Anda di halaman 1dari 11

JENIS-JENIS FILANTROPI ISLAM

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Filantropi Islam

Dosen Pengampu : H. Samsul Ridwan, S.Ag., S.H., M.H.

Disusun oleh :

1. Muhammad Hananda Firdausy (1901046004)


2. Putri Sofiyana A‟isyah (1901046007)
3. Mirandha Dhea Amanda (1901046034)

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kita,
sehingga kita masih diberi nikmat yang tidak terhitung berapa jumlahnya. Shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita ke zaman sekarang ini. Semoga kita bisa mendapat syafa‟at nya di yaumul
akhir nanti. Berkat rahmat Allah SWT tim penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah
ini guna memenuhi tugas mata kuliah Filantropi Islam.

Makalah ini kami susun dengan seoptimal mungkin serta bantuan dari beberapa pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih
ada banyak kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami
dapat memperbaikki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul “Jenis-jenis Filantropi
Islam” dapat memberikan manfaat dan ilmu bagi para pembaca.

Semarang, 1 April 2021

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di tengah gencarnya pembangunan nasional dan upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat, kita masih sering menjumpai ketimpangan di masyarakat;
masih tingginya angka kemiskinan, kesehatan dan lingkungan yang buruk, birokrasi
yang korup, layanan publik yang tidak memadai serta rendahnya taraf hidup
masyarakat. Kehidupan sosial belum sungguh-sungguh mencerminkan kesejahteraan
sebagaimana yang diamanatkan konstitusi dan ajaran agama. Padahal potensi dana
filantropi sangat besar untuk mengatasi problematika tersebut.
Filantropi merupakan suatu konsep yang telah terdapat dalam Islam, yang
bertujuan untuk kebaikan (al-birr), melihat kondisi tingkat sosial dan ekonomi
mayarakat yang berbeda-beda, ide atau konsep filantropi merupakan salah satu
alaternatif bagi suatu kelompok masyarakat untuk mengurangi kesenjangan sosial
diantara masyarakat.
Dimaknai pula sebagai praktik kedermawanan dalam tradisi Islam melalui
zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF).

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan jenis filantropi islam berupa zakat !
2. Jelaskan jenis filantropi islam berupa infaq !
3. Jelaskan jenis filantropi islam berupa shodaqoh !
4. Jelaskan jenis filantropi islam berupa wakaf !
BAB II

PEMBAHASAN

A. Zakat
Zakat secara bahasa berarti suci, tumbuh, berkah dan terpuji. Sedangkan
secara istilah suatu ibadah wajib yang dilaksanakan dengan memberikan sejumlah
kadar tertentu dari harta sendiri kepada orang yang berhak menerima sesuai dengan
ketentuan syariat Islam.1
Zakat secara etimologi mempunyai beberapa pengertian antara lain, yaitu al
barakatu (keberkahan), al nama (pertumbuhan dan perkembanngan), al Taharatu
(kesucian) dan al Salahu (keberesan). Sehingga ibadah itu dinamakan zakat karena
dapat mengembangkan dan mensucikan serta menjauhkan harta dari bahaya manakala
telah dikeluarkan zakatnya. Sedangkan secara terminologis, zakat adalah
mengeluarkan sebagian harta yang telah memenuhi syarat tertentu kepada yang
berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu pula.
Zakat pada awalnya ditinjau hanya dari sudut keagamaan karena zakat
merupakan ibadah yang utama dalam Islam dan permasalahan zakat termasuk salah
satu rukun (rukun ke-tiga) dari rukun Islam yang lima. Kemudian kajian mengenai
zakat juga datang dari sudut lain yang penting, yaitu persoalan zakat ditinjau dari
sudut kemasyarakatan dan sistem hidup di dunia. Zakat adalah ibadah yang memiliki
dua dimensi yaitu vertikal dan horisontal, yaitu merupakan ibadah sebagai bentuk
ketaatan kepada Allah (vertical) dan sebagai kewajiban kepada sesama manusia
(horizontal). Zakat juga sering disebut sebagai ibadah maaliyah ijtihadiyah.2
Ayat Alquran berbicara mengenai zakat untuk menciptakan dan memelihara
kemaslahatan hidup serta martabat kehormatan manusia, dan Allah SWT menciptakan
syariat yang mengatur cara memanfaatkan harta dengan baik.
Salah satu cara memanfaatkan harta adalah dengan zakat, hal ini terdapat
dalam Alquran kemudian diperjelas oleh Allah dengan aktualisasi pada Nabi
Muhammad SAW. Bila merujuk pada Alquran, terdapat suatu sistem ekonomi Islam
dalam penerapan zakat, seperti lebih mengutamakan kesempatan dan pendapatan

