Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh :

1. Wahyu Tri Handayani (232310101102)


2. Anisa Puji Lestari (232310101103)
3. Widiya Nurti Rahayu (232310101104)
4. Nabila Yaanafi Revalina Putri (232310101105)
5. Az Zahra Agustin Widiansori (232310101106)
6. Rahmanda Oktavisukma Putri (232310101107)
7. Nafisa Maulani Billah (232310101108)
8. Safira Hanifah Herawati (232310101110)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
SEPTEMBER, 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “HAM dan Demokrasi dalam Islam” tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang
diberikan pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Jember.

Kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu dalam proses penyelesaian
makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami.

Kami sebagai penulis merasa bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
bagi para pembaca. Bahkan kami berharap agar pembaca bisa mengimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

Jember, 9 September 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i


DAFTAR II ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
2.1 Sejarah HAM............................................................................................. 2
2.2 HAM dalam perspektif Islam ....................................................................3
2.3 Konsep demokrasi dalam Islam ................................................................ 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 9
3.2 Saran .......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakekatnya manusia mempunyai hak-hak dasar sejak lahir hingga


meninggal. Hak-hak dasar tersebut adalah Hak Asasi Manusia (HAM) yang bersifat
universal. Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Islam berbeda dengan hak fundamental
dalam arti biasa, karena semua hak adalah kewajiban terhadap negara dan individu yang
tidak bisa diabaikan.
Hak Asasi Manusia dan Demokrasi dalam Islam berisi penjelasan tentang
konsep hukum Islam, Hak Asasi Manusia Islam dan Demokrasi Islam, termasuk prinsip
musyawarah dan mufakat serta mengambil keputusan berdasarkan hukum Syariah
Islam.
Di sisi lain, demokrasi belum sepenuhnya diterima secara utuh oleh masyarakat.
Sebagian kelompok bisa menerimanya tanpa timbal balik, sementara yang lain justru
bersikap ekstrim, menolak atau bahkan melarangnya sama sekali.
Sebenarnya banyak orang yang tidak berperilaku seperti keduanya. Artinya
banyak yang tidak mau berbuat apa-apa. Keadaan ini disebabkan oleh sebagian umat
Islam yang belum memahami bagaimana Islam memandang demokrasi.
HAM dan demokrasi merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
karena salah satu syarat utama terwujudnya demokrasi adalah adanya perlindungan Hak
Asasi Manusia (HAM). Demokrasi akan kokoh apabila HAM setiap warga terpenuhi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Sejarah HAM?
2. Bagaimana HAM dalam perspektif Islam?
3. Bagaimana konsep demokrasi dalam Islam?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui Sejarah HAM
2. Untuk mengetahui HAM dalam perspektif Islam
3. Untuk mengetahui konsep demokrasi dalam Islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah HAM

Sejarah HAM atau Hak Asasi Manusia berawal dari dunia Barat
(Eropa).Serorang Filsuf Inggris pada abad ke 17 ,John Locke,merumuskan adanya hak
alamiah (natural right) yang melekat pada setiap manusia,yaitu hak atas hidup,hak
kebebasan dan hak milik. Pada masa itu,hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi)
dan bidang politik. Sejarah perkembangan HAM ditandai dengan adanya tiga peristiwa
penting di dunia Barat, yaitu Magna Charta,Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis.
- Magna Charta (1215)
Piagam perjanjian anatara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan
disebut Magna Charta. Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada
para bangsawan beserta keturunannya,seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa
adanya pemeriksaan pengadilan. Jaminan itu diberikan sebagai balasan atas bantuan
biaya pemerintahan yang telah diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat itu,jaminan
hak tersebut berkembang dan menjadi bagian dari sistem konstitusional Inggris.
- Revolusi Amerika (1776)
Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat saat melawan penjajahan Inggris
disebut Revolusi Amerika. Declarational of Independence (Deklarasi Kemerdekaan)
dan Amerika Serikat menjadi negara merdeka pada tanggal 4 Juli 1776 merupakan hasil
dari revolusi itu.
- Revolusi Prancis (1789)
Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya
sendiri (Louis XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan absolut. Declaration
droits de fhomme et du citoyen (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga Negara)
dihasilkan Revolusi Prancis. Pernyataan ini memuat tiga hal: hak atas kebebasan
(liberty), kesamaan (egality), dan persaudaraan (fraternite). Dalam perkembangannya,
pemahaman mengenai HAM makin luas. Sejak permulaan abad ke-20, konsep hak asasi
berkembang menjadi empat macam kebebasan (The Four Freedom). Konsep ini
pertama kali diperkenalkan oleh Presiden Amerika Serikat, Franklin D. Rooselvelt.
Keempat macam kebebasan itu meliputi :

2
1. Kebebasan untuk beragama (freedom of religion);
2. Kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech);
3. Kebebasan dari kemelaratan (freedom from want);
4. Kebebasan dari ketakutan (freedom from fear).

