Disusun oleh :
Kelompok 13
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan Rahmat dan hidayah-
nya,Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ ISLAM DAN
GAGASAN UNIVERSAL” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dian Indah Multazam, M. Sos pada mata
kuliah Metodologi studi islam . Selain itu,Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “ Metodologi studi islam” Bagi para pembaca dan juga bagi penulisnya. Tak lupa lupa
kita selalu bershalawat dan ber-iringkan salam kepada baginda alam Nabi besar, Nabi
Muhammad Saw, Semoga dengan kita selalu bershalawat kepadanya,kita dapat diakui sebagai
umatnya di yaumil akhir kelak nantinya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dian indah Multazam M. Sos selaku
dosen bidang studi mata kuliah Metodologi studi islam yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna dan oleh karena itu,kritik dan saran yang
diberikan akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini.
Kelompok 13
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
A. Hakikat Islam dan Globalisasi.................................................................................... 3
B. Gerakan Fundamentalisme dan Radikalisme Islam................................................... 5
C. Eksklusif dan Inklusif................................................................................................. 7
D. Islamisasi Sains.......................................................................................................... 8
E. Pluralisme Agama-Agama.......................................................................................... 9
BAB III PENUTUP............................................................................................................... 11
A. Kesimpulan................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
yang maha Sempurna kepada nabi Muhammad manusia sempurna, maka Islam mampu
bahkan sebagai pelopor globalisasi itu. Karena globalisasi yang dipeloporinya tentu
membawa kebahagiaan hidup, bukan malapetaka ancaman bagi setiap makhluk.” Dalam
ke universalan Islam, menjadikan Islam agama yang berkembang dan mengikuti
globalisasi. Globalisasi ini tentu menimbulkan modernisasi dan puritanisme dalam
Islam yang mungkin akan berpengaruh akan kehidupan islam. Dalam perkembangan
saat ini, kita juga dapat melihat keterlibatan Islam dalam segi ilmu pengetahuan.
Dimana Ilmu pengetahuan lah yang mengahantarkan kehidupan kepada saat ini atau
zaman globalisasi ini.Walau ilmu pengetahuan saat ini dipengeruhi oleh bangsa Barat.
Dan terakhir bahwasanya Islam sebagai agama universal dikenal juga sebagai agama
eksklusif tetapi juga agama inklusif. Islam eksklusif dan inklusif ini mungkin memang
sangat saling bertolak belakang tetapi sebagai agama fundalisme, Islam pasti mengatur
semuanya.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
(dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam).
(Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada
hambaNya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam).
(Al Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. dan Sesungguhnya
kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi).
3
Kedua, persamaan hak dan kewajiban diantara semua manusia, sebagai anak adam dan
hamba allah. Asas ini tergambar dengan jelas dalam khutbah wada’ Rasulullah SAW :
(Wahai manusia, ketahuilah sesungguhnya tuhanmu itu satu, dan moyangmu juga satu)
Tidak ada yang membedakan antara orang arab dan non-arab, antara orang negro
dan bukan, kecuali dengan ketakwaan. Globalisasi hari ini, tidak lain dari bentuk
pemaksaan kehendak barat dan hegemoni politik, ekonomi sosial budaya terhadap
negara timur atau negara ketiga. Amerika sebagai penguasa sains dan teknologi, serta
kekuatan militer yang tangguh , mengklaim dirinya sebagai penguasa dunia. Meminjam
istilah Al-jabiri, globalisasi adalah amerikanisasi dunia (Al-jabiri, 1997: 15). Interaksi
antar umat yang terkandung dalam ajaran globalisasi adalah ibarat hubungan antara tuan
dengan budak, raksasa dengan kurcaci,bukan interaksi antara seorang saudara dengan
saudaranya yang lain. Maka tidak heran, bila mereka saling memangsa satu sama
lainnya. Globalisasi dewasa ini adalah istilah lain dari westernisasi, dan kedok dari
imperialisme gaya baru. Amerika sadar, gaya lama sudah tidak bisa diterpakan untuk
menjajah negara-negara berkembang. Maka, diciptakanlah jargon baru yang manis
supaya diterima semua kalangan. Globalisasi sekarang juga bermakna pemaksaan
budaya barat atas budaya lain. Pola pikir barat yang materialistik dan pragmatis dijual
ke seluruh dunia. Dalam budaya barat, pornografi, homoseksual, hamil di luar nikah
bukan sebuah kesalahan. Ajaran ini tentu saja bertentangan dengan hampir semua
agama samawi, bahkan bertentangan dengan akal sehat manusia.(Rasyidin
muhammad ,2017,hal 2-3).
- Globalisasi politik
Fenomena globalisasi ini terlihat pada usaha untuk menjadikan semua kekuatan
di dunia ini di bawah satu blok, Amerika. Sebelum uni Soviet runtuh, dunia memiliki
dua blok yang berbeda, blok Amerika dan blok Soviet. Dengan ada dua kekuatan seperti
ini, memberikan peluang kepada negara-negara kecil lain untuk memihak ke salah satu
blok, atau memilih untuk menjadi negara non-blok.
4
- Globalisasi ekonomi
Salah satu bentuk globalisasi yang menyita perhatian publik adalah isu
globalisasi ekonomi. Banyak peneliti yang menulis tentang isu ini. Tentu saja penulis
ini menulis tentang globalisasi dari perspektif mereka dan dipengaruhi oleh background
keyakinan dan kebudayaannya
- Globalisasi Kebudayaan
Globalisasi budaya merupakan istilah lain dari upaya pemaksaan budaya negara
penguasa atas negara lemah. Ringkasnya, pemaksaan budaya Amerika untuk diadopsi
oleh selurah bangsa lain di jagat raya. Pemaksaan ini dilakukan secara halus dan
terselubung, menggunakan alat canggih, sehingga korban tidak merasa terpaksa. Media
massa, mulai dari koran, tv, hingga internet, menjadi alat yang ampuh untuk
menyebarkan budaya dan gaya hidup barat (Ali, 2001:18)
Term fundamentalisme berasal dari kata fundamen yang berarti asas, dasar
hakikat, fondasi. Dalam bahasa Inggris disebut fundamentalis yang berarti pokok. 4
Dalam bahasa Arab, kata fundamentalisme ini diistilahkan dengan ushuliyyah. Kata
ushululiyyah sendiri berasal dari kata ushul yang artinya pokok. Dengan demikian,
fundamentalisme adalah paham yang menganut tentang ajaran dasar dan pokok yang
berkenaan ajaran keagamaan atau aliran kepercayaan. Pengertian kaum fundamentalis
dari segi istilah sudah memiliki muatan psikologis dan sosiologis, dan berbeda dengan
5
pengertian fundamentalis dalam artikel bahasaan sebagaimana yang telah disebutkan di
atas.(Fridiyanto, 2018)
Term radikalisme berasal dari kata radikal yang berarti prinsip dasar. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa radikal dapat berarti; secara
menyeluruh; habis-habisan; amat keras; dan menuntut perubahan. Juga di temukan
beberapa pengertian radikalisme yang dijumpai dalam kamus bahasa, yakni;
Dalam hal ini, dua aliran besar yakni Sunni dan Syi’ah tetap menjalankan dasar-dasar
agama yang sama. bahkan, dua aliran keagamaan yang terbesar di Indonesia, yaitu
Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, juga sama-sama mengakui prinsip-prinsip
rukun Iman dan Islam itu sendiri. (Asy, n.d.)Dengan demikian, dapat ditarik benang
merah yang menghubungkan persamaan dan perbedaan antara fundamentalisme dan
radikalisme, yakni keduanya sama-sama bercita-cita mensosialisasikan ajaran keislaman
sesuai dengan konteksnya, namun bagi fundamentalisme mengusahakannya melalui
jaringan dakwah Islamiyah, sementara radikalisme mengusahakannya melalui jaringan
jihad yang senafas dengan kekuasaan politik. Akhirnya, dapat dibatasi bahwa walaupun
6
antara fundamentalisme dan radikalisme memiliki kesamaan, namun pada sisi lain
terdapat perbedaan di antara keduanya. Fundamentalisme domainnya
Istilah fundamentalisme dan radikalisme dalam abad ini, ternyata ditemukan juga
dikalangan penganut-penganut agama lain. Karena itu, tidaklah mengherankan jika para
sarjana orientalis dan islamis Barat kemudian menyebut kecendeungan serupa di
kalangan masyarakat muslim, sebagai dua kelompok yang samasama ekstrim. (Wahid,
2018)
7
karena ada sebagian kelompok atau suku yang beranggapan bahwa semua agama itu
benar. Islam Inklusif muncul tanpa mengahapus nilai kebenaran atau nilai-nilai yang
terkandung dalam agama lain. Islam inklusif juga menunjukkan bahwa tidak ada
penyeragaman dan paksaan terhadap agama lain entah dari segi keyakinan ataupun cara
beribadah mereka. Islam Inklusif juga mengakui adanya toleransi mengenai Budaya,
Adat, dan Seni yang menjadi kebiasaan masyarakat dan pandangan Islam inklusif juga
mengakui adanya pluralitas mampu meminimalisir adanya konflik antar umat. Dengan
adanya Islam Inklusif setidaknya kita mampu berbaur hidup rukun dan damai dengan
umat agama lain. Sehingga perpecahan antar
Umat beragama mampu dihindari. Adapun ciri-ciri Islam Inklusif antara lain:
D. Islamisasi Sains
Islamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya telah berlangsung sejak permulaan
Islam hingga zaman kita sekarang ini. Wahyu yang pertama diturunkan kepada nabi
secara jelas menegaskan semangat Islamisasi ilmu pengetahuan. Ketika mendengar
istilah Islamisasi Ilmu pengetahuan, ada sebuah kesan bahwa ada sebagian ilmu yang
tidak Islam sehingga perlu untuk diislamkan. Dan untuk mengislamkannya maka diberi
kanlah kepada ilmu-ilmu tersebut label "Islam" sehingga kemudian muncullah istilah
istilah ekonomi Islam, kimia Islam, fisika Islam dan sebagainya.
Bahkan ada sebagian orang yang ceroboh menganggap Islamisasi sebagai suatu
proses yang berkaitan dengan objek-objek eksternal, kemudian mengaitkannya dengan
komputer, kereta api, mobil bahkan bom Islam. (salafudin, 2013) Pengertian Islamisasi
ilmu pengetahuan ini secara jelas diterangkan oleh al-Attas, yaitu: ”Pembebasan
manusia dari tradisi magis, mitologis, animistis, budaya nasional (yang bertentangan
8
dengan Islam) dan dari belenggu paham sekuler terhadap pemikiran dan bahasa.
Islamisasi juga pembebasan akal manusia dari keraguan (shak), dugaan (dzan) dan
argumentasi kosong (mira’) menuju keyakinan akan kebenaran mengenai realitas
spiritual, intelligible dan materi.Islamisasi akan mengeluarkan penafsiran-penafsiran
ilmu pengetahuan kontemporer dari ideologi, makna dan ungkapan sekuler (Armas,
2005). Dengan Islamisasi ilmu pengetahuan, umat Islam akan terbebaskan dari belenggu
hal-hal yang bertentangan dengan Islam, sehingga timbul keharmonian dan kedamaian
dalam dirinya, sesuai dengan fitrahnya. Mulyadhi Kartanegara menyatakan bahwa kata
Islam dalam ”islamisasi” sains, tidak mesti dipahami secara ketat sebagai ajaran yang
harus ditemukan rujukannya secara harfiah dalam al-Qur’an dan hadist, tetapi sebaiknya
dilihat dari segi spiritnya yang tidak boleh bertentangan dengan ajaranajaran
fundamental Islam (Kartanegara, 2003)
E. Pluralisme Agama-Agama
Pluralisme berasal dari kata “plural” yang berarti banyak atau lebih dari satu.
Kata plural sendiri berakar dari kata latin plus, pluris, yang secara bahasa berarti lebih
dari satu. Dan isme berhubugan dengan paham atau aliran. Dengan demikian secara
etimologi pluralisme bisa dikatakan sesuatu yang lebih dari satu subtansi dan mengacu
kepada adanya realitas dan kenyataan (Rohman & Munir, 2018).
9
kebhinekaan pluralisme agama dapat diartikan sebagai orang yang mengakui
keberadaan dan hak agama lain, dan tiap pemeluk berusaha memahami persamaan dan
juga perbedaan (Subkhan, 2007)
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama ternyata memiliki banyak wajah (multifaces), artinya bukan lagi
suatusingle face. Selain ciri-ciri dan sifat-sifatnya yang konvensional
yangmengansumsikan persoalan keagamaan sebagai semata permasalahan
ketuhanan,ternyata memiliki kaitan erat dengan persoalan-persoalan historis kultural.
Adaketercampuran antara agama di satu sisi dan campur tangan penganutnya di sisi
lain.Jika dilihat dari masalah yang diperdebatkan di antara beberapa kelompok diatas,
mereka berdebat bukan tentang pokok-pokok ajaran islam itu sendiri, akan tetapi
bagaimana memanifestasikan ajaran islam itu di dalam system kehidupan social. Dari
berbagai fenomena yang terjadi dalam dinamika pemikiran dan perilaku umat
islamtersebut, untuk kembali menemukan kebesaran islam, maka harus ada akselerasi
11
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Rasyidin. "Islam dan Globalisasi; dari Ambiguitas Konsep hingga Krisis
Identitas." Jurnal At-Tafkir 2 (2017).
Muhammad, R. (2017). Islam dan Globalisasi; dari Ambiguitas Konsep hingga Krisis
Identitas. Jurnal At-Tafkir, 2.
Ulhaq, M. Z. (2021). Politik Ekonomi Islam Era Globalisasi. Amal: Jurnal Ekonomi
Syariah, 2(02).
Fuadi, A. (2018). Studi Islam (Islam Eksklusif dan Inklusif). Jurnal Wahana
Inovasi, 7(2), 49-55.
Meliani, F., Natsir, N. F., & Haryanti, E. (2021). Sumbangan Pemikiran Ian G. Barbour
Mengenai Relasi Sains Dan Agama Terhadap Islamisasi Sains. JIIP-Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan, 4(7), 673-688.
Purnomo, P., & Solikhah, P. I. (2021). Konsep Dasar Pendidikan Islam Inklusif: Studi
Tentang Inklusivitas Islam Sebagai Pijakan Pengembangan Pendidikan Islam
Inklusif. J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 7(2).
12