1
Lazis Muhammadiyah, “Pedoman Zakat Praktis”, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2004) hlm. 1-2
2
Abdiansyah Linge, “Filantropi Islam sebagai Instrumen Keadilan Ekonomi”, JURNAL PERSPEKTIF
EKONOMI DARUSSALAM Volume 1 Nomor 2, September 2015 ISSN. 2502-6976, Hal 6-10
(AliImran: 180, at-Taubah:34), tidak menyetujui pemborosan (al-Isra:26), tidak
menyetujui spekulasi serta praktek-praktek ketidak jujuran dan penipuan (Huud: 85-
86), dan Islam menghendaki semua bentuk perdagangan dilakukan dengan usaha yang
sah dan jujur serta perdagangan dilandasi dengan iman dan iktikad yang baik.
Zakat memiliki tujuan untuk membangun kebersamaan, dengan tidak
menjadikan segala perbedaan yang ada dalam masyarakat mengarah kepada
kesenjangan sosial. Dalam hal ini minimalisasi dari realisasi zakat adalah melindungi
golongan fakir miskin dan tidak memiliki standar kehidupan yang sesuai dan juga
tidak memiliki makanan, pakaian, tempat tinggal. Adapaun target maksimal dari
realisasi zakat adalah dengan meningkatkan standar kehidupan golongan fakir miskin
hingga dapat mencapai tingkat kehidupan yang berkecukupan.3

B. Infaq
Infaq adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain guna
menutupi kebutuhan, baik berupa makanan,minuman,mendermakan,memberikan
rezeki (karunia),atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas
dan karena Allah SWT.Infaq berasal dari kata nafaqa yang artinya menafkahkan atau
membelanjakan.4 Sedangkan menurut terminologi infaq berarti mengeluarkan
sebagian harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran
Islam.
Ada beberapa perbedaan antara zakat dengan infaq, jika zakat ada nishabnya,
infaq tidak mengenal nishab. Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik
yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah di saat lapang maupun sempit.
Jika zakat harus diberikan kepada mustahiq tertentu (8 asnaf), maka infaq boleh
diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orang tua, anak yatim, dan
sebagainya. Meskipun terdapat beberapa perbedaan antara zakat dan infaq, namun
tujuan dan hikmahnya relatif sama, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai perwujudan keimanan dan rasa syukur kepada Allah SWT.
2. Sebagai salah satu upaya untuk membantu para mustahiq agar mencapai
kehidupan yang lebih sejahtera.

3
Qardhawi Yusuf, Dauru al-Zakat fi‟Ilaaj al-Musykilaat al-Iqtishaadiyah, terj. Sari Narulita, ”Spektrum Zakat
Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan”, Jakarta: Zikrul, 2005
4
Mursyid, Mekanisme Pengumpulan Zakat,Infaq, dan Shadaqah (Menurut Hukum Syara’ dan Undang-
Undang), Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2006,hal. 5.
3. Meningkatkan dana bagi pembangunan peningkatan kualitas umat, seperti
pendidikan, kebudayaan, kesehatan, dan ekonomi.
4. Untuk memasyarakatkan etika berusaha dan bekerja.
5. Untuk melakukan kegiatan pemerataan pendapatan.5

