Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KAPITA SELEKTA FIQIH

“ZAKAT”

. DOSEN PENGAMPU:

AMRI EFFENDI, S.HI. MA

OLEH:

AFNI TRI NINGSIH NIM :2330404001

ALIM MICRU FAUZI NIM :2330405004

FAJRI RAIHAN SYAFITRA NIM : 2330405006

MUHAMMAD TSAQIF ALIVA NIM:2330405011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR

2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
kemudahan dan kesehatan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan sebuah
makalah kelompok untuk mata kuliah KAPITA SALEKA FIQIH dengan judul “ZAKAT”.

Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada bapak AMRI EFFENDI,S.HI. MA.
Selaku dosen pembimbing ilmu ekonomi mikro islam yang sudah membimbing kami dalam
proses pembelajaran.

Sebagai penyusun dan penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,baik dari
penyusun maupun tata bagsa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar penulis memperbaiki makalah ini.
penulis berharap semoga makalah ini yang sudah penulis susun ini memberi manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Batusangkar, Oktober 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zakat merupakan ibadah yang dapat menjadi sarana pengentas kemiskinan dan
pemberantas kebodahan.potensi zakat jika di kembangkan,itu juga di kelola dengan baik akan
mampu menjadikan negara itu baldhatun toyyibatun wa robbun ghoffur. Zakat merupakan salah
satu (rukun islam) yang menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya (syariat islam) islam
Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib bagi setiap muslim yang mempunyai atau yang
telah memenuhi syarat syarat tertentu.Zakat termasuk dalam kategori ibadah yang telah di atur
secara rinci dan paten berdasrka Al quran dan as-sunnah sekaligus merupakan amal sosial
kemasyrakatan dan kemanusian yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan manusia

Dari latar belakang, dapat di rumuskan rumusan masalah, rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Pengertian Dan landasan Hukum Zakat?
2. Bagaimana Hikmah Zakat?
3. Apa saja Kelompok MustahikZakat?
4. Bagaimana Macam Macam dan perhitungan Zakat?
5. Apa perbedaan Zakat dan pajak dalam islam?
6. Apa ayat al_Quran dan terjemahan nya tentang zakat?

B. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut dapat di simpulka tujuanya, tujuan seperti berikut:
1. Untuk mengetahui Pengertian Dan Dasar Hukum Dan Hukum Zakat.
2. Untuk mengetahui Hikmah Zakat.
3. Untuk mengetahui Kelompok MustahikZakat?
4. Untuk mengetahui Macam Macam dan perhitungan Zakat?
5. Untuk mengetahui perbedaan Zakat dan pajak dalam islam?
6. Untuk mengetahui ayat alquran yang menjelaskan tentang zakat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dan Dasar Hukum Dan Hukum Zakat.
Pengertian zakat
Menurut bahasa, zakat berasal dari kata al-zakah dalam bahasa arab. Kata al-zakah
memiliki makna di antaranya al-numuw (tumbuh), al-ziyadah (bertambah), al-thaharah
(bersih), al-madh (pujian), al-barakah (berkah) dan al-shulh (baik).
Definisi zakat sebagai madah (pujian) dapat pula dilihat pada firman Allah QS. An-Najm
(53) ayat 32.

Ayat

‫اَّلِذ يناَّلِذ يَن َيْج َتِنُبوَن َك َباِئَر اِإْل ْثِم َو اْلَفَو اِحَش ِإاَّل الَّلَمَم ۚ ِإَّن َر َّبَك َو اِس ُع اْلَم ْغ ِفَرِةۚ ُه َو َأْعَلُم ِبُك ْم ِإْذ َأْنَش َأُك ْم ِم َن اَأْلْر ِض َو ِإْذ َأْنُتْم‬
﴾٣٢ ﴿ ‫َأِج َّنٌة ِفي ُبُطوِن ُأَّمَهاِتُك ْم ۖ َفاَل ُتَز ُّك وا َأْنُفَس ُك ْم ۖ ُهَو َأْعَلُم ِبَمِن اَّتَقٰى‬
َ

