Anda di halaman 1dari 13

UPAYA MENINGKATKAN KESOLEHAN SOSIAL DENGAN ZAKAT WAKAF

Oleh

Rahma Nauvi Ilma

Abstrak

Islam adalah agama yang mengatur semua lini kehidupan secara lengkap. Islam mengatur
hubungan antara seorang hamba dengan Khaliq-nya (kesolehan individu), antara manusia dengan
manusia yang lain (kesolehan sosial), dan juga mengatur hubungan antara manusia dengan alam
sekitarnya (kesolehan lingkungan). Kehadiran Islam di tengah kehidupan masyarakat mampu
mewujudkan kedamaian dan kasih sayang tidak hanya dengan manusia, namun dengan Allah SWT
sebagai sang Khaliq dan juga alam sekitar. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tentang upaya
meningkatkan kesolehan sosial melalui ajaran zakat dan wakaf. Metode yang digunakan adalah
studi kepustakaan dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zakat
merupakan ajaran Islam yang bersifat mengikat kepada setiap orang yang telah memenuhi syarat.
Hakikat zakat adalah harta titipan Allah Swt yang harus dikeluarkan oleh seseorang untuk
kemaslahatan bersama. Kemaslahatan yang ditimbulkan zakat dapat membersihkan jiwa dan harta
pembayar zakat (Muzakki) dan dapat memberi ketenangan batin.Ini karena pembayar zakat
(Muzakki) telah melaksanakan kewajiban yang ditentukan Allah Swt. Sedangkan wakaf
merupakan bentuk mendonasikan sebagian harta untuk dimanfaatkan secara produktif oleh umat.
Aset wakaf dapat digunakan untuk aktifitas tertentu dan juga untuk pelayanan publik sebagai
bentuk kebaktian seseorang kepada bangsa dan pengkhidmatan kepada para generasi yang akan
datang. Wakaf merupakan amal jariyah untuk menumbuhkan jiwa kepedulian antar sesama yang
pahalanya terus mengalir meskipun Wakif telah meninggal dunia.

Kata Kunci : Kesolehan social, Zakat, Wakaf

PENDAHULUAN

Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa
rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, terlebih
kepada sesama manusia.. Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk
Allah.Rahmat dalam Islam adalah rahmat yang sesuai dengan kehendak Allah dan ajaran-Nya,
baik berupa perintah maupun larangan-Nya..

Islam juga sebagai aturan dan cara hidup yang lengkap meliputi segala aspek kehidupan..
Islam mengatur hubungan antara seorang hamba dengan Khaliq-nya, antara manusia dengan
manusia yang lain dan juga mengatur hubungan manusia dengan alam sekitarnya.. Kehadiran
Islam di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang tidak
hanya dengan manusia, namun dengan Allah sebagai sang Khaliq dan juga alam sekitarnya..

Adapun rasa cinta kemanusiaan diwujudkan melalui kewajiban membayar zakat dan
gratifikasi kepada wakaf.. Di tengah permasalahan perekonomian, zakat dan wakaf muncul
sebagai alat pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di kalangan masyarakat.. Zakat
dan wakaf memiliki banyak keunggulan dibandingkan instrumen pajak tradisional yang sudah
ada.. Banyak pemikiran dan teori yang dikemukakan para ahli untuk mengatasi kemiskinan..
Namun tidak semua teori dapat diterapkan dalam praktik dan tidak mampu menyelesaikan
permasalahan kemiskinan.. Zakat adalah sejumlah harta yang diberikan kepada mereka yang
berhak menerimanya, sedangkan wakaf adalah harta yang diberikan untuk pengelolaan dan
hasilnya dipergunakan untuk kepentingan umum menurut syarat-syarat yang telah ditentukan,
Hanya perlu izin Allah.. Selain aspek ibadah, zakat dan wakaf juga mempunyai aspek sebagai
amal sosial yang komprehensif.. Oleh karena itu, orang yang berzakat atau mensponsori
mencerminkan dirinya memiliki kesalehan sosial karena peka terhadap permasalahan
masyarakat..

