Anda di halaman 1dari 19

Tugas Makalah

FIQIH IBADAH
ZAKAT

DOSEN :

Dr. Ahmad Lc., M.HI


NAMA KELOMPOK : - SITTI. MUTHIA MUTMAINNAH ARSYAD SULUNG

- JUNITA VIRANDA KRISNADIN


- FAUZIA ULYA
- MUHAMMAD RESKY (TIDAK ADA ORANGNYA/TIDAK AKTIF)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
2020/2021
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucapkan puji syukur kita atas kehadirat Allah SWT. Atas kehendak-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun banyak kekurangan dan kesalahan didalamnya.
Namun saya berharap bisa memberikan sedikit pengetahuan tentang hal-hal yang saya tulis.

Sholawat serta salam tak lupa pula penulis haturkan kepada baginda kita Rasulullah SAW,
sebagai (uswatun hasanah) contoh teladan yang baik bagi kita semua, yang telah membawa umat
islam dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang menerang seperti sekarang ini.

Makalah ini yang saya buat berjudul tentang ZAKAT. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pempaca dan pendengar. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih maju lagi kedepannya dan semoga
makalah dari saya bisa bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terimakasih

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kendari, 24 – Maret – 2020

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………....

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………....

A. Latar Belakang …………………………………………………………………...

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….….…

C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………..…..

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….

A. Pengertian Zakat…………………………………………………………………
B. Hukum – hukum Zakat…………………………………………………………
C. Syarat – syarat Zakat ……………………………………………………………
D. Tujuan Zakat ……………………………………………………………………
E. Macam – macam Zakat………………………………………………………….
F. Orang yang berhak dan yang tidak berhak menerima zakat……………………

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………….

A. Simpulan …………………………………………………………………………

B. Saran ……………………………………………………………………...………

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu ibadah yang
paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan zakat beriringan dengan
menerangkan shalat. Pada delapan puluh dua tempat Allah menyebut zakat beriringan dengan
urusan shalat ini menunjukan bahwa zakat dan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali
dalam hal keutamaannya shalat dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat dipandang
seutama-utama ibadah maliyah. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu
unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas
setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah
(seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an
dan As Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat
berkembang sesuai dengan  perkembangan umat manusia.

Seluruh ulama Salaf dan Khalaf menetapkan bahwa mengingkari hukum zakat yakni
mengingkari wajibnya menyebabkan di hukum kufur. Karena itu kita harus mengetahui definisi
dari zakat, harta-harta yang harus dizakatkan, nishab- nishab  zakat, tata cara pelaksanan zakat
dan berbagai macam zakat.

Salah satu sisi ajaran Islam yang belum ditangani secara serius adalah penanggulangan
kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq dan
shadaqah dalam arti seluas-luasnya. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta
penerusnya di zaman keemasan Islam. Padahal ummat Islam (Indonesia) sebenarnya memiliki
potensi dana yang sangat besar. Terdorong dari pemikiran inilah, penulis mencoba untuk
menyusun makalah zakat yang ringkas dan praktis agar dapat dengan mudah dimengerti oleh
pembaca. Meskipun penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun
demikian penulis berharap risalah ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah zakat ini.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud definisi/ pengertian zakat                                                                          


2. Apa yang dimaksud dengan hukum zakat
3. Apa yang dimaksud dengan jenis zakat
4. Apa yang dimaksud dengan harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya
5. Apa yang dimaksud siapa saja yang berhak menerima zakat dan yang tidak berhak menerima
zakat

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui definisi/ pengertian zakat                                                                          
2. Mengetahui hukum zakat
3. Mengetahu jenis zakat
4. Mengetahui harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya
5. Mengetahui siapa saja yang berhak menerima zakat dan yang tidak berhak menerima zakat

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ZAKAT

Zakat menurut lughot artinya suci dan subur. Sedangkan menurut istilah syara’ yaitu


mengeluarkan dari sebagian harta benda atas perintah Allah, sebagai shadaqah wajib kepada
mereka yang telah ditentukan oleh hukum Islam. Secara harfiah zakat berarti "tumbuh",
"berkembang", "menyucikan", atau "membersihkan". Sedangkan secaraterminologi syari'ah,
zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan
tertentu untuk orang-orang tertentu sebagaimana ditentukan.  Zakat merupakan rukun ketiga
dari rukun Islam.

