Anda di halaman 1dari 7

Makalah Konsep Kebebasan

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang

Islam merupakan agama yang mengatur kehidupan manusia secara komprehensif,


termasuk dalam hal kebebasan beragama. Ajaran islam tidaklah mengekang namun tidak pula
membebaskan manusia tanpa batas. Topik mengenai kebebasan beragama yang juga erat
kaitannya dengan hak asasi manusia (HAM) ini sebenarnya telah banyak dibahas oleh para
ulama terdahulu. Jika mau jujur berkaca pada sejarah, betapa banyak negeri yang ditaklukkan
islam tapi mereka tidak pernah dipaksa untuk memeluk islam, mereka bahkan dilindungi dan
haknya dijamin oleh Negara yang berkuasa pada saat itu.
Disamping maraknya kebebasan yang tanpa batas, Hal ini bukan tidak mungkin jika
masyarakat kalangan bawah tak sedikit yang kebebasannya terampas dan keadilannya diijnak-
injak. Contoh rielnya adalah perbudakan. Meskipun sekarang bukan “zamannya” lagi akan tetapi
hak-hak para pembantu rumah tangga kerap diabaikan. Dan kebebasan pun seakan menjadi hal
yang sangat riskan sekali.
Apakah makna kebebasan ini sudah difahami dengan baik oleh mereka yang selalu
berceloteh tentang kebebasan? Maka dari itu dalam makalah ini kami mencoba memberikan
sedikit ulasan tentang makna kebebasan yang sesungguhnya serta konsep islam (al-Qur’an)
dalam memberikan solusi alternative dalam pelaksanaan “kebebasan.”

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari kebebasan?
2. Bagaimana konsep kebebasan dalam islam?
3. Bagaimana islam memberikan batasan kebebasan?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Macam-Macam Kebebasan
I. Pengertian Kebebasan

Sebelum mendefinisan makna kebebasan, perlu diketahui tentang bagaimana agama-


agama secara umum memandang permasalahan ini. Kata religi dalam bahasa inggris bermakna
agama., dimana berasal dari bahasa latin yang berarti mengikat. Yang merupakan lawan dari
kebebasan. Dalam agama-agama India, kebebasan diidentikkan dengan pelepasan dari ikatan
semua keterbatasan, atau disebut umat Hindu dengan moksa. Dalam ajaran Kristen dikenal
Ajaran Sepuluh perintah Tuhan (Ten Commandments), yang membentuk moralitas yahudi dan
Kristen. Dalam Matius dikatakan “Jika siapapun datang mengejarku, bairkan ia menolak
dirinya sendiri, mengencangkan salibnya dan ikutilah aku. Menurut penafsiran Wahyu John,
bahwa hal-hal tersebut merupakan suatu syarat yang ditetapkan Yesus untuk umatnya yang ingin
memperoleh kebebasan.

Jika ditelusuri lebih jauh, ajaran dari tiap agama yang tertuang dalam kitab sucinya
masiing- masing mendefinisikan kebebasan dengan lepas dari eksistensi kita sendiri dan bukan
kebebasan individu, yaitu ego.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia bebas bermakna merdeka dari sesuatu sifatnya
mengikat, terlepas sama sekali. Sedangkan Zakariya Ibrahim mendefinisikan kebebasan sebagai
kemampuan yang hanya dimiliki manusia sebagai makhluk yang berakal sesuai dengan
keinginan dirinya tanpa ada unsur paksaan dari orang lain.

Dari beberapa pandangan tentang kebebasan diatas dapat kami ambil satu kesimpulan
bahwa kebebasan adalah suatu bentuk hak merdeka yang merupakan hak asasi manusia untuk
melakukan segala sesuatu sekehendaknya selama tidak bertentangan dengan hukum atau syari’ah

2. Macam-macam kebebasan

Secara sederhana, kebebasan yang berkaitan dengan kepentingan manusia dapat dibagi
menjadi dua, yaitu yang berkaitan secara materi dan secara non materi. Secara materi dapat
dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Kebebasan individu, yaitu hak seseorang untuk mendapatkan kebebasan dari perlakuan
perbudakan, bebas untuk melakukaan perjalanan dalam suatu negara, berhak mendapatkan
kebebasan kemana dan lain sebagainya. Di sini, ia tidak boleh ditahan atau dipenjarakan tanpa
ada tuduhan yang jelas sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

2. Kebebasan hak milik, yaitu kebebasan setiap individu untuk dapat memiliki hasil usahanya serta
menggunakan sesuai dengan kehendaknya. Hanya saja, hak milik atau sistem kepemilikan
sesuatu hanya berlaku dalam sistem demokrasi, bukan sistem komunis.

3. Kebebasan mendapatkan perlindungan tempat tinggal. Yaitu seseorang memiliki jaminan


keamanan dalam rumahnya. Siapapun tidak boleh masuk atau menggeledah rumah tempat
tinggalnya selain dalam kondisi tertentu sesuai dengan hukum yang berlaku.

