Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

FIQH DAN USHUL FIQH


“ZAKAT”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fiqh dan Ushul Fiqh
Yang diampu oleh:
Wulan Syarifatunnujum, M.pd

Disusun Oleh:
Rosita Aini (2022.105.03.0003)
Siti Nurrahmawati (2023.105.03.0027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH(STIT) DARUSSALIMIN
NW PRAYA LOTENG TAHUN
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia dan anugerah
yang begitu luas sehingga tak satu pun orang bisa menghitungnya. Berkat rahmat
dan karunianya itu juga saya bisa menyelesaikan makalah mata kuliah bahasa
Indonesia dengan judul “Zakat”.
Shalawat dan salam mudah-mudahan selalu tercurahkan kepada junjungan
alam Nabi kita Nabi besar Muhammad SAW. Karena berkat perjuangan dan
pengorbanan beliau kita bisa menikmati manisnya iman hingga saat ini.

Terima kasih juga tak lupa pula saya ucapkan kepada pihak-pihak yang
mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini
dapat saya susun dengan baik.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi menciptakan makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Sengkol, 20 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang...........................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................2
C. Tujuan masalah..........................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian zakat........................................................................................3
B. Macam-macam zakat................................................................................4
C. Landasan hukum zakat.............................................................................13
D. Cara pelaksanaan zakat.............................................................................16
E. Orang-orang yang berhak menerima zakat...............................................17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................21
B. Saran..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22

ii
A. Latar belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah pandangan hidup yang seimbang dan terpadu didesain
untuk mengantarkan kebahagiaan manusia melalui peningkatan kebutuhan
melalui kebutuhan-kebutuhan moral dan materil Manusia, dan akulturasi
hubungan sosio ekonomi dan persaudaraan antar masyarakat.1
Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk beribadat menurut agamanya masing-maasing.
Penerimaan zakat merupakan kewajiban umat Islam Indonesia yang
mampu dan hasil pengumpulan zakat merupakan sumber dana potensial
bagi upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Zakat merupakan
pranata keagamaan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia dengan memperhatikan masyarakat yang kurang mampu. Upaya
penyempurnaan sistem pengelolaan zakat perlu ditingkatkan agar
pelaksanaan zakat lebih berhasil guna dan berdaya guna serta dapat di
pertanggung jawabkan.
Yang mendorong penulisan makalah ini adalah niat untuk memberikan
nasehat dan peringatan akan kewajiban zakat yang telah diremehkan oleh
kebanyakan kaum muslimin, mereka tidak mengeluarkanya sebagaimana
cara yang disyariatkan, meski perkara ini adalah besar, dan merupakan
salah satu dari lima rukun Islam di mana bangunan Islam tidak akan tegak
tanpanya. “Islam dibangun di atas lima landasan: Syahadat bahwa tiada
Tuhan selain Allah, dan Muhamad utusan Alah, menegakan sholat,
menunaikan zakat, puasa ramadhon dan haji”. Ini menunjukkan bahwa
zakat merupakan bagian penting dalam kehidupan umat Islam. Bahkan
pada masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq orang-orang yang enggan
berzakat diperangi sampai mereka mau berzakat. Itu karena kewajiban
berzakat sama dengan kewajiban mendirikan sholat.”Sesungguhnya
orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat

1
Misbahuddin. E-Commerce dan Hukum Islam. Makassar: Alauddin University Press, (2012), h.

1
1-2.

2
dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati”.
Kewajiban zakat atas muslim adalah di antara kebaikan Islam yang
menonjol dan perhatianya terhadap urusan para pemeluknya, hal itu karena
begitu banyak manfaat zakat dan betapa besar kebutuhan orang-orang fakir
kepada zakat. Kitab dan sunnah serta ijma' telah menunjukan kewajibanya,
barang siapa mengingkari kewajibanya maka ia adalah kafir dan murtad
dari Islam dan harus diminta agar bertaubat, jika tidak bertaubat dibunuh,
dan barang siapa kikir dengan enggan mengeluarkan zakat atau
mengurangi sesuatu darinya maka ia termasuk orang-orang dzolim yang
berhak atas sangsi dari Allah swt.
Maka dari itu penulis bertujuan membuat makalah ini untuk membahas
tentang hal-hal yang mengenai zakat.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian zakat?
2. Ada berapa macam-macam zakat?
3. Apa saja landasan hukum zakat?
4. Bagaimana cara pelaksanaan zakat?
5. Siapa saja orang-orang yang berhak menerima zakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian zakat
2. Untuk mengetahui macam-macam zakat
3. Untuk mengetahui landasan hukum zakat
4. Untuk mengetahui cara pelaksanaan zakat
5. Untuk mengetahui orang-orang yang berhak menerima zakat