2.2 HAM dalam perspektif Islam


HAM dalam DUHAM sekuler esensi dari HAM adalah kebebasan. Namun pada versi
Kairo dan Paris inti HAM adalah martabat kemanusiaan sebagai makhluk Tuhan yang
dilebihkan dibandingkan makhluk yang lain. Dalam islam, HAM digunakan untuk
menjaga dan mengangkat derajat manusia agar tidak ada yang mengambil bentuk atau
peranan sebagai sesuatu yang merendahkan dan menjatuhkan derajat manusia.
Walau atas nama kebebasan, Islam tidak dapat menerima perkawinan sejenis
(homoseks) sebagai bagian dari HAM, karena hal tersebut merupakan penyimpangan
kodrat dan fitrah penciptaan. Kebebasan berpakaian ditempat terbuka juga tidak dapat
diterima dalam islam karena diantara nilai yang sangat signifikan yang membedakan
manusia dengan Binatang terletak pada kemampuan brpakaian(berbudaya).
Dalam DUHAM, ada dua ketentuan yang memicu kontroversi yaitu masalah kebebasan
beragama dan kebebasan memilih pasangan hidup. Perihal kebebasan beragama,
mayoritas yuris Islam berpendapat bahwa pindah agama bagi orang yang beragama Islam
adalah perbuatan pidana yang dapat dijatuhi hukuman mati. Tetapi perbuatan pidana ini
hanya dijelaskan di dalam hadits Nabi. Sedangkan di dalam al-Qur‟an tidak pernah
ditemukan satu ayat pun yang menjerat orang murtad dengan hukaman mati, malah ada
kecenderungan untuk memberikan kebebasan beragama dalam artian kebebasan memilih
agama, seperti terlihat dalam QS. Al Baqarah 256

Artinya: Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas
(perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada
Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali
yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

3
Dan pada surat An Nisa ayat 137

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman lalu kafir, kemudian beriman (lagi),
kemudian kafir lagi, lalu bertambah kekafirannya, maka Allah tidak akan mengampuni
mereka, dan tidak (pula) menunjukkan kepada mereka jalan (yang lurus).
Kebebasan beragama diberikan kepada setiap individu manusia, sebelum individu
tersebut memilih salah satu agama yang ada, atau bahkan memilih untuk tidak beragama.
Jika setelah pilihan terhadap suatu agama tertentu dijatuhkan, maka individu tersebut
terikat dengan norma norma yang telah menjadi salah satu ketentuan didalam agama
tersebut.
Untuk perihal memilih pasangan hidup, dalam Al Quran sudah dijelaskan pada surat Al
Baqarah:221

Artinya: Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman.
Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik
meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik
(dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya
laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu.
Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan
izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil
pelajaran.

4
Pada ayat tersebut sudah sangat jelas bahwa laki-laki dan Perempuan beragama islam
tidak boleh menikah dengan orang musyrik. Namun pada surat Al Maidah: 5

Artinya: Pada hari ini dihalalkan bagimu segala yang baik-baik. Makanan (sembelihan)
Ahli Kitab itu halal bagimu, dan makananmu halal bagi mereka. Dan (dihalalkan bagimu
menikahi) perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di antara perempuan-
perempuan yang beriman dan perempuan-perempuan yang menjaga kehormatan di antara
orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu, apabila kamu membayar maskawin mereka
untuk menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan bukan untuk menjadikan perempuan
piaraan. Barangsiapa kafir setelah beriman, maka sungguh, sia-sia amal mereka, dan di
akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.
Disebutkan bahwa laki-laki muslim diperbolehkan untuk menikahi Wanita ahli kitab.
Namun Al Quran tidak menyebutkan bahwa Wanita muslim diperbolehkan untuk
menikahi laki-laki ahli kitab.

2.3 Konsep Demokrasi dalam Islam


Secara arti demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana semua warga negaranya
memiliki hak yang sama untuk pengabilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka.Secara makna demokrasi merupakan pemerintahan rakyat yang artinya dari
rakyat,oleh rakyat dan untuk rakyat.Penentuan keputusan dalam sistem demokrasi adalah
dengan bermusyawarah.
Sedangkan yang dimaksud demokrasi dalam islam adalah penerapan prinsip islam
dalam kerangka demokrasi,yaitu dalam penentuan hukum dan kebijakan publik.Dalam
demokarsi islam ada 2 syarat yang harus dipenuhi oleh pemimpin yaitu:
1. Pemimpin dipilih oleh rakyat
2. Penggunan hukum Allah sebagai dasar kebijakan dan dalam membentuk suatu
kelompok untuk mewakili rakyat

5
Didalam alquran tedapat banyak yang terkait dengan prinsip prinsip utama dalam
demokrasi,antara lain :
1. QS.Ali Imran ayat 159 (Berbicara mengenai musyawarah)

Artinya:
"Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan
menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan
untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting).
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal."
2. QS.Al-Maidah ayat 8 (Berbicara mengenai keadilan)

3. QS.Al-Hujurat ayat 13 (Berbicara mengenai persamaan)

6
4. QS.An-Nisa ayat 58 (Berbicara mengenai amanah)

5. QS.Ali-Imran ayat 104 (Berbicara mengenai kebebasan mengkritik)

6. QS.Al-Anfal ayat 46 ( Berbicara mengenai kebebasan berpendapat )

Artinya: Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah.
Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar.