4. Kebebasan mendapatkan pekerjaan, perdagangan dan peindustrian. Dengan kata lain, setiap
individu bebas untuk melakukan profesi bisnisnya. Di sini secara tidak langsung merupakan
larangan sistem monopoli dalam suatu negara.

Sedangkan kebebasan yang berkaitan dengan maslahat individu secara non materi dapat
dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Kebebasan beragama.

2. Kebebasan mengeluarkan pendapat, berkumpul, membentuk suatu organisasi

3. Kebebasan mendapatkan hak pendidikan dan pengajaran.

4. Kebebasan untuk bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah.

B. Konsep Islam Tentang Kebebasan

Islam terlahir dalam lingkungan pluralisme agama. Dimana pada saat itu tidak hanya
Yahudi ataupun Nasrani saja, akan tetapi berbagai macam aliran telah berkembang dan
mengakar kuat dalam hati masyarakat Qurasy saat itu. Syariat Islam telah menetapkan kebebasan
melaksanakan ajaran-ajaran Berbagai agama ( baik Islam atau bukan). Hal ini bertujuan agar
kebebasan ini tidak mengakibatkan kekufuran bagi umat Islam dan kesesatan yang bersifat
menentang simbol-simbol ke-Islaman. Rekaman realita kebebasan beragama sepanjang sejarah
Islam bisa dilihat dalam piagam Madinah. Rasulullah Saw telah menetapkan kebebasan orang
Yahudi dengan ketiga golongannya di Madinah untuk melaksanakan simbol-simbol keagamaan
mereka. Dalam piagam itu disebutkan :”Orang Yahudi dari bani ‘Auf merupakan satu umat
bersama orang mukmin. Bagi orang Yahudi adalah agama mereka bagi orang Islam adalah
agama mereka, kecuali orang yang dzalim dan berdosa. Sesungguhnya ia tidak dirusakkan atau
dibinasakan kecuali oleh dirinya sendiri dan keluargannya” sahabat Umar Ra dalam suratnya
yang dikirim kepada penduduk Baitul Maqdis mengatakan :”Ini adalah apa yang diberikan Umar
kepada penduduk Eliya (Quds) yakni keamanan. Mereka diberi keamanan terhadap diri, gereja
dan juga agama mereka serta salah satu mereka tidak akan disakiti.

Islam tidak bertentangan dan Hak Asasi Manusia, justru sangat menghormati hak dan
kebebasan manusia. Jika prinsip-prinsip dalam al-Qur’an disarikan maka terdapat banyak poin
yang sangat mendukung prinsip universal hak asasi manusia. Prinsip-prinsip itu telah dituangkan
dalam berbagai pertemuan umat Islam.

Dalam fiqih islam ditetapkan, masing-masing individu hidup dengan mengantongi hak dan
kewajiban. Hak-hak tersebut bebas dilakukan, selama tiada mengganggu individu yang lainnya.
Dalam kaidah fiqh disebutkan La dharara wala dharar(tidak merugikan dan dirugikan). Maka
dari itu islam –syari’ah—memberikan batasan bagi setiap individu dalam mamakai haknya, salah
satunya adalah kebebasan tersebut. Dari hukum atau tatanan syari’ah ini maka lahirla kemudian
di dalam islam suatu hokum yang mwngatur hubungan antar manusia, muamalah, hokum jinayat
dll.

Terkadang orang memaknai kata kebebasan secara metafisik,yaitu kebebasan yang


bertumpu pada keyakinan bahwa tuhan adalah zat yang tak terbatas, dengan kata lain kebebasan
mutlak. Sikap islam terhadap pemahaman ini, adalah hadir sebagai penolong agar manusia tidak
terjerumus arus –kemerdekaan— bebas tanpa batas. Makan dari kemerdekaan ini, tidak
menghalangi islam untuk meyakini bahwa manusia memiliki kemerdekaan untuk hidup
bermartabat di dunia dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya.

Islam mengatur berbagai macam kebebasan. Kebebasan memilih merupakan salah satu
keistmewaan manusia dibandingkan dengan makhluk lain. Islam memandang bahwa pemaksaan
berakibat pada munculnya sikap antipati, rasa takut, naluri mempertahankan diri, amarah dan
kebencian, egoisme, dan upaya-upaya penyelamatan diri yang terkadang berbarengan dengan
agresifitas dan sikap konfrontatif. Oleh karena itulah, dalam al-Qur’an disebutkan Tidak ada
pemaksaan dalam beragama....”.

Kebebasan dalam Islam ialah kebebasan yang berasaskan pada Tuhan sebagai poros dan
tolak ukur, bukan manusia (humanisme). Allah swt bersabda: “Wahai manusia kamulah yang
memerlukan (Faqir) terhadap Allah, dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan
kepada selain-Nya) lagi Maha Terpuji”

Dalam Islam hak dan kebebasan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Keamanan, kehormatan tempat kebebasan individu, mencakup di dalamnya hak mendapatkan


jaminan

2. Tinggal, bebas melakukan perjalanan, jaminan mengenai rahasia surat-menyurat dan lain
sebagainya.

3. Kebebasan berpolitik, mencakup di dalamnya kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan


beragama dan melakukan syiar agama, kebebasan pers, berkumpul, memberikan kritikan
terhadap kebijakan pemerintah dan bebas untuk ikut andil dalam kancah politik sesuai dengan
prinsip syura.