“Orang-orang yang akan mendapat anugerah dan kebaikan adalah mereka yang sungguh-
sungguh menjauhi dosa-dosa besar yang disebut secara khusus ancamannya, dan perbuatan
keji yang dicela oleh akal dan tabiat manusia. Semua itu ada hukumannya, kecuali
kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan sesekali dan tanpa sengaja. Sungguh,
pengampunan atas dosa kecil itu karena Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia pun akan
mengampuni dosa besar bila pelakunya bertobat dengan tulus. Janganlah kamu bangga
karena telah berbuat baik. Sesungguhnya Dia mengetahui tentang keadaan kamu, bahkan
sejak Dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam perut ibumu
yang berproses sesuai tahapannya. Maka dengan pengampunan dan pahala itu, janganlah
kamu menganggap dirimu suci dengan memuji diri dan membanggakan amal-amalmu.
Sungguh, Dia yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa dan benar-benar suci.”

Sedangkan, secara makna “bersih”, apakah ia secara kasat mata (hissiyah), bisa dilihat
pada QS. Ash-Shams (91) ayat 9.

‫َقۡد َاۡف َلَح َم ۡن َز ّٰك ٮَه ا‬


“Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwa itu”

Dari zakā terbentuk kata tazkiyah (‫(تزكية‬, atau menyebut katakata pujian bagi diri. Inilah yang
masuk ke dalam definisi awal zakat yang artinya adalah "tumbuh", "suci", dan "berkah".
Dengan makna Iin Mutmainnah 3 kebahasaan di atas, yakni "tumbuh" dan "suci".
Menurut Ibnu Hajar Al’Asqalani, tinjauan syariat, maka itulah yang akan menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan pada harta dan pahala, terlebih juga, zakat itu terkait pula
dengan perdagangan dan pertanian.
Menurut terminologi syariat, zakat adalah ukuran tertentu dari harta yang dikeluarkan pada
waktu tertentu untuk golongan tertentu.
Ulama mazhab Syafi’i mendefinisikan zakat sebagai sesuatu yang dikeluarkan dari harta atau
jiwa dengan cara tertentu. Dalam definisi ini jelas bahwa zakat yang mereka maksudkan
adalah zakat harta dan zakat fitrah, karena pencantuman kata ‘harta’ dan ‘jiwa’ dalam
definisi ini mengandung pengertian zakat harta dan zakat fitrah (jiwa).
Ulama mazhab Hanbali mendefinisikannya dengan: hak wajib pada harta tertentu bagi
(merupakan hak) kelompok orang tertentu pada waktu tertentu pula. Definisi ini hanya
mencakup zakat harta saja, tidak termasuk zakat fitrah, karena ungkapan ‘harta tertentu’
mengandung pengertian bahwa harta itu telah mencapai satu nisab, sedangkan satu nisab
adalah salah satu syarat wajib zakat harta.
Yusuf al-Qardawi mengemukakan definisi: sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah
menyerahkannya kepada orang-orang yang berhak. Menurutnya, zakat juga bisa berarti
mengeluarkan jumlah harta tertentu itu sendiri. Artinya, perbuatan mengeluarkan hak yang
wajib dari harta itu pun dinamakan zakat dan bagian tertentu yang dikeluarkan dari harta itu
pun dikatakan zakat.

Dasar hukum
1. Firman Allah SWT, "Ambillah dari harta mereka sedekah/zakat, untuk membersihkan
mereka serta menghapuskan kesalahan mereka serta" (QS. At Taubah [9]: 103).
2. Firman Allah SWT, "Dirikanlah shalat dan bayarlah zakat hartamu" (QS. An Nisa [4] :
77).
3. Firman Allah SWT, "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta
orang-orang yang ruku" (QS. Al Baqarah (2):43).
4. Firman Allah SWT, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman serta mengerjakan
kebaikan, melakukan shalat, dan membayar zakat, mereka itu memperoleh ganjaran di
sisi Allah, mereka tiada akan berduka cita" (QS. Al Baqarah [2] : 277).
5. Firman Allah SWT, "Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian". (QS. Adz Dzariyat [51]: 19).
6. Firman Allah SWT, "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah,
zakat) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu". (QS. Al Baqarah [2]:267).
7. Hadis Nabi SAW Pada suatu hari Rasulullah SAW beserta para sahabatnya/lalu
datanglah seorang laki-laki dan bertanya, "Wahai Rasulullah, apa- kah Islam itu"? Nabi
menjawab, "Islam adalah engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya,
dan engkau dirikan shalat wajib dan engkau tunaikan zakat yang difardhukan, berpuasa
di bulan Ramadhan" (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
8. Hadis Nabi SAW Islam didirikan atas lima sendi, bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, me- nunaikan zakat, haji
ke baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan (HR. Muslim).
9. Hadis Nabi SAW Bila suatu kaum enggan mengeluarkan zakat Allah akan menguji
mereka dengan bertahun-tahun kekeringan dan kelaparan (HR.Thabrani).
10. Hadis Nabi SAW Bila zakat bercampur dengan harta lainnya maka ia akan merusak
harta itu (HR. Al Bazar dan Baihaqi).

