga
dikemudian hari penulis dapat membuat makalah jauh lebih baik dari makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca serta
menjadi inspirasi bagi pembaca. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
pembuatan makalah ini.
Bandung, September 2020
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya berbagai nilai-nilai
kebaikan universal. Nilai-nilai kebaikan itu dapat kita jumpai dalam 5 (lima)
ajaran pokok Islam yang disebut dengan rukun Islam, yaitu bersyahadat tauhid
dan syahadat rasul, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan
Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah Mekah. Di antara rukun Islam tersebut adalah
menunaikan zakat. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat
merupakan suatu ibadah yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an, Allah
menerangkan zakat beriringan dengan menerangkan sembahyang. Pada delapan
puluh dua tempat Allah menyebut zakat beriringan dengan urusan shalat ini
menunjukan bahwa zakat dan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali
dalam hal keutamaannya shalat dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat
dipandang seutama-utama ibadah maliyah. Zakat juga salah satu unsur pokok bagi
tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas
setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam
kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan
paten berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial
kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan umat manusia.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan beberapa pertanyaan yang akan dibahas dalam
suatu makalah. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan zakat?
2. Apa saja jenis-jenis zakat?
3. Apa saja hukum berzakat?
4. Apa saja ayat al-qur’an dan hadist yang membahas mengenai zakat?
5. Bagaimana zakat dalam aspek kesehatan?
6. Apa saja nilai-nilai sosial dan spiritual dalam ibadah berzakat?
C. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
Melalui pembuatan makalah mengenai aspek kesehatan dalam zakat ini,
diharapkan mahasiswa mampu memahami materi keperawatan komplementer ini.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi tentang zakat
b. Untuk mengetahui jenis-jenis zakat
c. Untuk mengetahui hukum berzakat
d. Untuk mengetahui ayat al-qur’an dan hadist yang membahas mengenai
zakat
e. Untuk mengetahui zakat dalam aspek kesehatan
f. Untuk mengetahui nilai-nilai sosial dan spiritual dalam ibadah berzakat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Menurut Bahasa (etimologi), zakat berarti suci, tumbuh, berkembang,
kesuburan atau bertambah (HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti
membersihkan atau mensucikan. Zakat berasal dari kata dasar zaka, yang berarti
bertambah, subur, tidak cacat atau baik. Seseorang yang zaki berarti orang itu
lebih banyak bersifat baik atau lebih banyak memiliki sifat-sifat sebagai orang
baik. Zakat menurut terminologi berarti, sejumlah harta tertentu yang diwajibkan
oleh Allah SWT. Untuk diberikan kepada para mustahik yang telah disebutkan
dalam Alquran. Zakat bisa juga berarti sejumlah harta yang diberikan untuk orang
tertentu (Mustarin, 2017).
Menurut undang-undang No.23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
pada bab I pasal 1 menyebutkan bahwa zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan
oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan syariat Islam (Mustarin, 2017).
Sedangkan zakat dari segi istilah fikih berarti sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan Allah diserahkan kepada orangorang yang berhak, disamping berarti
mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri. Jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan
itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu, menambah banyak, membuat lebih
berarti dan melindungi kekayaan itu dari kebinasaan. Sebagaimana imam Nawawi
mengutip pendapatnya imam Wahidi yang dikutip oleh Yusuf Qardawi dalam
kitab “Hukum Zakat”. Zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu,
yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya (muzakki), untuk diserahkan
kepada yang berhak menerimanya (mustahik) dengan persyaratan tertentu pula
(Karim, 2015).
Menurut beberapa pandangan ulama lainnya menjelaskan bahwa:
a. Imam Asy-Syaukani Zakat adalah memberi suatu bagian dari harta yang
sudah sampai nishab kepada orang fakir dan sebagainya, yang tidak
berhalangan syara’ sebagai penerima.
b. Imam Nawawi Zakat adalah “sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah
SWT diserahkan kepada orang-orang yang berhak”, di samping berarti
“mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri.” Jumlah yang dikeluarkan dari
kekayaan itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu menambah banyak,
membuat lebih berarti, dan melindungi kekayaan itu dari kebinasaan.
c. Imam Al-Mawardi Zakat adalah sebutan untuk pengambilan tertentu dari
harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu untuk diberikan kepada
golongan tertentu
Berikut ini dikutipkan beberapa ayat al-quran yang menjelaskan tentang
zakat.
1. QS. Al-Baqarah Ayat 43
Artinya:“ “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku”
2. QS. Al-Taubah Ayat 60
Artinya; “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku'”. (Qs. Al-Baqarah:43)
D. Ayat Al-Qur’an dan Hadist Anjuran Zakat
Menurut Didin Hafidhudin, ditinjau dari segi bahasa zakat mempunyai
beberapa arti, yaitu Al- Baraktu “keberkahan”, Al-Namaa “pertumbuhan dan
perkembangan,” Ath Thaharatu,kesucian, dan Ash Shalahu “keberesan”.
Sedangkan secara istilah yaitu bahwa zakat adalah bagian dari harta dengan
persyaratan tertentu yang Allah Swt mewajibkan kepada pemiliknya untuk
diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.
