Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ZAKAT”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Fiqih
Dosen Pengampu : Lewis Pramana Lubis,S.HI,M.S.I.

Disusun oleh:
AGUSTINA NING PRATIWI 230603013
Semester II Ekslusif

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYAH


(HUKUM KELUARGA)
INSTITUT SYEKH ABDUL HALIM HASAN BINJAI
2023/2024
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim
Segala puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Lewis Pramana Lubis,S.HI,M.S.I. selaku dosen
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai bidang yang kami tekuni
Makalah ini berjudul “Zakat” Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa memberikan wawasan kepada para pembacanya.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Binjai,19 Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

C. Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Pengertian Zakat ........................................................................................ 3

B. Dasar Hukum Zakat .................................................................................... 4

C. Macam-Macam Zakat ................................................................................. 5

D. Syarat Sah Wajib Zakat ............................................................................... 6

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 8

A. Kesimpulan ................................................................................................ 8

B. Saran .......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam. Sehingga zakat secara normatif
merupakan suatu kewajiban mutlak yang dimiliki oleh setiap orang muslim. Oleh sebab
itu, zakat menjadi salah satu landasan keimanan seorang muslim, dan zakat juga dapat
dijadikan sebagai indikator kualitas keislaman yang merupakan bentuk komitmen
solidaritas seorang muslim dengan sesama muslim lain. 1
Zakat dalam istilah fikih berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan
Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Dari segi pelaksanaannya zakat
merupakan kewajiban sosial bagi para aghniya’ (hartawan) setelah kekayaannnya
memenuhi batas minimal (nishab) dan rentang waktu setahun (haul). Di antara hikmah
disyariatkannya zakat adalah untuk mewujudkan pemerataan keadilan dalam ekonomi.
Sebagai salah stu asset lembaga ekonomi Islam, zakat merupakan sumber dana potensial
strategis bagi upaya membangun kesejahteraan umat. Oleh karena itu al-Qur’an memberi
rambu agar zakat yang dihimpun disalurkan kepada mustahiq (orang-orang yang
benarbenar berhak menerima zakat).2
Zakat berbeda dengan sumber-sumber pendapatan negara yang lainnya di
mana tanggung-jawab membayar zakat adalah merupakan sebahagian dari ibadah dalam
kehidupan kaum Muslim. Allah telah menyatakan dalam al-Quran bahwa menunaikan
zakat itu adalah merupakan sebahagian dari ciri-ciri seorang Muslim, Zakat merupakan
institusi resmi yang diarahkan untuk menciptakan pemerataan dan keadilan bagi
masyarakat, sehingga taraf kehidupan masyarakat dapat ditingkatkan 3

1
Ali Ridho,Zakat dalam perspektif ekonomi islam,Jurnal Al-'Adl,Vol 7,no 1,2014
2
Ahmad Atabik,Peranan zakat dalam pengentasan kemiskinan,Jurnal Zakat dan wakaf, zifwaf, vol.
2,no 2 , 2015
3
Deny Setiawan,Zakat profesi dalam pandangan islam, Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan,No
2,2011
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian zakat?
2. Apa dasar hukum zakat?
3. Apa saja macam-macam zakat?
4. Apa syarat sah wajib zakat?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian zakat?
2. Untuk mengetahui dasar hukum zakat?
3. Untuk mengetahui macam-macam zakat?
4. Untuk mengetahui syarat sah wajib zakat?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Menurut bahasa, zakat berasal dari kata dasar (masdar) ‫ زكي‬zakaa yang
bermakna bersih atau berkah,. Sesuatu itu disebut zakat, apabila sesuatu tersebut tumbuh
dan berkembang. Dalam kitab-kitab fikih, perkataan zakat diartikan juga suci, tumbuh
dan berkembang serta berkah. Jika pengertian ini dihubungkan dengan harta, secara
menurut islam harta tersebut (yang sudah dizakati) akan tumbuh dan berkembang, suci
serta berkah. 4 Sedangkan zakat ditinjau dari istilah adalah kadar harta yang wajib
dikeluarkan telah ditetapkan Allah SWT kepada setiap muslim yang mampu untuk
mencapai keridhaan Allah SWT, berfungsi untuk membersihkan jiwa orang yang berzakat
dan membebaskan beban orang yang membutuhkan.5
Sedangkan pengertian zakat secara istilah di lingkar mazhab,sebagaimana
disebutkan oleh Wahbah al-Zuhaily adalah sebagai berikut: Mazhab Maliki
mendefinisikan zakat dengan mengeluarkan sebagian dari harta yang khusus yang telah
mencapai nishab (batas kwantitas minimal yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang
yang berhak menerimanya. Mazhab Hanafi mendefinisikan zakat dengan menjadikan
sebagian harta yang khusus dari harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus,
yang ditentukan oleh syari’at karena Allah. Mazhab Syafi’i, zakat merupakan sebuah
ungkapan keluarnya harta sesuai dengan cara khusus. Sedangkan menurut mazhab
Hambali, zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok
yang khusus pula. 6
Menurut terminology syariah (istilah), zakat adalah bagian dari sejumlah harta
yang telah mencapai syarat nisab (batasan yang telah ditetapkan pada harta tertentu, yang
mana telah diwajibkan Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak
menerimanya dengan pesyaratan tertentu pula). Bagian yang dikeluarkan dari harta ini
dinamakan zakat, karena zakat tersebut akan menambah keberkahan dari harta yang
dikeluarkan zakatnya dan melindunginya dari malapetaka.7

