ZAKAT
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
Zaiful Amran
Andani Fitri
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr.b. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “ZAKAT”. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan
dalam penyusunan makalah ini, Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah
IBADAH,MUAMALAH DAN AKHLAK dari Bapak Dr.Saproni Samin,M.Ed Selain itu, penyusunan
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada mahasiswa.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Harta merupakan titipan Allah SWT yang pada hakekatnya hanya dititipkan kepada kita sebagai
manusia ciptaan-Nya. Konsekuensi manusia terhadap segala bentuk titipan yang dibebankan
kepadanya mempunyai aturan-aturan Tuhan, baik dalam pengembangan maupun dalam
penggunaan.
Terdapat kewajiban yang dibebankan pada pemiliknya untuk mengeluarkan zakat untuk
kesejahteraan masyarakat, dan ada ibadah maliyah sunnah yakni sedekah dan infaq. Karena
pada hakekatnya segala harta yang dimiliki manusia adalah titipan Allah SWT, maka setiap kita
manusia wajib melaksanakan segala perintah Allah mengenai hartanya.
Dalam makalah ini akan dijelaskan secar rinci apa yang menjadi pengertian zakat, infaq dan
shadaqah serta segala macam bentuk, dasar hukum dan segala hal yang berkaitan dengan
masalah zakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Defenisi Zakat,Infaq dan Sedekah
2. Dasar Hukum
3. Perbedaan Zakat,Infaq dan Sedekah
4. Macam-Macam Zakat
5. Hikmah dan keutamaan Zakat
6. Kadar dan Haul Zakat
7. Muzakki dan Mustahik
8. Tata cara pembagian dan pendistribusian Zakat
9. Urgensi,filosofi dan reaktualisai zakat
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk Mengetahui Defenisi Zakat,Infaq dan Sedekah
2. Untuk Mengetahui Macam-Macam Zakat
3. Untuk Mengetahui Tata cara Zakat
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ZAKAT
Pengertian zakat menurut bahasa Arab, yaitu kata “zaka”, yang artinya suci,
berkah, tumbuh dan berkembang. Sebab di dalam amalan ini mengandung
harapan untuk memperoleh keberkahan, membersihkan jiwa dan memupuknya
dengan berbagai kebaikan.
2. PENGERTIAN INFAQ
Kata Infaq berasal dari kata anfaqo-yunfiqu, artinya membelanjakan atau
membiayai, arti infaq menjadi khusus ketika dikaitkan dengan upaya realisasi
perintah-perintah Allah.
Menurut kamus bahasa Indonesia pengertian Infaq adalah mengeluarkan harta
yang mencakup zakat dan non zakat. Sedangkan menurut terminologi syariat,
pengertian infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran
Islam.
3. PENGERTIAN SEDEKAH
“Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan
jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir,
maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan
dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan” (QS. Al-Baqarah: 271).
Zakat sebagai salah satu rukun islam yang kelima memiliki rujukan atau
landasan kuat berdasarkan Al-Quran dan al- Sunnah .Berikut ini adalah diantara
dalil-dalil yang memperkuat kedudukannya,
1. Al-Quran
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha Mengetahui."(QS. At-Taubah, 9 : 103)
2. Dalil Sunnah
“Dari Abdullah bin Musa ia berkata : Rasulullah SAW bersabda: Ialam didirikan
atas lima dasar yaitu:
1. Tiada tuhan selain Allah
2. Menunaikan shalat
3. Membayar Zakat
3. Ijma
Adapun iqtâr maknanya adalah menahan diri dari infaq yang diwajibkan
atau menahan diri dari infaq yang seharusnya. Asy-Syaukani, mengutip ungkapan
an-Nihâs, menyatakan, “Siapa saja yang membelanjakan harta di luar ketaatan
kepada Allah maka itu adalah isrâf; siapa yang menahan dari infaq di dalam
ketaatan kepada Allah maka itu adalah iqtâr (kikir); dan siapa saja yang
membelanjakan harta di dalam ketaatan kepada Allah maka itulah infaq yang al-
qawâm.”.10
Jadi, yang dilarang adalah isrâf dan tabdzîr, yaitu infaq dalam kemaksiatan
atau infaq yang haram. Infaq yang diperintahkan adalah infaq yang qawâm, yaitu
infaq pada tempatnya; infaq yang sesuai dengan ketentuan syariah dalam rangka
ketaatan kepada Allah; alias infaq yang halal. Infaq yang demikian terdiri dari
infaq wajib, infaq sunnah dan infaq mubah. Infaq wajib dapat dibagi:11 salah
satunya adalah yang pertama, infaq atas diri sendiri, keluarga dan orang-orang
yang nafkahnya menjadi tanggungan. Kedua, zakat.11 Ketiga, infaq di dalam
jihad. Infaq sunnah merupakan infaq dalam rangka hubungan kekerabatan,
membantu teman, memberi makan orang yang lapar, dan semua bentuk
sedekah lainnya. Sedekah adalah semua bentuk infaq dalam rangka atau dengan
niat ber-taqarrub kepada Allah, yakni semata-mata mengharap pahala dari Allah
Swt. Adapun infaq mubah adalah semua infaq halal yang di dalamnya tidak
terdapat maksud mendekatkan diri kepada Allah.12
Akan tetapi, khusus untuk shadaqah tehadap faki miskin, Rasulullah SAW sangat
menekankan pada saat bulan Ramadhan, hal ini sangat logis karena tidak sedikit
kalangan mereka yang tidak dapat melaksanakan kewajiban ibadahnya di bulan
Ramadhan disebabkan harus bekerja keras yang memeras tenaga.
Sabda Rasulullah SAW “Dari Annas RA, dia berkata bahwasanya Rasulullah SAW
pernah ditanya shadaqah mana yang lebih baik, Beliau menjawab shadaqah di
bulan Ramahan (HR. At-Timidzi)”
Dari segi hukumnya, zakat memiliki hukum yang wajib dikerjakan oleh setiap
muslim. Namun untuk shodaqoh dan infaq sunnah hukumnya bagi setiap muslim.
Dari segi penerimanya, zakat menjadi sah apabila diberikan kepada golongan-
golongan yang berhak menerimanya sesuai yang telah disampaikan di atas tadi.
Berbeda dengan sedekah dan infaq boleh diberikan kepada siapa saja.
Dari segi besaran pemberian, zakat memiliki ketentuan tersendiri yang harus
dipenuhi. Sedangkan untuk infak dan sedekah besaran pemberiannya bebas dan
tidak terikat akan ketentuan apapun.
Dari segi bentuk pemberian, zakat dan infaq diberikan dalam bentuk harta atau
materi yang dimiliki. Lalu untuk sedekah bisa berbentuk harta maupun selain harta,
misalnya saja dari perbuatan.
Perbedaan zakat, infaq, dan shodaqoh yang menonjol selanjutnya adalah zakat
merupakan salah satu bagian dari rukun Islam. Sedangkan infaq dan juga shodaqoh
bukan termasuk ke dalam rukun Islam.
Selain perbedaan yang bisa ditemukan dari zakat, infaq, dan shodaqoh, ada juga
persamaan yang terdapat pada ketiga hal tersebut. Persamaan tersebut meliputi berikut
ini:
Zakat, infak, dan sedekah sama-sama merupakan kegiatan memberikan sesuatu
kepada orang lain.
Ketiga hal tersebut (zakat, infaq, dan shodaqoh) adalah bentuk ibadah untuk
mendekatkan diri dengan Allah SWT.
Baik itu zakat, infaq, maupun sedekah akan sama-sama mendatangkan pahala bagi
kaum muslim apabila dikerjakan dengan ikhlas.
D.MACAM-MACAM ZAKAT
a. Zakat Fitrah
Zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus dibayarkan setiap setahun sekali pada
awal bulan Ramadan hingga batas akhir sebelum dimulainya salat Idul Fitri.
Meskipun menjadi kewajiban, zakat ini hanya diperuntukkan bagi orang yang sudah
mampu.