Hukum
Zakat merupakan konsep ajaran islam yang landasan al-quran dan sunnah rasul bahwa harta
kekayaan yang dipunyai seseorang adalah amanat dari allah dan berfungsi sosial. Dengan
demikian, zakat adalah suatu kewajiban yang diperintahkan oleh allah Swt. Sebagaimana
terdapat dalam firman allah Swt. Q.s. At taubah ayat 130

"Ambillah dari harta mereka sedekah/zakat, untuk membersihkan mereka serta


menghapuskan kesalahan mereka serta" (QS. At Taubah [9]: 103).

B. Rukun Dan Syarat Zakat


1. Rukun zakat
a. Niat
b. Pemberi zakat
c. Penerima zakat
d. Ada harta yang di keluarkan untuk zakat

2. Syarat zakat
Syarat-syarat bagi orang mengeluarkan zakat
a. Beragama islam
b. Merdeka
c. Mampu dan berkecukupan
d. Membayar membayar waktu wajib zakat
Syarat-syarat harta kekayaan yang wajib terkena zakat
1. Pemilikan yang pasti / milik penuh (almilkuttam)
2. Berkembang (an namaa’)
3. Melebihi kebutuhan pokok
4. Bebas dari utang ( sisa utang )
5. Mencapai nishab
6. Berlaku 1 tahun (al baul)

C. Jenis-Jenis Zakat
Berdasarkan firman Allah Swt. Dalam Q.S al baqarah ayat 267
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah, zakat) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu". (QS. Al Baqarah [2]:267).
Secara umum zakat terbagi dua macam, yaitu zakat jiwa (nafs) / zakat fitrah dan zakat
harta/ zakat maal.
1. Zakat nafs ( jiwa) / zakat fitrah
Fitrah adalah ciptaan, sifat asal,bakat,perasaan keagamaan,dan perangai. Zakat
Fitrah adalah zakat zakat yang berfungsi mengembalikan manusia muslim kepada
fitrahnya,dengan menyucikan jiwa mereka dari kotoran kotoran yang disebabkan
oleh pengaruh pergaulan. Zakat ini wajib dikeluarkan sesuai bulan Ramadhan
sebelum shalat’Id, sedangakan bagi orang yang mengeluarkan zakat fitrah setelah
dilaksanakan setelah Shalat ‘Id maka apa yang ia berikan bukanlah termasuk
zakat fitrah tetapi merupakan sedekah.
2. Zakat harta (zakat maal)
Zakat harta / zakat maal adalah zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang
dimiliki oleh seorang atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang telah ditetepkan. Maal (harta ) menurut bahasa adalah segala sesuatu yang
diinginkan sekali oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya, sedangkan
maal(harta) menurut hukum islam adalah segala yang dapat dipunyai (dikuasai)
dan dapat digunakan (dimanfaatkan ) menurut kebiasaannya.

D. Harta Yang Wajib Zakat

1. Kekayaan moneter, industri, perhiasan simpanan, piutang yang diharapkan akan


dibayar, dan harta yang diperoleh ( mal mustafad)
2. Barang-barang dagangan , industry, dan yang serupah dengannya.
3. Hasil-hasil pertanian, buah-buahhan, dan yang serupa dengannya.
4. Bintang-binatang ternak dan buah-buahan yang serupa dengannya
5. Binatang-binatang ternak, unta, sapi, kambing, dan serupa dengannya
6. Hasil penyewa pokok-pokok yang tetap dan yang serupa dengannya
7. Gaji dan penghasilan dari kerja kepas (freelance)
8. Karta karun (rikaz), barang tambang, dan kekayaan laut.