C. Shadaqah
Adapun shadaqah adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada
orang lain atau lembaga/badan hukum secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh
waktu dan jumlah tertentu dengan mengharap ridho Allah SWT dan pahala
semata.Shadhaqah berasal dari kata Shadhaqa yang berarti benar, jujur, dan tepat
janji.6 Menurut terminologi, pengertian Shadhaqah sama dengan pengertian infaq,
termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infaq berkaitan
dengan materi, Shadhaqah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non
materil juga.
Pengelolaan infaq dan shadhaqah sangat rawan terjadi sengketa yang
diselesaikan melalui Pengadilan Agama. Menurut Abdul Manan, bahwa Pengadilan
Agama adalah peradilan khusus untuk mengadili perkara-perkara perdata tertentu, dan
sengketa infaq dan shadhaqah adalah institusi hukum keperdataan khusus yang hanya
terdapat dalam sistem hukum Islam, tidak ditemukan pada sistem hukum lain. Dalam
konteks penyelesaian sengketa infaq dan shadhaqah tersebut, persoalan-persoalan
mendasar yang perlu dipecahkan antara lain ke Pengadilan Agama mana gugatan
infaq dan shadhaqah harus diajukan, siapa pihak-pihak yang berkualitas sebagai
penggugat /para penggugat. Oleh karena itu, yang dapat mengajukan gugatan sedekah
adalah:
1. Delapan asnaf, yaitu fuqara‟, masa‟kin, dan seterusnya
2. Mustahiq atau orang-orang yang bersedekah atau ahli warisnya
3. Pejabat yang berwenang mengawasi pelaksanaan infaq dan shadhaqah menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
4. Pihak-pihak yang berkepentingan yang mengetahui adanya penyalahgunaan
benda-benda infaq dan shadhaqah. Jika masyarakat mengajukan gugatan infaq dan

5
Wahyu Akbar, dkk, Filantropi Islam (Regulasi dan Implementasi Zakat di Indonesia), Yogyakarta: K-Media,
2021, hal. 8.
6
Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modern, Malang: UIN-Malang Press, 2007, hal. 15.
shadhaqah, maka dapat ditempuh dengan cara class action, karena kegunaan infaq
dan shadaqah untuk kepentingan publik.7

D. Wakaf
a. Definisi Wakaf
Secara Bahasa, wakaf berasal dari Bahasa arab dengan bentuk aslinya
adalah waqafa-yaqifu-waqfan yang artinya berdiri, abadi, berhenti, dan menahan.
Terdapat kata lain yang memiliki kesamaan dengan arti wakaf yakni al-habs/at-
tahbis dan at-tasbil yang artinya menahan, menghentikan, dan menyalurkan. Di
dalam al-Quran sendiri terdapat beebrapa ayat yang mengandung kata waqafa,
diantaranya terdapat pada QS. Al-An‟am (8): 27 dan 30; QS. Saba‟ (34): 31, dan;
QS. Al-Shaffaat (37): 24.8
Ditinjau dari segi istilah, wakaf merupakan suatu pemberian yang berlaku
abadi yang dapat digunakan untuk kepentingan keagamaan atau dapat juga
digunakan untuk kepentingan umum. Adapun beberapa istilah wakaf sebagai
berikut
a) Istilah yang dikemukakan oleh Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah, yang mana
beliau menjelaskan bahwasanya wakaf merupakan suatu kegiatan menahan
pokoknya (pangkalnya) dan mempergunakan hasilnya, yakni menahan
bendanya (hartanya) dan membelanjakan hasilnya di jalan Allah SWT.9
b) Wakaf menrut Kompilasi Hukum Islam adalah perbuatan hukums eseorang
atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari
benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna
kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran islam.
c) Abu Hanifah menerangkan bahwa wakaf adalah menahan suatu benda dengan
tetap menjadi milik wakif dengan menggunakannya untuk kebaikan. Dengan
hal ini, harta yang diwakafkan itu tetap menjadi milik si wakif dan ia sah
untuk menariknya kembali bahkan menjualnya. Menurut beliau, wakaf itu
boleh bukan wajib seperti halnya pinjaman.10