Sebagai praktek yang telah melembaga dalam kehidupan masyarakat muslim, zakat telah
mendukung kehidupan ekonomi, sosial dan politik umat Islam.. Wakaf yang merupakan “raksasa
tidur” disektor keuangan syariah mempunyai potensi luar biasa untuk mempercepat pembangunan
insfrastruktur, fasilitas sosial, dan sarana keagamaan.Artinya, zakat dan wakaf mempunyai
kemampuan untuk mengangkat perekonomian masyarakat.Namun, ada sedikit perbedaan karakter
diantara keduanya.Zakat merupakan ibadah wajib bagi yang telah memenuhi ketentuan, sedangkan
wakaf adalah ibadah sunnah bagi orang yang mengharapkan ridha Allah..

Artikel ini menjelaskan konsep zakat dan wakaf sebagai upaya meningkatkan kesolehan
sosial bagi yang mengerjakan.Hal ini karena Islam tidak hanya menuntut penganutnya memiliki
kesolehan individu dengan menjalankan ritual rutin seperti solat, puasa dan yang lain, namun Islam
juga mengharapkan para pemeluknya memiliki kesolehan sosial dan kesolehan lingkungan.
Urgensi Zakat dalam Kehidupan Sosial

Definisi zakat
1
Secara bahasa, Zakat merupakan kata dasar (masdar) dari Zaka yang berarti berkah,
tumbuh, bersih, dan baik.Sesuatu itu Zaka, berarti tumbuh dan berkembang, dan seseorang itu
Zaka, berarti orang itu baik.. Menurut Lisan al-Arab arti dasar Zaka dari kata Zakat, ditinjau dari
sudut bahasa, adalah suci, tumbuh, berkah, dan terpuji

Menurut Yusus Al-Qardhawi (2011), zakat dalam istilah fiqh berarti sejumlah harta yang
diwajibkan Allah untuk diberikan kepada orang yang berhak memilikinya.. Para ulama madhzab
mendefinisikan zakat secara berbeda; Para ulama Hanafiyah berpendapat bahwa zakat adalah
“mengubah sebagian harta tertentu menjadi milik orang tertentu (mustahiq), sebagaimana
ditentukan oleh hukum syariah..” » Sedangkan ulama Malikiyah mengartikan zakat sebagai
“pelepasan sebagian harta tertentu yang telah mencapai nishab, kepada mereka yang berhak
menerimanya akan mendapat hak kepemilikan dan pengangkutan penuh (setahun), tidak ada harta
pertambangan atau pertanian.. Menurut ulama Syafi’iyah, zakat merupakan wujud pelepasan harta
dengan cara tertentu.. Sedangkan menurut Ulama Hanbalilah, zakat merupakan kewajiban wajib
yang harus dikeluarkan atas harta yang diperuntukkan bagi golongan tertentu.. Para ulama
madzhab, secara umum zakat dibedakan menjadi 2 : ..2 Pertama, Zakat Nafs, khusus zakat jiwa
dikenal juga dengan Zakat Fithrah. Kedua, Zakat Mal (harta), adalah zakat yang diberikan atas
harta yang khusus (emas, perak, hewan ternak, tumbuh-tumbuhan, termasuk buah-buahan dan
biji-bijian, serta harta komersil, harta kekayaan mineral, harta temuan (rikaz) dan penghasilan
(pekerjaan)..

Peraturan Zakat

Zakat merupakan ketentuan yang wajib, Peraturan zakat telah banyak disebutkan dalam
Al-Qur'an, Sunnah dan ijma para ulama, diantaranya adalah:

Pertama; Surat at-Taubah ayat 103 artinya:

1
Al-Zuhaily, Terj.., Agus Efendi dkk, 2008, hal.. 82-83)..

2
Ash-Shiddieqy, 2002, hal.. 7
"Ambillah zakat dari sebagian dari harta mereka, dengan zakat ini kamu akan mensucikan
mereka dan mensucikan wilayah Yaman, lalu beliau berkata kepadanya:

Kedua :“Jika mereka menaati perintahku mengenai hal ini (keputusan mengeluarkan zakat
mereka), beritahukan kepada mereka bahwa Allah SWT telah memaksa mereka yang
mengeluarkan zakat mengambil dari orang-orang kaya dan memberikannya kepada orang-orang
miskin di antara mereka..” (Riwayat al-Jama’ah menurut Ibnu Abbas)

Ketiga : Fatwa MUI Tahun 1982 tentang Pemberdayaan Zakat, dalam Fatwa tersebut
disebutkan bahwa zakat hibah orang miskin bisa efektif Dan dana zakat atas nama sabilillah bisa
digunakan untuk Maslahah 'Ammah (kemaslahatan umum)

Keempat ; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, pada pasal
1 ayat (4) disebutkan:

“Zakat adalah suatu barang yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau suatu badan
usaha untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya.. sesuai dengan hukum syariat
Islam.”