Syarat-syarat bagi orang yang mengeluarkan zakat

1. Mukmin dan muslim


2. Baliqh dan berakal sehat
3. Memiliki harta yang mencapai nishab dengan milik sempurna
E. Kelompok Mustahik Zakat
firman
1. FAKIR ( al-masakin )
Fakir ( al-masakin) adalah orang tidak berharta dan tidak pula mempunyai
pekerjaan atau usaha tetap guna mencukupi kebuhan hidupnya (nafkah).
2. MISKIN
Miskin adalah orang-orang yang yang tidak dapat mencukupi hidupnya, menskipun
ia mempunyai pekerjaan atau usaha tetap, teteapi hasil usahannya belum
mencukupi kebutahannya dan orang yang menanggungnya tidak ada.

3. AMIR ZAKAT / PENGUMPUL ZAKAT ( al amilin alaiham )


Amil zakat / pengumpul zakat ( al amilin alaiham ) adalah meraka (penitia atau
organisasi) yang diangkat oleh pihak berwenang yang akan melaksanakan kegiatan
urusan zakat, baik mengumpulkan, membagikan ( kepada para mustahik).

4. MUALLAF(qulubihim)
Ditinjau dari makna bahasa, muallaf berasal dari kata allafa yang bermakna
shayyarahu alifan yang berarti menjinakkan, menjadikannya atau membuatnya
jinak. Allafa bainal qulub bermakna menyatukan atau menundukkan hati manusia
yang berbeda-beda sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an QS. Ali Imran (3)
ayat 103
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayatayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk”

5. RIQAB
budak/ hamba sahaya yang ingin memerdekkan diri sendiri
6. GHARIM
orang yang berhutang,yakni orang yang berhutang kerana kegiatannya dalam
urusan kepentingan umum contohnya mempersatukan agama islam
7. FISABILILLAH
di jalan allah ialah segala jalan yang ngentarkan umat kepada keridhohan allah
Swat.
8. IBNU SABIL
9. orang yang dalam perjalanan
F. Cara Penghitungan Zakat

a) Zakat fitrah
1. 1 sha’ = 4 mud
2. 1 mud = cakupan penuh dua telapak tangan normal yang digabungkan
3. 1 sha’ = 4 kali cakupan penuh dua telapak tangan normal yang digabungkan
4. 1 sha’ beras kurang lebih setara dengan 3 kg beras
5. 1 sha’ gandum kurang lebih setara dengan 3 kg gandum.
b) zakat maal
jika penghasilan seperti hasil pertanian, hasil pertambangan hasil laut, hasil perniagaan,
hasil ternak, harta temuan, emas dan perak di keluarkan jika ketentuan yang berlaku
sudah terpenuhi yaitu 1 nishab.
zakat mal adalah zakat yang wajib ditunaikan atas kepemilikan harta dengan ketentuan-
ketentuan khusus terkait dengan jenis harta, nisab, dan kadar zakatnya.
1. Emas 20 dinar (85 gram emas murni 24 karat)2,5%2
2. Perak 200 dirham (595 gram perak murni)2,5%3
3. Mata uang (zakat penghasilan dan zakat simpanan)Jika sudah mencapai nishab perak
atau emas (nishab perak yang paling rendah, sekitar Rp 6 juta)2,5%4
4. Hewan ternak (unta, sapi, kambing)
Ayat tentang ini
Unta 5 ekor
Sapi 30 ekor
Kambing 40 ekor
5. Hasil pertanian5 wasaq (720 kg)10% dengan pengairan gratis, 5% dengan pengairan
membutuhkan biaya
6. Barang daganganJika sudah mencapai nishab perak atau emas (nishab perak yang
paling rendah, sekitar Rp 6 juta)2,5%
7. Harta karun (rikaz)Tidak dipersyaratkan nishab dan haul dalam zakat rikaz. Sudah
ada kewajiban zakat ketika harta tersebut ditemukan.20%

G. Zakat Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Di Indonesia


Zakat berdasarkan undang-undang nomor 38 tahun 1999 Dalam pasal 1 ayat 2,
zakat adalah harta yang wajib disisiskan oleh sorang muslim atau badan yang dimiliki
oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada mereka yang
berhak menerimanya. Setiap warga Negara Indonesia yang beragama islam dan mampu
atau badan yang dimiliki seorang muslim berkewajiban menunaikan zakat.

H. Zakat Fitrah Dan Ketentuannya


Fitrah adalah ciptaan, sifat asal,bakat,perasaan keagamaan,dan perangai. Zakat Fitrah
adalah zakat zakat yang berfungsi mengembalikan manusia muslim kepada
fitrahnya,dengan menyucikan jiwa mereka dari kotoran kotoran yang disebabkan oleh
pengaruh pergaulan.
Zakat ini wajib dikeluarkan sesuai bulan Ramadhan sebelum shalat’Id, sedangkan bagi
orang yang mengeluarkan zakat fitrah setelah dilaksanakan setelah Shalat ‘Id maka apa
yang ia berikan bukanlah termasuk zakat fitrah tetapi merupakan sedekah.
I. Hikmah Zakat
1. Menyucikan diri dari kotoran dosa, memurnikan jiwa, menumbuhkan akhlak mulia
menjadi murah hati, memliki rasa kemanusiaan yang tinggi
2. Menolong, membina, dan membangun kaum yang lemah untuk memenuhi kebutuhan
pokok hidupnya
3. Memberantas penyakit iri hati dan dengki yang biasanya muncul ketika melihat orang
irang sekitarnya pennuh dengan kemewahan
4. Menuju terwujudnya sistem masyarakat islam yang berdiri ditasa prinsip umat yang
satu
5. Mewujudkan kesejahteraan masyrakat yang ditandai dengan adanya hubungan
seorang dengan yang lainnya rukun
J. Perbedaan zakat dan pajak

Perbedaan Pajak dengan Zakat 1. Dari Segi Nama Kata zakat menurut bahasa berarti suci, tumbuh, dan
berkah.Syariat Islam memilih kata tersebut (zakat) untuk mengungkapkan arti dari bagian harta yang
wajib dikeluarkan untuk fakir miskin dan para mustahik lainnya, berbeda dengan gambaran dalam kata
pajak.Sebab kata Dharibah(pajak) diambil dari kata dharaba yang artinya utang, pajak tanah, atau upeti
dan sebagainya. Yaitu sesuatu yang mesti dibayar, sesuatu yang menjadi beban.Demikian biasanya
orang memandang pajak sebagai paksaan dan beban yang berat.Kadangkala diartikan pula denganal-
jizyah.Tafsir Departemen Agama Republik Indonesia pada catatan kaki no. 638, memberikan keterangan
bahwa yang dimaksud dengan jizyah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orang-
orang yang bukan Islam sebagai perimbangan bagi jaminan keamanan diri mereka sendiri.7 2. Mengenai
Hakikat dan Sasarannya Diantara segi perbedaan antara zakat dan pajak ialah, bahwa zakat itu ibadah
yang diwajibkan bagi orang Islam, sebagai tanda syukur kepada Allah SWT dan mendekatkan diri
kepadaNya. Adapun pajak adalah kewajiban dari negara semanat-mata tak ada hubungannya dengan
makna ibadat dan mendekatkan diri. 3. Mengenai Batas Nisab dan Ketentuannya Zakat adalah hak yang
ditentukan oleh Allah SWT sebagai pembuat syariat.Seorangpun tak boleh mengubah atau mengganti
apa yang telah ditentukan oleh syariat. Tidak boleh juga menambah atau mengurangi. Seperti nishab
zakat emas perak adalah 85 gram dan presentase zakatnya adalah 2,5 persen, demikian pula zakat harta
perdagangan, pertanian, peternakan, pertambangan, dan komoditaskomoditas lainnya.Seorangpun tak
boleh mengubah atau mengganti apa yang telah ditentukan oleh syariat. Tidak boleh juga menambah
atau mengurangi. Seperti nishab zakat emas perak adalah 85 gram dan presentase zakatnya adalah 2,5
persen, demikian pula zakat harta perdagangan, pertanian, peternakan, pertambangan, dan
komoditaskomoditas lainnya. 4. Mengenai Kelestarian dan Kelangsungannya Zakat adalah kewajiban
yang bersifat tetap dan terus menerus.Ia akan berjalan terus selagi Islam dan kaum muslimin ada di
muka bumi ini. Kewajiban itu tak akan dapat dihapuskan oleh siapapun.Adapun pajak, tidak memiliki
sifat yang tetap dan terus menerus, baik mengenai macam, presentase dan kadarnya.Tiap pemerintah
dapat mengurangi atau mengubah atas dasar pertimbangan para cendekia, bahkan adanya pajak itu
sendiri tidak kekal.Ia akan ada jika dibutuhkan dan lenyap jika tidak dibutuhkan lagi. 5. Mengenai
Pengeluarannya Zakat mempunyai sasaran khusus yang ditetapkan oleh Allah SWT di dalam Al Qur’an
dan dijelaskan oleh Rasulullah SAW dengan perkataandan perbuatannya.Adapunpajak dikeluarkan
untuk membiayai kepentingan-kepentingan umum negara, sebagaimana ditetapkan peraturannya oleh
penguasa. 6. Hubungannya dengan Penguasa Pajak selalu berhubungan antara wajib pajak dengan
pemerintah yang berkuasa. Karena pemerintah yang mengadakan, maka pemerintah pula yang
memungutnya dan membuat ketentuan wajib pajak. Adapun zakat adalah hubungan antara pezakat
dengan Tuhannya.Allah lah yang memberinya harta dan mewajibkan membayar zakat, semata-mata
karena mengikuti perintah dan mengharap Ridhanya 7. Maksud dan Tujuan Zakat memiliki tujuan
spiritual dan moral yang lebih tinggi dari pajak.Pajak tidak memiliki tujuan luhur seperti zakat. Para ahli
keuangan berabad-abad lamanya menolak tujuan lain pada pajak, selain menghasilkan pembiayaan
(uang) untuk mengisi kas negara (Mazhab Netral Pajak). Pendapat Para Ulama tentang Pajak dan Zakat
1. Pendapat Syekh Ulaith Syekh Ulaith dalam fatwanya dari mazhab Maliki menyebutkan bahwa
seseoarang yang memiliki ternak yang sudah mencapai nisabnya dan dipungut uang setiap tahunya
tetapi tidak atas nama zakat, maka ia tidak boleh berniat zakat dan jika ia berniat zakat maka
kewajibannya tidak menjadi gugur sebagaimana telah diftwakan oleh Nasir al- Hatab. 2. Fatwa Sayid
Rasyid Ridha Seseorang yang mempunyai tanah dan telah dipungut uangnya separuh dan seperempat
oleh orang nasrani tidaklah termasuk kewajiban zakat, karena sesungguhnya dari hasil bumi itu adalah
dari harta zakat yang wajib dikeluarkan pada delapan sasaran (delapan ashnaf) menurut nash, maka
bebaslah pemilik tanah dari kewajibanya. Harta yang dipungut orang nasrani tadi dianggap sebagai pajak
dan tidak menggugurkan wajib zakat, hal ini berarti bahwa pajak tidak dapat dianggap sebagai zakat. 3.
Fatwa Syakh Mahmud Syaltut Dalam masalah yang dibicarakan, bahwa zakat bukanlan pajak. Pada
prinsipnya pendapat beliau sama dengan ulama – ulama yang mengatakan bahwa zakat dan pajak
berbeda asas dan sasaranya. Zakat kewajibab atas Allah sedangkan pajak kewajiban kepada pemerintah
(penguasa).8 Dari tiga pendapat diatas dapat dipahami bahwa zakat harus dikeluarkan sesudah
memenuhi persyaratan, walaupun seseorang telah membayar pajak. Sebaiknya pajak tetap dipungut
walaupun sudah menunaikan zakat.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Zakat merupakan Rukun Islam yang keempat. Zakat adalah harta tertentu yang
dikeluarkan apabila telah mencapai syarat yang diatur sesuai aturan agama, dikeluarkan
kepada 8 asnaf penerima zakat. Terdapat dalam surah At-taubah 103. Rukun Zakat ada
4, yaitu Niat, Pemberi Zakat, Penerima Zakat, dan Harta yang dikeluarkan untuk Zakat.
Syarat zakat ada 4, yaitu Beragama islam, Merdeka, mampu dan berkecukupan, dan
membayar waktu wajib zakat. Zakat terbagi atas 2 yakni zakat fitra( zakat jiwa) dan zakat
maal( zakat harta). harta yang wajib di keluarkan zakatnya adalahKekayaan moneter,
industri, perhiasan simpanan, piutang yang diharapkan akan dibayar, dan harta yang
diperoleh ( mal mustafad),.Barang-barang dagangan , industry, dan yang serupah
dengannya.Hasil-hasil pertanian, buah-buahhan, dan yang serupa dengannya. Bintang-
binatang ternak dan buah-buahan yang serupa dengannya Binatang-binatang ternak, unta,
sapi, kambing, dan serupa dengannya. Hasil penyewa pokok-pokok yang tetap dan yang
serupa dengannya. Gaji dan penghasilan dari kerja kepas (freelance). Karta karun (rikaz),
barang tambang, dan kekayaan laut. Zakat disalurkan ke pada 8 kelompok mustahik zakat
yaitu, fakir, miskin, amir zakat, muallaf,riqab, al-gharimin, fisabililllah,ibnussabil.
Zakat dihutung berdasarkan Al-Quran dan sunnah. Di indonesia zakat diatur dalam
undang-undang no. 38 tahun 1999. zakat fitra adalah Fitrah adalah ciptaan, sifat
asal,bakat,perasaan keagamaan,dan perangai. Zakat Fitrah adalah zakat zakat yang
berfungsi mengembalikan manusia muslim kepada fitrahnya,dengan menyucikan jiwa
mereka dari kotoran kotoran yang disebabkan oleh pengaruh pergaulan. Hikmah dari
zakat adalah Menyucikan diri dari kotoran dosa, memurnikan jiwa, menumbuhkan akhlak
mulia menjadi murah hati, memliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Menolong, membina,
dan membangun kaum yang lemah untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
Memberantas penyakit iri hati dan dengki yang biasanya muncul ketika melihat orang
irang sekitarnya pennuh dengan kemewahan. Menuju terwujudnya sistem masyarakat
islam yang berdiri ditasa prinsip umat yang satu. Mewujudkan kesejahteraan masyrakat
yang ditandai dengan adanya hubungan seorang dengan yang lainnya rukun.