7
Wahyu Akbar, dkk, Filantropi Islam (Regulasi dan Implementasi Zakat di Indonesia), Yogyakarta: K-Media,
2021, hal. 9-10.
8
Dr. Hamzah, M.Si, dkk. 2020. Pemberdayaan Zakat Dan Wakaf Mewujudkan Masyarakat Mandiri Hlm. 104
9
Dr. Hamzah, M.Si, dkk. 2020. Pemberdayaan Zakat Dan Wakaf Mewujudkan Masyarakat Mandiri. Hlm. 107
10
Dr. Hamzah, M.Si, dkk. 2020. Pemberdayaan Zakat Dan Wakaf Mewujudkan Masyarakat Mandiri. Hlm.
107-109
b. Tujuan dan Fungsi Wakaf
Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 41 Tahun 2004 tujuan wakaf
adalah untuk memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya. Hal ini
juga ditegaskan pada Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
2006, tujuan adanya wakaf untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau
kesejahteraan umum menurut Syariah.
Fungsi dari adanya wakaf yakni guna mengekalkan manfaat benda wakaf
sesuai dengan tujuan wakaf serta untuk mewujudkan potensi dan manfaat
ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dam untuk mewujudkan
kesejahteraan umum. Kemudian, untuk fungsi sosial dari perwakafan mempunyai
arti bahwa penggunaan hak milik oleh seseorang harus memberi manfaat
langsung atau tidak langsung kepada masyarakat. Dalam ajaran kepemilikan
terhadap harta benda, agama Islam mengajarkan bahwa di dalamnya melekat hak
fakir miskin yang harus diberikan oleh pemiliknya secara ikhlas kepada yang
memerlukannya sesuai ketentuan yang telah ditentukan, diantaranya melalui
zakat, infaq, shadaqah, hibah, dan wakaf.11
c. Macam-Macam Wakaf
Menurut para ulama, wakaf ada dua macam, yaitu wakaf ahli (khusus)
dan wakaf khairi (umum). Wakaf ahli disebut juga wakaf keluarga atau wakaf
khusus. Maksudnya, wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu, baik
kepada keluarga maupun kepada pihak lain. Wakaf ahli terkadang disebut juga
dengan wakaf ‘alal aulad, yaitu wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan dan
jaminan sosial dalam lingkuanga keluarga (famili), lingkungan keluarga sendiri.
Sedangkan wakaf khairi, secara tegas diperuntukkan untuk kepentingan agama
atau masyarakat umum. Seperti wakaf yang diserahkan untuk pembangunan
masjid, rumah sakit, rumah anak yatim dan lain sebagainya.15
d. Berfilantropi Melalui Wakaf
Dalam berfilantropi terdapat strategi pendayagunaan wakaf dalam
kegiatan pemberdayaan seharusnya memberikan dampak positif dan nyata bagi
penerimanya, baik secara ekonomi maupun sosial. Ditinjau dari segi ekonomi,
mustahik ditutuntut dapat hidup secara layak dan mandiri, sedangkan dari sisi
sosial, diharapkan dapat hidup sejajar dengan masyarakat yang lain.

