Anda di halaman 1dari 13

PENGELOLAAN/ PENDISTRIBUSIAN ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH

MAKALAH

OLEH : KELOMPOK 2

MUH. HASYIM ASY’ARI HAMZAH (10100121038)


KHAIRUNNISA (10100121039)
MAWADDA WARAHMA (10100121040)
AIDA ILMIYATI MARHABANI (10100121041)
FIRDA ISLAMIA NUR FAHNI (10100121042)
AINUN ASISA (10100121043)
AHMAD NAUFAL FAYYAD (10100121044)

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Terpujilah atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengelolaan/Pendistribusian Zakat, Infaq,
Sedekah” tepat pada waktunya.

Makalah tersebut siap memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pengelolaan Zakat, Infaq dan
Sedekah. Selain itu, tugas makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang
Pengelolaan/Pendistribusian Zakat,Infaq, dan Sedekah bagi para pembaca maupun bagi
penulis.

Penulis berterima kasih kepada Ibu Dr. Musyfika Ilyas, S.H.I, M.H.I sebagai dosen mata
kuliah Hukum Pengelolaan Zakat, Infaq, Sedekah. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun untuk kelengkapan makalah ini sangat diharapkan.

Samata, 6 Maret 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4

A. Latar Belakang .............................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................... 5

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................... 6

A. Pengertian Zakat, Infaq dan Sedekah............................................................ 6


B. Lembaga Pengelolaan Zakat, Infaq dan Sedekah ......................................... 8
C. Pengumpulan dan Pendistribusian Zakat, Infaq Sedekah ............................ 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 12

A. Kesimpulan .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim


terbesar di dunia. Seharusnya pemanfaatan dana zakat di Indonesia memiliki potensi
yang sangat besar dampaknya untuk pemerataan kesejahteraan sosial tetapi sayangnya
pendistribusian zakat di indonesia belum bisa di kelola secara optimal dan profesional.
Hal ini disebabkan belum efektifnya Lembaga Zakat yang menyangkut aspek
pengumpulan administrasi, pendistribusian,monitoring Organsisasi dan Manajemen
Pengelolaan Zakat hingga kini dinilai masih bertaraf klasikal, bersifat konsumtif dan
terkesan inefisien sehingga kurang berdampak sosial yang berarti.

Sangatlah penting peran pemerintah dalam mengatasi masalah zakat tersebut.


Zakat, infaq, shadaqah, wakaf dan fidyah merupakan sumber sumber pendanaan sosial
yang dipandang belum mampu menyelesaikan permasalahan sosiol ekonomi yang
dihadapi masyarakat muslim di Indonesia. Faktanya, berdasarkan sejumlah penelitian,
potensi dana ZIS di Indonesia mencapai Rp 327 triliun pada tahun 2021.

Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor muzakki dan faktor amil zakat.
Muzakki belum percaya sepenuhnya terhadap amil, untuk mendistribusikan dana zakat,
infaq, maupun shadaqah kepada mustahik. Selain itu, lembaga amil yang berperan
sebagai operator, belum optimal dalam menggali dan mendayagunakan potensi zakat.
Untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap LAZ, perlu dilakukan
optimalisasi peran dan fungsi amil berdasarkan prinsip rukun iman, prinsip moral,
prinsip lembaga,dan prinsip menajemen.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari infaq,zakat,sadaqah ?
2. Apa saja lembaga pengelolah Zakat, Infaq dan Sadaqah ?
3. Bagaimana Pengumpulan dan pendistribusian Zakat, Infaq dan Sadaqah ?
4. Bagaimana Pendistribusian zakat,infaq,dan shadaqah ?

4
C. TUJUAN
1. Kita dapat mengetahui Apa pengertian dari infaq,zakat,sadaqah
2. Kita dapat mengetahui Apa saja lembaga pengelolah Zakat, Infaq dan
Sadaqah
3. Kita dapat mengetahui Bagaimana Pengumpulan dan pendistribusian
Zakat, Infaq dan Sadaqah
4. Kita dapat mengetahui Bagaimana Pendistribusian zakat,infaq,dan
shadaqah

