Anda di halaman 1dari 19

ISLAM, ILMU DAN MUHAMMADIYAH

Di Susun

Oleh:

Wawan Supriyono

Prodi: Kemuhammadiyahaan
Dosen Pengasuh: Eman Suherman, S. Pd.I., M. Pd

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH KLATEN

2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Ta’ala karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
kurikulum pendidikan Islam ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Shalawat dan salam tidak lupa pula kita sanjungkan kepada Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan juga kami berterima kasih pada
Eman Suherman, S.Pd.I., M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Kemuhammadiyahan
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengetahui Islam, Iman dan
Kemuhammadiyahan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Klaten, 04 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar belakang.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan pembahasan ............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2
2.1 Pengertian Islam.................................................................................................2
2.2 Pengertian Ilmu..................................................................................................3
2.3 Pengertian Muhammadiyah................................................................................6
2.4 Pengertian Islam sebagai Ilmu ...........................................................................7
2.5 Pengertian Muhammadiyah sebagai Ilmu..............................................................8
2.6 Tujuan Islam, Ilmu dan Muhammadiyah..............................................................9
BAB III PENUTUP ...............................................................................................13
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 13
3.2 Kritik dan saran ................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam
proses kehidupan manusia. Agama islam hadir untuk mengatur pola hidup manusia baik
dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesamanya dan untuk
memahami betapa pentingnya agama islam, dibutuhkan ilmu. Karna menurut Albert Einstein
“ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh”, ini menandakan betapa pentingnya Ilmu
dan Agama
Ilmu pengetahuan dapat meninggikan harkat martabat manusia. Ilmu pengetahuan
selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat, sesuai dengan perkembangan
zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Begitu banyak perubahan yang menyangkut
dalam segi aspek kehidupan dari mulai kepribadian, tingkah laku, hingga rasa saling
menghargai yang kini semakin jarang di dalam kehidupan bermasyarakat.
Maka dari itu Muhammadiyah hadir sebagai wadah untuk mengajak masyarakat
memahami agama islam seutuhnya. Tidak hanya memurnikan ajaran islam, membangun
sekolah, rumah sakit, mengajak warga kampung untuk meninggalkan perbuatan tahayul,
bid’ah, khurafat dan syirik adalah peran penting Muhammadiyah dalam mendidik
masyarakat memahami ilmu agama secara menyeluruh.1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Islam ?
2. Apa itu Ilmu
3. Apa itu Muhammadiyah ?
4. Apa itu Islam sebagai Ilmu ?
5. Apa itu Muhammadiyah sebagai Ilmu ?
6. Apa tujuan Islam, Ilmu dan Muhammadiyah ?
1.3 Tujuan Makalah
1. Agar kita dapat memahami arti Islam, Ilmu dan Muhammadiyah
2. Agar kita mengetahui Islam sebagai ilmu dan Muhammadiyah sebagai ilmu
3. Agar kita mengetahui tujuan dari Islam, Ilmu dan Muhammadiyah

1
1
Husna, Difa'ul dan Affandi, Ahmad. Pendidikan Kemuhammadiyahan SMA/SMK/MA
Muhammadiyah kelas 11 Cetakan ketiga, ( Jakarta Pusat : Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2020). hlm 5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Islam

Islam secara etimologi (bahasa) berasal dari bahasa Arab berarti (tunduk).2
Kata ini merupakan dari kata yang berarti

(terbebas dari wabah/cela baik secara lahir maupun bathin).3


Kata Islam berasal dari: salima yang artinya selamat, kemudian dari kata selamat
inilah menjadi mempunyai pengertian silm atau salm yaitu kedamaian, kesejahteraan,
kepatuhan dan penyerahan diri kepada tuhan. 4 Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya
menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT:

“Bahkan barang siapa aslama (berserah diri) kepada Allah, sedang ia berbuat
kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak pula bersedih hati”.5

Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang
memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya.
Sedangkan pengertian Islam secara Istilah adalah sebagai agama yang mengatur manusia
agar menjadi selamat, sejahtera, aman, damai, dan menyerahkan diri kepada Allah, patuh dan
tunduk kepada-Nya serta mau beribadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Secara kongkrit pengertian agama Islam menurut istilah, Agama Islam adalah agama
yang diturunkan oleh Allah swt. kepada nabi Muhammad SAW. melalui Malaikat Jibril
dengan tujuan agar manusia tersebut patuh dan tunduk kepada-Nya serta agar manusia-
manusia di dunia dan akhirat mengalami kesejahteraan hidup. Lebih tegas lagi pengertian di

2
2
Abu Al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya selanjutnya disebut Ibn Zakariya, Mu‟jam
Al-Maqâyîs Al-Lughah, (Cet ke-1, Beirut : Dâr Al-Fikr, 1994), p.487
3
Abu Al-Qasim Muhammad ibn Al-raghib Al-ashfahaniy, Al-Mufradat fiy Gharib Al-
Qur‟an, (Beirut, Dar Al-Ma‟rifah, tth), p. 245
4
Sidi Gazalba, Ilmu, Filsafat dan Islam tentang Manusia dan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1978), hal 142
5
Q. S. Al Baqarah : 112
atas adalah Agama Islam itu merupakan kepercayaan kepada Allah menyatakan diri dalam
peribadatan yang membentuk takwa, berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah