Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ZAKAT

Disusun Oleh :
Ridwan Mahfudz Rifa’i 221121036
Billanazhary Maybillbina 221121047
Suci Ramadhan widyawati 221121053

Dosen Pengampu:
Drs. Khusaeri, M.Ag

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM RADEN MAS SAID
SURAKARTA
1444 H/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang bertema
"Zakat” Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi penulis dan pembaca.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Pengertian Dan Dasar Hukum Zakat......................................................................5
B. Zakat Dalam Islam & Tujuan Syar’inya................................................................7
C. Jenis-Jenis Zakat.....................................................................................................7
D. Syarat Wajib Zakat.................................................................................................8
E. Orang yang Berhak Menerima Zakat.....................................................................9
F. Pembagian Zakat..................................................................................................10
G. Hikmah Zakat.......................................................................................................10
H. Filosofi Zakat........................................................................................................11
BAB III............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................................16
B. Saran.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat berasal dari bahasa Arab, yang merupakan bentuk dari kata zaka yang berarti
“suci”, “baik”, “berkah”, “tumbuh”, dan “berkembang”.Menurut syara’ zakat
merupakan nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang
diwajibkan oleh Allah untukdikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak
menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.
Pengertian zakat, baik dari segi bahasa maupun istilah tampak berkaitan sangat
erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci,
bersih, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang, sebagaimana dipaparkan dalam QS. At-
taubah: 103 dan ar-Rum: 39.
Pengertian filosofis di sini yaitu sesuatu yang berhubungan dengan filsafat,
sedangkan filsafat yang dimaksud adalah ajaran hukum dan perilaku. Memahami
adanya kewajiban membayar zakat, kiranya dari sudut keadilan, yang merupakan ciri
utama ajaran (hukum) Islam dan anjuran dalam berperilaku, adalah sangat tepat.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud zakat ?
b. Apa saja tujuan dari zakat ?
c. Apa saja jenis-jenis zakat ?
d. Apa saja Syarat-syarat zakat ?
e. Siapa saja yang berhak menerima zakat ?
f. Bagaimana cara Pembagian zakat ?
g. Apa saja hikmah dari menunaikan zakat?
h. Apa Filosofi zakat?
i. Bagaimana manajemen dalam melaksanakan zakat ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Dasar Hukum Zakat


 Pengertian Zakat
Setiap orang muslim mengakui bahwa zakat merupakan salah satu penyangga
tegaknya Islam yang wajib ditunaikan. Zakat adalah rukun Islam yang ketiga, di
wajibkan di Madinah pada tahun kedua hijriah. Namun, ada juga yang berpendapat
bahwa perintah ini diwajibkan bersama diwjibkan dengan perintah kewajiban shalat
ketika Nabi masih berada di Makkah. Zakat menurut bahasa yaitu tumbuh dan tambah.
Kata ‘ zakat’ juga digunakan untuk ungkapan pujian, suci, keshalehan, dan
berkah.Saaikh Taqiyudin berkata, “Lafaz zakat secara bahasa menunjukkan arti
tumbuh.” Di dalam buku Al Mughni karangan ibnu qudamah Abu Muhammad bin Abu
Qutaibah mengatakan: zakat berasal dari kata zakat (bersih), namaa (tumbuh dan
berkembang) dan ziadah pengembangan harta. Secara terminologis zakat yang berarti
hak yang wajib di ambil dari harta yang banyak (yaitu harta yang mencapai nishab)
untuk di berikan kepada kelompok tertentu, yaitu mereka yang berhak mendapatkan
sebagian dari harta tersebut.Firman Allah SWT:

Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka.(At Taubah 103)
Mazhab maliki mendefenisikan dengan mengeluarkan sebagian yang khusus pula
yang telah mencapai nishab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada oeang
orang yang berhak menerimanya. Dengan catatan,kepemilikan itu penuh dan mencapai
hawl (setahun), bukan barang tambang dan bukan juga pertanian.Dari defenisi di atas
tentang makna zakat yang di kemukakan para ulama di atas maka penulis dapat
memasukkan zakat adalah harta yang dimiliki orang muslim yang apa bila apa bila
sudah mencapai nasabnya maka wajib di keluarkan zakatnya dan diberikan kepada
mustahik sesuai dengan perintah Allah SWT, hal ini di jelaskan dalam al-Qur’an bahwa
dalam harta orang orang kaya terdapat bagian yang merupakan bagian hak orang
miskin, Islam telah memberi tuntunan kepada umat manusia, dan ini salah satu bentuk
cara hidup sosial yang peduli sesama manusia, dimana zakat merupakan jambatan untuk
memperdekat hubungan kasih sayang antara umat manusia dan membuktikan bahwa
Islam itu bersaudara dan saling tolong menolong.
Seorang muslim yang mengeluarkan zakat akan dapat membersihkan dirinya dari
sifat kikir dan dosa, dia akan mendapat berkah dalam hartanya, keluarga dan
peninggalannya. Begitu juga orang muslim yang memberikan zakat, dia akan
membersihkan dirinya dari dosa dan dari harta yang haram.

 Dasar Hukum Zakat


Dasar hukum zakat atau dalil dalil yang berkenaan dengan zakat banyak terdapat
di dalam Al qur’an dan hadist , di antaranya:
a.

Artinya: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian


mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At Taubah 71)
b.

Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,orang-


orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi
aqMaha Bijaksana. (At-Taubah ayat 60)

Di samping ayat alquran ada juga hadist menjelaskan masalalah kewajiban


zakat Yaitu:

Artinya : Ibnu Abbas r.a berkata, aku diberi tau oleh Abu Sofyan r.a, lalu
menyebutkan
hadis nabi ia mengatakan, nabi menyuruh supaya kita mendirikan shalat, menunaikan
zakat, sillaturrahmi (hubungan keluarga dan afaf, menahan diri dari perbuatan buruk.
(HR.Bukhori)

B. Zakat Dalam Islam & Tujuan Syar’inya


Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Zakat diwajibkan atas setiap orang Islam
yang telah memenuhi syarat. Selain melaksanakan perintah Allâh Subhanahu wa Ta’ala,
tujuan pensyariatan zakat ialah untuk membantu umat Islam yang membutuhkan
bantuan dan pertolongan. Oleh karena itu, syariat Islam memberikan perhatian besar
dan memberikan kedudukan tinggi pada ibadah zakat ini. Kedudukan zakat dalam Islam
sudah banyak diketahui oleh kaum Muslimin secara garis besarnya, namun untuk
menegaskan pentingnya masalah zakat ini perlu dirinci kembali permasalahan ini dalam
bentuk yang lebih jelas dan gamblang.
 Tujuan-Tujuan Syar’i Dibalik Kewajiban Zakat
Islam telah menetapkan zakat sebagai kewajiban dan menjadikannya sebagai salah
satu rukunnya serta memposisikannya pada kedudukan tinggi lagi mulia. Karena dalam
pelaksanaan dan penerapannya mengandung tujuan-tujuan syar’i (maqâshid syari’at)
yang agung yang mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat, baik bagi si kaya maupun
si miskin. Di antara tujuan-tujuan tersebut adalah :
1. Membuktikan Penghambaan Diri Kepada Allâh Azza wa Jalla Dengan
Menjalankan Perintah-Nya.
2. Mensyukuri Nikmat Allâh Dengan Menunaikan Zakat Harta Yang Telah Allâh
Azza wa Jalla Limpahkan Sebagai Karunia Kepada Manusia.
3. Menyucikan Orang Yang Menunaikan Zakat Dari Dosa-Dosa.
4. Membersihkan Orang Yang Menunaikannya Dari Sifat Bakhil.
5. Membersihkan Harta Yang Dizakati.
6. Membersihkan Hati Orang Miskin Dari Hasad Dan Iri Hati Terhadap Orang
Kaya.
7. Menghibur Dan Membantu Orang Miskin.
8. Pertumbuhan Harta Yang Dizakati.
9. Mewujudkan Solidaritas Dan Kesetiakawanan Sosial.
10. Menumbuhkan Perekonomian Islam.
11. Dakwah Kepada Allâh Azza wa Jalla .

