AGAMA ISLAM
Disusun Oleh
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr .H .Mawardi S.ag. M.si selaku dosen pengampu dari mata kuliah Pendidikan
Agama Islam yang telah membimbing kami, kami juga ingin mengucapkan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah membatu kami menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, khususnya bagi penulis.
Mungkin tugas yang kami buat ini, belum sempurna oleh karena itu, kami meminta
maaf jika makalah ini masih terdapat kekurangannya. Kami mohon saran dan kritiknya untuk
memperbaiki pembahasan makalah ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Kelompok IV
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................................
1.1Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN.........................................................................................................................
2.1 Sejarah HAM ....................................................................................................................
2.2. HAM menurut Islam……… ……………………………………………………..
2.3 Demokrasi dalam islam......................................................................................................
BAB III
PENUTUPAN.............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya manusia sudah memiliki hak-hak pokok dari lahir sampai
meninggal. Hak-hak pokok tersebut adalah hak asasi manusia yang dikenal dengan
HAM. Hak asasi manusia bersifat universal. Hak asasi manusia (HAM) dalam Islam
berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum dikenal. Sebab seluruh hak
merupakan kewajiban bagi negara maupun individu yang tidak boleh diabaikan.
Rasulullah saw pernah bersabda: "Sesungguhnya darahma, hartamu dan
kehormatanmu haram atas kamu". Maka negara bukan saja menahan diri dari
menyentuh hak-hak asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan
menjamin hak-hak ini. HAM dan demokrasi dalam Islam berisi tentang penjelasan
konsep konsep hukum Islam, HAM menurut Islam dan demokrasi dalam Islam
meliputi prinsip bermusyawarah dan pengambilan keputusan sesuai dengan syariat
Islam. Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial bagi setiap
individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin, status sosialnya, dan juga perbedaan
agamanya. Islam tidak hanya menjadikan itu sebagai kewajiban negara, melainkan
negara diperintahkan untuk berperang demi melindungi hak- hak ini.
Disisi lain umat Islam sering kebingungan dengan istilah demokrasi. Di saat yang
sama, demokrasi bagi sebagian umat Islam sampai dengan hari ini masih belum bisa
diterima secara utuh. Sebagian kalangan memang bisa menerima tanpa timbal balik,
sementara yang lain, justru bersikap ekstrim Menolak bahkan mengharamkannya
sama sekali.
Sebenarnya banyak yang tidak bersikap seperti keduanya. Artinya. banyak yang tidak
mau bersikap apapun. Kondisi ini dipicu dari kalangan umat Islam sendiri yang
kurang memahami bagaimana Islam memandang demokrasi.
Sejak masa itu, usaha penegakkan HAM terus berlangsung, mulai dari usaha
menghapus perbudakan, perlindungan terhadap kelompok minoritas, sampai pada
perlindungan terhadap korban perang. Puncak dari usaha tersebut adalah dikeluarkannya
Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Right) oleh
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada tahun 1948, yang menjelaskan hak-hak asasi
fundamental yang disetujui oleh pemerintah untuk dilindungi. Deklarasi tersebut bertujuan
untuk melindungi hidup, kemerdekaan dan keamanan pribadi; menjamin kebebasan
menyatakan pendapat, berkumpul secara damai, berserikat dan berkepercayaan agama dan
kebebasan bergerak; dan melarang perbudakan, penahanan sewenang-wenang, pemenjaraan
tanpa proses peradilan yang jujur lagi adil, dan melanggar hak pribadi seseorang. Di samping
itu, Deklarasi tersebut juga mengandung jaminan terhadap hak-hak ekonomi, sosial dan
budaya.
Sedangkan kebebasan merupakan elemen penting dari ajaran Islam. Kehadiran Islam
memberikan jaminan pada kebebasan manusia agar terhindar dari kesia-siaan dan tekanan,
baik yang berkaitan dengan masalah agama, politik dan ideologi. Namun ]dalam kebebasan
tersebut terkandung hak dan kepentingan orang lain yang harus dihormati juga.
Perlindungan Islan terhadap Hak Asasi Manusia Adapun hak-hak asasi manusia yang
dilindungi oleh hukum Islam antara lain adalah :
1. Hak hidup
4. Hak persamaan
Sebagaimana firman Allah dalam surat Alȋ ‘Imrân ayat 159: «Maka disebabkan
rahmat dari Allâhlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawaralah dalam problem
tersebut. Kemudian apabila kamu membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya»
Ayat ini secara redaksional ditujukan kepada Nabî Muhammad saw. untuk melakukan
musyawarah. Ayat ini berkaitan erat dengan dengan petaka yang terjadi pada perang Uhud
yang sudah didahului oleh musyawarah, yang disetujui oleh mayoritas. Kendati demikian,
hasilnya, sebagaimana diketahui, adalah kegagalan. Hasil ini boleh jadi mengantar seseorang
untuk berkesimpulan bahwa musyawarah tidak perlu diadakan, apalagi bagi Rasulullah saw.
Pesan penting dari ayat ini, bahwa kesalahan yang dilakukan setelah musyawarah tidak
sebesar kesalahan yang dilakukan tanpa musyawarah, dan kebenaran yang diraih sendirian,
tidak sebaik kebenaran yang diraih bersama.
Secara garis besar ada tiga perbedaan yang mencolok antara syûrâ dan demokrasi secara
umum, yaitu: (1) Penetapan keputusan; (2) medan tanggung jawab; dan (3) pengangkatan
pimpinan
Dalam hukum islam itu, dalam rangka mewujudkan kemaslahatan umat manusia
sesuai dengan perkembangan masyarakat maka ketentuan-ketentuan hukum yang ada
perku kiranya kita lihat apakah relevan dan dapat di terima beliau sangat responsif
terhadap permasalahan khususnya dalam pandangan atau pendapat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2. Saran
a) Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara demokrasi di
Indonesia dan demokrasi Islam dan dapat melihat sisi baik dan buruknya.
b) Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat memahami pentingnya HAM dalam
kehidupan kita dan kewajiban kita untuk menjaganya.
DAFTAR PUSTAKA
Adam Kuper dan Jessica Kuper, Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial, Jilid I, Rajawali Pers, Jakarta,
2000.
Harun Nasution dan Bahtiar Effendi (ed), Hak Asasi Manusia dalam Islam, Yayasan Obor
Abdul Azis Dahlan (et.al), Ensiklopedi Hukum Islam, Ictiar Baru van Hoeve, Jakarta, 1996
Al-Qurthubi, Al-Jâm`i Li Ahkâm al-Qur’ân, Juz IV. Kairo: Dâr alKutub, 1967