Anda di halaman 1dari 16

Al-Tijary

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam

P-ISSN: 2460-9404; E-ISSN: 2460-9412


2017, Vol. 2, No. 2, Hal. 189-204 DOI prefix : 10.21093

Urgensi Zakat Produktif di Indonesia

Dimyati
Fakultas Syariah Universitas Hasyim Asy‟ari Jombang
adhim.ptrg@gmail.com

ABSTRACT

One of the functions of zakat is as a social fund that can be utilized to overcome
social problems such as poverty that occurs in society. Of course, appropriate
formulation is needed in the utilization of hartazakat to address these social
problems. Among its efforts is to build a paradigm that the utilization of zakat
must be productive, educative and economical so that in the end the recipient of
zakat (mustahiq) will get out of the mustahiq zone and will automatically enter
zakat zakat zone (muzakky). Zakat productive is the provision of zakat that can
make the recipients produce something continuously through the treasures of
zakat that has been received. Therefore productive zakat is zakat where the
wealth or zakat funds given to the mustah} iq are not spent but will be developed
and used to help their business. With this effort they can meet the needs of life
continuously.Therefore, the utilization of zakat should be directed as an
instrument to build the living standard of the community such as through the
program of utilization for basic needs, education pembiyaan, health facilities,
and economic empowerment whose benefits are not exhausted instantly in the
hands the recipient of zakat (mustahiq).

Keywords: Zakat productive, utility, mustahiq, muzakky.

PENDAHULUAN Dalam upaya mensejahterakan


Indonesia merupakan Negara masyarakat, negara telah menjalankan
kesatuan yang mayoritas penduduk berbagai program seperti pengambilan
beragama Islam, bahkan jumlah umat pajak yang hasilnya digunakan untuk
Islam di Indonesia terbesar di dunia. pemberian berbagai subsidi, beras
Sebagai negara yang beragama, murah, dan lain-lain. Namun langkah
Indonesia menjujung tinggi nilai-nilai penting yang terkait dengan upaya
kemanusian, oleh karena itu salah satu memperkecil kesenjangan ekonomi
tujuan nasional negara Indonesia adalah adalah dengan dibentuknya undang-
memajukan kesejahteraan umum agar undang no. 38 tahun 1999 tentang
tercipta masyarakat yang adil dan pengelolaan zakat Undang-undang ini
makmur. memberikan kesempatan yang seluas-
luasnya kepada orang-orang muslim

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 189


Dimyati, Urgensi Zakat...

untuk menunjukkan sumbangsih agama zakat, para mu'allaf yang dibujuk


mereka dalam upaya menyelesaikan hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
masalah krusial yang dihadapi oleh orang-orang yang berhutang, untuk
negara yaitu adanya kesenjangan sosial jalan Allah dan untuk mereka yang
ekonomi. sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
Sesuai dengan dasarnegara ketetapan yang diwajibkan Allah, dan
Republik Indonesia, yaitu Pancasila dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
sesuai dengan ketentuan pasal 29 Bijaksana (Al-Quran dan Terjemahan,
Undang-undang Dasar 1945, maka 2006 : 196).
pemerintah mempunyai kewajiban untuk Dengan zakat inilah
memberikan bimbingan dan bantuan memungkinkan orang-orang kaya untuk
guna mempelancar usaha pembangunan dapat berpatisipasi untuk menyalurkan
agama sesuai dengan ajarannya agama hartanya untuk kehidupan masyarakat
masing-masing, termasuk mengurus yang kurang mampu, karena zakat
segala sesuatu yang berhubungan dengan berperan untuk mewujudkan keadilan
soal-soal agama Islam, termasuk dalam dan kesetiakawanan sosial dan
hal pengelolan zakat. menunjang terwujudnya keamanan
Hal ini berarti pengurusan zakat dalam masyarakat dari berbagai
oleh pemerintah merupakan konsepsi perbuatan negatif seperti pencurian atau
yang integral dalam merealisasikan tindakan kriminal lainya.
Pancasila khususnya sila Keadilan Sosial Tentu saja untuk mewujudkan
dan pasal 34 UUD 1945 yang berbunyi:” fungsi zakat yang berperan dalam
Fakir miskin dan ank-anak terlantar mewujudkan keadilan dan
dipelihara oleh Negara”(Sjechul Hadi kesetiakawanan sosial, maka zakat
Permono, 1995: 151). harus dikelola dengan baik dan benar.
Islam menginginkan agar Pengelolaan zakat disini merupakan
manusia mempersiapkan kehidupan kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
terbaiknya serta mampu pelaksanaan, dan pengawasan terhadap
mendayagunakan segala apa yang ada pengumpulan dan pendistribusian serta
dibumi dengan sebaik mungkin, pendayagunaan zakat. Bagian yang tidak
sehingga ia mampu bersyukur kepada terpisahkan dari pengelolaan zakat
Allah SWT, dan mampu beribadah adalah muzakky dan harta yang dizakati,
dengan khusuk pada-Nya, tanpa dibebani mustahiq dan „amil.
urusan ekonomi yang belum terpenuhi Pada dasarnya zakat itu
dan mendesak. Dengan tujuan inilah memiliki dua karakter, konsumtif dan
Allah SWT mewajibkan zakat dan produktif. Zakat berkarakter konsumtif
menjadikan fondasi terhadap bila harta atau dana zakat yang diberikan
keberlangsungan Islam di muka bumi kepada mustahiq untuk memenuhi
dengan cara mengambil zakat dari kebutuhan hidupnya, sedangkan zakat
orang-orang yang mampu dan diberikan berkarakter produktif bila harta atau
kepada fakir miskin, untuk membantu dana zakat yang diberikan kepada para
dalam menutupi kebutuhan materinya, mustahiq tidak dihabiskan akan tetapi
sebagaimanadalam firman Allah SWT dikembangkan dananya untuk digunakan
dalam surat At-Taubah 60: membantu usaha-usahanya yang
Sesungguhnya zakat-zakat itu, produktif (Asnaini, 2008:64).
hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus

190 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 02, Juni 2017


Dimyati, Urgensi Zakat...