Zakat wajib ini menurut Al-Qur’an juga disebut sedekah, sehingga
sedekah itu adalah zakat dan zakat itu adalah sedekah, berbeda nama tetapi sama
artinya. Ada beberapa firman Allah yang menyebutkan bahwa sedekah sama
dengan zakat antara lain :
1) Qur’an surah Al-Hajj : 41
Artinya: Dari Abdul Rahman Abdullah bin Umar bin Khattab ra, berkata
aku mendengar Rasulullah Saw Bersabda; “Islam dibangun atas lima
perkara: bersaksi tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah
melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya; menegakkan shalat;
menunaikan zakat; menunaikan haji; dan berpuasa di bulan ramadhan.”
(Hadis Riwayat Bukhori dan Muslim).
Semua ayat di atas adalah tentang zakat, tetapi diungkapkan dengan
istilah shodaqoh. Namun, dalam penggunaaan sehari-hari kata sedekah itu disalah
artikan yaitu hanya berarti sedekah yang dituliskan kepada pengemis dan peminta-
minta. Tentang kewajiban zakat ini, Allah Swt selalu menyamakannya dengan
sholat, seperti firman Allah Swt dalam Al-Qur’an:
Artinya ”kerjakan sholat dan tunaikan zakat”. Zakat ini bukanlah
kewajiban terhadap seluruh ummat Islam, tetapi terhadap orang yang
tertentu dan dikeluarkan terhadap orang yang tertentu pula. Berkenaan
dengan masalah ini, Nabi sendiri telah bersabda: Allah ta’ala telah
mewajibkan zakat pada harta orang-orang kaya dan kaum muslimin
sejumlah yang dapat melapangi orang-orang miskin diantara mereka. Dan
fakir miskin itu tidaklah akan menderita menghadapi kelaparan dan
kesulitan sandang, kecuali karena para golongan yang kaya raya.
Dengan memperhatikan Hadist di atas, nampaklah bagi kaum muslimin
bagaimana status zakat yang sebenarnya, akan memperoleh hikmah yang luar
biasa karena sebagian harta kekayaan yang dikeluarkan oleh si kaya itu adalah
merupakan zakatnya, dengan harapan akan mendatangkan kesuburan atau akan
menyuburkan pahala. Zakat itu tidak asal ditunaikan, tetapi harus dengan
menggunakan pengetahuan tentang lingkungan sekitarnya. Dan dengan zakat
harus bisa dan mampu memberantas kemiskinan dan menciptakan kemakmuran di
masyarakat sekitarnya. Karena bila tidak dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
syari’at Islam sulit akan mencapai hikmah kesuburan.
E. Zakat dalam Aspek Kesehatan
Perintah membayar zakat dirangkaikan oleh Allah dalam satu perintah
dengan shalat. Ini menunjukkan apabila dikerjakan yang satu tetapi ditinggalkan
yang satu lagi, maka keduanya tidak ada arti karena belum selesai melaksanakan
perintah.
Kewajiban membayar zakat merupakan salah satu konsep Islam dalam
mengatasi kemiskinan, memupuk solidaritas dan kepedulian sosial. Dengan
demikian konflik psikososial berupa kesenjangan dan kecemburuan sosial dapat
dicegah. Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang peka terhadap dunia
sekitarnya, tidak kikir, tidak egosis dan berjiwa sosial.
Dalam harta seorang mukmin terdapat hak-hak orang lain. Hak-hak itu
ditunaikan sebagaimana mestinya kepada orang yang berhak seperti fakir dan
miskin. Jika hal ini dijalankan sepenuhnya, maka jurang pemisah antara sikaya
dan simiskin menjadi sempit, sebaliknya akan memperlebar kebersamaan dan
persaudaraan sesama hamba Allah tanpa dengki dan iri. Dengan begitu
lingkungan masyarakat sekitarnya merasa damai dan tentram, melahirkan jiwa
yang sehat.
Zakat dapat menjauhkan penyakit jiwa, karena aspek pemurah yang dimiliki
seseorang menjauhkan manusia dari sifat pelit dan serakah. Bahkan zakat mampu
menjadi sistem imun pada tubuh, karena perasaan bahagia usai memberi ternyata
berpengaruh terhadap imun tubuh. Satu lagi alasannya kenapa orang yang
berzakat akan merasa lebih sehat karena secara langsung ataupun tidak orang yang
berzakat tersebut didoakan oleh mustahik atas keberkahan rezeki serta kesehatan.
Kesimpulan nya adalah membayar zakat dapat menenangkan jiwa,
kesehatan hati dan juga pikiran. Menjauhkan dari sifat dengki, iri hati, tamak dan
segala penyakit hati lainnya.
F Nilai nilai sosial dan spiritual ibadah zakat
Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya berbagai nilai-
nilai kebaikan universal. Nilai-nilai kebaikan itu dapat kita jumpai dalam 5 (lima)
ajaran pokok Islam yang disebut dengan rukun Islam, yaitu bersyahadat tauhid
dan syahadat rasul, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan
Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah Mekah. Di antara rukun Islam tersebut adalah
menunaikan zakat. Zakat adalah salah satu ibadah yang syarat dengan nilai-nilai
sosial dan spiritual. Ada dimensi yang menegaskan hubungan keimanan kita
kepada Allah (hablum minallah), dan juga ada kaitan sangat erat sekali dengan
dimensi sosial yang menegaskan hubungan baik kita kepada sesama manusia
(hablum minannas) di dalam ibadah zakat tersebut. Bahkan zakat itu merupakan
momentum kesadaran ummat Islam untuk bangkit dari kungkungan tradisi
individualistik di tengah-tengah ketimpangan sosial masyarakat Arab pada saat
itu.