Potensi Zakat Dalam Ekonomi


3
Dari sudut pandang ekonomi, zakat mempunyai banyak implikasi ekonomi yang penting,
termasuk konsumsi secara keseluruhan, tabungan nasional, investasi, dan produksi global.. Arti
penting zakat adalah dampaknya terhadap konsumsi agregat.. Dalam perekonomian Islam yang
menerapkan zakat, masyarakat akan terbagi menjadi dua kelompok pendapatan, yaitu kelompok
yang membayar zakat (muzakki) dan kelompok yang menerima zakat (mustahiq).. Kelompok yang
mengeluarkan zakat (muzakki) mentransfer sebagian pendapatannya kepada kelompok yang
menerima zakat (mustahiq).. Hal ini jelas akan meningkatkan pendapatan disposabel Mustahik
.Peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan akan meningkatkan konsumsi, sekaligus
memungkinkan Mustahiq untuk mulai menabung.. Dalam jangka panjang, transfer Zakat
meningkatkan ekspektasi pendapatan dan kekayaan mustahiq, sehingga membuat tingkat
konsumsi mereka semakin tinggi..

3
Wibisono, 2015, hal.. 8
Dalam perekonomian konvensional tidak ada mekanisme transfer paksa dari kaya ke
miskin, yang ada hanya pajak.. Meskipun pajak sering kali dipungut dari orang kaya, manfaat
pajak sering kali tidak didistribusikan secara merata.. Pajak konsumsi negatif.. Selain itu, beban
pajak sering kali tidak terdistribusi secara merata, dan masyarakat miskin justru menanggung
beban pajak yang lebih berat.. Dampak pengeluaran pajak terhadap konsumsi masih ambigu
karena alokasi pajak sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara.. Oleh karena itu, dampak pajak
terhadap konsumsi secara keseluruhan, terutama bagi masyarakat miskin, tidak jelas, bahkan
seringkali negatif..

Lebih lanjut, konsumsi orang kaya seringkali mencakup konsumsi barang dan jasa yang
relatif tidak penting, khususnya konsumsi yang tidak perlu (tabdzir) dan konsumsi berlebihan
(isyraf).. Dengan meningkatnya pendapatan maka pola konsumsi seseorang akan beralih dari
barang dan jasa pokok yang biasanya menganut mashlahah ke barang dan jasa non-mewah yang
murni berdasarkan utilitas subjektif, sehingga mengarah pada gaya hidup mewah yang penting
secara umum (al-tana' uh ).. Dalam perekonomian konvensional, di mana moralitas dan etika
sering kali ditundukkan pada dorongan ekonomi dan hedonistik yang mendasar, konsumsi sering
kali mewakili pola sosial yang salah arah dan buruk.. Transfer pendapatan dari kelompok kaya
(yang sebagian besar pendapatannya dibelanjakan untuk kebutuhan non primer) ke kelompok
miskin (yang sebagian besar pendapatannya dibelanjakan untuk kebutuhan pokok) yang dalam
ekonomi Islam dibagi menjadi tiga tingkatan Tingkat prioritas, yaitu Dharuriyyat (sekolah dasar),
hajiyyat (sekolah menengah) dan tahsiniyyat (sekolah menengah atas) harus melakukan banyak
hal dalam mengurangi masalah konsumsi yang tidak diinginkan secara sosial ini..

Islam mengajarkan kesejahteraan sosial kepada kelompok miskin secara bertahap..