7
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada ayat tersebut,elemen-elemen pokok dalam
demokrasi menuru prespektif islam meliputi :
1. As-Syura
Syura atau As-Syura merupakan suatu prinsip tentang cara pengabilan keputusan
2. Al-Adl
Al-Adalah adalah keadilan,artina dalam menegakkan hukum dalam kegiatan apapun
harus dilakukan secara adil dan bijaksana
3. As-Musawah
As-Musawah artinya kesejajaran atau egaliter,yang berarti tidak ada pihak yang merasa
lebih tinggi dari yang lain sehingga dapat memaksakan kehendak dirinya sendiri kepada
masyarakat umum,bersifat otoriter dan eksploitatif.
4. Al-Amanah
Al-Amanah adalah sikap pemenuhan kepercayaang yang diberikan seseorang kepada
orang lain,oleh sebab itu kepercayaan atau amanah tersebut harus dijaga dengan baik
5. Al-Masuliyyah
Al-Masuliyyah adalah tanggung jawab,contohnya adalah tanggung jawab sebagai
pemimpin,sebagai pemimpin kita meiliki 2 tanggung jawab yang haru diselesaikan,1
tanggung jawab di depan rakyat dan yang kedua tanggung jawab di depan Allah.
6. Al-Huriyah
Al-Huriyah adalah kebebasan,artinya sebagai warga masyarakat diberi hak dan
kebebasan untuk mengekspresikan pendapatnya.

Contoh nyata dalam demokrasi islam ada dalam kisah Nabi ketika beliau
bermusyawarah kepada para sahabat mengenai tawanan perang.Maka pada saat itu Abu
bakar mengusulkan untuk meminta tebusan dan Umar mengusulkan unuk memenggal para
tawanan perang.Pada saat itu pun Rasulullah mengambil keputusan dari usul para
sahabat,bukan apa yang Ia anggap baik namun apa yang sesuai dengan syariat dan asas
islam.
Pentingnya demokrasi dalam islam adalah untuk menetukan perkara sesuai dengan
syariat yang paling menguntungkan bagi rakyat.Dengan penerapan syariat maka hukum
hukum batil warisan negara barat akan hilang.Di Indonesia,sebagian besar demokrasinya
sudah sesuai dengan demokrasi islam,contohnya adalah Presiden sudah dipilih oleh
rakyat,ada dewan syura dan ada Majelis Ulama Indonesia sebagai penasihat.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sejarah HAM atau Hak Asasi Manusia berawal dari dunia Barat. Serorang Filsuf
Inggris pada abad ke 17, John Locke, merumuskan adanya hak alamiah yang melekat pada
setiap manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan dan hak milik. Dalam islam, HAM
digunakan untuk menjaga dan mengangkat derajat manusia agar tidak ada yang mengambil
bentuk atau peranan sebagai sesuatu yang merendahkan dan menjatuhkan derajat manusia.
Secara arti demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana semua warga negaranya
memiliki hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Secara makna demokrasi merupakan pemerintahan rakyat yang artinya dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Penentuan keputusan dalam sistem demokrasi adalah
dengan bermusyawarah. Sedangkan yang dimaksud demokrasi dalam islam adalah
penerapan prinsip islam dalam kerangka demokrasi, yaitu dalam penentuan hukum dan
kebijakan publik.

3.2 Saran

Berdasarkan materi yang telah dipaparkan terdapat beberapa saran yaitu:

1. Sebagai umat islam hendaknya dapat memahami hukum-hukum islam dan


mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
2. Pada dasarnya hak asasi manusia melekat pada diri setiap manusia, untuk itu setiap
manusia hendaknya dapat menjunjung tinggi hak asasi manusia baik pada dirinya
sendiri maupun orang lain.
3. Melaksanakan demokrasi sebagaimana konsep dan peraturan yang berlaku.

9
DAFTAR PUSTAKA

Makinara, Ihdi Karim. 2017. Media Syari’ah Wahana Kajian Hukum Islam Pranata Sosial.
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh.
Sayeed, Al. 2022. Perkembangan HAM di dunia internasional maupun di Indonesia. Sembilan
Bintang.
Zainuddin, HM. 2013. Islam dan Demorasi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.

10

Anda mungkin juga menyukai