Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ISLAM DAN PERDAMAIAN GLOBAL

Tugas ini di ajukan untuk memenuhi mata kuliah Islam dan Perdmaian Dunia

Yang Diampu Oleh Bapak Dr. M. Nur Salim, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5:

AHMAD HASAN ZALALI

ABIDATUL MUIZZU AL MURTADLO

INDANA ZULFA

YULIA AYU PRAMITASARI

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU KEISLAMAN

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG

DESEMBER 2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
nikmat yang sangat banyak kepada kita sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini.
Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. Karena
dengan wasilah beliaulah kita bisa mendapatkan hidayah yang begitu besar, berupa agama
islam. Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang berjudul “Islam
dan Perdamaian Global” pada mata kuliah Islam dan Perdamaian Dunia Yang Diampu
Oleh Bapak Dr. M. Nur Salim, M.Pd. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini sehingga
terselesaikanlah tugas makalah ini.
Shalawat serta salam penulis panjatkan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang dan penuh ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun dan dapat memotivasi kita agar lebih baik lagi serta lebih sempurna di
makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat dijadikan pedoman bagi orang lain yang
membacanya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, Jika ada yang kurang dalam penulisan atau
yang lainnya kami mohon maaf. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Kepanjen , 24 Oktober 2021

Penulis

ii
Daftar Isi

COVER ............................................................................................................................ i

Kata Pengantar ................................................................................................................. ii

Daftar Isi ........................................................................................................................... iii

BAB 1 : PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2

BAB 2 : PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

A. Islam dan Hak Asasi Manusia ..................................................................................... 3

B. Hak Asasi Islam dalam Al-Qur’an .............................................................................. 5

C. Perdamaian dan Jihad .................................................................................................. 13

D. Perdamaian Dunia dalam Prespektif Islam dan Global ............................................... 16

BAB 3 : PENUTUP ........................................................................................................ 22

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 22

B. Saran ............................................................................................................................ 22

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
HAM pada dasarnya adalah anugerah Allah yang terbesar kepada manusia
dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai khalifatullah tanpa diskriminasi
antara satu dengan yang lainnya Hak asasi yang ada pada manusia seperti kebebasan,
persamaan, keadilan, perlindungan, dan sebagainya bukan merupakan pemberian
seseorang, organisasi, atau negara, akan tetapi anugerah Allah SWT yang sudah
dibawanya sejak lahir ke alam dunia. Apabila manusia tidak memahami hak-hak yang
dimilikinya maka manusia tidak dapat menjalankan tugas serta kewajibannya sebagai
khalifah di muka bumi. Hak Asasi Manusia sudah diatur berdasarkan atau berpedoman
pada Al-Qur‟an dan Hadist sebagai tuntunan hidup umatmanusia. Oleh karena itu kita
harus mengetahui hak-hak kita dan selalu memperjuangkannya selama tidak
mengambil atau melampaui batas dari hak-hak orang lain.
Islam, secara literal, bermakna kedamaian atau keselamatan. Sebagai sebuah
agama dan jalan hidup, Islam menawarkan kedamaian dan keselamatan bagi seluruh
manusia di dunia ini. Orang yang memilih hidup dalam Islam akan berada dalam
kedamaian dan keselamatan. Begitu juga orang yang menolak Islam sebagai sebuah
keyakinan, tetapi tetap menghormatinya. Semua manusia yang menghargai kehadiran
Islam akan mendapatkan percikan kedamaian, sekalipun dengan skala yang berbeda-
beda.
Sebelum islam muncul ditengah-tengah bangsa arab, keadaan manusia ketika itu
dalam keadaan jahiliyah, masyarakat hidup dalam kegelisahan dan tidak pernah
merasakan hidup yang damai. Kekuasaan dipegang oleh orang-orang yang memiliki
kekayaan yang berlimpah ruah atau orang-orang yang berasal dari garis keturunan
ternama, mereka berbuat zalim kepada siapa saja yang dianggap rendah
kedudukannya, rakyat kecil tertindas dan dijadikan sebagai budak, wanita dianggap
membawa sial, sehingga ketika seorang perempuan melahirkan bayi yang berjenis
kelamin perempuan, bayi tersebut langsung dibunuh oleh ayahnya.
Ketika Nabi Muhammad datang dengan membawa Islam sebagai lambang
perdamaian, banyak perubahan-perubahan yang dialami oleh masyarakat Arab ketika
itu, kedamaian dirasakan oleh semua pihak, karena islam sangat membenci terjadinya
kekacauan dan tindakan kezaliman. Islam yang damai bukan hanya dirasakan oleh
orang islam saja, tetapi orang-orang selain islam yang hidup disekitar wilayah islam

1
juga dapat menikmatinya, karena islam merupakan agama yang memberi rahmat untuk
semua yang ada dimuka bumi atau dikenal dengan Rahmatan Lil’alamin.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Islam dan Hak Asasi Manusia?
2. Bagaimana Konsep Hak Asasi Islam dalam Islam?
3. Bagaimana Konsep Perdamaian dan Jihad?
4. Bagaimana Konsep Damai dalam Perspektif Islam dan Global ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Konsep Islam dan Hak Asasi Manusia
2. Untuk mengetahui Konsep Hak Asasi Islam dalam Islam
3. Untuk mengetahui Konsep Perdamaian dan Jihad
4. Untuk mengetahui Konsep Damai dalam Prespektif Islam dan Global

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Islam dan Hak Asasi Manusia


Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang telah dianugerahkan
oleh Tuhan kepada manusia. Hak asasi manusia adalah hak dasar manusia yang
melekat pada diri manusia yang harus dijunjung tinggi, dihormati,dan dilindungi oleh
Negara karena merupakan harkat dan martabat manusia. Pelaksanaan HAM mutlak
diperlukan agar manusia dapat berkembang sesuai dengan harkat, martabat, dan cita-
citanya. Hak ini juga dianggap universal, artinya dimiliki semua manusia tanpa
membedakan bangsa, ras, agama, dan jenis kelamin.1
Menurut pakar Eropa Hak Asasi Manusia juga dirumuskan dalam Piagam
Charter (Magna Charta). Piagam Charter dirumuskan karena Raja Inggris bertindak
sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Sehingga bangsawan geram dan menyusun
perjanjian untuk menegakkan pertanggungjawaban raja tersebut agar tidak semena-
mena, dan mempertangunggjawabkan segala sesuatu kebijakan dimuka hukum.2
Pasal 1-2, Piagam Charter menekankan kebebasan, kesetaraan dan martabat
manusia. Pasal ini menekankan bahwa umat manusia harus menciptakan semangat
persaudaraan, tidak ada diskriminasi terhadap segolongan umat tertentu. Begitu juga
dengan isi kandungan al Quran tidak mengenal hirarki status dan kekayaan, karena
pada kenyataannya sesuatu yang berlebihan merupakan penyebab utama terjadinya
kekerasan dan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Pasal 3, pada pasal ini menekankan pada hak hidup, hak kebebasan dan
keamanan bagi semua orang. Pada pasal ini saling berkesinambungan dengan al Quran
tentang larangan bunuh diri atau membunuh manusia terkhusus seorang bayi.3 Di
Indonesia, perumusan mengenai hak untuk hidup itu tertuang dalam beberapa
peraturan perundangundangan, salah satunya Undang-Undang Dasar 1945 (UUD’45)
Amandemen UUD’45 melalui beberapa Pasal merumuskan mengenai Hak Untuk
Hidup.