Perlindungan pertama datang dari keluarga dan orang-orang tercinta, perlindungan kedua datang
dari kolektif umat Islam dan perlindungan terakhir datang dari negara melalui dana zakat.. Sistem
perlindungan sosial Islam ini memiliki banyak instrumen, antara lain zakat, infaq, dan wakaf..
Islam memberikan modal sosial kepada masyarakat.. Perlindungan berlapis ini menjadikan sistem
Islam sangat responsif terhadap permasalahan yang dihadapi kelompok miskin, sehingga
membantu mereka terhindar dari berbagai tragedi kemanusiaan akibat kemiskinan.

Sebagai transfer finansial wajib dari si kaya ke si miskin, zakat efektif berfungsi sebagai
instrumen redistribusi pendapatan, baik melalui distribusi pendapatan faktor maupun melalui
distribusi pendapatan individu.. Zakat berlaku untuk aset yang memiliki potensi pertumbuhan,
termasuk modal finansial (uang) dan modal fisik seperti rumah dan pabrik.. Penerapan zakat akan
memungkinkan pemilik faktor-faktor produksi, terutama modal, yang langka dan mahal, untuk
ikut serta dalam produksi riil dan berbagi risiko dengan pemilik faktor tenaga kerja..

Pada saat yang sama, sebagai mekanisme redistribusi pendapatan, zakat secara efektif
mendistribusikan kembali pendapatan dari kelompok kaya kepada kelompok miskin.. Redistribusi
pendapatan melalui zakat dapat dilakukan dengan membayar transfer atau pajak penghasilan
negatif secara langsung kepada masyarakat miskin atau dengan menyediakan barang-barang
publik yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat miskin dan juga mempunyai efek regeneratif
dalam distribusi yang kuat, seperti penyediaan fasilitas dasar pendidikan dan kesehatan..

Zakat dan Kehidupan Sosial

Zakat merupakan salah satu bentuk peraturan Islam yang dikenakan kepada seluruh hamba
yang berwenang.. Pada hakikatnya zakat merupakan harta titipan Allah SWT yang dipergunakan
untuk kepentingan bersama.. Dalam kehidupan bermasyarakat, zakat membawa banyak manfaat
baik bagi orang yang mengeluarkan zakat (muzakki) maupun orang yang menerima zakat
(mustahiq).. 4Adapun manfaat zakat adalah: Membersihkan jiwa dan harta benda orang yang
membayar zakat (muzakki), menjamin ketenangan batin, karena orang yang membayar zakat
(muzakki) telah menunaikan kewajibannya, menghindari keserakahan terhadap adat istiadat harta
duniawi, pembinaan sosial dan spiritual orang-orang yang berzakat.. orang yang membayar zakat
(muzakki).. ), mendistribusikan kesenjangan antara kaya dan miskin sehingga terbentuk akhlak
kepedulian terhadap sesama, menjalin silaturahmi antara pemberi zakat (muzakki) dengan
penerima zakat (mustahiq), membantu meringankan beban hidup zakat ( mustahiq), memotivasi
penerima zakat (mustahiq) untuk dapat meningkatkan statusnya sebagai pembayar zakat
(muzakki), menghilangkan sifat iri hati dan kebencian terhadap penerima zakat (mustahiq), dan
karena adanya konversi, zakat dapat memberikan ajaran bahwa Islam adalah agama yang penuh
cinta kasih melalui saling berbagi.

4
Al-Qardhawi, hal.. 848-875).
Urgensi Wakaf dalam Kehidupan Masyarakat Pengertian Wakaf

Secara linguistik, ada tiga kata yang dapat digunakan untuk menyatakan kata “wakaf”,
yaitu al-waqf (berhenti), al-habs (menjaga kembali) dan at - tasbil (kontribusi).. untuk Sabilla)..
Kata al-wakaf merupakan bentuk masdar dari frasa waqfu asy-syai’ yang berarti mempertahankan
sesuatu..