Zakat dari segi bahasa adalah isim masdar (kata dasar) dari kalimat zaka yang
mempunyai arti tumbuh, berkembang, berkah, baik, dan bertambah. Adapun zakat menurut
istilah fikih adalah “Nama bagi sejumlah harta tertentu yang dikeluarkan untuk beberapa
golongan khusus dengan persyaratan tertentu”. Hukum mengeluarkan zakat adalah fardhu ‘ain
bagi orang yang telah memenuhi syarat – syaratnya. Di antara ayat – ayat Al-Qur’an yang
menjadi dasar hukum kewajiban menunaikan zakat adalah dalam firman Allah swt berikut ini.

Artinya:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

B.     HUKUM ZAKAT

Mengeluarkan zakat itu hukumnya wajib sebagai salah satu rukun Islam. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya pembahasan mengenai zakat ini. Orang yang menunaikannya
akan mendapatkan pahala, sedangkan yang tidak menunaikannya akan mendapat siksa.
Kewajiban zakat tersebut telah ditetapkan melalui dalil-dalil qath’i (pasti dan tegas) dalam Al-
Qur’an dan Hadits serta telah disepakati oleh para ulama.

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa  sallam:


‫ش\\هادة أن ال إل\\ه إال هللا وأن محم\\داً رس\\ول\ هللا وإق\\ام الص\\الة وإيت\\اء الزك\\اة وص\\وم‬ :‫بُني اإلسالم على خمس‬
‫رمضان وحج البيت لمن استطاع إليه سبيال‬
Artinaya :

“Islam dibangun di atas lima rukun, dua kalimat syahadat Laa ilaaha illallah dan Muhammad
Rasulullah, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, puasa di bulan Ramadhan dan haji ke
baitullah bagi yang mampu.” (Muttafaqun ’alaihi)

C.    SYARAT ZAKAT

Adapun syarat sahnya, juga menurut kesepakatan adalah niat yang menyertai pelaksanaan zakat:

1. Syarat wajib zakat

Syarat wajib zakat yakni kefardhuannya, ialah sebagai berikut:

a.       Merdeka.

b.      Islam.

c.       Baligh dan Berakal. SALAH SATUNYA :

d.      Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati.

e.       Harta yang dizakati telah mencapai nishab atau senilai dengannya.

f.       Harta yang dizakati adalah milik penuh.

g.      Kepemilkan harta yang telah mencapai setahun, menurut hitungan tahun qamariyah.

h.      Harta tersebut bukan merupakan harta hasil utang.

i.        Harta yang akan dizakati melebihi kebutuhan pokok.   

2. Syarat-syarat sah pelaksanaan zakat

a.       Niat.

b.      Tamlik (memindahkan kepemilikan harta kepada menerimanya)

D.    TUJUAN ZAKAT

1. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta
penderitaan.
2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnu sabil dan
mustahiq lainnya.

3. Menolong orang yang lemah dan menderita, agar dia dapat menunaikan kewajibannya
terhadap Allah dan terhadap makhluk-Nya.

4. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada
umumnya.

5. Menghilangkan sifat kikir pemilik harta

6. Membersihkan sifat dengki dan iri dari hati orang-orang miskin

7. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin dalam masyarakat.

8. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang

9. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain
yang ada padanya

10. Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan sosial.

E. MACAM – MACAM ZAKAT


1. Zakat Fitra
a. Pengertian Zakat Fitrah

Zakat fitra adalah zakat yang hanya dikeluarkan menjelang idul fitri. Sifatnya
wajib bagi setiap muslim, baik besar ataupun kecil. Syarat wajib mengeluarkan zakat
fitrah adalah muslim, yang mempunyai kelebihan bahan makanan pokok untuk dimakan
selama sehari hingga beberapa hari di akhir ramadhan.

Sementara itu, fitrah dapat diartikan dengan suci sebagaimana hadits Rasul “kullu
mauludin yuladu ala al fitrah” (setiap anak Adam terlahir dalam keadaan suci) dan bisa
juga diartikan juga dengan ciptaan atau asal kejadian manusia.
Dari pengertian di atas dapat ditarik dua pengertian tentang zakat fitrah. Pertama, zakat
fitrah adalah zakat untuk kesucian. Artinya, zakat ini dikeluarkan untuk mensucikan
orang yang berpuasa dari ucapan atau perilaku yang tidak ada manfaatnya. Kedua, zakat
fitrah adalah zakat karena sebab ciptaan. Artinya bahwa zakat fitrah adalah zakat yang
diwajibkan kepada setiap orang yang dilahirkan ke dunia ini. Oleh karenanya zakat ini
bisa juga disebut dengan zakat badan atau pribadi.

َ ‫ُخ ْذ ِم ْن أَ ْم َوالِ ِه ْم‬


‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُزَ ِّكي ِه ْم بِهَا‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka yang dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka.” (At-Taubah: 103)

Wujud zakat fitrah adalah bahan makanan yang umum dikonsumsi sehari – hari
sesuai daerahnya, misalnya beras, gandum, jagung, atau kurma. Besarnya 1 Sha atau
kurang lebih 3 liter. Umumnya 2,5 kg per orang.

Waktu mengeluarkannya zakat fitra yang paling utama adalah sesaat menjelang
salat idul fitri. Namun, juga boleh 1 atau 2 haei sebelumnya. Jika di keluarkan setelah
shalat idul fitri, fungsinya bukan lagi zakat fitrah, tetapi berubah menjadi sedeqah biasa.
Rasulullah saw. Bersabda.

b. Syarat Wajib Zakat Fitrah

Syarat-syarat wajib zakat fitrah adalah sebagai berikut :

 Beragama Islam.
 Lahir dan hidup sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan Ramadhan.
 Mempunyai kelebihan harta dari keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan wajib
dinafkahi, baik manusia atau binatang, pada malam hari raya dan siang harinya. Yang
tidak mempunyai kelebihan seperti itu, maka boleh menerima dari orang lain sehingga
dia dapat membayar zakat dan mempunyai persediaan makanan.
c. Waktu-Waktu Zakat Fitrah

Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah ketika terbenam matahari pada malam Idul
Fitri. Adapun beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah pada waktu itu adalah :

 Waktu mubah, awal bulan Ramadhan sampai hari penghabisan Ramadhan.


 Waktu wajib, mulai terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan.
 Waktu sunah, sesudah sholat subuh sebelum sholat Idul Fitri.
 Waktu makruh, sesudah sholat Idul Fitri  tetapi sebelum terbenam matahari pada hari
raya Idul Fitri.
 Waktu haram, sesudah terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri.

Zakat ini wajib dikeluarkan dalam bulan Ramadhan sebelum shalat ‘ied, sedangkan bagi
orang yang mengeluarkan zakat fitrah setelah dilaksanakan shalat ’ied maka apa yang
diberikan bukanlah termasuk zakat fitrah tetapi merupakan sedekah, hal ini sesuai dengan
hadis Nabi saw dari ibnu Abbas, ia berkata,

“Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah itu sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa
dari perbuatan sia-sia dan perkataan yang kotor dan sebagai makanan bagi orang yag
miskin. Karena itu, barang siapa mengeluarkan sesudah shalat maka dia itu adalah salah satu
shadaqah biasa.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majjah)

Melewatkan pembayaran zakat fitrah sampai selesai shalat hari raya hukumnya makruh
karena tujuan utamanya membahagiakan orang-orang miskin pada hari raya, dengan
demikian apabila dilewatkan pembayaran hilanglah separuh kebahagiannya pada hari itu.

 e . Hikmah Zakat Fitrah

Menurut Yusuf Qardhawi ada dua hikmah zakat fitrah, ialah sebagai berikut:

 Membersihkan kotoran selama menjalankan puasa, karena selama menjalankan puasa


seringkali orang terjerumus pada perkataan dan perbuatan yang tidak ada manfaatnya
serta melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah.
 Menumbuhkan rasa kecintaan kepada orang-orang miskin dan kepada orang-orang
yang membutuhkan. Dengan member zakat fitrah kepada orang-orang miskin dan
orang- yang membutuhkan akan membawa mereka kepada kebutuhan dan
kegembiraan, bersuka cita pada hari raya.
2. Zakat Mal
a. Pengertian Zakat Mal

Zakat mal atau zakat harta adalah mengeluarkan sebagian dari harta yang
menjadi hak milik seseorang sesuai dengan ketntuan syariat dengan tujuan untuk
membersikan atau mensucikan harta tersebut. Pada dasarnya, semua harta yang di miliki
seseorang wajib di zakati.

b. Syarat Wajib Zakat Mal

Secara umum seseorang berkewajiban mengeluarkan zakat mal apabila sudah


memiliki syarat sebagai berikut :

 Islam
 Merdeka (bukan budak)
 Hak milik yang sempurna
 Telah mencapai nisab
 Masa memiliki sudah sampai satu tahun / haul (selain tanaman dan buah-buahan).
 Lebih dari kebutuhan pokok. Orang yang berzakat hendaklah orang yang
kebutuhan minimal pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu.
 Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan ke
harta yang dizakatkan mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan
dibayar pada waktu yang sama maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.

c. Waktu – waktu Zakat Mal


Waktu yang digunakan melaksanakan zakat mal :
 Apabila objek zakat tersebut sudah mencapai haul (1 tahun kepemilikan) dan
nishab (kadar tertentu). Apabila kedua syarat ini sudah tercapai maka sudah
memasuki waktu untuk membayarkan zakat mal atau zakat harta.
d. Hikmah Zakat Mal
Hikmah dari zakat maal yaitu :
 Menanamkan sifat pemurah dan menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap
sesama
 Menghilangkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin
 Menjauhan diri dari sifat tamak,egois,dan bakhil.
 Dapat menentramkan dan memperkukuh keimanan bagi mualaf
 Dapat membersihkan harta yang dimiliki dan hak orang lain.
 Sebagai ungkapan syukur atas nikmat Allah SWT
 Terhindar dari ancaman azab Allah SWT
 Mengurangi tingkat kejahatan di tengah masyarakat.

Adapun jenis – jenis zakat mal selengkapnya sebagai berikut :

1. Zakat An’am (Binatang Ternak)

Jenis binatang yang wajib dikeluarkan zakatnya hanya unta, sapi, kerbau, dan
kambing.Dasar wajib mengeluarkan zakat binatang ternak ialah:
Diberitahukan oleh Bukhari dan muslim dari Abi Dzar, bahwasanya Nabi Saw, bersabda sebagai
berikut:
”Seorang laki-laki yang mempunyai unta,sapi, atau kambing yang tidak mengeluarkan
zakatnya maka binatang –bnatang itu nanti pada hari Kiamat akan datang dengan keadaan yang
lebih besar dan gemuk dan lebih besar dari pada didunia, lalu hewan –hewan itu menginjak-
nginjak pemilik dengan kaki- kakinya. Setiap selesai mengerjakan yang demikian, bintang-
binatang itu kembali mengulangi pekerjaan itu sebagaimana semula, dan demikianlah terus
menerus sehingga sampai selesai Allah menghukum para manusia. ” ( HR: Bukhari )

a. Nishab dan zakat unta


Seseorang yang memiliki 5 ekor unta ke atas wajib mengeluarkan zakatnya dengan aturan
sebagai berikut :
 5-9 ekor unta zakatnya 1 ekor kambing
 10-14 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing
 15-19 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing
 20-24 ekor unta zakatnya 4 ekor kambing
 25-35 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 1-2 tahun
 36-45 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 2-3 tahun
 46-60 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 3-4 tahun
 61-75 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 4-5 tahun
 76-90 ekor unta zakatnya 2 ekor unta berumur 2-3 tahun
 91-120 ekor unta zakatnya 2 ekor unta berumur 2-3 tahun
 121 ekor unta zakatnya 3 ekor unta berumur 2-3 tahun
Kemudian untuk tiap tiap 40 ekor unta zakatnya 1 ekor unta yang berumur 2-3 tahun dan untuk
tiap tiap 50 ekor zakatnya 1 ekor unta berumur 3-4 tahun.

b. Nishab dan zakat sapi atau kerbau


 

Nishab zakat sapi atau kerbau ialah mulai dari 30 ekor ke atas dengan rincian
sebagai berikut:
 30-39 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau yang berumur 1 – 2 tahun
 40-59 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau betina yang berumur 2-3
tahun.
 Untuk selajutnya tiap-tiap 40 ekor sapi atau kerbau zakatnya seekor anak sapi atau kerbau
betina yang berumur 2-3 tahun

c.    Nishab dan zakat kambing


Nishab kambing ialah mulai dari 40 ekor kambing dan zakatnya adalah 1 ekor
kambing berumur 2-3 tahun. Selanjutnya diatur sebagai berikut;
 40-120 ekor kambing zakatnya 1 ekor kambing berumur 2-3 tahun
 121-200 ekor kambing zakatnya 2 ekor kambing berumur 2-3 tahun
 201-300 ekor kambing zakatnya 3 ekor kambing berumur 2-3 tahun
 301-400 ekor kambing zakatnya 4 ekor kambing berumur 2-3 tahun
 Untuk selanjutnya setiap bertambah 100 ekor kambing, zakatnya 1 ekor kambing.