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat, Infaq dan Sedekah

a. Zakat
Secara etimologi zakat berasal dari kata zaka yang berarti berkah, bertambah, suci,
suci, berbuah dan baik. Dipahami demikian, zakat adalah upaya membersihkan diri
dari kotoran kesengsaraan dan dosa. Itu memupuk imbalan dengan memberikan harga
diri pribadi kepada mereka yang membutuhkan1. Ditinjau dari segi syara, zakat
memiliki banyak arti diantaranya:
1) Yusuf al-Qardhawi mendefinisikan zakat sebagai bagian dari kekayaan dengan
syarat-syarat tertentu yang ditentukan oleh Allah SWT Pemilik (Muzak) untuk
menyerah kepada orang benar menerimanya (mustahiq) juga dengan syarat-syarat
tertentu.2
2) Wahbah Zuhaili mendefinisikan Zakat dari empat aspek sekte, yaitu:
 Madzhab Maliki, Zakat membagikan Sebagian aset tertentu tertentu yang
dicapai nishab (batas untuk memaksa orang membayar zakat siapa yang berhak
untuk itu ketika judul penuh dan mencapai penarikan (tahun) kecuali untuk
produk pertambangan Halaman pertanian.
 Madzhab Hanafi mendefinisikan zakat sebagai pemberian tingkat tertentu dari
dana tertentu juga sebagai hak milik itu Penghasil Syari'at hanya menunjuknya
karena alasan itu Allah SWT.
 Madzhab Syafi'i, Zakat adalah nama jumlah yang ada dihapus dari properti atau
objek dengan cara tertentu.
 Mazhab Hanbali mendefinisikan Zakat sebagai hak (tentu saja menghapus aset
tertentu) dari aset tertentu untuk kelompok tertentu pada waktu tertentu. Dari
terminologi ini dapat dipahami bahwa zakat adalah Pengabaian atau penegakan
hak-hak wajib yang terkandung di sini milik orang-orang yang berwenang
untuk melakukannya sehingga Dengan demikian secara khusus disimpulkan
bahwa :

1
Kementrian Agama RI, Fiqih Zakat ( Jakarta: Grafindo Persada, 2011), 28
2
Yusuf al-Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan (Jakarta: Gema Insani, 2009), 76

6
1) Zakat merupakan rukun Islam ketiga
2) Zakat merupakan sejumlah harta tertentu yang ada dalam harta kekayaan
seseoarang
3) Kekayaan tersebut dimiliki secara nyata yang dikeluarkan dengan tujuan
untuk membersihkan harta/kekayaan dan mensucikan jiwa pemiliknya.
4) Kepemilikan harta adalah pribadi umat islam tanpa memandang status, pria
maupun wanita, anak-anak maupun dewasa.
5) Harta tertentu tersebut diwajibkan untuk diberikan kepada golonganorang-
orang yang berhak.
6) Harta kekayan sudah mencapai Nisabdan haul.

b. Infaq
Infaq secara etimologis berasal dari kata anfaqa, artinya sesuatu yang habis atau
usang, baik karena dijual, rusak atau karena meninggal Selain itu, kata infaq terkadang
dikaitkan sesuatu yang wajib atau sunnah Menurut terminology infaq berarti
mengambil sebagian dari pendapatan atau kekayaan Pendapatan bunga untuk biaya
kuliah Islam. 3Jika zakat memiliki nishab, infak tidak mengenal nishab infaq diartikan
dalam istilah ulama sebagai perbuatan atau sesuatu bahwa seseorang memenuhi
kebutuhan orang lain dilandasi dengan ikhlas karena Allah swt.Dari sini dapat
disimpulkan bahwa infaq adalah perbuatan gunakan sebagian dari properti untuk orang
lain, bantu kebutuhan orang lain berdasarkan keikhlasan karena Allah SWT.
c. Sedekah
Shadaqah secara etimologis berasal dari kata sadaqa, artinya benar, dan dapat
dipahami dengan memberi atau diberikan sesuatu untuk orang lain. Dalam konsep ini
adalah sedekah suatu bentuk keimanan dan ketaqwaan yang menunjukkan seseorang
yang mau bersedekah adalah orang yang imannya benar. Dalam terminologi Syariah
Islam, sedekah sama dengan Pengertian infak termasuk hukum dan peraturannya.
halaman buku perbedaannya hanya pada objeknya, 4yaitu. infak saling berkaitan materi
sedangkan sadaqah mengacu pada materi dan immateri bahan. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa sedekah adalah perbuatan untuk memberikan atau membuat
sesuatu properti (materi) atau tidak bahan Bisa berupa barang atau uang, tenaga kerja

Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007), 6
3

Amiruddin Inoed, Anatomi Fiqih Zakat(Yogyakarta: Celeban Timur, 2005), 7


4

7
atau pekerjaan Jasa, sebut takbir, tahmid, tahlil, bahkan yang paling sederhana
sekalipun adalah tulus untuk tersenyum pada orang lain.5

B. Lembaga Pengelolah Zakat, Infaq dan Sedekah

a. BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)


BAZNAS adalah lembaga yang menyelenggarakan administrasi zakat di tingkat
nasional. Tugas pokok BAZNAS menurut Pasal 7 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2011 adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan pengumpulan, distribusi dan penggunaan zakat Implementasi
pengumpulan, transmisi dan penggunaan zakat.
2. Pemantauan pengumpulan, distribusi dan penggunaan zakat
3. Pelaporan dan tanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan Zakat.

Pada prinsipnya, tugas dan kewajiban BAZNAS harus dipenuhi Pengumpulan,


Pendistribusian, Penggunaan, Pelaporan dan Upaya Tanggung jawab pelaksanaan
pengelolaan zakat.6

b. LAZNAS (Lembaga Amil Zakat Nasional)


LAZNAS merupakan lembaga yang membentuk komunitas yang misinya adalah
untuk mendukung koleksi,Distribusi dan Penggunaan Zakat. Menurut UU No. 23
Tahun 2011 wajib menjadi lembaga Amil Zakat memenuhi standar berikut:
1. LAZ merupakan lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat.
2. Mampu melaksanakan fungsi pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan.
3. Pembentukan LAZ harus mendapat izin menteri atau pejabat yang ditunjuk.
4. Siap melakukan koordinasi dengan BAZNAS dalam rangka mengoptimalkan
fungsi pengelolaan zakat.

Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy,Pedoman Zakat (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra,1999) 17
5

UU No.23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 7


6

8
Keberadaan LAZNAS yang dilindungi dan diberi keluasaan untuk mengelola zakat
merupakan cara pemerintah untuk tetap mendorong peran serta masyarakat di dalam
pengelolaan zakat.7

c. UPZ (Unit Pengumpul Zakat) UPZ


UPZ adalah singkatan dan nama untuk unit koleksi \akat merupakan unit
organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS Membantu pengumpulan Zakat di
kementerian/lembaga,BUMN, perusahaan swasta nasional, perusahaan asing bertempat
tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (RI) dan mewakili Negara
Kesatuan Republik Indonesia luar negeri Dengan demikian UPZ merupakan bagian dari
BAZNAS tidak dapat dipisahkan dalam arti bahwa setiap transaksi atau transaksi.
Dalam UPZ harus menjadi bagian baik dari segi hak maupun kewajiban. Dokumen dan
pelaporan serta tanggung jawab BAZNAS.

Dalam melaksanakan tugas membantu BAZNAS,UPZ memiliki tugas sebagai


berikut:
1. Melakukan sosialisasi dan edukasi zakat di lingkungan instansi atau perusahaan
bersangkutan.
2. Memberikan konsultasi zakat.
3. Melakukan registrasi calon muzakki.
4. Menerima Kartu Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) dari BAZNAS dan
menyerahkannya kepada calon muzakki.
5. Menyerahkan data muzakki dan perubahannya kepada BAZNAS
6. Menerima pembayaran zakat dan menyetorkan ke BAZNAS sesuai batas waktu
yang ditentukan.
7. Menerima bukti setor zakat (BSZ) dari BAZNAS dan menyerahkannya kepada
muzakki.
8. Membuat laporan keuangan dan kegiatan UPZ sacara periodik.

UPZ juga wajib menjaga kepercayaan muzakki dalam bentuk :


1. Memberikan laporan donasi rutin secara berkala.
2. Menyampaikan laporan lapangan dan informasi penyaluran zakat dan berbagai
aktifitas kegiatan yang dilaksanakan dengan BAZNAS.

7
UU No.23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Pasal 17

9
3. Memberikan majalah zakat.
4. Menindak lanjuti masukan atau keluhan dari para muzakki.
5. Berkomunikasi secara intensif dan efektif.

Apabila di lingkungan instansi/perusahaan atau wilayah tempat UPZ terdapat


mustahik, maka pelaksana harian UPZ dapat membuat program pendistribusian dan
atau pendayagunaan dengan melalui tahapan sebagai berikut :

1. Mendata atau memverifikasi calon mustahiqyang ada.


2. Melakukan verifikasi dan analisis atas kebutuhan mustahiq.
3. Membuat rencana kerja dan anggaran untuk disampaikan di BAZNAS
untuk mendapat persetujuan.
4. Menyalurkan zakat ke mustahiq dan melakukan pendampingan.
5. Membuat laporan dan pertanggungjawaban kegiatan dan keuangan
selambat-lambatnya satu bulan setelah kegiatan selesai dilaksanakan.

C. Pengumpulan Dan Pendistribusian Zakat, Infaq Dan Sedekah

a. Pengumpulan Zakat, Infaq dan Sedekah


Penghimpunan zakat dilakukan oleh Amil yaitu Badan Amil Zakat berdasarkan
mengambil atau menerima muzakki atas dasar Pengumuman Muzakki bahwa Badan
Amil Zakat dapat bekerja sama Bank dalam mengumpulkan zakat harta untuk muzakki
di bank atas permintaan Muzakki. Dalam pelaksanaan pengumpulan zakat tidak dapat
dilakukan paksaan terhadap muzakki melainkan muzakki melakukan penghitungan
sendiri hartanya dan kewajiban berdasarkan hukum agama, apabila dalam membuat
suatu perhitungan berdasarkan aset dan kewajiban sendiri berdasarkan hukum agama.
jika tidak dapat menghitung 8kekayaan sendiri dan Kewajiban Zakat, Muzakki dapat
meminta bantuan Amil Zakat Setidaknya ada tiga strategi di antaranya dalam
pengumpulan Zakat yang dapat digunakan antara lain:
1. Pembentukan unit pengumpulan zakat (UPZ) baik tingkat nasional,propinsi dan
sebagainya.
2. Pembentukan kounter atau loket penerimaan zakat dengan fasilitas pelayanan
yang baik serta tenaga kerja yang professional.

8
Departemen Agama RI, Pola Pembinaan Badan Amil Zakat, 19-20

10
3. Pembukaan rekenig bank demi kemudahan pengiriman zakat para muzakki dan
untuk mempermudah dalam pengelolaannya, maka hendaknya dipisahkan
antara masing-masing rekening.

b. Pendistribusian Zakat, Infaq, dan Sedekah


Setiap lembaga Amil Zakat setelah mengumpulkan dana Zakat.Zakat yang
terkumpul harus dibagikan kepada orang-orang yang berhak untuk menerima sesuai
dengan ketentuan hukum Islam. Di dalam Penyaluran dana Zakat kepada Mustahiq
memiliki tiga ciri, yaitu:
1. Sifatnya memberi (memberi) dan memperhatikan skala prioritas Kebutuhan
Mustahiq di tempat masing-masing.
2. Bersifat tolong menolong, yaitu membantu lulusan mustahiq atau meringankan
masalah yang sangat mendesak atau darurat.
3. Memberdayakan, yaitu membantu mustahiq untuk meningkatkan kesejahteraan
mereka baik secara individu maupun melalui program kelompok atau kegiatan
yang bersifat dengan dana berkelanjutan lebih banyak pilihan untuk penerima
lain.9

9
Departemen Agama RI, Pola Pembinaan Badan Amil, 23

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan


pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan
zakat.Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut BAZNAS adalah lembaga
yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.

Pendistribusian zakat merupakan penyaluran zakat kepada orang yang berhak


menerima atau mustahiq baik secara produktif ataupun konsumtif. Masih banyak
lembaga yang kurang mengoptimalkan pendistribusian zakat sehingga kurang
bermanfaat terhadap mustahiq.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Agama RI, Fiqih Zakat ( Jakarta: Grafindo Persada, 2011)

al-Qardhawi, Yusuf. Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan (Jakarta: Gema Insani, 2009)

Sari, Elsi Kartika. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007)

Inoed, Amiruddin . Anatomi Fiqih Zakat (Yogyakarta: Celeban Timur, 2005)

Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Pedoman Zakat (Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra,1999)

UU No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 7

UU No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Pasal 17

Departemen Agama RI, Pola Pembinaan Badan Amil Zakat

13

Anda mungkin juga menyukai