14
Muh Fudhail Rahman. Wakaf Dalam Islam: al-Iqtishad Vol. I No. 1, Januari 2009. Hlm. 80
15
Muh Fudhail Rahman. Wakaf Dalam Islam: al-Iqtishad Vol. I No. 1, Januari. Hlm. 84
16
Adi Nur Rohman, dkk. 2020. SERI BUKU SAKU: Hukum Wakaf Indonesia. Hlm. 25-28
Kelamahan utama bagi masyarakat dengan ekonomi kebawah atau usaha
kecil yakni tidak hanya pada permodalan baik, namun juga sikap mental dan
kesiapan manajemen usaha. Maka dari itu, berfilantropi pada tahap awal haruslah
mampu mendidik penerima sehingga benar-benar berubah. Karena tidak mungkin
kemiskinan itu dapat berubah kecuali dimulai dari perubahan mental si miskin itu
sendiri. Dari pemaparan tersebut, inilah yang disebut peran pemberdayaan dalam
berfilantropi.17
e. Hikmah Wakaf
Tujuan wakaf bukan sekadar mengumpulkan harta sumbangan, tetapi
mengandung banyak segi positif bagi umat manusia, di antaranya
a. Menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat;
b. Pembinaan hubungan kasih sayang antara wakif dengan anggota masyarakat
dan;
c. Keuntungan moril bagi Wakif, yaitu kucuran pahala, secara terus menerus
selama wakafnya dimanfaatkan penerima wakaf. Pahala,yang dalam istilah Al
Quran “tsawab” ialah kenikmatan abadi di akhirat kelak.
d. Umat islam dapat lebih mandiri tanpa tergantung kepada pihak lain18

17
Dr. Hamzah, M.Si, dkk. 2020. Pemberdayaan Zakat Dan Wakaf Mewujudkan Masyarakat Mandiri. Hlm.
186-188
18
Muh Fudhail Rahman. Wakaf Dalam Islam: al-Iqtishad Vol. I No. 1, Januari 2009. Hlm. 84, 90
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Filantropi merupakan suatu konsep yang telah terdapat dalam Islam, yang
bertujuan untuk kebaikan (al-birr), melihat kondisi tingkat sosial dan ekonomi
mayarakat yang berbeda-beda, ide atau konsep filantropi merupakan salah satu
alaternatif bagi suatu kelompok masyarakat untuk mengurangi kesenjangan sosial
diantara masyarakat.
Dimaknai pula sebagai praktik kedermawanan dalam tradisi Islam melalui
zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF).

B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca dan para pakar utama penulis
mengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun akan diterima
dengan senang hati demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Kepada semua pihak khususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Filantropi Islam
yang telah memberikan saran dan kritik konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Kami
ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Wahyu, dkk.2021. Filantropi Islam (Regulasi dan Implementasi Zakat di Indonesia).
Yogyakarta: K-Media.
Hamzah, dkk. 2020. Pemberdayaan Zakat Dan Wakaf Mewujudkan Masyarakat Mandiri.
Yogyakarta: Percetakan Bintang.
Lazis Muhammadiyah.2004. Pedoman Zakat Praktis.Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Linge, Abdiansyah.2015.Filantropi Islam sebagai Instrumen Keadilan Ekonomi.Jurnal
Perspektif Ekonomi Darussalam Volume 1 Nomor 2 ISSN. 2502-6976.
Mursyid. 2006. Mekanisme Pengumpulan Zakat,Infaq, dan Shadaqah (Menurut Hukum Syara’
dan Undang-Undang). Yogyakarta: Magistra Insania Press.
Rahman, Fuadhail M. 2009. Wakaf Dalam Islam – al-Iqtishad Vol. I No. 1: Fakultas Syariah
dan Hukum Ciputat.
Rohman, Adi Nur, dkk. 2020. Seri Buku Saki: Hukum Wakaf Indonesia. Jakarta: Fakultas
Hukum Bhayangkara Jakarta Raya.
Sudirman.2007. Zakat dalam Pusaran Arus Modern. Malang: UIN-Malang Press.
Yusuf, Qardhawi.2005.Dauru al-Zakat fi‟Ilaaj al-Musykilaat al-Iqtishaadiyah, terj. Sari
Narulita. Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan.Jakarta: Zikrul.

Anda mungkin juga menyukai