Adapun jumlah yang harus dibayarkan sebagai zakat fitrah adalah 2,5 kg atau 3,5
liter beras per kepala. Untuk nilai rupiahnya bisa berubah-ubah sesuai aturan yang
berlaku, misalnya berdasarkan SK Ketua Baznas Nomor 7 tahun 2021 tentang Zakat
Fitrah dan Fidyah untuk wilayah DKI Jakarta dan Sekitarnya nilai zakat fitrah setara
dengan uang sebesar Rp40.000 per jiwa.
b. Zakat Mal
Dikenal juga sebagai zakat harta, zakat mal merupakan zakat atas uang, emas,
maupun aset berharga yang dimiliki dan disewakan seseorang. Syaratnya, harta yang
dimiliki sumbernya halal, memenuhi batas minimum, dan telah dimiliki selama satu
tahun.
Jadi, misalkan seorang muslim memiliki kekayaan atau harta minimal Rp100 juta
dan mengendap selama setahun, maka wajib membayar zakat. Adapun besaran
zakat yang harus dibayarkan adalah 2,5% yang dikalikan dengan jumlah harta yang
disimpan.
c. Zakat Penghasilan
Zakat penghasilan merupakan zakat yang wajib dibayarkan setiap muslim
yang telah memiliki penghasilan, baik dari bekerja secara mandiri maupun di bawah
perusahaan atau naungan orang lain. Zakat ini dibayarkan setiap bulan sebanyak
2,5% dari total pendapatan tanpa harus menunggu satu tahun.
Mengenai kewajibannya, harus mengacu pada nisab, di mana Kementerian Agama
RI melalui Peraturan Menteri Agama Nomor 31 Tahun 2019 menetapkan bahwa
nisab zakat penghasilan senilai 85 gram emas dengan ketentuan harga emas terbaru
di tahun tersebut. Jika harga emas per 1 Mei 2020 adalah Rp900.000 maka nisab
zakat penghasilan Rp76.500.000 per tahun atau Rp 6.375.000 per bulan.
Jadi, bagi seorang muslim yang sudah memiliki penghasilan atau upah (take home
pay) lebih dari nisab zakat sebesar Rp6.375.000 per bulan, maka sudah wajib
membayar zakat penghasilan.
Semoga penjelasan di atas dapat membantu kamu untuk semakin memahami
tentang zakat, serta memotivasi kamu untuk menunaikannya.
Ketika umat muslim telah membayar zakat dengan semestinya, maka ia sudah
menunaikan kewajibannya kepada Tuhan dan berzakat sebagai upaya
membersihkan harta dari hal-hal yang kotor.
Dari harta yang dimiliki oleh kita tentunya ada hak orang lain yang perlu
dikeluarkan atau disedekahkan sehingga harta tersebut akan memberikan
perlindungan kepada kita.
Itulah mengapa Allah Swt menyandingkan perintah berzakat dengan shalat agar
manusia menyadari bahwa keduanya dapat menjadi pelindung ketika di akhirat.
Manusia yang enggan membayar zakat termasuk ke dalam golongan orang-orang
yang kikir seperti Qarun.
2. KEUTAMAAN ZAKAT
SIFAT PENGHUNI SURGA
Mengeluarkan zakat dari harta yang dimiliki merupakan salah satu sifat orang-
orang yang berbakti dan penghuni surga, hal ini sebagaimana firman Allah Swt
dalam Al-Qur’an:
{16 ( َمُح ِس ِنين ْ َآخ ِذينَ مَا آ َتا ُه ْم رَ ُّب ُه ْم ِإ َّن ُه ْم َكانُوا َق ْب َل َذ ِلك
ِ )15 ( ُون
ٍ َّات وَعُ ي ٍ ِإنَّ ا ْلمُ َّت ِقينَ ِفي َجن
ٌّ) وَ ِفي َأمْوَا ِل ِه ْم َحق18 ( َار ُه ْم يَسْ َت ْغ ِفرُون ِ األسْح
َ ِ )17( َ) َكانُوا َق ِليال ِمنَ ال َّلي ِْل مَا َي ْه َجعُون
وَب
)19( رُوم ِ مَح ْ ساِئ ِل وَا ْل
َّ ِلل
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-
taman (jannah) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan
kepada mereka oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia
adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu
malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). Dan
pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bagian.” (QS. Adz-Dzariyat ayat 15-19)
1. KADAR/NISAB ZAKAT