Sedangkan secara istilah, wakaf sangat berkaitan dengan istilah fikih dan ulama madzhab
yang memiliki definisi yang berbeda.Ulama Hanafiyah mendefinisikan wakaf dengan; “Menahan
substansi harta pada kepemilikan wakif dan menyedekahkan manfaatnya..”Sedangkan Ulama
Malikiyah mendefinisan wakaf dengan; “Memberikan manfaat sesuatu, pada batas waktu
keberadaannya, bersamaan tetapnya kepemilikan sesuatu yang diwakafkan pada si pemilik,
meskipun hanya perkiraan..”Manakala Ulama Syafi'iyah mendefinisikan wakaf; “Menahan harta
yang bisa diambil manfaatnya dengan menjaga bentuk aslinya untuk disalurkan pada jalan yang
dibolehkan..”Dan Ulama Hanabilah mengartikan wakaf dengan; “Menahan yang asal dan
memberikan hasilnya..” Ulama Kontemporer seperti Mundzir Kahf, mengusulkan definisi wakaf
Islam sesuai dengan hakekat hukum, muatan ekonomi dan peran sosialnya.. Beliau mendefinikan
wakaf dengan;

“Menahan harta baik secara abadi maupun sementara, untuk dimanfaatkan langsung atau
tidak langsung, dan manfaat atau hasilnya diambil secara berulang-ulang untuk kebaikan dan
kemaslahatan umum maupun khusus..”

Sesuai dengan jenis pengeloaannya, wakaf dapat dibedakan menjadi 2; Pertama,


Pengelolaan wakaf secara tradisional, yaitu pengelolaan harta wakaf diperuntukkan hanya untuk
pembangunan fisik saja dan biasanya bersifat konsumtif, seperti:

wakaf tanah untuk pengkuburan umum, pembangunan masjid, pembangunan madrasah


dan lain sebagainya.. Kedua, Pengelolan wakaf secara modern, yaitu pengelolaan wakaf secara
produktif atau memindahkan harta dari upaya konsumtif menuju produktif dan investasi dalam
bentuk modal produksi..
Regulasi wakaf

Wakaf merupakan bagian dari al-Khayr (kebaikan), oleh sebab itu regulasi umum tentang
kebaikan menjadi dasar ajaran wakaf.. Regulasi wakaf ada yang berasal dari al-Quran, hadis,
maupun ijma', diantaranya adalah; Pertama, firman Allah Swt.

dalam surat al-Hajj ayat 77 artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bersujudlah dan
sujudlah, sembahlah Tuhanmu dan beramallahlah agar kamu memperoleh kemenangan..” (QS..
Al-Hajj [22]: -77)

Kedua, sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dan Muslim artinya:

“Bila seseorang meninggal dunia, kemungkinan untuk menerima Hilanglah pahala dari
amal perbuatannya, kecuali tiga hal, yaitu sedekah yang mengalir, pahala yang terus-menerus
(wakaf), ilmu yang diajarkan dan bermanfaat bagi orang lain, dan anak yang shaleh
mendoakannya..

5
Ketiga, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, Pasal 4 menjelaskan
bahwa tujuan wakaf adalah memanfaatkan harta wakaf menurut fungsinya yang semestinya dan
Pasal 5 menjelaskan bahwa Wakaf berfungsi untuk menciptakan potensi dan manfaat ekonomi
dari harta wakaf untuk memberi manfaat ibadah dan memajukan kesejahteraan umum.

Potensi wakaf dalam perekonomian

Dengan mayoritas penduduk beragama Islam dan luas wilayah yang sebanding dengan
Eropa, potensi wakaf di Indonesia sangat besar. Hingga saat ini, tanah wakaf yang terdaftar di
Indonesia telah mencapai 400000 bidang tanah dengan luas lebih dari 4 miliar meter persegi
(Dokumentasi Bwi, 2015). Namun sebagian besar harta wakaf digunakan untuk masjid, madrasah,
dan kuburan yang bermanfaat. Perekonomian masih terbatas,Banyak properti wakaf yang
tampaknya belum bisa mandiri, namun masih membutuhkan bantuan dari lembaga amal dan
pemerintah. Oleh karena itu, aset-aset tersebut masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan
menjadi aset berdampak efektif sehingga dapat menghasilkan pendapatan dan keuntungan yang
lebih besar bagi perusahaan

