Disusun Oleh:
NPM : 23.145
PROGRAM STUDI
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt atas segala limpahan rahmat, taufik
danhidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang zakat dengan lancar.
Sholawat serta salam tidak lupa saya sampaikan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing kita semua dari zaman jahiliyah hingga zaman
penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik materi maupun cara penulisannya.
Namun saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang di miliki
serta dari buku-buku penunjang dan jurnal yang saya pakai sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Dengan hati yang terbuka saya menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sri yanti
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................. 14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga. Zakat merupakan suatu ibadahyang
paling penting kerap kali disebut dalam Al-Qur’an. Allah menerangkan zakat beriringan
dengan menerangkan sembahyang.
Zakat juga sebuah ibadah mahdhah yang diwajibkan bagi orang-orangIslam, namun
diperuntukan bagi kepentingan seluruh masyarakat.Zakat merupakan suatu ibadah yang
dipergunakan untuk kemaslahatan umat sehingga dengan adanya zakat (baik zakat fitrah
maupun zakat maal) kita dapat mempererat tali silaturahmi dengan sesama umat Islam
maupun dengan umat lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja syarat dan ketentuan harta yang wajib dizakatkan?
2. Siapa saja mustahiq zakat?
3. Bagaimana pembagian zakat dan cara nisabnya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui syarat dan ketentuan harta yang wajib dizakatkan
2. Untuk mengetahui siapa saja mustahiq zakat
3. Untuk mengetahui cara pembagian zakat dan nisabnya
1
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Q.S. At-Taubah (9) :103).
Maksud dari ayat ini adalah wahai rasul, pungutlah zakat dari harta kekayaaan orang-
orang mukmin, baik harta yang telah ditentukan sebagai kewajiban maupun harta yang tidak
ditentukan sebagai sedekah. Tujuannnya adalah untuk membersihkan mereka dari penyakit
kikir dan serakah, sifat-sifat tercela dan kejam terhadap fakir miskin dan orang-orang yang
tidak memiliki harta.
Kemudian Harta yang wajib dizakatkan secara umum al-Qur’an menyatakan bahwa zakat
itu diambil dari setiap yang dimiliki, seperti dikemukakan dalam surat at-Taubah: 103 dan
juga diambil dari setiap usaha yang baik dan halal, seperti yang digambarkan dalam surat al-
Baqarah : 267.
2
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 267 ).
Sejalan dengan ketentuan ajaran Islam yang selalu menetapkan standar umum pada setiap
kewajiban yang dibebankan kepada umatnya, maka dalam penetapan harta menjadi objek
zakat pun terdapat beberapa ketentuan, dengan demikian harta tersebut belum menjadi
sumber atau objek yang wajib dikeluarkan zakatnya, apabila belum memenuhi beberapa
syarat.
Yusuf Al-Qardawi menguraikan syarat-syarat harta yang wajib dizakati sebagai berikut :
1. Milik Penuh
2. Berkembang
Ketentuan tentang kekayaan yang wajib dizakatkan adalah bahwa kekayaan itu
berkembang dengan sengaja atau mempunyai potensi untuk berkembang. Menurut ahli-ahli
fiqih, berkembang (nama’) menurut terminologi berarti “bertambah“. Pengertian ini terbagi
menjadi dua, yakni bertambah secara konkrit dan bertamabah tidak secara konkrit. Secara
konkrit berarti bertambah akibat pembiakan dan perdagangan dan sejenisnya, yang tidak
konkrit adalah kekayaan itu berpotensi berkembang baik berada di tangannya maupun di
tangan orang lain.
3
3. Cukup Nisab
Islam tidak mewajibkan zakat atas seberapa saja besar kekayaan yang berkembang
sekalipun kecil sekali, tetapi memberi ketentuan sendiri yaitu sejumlah tertentu yang dalam
ilmu fiqh disebut nisab. Dengan kata lain nisab ialah jumlah minimal yang menyebabkan
harta terkena wajib zakat.