KAJIAN TEORI (yaitu) orang-orang yang menjauhi


1. Zakat dalam Perspektif Hukum dosa-dosa besar dan perbuatan keji
Islam yang selain dari kesalahan-kesalahan
a. Pengertian Zakat kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Zakat adalah isim masdar dari luas ampunan Nya. dan dia lebih
kata zaka-yazku-zakah. Oleh karena mengetahui (tentang keadaan)mu ketika
itu kata dasar zakat adalah zakat yang dia menjadikan kamu dari tanah dan
berarti berkah, tumbuh, bersih, baik, ketika kamu masih janin dalam perut
dan bertambah. Dengan makna ibumu; Maka janganlah kamu
tersebut, orang yang telah mengatakan dirimu suci. dialah yang
mengeluarkan zakat diharapkan hati paling mengetahui tentang orang yang
dan jiwanya akan menjadi bersih, bertakwa(Asnaini, 2008 : 527).
sebagaimana firman Allah dalam Sedangkan secara terminologi zakat
surat At-Taubah ayat 103: adalah pemilikan harta yang
Ambillah zakat dari sebagian harta dikhususkan kepada mustahiq
mereka, dengan zakat itu kamu (penerimanya) dengan syarat-syarat
membersihkan dan mensucikan tertentu. Wahbah al-Zuhaili dalam
mereka dan mendoalah untuk mereka. kitabnya al-fiqh al-Islamy wa adillatuh
Sesungguhnya doa kamu itu mengungkapkan beberapa definisi zakat
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi menurut para Ulama‟ madzhab:
mereka. dan Allah Maha mendengar 1) Menurut Malikiyah, zakat adalah
lagi Maha Mengetahui (Asnaini, mengeluarkan bagian yang khusus
2008 : 595). dari harta yang telah mencapai
Dari ayat diatas tergambar nishabnya untuk yang berhak
bahwa zakat yang dikeluarkan para menerimanya, jika kepemilikannya
muzakky (orang-orang yang sempurna dan mencapai haul selain
mengerluarkan zakat) dapat barang tambang, tanaman, dan
membersihkan dan mensucikan hati rikaz(harta temuan).
manusia, tidak lagi mempunyai sifat 2) Hanafiyah mendefinisikan zakat
yang tercela terhadap harta, seperti adalah kepemilikan bagian harta
sifat rakus dan kikir. tertentu dari harta tertentu untuk
Secara etimologi, al-zakah orang atau pihak tertentu yang telah
berarti al-numuw wa al-ziyadah. ditentukan oleh Shari‟ (Allah SWT)
Terkadang juga diartikan dengan untuk mengharapkan keridhaan-
kataat-taharah (suci), seperti dalam Nya.
surah Asy-Syams ayat 9: 3) Shafi‟iyah mendefinisikan zakat
Sesungguhnya beruntunglah orang adalah nama bagi sesuatu yang
yang mensucikan jiwa itu,(Asnaini, dikeluarkan dari harta dan badan
2008 : 595). dengan cara tertentu.
Dalam surat Al-A‟la ayat 14 4) Hanabilah mendefinisikan zakat
jugadisebutkan: adalah hak yang wajib dalam harta
Sesungguhnya beruntunglah tertentu untuk kelompok tertentu
orang yang membersihkan diri pada waktu tertentu (Wahbah al-
(dengan beriman), (Asnaini, 2008:591). Zuhaily, 1788-1789).
Zakat terkadang juga diartikan Didin Hafidhuddin mengutip al-
dengan al-madh (memuji), seperti dalam Mu‟jam al-Wasit menyatakan bahwa
surat Al-Najm ayat 32: ditinjau dari bahasa, zakat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 191


Dimyati, Urgensi Zakat...

mempunyai beberapa arti, yaitu al- syarat-syarat wajib zakat, demikian


barakah (keberkahan), al-nama‟ menurut pendapat yang lebih kuat.
(pertumbuhan dan perkembangan), Ahli hukum Islam telah membagi
al-taharah (kesucian), al-salah harta dan pemasukan yang wajib dizakati
(kebaikan) (Didin Hafidhuddin, 2004 : ketika syarat-syaratnya telah terpenuhi
7). ke dalam beberapa jenis, yaitu:
Kalimat zakat dalam Al-Qur‟an 1) Harta yang dirinya sendiri dan
disebutkan secara ma‟rifah sebanyak 30 pertumbuhannya wajib dizakati,
kali, 8 kali diantaranya terdapat dalam seperti barang-barang industri,
surat Makiyyah dan selainnya terdapat kekayaan moneter, investasi, dan
dalam surat-surat Madaniyyah (Hasby al- aktivitas-aktivitas kontemporer yang
Syiddiqiy, 1975 : 2). Kata al-zakah sejenis dengannya.
apabiladiiringi dengan kata al- 2) Harta yang dirinya sendiri wajib
ita‟(memberi), maka berarti menyangkut dizakati, seperti rikaz (harta karun),
kadar kekayaan yang harus hasil pertanian, buah-buahan, dan
disedekahkan oleh orang muslim al-mal al-mustafad (harta yang
(Ensiklopedi Tematis Al-Qur‟an : 192). diperoleh) (Husein Syahatah,
2005:29).
2. Macam-macam Zakat Secara garis besar, zakat dapat
Jumhur Ulama‟ baik salaf maupun dibagi menjadi dua macam, yaitu zakat
khalaf berpendapat bahwa zakat harta mal (zakat harta) dan zakat nafs(zakat
wajib atas harta-harta yang memenuhi jiwa) yang dalam masyarakat dikenal
syarat-syaratnya. Dalilnya adalah dengan zakat fitrah (Hasanuddin AF :
keumuman firman Allah dalam surat Al- 47) Zakat mal(harta) adalah bagian dari
Baqarah ayat 267: harta kekayaan seseorang (juga badan
Hai orang-orang yang beriman, hukum) yang wajib dikeluarkan untuk
nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian golongan orang-orang tertentu setelah
dari hasil usahamu yang baik-baik dan dipunyai selama jangka waktu tertentu
sebagian dari apa yang kami keluarkan dalam jumlah minimal tertentu, seperti
dari bumi untuk kamu. dan janganlah zakat tanaman dan buah-buahan, zakat
kamu memilih yang buruk-buruk lalu tanaman dan buah-buahan berpedoman
kamu menafkahkan daripadanya, pada prinsip bahwa zakat itu dikenakan
padahal kamu sendiri tidak mau pada jenis semua jenis tumbuhan yang
mengambilnya melainkan dengan bernilai ekonomis, maka tumbuhan yang
memincingkan mata terhadapnya. dan terdapat di Indonesia yang wajib
Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya dikeluarkan zakatnya adalah luas sekali.
lagi Maha Terpuji (Al-Qur‟an dan Jenis-jenis tumbuhan tersebut antara
Terjemah :45). lain: biji-bijian, buah-buahan, sayur-
Kewajiban zakat tidak hanya sayuran dan lain-lain. Dalil yang
terbatas pada jenis harta yang ada pada menjadi dasar meluasnya jangkauan
zaman Rasullah SAW, pada masa pada sumber zakat tanam-tanaman
pemulaan Islam, yaitu naqdayn (emas adalah ke-umum-an nas Al-Qur‟an surat
dan perak), barang-barang dagangan, Al-Baqarah ayat 267, sebagaimana
hasil pertanian, buah-buahan, binatang disebut di atas.
ternak, dan rikaz (harta karun). Akan Surat Al-Baqarah ayat 267 ini
tetapi zakat wajib dikeluarkan atas bersifat umum, yaitu setiap mukmin
semua harta yang telah memenuhi diperintahkan infak yakni berzakat dari

192 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 02, Juni 2017


Dimyati, Urgensi Zakat...

segala rizki yang didapatkan, baik rizki dalam Al-Qur‟an dan beberapa
tersebut dari hasil usaha atau pun dari hadits.Dalam surat Al-A‟la ayat 14-15
hasil pertanian, pertambangan, kekayaan Allah berfirman:Sesungguhnya
laut, kekayaan darat, dan lain-lain. beruntunglah orang yang membersihkan
Sebagai tanda rasa syukur kepada Allah diri (dengan beriman), Dan dia ingat
atas nikmat yang dikarunaikan oleh-Nya. nama Tuhannya, lalu dia sembahyang
Segala hasil usaha macam apa saja dan (Al-Qur‟an dan Terjemah : 591).
segala macam hsil apa saja yang Kemudian dari hadits Nabi SAW
dikeluarkan dari bumi baik dari terdapat beberapa riwayat:
permukaan bumi, dari perut bumi 1) Riwayat Ibnu Umar
maupun dari dasar lautan dikenakan Rasullah SAW mewajibkan zakat fitrah
zakat. satu sa}‟ (2,5 kg) kurma atau sau sa}‟
Kadar nisab dan kadar zakat sya‟ir hamba sahaya, orang merdeka,
tanaman menurut BAZIS yang laki-laki, perempuan, anak kecil, orang
diperkuatkan dengan keputusan dewasa yang beragama islam. Dan
Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu beliau memrintahkan agar zakat
Kota Jakarta tangggal 12 juli 1976 No. D tersebut dikeluarkan sebelum manusia
III-5401/b/5/76 tentang pedoman keluar untuk shalat (Ibnu Hajar al-
perhitungan zakat dalam wilayah Jakarta Asqalani, 2004 : 330).
bahwa nisab hasil tanaman ialah 750kg 2) Riwayat Ibnu Umar
gabah padi. Ukuran 750kg nisab itu Dari Ibnu Umar RA bahwasannya
sama dengan 5 wasaq, satu wasaq 60sa‟, Nabi SAW memerintahkan
jadi 5 wasaq= 5x60x1 sa‟= 300 sa‟. 1 (mengeluarkan) zakat fitrah sebelum
sa‟= 4 mud, jadi 4x300x1 mud= 1.200 manusia keluar menuju shlat (Id) (Ibnu
mud. Ukuran zakat fitrah diIndonesia Hajar al-Asqalani, 2004 : 353).
adalah dua setengan kilogram beras, Dengan memperhatikan ayat al-
sedangkan ukuran zakat fitrah itu adalah Qur‟an dan beberapa hadits diatas,
satu sa‟atau empat mud. Jadi 5 wasaq itu maka terlihat perbedaan antara zakat
adalah 5x60x2,5x1kg= 750 kg (Sjekhul mal dan zakat fitrah. Zakat mal terkait
Hadi Pernomo, 1988 : 42). dengan jumlah dan ukuran harta
Sedangkan zakat fitrah adalah seseorang, sedangkan zakat fitrah tidak
pengeluaran wajib dilakukan oleh setiap terkait sama sekali dengan harta yang
muslim yang memunyai kelebihan dari dimiliki atau pendapatan yang diterima
keperluan sekeluarga yang wajar pada seseorang. Hanya saja yang menjadi
malam dan hari raya Idul Fitri ukurannya adalah seseorang
(Mohammad Daud Ali, 1988 : 42). Sayaid mempunyai kelebihan makanan dari
Sabiq mendefinisikan zakat fitrah keperluan untuk sehari semalam pada
sebagai zakat yang wajib dilaksanakan, hari raya Idul Fitri tersebut. Besarnya
disebabkan selesainya puasa ramadhan, zakat fitrah adalah satu saw atau tiga
hukumnya wajib atas setiap muslimin, setengah liter beras (Hasby al-Syiddiqiy :
baik kecil maupun dewasa, laki-laki 116).
maupun perempuan, merdeka atau budak Sebagian ulama’ berpendapat
belian (Sayyid Sabiq:348). cukup dengan setengah saw,(Wahbah
Zakat fitrah pertama kali al-Zuhaili : 2036)
diwajibkan pada bulan Sya‟ban tahun Hal ini didasarkan pada sebuah
kedua Hijriah. Ketentuan kewajiban hadits:
pelaksanaan zakat firah ini dapat dilihat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 193


Dimyati, Urgensi Zakat...

Al-laits menceritakan kepada kami dari tetapi, umumnya ahli fiqih,


nafi‟ bahwa Abdullah berkata,”Nabi memahaminya untuk zakat wajib.
SAW memerintahkan (mengeluarkan) Berdasarkan pemahaman ini, maka
zakat fitrah sebanyak satu sa}‟ kurma wajib dizakatkan ialah apa saja yang
atau satu sa}‟ syair”. Abdullah RA diperoleh melalui hasil usaha atau jasa
berkata maka manusia menetapkan dan apa saja yang dikeluarkan atau
yang sepadan dengannya dua mud diusahakan dari bumi (Zainuddin, 2002 :
h}int}ah (gandum)(Ibnu Hajar al- 188).
Asqalani : 343). Namun demikian terdapat
beberapa pendapat ulama‟ tentang
b. Harta yang Wajib Dizakati macam harta yang wajib dikeluarkan
Al-Qur‟an hanya zakatnya, diantaranya adalah:
memerintahkan orang-orang yang 1) Abdurrahman al-Jaziri mengatakan
beriman untuk mengeluarkan zakat. bahwa harta yang wajib dikeluarkan
Perintahnya besifat umum dan ringkas, zakatnya adala lima macam, yaitu
tidak menjelaskan apa-apa saja yang hewan ternak (unta, sapi, dan
harus dizakatkan itu. Demkian juga kambing), emas dan perak, barang
tentang jumlah harta serta kadar zakat dagangan, barang tambang, dan
yang harus dikeluarkan tidak ada rikaz (barang temuan), serta tanam-
penjelasan. Diantara perintah tersebut tanaman, dan buah-buahan
ialah firman Allah SWT dalam surat (Abdurrahman al-Jaziry : 307).
Al-Baqarah ayat 43: 2) Sayyid Sabiq mengatakan bahwa
Dan dirikanlah shalat, harta yang wajib dikeluarkan
tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta zakatnya dalah emas dan perak,
orang-orang yang ruku' hasil tanaman, buah-buahan, barang-
Kemudian dalam ayat lain barang perdagangan, binatang
sedikit tergambar harta yang dikenakan ternak, arang tambang, dan barang
wajib zakat, seperti firman Allah dalam temuan (harta karun) (Sayyid Sabiq :
surat Al-Baqarah ayat 267: 286).
3) Wahbah al-Zuhaili mengatakan
Hai orang-orang yang beriman, bahwa harta yang wajib dizakati ada
nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian lima yaitu: Nuqud (emas, perak, dan
dari hasil usahamu yang baik-baik dan surat-surat berharga), barang
sebagian dari apa yang Kami tambang, dan barang temuan,
keluarkan dari bumi untuk kamu. dan barang perdagangan, tanam-
janganlah kamu memilih yang buruk- tanaman, dan buah-buahan, dan
buruk lalu kamu menafkahkan hewan ternak (unta, sapi, dan
daripadanya, Padahal kamu sendiri kambing). Kemudian Wahbah juga
tidak mau mengambilnya melainkan mengutip pendapat Abu Hanifah
dengan memincingkan mata yang mewajibkan kuda untuk
terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa dizakati (Wahbah al-Zuhaily : 1819).
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. 4) Sementara itu Hasbi al-Shiddiqiy
Ayat tersebut, dalam menyebut membagi harta yang wajib dizakati
harta yang wajib dizakatkan itu, masih dibagi menjadi dua, yaitu harta-harta
bersifat umum, dan masih dhahir (al-amwal al-zhahir), yaitu
menggunakan kata “nafaqa” yang binatang, tumbuh-tumbuhan, dan
dipahami untuk arti zakat wajib. Akan buah-buahan, dan harta-harta yang

194 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 02, Juni 2017


Dimyati, Urgensi Zakat...

tersembunyi (al-amwal al-batinah), relasi yang harmonis antara kedua


yaitu emas, perak, dan barang golongan tersebut, yang kaya
perniagaan (Hasbi al-Siddiqiy : 79). bisamemperhatikan yang miskin dan
5) Ibnu Rusyd jug membagi harta yang yang miskin selalu mendoakan dan ikut
wajib dikeluarkan zakatnya menjadi menjaga yang kaya.
dua, yaitu, pertama yang disepakati Yusuf Qardhawi dalam
dua macam dari barang tambang bukunya al-Ibadah fi al-Islam,
(emas dan perak), tiga macam dari mengatakan bahwa zakat itu adalah
hewan (unta, sapi dan kambing), dua milik masyarakat, karena
macam dari buah-buahan (kurma mendapatkatnya juga adalah atas usaha
dan kismis). Kedua, yang bersama masyarakat. Orang yang kaya
diperselisihkan yaitu emas yang tidak akan menjadi kaya kalau orang
dibuat menjadi perhiasan. Menurut miskin tidak ada. Kekayaan yang
Mali, Laits dan Syafi‟i barang diperoleh seseorang tidak akan lepas
tersebut tidak dizakati, sedangkan dari peran orang lain (Al-Qardhawi,1979
menurut Abu Hanifah wajib : 355).
dikeluarkan zakatnya( Ibnu Rushd : Diantara fungsi sosial zakat
182-183). ialah sebagai penenang hati dan
penyebar Islam. Itulah sebab zakat itu
c. Fungsi Sosial Zakat diberikan kepada orang-orang yang
Zakat sebagai amal kebaikan, hatinya masih lemah terhadap Islam. Di
disamping memiliki dimensi ibadah juga samping menenangkan hati mereka,
memiliki dimensi sosial. Ini dapat pula menyebarkan Islam kepada
menunjukkan bahwa zakat disamping keluarga dan masyarakat mereka.
sebagai salah satu bentuk kegiatan Dalam lembaga zakat antara
mendekatkan diri kepada Allah, adalah pemberi dan penerima sebenarnya tidak
salah satu bentuk kegiatan yang bersifat memiliki hubungan apa-apa.
sosial. Zakat digunakan bagi Munculnya kewajiban di pundak si
kepentingan umum dan menanggulangi pemberi zakat semata karena pada
problem-problem sosial, bencana, serta hartanya terdapat sesuatu yang
membantu sekian banyak kelompok menyebabkan ia wajib mengeluarkan
yang memerlukannya. sebagian hartanya. Sedang bagi si
Di dalam masyarakat selalu penerima zakat ada sesuatu yang
terdapat perbedaan tingkat dalam menyebabkan ia berhak menerimanya
ekonomi, ada sebagian masyarakat yang yaitu mempunyai kebutuhan.
ekonominya lemah, dan ada sebagian
masyarakat yang ekonominya kuat. 3. Pengelolaan Zakat dan
Biasanya golongan fakir miskin Pendayagunaan Zakat
merupakan golongan masyarakat yang a. WaktuPembayaran Zakat
terbanyak. Kewajiban membayar zakat
Zakat berfungsi mengecilkan dengan cara segera, apabila telah
perbedaan itu, karena sebagian memenuhi persyaratan nisab dan haul
hartamssyarakat yang kaya membantu (bagi harta kekayaan yang disyaratkan
dan menumbuhkan kehidupan ekonomi haul). Seseorang yang telah memiliki
masyarakat yang miskin, sehingga harta kekayaan dalam jumlah satu
keadaan ekonomi golongan ini dapat nisab dan sudah sempurna setahun
diperbaiki. Zakat mampu membangun dimiliki, wajib dengan segera

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 195


Dimyati, Urgensi Zakat...

membayar zakatnya jika ia mampu zakat terdiri dari delapan golongan


melaksanakannya, sehingga jika ia yaitu sebagaiberikut:
melakukan penundaan pembayarannya 1) Orang fakir: Orang yang tidak
dikenakan sanksi akhirat (dosa). Selain memiliki harta untuk mencukupi
sanksi akhiat, kesaksian orang yang kebutuhan dirinya dan
sengaja menunda pembayaran zakat keluarganya, seperti makanan,
tidak diterima, karena ia telah minuman, pakaian dan tempat
bekhianat dengan tidak segera tinggal.
membayar hak orang lain sedang ia 2) Orang miskin: Orang yang tidak
tidak mempunyai halangan untuk itu. memiliki harta untuk mencukupi
Jika harta kekayaan itu terdiri kebutuhan dirinya dan
dari emas dan perak, harta keluarganya, seperti makanan,
perdagangan, dan timah maka zakat minuman, pakaian dan tempat
dibayarkan setelah cukup setahun,dan tinggal.
pembayarannya dilakukan sekali 3) Amil zakat: Orang yang bekerja
setahun. Jika harta kekayaan itu terdiri dan sibuk mengurusi zakat, seperti
dari tanaman dan buah-buahan maka orang yang menjaga,
zakat dibayarkan setiap selesai mengumpulkan, dan membawa
panennya berulangkali dalam zakat kepada imam, menulis, dan
setahun.Ketentuan tersebut menurut membaginya.
Syafi‟iah adalah jika telah sampai satu 4) Mu‟allaf: Mereka yang diharapkan
nisab, sedang menurut Hanafiah, kecenderungan hatinya atau
cukupatau tidak senisabnya maka harus keyakinannya dapat bertambah
tetap dizakati (Zainuddin : 203). terhadap Islam, terhalangnya niat
b. MustahiqZakat jahat mereka atas kaum muslimin,
Pada awal sejarah pertumbuhan atau harapan akan adanya
Islam di Mekkah, orang-orang yang kemanfatan mereka dalam
berhak menerima zakat itu adalah membela dan menolong kaum
orang miskin saja. Setelah tahun ke-9 muslimin dari musuh.
Hijriah Allah SWT menurunkan ayat 5) Budak: Seorang muslim yang
60 surat At-Taubah di Madinah. Ayat menjadi budak, lalu dibeli dari
tersebut menjelaskan secara rinci harta zakat dan dibebaskan dijalan
mengenai orang-orang yang berhak Allah.
menerima zakat. 6) Orang uang berhutang: Orang
Sesungguhnya zakat-zakat itu, yang memiliki hutang bukan untuk
hanyalah untuk orang-orang fakir, berma‟sit kepada Allah dan Rsul-
orang-orang miskin, pengurus- Nya dan tidak sanggup
pengurus zakat, Para mu'allaf yang melunasinya.
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) 7) Fi Sabilillah: orang yang
budak, orang-orang yang berhutang, berperang di jalan Allah secara
untuk jalan Allah dan untuk mereka suka rela. Mereka diberi bagian
yuang sedang dalam perjalanan, zakat yang dapat dipergunakan
sebagai suatu ketetapan yang untuk memenuhi keperluan
diwajibkan Allah, dan Allah Maha perang, seperti membeli senjata,
mengetahui lagi Maha Bijaksana. kendaraan, memenuhi kebutuhan
Ayat diatas menunjukkan bahwa hidupnya dan kelurganya.
orang-orang yang berhak menerima

196 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 02, Juni 2017


Dimyati, Urgensi Zakat...