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Dalam bahasa Arab, kata zakah secara harfiah berarti berkembang atau
tumbuh. Kadang diartikan bersih atau suci. Adapun dalam pembahasan
fikih, istilah zakat diartikan sebagai sejumlah harta tertentu yang wajib
dikeluarkan dan diserahkan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya.2
Secara bahasa kata zakat mempunyai arti, yaitu: keberkahan,
tpertumbuhan, perkembangan, dan kesucian. Sedangkan istilah zakat
adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang diwajibkan
Allah SWT kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak
menerimanya dengan persyaratan tertentu pula. Dengan demikian
pengertian zakat baik secara bahasa dan istilah bahwa harta yang
dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan
bertambah, suci dan baik. Jadi, makna keberkahan yang terdapat pada
zakat berarti dengan membayar zakat akan memberikan berkah kepada
harta yang dimiliki.
Menurut (Nasrullah: 2013), zakat berarti pertumbuhan karena dengan
memberikan hak fakir miskin dan lain-lain yang terdapat dalam harta
benda kita, akan terjadilah suatu sirkulasi uang yang dalam masyarakat
mengakibatkan berkembangnya fungsi uang itu dalam kehidupan
perekonomian di masyarakat. Zakat bermakna kesucian ataupun keberesan
yang dimaksudkan untuk membersihkan harta benda milik orang lain,
yang dengan sengaja atau tidak sengaja, termasuk ke dalam harta benda
kita.3
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa zakat adalah
salah satu ajaran Islam yang wajib dilaksanakan agar harta yang kita
punya menjadi berkah dan
2
Indi Aunullah. Ensiklopedi Fikih untuk Remaja. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, (2008), hal.
314.
3
Yandi & Efri. Model Pengukuran Kinerja Lembaga Zakat di Indonesia. Jurnal Zakat dan Wakaf:
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam, (2019), hal. 44.

4
B. Macam-macam Zakat
1. Zakat Fitrah
a. Pengertian zakat fitrah
Fitrah berarti sifat asal, bakat, perasaan keagamaan dan
perangai. Sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang berfungsi
mengembalikan manusia muslim dalam keadaan fitrahnya, dengan
menyucikan jiwa mereka dari dosa-dosa yang disebabkan oleh
pengaruh peraulan dan sebagainya. Adapun dalil zakat fitrah dalam
QS. Al-A’la: 14.

‫َقْد َاْفَلَح َم ْن َتَز ّٰك ى‬


Artinya: sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan
diri (dari kekafiran).4
Zakat fitrah adalah sejumlah harta yang wajib ditunaikan oleh
setiap mukallaf dan setiap orang yang nafkahnya ditanggung
olehnya dengan syarat-syarat tertentu. Zakat fitrah dikeluarkan
oleh setiap umat Islam yang hidup sebagian bulan Ramadhan dan
sebagian bulan Syawal. Hukum Zakat fitrah wajib bagi umat islam
baik laki-laki maupun perempuan, besar kecil, merdeka maupun
hamba.5 Yang dikeluarkan dalam zakat fitrah adalah makanan
pokok yang mengenyangkan menurut tiap-tiap tempat (negeri)
sebanyak 3,1 liter atau 2,5 kg, atau bisa diganti dengan uang senilai
3,1 liter atau 2,5 kg makanan pokok yang harus dibayarkan.
b. Syarat wajib zakat fitrah
1) Beragama Islam
2) Lahir dan hidup sebelum terbenam matahari pada hari
pengahabisan bulan Ramadhan
3) Mempunyai kelebihan harta dari keperluan makanan untuk
dirinya sendiri dan wajib dinafkahi, baik manusia atau
binatang, pada malam hari raya dan siang harinya. Yang tidak

4
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Sahifa, (2014), hal. 591.
5
Sayyid Sabiq. Fiqh Sunnah. Bandung: Al-Ma’rif, (1997), hal. 126.

5
mempunyai kelebihan seperti itu, maka boleh menerima dari
orang lain sehingga dia dapat membayar zakat dan mempunyai
persediaan makanan.6
c. Waktu zakat fitrah
Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah ketika terbenam
matahari pada malam Idul Fitri. Adapun beberapa waktu dan
hukum membayar zakat fitrah pada waktu itu adalah:7
1) Waktu mubah, awal bulan Ramadhan sampai hari penghabisan
Ramadhan.
2) Waktu wajib, mulai terbenamnya matahari di akhir bulan
Ramadhan
3) Waktu sunah, sesudah sholat subuh sebelum sholat Idul Fitri.
4) Waktu makruh, sesudah sholat Idul Fitri tetapi sebelum
terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri.
5) Waktu haram, sesudah terbenam matahari pada hari raya Idul
Fitri.
Zakat ini wajib dikeluarkan dalam bulan Ramadhan sebelum
shalat ‘ied, sedangkan bagi orang yang mengeluarkan zakat fitrah
setelah dilaksanakan shalat ’ied maka apa yang diberikan bukanlah
termasuk zakat fitrah tetapi merupakan sedekah, hal ini sesuai
dengan hadis Nabi saw dari ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah
SAW mewajibkan zakat fitrah itu sebagai pembersih bagi orang
yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perkataan yang kotor dan
sebagai makanan bagi orang yag miskin. Karena itu, barang siapa
mengeluarkan sesudah shalat maka dia itu adalah salah satu
shadaqah biasa.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majjah).
Melewatkan pembayaran zakat fitrah sampai selesai shalat hari
raya hukumnya makruh karena tujuan utamanya membahagiakan
orang-orang miskin pada hari raya, dengan demikian apabila
6
Tim KKG PAI Kota Surabaya. Pendidikan Agama Islam SD. Surabaya: CV Citra Cemara,
(2006), hal. 58.
7
Ibnu Masud. Fiqh Madzhab Syafi’i. Bandung: CV Pustaka Setia. (2007), hal. 485.