C. Jenis-Jenis Zakat
 Zakat Fitrah
Zakat fitrah merupakan zakat jiwa ( Zakat Al-Nafs ), yaitu kewajiban berzakat
bagi setiap individu baik untuk orang yang sudah dewasa maupun yang belum dewasa,
dan di bareingi dengan ibadah puasa (Shaum).17. Zakat juga bisa didefinisikan sebagai
zakat yang wajib dikeluarkan umat Islam baik laki-laki, perempuan, besar atau kecil,
merdeka, tua dan muda, pada awal bulan ramadhan sampai menjelang idul fitri. Zakat
fitrah dikeluarkan berupa makanan pokok yang dibayarkan sebanyak 3,2 liter, atau 2,5
kg. Tujuan mengeluarkan zakat fitrah adalah untuk memperbaiki perbuatan buruk yang
dilakukan sepanjang bulan ramadan, juga membagi kebahagiaan idul fitri pada fakir
miskin.

 Zakat Maal
Zakat maal adalah zakat yang dikeluarkan atas harta benda yang kita miliki.Zakat
Maal juga disebut zakat harta yaitu kewajiban umat Islam yang memiliki harta benda
tertentu untuk diberikan kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan nisab (ukuran
banyaknya) dan dalam jangka waktu tertentu (haul).
D. Syarat Wajib Zakat
Ada 7 syarat wajib zakat yang dikenakan bagi seorang muslim. Jika syarat-syarat
wajib ini sudah terpenuhi, maka wajib baginya untuk menunaikan zakat.
a. Islam
Syarat pertama, zakat hanya dikenakan bagi orang Islam. Karena, orang-orang di luar
Islam tidaklah memiliki kewajiban untuk menunaikan zakat.
b. Merdeka
Merdeka berarti orang tersebut bukanlah budak kepemilikan orang lain. Meskipun,
dunia perbudakan kini tak lagi diterapkan dalam kehidupan ini.
c. Berakal
Orang dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) tindak dikenakan membayar zakat. Karena zakat
salah satu syarat wajibnya hanya diperuntukan untuk umat muslim yang berakal.
d. Baligh
Anak kecil meski memiliki harta yang melimpah, ia belum dikenai membayar zakat.
Tunggu ia hingga baligh, baru dapat dimintai membayar zakat.
e. Sampai Nisab
Tidak semua harta dikenakan membayar zakat. Namun, harta tersebut harus mencapai
takaran nisab dengan ketentuan yang diatur syariat Islam. Harta tersebut juga dimiliki
secara penuh.
f. Haul
Jika nisab diukur dari takarannya, maka syarat wajib zakat lainnya adalah haul yang
diukur dari jangkauan waktu setahun. Haul dikecualikan bagi zakat pertanian dan rikaz.
g. Tidak Memiliki Hutang
Jika SObat Baik memiliki hutang, maka diwajibkan membayarnya terlebih dahulu
sebelum dikenakan kewajiban zakat. Harta bersumber dari hutang, juga tidak dikenakan
zakat.
Sedangkan syarat sah zakat ada dua, yakni sebagai berikut:
a. Niat untuk Berzakat.
b. Tamlik (memindahkan kepemilikan harta kepada penerimanya).

Harta yang Wajib di Zakati,antara lain :


a. Barang dagangan
b. Emas dan perak serta harta yang disamakan dengan emas dan perak.
c. Hasil pertanian dan buah-buahan
d. Hewan ternak
e. Hasil tambang