4
Dr. Ahmad Sudirman Abbas, M.A, 2017,Zakat Ketentuan dan Pengelolannya,CV.Anugrah berkah
Sentosa(bogor Jawa barat), hal 4
5
Husain Hasan al-Khatib, Muhasabah az-Zakat, hal. 19.
6
Wahbah al-Zuhayliy, Al-Fiqh al-Islami Wa ’Adilla,Terj. Agus Efendi dan Bahrudin Fanani ‘‘Zakat
Kajian Berbagai Mazhab’’, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Cet. ke-1, 2000, hlm. 83.
7
Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Fiqih Sunnah, diterjemahkan oleh Abu
Ihsan al-Atsari, ( Jakarta : Pustaka at-Tazkia, 2007), hal.3.
3
Zakat diharapkan akan mendatangkan kesuburan dan tumbuhnya pahala-pahala
dari amal ini. Juga diharapkan akan mengsucikan jiwa-jiwa orang yang telah berzakat
(muzakki) dan harta yang telah dizakati menjadi suci dari hal-hal yang mengotori dari
segala sesuatu yang syubhat.8
Rasulullah SAW bersabda:
“Harta tidak berkurang karena sedekah (zakat),dan sedekah tidak diterima dari
penghianatan (pelaksanaan yang tidak sesuai dengan syari’at Islam)”.(HR. Muslim).
Zakat juga dinamakan bersih (thaharah), karena dengan membayar zakat harta
dari seorang yang berzakat menjadi bersih dari kotoran dan dosa yang menyertainya,
yang disebabkan oleh harta yang dimiliki tersebut, adanya hak-hak orang lain menempel
padanya. Maka, apabila tidak dikeluarkan zakatnya, harta tersebut mengandung hak-hak
orang lain, yang apabila kita menggunakannya atau memakannya berarti telah memakan
harta orang lain dan demikian hukumnya haram. 9

B. Dasar Hukum Zakat


Dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang menjelaskan tentang kewajiban
berzakat, antara lain: Kata zakat banyak definisi disebutkan 30 kali dalam Al-Qur’an, dua
puluh tujuh diantaranya disebutkan bersama dalam satu ayat bersama shalat atau Allah
menyebutkan kewajiban mendirikan shalat beriringan dengan kewajiban menunaikan
zakat.10
Para ulama sepakat bahwa membayar zakat hukumnya wajib, yaitu berpahala
jika dilaksanakan dan berdosa jika ditinggalkan, Banyak ayat Al-Qur'an atau Hadist yang
menegaskan kewajiban ini, antar lain: 11
 Kata atau sebutan Zakat tercantum dalam surat al-Baqarah ayat 43:
“Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang
rukuk.” 12
 Kata atau sebutan Zakat tercantum juga dalam surat At-taubah ayat 103:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan

8
TH. As-Shiddiqy, Pedoman Zakat (Semarang: Pustaka Rizki Putra), hal.3.
9
Hikmat Kurnia, Panduan Pintar Zakat (Jakarta: Quantum Media, 2008), hal. 4
10
Muhammad Iqbal,2019, HUKUM ZAKAT DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL, Jurnal
Asy- Syukriyyah, Vol. 20 | Nomor 1,Hal39
11
Prof. Dr. KH, ahmad satori ismail. MA. Berserta tim penulis fikih zakat kontekstual
Indonesia,2018, FIKIH ZAKAT KONTEKSTUAL INDONESIA, Badan amil zakat nasional, (jakarta pusat
10340),hal 37
12
Terjemahan, Surah al-baqarah ayat:43
4
mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” 13
 Kata atau sebutan Shaqadah, dijelaskan dalam surat at-Taubah ayat 60:
“Sesungguhnya shaqadah (zakat-zakat) itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”14
Dalam sebuah hadis juga dijelaskan bahwa ketika Nabi SAW ditanya tentang
apakah itu Islam, Nabi menjawab bahwa Islam itu ditegakkan pada lima pilar utama,
sebagaimana bunyi hadis berikut ini: ”Ketika Nabi SAW ditanya apakah itu Islam? Nabi
menjawab: Islam adalah mengikrarkan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah Rasulnya, mendirikan salat, membayar zakat, berpuasa pada bulan
Ramadhan dan naik haji bagi yang mampu melaksanakannya. (Hadis Muttafaq ’alaih).15

C. Macam – macam Zakat


Dalam Islam, zakat terbagi menjadi dua macam sebagai berikut :
1. Zakat fitrah, yaitu zakat yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim atas nama
dirinya dan yang dibawah tanggung jawabnya, pada penghujung bulan Ramadhan,
sebelum shalat Idul Fitri, bila yang bersangkutan memiliki kelebihan harta untuk
keperluan pada hari itu dan malam harinya. Adapun kadar yang dibayarkan adalah
satu sha’ (kurang lebih 2,2 kilogram [atau yang biasa digenapkan menjadi 2,5
kilogram] atau 3,5 liter dari bahan pokok setiap daerah). Menurut sebagian
ulama’, zakat fitrah juga bisa ditunaikan dalam bentuk nilai mata uang seharga
kadar zakat tersebut, khususnya jika hal itu lebih bermanfaat bagi fakir miskin
yang menerimanya. Dan karena keterkaitannya yang lebih kuat dengan diri si
pembayar zakat dari pada keterkaitannya dengan harta, zakat ini juga dikenal
dengan sebutan zakat diri (zakatul abdaan). 16

13
Terjemahan, Surah at-Taubah ayat:103
14
Terjemahan, Surah at-Taubah ayat:60
15
Muhammad Iqbal,2019, HUKUM ZAKAT DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL, Jurnal
Asy- Syukriyyah, Vol. 20 | Nomor 1,Hal39
16
Arif Wibowo,2015,Distribusi zakat dalam pembentukan penyertaan modal berleguler sebagai
accelerator kesetaraan kesejahteraan,Jurnal Ilmu Manajemen, volume 12, no2,hal 30
5
Berikut adalah syarat-syarat harta yang wajib untuk dizakatkan:
a. Merupakan kepemilikan penuh,
b. Harta yang dapat berkembang,
c. Sudah mencapai nishab,
d. Melebihi kebutuhan pokok,
e. Kepemilikan hartanya sudah sampai satu tahun, kecuali zakat pertanian dan
zakat rikaz.17
2. Zakat harta (zakatul amwaal/ zakat maal), ialah zakat yang wajib ditunaikan atas
kepemilikan harta dengan ketentuan-ketentuan khusus terkait dengan jenis harta,
batas nominalnya (nishab), dan kadar zakatnya. Zakat ini disebut dengan zakat
maal karena keterkaitannya yang lebih kuat dengan harta dari pada keterkaitannya
dengan diri pemiliknya. Oleh karena itu, syarat-syaratnya pun lebih banyak yang
terkait dengan harta dari pada dengan diri pemiliknya. 18

D. Syarat Sah Wajib Zakat


Adapun rukun zakat ialah mengeluarkan sebahagian dari nisab (harta) dengan
melepaskan kepemilikan terhadapnya, menjadikannya sebagai milik orang fakir, dan
menyerahkannya kepadanya atau harta tersebut diserahkan kepada wakilnya, yakni imam
atau orang yang bertugas untuk memungut zakat.19
Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah dalam pelaksanaannya.
Menurut kesepakatan ulama, syarat wajib zakat adalah Islam, merdeka, baligh, berakal,
kepemilikan harta yang penuh; mencapai nishab dan mencapai haul. Adapun syarat sah
pelaksanaan zakat adalah niat yang menyertai pelaksanaan zakat dan tamlik yaitu
memindahkan kepemilikan harta kepada penerimanya. 20
Dalam hal syarat sah pelaksanaan zakat, para fuqaha sepakat bahwa niat
merupakan syarat sah pelaksanaan zakat. Caranya ialah agar ketika membayarkannya,
orang yang berzakat itu hendaklah menunjukkan perhatiannya kepada keridhaan Allah
dan mengharap pahala daripadaNya, sementara dalam hati ditekadkan bahwa itu
merupakan zakat yang diwajibkan atas dirinya. Dalam hal syarat sah pelaksanaan zakat,
para fuqaha sepakat bahwa niat merupakan syarat sah pelaksanaan zakat. Caranya ialah

17
Tim divisi kepatuhan dan kajian dampak laz alazhar,Panduan zakat lembaga amil zakat al azhar
(Jakarta2017),hal7
18
ibid
19
Wahbah al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Mazhab (Cet. VII; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008), h. 97
20
Direktorat pemberdayaan zakat,panduan zakat praktis, (jakarta 2013), hal 34
6
agar ketika membayarkannya, orang yang berzakat itu hendaklah menunjukkan
perhatiannya kepada keridhaan Allah dan mengharap pahala daripadaNya, sementara
dalam hati ditekadkan bahwa itu merupakan zakat yang diwajibkan atas dirinya. 21
Syarat sah yang kedua adalah tamlik (memindahkan kepemilikan harta kepada
penerimanya). Tamlik menjadi syarat sahnya pelaksanaan zakat, yakni harta zakat
diberikan kepada mustahiq. Dengan demikian seseorang tidak boleh memberikan
makanan (kepada mustahiq), kecuali dengan jalan tamlik.222
Adapun terkait harta yang dimiliki anak kecil, orang gila, murtad, orang yang
bodoh tentang kewajiban zakat dan orang yang terhalang untuk menyerahkan zakatnya
maka dalam hal ini terjadi silang pendapat di antara para ulama. 23
Dalam hal baligh dan berakal, keduanya dipandang sebagai syarat oleh mazhab
Hanafi. Dengan demikian, zakat tidak wajib dari harta anak kecil dan orang gila sebab
keduanya tidak termasuk dalam ketentuan orang yang wajib mengerjakan ibadah, seperti
salat dan puasa. Sedangkan menurut jumhur, keduanya bukan merupakan syarat. Oleh
karena itu, zakat tersebut dikeluarkan oleh walinya.24