6
dilewatkan pembayaran hilanglah separuh kebahagiannya pada hari
itu.
2. Zakat Mal (harta)
a. Pengertian zakat mal
Dalam bahasa Arab, mal berarti harta. Jadi, zakat mal adalah
zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun
sekali yang sudah memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan
perak serta hasil kerja (profesi). Masing-masing tipe memiliki
perhitungan sendiri-sendiri.
b. Syarat wajib zakat mal
1) Islam
2) Merdeka (bukan budak)
3) Hak milik yang sempurna
4) Telah memcapai nisab
5) Masa memiliki sudah sampai satu tahun atau haul yang selain
tanaman dan buah-buahan
6) Lebih dari kebutuhan pokok. Orang yang berzakat hendaklah
orang yang kebutuhan minimal atau pokok untuk hidupnya
terpenuhi terlebih dahulu.
7) Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang bila
dikonversikan ke harta yang dizakatkan mengakibatkan tidak
terpenuhinya nishab dan akan dibayar pada waktu yang sama
maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.
c. Harta benda yang wajib dizakati dan nisabnya
1) Emas dan Perak
Islam telah mensyariatkan wajibnya zakat pada emas dan
perak serta sesuatu yang menggaitkan keduanya, yakni uang.
Menurut Abu Zahrah harus dizakati dan dinilai dengan uang.
Harta yang dalam keadaan yang digadaikan zakatnya dipungut
atas pemilik harta, karena barang-barang yang digadaikan tetap

7
menjadi milik yang menggadaikan. Zakat emas dan perak yaitu
jika waktunya telah cukup setahun dan telah sampai ukuran
emas yang dimilikinya sebanyak 20 misqal yakni 20 dinar
setara dengan 85 atau 96 gram. Sedangkan perak adalah 200
dirham atau 672 gram keatas, dan masing-masing zakatnya
2,5%. Sabda Rasulullah yang artinya:“Apabila engkau
mempunyai perak 200 dirham dan telah cukup satu tahun maka
zakatnya 5 dirham, dan tidak wajib atasmu zakat emas hingga
engkau mempunyai 20 dinar. Apabila engkau mempunyai 20
dinar dan telah cukup satu tahun, maka wajib zakat adanya
setengah dinar”.
2) Harta perniagaan atau perdagangan
Maksud dari harta perdagangan adalah harta yang dijual
atau dibeli guna memperoleh keuntungan. Harta ini tidak hanya
tertentu pada harta kekayaan, tetapi semua harta benda yang
diperdagangkan. Para ulama bersepakat tentang wajibnya zakat
pada harta perdanganan ini.
Dasar hukum zakat bagi barang dagangan adalah
sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an.“Wahai orang-
orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu
yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan
dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk
kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan)
terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya Maha
Terpuji.”
Begitu pula berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud dan Baihaqi. “Setelah itu sesungguhnya nabi saw
menyururh kami mengeluarkan zakat dari barang-barang yang
kami sediakan untuk perniagaan.

8
Harta perniagaan yang telah mencapai nisab dan haul maka
dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Jika masa haul telah
sempurna pada harta dagangannya lalu keuntungannya tidak
mencukupi nisab, maka ia tidak wajib menunaikan zakat.
Kemudian saat harga barang dagangan naik hingga mencapai
nisab maka ia tidak wajib menunaikan zakat sampai haul yang
kedua datang. Sebab haul yang pertama telah selesai dan ia
tidak wajib zakat. Tidak diwajibkan untuk zakat hingga
haulnya sempurna.8
3) Hasil pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau
tanaman yang bernilai ekonomis, seperti biji-bijian, umbi-
umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-
rumputan, dedaunan, dll. Nisab hasil pertanian adalah 5 wasaq
atau setara dengan 750 kg. apabila hasil pertanian termasuk
makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, kurma, dll
maka nisabnya adalah 750 kg dari hasil pertanian tersebut.
Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan pokok, seperti
buah-buahan, sayur-sayuran, daun dll maka nisabnya
diseterakan dengan harga nisab dari makanan pokok yang
paling umum di daerah tersebut.
Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila dialiri dengan air
hujan atau sungai/mata air sebesar 10%, apabila dialiri dengan
cara disiram/irigasi (ada biaya tambahan) maka zakatnya 5%.
Dari ketentuan ini dapat dipahami bahwa pada tanaman yang
disirami zakatnya 5%. Artinya 5% yang lainnya didistribusikan
untuk biaya pengairan.