E. Orang yang Berhak Menerima Zakat


1. Orang fakir
Orang orang fakir adalah orang orang yang tidak mempunyai sesuatu untuk mencukupi
kebutuhan hidup mereka dan mereka tidak mampu berusaha. Atau, mereka adalah orang
orang hanya memiliki sedikt harta untuk memenuhi kebutuhan mereka.
2. Orang orang miskin.
Orang orang miskin adalah orang yang mempunyai harta yang hanya cukup untuk
memenuhi setengah atau lebih dari kebutuhan mereka.Dan, mereka diberi bagian dari
zakat yang dapat menutupi kekurangan dalam memenuhi kebutuhan mereka selama satu
tahun.
3. Para amil zakat
Mereka adalah para petugas yang ditunjuk oleh pemimpin kaum muslimin untuk
mengumpulkan zakat dari para pembayarnya, menjaganya dan membaginya kepada
orang orang yang berhak menerimanya.
4. Orang orang muallaf.
Orang orang muallaf ada dua macam yaitu orang orang kafir dan orang orang muslim.
Orang kafir di beri bagian zakat apa bila dengannya,maka kemmungkinan besar ia akan
masuk isla. Jadi pemberian zakat.kepadanya adalah untuk menguatkan niat dan
keinginannya dalam masuk Islam. Atau juga apabila diberi bagian zakat, maka ia akan
menghentikan kejahatan terhadap orang lain.Adapun muallaf muslim maka diberi
bagian zakat untuk menguatkan imannya atau untuk menarik temannya agar masuk
Islam.
5. Ar-Riqaab.
Ar-Riqaab adalah para budak yang ingin memerdekakan diri namun tidak memiliki
uang tebusan untuk membayarnya.
6. Al-Ghaarim.
Al-Gharim adalah orang yang menanggung hutang.
7. Fii Sabiilillah.
Fii Sabiilillah adalah orang orang yang berada di jalan allah.
8. Ibnus Sabiil.
Ibnus sabiil adalah musafir yang terlantar dalam perjalanannya
karena bekal yang ia miliki telah habis atau hilang.

F. Pembagian Zakat
Pembagian zakat terbagi dua, zakat fitrah dan zakat maal (harta). Basis zakat
fitrah adalah jiwa (masih hidup) dengan jumlah yang dikeluarkan sebesar satu sha' atau
3,5 liter (2,5 kg). Zakat fitrah ditunaikan selama bulan Ramadan sampai menjelang
Idulfitri.

G. Hikmah Zakat
Hikmah zakat tidak hanya akan dirasakan oleh yang menerima saja, akan
tetapi juga bagi orang yang memberikan. Sebab, zakat bernilai Ibadan dan pahala
di sisi Allah SWT dan juga membantu orang-rang yang membutuhkan.

Ada beberapa manfaat zakat secara umum, di antaranya:

1. Mengatasi ketimpangan sosial


Di dalam masyarakat, pasti ada golongan mampu dan yang tidak mampu.
Dengan adanya zakat, golongan yang mampu tersebut terdorong untuk membantu
golongan yang tidak mampu.

2. Membersihkan diri dari penyakit kikir


Diharapkan dari harta yang dikeluarkan untuk zakat tersebut akan
mengubah sifat kikir  yang dimiliki oleh seseorang, menjadi sifat dermawan yang
sangat disukai oleh Allah SWT.
3. Semakin mensyukuri nikmat harta yang berasal dari Allah SWT
Ketika mengeluarkan zakat, sebenarnya kita tengah belajar berbagi dan
memberi.Seseorang juga belajar muhasabah diri kita, bahwa masih ada beberapa
orang yang tidak memiliki keberuntungan yang sama dan membutuhkan uluran
pertolongan orang lain. Pada akhirnya ini akan mendorong untuk lebih bersyukur
dengan nikmat harta yang Allah SWT berikan.
4. Pembersih harta dan jiwa
Di dalam harta yang dimiliki, terkandung hak-hak orang lain. Sebab, dalam
setiap pekerjaan yang telah terselesaikan, ada campur tangan orang lain baik
disengaja ataupun tidak.Setelah menunaikan zakat, perasaan juga akan lebih lega
dan hati lebih tenang  karena salah satu kewajiban sudah dilaksanakan.
5. Sarana pengendalian diri
Selain dapat membantu umat muslim untuk mengekang (zuhud) keinginan
dan kecintaan pada harta, zakat juga dapat membuat seseorang mengintrospeksi
dan mengendalikan diri.
6. Dapat mengelola uang
Dengan kewajiban berzakat setiap tahunnya, seseorang dapat belajar untuk
mengatur keuangan rumah tangga . Ini juga akan membuat seseorang lebih bijak
dalam menggunakan harta yang dimiliki.
7. Sarana pemerataan untuk mencapai keadilan sosial
Selain mendapatkan pahala, dalam Islam diajarkan bahwa salah satu manfaat zakat
adalah memperpendek jurang antara yang kaya dan miskin atau rasio gini (gini ratio).
Ini juga menjadi tolak ukur kemajuan ekonomi suatu negara .
Mengelola zakat dengan memberikan sebagian harta kepada orang-orang
yang membutuhkan juga dapat membantu pemerintah untuk mengurangi
kemiskinan.Salah satu manfaat zakat adalah melahirkan orang yang dermawan
dan suka memberi, menghadirkan perasaan bahwa ia termasuk bagian dari
masyarakat yang diberi tersebut dan belajar berempati . Saat masyarakat
bergembira, maka orang yang berzakat tersebut ikut merasakan kegembiraannya
tersebut.
Sehingga, hal ini memunculkan rasa saling mencintai di antara sesama, baik
orang yang memberi dan orang yang diberikan. Sebab pada dasarnya kedua
golongan tersebut adalah sama-sama umat Allah SWT. Nabi Muhammad SAW
bersabda:

L‫ ْم‬L‫ ِه‬L‫ ِم‬L‫ ُح‬L‫ ا‬L‫ر‬Lَ LLَ‫ ت‬L‫و‬Lَ L‫ ْم‬L‫ ِه‬L‫ ِّد‬L‫ ا‬L‫ َو‬LLَ‫ ت‬L‫ي‬Lِ‫ ف‬L‫ن‬Lَ L‫ي‬Lِ‫ ن‬L‫ ْؤ ِم‬LL‫ ُم‬L‫ ْل‬L‫ ا‬L‫ ُل‬LLَ‫ ث‬L‫ َم‬L‫ َم‬Lَّ‫ ل‬L ‫س‬
Lَ L‫ َو‬L‫ ِه‬LL‫ ْي‬Lَ‫ ل‬L‫ َع‬Lُ ‫ هَّللا‬L‫ى‬Lَّ‫ ل‬L‫ص‬
Lَ Lِ ‫ هَّللا‬L‫ ُل‬L‫ و‬L‫ ُس‬L‫ر‬Lَ L‫ َل‬L‫ا‬Lَ‫ ق‬L‫ َل‬L‫ا‬Lَ‫ ق‬L‫ ٍر‬L‫ ي‬L‫ ِش‬Lَ‫ ب‬L‫ن‬Lِ L‫ ْب‬L‫ ِن‬L‫ ا‬L‫ َم‬L‫ ْع‬Lُّ‫ن‬L‫ل‬L‫ ا‬L‫ن‬Lْ L‫َع‬
)L‫م‬L‫ل‬L‫س‬L‫ م‬L‫ه‬L‫ا‬L‫و‬L‫ (ر‬L‫ ى‬L‫ َّم‬L‫ ُح‬L‫ ْل‬L‫ ا‬L‫ َو‬L‫ ِر‬Lَ‫ ه‬L‫ َّس‬L‫ل‬L‫ا‬Lِ‫ ب‬L‫ ِد‬L‫ َس‬L‫ج‬Lَ L‫ ْل‬L‫ ا‬L‫ِئ ُر‬L‫ ا‬L‫ َس‬Lُ‫ه‬Lَ‫ ل‬L‫ ى‬L‫ َع‬L‫ ا‬L‫ َد‬Lَ‫ ت‬L‫ ٌو‬L‫ض‬ Lْ L‫ ُع‬Lُ‫ ه‬L‫ ْن‬L‫ ِم‬L‫ ى‬L‫ َك‬Lَ‫ ت‬L‫ ْش‬L‫ ا‬L‫ ا‬L‫ ِإ َذ‬L‫ ِد‬L‫ َس‬L‫ َج‬L‫ ْل‬L‫ ا‬L‫ ُل‬Lَ‫ ث‬L‫ َم‬L‫ ْم‬L‫ ِه‬Lِ‫ف‬Lُ‫ط‬L‫ ا‬L‫ َع‬Lَ‫ ت‬L‫َو‬
Artinya: “Orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi dan
menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang
sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas
(turut merasakan sakitnya).” (HR Muslim).