8) Ibn Sabil: Musafir yang tidak b. Konsumtif Kreatif


dapat melanjutkan perjalanannya Zakat yang diwujudkan dalam
di negri lain. Mereka diberi zakat bentuk lain dari barangnya semula
agar memiliki bekal untuk kembali seperti diberikan dalam bentuk alat-alat
ke negrinya (Fahrur Muis, 2011 : sekolah, beasiswadan lain-lain.
45). c. Produktif Tradisional
4. Pendayagunaan Zakat Zakat yang diberikan dalam
Ada dua fungsi dalam bentuk barang-barang yang produktif
zakat,pertama, untuk membersihkan seperti kambing, sapi, mesin jahit, dll.
harta benda dan jiwa manusia. Pemberian dalam bentuk ini akan dapat
Seseorang yang telah mengeluarkan menciptakan suatu usaha/ lapangan
sebagian hartanya diberikan kepada kerja baru bagi fakir miskin.
yang berhak, berarti ia telah d. Produktif Kreatif
menyucikan jiwanya dan sekaligus Zakat diwujudkan dalam bentuk
menunaikan ibadah yang disyari‟atkan pemodalan baik untuk membangun
oleh Allah. Kedua, zakat itu juga proyek sosial atau untuk membantu
berfungsi sebagai dana sosial yang usaha kecil. Pemanfaatan zakat dalam
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi bentuk ketiga atau keempat itu adalah
problem-problem sosial seperti yang mendekati pada arti
kemiskinan yang terjadi di masyarakat. pendayagunaan yang harus
Tujuannya untuk meningkatkan harkat dikembangkan.
hidup golongan masyarakat tidak Hal ini memberikan gambaran
mampu agar tidak terjadi kepincangan bahwa pandangan keagaman
sosial yang disebabkankarena adanya khususnya tentang zakat menunjukkan
penumpukan harta pada golongan adanya kemajuan. Pada zaman
tertentu saja. permulaan Islam zakat merupakan dana
Adapun yang menjadi masalah yang paling potensial yang
adalah bagimana menjadikan zakat dimanfaatkan untuk biaya
agar berfungsi sebagai amal ibadah dan pembangunan sesuai dengan kondisi
sekaligus juga sebagai fungsi sosial. yang ada.
Inilah arti dari pendayagunaan zakat Oleh karena itu tugas besar
yang dalam uraian berikutnya akan pengelola zakat saat ini adalah
dijelaskan lebih jauh lagi. bagaimana memanfaatkan zakat yang
Berdasarkanpada telaah dan cukup potensial itu di negara yang
pengamatan selama ini, dapat ditarik sedang membangun seperti Indonesia.
suatu kesimpulan bahwa pemanfaatan Juga, bagaimana pendayagunaan atau
zakat dapat digolongkan dalam empat pemanfaatan zakat itu agar searah
bentuk (Departemen Agama RI, 2007 : dengan tujuan pembangunan negara
25). yang intinya adalah untuk
a. Konsumtif Tradisional meningkatkan taraf hidup kecerdasan
Zakat dibagikan kepada dan kesejahteraan seluruh rakyat secara
mustah}iq untuk dimanfaatkan adil dan merata.
langsung seperti zakat fitrah yang Sebagian besar umat Islam di
diberikan kepada fakir miskin untuk Indonesia tampaknya masih
memenuhi kebutuhan sehari-hari. mempunyai pandangan yang sempit
tentang zakat. Oleh karena itu, yang
perlu difikirkan sekarang adalah

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 197


Dimyati, Urgensi Zakat...

bgaimana memperluas pengetahuan memerlukan zakat lagi bahkan


tentang pendayagunaan zakat kepada menjadi wajib zakat (muzakky).
lapisan masyarakat yang ada. Sehingga b. Hasil pengumpulan zakat selama
memungkinkan adanya pemanfaatan belum dibagikan kepada
atau pendayagunaan zakat lebih mustahiqmaka zakat merupakan
optimal dan maksimal. dana yang bisa dimanfaatkan bagi
Langkah-langkah yang pernah pembangunan dengan disimpan
dilakukan oleh beberapa kelompok dalam bank pemerintah dalam
masyarakat tentang pemanfaatan zakat deposito, sertifikat, giro atau
itu perlu disampaikan kepada lainnya.
kelompok lain, sehingga mereka akan Dua hal di atas, secara tidak
memperoleh pengalaman yang dapat langsung disamping memaksimalkan
dikembangkan didaerah masing- daya guna terhadap delapan asnaf, juga
masing, sesuai dengan kondisi yang dapat memberikan manfaat umum
ada. Disamping itu sudah waktunya tanpa mengurangi nilai dan
bagi pengelola zakat untuk menyusun kegunaannya. Di samping itu, dana
konsep tentang pendayagunan zakat zakat dapat bermanfaat untuk
agar berfungsi sebagai dana sosial kepentingan modal pembangunan di
keagamaan tanpa meninggalkan fungsi satu sisi, dan harta zakat itu sendiri
„ubudiyyah yakni untuk memperoleh dapat disimpan dengan aman tanpa
pahala dari Allah SWT (Proyek resiko di sisi yang lain.
Pembinaan Zakat dan Wakaf,1986 : 319).
6. Zakat produktif dalam Perspektif
5. Arah dan Kebijakan Hukum Islam
Pendayagunaan Zakat
a. Pengertian Zakat Produktif
Arah dan kebijakan
pendayagunaan zakat adalah segala Kata produtif secara bahasa
sesuatu yang berkaitan dengan usaha berasal dari bahasa inggris “produktive
pemerintah dalam rangka memafaatkan yang berarti banyak menghasilkan;
hasil pengumpulan zakat kepada memberikan banyak hasil; banyak
sasaran dalam pengertian yang lebih menghasilkan barang-barang berharga;
luas sesuai dengan cita dan rasa syara‟, yang mempunyai hasil baik.
secara tepat guna, efektif manfaatnya “productivity” daya produksi.” (Joyce
dengan sistem distribusi yang M. Hawkins, 1996 : 267).Secara umum
serbaguna dan produktif sesuai dengan produktif (productive) berarti “banyak
pesan dan kesan syari‟at serta tujuan menghasilkan karya atau barang.”
sosial ekonomis dari zakat (Sjechul Hadi (Save M. Dagun, 2000 893). Produktif
Permono, 1993 : 40). juga berarti “banyak menghasilkan;
Berkenan dengan kebijakan memberikan banyak hasil.” (J. S.
pendayagunaan zakat beberapa hal Badudu, 1996:1090).
yang penting untuk dipertimbangkan Pengertian produktif dalam
adalah: berbagai penjelasan ini lebih
a. Pembagian zakat harus bersifat berkonotasi kepada sifat. Kata sifat
produktif, edukatif dan ekonomis akan jelas maknanya apabila digabung
sehingga pada akhirnya penerima dengan kata yang disifatinya. Dalam
zakat (mustahiq) menjadi tidak hal ini kata yang disifati adalah kata
zakat, sehingga menjadi frasa zakat

