MAKALAH
OLEH : KELOMPOK 2
2023
KATA PENGANTAR
Terpujilah atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengelolaan/Pendistribusian Zakat, Infaq,
Sedekah” tepat pada waktunya.
Makalah tersebut siap memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pengelolaan Zakat, Infaq dan
Sedekah. Selain itu, tugas makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang
Pengelolaan/Pendistribusian Zakat,Infaq, dan Sedekah bagi para pembaca maupun bagi
penulis.
Penulis berterima kasih kepada Ibu Dr. Musyfika Ilyas, S.H.I, M.H.I sebagai dosen mata
kuliah Hukum Pengelolaan Zakat, Infaq, Sedekah. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun untuk kelengkapan makalah ini sangat diharapkan.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................. 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor muzakki dan faktor amil zakat.
Muzakki belum percaya sepenuhnya terhadap amil, untuk mendistribusikan dana zakat,
infaq, maupun shadaqah kepada mustahik. Selain itu, lembaga amil yang berperan
sebagai operator, belum optimal dalam menggali dan mendayagunakan potensi zakat.
Untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap LAZ, perlu dilakukan
optimalisasi peran dan fungsi amil berdasarkan prinsip rukun iman, prinsip moral,
prinsip lembaga,dan prinsip menajemen.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari infaq,zakat,sadaqah ?
2. Apa saja lembaga pengelolah Zakat, Infaq dan Sadaqah ?
3. Bagaimana Pengumpulan dan pendistribusian Zakat, Infaq dan Sadaqah ?
4. Bagaimana Pendistribusian zakat,infaq,dan shadaqah ?
4
C. TUJUAN
1. Kita dapat mengetahui Apa pengertian dari infaq,zakat,sadaqah
2. Kita dapat mengetahui Apa saja lembaga pengelolah Zakat, Infaq dan
Sadaqah
3. Kita dapat mengetahui Bagaimana Pengumpulan dan pendistribusian
Zakat, Infaq dan Sadaqah
4. Kita dapat mengetahui Bagaimana Pendistribusian zakat,infaq,dan
shadaqah
5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Zakat
Secara etimologi zakat berasal dari kata zaka yang berarti berkah, bertambah, suci,
suci, berbuah dan baik. Dipahami demikian, zakat adalah upaya membersihkan diri
dari kotoran kesengsaraan dan dosa. Itu memupuk imbalan dengan memberikan harga
diri pribadi kepada mereka yang membutuhkan1. Ditinjau dari segi syara, zakat
memiliki banyak arti diantaranya:
1) Yusuf al-Qardhawi mendefinisikan zakat sebagai bagian dari kekayaan dengan
syarat-syarat tertentu yang ditentukan oleh Allah SWT Pemilik (Muzak) untuk
menyerah kepada orang benar menerimanya (mustahiq) juga dengan syarat-syarat
tertentu.2
2) Wahbah Zuhaili mendefinisikan Zakat dari empat aspek sekte, yaitu:
Madzhab Maliki, Zakat membagikan Sebagian aset tertentu tertentu yang
dicapai nishab (batas untuk memaksa orang membayar zakat siapa yang berhak
untuk itu ketika judul penuh dan mencapai penarikan (tahun) kecuali untuk
produk pertambangan Halaman pertanian.
Madzhab Hanafi mendefinisikan zakat sebagai pemberian tingkat tertentu dari
dana tertentu juga sebagai hak milik itu Penghasil Syari'at hanya menunjuknya
karena alasan itu Allah SWT.
Madzhab Syafi'i, Zakat adalah nama jumlah yang ada dihapus dari properti atau
objek dengan cara tertentu.