K. Ayat menjelaskan tentang zakat


1. QS. Al-Baqarah 2: 43 tentang Perintah Membayar Zakat   
     Artinya: “dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.”32 Perintah
wajib zakat turun di Madinah pada bulan Syawal pada tahun kedua hijrah Nabi SAW.
Kewajibannya terjadi setelah kewajiban puasa Ramadhan dan zakat fitrah. Zakat mulai
diwajibkan di Madinah karena masyarakat Islam sudah mulai terbentuk, dan kewajiban ini
dimaksudkan untuk membina masyarakat muslim yakni sebagai bukti solidaritas sosial, dalam
arti bahwa orang kaya yang berzakat yang patut masuk dalam barisan kaum beriman. 33
Manusia sebagai makhluk sosial, kebersamaan antara beberapa individu dalam suatu wilayah
membentuk masyarakat yang walaupun berbeda sifatnya antara individu-individu tersebut,
namun ia tidak dapat dipisahkan darinya. Demikian juga dalam bidang material, betapapun
seseorang memiliki kepandaian, namun hasil-hasil material yang diperolehnya adalah berkat
bantuan pihak-pihak lain, baik secara langsung disadari, maupun tidak. Sehingga dalam ayat ini
terdapat dua kewajiban yang merupakan pertanda hubungan harmonis, shalat untuk hubungan
baik dengan Allah SWT. dan zakat pertanda hubungan harmonis dengan sesama manusia.34
Kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat akan terwujud dengan adanya sistem zakat,
karena pemerataan pendapatan yang berasal dari zakat dapat mengurangi kecemburuan sosial
di tengah masyarakat.
Daftar pustaka

Kartika elsi sari, 2007, pengantar hukum zakat dan wakaf, Jakarta PT. Gramedia

Anda mungkin juga menyukai