198 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 02, Juni 2017


Dimyati, Urgensi Zakat...

produktif yang artinya; implementasi lebih antusias pada zakat fitrah


zakat yang dalam pendistribusiannya saja yakni menjelang idul fitri.
bersifat produktif, antonim dari 3) Tidak seimbangnya jumlah dana
konsumtif. yang terhimpun dibandingkan
Dengan demikian zakat produktif dengan kebutuhan umat, sehingga
adalah pemberian zakat yang dapat dana yang terkumpul cenderung
membuat para penerimanya digunakan hanya untuk kegiatan
menghasilkan sesuatu secara terus komsumtif dan tidak ada bagian
menerus melalui harta zakat yang telah untuk produktif.
diterimanya. Zakat produktif, dengan 4) Terdapat keengganan dikalangan
demikian adalah zakat dimana harta muzakky, dimana dalam periode
atau dana zakat yang diberikan kepada waktu yang relatif pendek harus
para mustahik tidak dihabiskan akan dihadapkan dengan berbagai
tetapi dikembangkan dan digunakan lembaga penghimpun dana.
untuk membantu usaha mereka, 5) Adanya kekhawatiran politis
sehingga dengan usaha tersebut mereka sebagai akibat adanya kasus
dapat memenuhi kebutuhan hidup penggunaan dana umat tersebut
secara terus menerus. untuk tujuan-tujuan politik praktis.
Kekhawatiran dan
b. Peran Negara terhadap kemungkinan terjadinya lima hal di
Lembaga Zakat atas, seharusnya tidak terjadi.
Dalam sejarah Islam lembaga Mengingat lembaga zakat itu sungguh
zakat dikenal dengan nama Baytal-Mal. akan menjadi tiang agama sekaligus
Lembaga ini sudah ada sejak Khalifah tiang ekonomi dari semua umat
Umar bin Khattab, sebagai institusi manusia disemua dimensi ruang dan
yang memobilisir dana dan daya dari waktu. Apalagi negara memang
umat yang digunakan untuk upaya- bertugas dan bertanggung jawab
upaya pembangunan meningkatkan terhadap kemakmuran dan
harta, derajat dan martabat atau kesejahteraan rakyatnya. Dengan ikut
perbaikan kualitas hidup kaum du‟afa‟- sertanya pemerintah dalam kebijakan
fuqara‟-masakin, dan umat pada zakat, diharapkan dapat mempermudah
umumnya berdasarkan syariat. dan membantu tugas-tugas pemerintah
Lembaga zakat di Indonesia telah tersebut.
ada tumbuh begitu lama, namun belum Beberapa ahli hukum Islam
dikembangkan secara profesional. Oleh menjelaskan bahwa Negara
karena itu menjadi wajar bila lembaga berkewajiban dan bertanggung jawab
ini dalam perjalanan mengalami dalam mengelola zakat. Yusuf
beberapa permasalahan, antara lain: Qardhawi menjelaskan lima alasan
(Muhammad Daud Ali, 1998 : 52-56). mengapa Islam menyerahkan
1) Adanya krisis kepercayaan umat wewenangnya kepada Negara untuk
terhadap segala macam atau mengelolah zakat: (Yusuf
bentuk usaha penghimpun dana Qardhawi:757).
umat karena sering terjadi 1) Banyak orang yang telah mati
penyelewengan akibat sistem jiwanya, buta mata hatinya, tidak
kontrol dan pelaporan yang lemah. sadar akan tanggung jawabnya
2) Adanya pola pandangan terhadap terhadap orang fakir miskin yang
pelaksanaan zakat yang umumnya mempunyai hak milik yang

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 199


Dimyati, Urgensi Zakat...

tersimpan dalam harta benda Al-Qur‟an dan Hadits, Ijma‟


mereka. tidak menyebutkan secara tegas tentang
2) Untuk memelihara hubungan baik cara pemberian zakat apakah dengan
antara muzakky dan mustahiq, cara konsumtif atau produktif. Dapat
menjaga kehormatan dan martabat dikatakan tidak ada dalil naqli dan
para mustahiq, dengan mengambil sharih yang mengatur tentang
haknya dari pemerintah mereka bagaimana pemberian zakat itu kepada
terhindar dari perkataan yang mustahiq. Ayat 60 surat at-Taubah oleh
menyakitkan dari pihak pemberi. sebagian ulama‟ dijadikan dasar hukum
3) Agar pendistribusinya tidak kacau, dalam pendistribusian zakat. Namun
tidak semerawut dan salah atur. ayat ini hanya menyebutkan pos-pos
Bisa saja seseorang atau dimana zakat harus diberikan dan tidak
sekelompok orang fakir miskin menyebutkan cara pemberian zakat
akan menerima jatah yang kepada pos-pos tersebut.
berlimpah ruah, sementara yang Teori hukum Islam
lainya yang mungkin lebih menunjukkan bahwa dalam
menderita, tidak mendapatkan menghadapi masalah-masalah yang
jatah zakat sama sekali. tidak jelas rinciannya dalam Al-Qur‟an
4) Agar ada pemerataan dan atau petunjuk yang ditinggalkan Nabi
pendistribusiannya, bukan hanya SAW, penyelesaiannya adalah dengan
terbatas pada orang-orang miskin metode Ijtihad. Ijtihad atau pemakaian
dan mereka yang sedang dalam akal dengan tetap berpedoman pada Al-
perjalanaan, namun ada pihak lain Qur‟an dan Hadits.
yang berkaitan erat dengan Dalam sejarah hukum Islam
kemaslahatan umum. dapat dilihat bahwa ijtihad diakui
5) Zakat merupakan sumber dana sebagai sumber hukum setelah Al-
yang terpenting dan permanen Qur‟an dan Hadits. Apabila
yang dapat membantu pemerintah problematika zakat ini tidak pernah
dalam menjalankan fungsi- absen, selalu menjadi topik pmbicaraan
fungsiya dalam mengayomi dan umat Islam, topik aktual dan akan terus
membawa rakyatnya dalam ada selagi umat Islam ada. Disamping
kemakmuran dan keadilan yang itu zakat merupakan sarana, bukan
beradab. tujuan karenanya dalam penerapan
rumusan-rumusan tentng zakat harus
c. Hukum Zakat Produktif ma‟qul al-ma‟na atau rasional, ia
Sebagaimana dijelaskan termasuk bidang fiqih yang dalam
sebelumnya bahwa yang dimaksud penerapannya harus dipertimbangkan
dengan zakat produktif disini adalah kondisi dan situasi serta senafas dengan
pendayagunaan zakat dengan cara tuntunan dan perkembangan zaman
produktif. Hukum zakat produktif di (kapan dan dimana dilaksanakannya).
sini dipahami sebagai hukum Dengan demikian berarti bahwa
mendistribusikan atau memberikan tehnik pelaksanaan pembagian zakat
dana zakat kepada mustahiq secara bukan sesuatu yang mutlak, akan tetapi
produktif. Dana zakat diberikan dan dinamis, dapat disesuaikan dengan
dipinjamkan untuk dijadikan modal kebutuhan di suatu tempat. Dalam
usaha bagi orang fakir, miskin, dan artian perubahan dan perbedaan dalam
orang-orang yang lemah. cara pembagian zakat tidaklah dilarang