5
Haris Naim, 2009, hal.. 23
Apabila digarap oleh tangan-tangan dan gagasan-gagasan yang kreatif, profesional, dan
dapat dipercaya, maka harta wakaf dapat diubah menjadi harta yang produktif dan tidak hanya
membawa manfaat langsung tetapi juga nilai ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat
menghasilkan hal-hal yang lebih baik – lebih luas. Agar hal ini dapat terwujud, diperlukan
kesadaran umum akan pentingnya pengelolaan harta wakaf yang baik, profesional, dan patuh

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf jelas menginginkan wakaf


Indonesia berkembang dan berkontribusi terhadap kesejahteraan umum tanpa bertentangan
dengan hukum Syariah. Selain harapan agar harta wakaf yang ada dapat dikelola dengan lebih
baik, Indonesia juga memerlukan wakaf baru yang bermanfaat dan mensejahterakan masyarakat
negaranya.

Andai saja di setiap desa ada perusahaan manufaktur yang produktivitas dan
keuntungannya digunakan untuk membiayai pendidikan anak-anak desa, maka tentu kita bisa
berharap tidak ada lagi anak-anak Indonesia yang putus sekolah. Andai saja ada wakaf yang efektif
di setiap kecamatan untuk program pemberdayaan ekonomi mikro, maka pemerintah bisa
menghemat miliaran rupee APBN setiap tahunnya. Masih banyak bidang lain yang dapat
didukung dan didanai oleh program wakaf, karena pada dasarnya semua bidang etika,
kesejahteraan, dan kesejahteraan yang tidak bertentangan dengan syariah dapat didanai dari
pendapatan yang diimpor dari wakaf produksi. Jika wakaf yang efektif untuk semua sektor
diterapkan di seluruh pelosok negeri ini, kami optimis negeri ini bisa menjadi negara yang
digambarkan dalam Al-Quran yaitu Baldatun Thayyibatul wa Rabbun Ghafuur. Jadi kita bisa
berharap tidak ada lagi orang miskin di negeri ini.

Wakaf dan kehidupan sosial

Sistem Islam memandang wakaf sebagai bentuk pendistribusian kekayaan secara efisien
dalam masyarakat, baik dari bidang kepentingan individu maupun bidang kekuasaan pemerintah,
dan mengalokasikan sebagian dari kekayaan tersebut untuk kegiatan dan layanan publik tertentu
sebagai cara mengabdi pada negara dan budaya untuk generasi mendatang. Islam menyatakan
bahwa berbagai kegiatan dan pelayanan publik merupakan kebutuhan manusia, tidak terbatas
pada umat Islam tetapi juga non-Muslim.
Sebagai bentuk keadilan, Islam menyatakan bahwa sah (menurut hukum Islam) bagi non-
Muslim untuk berwakaf kepada keturunannya, dan mungkin diwajibkan bagi mereka yang masuk
Islam pada keturunannya mendapat manfaat dari wakaf. Perspektif Islam terhadap wakaf ini
meletakkan dasar bagi wakaf dengan praktik sosial yang dalam sejarah Islam telah berkembang
secara signifikan baik jumlah maupun tujuannya. Wakaf Islam telah memperoleh porsi yang sangat
besar dari seluruh kekayaan yang dihasilkan di seluruh negara-negara Muslim, dimana perjalanan
waktu telah memberikan peluang tersendiri bagi akumulasi pertumbuhan kekayaan wakaf
(Mundzir Kahf, Terj, Badan Wakaf Indonesia. Dalam kehidupan bermasyarakat, wakaf
memberikan manfaat baik bagi pemberi (waqif) maupun orang yang menyelenggarakannya
(nazhir). Beberapa manfaat wakaf dalam kehidupan bermasyarakat adalah: Merupakan amalan
jariyah yang pahalanya tetap mengalir meskipun wakifnya telah meninggal dunia. 6Menumbuhkan
semangat kepedulian terhadap sesama. Merupakan bentuk jihad modern dimana para Wakif
berjihad melawan kemiskinan dan kebodohan menggunakan hartanya yang dipercayakan kepada
Nazhir untuk dikelola dan dimanafaatkan hasilnya untuk kemaslahatan umat (Faizin Muhith, hal
61-62), Dapat menopang dan menggerakkan kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam, baik
dari aspek ekonomi, pendidikan, sosial, budaya dan lain-lain.
7
Adapun manfaat yang diperoleh baik oleh wakif berkaitan dengan upaya meningkatkan
kesolehan sosial antara lain;Menghilangkan sifat tamak dan kikir, Jika dikelola secar produktif,
profesional, dan amanah; nilai nominal harta wakaf akan bertambah, penerima manfaaatnya
semakin banyak dan luas, dan pahala bagi Wakif diyakini akan semakin besar. Wakif akan
mendapatkan berkah doa dari orang-orang yang mendapatkan manfaat dari harta wakaf, wakaf
menjadikan Wakif tetap hidup dengan nama baik yang dikenang meski ia sudah meninggal dunia,
wakaf dan juga Wakif menjadi kebanggan dan teladan bagi anak cucunya, harta wakaf yang
dikelola secara produktif dan profesional akan membuka lapangan pekerjaan bagi pengelola harta
wakaf.

Zakat dan Wakaf untuk Kemaslahatan Umat Zakat dan wakaf, selain memberi dampak
positif pada penerima juga memiliki dampak positif bagi pemberi, baik dari aspek moralitas
maupun aspek sosial yang tujuan utamanya adalah untuk kemaslahatan bersama. Apabila zakat

6
Faizin Muhith, hal 61-62
7
Badan Wakaf Indonesia, Al-Awqaf, No1, 2015, hal 6
dan wakaf mampu dikelola dengan optimal bukan tidak mungkin zakat dan wakaf menjadi pilar
utama perekonomian umat. Ada beberapa bentuk kemaslahatan umat yang disumbangkan oleh
zakat dan wakaf, diantaranya:

Pertama; Secara sosiologis, zakat adalah refleksi dari rasa kemanusiaan, keadilan serta
ketakwaan seseorang kepada orang lain yang dimiliki oleh orang kaya. Pada dasarnya makhluk
sosial tidak bisa hidup sendiri, dan mereka saling membutuhkan satu sama lain. Zakat sangat
berhubungan dengan kehidupan sosial, karena zakat berhubungan dengan pembayar zakat
(muzakki) dan penerima zakat (mustahiq).Sehingga, di dalam konsep zakat saling berhubungan
antara sesama manusia dan saling berinteraksi

Kedua; Zakat sebagai penanggulangan kemiskinan, sebagai program penanggulangan


kemiskinan wajib (mandatory expenditure) dalam perekonomian Islam, dampak zakat seharusnya
adalah signifikan dan berjalan otomatis (built-in) di dalam sistem Islam. Terdapat beberapa alasan
untuk ini diantaranya; dana zakat sudah ditentukan secara pasti di dalam Syariah. Lebih lanjut, Al-
Quran menyebut fakir miskin dan orang-orang miskin sebagai kelompok pertama dan kedua dalam
daftar penerima zakat.

Karakteristik ini menjadikan zakat secara inheren berpihak pada masyarakat miskin dan
menargetkan diri sendiri. Selain itu, zakat berlaku dalam skala luas dan mencakup berbagai
kegiatan ekonomi. Zakat dikumpulkan dari hasil pertanian, peternakan, tambang emas dan perak,
kegiatan komersial dan hasil pertambangan yang diambil dari dalam tanah. Bahkan fikih modern
menyatakan bahwa zakat juga akan dikenakan atas seluruh pendapatan yang dihasilkan dari fisik,
aset keuangan, dan keterampilan pekerja. Oleh karena itu, kemungkinan diterimanya uang zakat
sangat besar. Ini merupakan sumber modal yang penting untuk membiayai program pengentasan
kemiskinan. Dan yang terpenting, zakat merupakan pajak spiritual yang wajib dibayar oleh setiap
muslim dalam keadaan apapun. Oleh karena itu, pendapatan zakat cenderung stabil. Hal ini akan
menjamin keberlanjutan program pengentasan kemiskinan, yang seringkali memerlukan jangka
waktu yang relatif lama.