4. Hak mendapatkan kebebasan ekonomi dan sosial. Bagian pertama mencakup hak milik, dan yang
kedua mencakup hak mendapatkan pekerjaan, jaminan kesehatan dan solidaritas sosial yang
tercermin dalam kewajiban membayar zakat atau bentuk shadaqah lainnya seperti sadaqah dari
nadzar, kafarat, hewan kurban dll.

C. Batasan Kebebasan dalam Islam

Bagi manusia, batas kebebasan dan ketebatasan tidak begitu jelas. Apa yang bagi
seseorang termasuk daam wilayah kebebasannya barag kai bagi orang lain meruakan
kemustahilan, begitu pula sebaliknya. Ini mengindikasikan bawa kepentingan bebasa tia individu
berbeda dan hal iiberari membbutuhkan atoran aturan tertentu.

Meskipun Islam mengakui kebebasan, namun bukan berarti manusia dapat bebas tanpa
batas. Kebebasan dalam islam ditekankan dalam bentuk tanggung jawab social(al maslahah al
mursalah). Dasar umum prinsip ini bahwa manusia tetap dalam kemerdekaan individunya
selama tidak bertrubkan dengan kemaslahatan umum.

Islam memberikan batasan mengenai hak dan kebebasan beragama, berfikir dan
berbicara ,yang terangkum dalam Deklarasi London sebagai berikut:

a. Setiap orang mempunyai hak untuk mengekspresikan pemikiran dan kepercayaannya sejauh dalam
lingkup yang diatur dalam hukum. Namun tidak seorangpun berhak menyebarkan kepalasuan
atau menyebarkan berita yang mungkin mengganggu ketentraman publik atau melecehkan harga
diri orang lain.

b. Mencari ilmu dan mencari kebenaran bukan hanya hak tapi kewajiban bagi Muslim.

c. Hak dan kewajiban Muslim adalah melakukan protes dan berjuang melawan penindasan, meskipun
dalam hal ini harus melawan penguasa Negara.

d. Tidak ada batasan dalam menyebarkan informasi, asalkan tidak membahayakan keamanan
masyarakat dan Negara dan masih dalam lingkup yang dibolehkan oleh hukum.

e. Tidak seorangpun berhak menghina atau melecehkan kepercayaan agama lain atau memprovokasi
permusuhan public; menghormati kepercayaan agama lain adalah kewajiban bagi Muslim.

Kebebasan dalam Islam memiliki nilai individu dan sosial sekaligus. Syariah Islam
memberikan batasan bagi setiap individu agar ia dapat melaksanakan kebebasan secara
proporsional. Untuk menjaga agar kebebasan tiap individu terjaga, maka da upaya preventif dan
defensif dalam Islam. Yaitu dengam memberikan pengawasan dari dalam diri setiap individu
sehingga ia dapat mengendalikan kebebasan dari dalam dirinya. Dengan demikian, ia tidak akan
menggunakan hak kebebasan sesuai dengan hawa nafsu belaka.. Di antara sikap tersebut adalah
rasa malu dan etika Islami lainnya.

Yang kedua, adanya Pengawasan yang berasal dari luar dirinya yaitu berupa aturan dan
hukum yang diterapkan suatu negara. Peraturan supaya tidak semua manusia mampu
mengendalikan dirinya dan dapat menggunakan hak kebebasannya sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, hukum tersebut sesungguhnya
bertujuan untuk melindungi kebebasan, dan bukan sebagai sarana pengekang kebebasan.
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Manusia adalah satu-satunya mahluk yang mempunyai kebebasan untuk memilih sendiri
jalan hidupnya serta kemampuan untuk mengembangkan dirinya. Manusia sebagi mahluk paling
sempurna, dilengkapi dengan kemampuan berfikir (akal) serta perasaan. Dengan akal,
memungkunkan manusia mengetahui sunnah-sunnah Allah, dan memanfaatkannya untuk
kepentingan hidupnya. “dia berfikir

Islam merupakan pembebasan yang bertumpu pada ajaran tauhid. Misi sosial kebudayaan
Islam berupaya menghapus segala praktik yang dapat merendahkan martabat dan kodrat manusia
itu sendiri. Maka dalam permasalahan ini, islam mengatur dengan baik tentang penggunaan
kebebasan yaitu dengan memberikan batasan-batasan tertentu. Jadi dapat kita ambil satu
kesimpuln islam mengakui adanya kebebasan, dalam artian kemerdekaan yang menjadi lawan
perbudakan. Dalam islam bentuk kebebasan adalah ikhtiyar, yaitu memilih. Islam tidak
memaksakan menusia dalam hal keyakinan (beragama ). Telah jelas disebutkan dalam al-Qur’an
Lakum dinukum wa liyaddin.

Anda mungkin juga menyukai