Di antara ulama-ulama fiqih ada yang menambahkan ketentuan nisab kekayaan yang
berkembang itu dengan lebihnya kekayaan itu dari kebutuhan biasa pemiliknya, misalnya
ulama-ulama Hanafi dalam kebanyakan kitab mereka. Tetapi ada ulama-ulama yang tidak
memasukkan ketentuan itu dalam kekayaan yang berkembang. Menurut mereka kebutuhan
merupakan persoalan pribadi yang tidak bisa dijadikan patokan, dan oleh karena itu suatu
kelebihan dari kebutuhan tidak bisa diketahui. Karena kebutuhan manuisa sesungguhnya
banyak sekali yang tidak terbatas, terutama pada masa kita sekarang yang menganggap
barang-barang mewah sebagai kebutuhan dan setiap kebutuhan berarti primer.
Oleh karena itu setiap yang diinginkan oleh manusia tidaklah bisa disebut sebagai
kebutuhan rutin. Hal yang terpenting yang dapat kita lihat disini adalah bahwa kebutuhan
rutin manusia itu berubah-ubah dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman, situasi, dan
kondisi setempat. Maka dari itu dalam penentuan hal ini, sebaiknya diserahkan kepada
penilaian para ahli dan ketetapan yang berwenang.
Pemilikan sempurna yang dijadikan persyaratan wajib zakat dan harus lebih dari
kebutuhan primer di atas haruslah pula cukup senisab yang sudah bebas dari hutang. Bila
pemilik mempunyai hutang yang menghabiskan atau mengurangi jumlah senisab itu, tidaklah
wajib zakat.
6. Berlalu Setahun
Maksud berlalu setahun adalah bahwa kepemilikan yang berada di tangan si pemilik
sudah berlalu masanya dua belas bulan Qamariah. Persyaratan setahun ini hanya buat ternak,
uang, dan harta benda dagang, yang dapat dimasukkan ke dalam istilah “zakat modal”. Tetapi
hasil pertanian, buah-buahan, madu, logam mulia, harta karun, dan lain-lainnya yang sejenis,
4
tidaklah dipersyaratkan satu tahun, dan semuanya itu dapat dimasukkan ke dalam istilah
“zakat pendapatan”.
Mengenai harta yang wajib dikeluarkan zakat, Wahbah al-Zuhaili menyatakan ada lima
macam yaitu nuqud (emas dan perak), barang tambang dan barang temuan, harta perdagangan,
tanaman dan buah-buahan, binatang ternak (Unta, sapi dan kambing).
Adapun Sumber zakat menurut Undang- undang No 23 Tahun 2011 sebgaimana terdapat
dalam pasal 4 ayat 2 sebagai berikut :
Ada delapan golongan yang berhak menerima zakat, seperti yang dijelaskan dalan QS.
At-Taubah ayat 60, yaitu:
5
1. Fakir
Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta dan pekerjaan sama sekali.
Imam Hanafi : Orang fakir adalah orang yang mempunyai harta kurang dari satu
nishab.
Imam Maliki : Orang fakir adalah orang yang mempunyai harta, sedangkan
hartanya tidak mencukupi untuk keperluannya selama satu tahun
Imam Syafi’i : Orang fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha
atau mempunyai harta kurang dari setengah keperluannya dan tidak ada orang
yang menanggungnya.
Imam Hambali : Orang fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta atau
mempunyai harta kurang dari setengah keperluannya.
2. Miskin
Miskin adalah orang yang mempunyai sedikit harta untuk dapat menutupi kebutuhannya,
akan tetapi tidak mencukupi.
Imam Hanafi : Orang miskin adalah orang yang tidak mempunyai sesuatu
apapun.
Imam Maliki : Orang miskin ialah orang yang tidak mempunyai sesuatu apapun.
Imam Syafi’i : Orang miskin adalah orang yang mempunyai harta tetapi tidak
mencukupi kebutuhannya.
Imam Hambali : Orang miskin adalah orang yang mempunyai harta tetapi tidak
mencukupi kebutuhannya.