H. Filosofi Zakat
Pengertian filosofis di sini yaitu sesuatu yang berhubungan dengan filsafat,
sedangkan filsafat yang dimaksud adalah ajaran hukum dan perilaku. Memahami
adanya kewajiban membayar zakat, kiranya dari sudut keadilan, yang merupakan ciri
utama ajaran (hukum) Islam dan anjuran dalam berperilaku, adalah sangat tepat.
Filosofi dari zakat yaitu keyakinan keagamaan, pemerataan dan keadilan,
produktifitas, kebebasan, etika dan kewajaran. Sedangkan filosofi dari zakat yaitu
sebagai istikhlaf, solidaritas sosial, dan persaudaraan. Dari filosofi tersebut dapat
terlihat esensi dari zakat itu sendiri, yaitu sebagaisesuatu yang sangat bermanfaat bagi
semua pihak. Semoga kita selalu senantiasa diberikan kemudahan oleh Allah swt untuk
melaksanakan kewajiban yang diberikan kepada kita semua. Sebagai bagian dari
filantropi Islam, zakat tidak dapat dipisahkan dari bagian Islam telah terpasang dengan
susunan yang tepat dan padu.

I. Manajemen Pengelolaan Zakat


1. Zakat fitrah
Zakat fitrah wajibdi keluarkan sebelum shalat ied, namun ada juga
yang membolehkan mengeluarkan mulai pertengahan bulan puasa. Bukan
dikatakan zakat fitrah apa bila dilakukan setelah shalat ied, ini pendapat
yang paling kuat.
Zakat fitrah dibayarkan sesuai dengan kebutuhan pokok suatu
masyarakat, dengan ukuran yang juga disesuaikan dengan kondisi ukuran
atau timbangan yang berlaku, juga dapat dilakukan dengan satuan uang, di
Indonesia, zakat fitrah diukur dengan timbangan beras sebanyak 2,5
kilogram. Ini sebenarnya tidak cukup, karena beberapa alasan , yaitu:
a. Ukuran berat gandum dan kurma adalah wajar karena kedua hasil bumi
tersebut dapat segera dimakan, atau dimasak tanpa lauk-pauk.
b. Ukuran yang disampaikan oleh nabi menunjukkan adanya indikasi
sesuai dengan kebutuhan sementara kebutuhan setiap orang terkadang
berbeda. Juga kemampuan setiap orang pun berbeda.
Oleh karena itu sangatlah layak jika ukuran zakat fitrah untuk di
Indonesia perlu ditinjau kembali sehingga standarnya dapat memenuhi
kebutuhan orang miskin pada saat itu.
Pendistribusian zakat fitrah dapat dilakukan kepada:
a. Delapan golongan mustahik secara merata dan bersifat wajib
b. Delapan golongan mustahik, dengan mengkhususkan golongan fakir.
c. Hanya orang-orang fakir, tidak kepada golongan mustahik lainnya.30
2. Zakat harta
Zakat harta adalah bagian yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan
yang dimiliki oleh seorang muslim sesuai dengan ketentuan agamauntuk
diberikan kepada yang berhak menerimanya. Syarat kekayaan itu dizakati antara
lain milik penuh, berkembang, cukup nisab, lebih dari kebutuhan pokok, bebas
dari utang, sudah berlalu satu tahun (haul). Harta yang dikenakan zakat, antara
lain:
a. Emas, perak, dan uang
Emas dan perak merupakan logam mulia yang sering dijadikan perhiasan.
Termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang yang berlaku pada
waktu itu dimasing-masing Negara. Oleh karenanya segala bentuk penyimpanan
uang seperti tabungan, deposito, cek, saham atau surat berharga lainnya,
termasuk kedalam kategori emas dan perak.Demikian juga pada harta kekayaan
yang lain nya, seperti rumah, villa,kendaraan, tanah, dan lain nya yang melebihi
keperluan menurut syara’ atau dibeli/dibangun dengan tujuan menyimpan uang
dan sewaktu-
waktu dapat diuangkan. Pada emas dan perak atau lain nya yang berbentuk
perhiasan, maka tidak diwajibkan atas barang-barang tersebut. Seorang muslim
yang mempunyai emas dan perak wajib mengeluarkan nisab dan haul. Adapun
nisab emas adalah 20 dinar setara dengan 85 gr dan nisab perak adalah 200
dirham atau setara dengan 672 gram.
Contoh perhitungan: nyonya inur memiliki 120 gr, dipakai dalam
aktivitas sehari-hari sebanyak 15 gr. Maka zakat emas yang wajib
dikeluarkan oleh wanita tersebut adalah 120 gr – 15 gr = 105 gr. Bila
harga emas Rp 70.000 per gram maka zakat yang harus dikeluarkan
sebesar: 105 gr x Rp 70.000 x 2,5 % = Rp 188.750.