2. Emas dan Perak


Nishab adalah mitsqal atau sama dengan 93,4 gram, zakatnya 2,5%. Adapun
perak nishabnya adalah 200 dirham atau setara dengan 624 gram, zaktanya 2,5%. Jika
emas atau perak telah mencapai atau melebihi dari ukuran nishab dan haul (satu tahun),
berkewajibanlah bagi pemiliknya untuk mengeluarkan zakat. Demikian juga jika
kepemilikan benda itu berlebih, pemiliknya harus memperhitungkan berapa yang harus
dibayarkan. Misalnya, jumlah emas sebanyak 100 gram, maka perhitungannya adalah
2,5% dikalikan dengan 100 gram= 2,5 gram. Jadi, zakatnya bukanlah potongan atau
bagian dari emas tersebut, melainkan nilai uang yang setara dengan jumlah emas yang
harus dikeluarkan. Zakat emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya berdasarkan firman
Allah:
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada
jalan Allah maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa
yang pedih pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka jahanam lalu dibakar
dengannya dahi, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah
harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat
dari apa yang kamu simpan itu”.” (At-Taubah: 34-35)

Syarat- syarat wajib zakat emas dan perak sebagai berikut:


a.       Milik orang Islam
b.      Yang memiliki adalah orang yang merdeka
c.       Milik penuh( dimiliki dan menjadi hak penuh )
d.      Sampai nishabnya
e.       Sampai satu tahun disimpan

         Nisab dan zakat emas


Nishab emas bersih adalah 20 dinar (mitsqal) = 12,5 pound sterling (96 gram )
zakatnya 2,5% atau seperempat puluhnya. Jadi seorang Islam yang memiliki 96 gram atau
lebih dari emas yang bersih dan telah cukup setahun dimilikinya maka wajiblah ia
mengeluarkan zakatnya 2,5% atau seperempat puluhnya. Seperti yang tercantum dalam
hadits:
Dari Ali r.a ia berkata : Rasulullah Saw bersabda : Apabila kamu punya 200 dirham
(perak) dan telah lewat satu tahun, (maka wajib dikelurkan zakatnya) dari padanya 5
dirham ; hingga tidak ada sesuatu kewajiban zakat bagimu pada sesuatu (emas) sehingga
kamu mempunyai 20 dinar dan telah lewat satu tahun, maka zakatnya 0,5 dinar. Dan pada
yang lebih zakatnya menurut perhitungannya dan pada harta-harta ( emas dan perak) tidak
ada hak zakat,kecuali apabila sudah lewat satu tahun.” HR Abu dawud.

         Nishab dan zakat perak


Nishab perak bersih 200 dirham ( sama dengan 672 gram), zakatnya 2,5 % apabila
telah dimiliki cukup satu tahun . Emas dan perak yang dipakai untuk perhiasan oleh orang
perempuan dan tidak berlebih- lebihan dan bukan simpanan, tidak wajib dikelurkan.
zakatnya. Beberapa pendapat tentang emas yang telah dijadikan perhiasan pakaian:
Pendapat imam Abu Hanifah : berpendapat bahwa emas dan perak yang telah dijadikan
perhiasan dikeluarkan zakatnya pula.
Pendapat imam Malik : Jika perhiasan itu kepunyaan perempuan untuk dipakai sendiri atau
disewakan, atau kepunyaan lelaki untuk dipakai isterinya, maka tidak wajib dikeluarkan
zakatnya. Tetapi jika seorang lelaki memilkinya untuk disimpan atau untuk perbekalan
dimana perlu, maka wajiblah dikeluarkan zakatnya.

3.  Zakat Makanan hasil bumi


Hasil bumi yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu yang dapat dijadikan makanan pokok
seperti: padi, jagung, gandum, dan sebagainya. Sedangkan buah- buahan yang wajib
dikeluarkan zakatnya ialah: anggur, dan kurma. Buah-buahan yang wajib dikeluarkan zakatnya
sebagaimana sabda Rasulullah Saw sebagai berikut:
” Tidak ada sedekah (zakat ) pada biji dan kurma kecuali apabila mencapai lima wasaq( 700kg)
.H.R Muslim
QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima
yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).