3. Amil
Amil ialah panitia atau orang-orang yang melakukan segala kegiatan berkaitan dengan
zakat. Mereka bertugas mengumpulkan, menjaga, mencatat, menghitung dan
membagikan harta zakat yang berhasil mereka himpun kepada orang-orang yang berhak
menerimanya. Dengan syarat: 1. Mengerti tentang zakat
2. Dapat dipercaya
4. Muallaf
Mualaf adalah orang non muslim yang baru saja memeluk agama islam dan masih lemah
imannya.
6
Imam Hanafi : Mereka tidak diberi zakat lagi sejak zaman kholifah Abu Bakar
As-Shiddiq.
Imam Maliki : Mazhab ini memiliki dua pendapat tentang muallaf, yaitu :
a. Orang kafir yang ada harapan masuk islam.
b. Orang yang baru memeluk islam
Imam Syafi’i :Mempunyai dua pengertian tentang muallaf,
1. Orang yang baru masuk islam dan masih lemah imannya.
2. Orang islam yang berpengaruh dalam kaumnya dengan
harapan orang di sekitarnya akan masuk islam.
Imam Hambali :Muallaf adalah orang islam yang ada harapan iamnnya akan
bertambah teguh atau ada harapan orang lain akan masuk islam karena
pengaruhnya.
5. Riqob
Riqob adalah memerdekakan budak, mencakup juga untuk melepaskan muslim yang
ditawan oleh orang-orang kafir.
Imam Hanafi : Riqob adalah hamba yang telah dijanjikan oleh tuannya bahwa
dia boleh menebus dirinya dengan uang atau dengan harta lainnya.
Imam Maliki : Riqob adalah hamba muslim yang dibeli dengan uang zakat dan
dimerdekakan.
Imam Syafi’i : Riqob adalah hamba (budak) yang dijanjikan oleh tuannya bahwa
dia boleh menebus dirinya.
Imam Hambali : Riqob adalah hamba yang dijanjikan oleh tuannya bahwa dia
boleh menebus dirinya dengan uang yang telah ditentukan oleh tuannya.
6. Ghorim
Ghorim adalah orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan
tidak sanggup membayarnya.
7
Imam Syafi’i : Mempunyai beberapa pengertisn tentang ghorim, yaitu :
1. Orang yang berhutang karena mendamaikan dua orang yang
berselisih.
2. Orang yang berhutang untuk kepentingan dirinya sendiri.
3. Orang yang berhutang karena menjamin hutang orang lain.
Imam Hambali : Mempunyai beberapa pengertisn tentang ghorim, yaitu :
1. Orang yang berhutang karena mendamaikan dua orang yang
berselisih.
2. Orang yang berhutang untuk dirinya sendiri pada pekerjaan
yang mubah atau haram tetapi dia sudah bertaubat.
7. Fisabilillah
Fisabilillah adalah orang yang berada dijalan ALLAH
Imam Hanafi : Fisabilillah adalah bala tentara yang berperang pada jalan Allah.
Imam Maliki : Fisabilillah adalah bala tentara, mata-mata dan untukmembeli
perlengkapan perang dijalan Allah.
Imam Syafi’i : Fisabilillah adalah bala tentara yang membantu dengan
kehendaknya sendiri dan tidak mendapat gaji serta tidak mendapatkan harta yang
disediakan untuk berperang.
Imam Hambali : Fisabilillah adalah bala tentara yang tidak mendapat gajidari
pemerintah.
8. Ibnu Sabil
Ibnu Sabil adalah orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan untuk maksiat,dan
mengalami kesengsaraan dalam perjalanan
Imam Hanafi : : Ibnu Sabil adalah orang yang sedang dalam perjalanan, yang
putus perhubungan dengan hartanya.
Imam Maliki : Ibnu Sabil adalah orang yang sedang dalam perjalanan, sedang ia
butuh untuk ongkos pulang kenegerinya. Dengan syarat perjalanannya bukan
untuk maksiat
Imam Syafi’i : Ibnu Sabil adalah orang yang mengadakan perjalanan yang bukan
maksiat tetapi dengan tujuan yang sah.
Imam Hambali : Ibnu Sabil adalah orang yang keputusan belanja dalam
perjalanan yang halal.
8
C. Pembagian zakat dan cara nisabnya
1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib dikeluarkan sebelum shalat ied, namun ada juga yang membolehkan
mengeluarkan mulai pertengahan bulan puasa. Bukan dikatakan zakat fitrah apa bila
dilakukan setelah shalat ied, ini pendapat yang paling kuat.
Zakat fitrah dibayarkan sesuai dengan kebutuhan pokok suatu masyarakat, dengan
ukuran yang juga disesuaikan dengan kondisi ukuran atau timbangan yang berlaku, juga dapat
dilakukan dengan satuan uang, di Indonesia, zakat fitrah diukur dengan timbangan beras
sebanyak 2,5 kilogram. Ini sebenarnya tidak cukup, karena beberapa alasan , yaitu:
a. Ukuran berat gandum dan kurma adalah wajar karena kedua hasil bumi tersebut dapat
segera dimakan, atau dimasak tanpa lauk-pauk.
b. Ukuran yang disampaikan oleh nabi menunjukkan adanya indikasi sesuai dengan
kebutuhan sementara kebutuhan setiap orang terkadang berbeda. Juga kemampuan setiap
orang pun berbeda.
Oleh karena itu sangatlah layak jika ukuran zakat fitrah untuk di Indonesia perlu ditinjau
kembali sehingga standarnya dapat memenuhi kebutuhan orang miskin pada saat itu.
Pendistribusian zakat fitrah dapat dilakukan kepada:
a. Delapan golongan mustahik secara merata dan bersifat wajib
b. Delapan golongan mustahiq, dengan mengkhususkan golongan fakir.
c. Hanya orang-orang fakir, tidak kepada golongan mustahik lainnya.
2. Zakat Harta (Maal)
Zakat harta adalah bagian yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki
oleh seorang muslim sesuai dengan ketentuan agama 30 Mursyidi , op.cit. h. 78-79 untuk
diberikan kepada yang berhak menerimanya. Syarat kekayaan itu dizakati antara lain milik
penuh, berkembang, cukup nisab, lebih dari kebutuhan pokok, bebas dari utang, sudah berlalu
satu tahun (haul). Harta yang dikenakan zakat, antara lain:
a. Emas, perak, dan uang
Emas dan perak merupakan logam mulia yang sering dijadikan perhiasan. Termasuk
dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang yang berlaku pada waktu itu dimasing-
masing Negara.
Oleh karenanya segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan, deposito, cek, saham
atau surat berharga lainnya, termasuk kedalam kategori emas dan perak. Demikian juga pada
harta kekayaan yang lain nya, seperti rumah, villa, kendaraan, tanah, dan lain nya yang
9
melebihi keperluan menurut syara’ atau dibeli/dibangun dengan tujuan menyimpan uang dan
sewaktu- waktu dapat diuangkan.
Pada emas dan perak atau lain nya yang berbentuk perhiasan, maka tidak diwajibkan atas
barang-barang tersebut. Seorang muslim yang mempunyai emas dan perak wajib
mengeluarkan nisab dan haul. Adapun nisab emas adalah 20 dinar setara dengan 85 gr dan
nisab perak adalah 200 dirham atau setara dengan 672 gram.
b. Perdagangan dan perusahaan
Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual belikan dalam
berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dan lain-
lain. Perniagaan tersebut diusahakan secara perorangan atau perserikatan seperti : CV, PT,
koperasi dan sebagainya. Nisab zakat perdagangan maupun perseroan. Perhitungan zakat
dilakukan dengan rumus: (modal diputar + keuntungan + piutang yang dapat dicairkan) –
(utang+ kerugian) x 2,5 %.
c. Hasil pertanian dan hasil perkebunan
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis
seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah- buahan, tanaman hias, rumput-rumputan,
dedaunan, dan lain-lain.
Nisab hasil pertanian adalah 5 wasaq atau setara dengan 750 kg. apabila hasil pertanian
termasuk makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, kurma, dan sebagai nya, maka
nisabnya adalah 750 kg dari hasil pertanian tersebut. Tetapi jika hasil pertanian itu selain
makanan pokok, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daun, bunga, dan sebagai nya, maka
nisabnya, disetara kan dengan harga nisab dari makanan pokok yang paling umum di daerah
tersebut.
Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air hujan, atau sungai/mata air/,
maka 10%, apabila diairi dengan cara disiram /irigasi (ada biaya tambahan) maka zakatnya
5%. Pada system pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan tetapi ada biaya lain seperti
pupuk, insektisida, dan lain-lain.
Maka untuk mempermudah perhitungan zakat nya, biaya pupuk, intektisida dan
sebagainya diambil dari hasil panen, kemudian sisanya apabila lebih dari nisab dikeluarkan
zakatnya 10% atau 5% tergantung system pengairan nya.
d. Hasil Pertambangan
Ma’din (hasil tambang) adalah benda benda yang terdapat di dalam perut bumi dan
memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah, tembaga, marmer, minyak bumi, batu
bara dan lain lain. menurut mazhab hanafi dan qoul mazhab syafi’I berpendapat bahwa wajib
10
mengeluarkan zakatnya adalah 1/5. Sedangkan mazhab maliki, syafi’I berpendapat bahwa
yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah 1/40.
e. Hasil Peternakan
Peternakan yang wajib dizakati terdiri dari ternak unta, sapi, kerbau, serta kambing atau
domba. Syarat syarat hewan sampai haul, mencapai nisabnya, di gembalakan dan
mendapatkan makanan di lapangan tempat pengembalaan terbuka, tidak dipekerjakan, tidak
boleh memberikan binatang yang cacat dan tua (ompong), pembiayaan untuk operasional
ternak dapat dapat mengurangi dan bahkan menggugurkan zakat ternak.
1. Zakat Unta
Nisab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5 ekor unta, maka ia
terkena kewjiban zakat. Selanhutnya zakat itu bertambah, jika jumlah untanya dimiliki
bertambah.
11
2. Zakat Sapi
Nisab sapi adalah 30 ekor, artinya jika seseorang telah memiliki 30 ekor sapi, maka
ia telah kerkena wajib zakat.
3. Zakat Kambing
Nisab kambing / domba adalah 40 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 40
ekor kambing / domba, maka ia telah terkena wajib zakat.
12
kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar atau setara dengan 85
gram emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5 %.
6. Rikaz
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa di sebut dengan harta
karun. Termasuk di dalamnya harta yang di temukan dan tidak ada yang mengaku
sebagai pemiliknya. Zakat rikaz adalah sebesar 20% dan tidak di persyaratkan
sampai 1 tahun karna wajib di keluarkan zakatnya pada saat di dapat.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat adalah mengeluarkan sebagian dari harta benda atas perintah Allah, sebagai
shadaqah wajib atas mereka yang telah ditetapkan menurut syarat yang telah ditentukan oleh
hukum Islam.
Syarat dan ketentuan harta yang wajib dizakatkan antara lain, yaitu :
1. Milik penuh
2. Berkembang
3. Cukup nishab
4. Lebih dari kebutuhan biasa
5. Bebas dari hutang
6. Berlalu setahun
Adapun orang yang berhak menerima zakat 8 golongan/asnaf sebagai berikut:
1. fakir
2. miskin
3. amil
4. muallaf
5. hamba sahaya
6. gharimin
7. fisabilillah
8. ibnu sabil
Harta yang wajib dizakati antara lain, yaitu: emas, perak dan mata uang; harta perniagaan;
binatang ternak; buah-buahan dan biji-bijian yang dapat dijadikan makanan pokok; dan
barang tambang dan barang temuan.
B. Saran
Saya memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini dan saya
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih
bermanfaat dan lebih baik kualitasnyadimasa mendatang. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.uin-suska.ac.id/7179/4/BAB%20III.pdf
https://www.academia.edu/29665932/MAKALAH_MUSTAHIQ_ZAKAT
https://www.academia.edu/33048582/makalah_zakat_docx
https://repository.uin-suska.ac.id/7180/2/BAB%20I.pdf
https://www.academia.edu/14644992/MAKALAH_FIQIH_TENTANG_ZAKAT
https://www.academia.edu/48880768/MAKALAH_FIQIH_ZAKAT
15