Ketiga Wakaf yang bersifat sunah memudahkan para pengelola (Nazir) dalam
mengelolanya, karena berbeda dengan zakat yang dibatasi hanya pada 8 kelompok penerima
manfaat (Muathiq). Maka bentuk dari wakaf untuk kemaslahatan umat meliputi;Kontribusi wakaf
terhadap ekonomi, kontribusi ekonomi dari wakaf yaitu ada beberapa harta wakaf yang
memberikan pelayanan langsung kepada orang yang diberi wakaf, misalnya wakaf masjid yang
menyediakan tempat solat bagi orang-orang yang ingin melaksanakan solat, wakaf sekolah yang
menyediakan ruang belajar bagi siswa, atau wakaf rumah sakit yang mengobati orang-orang sakit.
Pelayanan langsung ini merupakan hasil nyata dari penggunaan harta yang diwakafkan. Harta yang
diwakafkan untuk kepentingan pelayanan langsung biasanya berupa harta yang tidak bergerak dan
menumpuk dari generasi ke generasi.

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa zakat merupakan
ajaran Islam yang bersifat mengikat kepada setiap orang yang telah memenuhi syarat.Pada
hakekatnya, zakat adalah harta titipan Allah yang harus dikeluarkan oleh seseorang untuk
kemaslahatan bersama. Kemaslahatan yang ditimbulkan oleh zakat adalah membersihkan jiwa dan
harta pembayar zakat (Muzakki) dan dapat memberi ketenangan batinnya karena ia telah
melaksanakan kewajiban yang ditentukan Allah Swt.

Sedangkan wakaf merupakan bentuk mendonasikan sebagian harta untuk dimanfaatkan


secara produktif oleh umat. Asset wakaf dapat digunakan untuk aktifitas tertentu dan juga untuk
pelayanan publik sebagai bentuk kebaktian seseorang kepada bangsa dan perkhidmatan kepada
para generasi yang akan datang. Wakaf merupakan amal jariyah untuk menumbuhkan jiwa
kepedulian anatar sesama yang pahalanya terus mengalir meskipun Wakif telah meninggal dunia.

Kedua ajaran Islam ini (zakat dan wakaf) merupakan representasi dari amal ibadah
seseorang yang ditujukan untuk kemaslahatan umum. Meskipun zakat sebagai amalan wajib
sedangkan wakaf sebagai amalan sunnah, namun keduanya dapat menjadi salah satu upaya
penerapan dari pengajaran tasawuf dan bukti atas kesolehan sosial bagi setiap orang yang
melakukannya (Muzakki dan Wakif) karena zakat dan wakaf selain berdimensi ibadah, keduanya
memiliki dimensi sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qardhawi, Yusuf. (2011). Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa. Terj.Salman Harun dkk.Hukum
Zakat (Studi komparatif mengenai status dan filsafat zakat berdasarkan Quran dan Hadis).

Al-Zuhaily, Wahbah. (2008). Bandung: Remaja Rosdakarya. Terj.Agus Efendidkk.Zakat


(KajianberbagaiMadzhab)

Ash-Shiddieqy, Hasbi. (2002). Pedoman Zakat. Semarang: Pustaka Rizki Putra.

BadanWakafIndonesia.(2015)Al-Awqaf. No.1,Jakarta:BWI.

Departemen Agama RI. (2007). Strategi Pengembangan Wakaf Tunai Di

Indonesia.Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf.

Kahf, Mundzir. (2007) Damaskus: Dar al-Fikr. Terj.Badan Wakaf Indonesia (BWI).Wakaf Islam
(Sejarah, Pengelolaan, dan Pengembagannya).Cet. Ke- 2.

Kasdi, Abdurrahman. (2015). Wakaf Produktif Untuk Pendidikan. Yogyakarta: Idea Press.

Muhith, Nur Faizin. (2013). Dasyatnya Wakaf (Amalan Dasyat Banyak Manfaat, Pahala Deras
Mengalir Tanpa Henti). Surakarta: Al-Qudwah Publishing.

Naim,AbdulHaris.(2009). HukumPerwakafan.Kudus:Elisa.com.

Wibisono, Yusuf. (2015). Mengelola Zakat Indonesia (Diskursi Pengelolaan Zakat dari Rezim
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2011).
Jakarta: Prenadamedia Group.

Wibisono, Yusuf. (3 januari 2006).SLT vs Jaringan Penganaman Responsif.Republika.

Anda mungkin juga menyukai