b. Perdagangan dan perusahaan


Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual belikan
dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan,
perhiasan, dan lain-lain. Perniagaan tersebut diusahakan secara perorangan atau
perserikatan seperti : CV, PT, koperasi dan sebagainya. Nisab zakat perdagangan
maupun perseroan. Perhitungan zakat dilakukan dengan rumus: (modal diputar +
keuntungan + piutang yang dapat dicairkan) – (utang+ kerugian) x 2,5%.
Contoh perhitungan: pada akhir tutup buku perusahaan masih memiliki
kekayaan dalam bentuk barang senilai Rp 10 juta, uang tunai sebesar Rp 15 juta,
dan piutang sebesar Rp 2 juta. Namun perusahaan memiliki utang dan pajak yang
harus dibayarkan senilai Rp 7 juta. Sehingga perhitungan saldo yang dimiliki
perusahaan adalah (Rp 10 juta+15 juta + 2 juta – Rp 7 juta) = Rp 20 juta. Maka
zakat yang wajib dibayarkan adalah sebesar 2,5% x Rp 20 juta = Rp 500
ribu.contoh perhitungan ini dapat dilakukan pada perhitungan zakat yang
diqiyaskan pada zakat emas dan perak.

c.Hasil pertanian dan hasil perkebunan


Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai
ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman
hias, rumput-rumputan, dedaunan, dan lain-lain. Nisab hasil pertanian adalah 5
wasq atau setara dengan 750 kg. apabila hasil pertanian termasuk makanan
pokok, seperti beras, jagung, gandum,kurma, dan sebagai nya, maka nisabnya
adalah 750 kg dari hasil pertanian tersebut.
Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan pokok,seperti buah-buahan,
sayur-sayuran, daun, bunga, dan sebagai nya, maka nisabnya, disetara kan dengan
harga nisab dari makanan pokok yang paling umum di daerah tersebut. Kadar
zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air hujan, atau sungai/mata air/,
maka 10%, apabila diairi dengan cara disiram /irigasi (ada biaya tambahan) maka
zakatnya 5%. Pada system pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan tetapi
ada biaya lain seperti pupuk, insektisida, dan lain-lain. Maka untuk
mempermudah perhitungan zakat nya, biaya pupuk, intektisida dan sebagainya
diambil dari hasil panen, kemudian sisanya apabila lebih dari nisab dikeluarkan
zakatnya 10% atau 5% tergantung system pengairannya.
d.Hasil pertambangan
Ma’din (hasil tambang) adalah benda benda yang terdapat di dalam perut
bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah,tembaga, marmer,
minyak bumi, batu bara dan lain lain. Menurut mazhab hanafi dan qoul mazhab
syafi’I berpendapat bahwa wajib mengeluarkan zakatnya adalah 1/5. Sedangkan
mazhab maliki, syafi’I berpendapat bahwa yang wajib dikeluarkan zakatnya
adalah 1/40.
e. Hasil peternakan
Peternakan yang wajib dizakati terdiri dari ternak unta, sapi,kerbau, serta
kambing atau domba. Syarat syarat hewan sampai haul,mencapai nisabnya, di
gembalakan dan mendapatkan makanan dilapangan tempat pengembalaan
terbuka, tidak dipekerjakan, tidak boleh memberikan binatang yang cacat dan tua
(ompong), pembiayaan untuk operasional ternak dapat dapat mengurangi dan
bahkan menggugurkan zakat ternak.

Jumlah ternak unta kurang dari 5 tidak wajib zakat. Lebih dari 120, setiap 40 ekor, 1
ekor bintu labun, dan pada setiap 50 ekor, 1 ekor hiqqoh, lebih dari 120-129, 3 ekor
bintu labun.35 Imam Syafi’I berkata Apa bila unta berjumlah 200 ekor dan di dapati ada
ada 4 ekor unta betina yang berumur 3 tahun, maka zakatnya adalah unta yang berumur
3 tahun, dan ia tidak di bebani kecuali apa yang menjadi kewajiban.
selanjutnya setiap itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor tabi. Dan jika
setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor musinnah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. zakat adalah salah satu ibadah pokok dan termasuk salah satu rukun Islam. Dan
secara arti kata zakat berasal dari bahasa Arab dari akar kata zaka mengandung
beberapa arti seperti membersihkan, bertumbuh dan berkah. Dalam terminologi hukum
(syara’) zakat diartikan: “pemberian tertentu dari harta tertentu kepada orang tertentu
menurut syarat-syarat yang ditentukan”
2. Zakat dibagi menjadi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Zakat fitrah merupakan
zakat yang dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan Ramadhan dan sebagian bulan
Syawal untuk mensucikan jiwa. Sedangkan zakat maal adalah zakat harta yang dimiliki
seseorang karena sudah mencapai nisabnya.
3. Orang-orang yang berhak menerima zakat yaitu orang fakir, orang miskin, amil,
muallaf, hamba sahaya, orang yang berhutang, fi sabilillah, dan ibnu sabil. Sedangkan
yang tidak berhak menerima zakat yaitu orang kafir, orang kaya, keturunan Rasulullah,
orang yang dalam tanggungan yang berzakat.
4. Hikmah berzakat adalah sebagai berikut: Mendidik jiwa manusia suka berkorban dan
membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir dan bakhil, Zakat mengandung arti rasa
persamaan yang memikirkan nasib manusia dalam suasana persaudaraan, Zakat
memberi arti bahwa manusia itu bukan hidup untuk dirinya sendiri;sifat mementingkan
diri sendiri harus disingkirkan dari masyarakat Islam, Seorang muslim harus
mempunyai sifat-sifat baik dalam hidup perseorangan yaitu murah hati,penderma, dan
penyayang, Zakat dapat menjaga timbulnya rasa dengki,irihati, dan menghilangkan
jurang pemisah antara si miskin dan si kaya, Zakat bersifat sosialistis karena
meringankan beban fakir miskin dan meratakan nikmat Allah yang diberikan kepada
manusia.
B. Saran
Penyusun makalah ini manusia biasa banyak kelemahan dan kekhilafan. Maka
dari itu penyusun menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah zakat,
setelah membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap. Dan marilah
kita realisasikan zakat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan kewajiban umat
muslim dengan penuh rasa ikhlas.
DAFTAR PUSTAKA

al-Ba’ly, Dr. Abdul Al-Hamid Mahmud. Ekonomi Zakat: Sebuah Kajian Moneter dan
Keuangan Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Aunullah, Indi. Ensiklopedi Fikih untuk Remaja. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani,
2008.
Bahreisj, Hussein. 450 Masalah Agama Islam. Surabaya: Al Ikhlas, 1980.
Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahnya . Jakarta: Sahifa,2014.
Masud, Ibnu. Fiqhi Madzhab Syafi’I. Bandung: CV Pustaka Setia, 2007.
Misbahuddin. E-Commerce dan Hukum Islam. Cet. I: Makassar: Alauddin
University
Press. 2012.
Sabiq, Sayyid. Fiqh As-Sunnah. Libanon: Darul Fikri, 1983.
Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Bandung: Al- Ma’arif, 1997.
Syarifuddin, Amir. Garis-garis Besar Fiqh. Bogor: Kencana, 2003.
Tim Abdi Guru. Agama Islam Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga, 2005.
Tim KKG PAI. Pendidikan Agama Islam SD. Surabaya : CV Citra Cemara,
2006

Anda mungkin juga menyukai