200 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 02, Juni 2017


Dimyati, Urgensi Zakat...

dalam Islam karena tidak ada dasar Mengenai kebolehan zakat


hukum yang secara jelas menyebutkan produktif ini Yusuf Qardhawi
cara pembagian zakat tersebut. menyatakan bahwa menunaikan zakat
Memproduktifkan atau termasuk amal ibadah sosial dalam
mendayagunakan dana zakat pada rangka membantu orang-orang miskin
prinsipnya tidaklah bertentangan dan golongan ekonomi lemahuntuk
dengan prinsip-prinsip hukum Islam, menunjang ekonomi mereka sehingga
khususnya pada pensyri‟atan zakat. mampu berdiri sendiri dimasa
Karena zakat produktif akan membuat mendatang dan tabah dalam
harta dibumi berputar diantara semua mempertahankan kewajiban-kewajiban
manusia, tidak hanya pada sebagian kepada Allah. Apabila zakat
orang, apalagi di antara orang-orang merupakan suatu formula yang paling
kaya saja. Hal ini sangat dilarang kuat dan jelas untuk merealisasikan ide
dalam Islam, sebagaimana firman keadilan sosial, maka kewajiban zakat
Allah dalm surat Al-Hasyr ayat 7: meliputiseluruh umat, dan bahwa harta
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang harus dikeluarkan itu pada
yang diberikan Allah kepada RasulNya hakekatnya adalah harta umat, dan
(dari harta benda) yang berasal dari pemberian kepada kaum fakir (Yusuf
penduduk kota-kota Maka adalah untuk Qardhawi, 1996 : 127).
Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak- Dari uraian di atas, dapat
anak yatim, orang-orang miskin dan dipahami bahwa hukum zakat produktif
orang-orang yang dalam perjalanan, adalah boleh bahkan sangat dianjurkan
supaya harta itu jangan beredar di bila dikaitkan dengan situasi dan
antara orang-orang Kaya saja di kondisi negara Indonesia saat ini.
antara kamu........ (Yusuf Qardhawi : Sebuah kaidah fiqih menyebutkan:
547). “Hukum itu selalu terkoneksi
Salah satu tujuan zakat adalah dengan penyebabnya (illatnya) dalam
agar harta benda tidak menumpuk pada mewujudkan maupun meniadakan
satu golongan saja, dinikmati orang- hukum”
orang kaya sedangkan orang miskin- Apalagi zakat mempunyai
papa larut dengan ketidak mampuannya peran dan fungsi yang sangat penting
dan hanya menonton saja. Padahal di kalangan masyarakat, terutama
orang kaya tidak akan sempurna dalam bidang ekonomi, sosial dan
hidupnya tanpa adanya orang-orang pendidikan.Kesemua bidang tersebut
miskin. saat ini menjadi fokus utama dalam
Islam sangat menganjurkan pembangunan negaradan mendapat
supaya umatnya berusaha agar dapat perhatian yang serius dari segenap
melaksanakan ajaran agama dengan lapisan rakyatIndonesia ( Asnaini,
baik, termasuk dapat membayar zakat 2008 : 95).
serta ibadah lain yang dalam
pelaksanaannya diperlukan biaya atau 7. Urgensi Pemberdayaan Dana Zakat
dana dan kemampuan secara material. secara Produktif
Pemberian inilah yang dapat dijadikan Zakat adalah bagian dari rukun
dasar, dapat diartikan pemberian yang Islam. Orang yang sudah berkecukupan
dapat dijadikan modal untuk dapat dan memiliki kelebihan harta dan
melaksanakan ajaran agama dengan memenuhi syarat dikenai kewajiban
baik. zakat, sudah waktunya untuk

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 201


Dimyati, Urgensi Zakat...

menjalankan rukun Islam yang satu ini. golongan. Di antara mustahiq zakat
Namun banyak yang lalai dari produktif yang berhak untuk menerima
kewajiban harta yang ia miliki untuk zakat adalah kaum fakir, miskin,
membayar zakat. Padahal zakat sangat a>milzakat serta para mu‟allaf. Namun
membantu dan membangun yang lebih diutamakan dari mereka
prekonomian masyarakat yang kurang adalah golongan miskin. Selain mereka
mampu. hanya mendapatkan zakat konsumtif
Dalam pemungutan maupun atau keperluan tertentu saja seperti
penggunaan zakat yang bertujuan untuk fakir, ibnsabil, fisabilillah,
merealisasikan fungsi-fungsi sosial, gharimin dan hamba sahaya.
ekonomi, dan permodalan dalam Pendayagunaan zakat harus berdampak
masyarakat Islam, selain bertujuan positif bagi mustahiq, baik secara
ibadah. Secara umum, fungsi sosial ekonomi maupun sosial. Dari sisi
dari zakat adalah memelihara dan ekonomi, mustah}iq dituntut benar-
menyelamatkan modal manusiawi, benar dapat mandiri dan hidup secara
dengan cara memenggal bagian tertentu layak sedangkan dari sisi sosial,
dari keuntungan modal ekonomi, yang mustahiqdituntut dapat hidup sejajar
kemudian diarahkan kepada bidang- dengan masyarakat yang lain. Hal ini
bidang yang wajib dibiayai, sehingga berarti, zakat tidak hanya
keselamatan modal manusiawi maupun didistribusikan untuk hal-hal yang
modal ekonomi bisa terjamin, dan konsumtif saja tetapi lebih untuk
terjamin pula pertumbuhan sosial dari kepentingan yang produktif dan
manusia itu sendiri dan pertumbuhan bersifat edukatif.
masyarakat Islam. Adapun permasalahan dalam
Pendayagunaan zakat produktif kebijakan tentang pendayagunaan dana
sesungguhnya mempunyai konsep zakat dalam sasaran yang lebih luas
perencanaan dan pelaksanaan yang dan produktif adalah persoalan
cermat seperti mengkaji penyebab maslah}ah. Untuk memperoleh daya
kemiskinan, ketidakadaan modal kerja, guna yang maksimal al-Qur‟an tidak
dan kekurangan lapangan kerja, dengan mengatur bagaimana seharusnya dan
adanya masalah tersebut maka perlu sebaiknya membagikan zakat kepada
adanya perencanaan yang dapat kategori delapan as}naf, pengelolaan
mengembangkan zakat bersifat zakat secara produktif adalah
produktif tersebut. berpedoman kepada kebijakan Umar
Terdapat perbedaan dalam bin Khattab dan apa yang pernah
pengertian definisi kedelapan kategori dilakukan oleh Nabi SAW. Umar bin
mustah}iq zakat menurut ulama fiqih, Khattab pernah memberikan dana zakat
namun secara keseluruhan tetap pada berupa kambing agar dapat
landasan dasar syariah dalam berkembang biak. Nabi SAW pernah
penjabarannya. Ayat tersebut tidak memberikan zakat kepada seorang fakir
merinci cara-cara dan pertimbangan miskin sebanyak dua dirham, sambil
pembagian antara orang yang terdapat memberikan anjuran agar dapat
dalam satu golongan, dan antara mempergunakan uang tersebut satu
golongan satu dengan golongan yang dirham untuk dimakan dan satu dirham
lain. Ayat tersebut hanya menetapkan lagi untuk dibelikan kapak sebagai alat
kategori-kategori yang berhak bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa
menerima zakat hanya ada delapan masalah produktifitas pembagian zakat