8
Ririn Aprinda. Perintah Mengeluarkan Zakat. Makassar: UIN Alauddin Makassar, (2020), hal. 4-
9.

9
4) Binatang ternak
Binatang ternak yang wajib dizakatkan adalah unta, sapi,
dan kambing dengan syarat sampai senisab, telah mencapai
haul, digembalakan, dan tidak dipekerjakan. Untuk hewan
ternak yang akan dikeluarkan zakatnya maka hewan itu harus
sehat dalam artian tidak luka, cacat, pincang, dan kekurangan
lain yang mengurangi manfaat dan harganya. Yang kedua
betina dan cukup umur berdasarkan ketentuan nash.
(a) Nishab zakat Unta
Zakat
Nishab Unta
Jenis Umur
5-9 1 ekor kambing 2 tahun
10-14 1 ekor kambing 2 tahun
15-19 4 ekor kambing 2 tahun
20-24 4 ekor kambing 2 tahun
25-35 1 ekor unta betina 1 tahun
36-45 1 ekor unta betina 2 tahun
46-60 1 ekor unta betina 3 tahun
61-75 1 ekor unta betina 4 tahun
76-90 2 ekor unta betina 2 tahun
91-120 2 ekor unta betina 3 tahun
121-129 3 ekor unta betina 2 tahun
Setiap kelipatan 40 ekor, zakatnya 1
13o- seterusnya ekor unta betina berumur 2 tahun,
setiap kelipatan 50 ekor, zakatnya
1ekor unta betina berumur 3 tahun
Tabel 0.1 Zakat Unta

10
(b) Nishab Sapi
Zakat
Nishab Sapi
Jenis Umur
30-39 1 ekor sapi (tabi’tabiah) 1 tahun
40-59 1 ekor sapi (musinnah) 2 tahun
60-69 2 ekor sapi (tabi’) 1 tahun
2 ekor sapi (tabi’ &
70-79 1 & 2 tahun
musinnah)
80-89 2 ekor sapi (musinnah) 2 tahun
3 ekor sapi (2 tabi’ & 1
90-99 1 & 2 tahun
musinnah)
3 ekor sapi (2 tabi’ & 1
100-109 1 & 2 tahun
musinnah)
Tabel 0.2 zakat sapi
(c) Nishab Kambing

Nishab Zakat
Kambing Jenis Umur
1 ekor kambing atau 1
40-120 1 atau 2 tahun
domba betina
121-200 2 ekor kambing atau 2
2 tahun
ekor domba betina
201-300 3 ekor kambing atau 3
2 tahun
ekor domba betina
Tabel 0.3 zakat kambing
Setelah aset kambing mencapai 500 ekor, maka
perhitungan zakatnya berubah, yaitu setiap kelipatan 100
zakatnya 1 ekor kambing umur 2 tahun atau 1 ekor domba
umur 1 tahun.

11
5) Rikaz (harta terpendam)
Rikaz adalah harta karun atau harta yang terpendam pada
zaman Jahiliyah yang berupa emas dan perak.
Syarat wajib zakat rikaz sebagai berikut:
(a) Berupa emas dan perak
(b) Harta karun zaman Jahiliyah. Hal ini bisa diketahui dengan
tanda-tandanya, seperti nama raja yang hidup di zaman
Jahiliyah atau kerajaan masa Jahiliyah. Jika berupa harta
karun zaman Islam atau tidak diketahui secara jelas
masanya, maka hukumnya adalah lutqhatah (harta temuan).
(c) Mencapai satu nisab dengan ukuran nishabnya emas dan
perak, sehingga tidak wajib zakat jika kurang dari satu
nishab.
(d) Ditemukan di lahan yang tidak bertuan atau lahan yang baru
dikelola. Wajib zakat bagi pemilik lahan jika memang ia
mengaku yang telah mengelola pertama. Jikda tidak, maka
dikembalikan pada Baitu Malnya kaum muslimin. Pada
harta ma’dan dan rikaz tidak di syaratkan harus mencapai
satu tahun, bahkan wajib dibayar zakatnya seketika.
Jumlah yang wajib dikeluarkan dalam rikaz adalah 1/5,
sebagaimana yang diungkapkan dalam hadits Rasulullah SAW,
“Pada harta rikaz jalihiliyyah yang berupa emas dan perak
wajib dikeluarkan zakatnya seperlima seketika.”9
6) Hasil tambang
Mengenai jenis barang tambang yang wajib dizakatkan
terjadi perbedaan pendapat antar ulama. Menurut pendap
ahmad,barang tambang yang wajib dizakatkan adalah segala
hasil bumi yang berharga, seperti emas,perak, permata, besi,
tembaga, timah, intan, berlian, batu-bara, belerang, minyak
bumi, dan lain sebagainya. Adapun nisab barang tambang ini
9
M. Hamim. Buku Fiqh Sistematis. Lirboyo: Zamzam, (2018), hal.358.

12
bias diukur dari jumlah brang itu sendiri maupun dari harganya.
Menurut abu hanifah, zakat barang tambang yang wajib
dizakatkan adalah semua barang yang dapat dilebur dan dapat
dicetak dengan api, seperti emas, perak, besi dan tembaga.
Pendapat ini tidak mensyaratkan adanya nisab dan haul,
kadar zakat yang dikeluarkan adalah sebesar 1/5 bagian (20%)
dbari jumlah barang tambang yang ditemukan. Lain halnya
dengan pendapat imam malik dan imam syafi’i yang
membatasi barang tambang yang wajib dizakatkan berupa emas
dan perak saja dengan syarat sampai senisab namun tidak
disyaratkan haul Kedua golongan ini menyamakan nisab dan
kadar zakat barang tambang dengan nisab dan kadar zakat
emas dan perak.
7) Zakat profesi
Yakni zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi
(hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi dimaksud
mencakup profesi pegawai negeri atau swasta, konsultan,
dokter, notaris, akuntan, artis, dan wiraswasta. Jika
penghasilannya selama setahun lebih dari senilai 85 gram emas
dan zakatnya dikeluarkan setahun sekali sebesar 2,5% setelah
dikurangi kebutuhan pokok. Dasar dari zakat profesi ini seperti
zakat tentang usaha lainnya yang tertera dalam QS.Al-Baqarah:
267.
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkankanlah di
jalan Allah sebagain hasil usahamu yang baik-baik dan
sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu,
dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata

13
terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji.10
C. Landasan Hukum Zakat
Zakat sebagai salah satu rukun islam yang lima memiliki rujukan atau
landasan kuat berdasarkan Al-Qur’an dan al-sunah.Berikut ini adalah
dalil-dalil yang memperkuat kedudukannya.
1. Dalil Al-Qur’an

2. ‫ِاَّنَم ا الَّصَد ٰق ُت ِلْلُفَقَر ٓاِء َو ا ْلَم ٰس ِكْيِن َو ا ْلٰع ِم ِلْيَن َع َلْيَها َو ا ْلُم َؤ َّلـَفِة ُقُلْو ُبُهْم َوِفى الِّر َقا ِب َو ا ْلٰغ ِرِم ْيَن َو ِفْي َس ِبْيِل الّٰل ِه َو ا‬
‫ّٰل‬ ‫ّٰل‬
‫ْبِن الَّسِبْيِل ۗ  َفِرْيَض ًة ِّم َن ال ِهۗ  َو ا ل ُه َع ِلْيٌم َحِكْي‬

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang


fakir, orang- orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf
yang dibujuk hatinya, untuk yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) hamba sahaya, orang-orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan. Sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah mengetahui lagi
Maha Bijaksana”. (QS. At-taubah: 60).
‫َو ا ْلُم ْؤ ِم ُنْو َن َو ا ْلُم ْؤ ِم ٰن ُت َبْعُضُهْم َاْو ِلَيٓاُء َبْع ٍضۘ  َيْأُم ُرْو َن ِبا ْلَم ْع ُرْو ِف َو َيْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر َو ُيِقْيُم ْو َن الَّص ٰل وَة‬
‫ٰٓل‬
‫َو ُيْؤ ُتْو َن الَّز ٰك وَة َو ُيِط ْيُعْو َن َهّٰللا َو َرُسْو َلٗه ۗ  ُاو ِئَك َسَيْر َحُم ُهُم ُهّٰللاۗ  ِاَّن َهّٰللا َع ِزْيٌز َحِكْيٌم‬

Artinya: “Dan orang-orang yang mukmin, lelaki dan perempuan,


sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain.
Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf dan mencegah dari
mungkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mereka taat pada
Allah dan rasul-Nya. Mereka itu akan dibuka rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. At-
taubah: 71).

10
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Sahifa, (2014), hal. 45.

14
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو ا ِلِه ْم َص َد َقًة ُتَطِّهُر ُهْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم ِبَها َو َص ِّل َع َلْيِهْم ۗ  ِاَّن َص ٰل وَتَك َس َكٌن َّلُهْم ۗ  َو ا ُهّٰلل َسِم ْيٌع َع ِلْيٌم‬

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat


itu engkau membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah
untuk mereka. Sesungguhnya doa engkau itu menjadi ketentraman
bagi jiwa mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”. (QS. At-taubah: 103).

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫َوَم ۤا ٰا َتْيُتْم ِّم ْن ِّرًبا ِّلَيْر ُبَو ۟ا ِفْۤي َاْم َو ا ِل الَّنا ِس َفاَل َيْر ُبْو ا ِع ْنَد ِهّٰللاۚ  َوَم ۤا ٰا َتْيُتْم ِّم ْن َز ٰك وٍة ُتِرْيُد ْو َن َو ْج َه ِهّٰللا َفُا‬
‫وٰٓلِئَك ُهُم اْلُم ْض ِع ُفْو َن‬

Artinya: “Dan sesungguhnya riba (tambahan) yang kamu berikan


agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak
menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat
yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhoan Allah, maka ( yang
berbuat demikian ) itulah orang-oranng yang melipat gandakan
(pahalanya)”. (QS. Ar-Rum: 39)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫َو َا ِقْيُم واالَّص ٰل وَة َو ٰا ُتواالَّز ٰك وَة َو ا ْر َك ُعْو ا َم َع الّٰر ِكِع ْي‬

Artinya: “Dan dirikanlah shalat tunaikanlah zakat dan ruku’lah


beserta orang-orang yang ruku”. (QS. Al-Baqarah: 43)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ّٰل‬ ‫ّٰل‬
‫َو َلَقْد َاَخ َذ ال ُه ِم ْيَثا َق َبِنْۤي ِاْس َر ٓاِء ْيَل ۚ  َو َبَع ْثَنا ِم ْنُهُم اْثَنْي َع َش َر َنِقْيًباۗ  َو َقا َل ال ُه ِاِّنْي َم َع ُكْم ۗ  َلِئْن َاَقْم ُتُم الَّص ٰل وَة َو ٰا َتْيُتُم‬
‫ّٰن‬ ‫ّٰل‬
‫الَّز ٰك وَة َو ٰا َم ْنُتْم ِبُرُسِلْي َو َع َّز ْر ُتُم ْو ُهْم َو َا ْقَر ْض ُتُم ال َه َقْر ًضا َحَس ًنا ُاَّلَكِّفَر َّن َع ْنُكْم َس ِّي ِتُكْم َو ُاَل ْد ِخ َلـَّنُكْم َج ٍت َتْج ِرْي‬
‫ٰا‬
‫ِم ْن َتْح ِتَها اَاْل ْنٰه ُرۚ  َفَم ْن َكَفَر َبْع َد ٰذ ِلَك ِم ْنُكْم َفَقْد َض َّل َس َو ٓاَء الَّسِبْيِل‬
15
Artinya: “Sungguh, Allah benar-benar telah mengambil perjanjian
dengan Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang
pemimpin di antara mereka. Allah berfirman, “Aku bersamamu.
Sungguh, jika kamu mendirikan salat, menunaikan zakat, beriman
kepada rasul-rasul-Ku dan membantu mereka, serta kamu
meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus
kesalahan-kesalahanmu dan akan Aku masukkan kamu ke dalam surga

16
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Maka, siapa yang kufur di
antaramu setelah itu, sungguh dia telah tersesat dari jalan yang lurus.
(Al-Ma’idah: 12).
3. Dalil Al-Sunnah
‫حدثنا عبداهلل بن موسي قال اخبرنا حنظلة بن ابي سفيان عن عكرمة بن خالد عن ابن عمر رضي هلال عنهما قال‬
‫رسول هلال صلي هلال عليو وسلم بنيا إلسالم علي خمس شهادة ان اللو اال اهلل وان اإلسالم علي خمس‬
‫شهادة ان اللو اال اهلل وان محمدارسول اهلل واقام‬
‫ن رمضا وصوم والحج الزكاة الصالةوايتاء‬
Artinya:”Dari Abdullah bin Musa ia berkata, Khazalah bin Abi Sofyan
menceritakan kepada kami dari Ikrima bin Khalid dari Ibnu Umar
r.a, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : Islam didirikan atas lima
dasar , yaitu; persaksian bahwa tiada tuhan selain Allah, menegakkan
shalat, membayar zakat, menjalankan puasa, dan melaksanakan
ibadah haji bagi yang berkemampuan”.
‫عن انس ابن مالك عن النبي صلي اهلل عليو وسلم قال اي الصدقاة افضال؟‬
‫رمضان صدقة قال‬
Artinya: “Dari Anas r.a, ia berkata: “ Rasulullah SAW ditanya tentang
shadaqah manakah yang utama, beliau mengatakan shadaqah bulan
ramadhhan (zakat).”
‫حدثنا امية ابن بسطام حدثنا يزيد بن زريع حدثنا روح بن القاسم عن اسماعيل بن اسية عن يحيى بن عبداهلل بن‬
‫صفى عن ابن معبد عن ابن عباس رضى اهلل عنهما ان رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم لما بعث سعاذا رضى‬
‫اهلل عنو على اليمن قال انك تقدم على قوم اىل كتاب فليكن اول ما تدعوىم اليو عباداهلل فإذا عرفواهلل فأخيرىم ان‬
‫اهلل قد فرض عليهم‬
‫وترد اموالهم من زكاة‬
Artinya:“Dari Ibnu Abbas r.a,bahwa Rasulullah SAW ketika mengutus
Muaz ke Yaman beliau berpesan : “ Hai Muaz, engkau hendak
mendatangi sekelompok kaum dari kalangan ahli kitab (di Yaman),
maka mula-mula yang engkau harusnya lakukan adalah: ajak mereka
untuk bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku Muhammad
adalah utusan-Nya. Apabila mereka menaati dan mengikuti engkau,
maka beritahu kepada mereka bahwa Allah SWT telah mewajibkam

17
atas mereka lima kali sehari semalam. Setelah itu jika mereka
mengikuti perintahmu mendirikan shalat, beritahukan kepada mereka
bahwa Allah SWT telah mewajibkan atas mereka untuk membayar
zakat yang diambil dan dihimpun dari orang-orang kaya di antara
mereka lalu diserahkan atau didistribusikan kepada orang-orang
miskin mereka. Apabila mereka telah menaati engkau, maka
hendaklah engkau melindungi harta mereka. Hendaklah engkau takut
dan berhati-hati terhadap orang yang teraniaya, kerena antara do’a
orang yang teraniaya dengan Allah tidak ada penghalang”.
4. Ijma’
Sepeninggalan Nabi Muhammad SAW dantampak pemerintah
dipegang Abu Bakar, timbul kemelut seputar keengganan membayar
zakat sehingga terjadi peristiwa “riddah”. Kebulatan tekad Abu Bakar
sebagai khalifah terhadap penetapan kewajiban zakat didukungg oleh
para sahabat yang kemudian menjadi ijma’.11
D. Tata cara pelaksanaan Zakat
Dalam melaksanakan zakat, baik itu zakat hafta nlaupun zakat fitrah.
Ada beberapa ha1 yang harus diperhatikan oleh uajib zakat. Adapun hal-
hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: (Rayid, 1978: 63-68)
1. Niat
Maksudnya berniat dalam hati menunaikan zakat fardhu secara
ikhlas, bersih. Murni dan jujur. Semata-mata mengharapkan ridho
Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Scgala amai perbuatan
itu hanyalah bergantung niatnya dan bagi setiap orang hanyalah
menurut apa yang diniatkannya.
2. Menyegerakan
Artinya apabila sudah sampai waktunya untuk membayar zakat
rnaka segeralah dilaksanakan. Karena dengan menyegerakan
membayar zakat berarti juga rnenghindarkan diri dari penghalang,

11
Ahmad Sudirman A. Buku Zakat Ketentuan dan Pengelolaannya. Jawa Barat: CV.
Anugrahberkah Sentosa, (2017), hal. 12-18.

18
yang menghalangi untuk berbuat kebajikan, karena manusia tidak
pernah akan tahu kejadian yang akan menimpanya.
3. Tidak memindahkan ketempat lain
Pada dasarnya zakat jangan dipindahkan ke tempat lain mengingat
bahwa kewajiban menolong orang yang dekat adalah baik dekat secara
kekerabatan ataupun dekat secara lingkungan dimana seseorang
bertempat tinggal. Sehingga hal itu yang harus didahulukan sebelum
menolong orang yang jauh.
4. Diserahkan kcpada yang berhak
Penyerahan zakat dapat melalui Badan amal zakat (BAZ) atau
dilakukan langsung oleh yang bersangkutan kepada yang berhak
menerimanva. Namun hal penting yang harus dilakukan oleh pemberi
zakat adalah jangan sampai zakat itu diberikan kepada yang di luar
delapan golongan (asnaf) yang sudah ditentukan oleh Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi Muhammad SAW.12
E. Orang-orang yang berhak menerima Zakat
Zakat yang dikumpulkan oleh lembaga pengelola zakat, harus segera
disalurkan kepada Para mustahiq sesuai dengan skala prioriitas yang telah
disusun dalam program kerja. Zakat tersebut harus disalurkan kepada para
mustahiq sebagaimana tergambar dalam surah at-Taubah: 60, yang
uraiannya sebagai berikut:

1. Fakir dan Miskin


Fakir adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai
harta dan tenaga serta fasilitas yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya. Sedangkan miskin adalah orang yang tidak
cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan.
2. Kelompok Amil (petugas)
Kelompok ini berhak mendapatkan bagian dari zakat, maksimal
1/8 atau 12,5%. Dengan catatan bahwa petugas zakat ini memang
12
Adnin. Zakat dan Tata Cara Pelaksanaannya Menurut Hukum Islam. Jakarta: Universitas
Tarumanegara, (2001), hal. 65.

19
melakukan tugas-tugas keamilan dengan sebaik-baiknya dan waktunya
sebagian besar atau seluruhnya untuk tugas tersebut. Menurut Yusuf
Qardhawi, ada empat peran amilin (petugas zakat) yaitu mengingatkan
muzakki untuk membayar zakat, menjaga perasaan para mustahiq.
Karena melalui perantara amil, para mustahiq tidak perlu langsung
bertemu dengan para muzakki. Lebih dari itu, cara kerja muzakki dan
mustahiq, mereka yang kekurangan hidupnya namun tidak
membiarkan diri mereka meminta-minta di jalanan, akan mendapat
perhatian secara proporsional, mengontrol agar para mustahiq
menerima pemberian zakat dari mana-mana. Karena prioritas
pendisrtribusian zakat kepada para mustahiq harus dilaksanakan
secaara adil dan proporsional, menentukan prioritas dan
pendistribusian zakat yang produktif dan konsumtif. Hal ini
diharapkan dalam satuan waktu tertentu, mustahiq dapat berubah
menjadi muzakki, dengan mengembangkan zakat yang diterimanya
sebagai modal usaha.
3. Kelompok Muallaf
Adalah kelompok yang dianggap masih lemah imannya, karena
baru masuk Islam. Dengan diberikan zakat kepada kelompok ini,
diharapkan akan bertambah keimanan dan keislamannya.
Muallafah qulubuhum, sebagaimana yang tercantum dalam Al-
Qur’an, menurut para ulama, deperuntukkan untuk dua jenis orang,
yaitu: orang kafir. Orang kafir yang diharapkan masuk Islam. Zakat
diberikan kepada mereka untuk mendorong agar masuk Islam
sebagaimana Rasulullah SAW kepada Sofwan bin Umayyah pada saat
dia masih kafir dan orang yang dikhawatirkan kejelekan atau
kejahatannya dengan pemberian zakat tersebut menghentikan
kejahatannya.
Kemudian orang yang baru masuk Islam (muallaf). Zakat yang
diberikan kepada mereka dalam rangka memperkuat dan menambah
keyakinan mereka terhadap Islam, orang Islam yang lemah imannya

20
yang dikhawatirkan menjadi murtad, pemimpin dan tokoh masyarakat
yang telah memeluk Islam yang masih mempunyai sahabat-sahabat
orang kafir. Dengan memberikan zakat kepada mereka, dapat menarik
simpati dari sahabat-sahabatnya yang masih kafir untuk memeluk
Islam.
4. Riqab (budak)
Artinya bahwa zakat itu antara lain harus dipergunakan untuk
membebaskan budak belian dan menghilangkan segala bentuk
perbudakan. Pemberian zakat sebagai tebusan yang akan diberikan
kepada tuannya sebagai syarat pembebasan dirinya dari perbudakan
merupakan salah satu cara Islam untuk bentuk menghapuskan segala
bentuk perbudakan dimuka bumi.
5. Kelompok Gharimin
Bisa disebut juga kelompok orang yang berhutang karena
kepentingan yang bukan maksiat dan sama sekali tidak melunasinya.
6. Fi Sabilillah
Pada zaman Rasulullah SAW golongan yang termasuk kategori ini
adalah para sukarelawan perang yang tidak mempunyai gaji yang
tetap. Tetapi berdasarkan lafaz dari sabilillah di jalan Allah SWT,
sebagian ulama membolehkan memberi zakat tersebut untuk
membangun masjid, lembaga pendidikan, perpustakaan, pelatihan para
da’i, menerbitkan buku dan lain-lain.
7. Ibnu Sabil
Yaitu orang yang terputus bekalnya dalam perjalanan. Perjalanan
disini adalah perjalanan yang bernilai ibadah. Perjalanan yang
mempunyai nilai ibadah misalnya orang menuntut ilmu di negara lain,
atau orang yang berdakwah di suatu daerah, kemudian apabila terputus
bekalnya, dan mereka membutuhkan harta atau dana untuk sekedar
mencukupi kebutuhan mereka, maka kepada mereka boleh diberikan
zakat.

21
Disamping itu porsi zakat yang dierikan kepada golongan ini
sebagai berikut: biaya atau dana yang diberikan untuk pengiriman
mahasiswa untuk melanjutkan pendidikannya, penyediaan asrama
murah, mengirimkan utusan ke suatu seminar atau konferensi yang
membahas tentang peningkatan kehidupan beragama di tengah
masyarakat.13

13
Ardianis. Peran Zakat Dalam Islam. Jurnal Al-INTAJ: UNU Sumatera Barat, (2018). Vol. 4,
No. 1, hal. 129-131.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat berarti pertumbuhan karena dengan memberikan hak fakir
miskin dan lain-lain yang terdapat dalam harta benda kita, akan terjadilah
suatu sirkulasi uang yang dalam masyarakat mengakibatkan
berkembangnya fungsi uang itu dalam kehidupan perekonomian di
masyarakat. Zakat bermakna kesucian ataupun keberesan yang
dimaksudkan untuk membersihkan harta benda milik orang lain, yang
dengan sengaja atau tidak sengaja, termasuk ke dalam harta benda kita.
Zakat dibagi menjadi dua jenis yaitu: zakat fitrah dan zakat mal.
Adapun landasan hukum zakat yang pertama Al-Qur’an, yang kedua Al-
Sunnah dan ketiga Ijma’. Tata cara pelaksanaan Zakat ada beberapa cara
yaitu: Niat, menyegerakan, tidak memindahkan ketempat lain dan
memberikan kepada yang berhak seperti fakir miskin, kelompok Amil,
muallaf, budak, Fi Sabilillah, gharimin dan ibnu sabil.
B. Saran
Demikianlah materi yang dapat penulis uraikan yang menjadi pokok
pembahasan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena kurangnya pengetahuan serta refrensi. Penulis
berharap pembaca yang budiman, memberikan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah pada kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.

23
DAFTAR PUSTAKA
Misbahuddin. (2012). E-Commerce dan Hukum Islam. Makassar: Alauddin
University Press, h. 1-2.
Indi Aunullah. (2008). Ensiklopedi Fikih untuk Remaja. Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani, hal. 314.
Yandi & Efri. (2019). Model Pengukuran Kinerja Lembaga Zakat di Indonesia.
Jurnal Zakat dan Wakaf: Sekolah Tinggi Ekonomi Islam, Vol. 6, No. 1,
hal. 44.
Departemen Agama RI. (2014). Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Sahifa,
hal. 591.
Sayyid Sabiq. (1997). Fiqh Sunnah. Bandung: Al-Ma’rif, hal. 126.
Tim KKG PAI Kota Surabaya. (2006). Pendidikan Agama Islam SD. Surabaya:
CV Citra Cemara, hal. 58.
Ibnu Masud. (2007). Fiqh Madzhab Syafi’i. Bandung: CV Pustaka Setia, hal. 485.
Ririn Aprinda. (2020). Perintah Mengeluarkan Zakat. Makassar: UIN Alauddin,
hal. 4-9.
Sudirman Ahmad. (2017). Buku Zakat Ketentuan dan Pengelolaannya. Jawa
Barat: CV. Anugrahberkah Sentosa, hal. 12-18.
Ardianis. (2018). Peran Zakat Dalam Islam. Jurnal Al-INTAJ: UNU Sumatera
Barat, Vol. 4, No. 1, hal. 129-131.
Hamim M. (2018). Buku Fiqh Sistematis. Lirboyo: Zamzam, hal.358.
Adnin. (2001). Zakat dan Tata Cara Pelaksanaannya Menurut Hukum Islam.
Jakarta: Universitas Tarumanegara, hal. 65.

24

Anda mungkin juga menyukai