Syarat-syarat wajib mengeluarkan zakat hasi bumi sebagai berikut:


1.      Pemiliknya orang Islam
2.      Pemiliknya orang Islam yang merdeka
3.      Milik sendiri
4.      Sampai nisabnya
5.      Makanan itu ditanam oleh manusia
6.      Makanan itu mengenyangkan dan tahan lama disimpan lama

Tidak disyaratkan setahun memilki, tetapi wajib dikeluarkan zakatnya pada tiap-tiap
menuai/panen.

         Nishab dan zakat hasil bumi


Nishab zakat hasil bumi ini sesuai dengan sabda nabi:
”Dari Abdullah r.a. nabi Saw bersabda : ”Tanam-tanaman yang diairi dengan air hujan, mata air
atau yang tumbuh dirawa-rawa, zakatnya sepersepuluh (1/10) dan yang diairi dengan tenaga
pengangkutan zakatnya seperduapuluh (1/20).”     
( HR.Bukhari)

Nishab hasil bumi yang sudah dibersihkan ialah 5 wasaq yaitu kira- kira 700 kg, sedang
yang masih berkulit nishabnya 10 wasaq= 1400 kg Zakatnya 10% (sepersepuluh ) jika diairi
dengan air hujan, air sungai, siraman air yang tidak dengan pembelian (perongkosan ). Jika diari
dengan air yanng diperoleh dengan pembelian maka zakatnya 5% (seperdua puluh ).
Semua hasil bumi yang sudah masuk, wajib dikeluarkan zakatnya, termasuk yang dikeluarkan
untuk ongkos menuai dan angkutan.
Buah buahan seperti kurma, biji-bijian yang mengeyangkan seperti beras, gandum, dan
yang semisal wajib dikeluarkan zakatnya jika telah mencukupi nishabnya. Zakat buah-buahan
dan biji bijian tidak perlu haul (satu tahun), tetapi dikeluarkan pada waktu panen. Adapun Nishab
dari hasil pertanian ini adalah sebanyak lima wasaq. 1 wasaq= 60 sha`, sehingga 5 wasaq= 300
sha`. 1 sha`= 2.304 kg, sehingga 300 sha`= 691,2 kg= 91 kg 200 gram. Adapun besarnya sakat
yang dikeluarkan ialah berkisar antara 5 s.d 10 % jika, hasil pertaniannya menggunakan air hujan
atau air sungai besar zakatnya ialah 10% dan jika produk menyangkut biaya transportasi, mesin
pompa air, maka wajib dizakatkan 5%.

4.      Hasil tambang
Hasil tambang berupa emas dan perak apabila telah sampai memenuhi nishab
sebagaimana nishab emas dan perak, maka harus dikeluarkan zakatnya seketika itu juga, tidak
perlu menuggu satu tahun. Zakat yang wajib dikeluarkan ialah 2,5%. .Barang rikaz itu umumnya
berupa emas dan perak atau benda logam lainnya yang berharga.
Syarat-syaratnya mengeluarkan zakat rikaz:
a.       Orang Islam
b.      Orang merdeka
c.       Milik Sendiri
d.      Sampai nishabnya
Tidak perlu persyaratan harus dimilki selama 1 tahun. Nishab zakat barang tambang dan
barang temuan, dengan nishab emas dan perak yakni 20 mitsqa l=96 gram untuk emas dan 200
dirham (672 gram ) untuk perak. Zakatnya masing-masin 2,5%.

5.      Harta perniagaan
Barang (harta) perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya mengingat firman Allah :
”Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya”(QS Al- Baqarah :
267).
Dan sabda Rasulullah: “Dari samurah : “Rasululah Saw, memerintahkan kepada kami agar
mengeluarkan zakat dari barang yang disediakan untuk di jual .” ( HR. Daruquthni dan Abu
Dawud)
Syarat wajibnya zakat perniagaan ialah:
a.       Yang memiilki orang Islam
b.      Milik orang yang merdeka
c.       Milik penuh
d.      Sampai nishabnya
e.       Genap setahun

Setiap tahun pedagang harus membuat neraca atau perhitungan harta benda dagangan. Tahun
perniagaan di hitung dari mulai berniaga. Yang dihitung bukan hanya labanya saja tetapi seluruh
barang yang diperdagangkan itu apabila sudah cukup nishab, maka wajiblah dikeluarkan
zakatnya seperti zakat emas yaitu 2,5 %.
Harta dagangan yang mencapai jumlah seharga 96 gram emas, wajib dikeluarkan zakatnya
sebanyak 2,5% . Kalau sekiranya harga emas 1gram Rp 100, maka barang dagangan yang
seharga 96x RP 100 = RP.9600, wajib dikeluarkan zakatnya 2,5% = RP 240.
Harta benda perdagangan perseroan, Firma, CV atau perkongsian dan sebagainya, tegasnya
harta benda yang dimilki oleh beberapa orang dan menjadi satu maka hukumnya sebagai suatu
perniagaan.
Kewajiban zakat ini juga mencakup barang-barang yang dipersiapkan untuk dijual seperti
tanah, bangunan, mobil, alat-alat penampung air maupun barang-barang dagangan lainnya.
Adapun bangunan yang disewakan maka kewajiban zakat ada pada uang sewanya (jika mencapai
nishob) dan telah lewat setahun dalam kepemilikan. Demikian pula mobil pribadi maupun mobil
yang disewakan tidak ada kewajiban zakat atasnya karena tidak dipersiapkan untuk dijual tetapi
untuk digunakan. Akan tetapi jika uang hasil disewakannya mobil tersebut atau uang apapun
yang telah mencapai nishob dan telah lewat setahun dalam kepemilikan seseorang maka wajib
untuk dikeluarkan zakatnya, baik uang tersebut dipersiapkan untuk nafkah, atau untuk menikah,
atau untuk dibelikan perabot rumah, atau untuk dibayarkan hutang maupun untuk selainnya.

F. ORANG YANG BERHAK MENERIMA DAN TIDAK BERHAK MENERIMA ZAKAT


Orang-orang yang berhak menerima zakat hanya mereka yang telah ditentukan Allah swt.
Dalam Al-Qur’an. Mereka itu terdiri atas delapan golongan. Allah Ta’ala telah menjelaskan
dalam kitab-Nya yang mulia tentang golongan-golongan penerima zakat dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,


pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, budak (yang mau memerdekakan
diri), orang-orang yang berhutang, orang yang sedang di jalan Allah dan musafir, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (At-
Taubah: 60)

         Yang berhak menerima zakat


1.      Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat menjamin 50%
kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari
2.      Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat menghasilkanlebih dari
50% untuk kebutuhan hidupnya tetapi tidak mencukupi
3.      ’Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untukmengumpulkan dan membagi-
bagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan hukum Islam
4.      Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan jiwanya perlu
dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat meneruskan imannya
5.     Ar - riqab Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh tuan nya
dengan jalan menebus dirinya
6.     Al- Gharimin yaitu orang yang berhutang untuk sesuatu kepentingan yanng bukan maksiat
dan ia tidak sanggup untuk melunasinya
7.     Fi- Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan agama Allah
8.   Ibnu sabil / Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan dengan
maksud baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan sebagainya.

         Yang tidak berhak menerima zakat :


1.      Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang yang
kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
2.      Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
3.      Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlul
bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
4.      Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
5.      Orang kafir.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama
Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan
sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syara. Zakat itu ada dua macam
yaitu zakat mal dan zakat fithrah. Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu :

1.      Emas dan perak Harta perniagaan


2.      Binatang ternak seperti unta, lembu (kerbau ), kambing, sapi.
3.      Buah-buahan dan biji- bijian yang dapat dijadikan makanan pokok
4.      Barang tambang dan barang temuan

Diantara tujuan zakat dalam Islam adalah:

1. mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta
penderitaan.
2. membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnu sabil dan
mustahiq lainnya.
3. membersihkan sifat dengki dan iri dari hati orang-orang miskin.
4. membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada
umumnya.
5. sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan sosial.

Banyak Faedah dan Hikmah dari berzakat. Zakat dapat meningkatkan toleransi,
solidaritas antar sesama manusia dan menyeimbangkan antara Hablumminallah dan
Hablumminannas.

B. SARAN

Kami banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Buku fikih untuk MA dan yang sederajat kelas X semester 1

https://www.academia.edu/14644992/

http://el-syadii.blogspot.com/2015/05/

Anda mungkin juga menyukai