1
H.A.R. Tilaar. Dimensi-dimensi Hak Asasi Manusia dalam Kurikulum Persekolahan Indonesia.PT
Alumni, Bandung, 2010, hlm. 21
2
Jurnal Syari’ah dan Hukum Diktum, Volume 15, Nomor 1, Juni 2017 : 55 - 66
3
Asghar Ali Engineer, Azhar Arsyad.dkk. Islam dan Perdamaian Global, The Asia Foundation bekerja
sama IAIN Alauddin Makassar & Madyan Press Yogyakarta, tahun 2002. Hal. 5-8
3
4

Pasal 4, pasal ini menyangkut penghapusan perbudakan dan segala bentuk


penghambatan yang dilakukan dengan cara apapun. Seperti halnya yang dilakukan
Rasulullah ketika menikah dengan Khadijah. Beliau sangat menghargai budak,
sehingga beliau memerdekakan mereka dan tidak memiliki satupun budak semasa
hidupnya.
Pasal 5, Pasal ini menyangkut tindak kekerasan atau hukuman penghinaan.
Islam memperintahkan umatnya untuk tidak melakukan penyiksaan dan kekerasan
terhadap orang-orang yang bersalah. Hukum yang ada pada masyarakat adalah solusi
dari penyelesaian masalah yang terjadi didalam masyarakat. Bahkan al quran melarang
dengan keras istikbar (arogansi), istibdad (tekanan), dan istidaf (tekanan dan celaan).
Pasal 6-8, pada pasal ini menjamin pengakuan dan persamaan hak semua orang
dihadapan hukum dan perlindungan tanpa diskriminasi. Hukuman harus adil dan tidak
ada keberpihakan pada seseorang atau golongan tertentu. Seperti ungkapan dalam al
Quran dibawah ini :
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganglah
sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa, dan bertakwalah kepada
Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Pasal 13-15, pada pasal ini berisi tentang hak-hak yang didapatkan dan
kebebasan setiap individu. Setiap individu berhak mendapatkan kehidupan yang layak
tentang kewarganegaraan, kebebasan untuk berpindah tempat yang lebih baik atau
mencari kehidupan yang layak. Begitu pula dengan penindasanyang terjadi kepada
manusia, maka manusia itu berhak berpindah tempat untuk mencari tempat yang layak
dan aman untuk dijadikan tempat tinggal.
Pasal 19, pada pasal ini membahas tentang adanya kebebasan berpikir, bersikap,
beragama, berpendapat dan berbicara, termasuk kebebasan untuk memeluk agama dan
memanifestasikannya dalam bentuk pengajaran, praktek, pengabdian dan seremonial,
dan juga kebebasan untuk mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan ide
melalui berbagai media tanpa memperhatikan adanya batasan.4

4
Ibid Hal. 9-16
5

B. Hak Asasi Islam dalam Al Quran


1. Pengertian Hak Asasi Manusia
Kata “hak” yang di pergunakan dalam bahasa sehari-hari dan juga dalam bahasa
hokum berasal dari bahasa arab “haq” yang terbentuk dari huruf ( haa) dan (qof)
dengan makna dasar mengerjakan sesuatu dengan kesempurnaan dan benar. Al-Haq
dapat diartikan juga sebagai lawan dari kabatilan. Hak adalah wewenang atau
kewajiban untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuaatu. Dengan
menghormati hak-hak ini orang menempatkan dari dalam kebenaran , melihat realitas
yang benar dan mendapatkan keuntungan dari hak-hak yang di timbulkannya. Secara
Istilah asasi Manusia di Indonesia sering disandingkan dengan Istilah hak- hak kodrat,
hak-hak dasar Manusia menganalisis berbagai pandangan tentang pengertian hak-hak
asasi manusia penulis memahami bahwa hak-hak asasi manusia dimaksudkan adalah
hak-hak dasar yang memiliki bukan karena pemberian masyarakat . karena itu bukan
didasaarkan hokum positif yang berlaku. Melainkan berdasarkan martabaatnya sebagai
manusia , manusia memiliki karena ia manusia.5
Secara umum HAM ialah suatu hak yang secara inheren sudah melekat pada
setiap diri manusia dan tanpanya manusia tidak dapat hidup sebagai manusia. Ham
didasarkan pada prinsip fundamental bahwa semua manusia memiliki harkat martabat
yang inheren tanpa memandang ras.warna kulit, Bahasa,jenis kelamin, bangsa, umur,
kasta, agama. Semua orang berhak menikmati hak tersebut. HAM secara Terminologi
ialah “Hak hak manusia yang sepenuhnya sama. Hak itu meliputi. Kebebasan,
persamaan, keadilan semua itu berasal dari martabat manusia itu sendiri. Menurut
Locke john bahwa HAM sebuah hak-hak yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Pencipta”.
Pada Bahasa Arab pengertian HAM terdiri atas tiga yakni manusia.Kata hak
(haqq) diambil dari kata haqqa-yahiqqu-haqqan yaitu benar,nyata pasti, tetap. Apabila
dikatakan,yahiqqu, alaika an taf’ ala kadza, artinya kamu wajib melakukan seperti ini.
Berdasarkan pengertian diatas, maka Haqq adalah kewenangan kewarganegaraan atau
kewajiban untuk sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, sehingga hal ini bersifat
kodrati. Hal ini tidak tergantung keberadaannya maupun disebabkan manusia lain,atau
oleh hukum, dikarenakan hak itu berkaitan dengan eksistensi manusia. Dengan ini
perbedaan jenis kelamin, agama, atau ras tidak sama sekali mempengaruhi perbedaan
pada eksistensi HAM itu sendiri karena berkaitan dengan keberadaan dan eksistensi

5
Lihat Ibn Faris Abi AL-Husain Ahmad Ibn Zakariya ( selanjutnya disebut Ibn Faris ), Mu’jam Maqayis al-
Lughat, jus II ( Cet, 1 : Bairut Dar al-Fikr, t. th.) hlm.15
6

Manusia. Maka Hak itu harus dihormati,dihargai dan dilindungi oleh siapapun didunia
ini.6
Hak Asasi manusia ialah suatu yang bersifat kodrati, hak serta dijadikan Allah
Swt secara mubram yang berubah atau yang tidak dimiliki setiap makhluk lain seperti
manusia Karennya keberadaan manusia sebagai makhluk berbudaya, mulia ,
bermartabat. Hak asasi ini terbawa manusia pada kehidupannya untuk manusia Allah
Swt menciptakan semua fasilitas bagi kepentingan manusia itu sendiri. Pada ayat
diatas dapat kita pahami yang dimaksud hak asasi manusia Ialah suatu hak sudah
melekat pada setiap manusia ataupun sesuatu yang diperuntuhkan oleh Allah Swt
kepada manusia baik diri sendiri ataupun sesuatu yang diciptakan allah yang berada
diluar Manusia itu sendiri bila dicermati lebih jauh pengertian HAM itu berbeda.7
2. Dasar Hak Asasi Manusia dalam Al-Quran
Sebagai mahluk yang memiliki bentuk fisik yang paling baik, manusia diberikan
kemampuan berfikir yang membedakan dengan mahluk lainnya, dan Allah
memberikan kemampuan berfikir yang membedakan dengan mahluk lainnya, dan
Allah menjadikan manusia sebagai mustakhif dan musta;mir dimuka bumi. Karena
didasarkan pada kesempurna dan kemampuan manusia untuk mengembangkan potensi
berfikir. Dengan dijadikan manusia kholifa , hal ini menunjukan bahwa manusia
memiliki wilayah kekuasaan dibumi ini8. Dalam QS. Sad. Misalnya disebutkan:
Salah satu aspek yang diungkapkan ayat diatas adalah pengangkatan nabi daud
sebagai kholifa dengan tugas utama menegakkan hokum dengan benar ditengah-
tengah masyarakat. 9
Ayat tersebut diatas tampak betapa tuhan menekan kan
pentingnya keadilan, sampai-sampai permintaan untuk menegakkan hokum secara hak
diikuti dengan peringatan agar tidak menyimpang dari kebenaran.10 Namun tidaknya
ketengarangan eksplisit tentang kholifa menimbulkan perbedaan pendapat dikalangan
ulama tafsir. Idnkastin misalnya, berpendapat bahwa kholifa adalah kepala
pemerintahnya umat islam pandangan serupa juga di kemukakan oleh alkutubi lain
hanyalah dengan wahyudi dan an syaukani keduanya cenderung membatasi kholifa
6
Dede kania, Hak Asasi Manusia Dalam Realitas Global, cet 1. Penerbit Manggu, Makmur Tanjung
Lestari thn 2018,hlm 3.
7
Fauzan Khairazi, Iimplimentasi Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia di Indonesia , vol 8 no 1( januari
2015) hlm 80-81.
8
Hak Persamaan ini terdiri dari dua factor prnting , pertama, persamaan haka dan kedudukan semua
oramg, baik dalam bidang politik, social maupun budaya. Kedua kemerdekaan pribadi . selanjutnya
lihat Nourou zzaman shiddiqi, fiqih Indnesia, Penggagas dan Gagasannya ( Cet, 1 : Yokyakarta : Pusat
Pelajar , 1996, hlm 147.
9
Lihat QS. A-t-Tin : 4
10
Lihat Abd. Muin Salim, Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran ( selanjutnay disebutKonsepsi )
Cet, II : Jakarta : Grafindo
7

sebagai kepemimpinan para nabi secara bergantian ketegakan hukum tuhan sedangkan
alfairu zavbadi dari ibn abas dan alzama zahdi melihat kedudukan kholifa mencangkup
kedudukan raja-raja dan nabi-nabi sebagai pemerintah.
Disamping kedudukan manusia sebagai mustahiq dimuka bumi alguran juga
mengungkapkan kedudukan manusia sebagai musta’min alguran pembangunan
kemakmuran. Kata ista’mara pada ayat 61 QS Hud terdiri dari huruf sin dan ta yang
sewazan dengan istaf ‘ala yang berarti meminta seperti kata istighfar yang berarti
meminta ampunan dapat juga kedua huruf tersebut berarti menjadikan seperti kata
hajar yang berarti batu bila di gabungkan dengan sin dan ta sehingga di baca istahraja
yang di makanya adalah menjadi batu. Penulis memahami bahwa ayat 61 QS Hud
menegaskan tentang fungsi mannusia sebgai pengembang pembangun dan pencipta
hal ini dapat di pahami dari penjelasan ayah bahwa manusia diciptakan dari bumi ini
dan dijadikan penghuni yang diharapkannya untuk memakmurkannya.
Segala fasilitas dan bahan-bahan kebutuhan yang terdapat dibumi yang
terhampar luas disediakkan bagi manusia tentu bahan yang dimaksud bukan bahan-
bahan yang jadi tetapi semunya memerlukan pengolahan dan pemeroresan dalam
kondisi ini daya cipta manusia sangat diperlukan manusia harus berusaha menciptakan
sesuatu dan membangun dari bahan-bahan yang tersedia dengan mengunakan fasilitas
yang sudah pula diberikan kepadanya. Untuk mewujudkan tugas memberikan manusia
modal kerja berupa ilmu sebagiaman disyaratkan dalam QS al-Baqoroh 231 ilmu
dapat melalui penglaman dan jalur ajaran wahyu sehingga tercipta pedoman yang
mengatur penyelengaraan hingga yang baik dengan jaminan keselamatan dialam dunia
dan untuk hidup yang lebih baik di akhri kemudian yang kekal.11
3. Wujud dan Hak Asasi Manusia dalam AL-Quran
Dalam alguran tidak sedikita ayat-ayat yang menyingung hak itu ada sekitar 297
ungkapan hak dalam alquran dengan berbagai bentukknya untuk memperoleh
gambaran yang lebih jauh tentang wujud hak asasi manusia dalam alquran perlu ayat-
ayat yang berkenaan dengan ekstenti diantaranya QS. Al Baqorah yang berbunyi
Dalam kalusa diatas terdapat dua kata kunci yang perlu dijelaskan yakni:
mustakqoruun dan musta’un lafal mustaquruun di temukan sebanyak 35. Menurut
muin salim kedudukan kedua hak diatas merupakan hak asasi manusia dari 2 segi segi
pertama, ungkapan alguran tentang hak-hak manusia telah terkandung pada dua hak
diatas arti hak-hak yang disebut dapat dikembalikan kepda kedua tersebut , kedua hak

11
Abd Muin Salim. Konseosi Kekuasa Polotik dalam al Quran ( Jakarta : Raja Grafindo Persada 1994).
Hlm 82 : Quraish Shihab, Tafsir almanar ( Cet, I. t. tp : Pustaka Kartini,1992) hlm.19
8

itu adalah ketetapan tyhan sebagai perintah sebagai manusia meninggal surge dan
hidup dibumi dengan demikian hak-hak tersebut salah satu factor bagi kehidupan
manusi a dibumi terutama bila dikaitkan dengan QS Al-araf ayat 25 yang menegaskan
bahwa manusia diberi hidup dimatikan dan dibangkitkan dibumi pandangan abd muin
salim diatas dapat dipahami bahwa keterangan alguran tentang hak-hak kemanusiaan
disertai dengan pandangan hidup yang mengakui adalah kehidupan sesudah mati
sehingga kesepatan hidup yang terbatas itu hendaknya dimanfaat kan dengan sebaik-
baiknya, hendaknya manusia mengunakan hak-haknya dengan penuh tanggung jawab
tidak melakukan dengan penyimpangan-penyimpangan.
Ayat diatas menunjukkan bahwa manusia diciptakan dimuka bumi ini kemudian
hidup selama umur yang telah ditentukan termasuk segala jenis mahluk selanjutnya
dari bumi itu pula manusia dan segala jenis mahluk dimuka bumi itu pula manusia dan
segala jenis mahluk dimatikan ketika umur telat habis dan dari bumi itulah manusia
menganalisis dan mencermati berbagai keterangan diatas dapat dipahami bahwa
alguran mengakui keberadaan hak-hak asasi manusia yang telaah melekat sebagai
manusia yang wajar hak-hak yang dimaksud adalah haq al istiqfar pada dirinya yakni
haq untuk menetap dan berdiam dimuka bumi dan haq al istimta yakni hak untuk
memanfaat fasilitas yang ada dibumi sebagai bukti rezeki tuhan. Hak hak diatas adalah
pemberian tuhan rupa kelapangan hidup dibumi dan perasaan senang dalam
memanfaatkan isinya dengan demekian setiap perlakuan yang merangkas hak-hak itu
berarti mengabaikan hak-hak yang diberikan tuhan kepada manusia yang di indefikasi
sebagai hak-hak kemanusian.
4. Hak - Hak Dalam Deklarasi HAM
Hak Ialah Suatu hak yang dimelekat pada setiap kaum perempuan karena
sebagai manusia dan perempuan Pengakuan serta penghormatan terhadap perempuan
sebagai makhluk sejatinya diakui sebagai hak yang inheren yang tidak bisa dipisahkan.
Pemahaman ini menjadi point penting Untuk Perempuan sebagai manusia yang
bermartabat. Perbedaan biologis dengan laki-laki bukan Alasan Untuk serta merta
menjadikannya sebagai Manusia Kasta Kedua.12
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) 1948 sebagai Hukum Hak
Asasi Manusia Intenasional, Di dalamnya termuat bahwa “hak dan kebebasan sangat
perlu oleh setiap manusia tanpa adanya diskriminasi termasuk tidak melakukan
diskriminasi berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dikarenkan
mempunyai derajat yang sama. Khusus dalam Konteks perlindungan terhadap hak
12
Adyan Buyung Nasution dan A.Patra M zen, Instrumen Internsional Pokok Hak Asasi Manusia, hlm 456
9

kaum perempuan dunia wajar kemudian apabila status peran kaum perempuan dinilai
lebih buruk dimanapun dibelahan bumi ini.13
Pasal 11 dalam “convention on the Elimination All Form of Discrimination
Against Womnes membahas mengenai penghapusan deskriminasi kepada Kaum
perempuan juga menjamin persamaan hak antara Lak-laki dan perempuan dalam
bekerja sebagai hak asasi, hak profesi, hak kerja,hak menerima upah yang sama
dengan laki-laki, hak jaminan sosial, hak akesehatan, keselamatan kerja, dan fungsi
melanjutkan keturunan. Akan tetapi gender masih begitu kuat didunia kerja juga
topang oleh system manajemen yang masih dipegang dominasinya oleh kaum laki-laki
sehingga budaya patriarki sangat kental di dalamnya. Pembedaan peran perempuan
dan laki-laki tidak hanya dalam penempatan pekerjaan dari segi yang dianggap pantas
menurut gender akan tetapi perbedaan gender pada tingkatan kebijakan dan system
penggajian tersebut”.
Hak perempuan ialah hak Asasi Manusia Yang pengaturan secara eksplistif
terdapat dalam UU Hak Asasi Manusia RI No. 30 Tahun 1999 Pada Pasal 46 sampai
dengan pasal 51. Dari pasal-pasal tersebut dapat dintikan mengenai hak-hak
perempuan dalam bidang politik dan pemerintahan, kesehatan, Pendidikan,
pengajaran. Ketenagakerjaan, dalam ikatan dan putusannya perkawinan serta dalam
melakukan perbuatan hukum. Walaupun secara teori mengenai hak-hak perempuan
dijamin oleh pemerintah namun dalam prakteknya sering kali hak-hak tersebut
terabaikan.14
a. Hak hidup
Setiap tindakan pembunuhan atau pun perbuatan yang membahayakan orang lain
mesti memiliki korelasi langsung maupun tidak dengan keutuhan hidup dimuka bumi.
Pembunuhan terhadap satu orang saja sama artinya dengan pembunuhan terhadap
seluruh manusia dan sebaliknya memelihara kehidupan satu orang saja berarti
memelihara kehidupan manusia seluruhnya. Bahkan Islam tidak membenarkan soal
membunuh diri dan mencita-citakan mati. Mengharap-harapkan supaya lekas mati
tidak dibenarkan dalam Islam karena kalau kita terus hidup dapat menambah kebaikan
dan memperbaiki kesalahan.

b. Hak Pendidikan

13
Sadli saparinah, Hak Asasi pada Pemahaman bentuk-bentuk tindakan kekerasan Terhadap alternative
pemecahannya,( Jakarta pusat kajian dan gender universitas Indonesia, Jakarta 2000). Hlm 1.
14
Mutiara Hikmah kajian dari persektif hak-hak perempuan tentang perkawinan campuran hlm213.
10

Pendidikan ialah suatu asset yang berharga bagi bangsa dan pendidikan juga
mencirikan pembangunan karakter. Serta Pendidikan yang berkualitas akan
melahirkan kemajuan bagi peradaban bangsa. Sebaliknya Pendidikan buruk akan
berimplikasi negative bagi jalannya sebuah pemerintah dan ketersediaan pertisipasi
public cerdas. Begitu sangat penting keberadaan Pendidikan ini, maka terpenuhinya
hak atas pendidikan yakni hak asasi manusia . Sudah jelas bahwa hak atas pendidikan
ialah hak Masyarakat.15
Dari hadits diatas memberikan sebuah gambaran mengenai “pentingnya
menuntut ilmu bagi semua orang tidak hanya kaum laki-laki saja akan tetapi kaum
perempuan juga perlu menuntut ilmu dan dari hadits ini pula memberikan gambaran
bahwa islam tidak mendiskriminasi perempuan dalam menuntut ilmu, seperti banyak
tudingan yang dilontarkan golongan tertentu. Dalam surat al-mujadalah ayat 11 allah
juga menjelaskan betapa pentingnya menuntut ilmu”.16
Negara negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Islam Internasional
(OKI). Dalam konferensi yang diselenggarakan di Kairo Mesir Tahun 1990, pada
akhirnya menyepakati prinsip-prinsip hak asasi manusia.sekalipun terlambat namun
tidak apa- apa, daripada tidak sama sekali. Pasal-pasal yang termuat dalam deklarasi
ini sudah barang tentu didasarkan atas sumber-sumber utama dan otentik dari ajaran
baik al-Qur’an maupun hadits Nabi. Deklarasi Kairo ini antara lain Yaitu:
Manusia Ialah satu keluarga sebagai hamba allah dan berasal dari Adam. Semua
orang adalah sama bila dilihat dari martabat dasar manusia dan kewajiban dasar
mereka tanpa diskriminasi ras,warna kulit,Bahasa,jenis kelamin, agama, Ideologi,
politik status perempuan dan laki-laki adalah setara dalam martabat sebagai manusia
dan mempunyai hak yang dinikmati ataupun kewajiban yang dilaksanakan. Ia
mempuyai kapasitas sipil dan kemandirian keuangannya sendiri dan hak untuk
mempertahankan nama dan garis keturunannya. ( pasal 6).
Deklarasi diatas merupakan sikap dan langkah progresif masyarakat muslim
dunia sekaligus memberikan harapan untuk masa depan lebih baik. Bukan hanya bagi
perempuan melainkan bagi kesejateraan bangsa muslim keseluruhan yang akan
datang, sebagai wujud dari komitmen atas deklarasi itu bangsa bangsa yang bergabung
dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) tentu diharapkan mulai membaca kembali
hukum dan perundang-undangan agar dapat disamakana dengan prinsip kemanusian
15
El-Muhtaj majda.Dimensi hak asasi manusia ”Mengurangi Hak Ekonomi Sosial dan budaya” (Jakarta
Rajawali Presshlm 162.
16
B Nurhayati Hak-hak manusia menurut perspektif alguran jurnal agama dan jender ( Uin Suska Riau
hlm 19 Tahun 2017)
11

dan membicarakan dengan sunggu-sungguh demi sebuah kehormatan dan keunggulan


Islam dan kaum Muslim itu sendiri. Hal ini juga membutuhkan pikiran yang cerdas
jernih tulus kerja keras dan tanpa kemarahan. Karena Hak Perempuan adalah hak yang
pundamental manusia yang merupakan karunia Allah Swt. pada Pasal 1,pasal
Deklarasi Universal mengenai PBB pada Hak asasi manusia dinyatakan sebagai
berikut.
“Setiap manusia berhak atas semua hak maupun kebebasan juga dinyatakan pada
deklarasi dengan ini tanpa pembedaan apapun sepert halnya ras,warna kulit,jenis
kelamin,Bahasa, maupun agama pendapat politik serta pendapat lainnya. asal-asul
kebangsaan atau sosial, harta milik, status kelahiran atau status lain. Dan tidak boleh
dilalukan pembedaan atas dasar status politik,status yurisdikdi atau status internasional
negara atau wilayah tempat seseorang termasuk di dalamnya apakah wilayah ini
merdeka, perwakilan tidak berpemerintah sendiri atau dibawah pembatasan kedaulatan
lainnya”.17
5. Prinsip-Prinsip HAM Dalam Al-Qur’an
Pada prinsipmya dalam agama Islam, hak-hak Asasi Manusia bukan hanya
diakui tetapi juga sangat dilindungi sepenuhnya Karena itu dalam hubungan ini ada
dua prinsip yang sangat penting yakni prinsip pengakuan. Hak asasi manusia dan
prinsip terhadap hak-hak tersebut.18Martabat manusia disebutkan dalam al-Quran surat
Al-Isra ayat 33 artinya: dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah,
melaikan dengan suatu (alasan yang benar). Dan barang siapa dibunuh secara dzalim,
maka terbunuh atau penguasa untuk menuntut qishas atau diat pada ahli waris akan
tetapi janganlah ahli waris ini melampaui batas dalm membunuh. Sesungguhnya dia
ialah orang yang memdapatkan sebuah pertolongan . Prinsip persamaan. Prinsip
persamaan dengan tegas digariskan oleh Allah Swt dalam Surat al-Ahqof ayat 19
artinya: dan bagi masing masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka
kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka balasan pekerjaan-pekerjaan
mereka sedang mereka tidak dirugikan. Prinsip persamaan ini juga disebutkan dalam
al-Qur’an al-Hujurat ayat 13 pada ayat ini disebutkan dalam Al Qur’an bahwasannya
Allah Swt menciptakan Manusia dengan hak persamaan sesama manusia baik sebagai
seorangan maupun bangsa.19
17
Hasanah Uswatun hak asasi manusia dalam perspektif islam. Universitas Indonesia thn 2010 hlm 454.
18
Azhary Tahir Muhammad . Negara Hukum Suatu Studi tentang prinsip-prinsipnya dilihat dari segi
Hukum Islam , Implementasi pada perioritas Negara Madina dan Masa kini, ( Jakarta Bulan
Bintang,1992)h. 95.
19
Marcel Boisard A Humanisme dalam islam terjemah Rasjidi H.M ( Jakarta : Bulan Bintang, 1980) hlm
115.
12

Suatu prinsip kebebasan berpendapat sejalan dengan fitrah perihal jadinya


manusia diciptakan Allah dan berbagai alat kelengkapan berupa akal budi atau rasa.
Dengan berbagai alat kelengkapan tersebut manusia lahir dibumi penuh dengan
kebebasan karenanya manusia memiliki pilihan sendiri dalam perilakunya sehingga ia
bisa melakukan suatu perbuatan yang disukai. Tetapi jika dilihat dari segi lainnya
maka terlihat bahwa Allah sebagai pencipta mahkluknya yang penuh kasih sayang
pasti Allah tidak akan membiarkan ciptaannya berperilaku bebas tanpa batas. Ketika
manusia berbuat sesuai keinginannya sendiri dengan tanpa ada batasan, ia akan
menghancurkan dirinya sendiri. Akal maupun pikiran yang sehat dan menghasilkan
pemikiran yang sehat dalam makna dilanasi dan tidak bertentangan pada Al Qur’an
maupun Hadits.
Prinsip kebebasan beragama. Pada al-Qur’an tegas digariskan suatu prinsip yang
berbunyi tidak boleh adanya paksaan didalam beragama. (Q.s 2:256). Prinsip Hak
jaminan sosial 14 abab agama Islam telah menggariskan yakni didalam harta orang
kaya adanya hak orang miskin dan mereka memerlukannya ini amat sesuai dengan
firman Allah pada surat Adz-Dzariyat ayat 19. Artinya:
“ Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapatkan bagian. Ayat diatas menunjukan bahwa
kekayaan yang dimiliki seseorang itu tidak sepenuhnya milik dia. Akan tetapi 2.5%
harta kekayaannya wajib dikeluarkan zakatnya. Tujuan zakat ialah untuk
menghapuskan kemiskinan juga menciptakan pemerataan pendapatan juga
mewujudkan keadialan sosial dimasyarakat.
Hak berkeluarga. Pada agama Islam wanita mempunyai hak dalam memilih
pasangan mereka. Yakni menunjukan kemerdekaan pribadi mereka dan telah dirampas
dalam sepanjang sejarah sebelum Islam itu datang Ketetapan maupun kebebasan juga
dapat menguatkan keluarga dimasyarakat. Hak sosial dalam Islam memposisikan
kaum wanita sama seperti halnya laki-laki pada semua yang berkaitan dengan hak
sosial. Hak sosial diantaranya hak untuk beramal ma’ruf nahi munkar juga andil pada
penentuan pelayanan sosial bekerja meningkatkan profesi berantusias dalam organisasi
sosial maupun beragama dan sebagainya.20
HAM dan kewajiban menuntut Ilmu. Banyak sekali ayat al-Qur’an serta hadits
yang berbicara mengenai jawabannya mencari ilmu bagus ditunjukan pada laki-laki
dan perempuan. Kaum wanita dizaman Rasullah Muhammad Saw sadar betul tentang
kewajiban menuntut ilmu Karena itu mereka mohon pada baginda Nabi Muhammad
20
Uswatun Hasanah Hak Asasi Manusia dalam Persepektif Hukum Islam hlm. 458-463
13

Saw. Hak Ekonomi (Property Right) Kebebasan Memiliki Sesuatu Pengertian Hak
Kebebasan Memilki Sesuatu Merupakan hak Kebebasan Seseorang terhadapa Sesuatu
Yang Diperoleh Secara Sah Menurut Hukum Al-Qur’an Menegaskan Dan Janganlah
Sebagain Kamu Memakan Harta Sebagian Yang Lain diantara Kamu dengan jalan
yang Batil (Al-Baqarah 2:188) dan Hai Orang-Orang yang beriman Janganlah Kamu
Saling Memakan Harta Sesama Dengan Yang Batil An-Nisa ayat 29). Islam Bersama
dengan perlindungan Persamaan Hidup juga Telah menganugerahkan jaminan
Keamanan Terhadap pemilik harta benda bagi setiap Manusia. Hal ini hanyalah bagi
harta benda yang telah didapatkan dengan jalan yang benar menurut hukum. Nabi
Muhammad Saw pada Khutbah Dalam Kesempatan Haji Wada telah bersabda Nyawa
dana harta bendamu adalah haram bagi tiap-tiap orang terhadap yang lainnya sampai
kamu bertemu Tuhanmu pada hari Akhir Nanti.21
Berdasarkan Uraian pendapat diatas kita disimpulkan bahwa dimaksud dengan
hak asasi manusia ialah semua hak yang melekat pada setiap manusia sejak lahir yang
secara kodrat sudah ditetapkan Allah Swt juga Wajib dijungjung tinggi, dipenuhi dan
dijaga, karena berupa fasilitas hidup yang ada didunia ini termasuk hak memelihara
dan memanfaatkan dunia ini. Jadi HAM terbagi menjadi dua yakni HAM ynag
melekat pada manusia secara internal dan HAM yang ada diluar dari manusia berupa
pemanfaat alam dan pemeliharannya dan sejatinya kaum perempuan itu juga memiliki
hak yang sama seperti halnya kaum laki laki seperti Hak untuk hidup,hak
Pendidikan,hak ekonomi, hak berkeluarga bahkan tidak ada yang melarang seorang
perempuan untuk berkutat di daerah public maupun domestic seperti halnya laki laki,
Pula dijelaskan dalam Deklarasi Kairo dalam pasal 6 ini dijelaskan bahwa Perempuan
dan laki-laki adalah setara dalam martabat sebagai manusia dan mempunyai hak yang
dinikmati ataupun kewajiban.22

C. Perdamaian dan Jihad


Dalam perspektif sosiologis, agama dipandang sebagai sistem kepercayaan yang
diwujudkan dalam perilaku sosial tertentu. Ia berkaitan dengan pengalaman manusia,
baik sebagai individu maupun kelompok. Sehingga sikap perilaku yang diperankannya
akan terkait dengan sistem keyakinan dari ajaran agama yang dianutnya. Perilaku

21
Umi Din Nurzanah br. Sembiring Hak Asasi Manusia dalam perspektif Hasan Al-Banna, Universitas
Islam Negeri Sumatra Utara Medan.s
22
Al Qatlan Khalil Manna, Studi Ilmu- ilmu Al-Quran terjemah mudzakir as (bogor: pustaka Litera
antarnusa 2001) hlm 445.
14

individu dan sosial digerakkan oleh kekuatan dari dalam, yang didasarkan pada nilai
ajaran agama yang menginternalisasi sebelumnya.
Diskursus mengenai agama, terutama dalam tatanan globalisasi, memang akan
terus menarik untuk didiskusikan. Beberapa orang berpendapat bahwa peran dan
fungsi agama di dunia modern akan mengalami krisis. Dengan demikian tantangan-
tantangan modernitas bagi agama akan menjadi sangat kompleks. Agama-agama
dituntut untuk memodernisasikan dirinya dengan tetap menjaga nilai-nilai
transendentaluniversal yang dibawanya. Agama-agama dalam posisi ini masih tetap
dibutuhkan oleh umatnya sebagai tempat kontemplasi dalam menghadapi
problematika sosial yang terjadi disekelilingnya.23
Ujian terberat bagi agama-agama sekarang ini, salah satunya, adalah
mewujudkan perdamaian dunia, karena masih banyaknya peristiwa-peristiwa konflik,
kekerasan dan intimidasi yang melanda dunia global. Lihat saja konflik
berkepanjangan antara Palestina dan Israel, konflik di berbagai negara di benua afrika,
isu-isu terorisme, dan masih banyak yang lainnya. Deretan permasalahan global yang
ada itu harus dijawab oleh agama-agama dunia sebagai upaya menjadikan umat
manusia lebih humanis dan dialektis dalam mengahadapi persoalan global.
Pada era global semacam ini, perdamaian agama-agama di dunia mutlak
diperlukan. Maka dengan adanya dialog antarumat beragama, diharapkan akan
menemukan kesamaan visi untuk menatap masa depan umat beragama yang toleran,
harmoni, dan damai. Menurut Abdul Qadir Shaleh, dialog global antaragama bekerja
dalam tiga wilayah: pertama, wilayah praksis di mana kita berkolaborasi untuk
menolong kemanusiaan. Kedua, wilayah batin atau spiritual di mana kita berupaya
mengalami partner dialog dari dalam (dialogue from within). Ketiga, wilayah kognitif
di mana kita mencari pemahaman dan kebenaran. Berangkat dari wilayah dialog
tersebut, maka paling tidak praktek kekerasan dapat dikurangi. Karena dengan adanya
kesadaran bahwa agama lain adalah suatu agama juga yang membutuhkan eksistensi
secara humanis, maka proses kearah perdamaian akan mudah tercapai.24
Nilai-nilai perdamaian pada hakikatnya banyak termaktub dalam al-Qur’an dan
juga secara jelas diindikasikan dalam berbagai riwayat Hadis Nabi. Tidak ada satu ayat
pun dalam al-Qur’an, dan tidak ada satu Hadis pun yang mengobarkan semangat
kebencian, permusuhan, pertentangan, atau segala bentuk perilaku negatif dan represif
yang mengancam stabilitas dan kualitas kedamaian hidup.23 Al-Qur’an menegaskan
23
Abdul Qadir Shaleh, Agama Kekerasan, (Yogyakarta: Prismasophie, 2003), h. 133
24
Shaleh, Agama Kekerasan, h. 135-136
15

bahwa Rasulullah SAW diutus oleh Allah untuk menebarkan kasih sayang: ”dan
Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam”. (Q.S. Al-Anbiya: 10). Zuhairi Misrawi menyatakan bahwa ada dua hal utama
yang perlu diketahui dari ayat tersebut. Pertama, makna rahmatan. Secara linguistik,
rahmatun berarti kelembutan dan kepedulian (al-riqqah wa al-ta’aththuf). Kedua,
makna lil’alamin. Para ulama berbeda pendapat dalam memahami ayat ini. Ada yang
berpendapat bahwa cinta kasih Rasulullah saw. hanya untuk orang muslim saja. Tapi
ulama lain berpendapat bahwa cinta kasih Rasulullah saw untuk semua umat manusia.
Hal ini mengacu pada ayat terdahulu yang menyatakan bahwa Rasulullah saw diutus
untuk seluruh umat manusia (kaffatan li an-nas).25
Nabi Muhammad melakukan dakwah dengan cara-cara yang damai serta penuh
dengan cinta-kasih. Fakta historis ini mempunyai signifikansi untuk mengkaji etika
perdamaian dalam tradisi Islam awal. Berangkat dari keyakinan ini, perdamaian
merupakan salah satu ciri utama agama Islam. Islam yang artinya mengandung makna
salam (kedamaian/keselamatan) mengajak untuk selalu bersikap harmonis dalam
berinteraksi dengan sesama. Perdamaian bukanlah semata-mata ketiadaan perang atau
kekerasan. Damai yang sejati adalah damai yang termanifestasi melalui nilai-nilai
kemanusiaan universal dan nilainilai keadilan sosial.
Namun, bagaimana dengan konsep jihad dalam Islam yang pada umumnya
disalahpahami sebagai bentuk negasi dari nilai-nilai perdamaian. Kata jihad tidak
berarti perang suci. Jihad berarti perjuangan (kerja keras) atau usaha. Berdasar pada
sebuah hadith masyhur dari Nabi Muhammad , bahwa jihad secara tradisi dibagi ke
dalam al-Jihad al-Akbar (perjuangan besar), sebuah usaha batin dalam menghadapi
sifat dasar kita yang lebih rendah (nafsu); dan al-Jihad al-Ashgar (perjuangan kecil),
sebuah usaha lahir dalam menghadapi ketidakadilan sosial. Perjuangan kecil ini
bukanlah dalam semua hal, namun hanya beberapa. al-Jihad alAshgar memasukkan
pula pencarian aktif akan sebuah budaya damai, maupun perlawanan terhadap
penindasan. Nabi saw mengajarkan kepada kita bahwa penegakan keadilan
mengharuskan adanya aktifitas yang terus menerus. Nama dari aktifitas ini adalah
jihad. Pekerjaan dari antikekerasan merupakan akar terakhir/pangkal dari jihad.26
Lebih jauh lagi, pesan-pesan perdamaian yang ada dalam Islam tidak hanya
berupa nilai-nilai normatif belaka. Fakta sejarah telah membuktikan adanya usaha
25
Menurut Imam al-Razi, sebagaimana dikutip oleh Zuhairi Misrawi, bahwa kasih sayang Nabi
Muhammad saw tidak hanya bagi orang muslim dan nonmuslim, melainkan juga untuk agama dan
dunia. Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi, h. 215-216
26
Harris, Nonviolence in Islam, h. 228
16

untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam tataran realita. Piagam Madinah,


misalnya, merupakan contoh konkrit upaya Nabi saw mewujudkan perdamaian.
Tujuan utama dari Piagam yang berjumlah 47 pasal itu, pada hakekatnya, adalah
mewujudkan prinsip perdamaian serta mengembalikan keharmonisan pada masyarakat
Madinah pada masa itu. Secara eksplisit, ketetapan prinsip ini juga terekam dalam
beberapa pasal dalam Piagam itu. Antara lain pada pasal 17 yang menyatakan bahwa
seluruh umat Islam harus bersatu dan mengambil peran yang sama bila mengadakan
perdamaian dengan pihak lain. Di samping itu, pada pasal 45 juga dinyatakan bahwa
agar orang-orang muknim aktif dan gemar dalam menerima serta memprakarsai
pedamaian.27
D. Konsep Damai dalam Islam
Dalam konsep Islam, hubungan antar individu dan bangsa-bangsa adalah
hubungan perdamaian. Al-Quran mengajarkan bahwa tujuan Allah menciptakan umat
manusia yang berbeda-beda suku dan bangsa agar saling mengenal dan berhubungan
satu dengan yang lain dengan damai. sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah
surah Al-hujarat: 13;

‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم خَ بِ ْي ٌر‬

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Kedamaian tidak akan terujud bila manusia tidak saling mengenal antara satu
dengan yang lain, salah satu sarana yang menyampaikan manusia untuk saling kenal
adalah pembentukan keluarga, dalam sebuah keluarga akan menumbuhkan cinta dan
kasih sayang yang akan melahirkan ketentraman dan kedamaian. Dengan terciptanya
ketentraman dalam keluarga, maka kedamaian akan terujud pula dalam kehidupan
masyarakat, begitu juga halnya dengan kedamaian dunia akan terujud bila individu
dan masyarakat hidup dengan damai.
Sebagai makhluk sosial manusia perlu berinteraksi dengan manusia lainnya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, ia juga memerlukan kedamaian yang dapat

27
Muhammad Abi Muhammad Abd. Malik Ibnu Hisyam, al-Sirat al-Nabawiyah, (Mesir: Mushthafa al-Babi al-
Halabi, 1926) Lihat pula Zainal Abidin Ahmad, Piagam Nabi Muhammad saw, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973)
17

menjamin kehidupan sosialnya berjalan lancar tanpa gangguan apapun. Islam sebagai
sistem kehidupan yang sempurna telah memberikan jalan untuk mewujudkan
perdamaian kehidupan manusia di dunia. Islam membenci terjadinya permusuhan-
permusuhan dan tindakan kezaliman diatas permukaan bumi yang menyebabkan
timbulnya perpecahan umat manusia. Perang adalah hal yang sangat dibenci oleh
Islam kerena perang bukanlah sebuah alternatif untuk meujudkan perdamaian dibumi
malahan sebaliknya perang berakibat buruk bagi perdamaian dunia.28
Perdamaian dunia tidak akan terujud kecuali setelah melewati fase-fase
kedamaian berikut ini yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain.
1. Kedamaian hati
Allah menciptakan manusia dan memberikannya hati, setiap tingkah laku
manusia baik dan buruk bersumber dari pancaran hati. Hati adalah sumber kedamaian,
kedamaian hati manusia dapat merembah kedalam kedamaian tatanan keluarga,
masyarakat dan bangsa serta dalam lingkungan hidup manusia seluruh dunia.
Kedamain hati hanya diperoleh bila setiap manusia lebih mencintai Allah dibanding
dengan yang lainnya. Allah zdat yang maha suci yang mesti dicintai sepenuh jiwa dan
hati.
Manusia diperintahkan untuk meletakkan cintanya yang paling tinggi kepada
Allah, baru kemudian mencintai yang lainnya sebatas yang diperkenankanyya.
Apabila manusia mampu membersihkan hatinya dari kelam hawa nafsunya dan
mampu menyelamatkan dirinya dari godaangodaan dunia yang menghampirinya,
hatinya menjadi bersih dan penuh kecintaan kepada Allah, maka dia akan merasakan
kedamaian dan ketentraman dalam hidupnya dan orang-orang yang berada
disampingnya turut merasakan kedamaian tersebut. Perbuatan manusia jika dihiasi
dengan hawa nafsu semata, maka dirinya akan menjadi gelap, berbuat sesuka hati
tanpa ada kendali sekalipun itu merugikan orang lain, kedamaian hidup orang-orang
yang hidup disekitarnya akan terusik karena ulah yang dilakukukannya.
Apabila manusia menghubungkan hatinya dengan sang pencipta dan selalu
berusaha untuk dekat denganNYA, maka kedamaian akan selalu terpancar dalam
hatinya.29 Seseorang akan sadar kelemahan dirinya apabila dirinya mengenal kekuatan
Tuhannya, bila ia mengenal kekuatan Tuhannya maka tindakan kejahatan sangat sulit
dilakukannya, sehingga terciptalah dalam hati dan perbuatannya untuk selalu

28
. Muhammad Abdul Halim, Memahami Al-Quran: Pendekatan Gaya dan Tema, (Bandung: Marja,
2002), hal. 90
29
. Said Quthub, Assalam al-Alami wa al-Islam, (Kairo: Dar Al-Syuruq, 2001), hal. 60
18

menciptakan kedamaian ditengah-tengah lingkungan hidupnya. Dunia tidak akan


pernah damai jika hati manusia kosong dari kedamaian.
2. Kedamaian rumah tangga
Rumah tangga adalah bagian dari masyarakat, sebuah masyarakat terbentuk dari
rumah tangga, kedamaian rumah tangga sangat mempengaruhi kehidupan
bermasyarakat. Allah telah menggariskan dalam Al-Quran bahwa tujuan hidup Rumah
adalah untuk membentuk cinta dan kasih sayang; Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Q.S. Arrum: 21)
Terbinanya hubungan suami dan istri dalam sebuah rumah
tangga berlandaskan atas kasih sayang diantara keduanya, maka akan menimbulkan
kadamaian dalam rumah tersebut. Seoarang suami berusaha sekuat tenaga mencari
nafkah untuk kepentingan keluarganya, disebabkan kecintaannya yang mendalam
terhadap keluarganya, demikian juga halnya seorang istri melayani suami dan
mengurus anak-anak demi untuk meujudkan kedamaian dalam keluarga. Jika suami
atau istri lalai dalam melaksanakan tugas rumah tangga maka kekacauan akan timbul
dalam rumah tersebut, yang menyebabkan terjadinya pertengkaran dan keributan. Baik
buruknya sebuah kehidupan masyarakat dipandang dari sudut hubungan pada
hubungan yang terjalin dalam keluarga. Seseorang yang berhasil menciptakan
kedamaian dalam rumah tangganya, maka kehidupannya dimasyarakat pun akan
menjurus kepada kedamaian.
3. Kedamaian masyarakat
Masyarakat merupakan kumpulan individu-individu yang terhimpun dari
beberapa kekeluarga. Ketika berkumpulnya individuindividu dalam sebuah
masyarakat dari kalangan yang berbeda, maka bertambah banyak pula masalah-
masalah yang timbul, kerena masingmasing individu mempunyai karakter yang
berbeda antara satu dengan tang lain. Kebanyakan dari masalah yang timbul dalam
masyarakat dipengaruhi oleh faktor kesenjangan sosial, setiap individu mementingkan
diri sendiri atau kelompoknya, sehingga menghalalkan segala cara untuk memperoleh
sesuatu yang diinginkannya, dan pada akirnya menimbulkan perpecahan, sehingga
kedamaian sangat sulit diujudkan dalam masyarakat tersebut.
19

Islam telah mengatur aturan-aturan terntu untuk menghindari terjadinya


perpecahan dalam masyarakat, mengajarkan cara-cara berinteraksi sosial dengan
sesama masyarakat, sebagaimana dalam firman Allah; Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan
di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS:
Luqman: 18-19)
Islam membenci jiwa yang sombong, kesombongan akan melahirkan
kebanggaan dalam diri seseorang, menganggap diri lebih baik dari orang lain,
sehingga terjadinya saling olok-olok dan caci-maki dan merendahkan antara individu
atau golongan yang lain. 30
Bagaimana bisa terujudnya sebuah kedamaian dalam
masyarakat sementara kehidupan mereka penuh dengan pepecahan.
Islam tidak membenarkan satu golongan merendahkan golongan yang lain,
memaki atau memancing-mancing kemarahan orang lain, sebagaimana firman Allah;
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain
(karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita
(yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah
kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan
ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat,
maka mereka itulah orang-orang yang dzalim. (QS: Al Hujurat:11)
Islam merupakan agama yang paling sempurna, tidak hanya mengatur hubungan
dengan Allah semata, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia
lainnya, sehingga terjalinlah hubungan yang baik yang membawa kepada kedamaian,
aturan-aturan yang dibuat dalam islam tentang hubungan antara sesama manusia tidak
hanya berlaku untuk sesama muslim saja, tetapi juga hubungan tersebut berlaku
kepada Non muslim. Allah tidak melarang kaum muslimin untuk menjalin hubungan
damai dengan non Muslim.
Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu
dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
(QS:Mumtahanah: 8)
30
Said Quthub, Assalam al-Alami….hal. 112.
20

Bila ketiga hal tersebut diatas kedamaian dalam hati, keluarga dan masyarakat
telah terujud dalam kehidupan nyata, maka kedamaian dunia dapat dicapai dengan
mudah.
E. Konsep Damai dalam Prespektif Global
Kemudian untuk perdamaian dalam prespektif Global ini penulis mengutip dari
sebuah buku Islam dan Perdamaian Global tahun 2002 di buku tersebut dijelaskan
tentang cerita oleh John C. Raines, berikut ini paparan dia tentang perdamaian dalam
prespektif Global.
Di tengah-tengah kemajuan yang berlangsung, di negara saya dikenal sebuah
ungkapan: "Jika anda menginginkan perdamaian, bekerjalah demi keadilan."
Perjuangan demi keadilan adalah menyangkut kekuasaan. Dewasa ini, perjuangan
tidak hanya dalam suatu negara antara kelompok yang lebih berkuasa dan yang kurang
berkuasa. Perjuangan demi keadilan dilakukan antarnegara, antara negara kuat dan
negara yang kurang kuat. Pekerjaan untuk perdamaian membutuhkan kita agar kita
bekerja demi keadilan ekonomi global.
Lawan perdamaian adalah kekerasan. Jika kita menganalisis kekerasan maka
kita temukan bahwa terdapat 2 bentuk fundamental kekerasan. Yang pertama adalah
"kekerasan horizontal," kekerasan antar pribadi, kekerasan yang tampak dan
ditampilkan di TV. Jenis kekerasan kedua adalah "kekerasan struktural atau vertikal."
Kekerasan ini merupakan akibat kekuasaan lebih mendahulukan dan melindungi
dirinya. Jenis kekerasan kedua ini seringkali tak tampak. Hal ini merupakan kekerasan
yang diakibatkan oleh keputusan-keputusan yang dihasilkan di ruang dewan korporasi
atau keputusan yang diambil oleh agen-agen intemasional yang berkuasa, yang dij
alankan oleh negara-negara berkuasa. Kekerasan vertikal atau struktural sering lebih
efektif mengakibatkan pengrusakan.
Jika anda menginginkan perdamaian, bekerjalah demi keadilan. Dan jika anda
ingin bekerja untuk keadilan, maka pahamilah bagaimana kekuasaan bergerak dalam
perekonomian global yang baru. Mengapa? Karena untuk mewujudkan perdamaian,
anda harus memahami kekerasan; dan untuk memahami kekerasan, anda harus
memahami kekuatan ekonomi, politik dan militer. Sebagai orang yang mempelajari
agama, kita harus mempelajari bagaimana kekuasaan bergerak; kita harus mempelajari
bagaimana kekerasan struktural bekerja. Dan kita harus mengumumkan apa yang kita
pelajari dan petik, kepada sejawat kita ahli agama; agar para korban dapat berhenti
melahirkan korban baru atau menjadikan sesamanya korban menjadi korban kedua.
21

Baik Muslim maupun Kristen, kita semua adalah anak-anak Ibrahim, dan tradisi
agama Abrahamik memiliki pesan kuat tentang keadilan sosial. Secara sederhana
seperti ini: ibadah dan kurban tanpa memperjuangkan keadilan tidaklah didengar oleh
Tuhan. Sebenarnya, dalam tradisi keagamaan yang kita miliki bersama,
memperjuangkan keadilan merupakan ibadah amaliah. Karenanya, ibadah seharusnya
membimbing kita untuk mempelajari bagaimana kekuasaan bergerak, siapa yang
menang dan siapa yang terluka sem mengapa. Dengan ibadah dan belajar keras kita
dapat bekerja menentang kekerasan dan bekerja demi keadilan.
Para nabi dalam kitab suci sangat jelas menerangkan bagaimana mengukur suatu
bangsa demi keadilan. Dan mereka juga sangat jelas dalam mengukur hubungan
antarbangsa demi keadilan. Apa ukuran itu? Bukanlah terletak pada baiknya hasil
kerja para penguasa dan kaum elit. Ukuran keadilan kitab suci bukanlah dari atas ke
bawah (top-down) tetapi sebaliknya dari bawah ke atas (bottom-up). Kita diajarkan
untuk bertanya kepada bangsa kita; "Bagaimana keadaan para janda dan anak yatim?”
Kita diajarkan untuk bertanya kepada lingkungan sekitar kita: ”Siapa yang memberi
makan, siapa yang peduli dan siapa yang berjuang membela orang lemah, tertindas
dan tak berdaya?”Ini merupakan ukuran yang harus dijadikan acuan berbuat dan
mengambil keputusan oleh berbagai lembaga semisal IMF dan Bank Dunia.31

31
. Asghar Ali Engineer, Azhar Arsyad.dkk. Islam dan Perdamaian Global, The Asia Foundation bekerja
sama IAIN Alauddin Makassar & Madyan Press Yogyakarta, tahun 2002. Hal. 46-49
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konsep Islam dan Hak Asasi Manusia adalah Islam memperintahkan umatnya
untuk tidak melakukan penyiksaan dan kekerasan terhadap orang-orang yang
bersalah. Hukum yang ada pada masyarakat adalah solusi dari penyelesaian
masalah yang terjadi didalam masyarakat. Bahkan al quran melarang dengan
keras istikbar (arogansi), istibdad (tekanan), dan istidaf (tekanan dan celaan).
2. Konsep Hak Asasi Islam dalam Islam adalah suatu hak sudah melekat pada
setiap manusia ataupun sesuatu yang diperuntuhkan oleh Allah Swt kepada
manusia baik diri sendiri ataupun sesuatu yang diciptakan allah yang berada
diluar Manusia itu sendiri bila dicermati lebih jauh pengertian HAM itu berbeda.
3. Konsep Perdamaian dan Jihad adalah konsep jihad dalam Islam yang pada
umumnya disalahpahami sebagai bentuk negasi dari nilai-nilai perdamaian. Kata
jihad tidak berarti perang suci. Jihad berarti perjuangan (kerja keras) atau usaha.
Berdasar pada sebuah hadith masyhur dari Nabi Muhammad , bahwa jihad
secara tradisi dibagi ke dalam al-Jihad al-Akbar (perjuangan besar), sebuah
usaha batin dalam menghadapi sifat dasar kita yang lebih rendah (nafsu); dan al-
Jihad al-Ashgar (perjuangan kecil), sebuah usaha lahir dalam menghadapi
ketidakadilan sosial.
4. Konsep Damai dalam Prespektif Islam dan Global adalah Sebagai makhluk
sosial manusia perlu berinteraksi dengan manusia lainnya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, ia juga memerlukan kedamaian yang dapat menjamin
kehidupan sosialnya berjalan lancar tanpa gangguan apapun. Islam sebagai
sistem kehidupan yang sempurna telah memberikan jalan untuk mewujudkan
perdamaian kehidupan manusia di dunia. Islam membenci terjadinya
permusuhan-permusuhan dan tindakan kezaliman diatas permukaan bumi yang
menyebabkan timbulnya perpecahan umat manusia.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah
ini, maka diperlukan kritik dan saran yang membangun guna untuk perbaikan dalam
penulisan makalah tersebut.

22
Daftar Pustaka

Abdul Qadir Shaleh, Agama Kekerasan, (Yogyakarta: Prismasophie, 2003)


Al Qatlan Khalil Manna, Studi Ilmu- ilmu Al-Quran terjemah mudzakir as (Bogor: pustaka
Litera antarnusa 2001)
Asghar Ali Engineer, Azhar Arsyad.dkk. Islam dan Perdamaian Global, The Asia
Foundation bekerja sama IAIN Alauddin Makassar & Madyan Press Yogyakarta,
tahun 2002.
Asghar Ali Engineer, Azhar Arsyad.dkk. Islam dan Perdamaian Global, The Asia
Foundation bekerja sama IAIN Alauddin Makassar & Madyan Press Yogyakarta,
tahun 2002
B Nurhayati Hak-hak manusia menurut perspektif alguran jurnal agama dan jender ( Uin
Suska RiauTahun 2017)
El-Muhtaj majda.Dimensi hak asasi manusia ”Mengurangi Hak Ekonomi Sosial dan
budaya” (Jakarta Rajawali Press).
H.A.R. Tilaar. Dimensi-dimensi Hak Asasi Manusia dalam Kurikulum Persekolahan
Indonesia.PT Alumni, Bandung, 2010.
Jurnal Syari’ah dan Hukum Diktum, Volume 15, Nomor 1, Juni 2017.
Marcel Boisard A Humanisme dalam islam terjemah Rasjidi H.M ( Jakarta : Bulan Bintang,
1980).
Muhammad Abdul Halim, Memahami Al-Quran: Pendekatan Gaya dan Tema, (Bandung:
Marja, 2002).
Muhammad Abi Muhammad Abd. Malik Ibnu Hisyam, al-Sirat al-Nabawiyah, (Mesir:
Mushthafa al-Babi al-Halabi, 1926)
Said Quthub, Assalam al-Alami wa al-Islam, (Kairo: Dar Al-Syuruq, 2001)
Umi Din Nurzanah br. Sembiring Hak Asasi Manusia dalam perspektif Hasan Al-Banna,
Universitas Islam Negeri Sumatra Utara Medan.

23

Anda mungkin juga menyukai