21
Iin Mutmainnah,FIKIH ZAKAT, DIRAH, (Sulawesi Selatan Indonesia 91132) Desember 2020 ,
hal 13
22
Wahbah al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, h. 114-117.
23
Sayyid Sabiq, Fiqhussunnah 3, terj. Mahyuddin Syaf, Fikih Sunnah 3, h.26
24
Wahbah al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, h. 99
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat ditinjau dari istilah adalah kadar harta yang wajib dikeluarkan telah
ditetapkan Allah SWT kepada setiap muslim yang mampu untuk mencapai keridhaan
Allah SWT, berfungsi untuk membersihkan jiwa orang yang berzakat dan membebaskan
beban orang yang membutuhkan. Para ulama sepakat bahwa membayar zakat hukumnya
wajib, yaitu berpahala jika dilaksanakan dan berdosa jika ditinggalkan, Banyak ayat Al-
Qur'an atau Hadist yang menegaskan kewajiban ini. Dalam Islam, zakat terbagi menjadi
dua macam yaitu Zakat fitrah dan zakat mal, yaitu zakat yang wajib ditunaikan oleh
setiap muslim atas nama dirinya dan yang dibawah tanggung jawabnya, pada penghujung
bulan Ramadhan, sebelum shalat Idul Fitri, bila yang bersangkutan memiliki kelebihan
harta untuk keperluan pada hari itu dan malam harinya.Zakat harta (zakatul amwaal/
zakat maal), ialah zakat yang wajib ditunaikan atas kepemilikan harta dengan ketentuan-
ketentuan khusus terkait dengan jenis harta, batas nominalnya (nishab), dan kadar
zakatnya.
Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah dalam pelaksanaannya.
Menurut kesepakatan ulama, syarat wajib zakat adalah Islam, merdeka, baligh, berakal,
kepemilikan harta yang penuh; mencapai nishab dan mencapai haul. Adapun syarat sah
pelaksanaan zakat adalah niat yang menyertai pelaksanaan zakat dan tamlik yaitu
memindahkan kepemilikan harta kepada penerimanya.

B. Saran
Tulisan ini mengakui kekurangannya, dan diharapkan isinya dapat bermanfaat
bagi pembacanya. Kritik dan saran yang membangun dari para hadirin sangat kami
harapkan, karena mereka berkontribusi pada perbaikan berkelanjutan dari pekerjaan di
masa depan. Wawasan dan masukan Anda akan sangat berharga dalam
menyempurnakan dan meningkatkan kualitas upaya penelitian selanjutnya

8
DAFTAR PUSTAKA

Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Fiqih Sunnah, diterjemahkan oleh Abu Ihsan al-

Atsari, ( Jakarta : Pustaka at-Tazkia, 2007)

Ahmad Atabik,Peranan zakat dalam pengentasan kemiskinan, Jurnal Zakat dan

wakaf,zifwaf, vol. 2,no 2 , 2015.

Ali Ridho,Zakat dalam perspektif ekonomi islam,Jurnal Al-'Adl,Vol 7,no 1,2014.

Arif Wibowo,2015,Distribusi zakat dalam pembentukan penyertaan modal berleguler

sebagai accelerator kesetaraan kesejahteraan,Jurnal Ilmu Manajemen, volume 12,

no2.

Deny Setiawan,Zakat profesi dalam pandangan islam, Jurnal Sosial Ekonomi

Pembangunan,No 2,2011.

Dr. Ahmad Sudirman Abbas, M.A, 2017,Zakat Ketentuan dan Pengelolannya,

CV.Anugrah berkah Sentosa(bogor Jawa barat).

Direktorat pemberdayaan zakat,panduan zakat praktis, (jakarta 2013).

Hikmat Kurnia, Panduan Pintar Zakat (Jakarta: Quantum Media, 2008).

Husain Hasan al-Khatib, Muhasabah az-Zakat.Muhammad Iqbal,2019,Hukum zakat

dalam prespektif hukum islam, Jurnal Asy- Syukriyyah, Vol. 20 | Nomor 1.

Iin Mutmainnah,Fikih Zakat Dirah, (Sulawesi Selatan Indonesia 91132) Desember 2020.

Prof. Dr. KH, ahmad satori ismail. MA. Berserta tim penulis fikih zakat kontekstual

Indonesia,2018, Fikih zakat kontekstual indonesia, Badan amil zakat nasional,

(jakarta pusat 10340).

Sayyid Sabiq, Fiqh sunnah 3, terj. Mahyuddin Syaf, Fikih Sunnah3.

TH. As-Shiddiqy, Pedoman Zakat (Semarang: Pustaka Rizki Putra).

Tim divisi kepatuhan dan kajian dampak laz alazhar,Panduan zakat lembaga amil zakat

al azhar (Jakarta2017).
9
Wahbah al-Zuhayliy, Al-Fiqh al-Islami Wa ’Adilla,Terj. Agus Efendi dan Bahrudin

Fanani ‘‘Zakat Kajian Berbagai Mazhab’’, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

Cet. ke-1, 2000.

Wahbah al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Mazhab (Cet. VII; Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008).

10

Anda mungkin juga menyukai