Mazhab Hanbali mendefinisikan Zakat sebagai hak (tentu saja menghapus aset
tertentu) dari aset tertentu untuk kelompok tertentu pada waktu tertentu. Dari
terminologi ini dapat dipahami bahwa zakat adalah Pengabaian atau penegakan
hak-hak wajib yang terkandung di sini milik orang-orang yang berwenang
untuk melakukannya sehingga Dengan demikian secara khusus disimpulkan
bahwa :
1
Kementrian Agama RI, Fiqih Zakat ( Jakarta: Grafindo Persada, 2011), 28
2
Yusuf al-Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan (Jakarta: Gema Insani, 2009), 76
6
1) Zakat merupakan rukun Islam ketiga
2) Zakat merupakan sejumlah harta tertentu yang ada dalam harta kekayaan
seseoarang
3) Kekayaan tersebut dimiliki secara nyata yang dikeluarkan dengan tujuan
untuk membersihkan harta/kekayaan dan mensucikan jiwa pemiliknya.
4) Kepemilikan harta adalah pribadi umat islam tanpa memandang status, pria
maupun wanita, anak-anak maupun dewasa.
5) Harta tertentu tersebut diwajibkan untuk diberikan kepada golonganorang-
orang yang berhak.
6) Harta kekayan sudah mencapai Nisabdan haul.
b. Infaq
Infaq secara etimologis berasal dari kata anfaqa, artinya sesuatu yang habis atau
usang, baik karena dijual, rusak atau karena meninggal Selain itu, kata infaq terkadang
dikaitkan sesuatu yang wajib atau sunnah Menurut terminology infaq berarti
mengambil sebagian dari pendapatan atau kekayaan Pendapatan bunga untuk biaya
kuliah Islam. 3Jika zakat memiliki nishab, infak tidak mengenal nishab infaq diartikan
dalam istilah ulama sebagai perbuatan atau sesuatu bahwa seseorang memenuhi
kebutuhan orang lain dilandasi dengan ikhlas karena Allah swt.Dari sini dapat
disimpulkan bahwa infaq adalah perbuatan gunakan sebagian dari properti untuk orang
lain, bantu kebutuhan orang lain berdasarkan keikhlasan karena Allah SWT.
c. Sedekah
Shadaqah secara etimologis berasal dari kata sadaqa, artinya benar, dan dapat
dipahami dengan memberi atau diberikan sesuatu untuk orang lain. Dalam konsep ini
adalah sedekah suatu bentuk keimanan dan ketaqwaan yang menunjukkan seseorang
yang mau bersedekah adalah orang yang imannya benar. Dalam terminologi Syariah
Islam, sedekah sama dengan Pengertian infak termasuk hukum dan peraturannya.
halaman buku perbedaannya hanya pada objeknya, 4yaitu. infak saling berkaitan materi
sedangkan sadaqah mengacu pada materi dan immateri bahan. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa sedekah adalah perbuatan untuk memberikan atau membuat
sesuatu properti (materi) atau tidak bahan Bisa berupa barang atau uang, tenaga kerja
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007), 6
3
7
atau pekerjaan Jasa, sebut takbir, tahmid, tahlil, bahkan yang paling sederhana
sekalipun adalah tulus untuk tersenyum pada orang lain.5
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy,Pedoman Zakat (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra,1999) 17
5
8
Keberadaan LAZNAS yang dilindungi dan diberi keluasaan untuk mengelola zakat
merupakan cara pemerintah untuk tetap mendorong peran serta masyarakat di dalam
pengelolaan zakat.7
7
UU No.23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Pasal 17
9
3. Memberikan majalah zakat.
4. Menindak lanjuti masukan atau keluhan dari para muzakki.
5. Berkomunikasi secara intensif dan efektif.
8
Departemen Agama RI, Pola Pembinaan Badan Amil Zakat, 19-20
10
3. Pembukaan rekenig bank demi kemudahan pengiriman zakat para muzakki dan
untuk mempermudah dalam pengelolaannya, maka hendaknya dipisahkan
antara masing-masing rekening.
9
Departemen Agama RI, Pola Pembinaan Badan Amil, 23
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
al-Qardhawi, Yusuf. Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan (Jakarta: Gema Insani, 2009)
Sari, Elsi Kartika. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007)
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Pedoman Zakat (Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra,1999)
13