202 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 02, Juni 2017


Dimyati, Urgensi Zakat...

adalah masalah duniawi yang bersifat di dalam masyarakat dan menyehatkan


ijtihadiyah, sehingga diserahkan saja tatanan sosial. Sehingga makin
hal tersebut kepada badan yang berkurangnya kesenjangan antara
mengelola zakat, sepanjang pergunaan kelompok masyarakat yang mampu dan
dana zakat tersebut sesuai dengan kelompok masyarakat yang tidak
ketentuan syara‟. mampu.
Fungsi dari pemberdayaan zakat Oleh karena itu pendayagunaan
adalah untuk meningkatkan taraf hidup zakat perlu diarahkan sebagai
masyarakat (mustah}iq) dengan cara instrumen untuk membangun taraf
meningkatkan kualitas sumber daya kehidupan umat diantaranya melalui
insani melalui pengadaan pendidikan program pendayagunaan untuk
pada mustah}iq setelah itu baru kebutuhan dasar, pembiyaan
pemberian bantuan kemanusiaan pada pendidikan, fasilitas kesehatan, dan
mereka. Mengenai zakat produktif pemberdayaan ekonomi yang
yang diberikan kepada orang miskin manfaatnya tidak habis seketika di
maka dapat berupa alat-alat untuk tangan penerima zakat (mustah}iq).
usaha, modal kerja atau pelatihan Dalam konteks Indonesia, dana
keterampilan yang dapat dijadikan zakat dapat didayagunakan untuk
sebagai mata pencaharian dan sumber investasi produktif, untuk membiayai
hidupnya. bermacam-macam proyek
pembangunan dalam bidang
PENUTUP pendidikan, pemeliharan kesehatan, air
Sudah seharusnya zakat dapat bersih dan aktivitas-aktivitas
menjadi sumber dana yang potensial, kesejahteraan sosial yang lain, yang
untuk itu diperlukan adanya pengolaan dipergunakan semata-mata untuk
zakat secara profesional dan kepentingan fakir miskin. Pendapatan
bertanggung jawab. Zakat harus fakir miskin diharapkan bisa meningkat
dikelola dengan sistem dan manajemen sebagai hasil dari produktivitas mereka
yang amanah, profesional dan yang lebih tinggi. Dengan pola seperti
terintegrasi dengan bimbingan dan ini diharapkan derajat para fakir miskin
pengawasan dari pemerintah. Zakat ini dapat meningkat dari mustahiq
yang dikelola dengan sistem dan (penerima zakat) menjadi muzakky
manajemen yang amanah, diharapkan (pemberi zakat).
dapat menjadi pemicu gerak ekonomi

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 203


Dimyati, Urgensi Zakat...

DAFTAR PUSTAKA Rangka Pembangunan Nasiona.


Ali, Mohammad Daud. (1988). Sistem Jakarta; Pustaka Firdaus.
Ekonomi Islam Zakat dan Waqaf, Permono, Sjechul Hadi. (1995).
(Jakarta: Universitas Indonesia Pemerintah Republik Indonesia
Press. Sebagai Pengelola Zakat. Jakarta:
Pustaka Firdaus.
Asnaini. (2008). Zakat Produktif dalam
Pernomo, Sjechul Hadi. (1994).
Perspektif Hukum Islam.
Sumber-Sumber Penggalian Zakat,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jakarta: Pustaka Firdaus.
Asqalani, Ibnu Hajar. al-Fathal-Bary.
Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf.
Jakarta; Pustaka Azzam.
(1986). Pedoman Zakat, Seri IX.
Badudu, J. S. (1996). Sultan Jakarta; Proyek Pembinaan Zakat
Mohammad Zaim, Kamus Umum dan Wakaf.
Bahasa Indonesia. Jakarta; Pustaka
Qardhawi, Yusuf. (1996). Mushkilah al-
Sinar Harapan.
Faqr Wakayfa A‟alajaha al-Islam.
Dagun, Save M. Kamus Besar Ilmu Beirut: Dar al-Fikr.
Pengetahuan. Jakarta: LPKN.
Qardhawi, Yusuf. Fiqh Al-Zakah.
Departemen Agama RI. (2007). Beirut: Dar Al-Irsyad.
Direktorat Pemberdayaan Zakat,
Qardhawi,Yusuf, Al-„Ibadah fi al-Islam,
Petunjuk Pelaksanaan
(Beirut: Muassasah al-Risaah,
Pemberdayaan Zakat. Jakarta.
1979).
Hafidhuddin, Didin. (2004). Zakat
Sabiq, Sayyid. Fiqh al-Sunnah. Jilid 1.
dalam Perekonomian Modern.
Beirut:Dar al-Fikr.
Jakarta: Gema Insani Press.
Shiddiqiy, Hasby. (1975). Pedoman
Hasanuddin AF. dalam Ensiklopedi
Zakat. Semarang: Pustaka Rizki
Tematis Dunia Islam. Jakarta: PT
Putra.
Ichtiar Baru Van Hoeve.
Syahatah, Husein. (2005). Cara Praktis
Hawkins, Joyce M. (1996). Kamus Dwi
Menghitung Zakat, Terj. Mujahidin
Bahasa Inggris-Indonesia,
Muhayan. Jakarta: Kaslam
Indonesia-Inggris. Oxford-
Pustaka.
Erlangga.
Zainuddin. (2002). Fiqih Ibadah.
Ibnu Rushd. Bidayah al-Mujtahid wa
Jakarta: Gaya Media Pratama.
Nihayah al-Muqtasid, Jilid 1.
Beirut: Dar al-Kutub Al- Zuhaily, Wahbah. (1998). Al-Fiqh Al-
Islamiyyah. Islamy wa Adillatuh. Jilid III.
Beirut: Dar al-Fikr.
Jaziry, Abdurrahman. al-Fiqh „ala
Mazahib al-Arba‟ah. Beirut: Dar
al-Kutub al-„Ilmiyah.
Muis, Fahrur. (2011). Zakat A-Z. Solo:
PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Permono, Sjechul Hadi. (1993).
Pendayagunaan Zakat dalam

204 | AL-TIJARY, Vol. 02, No. 02, Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai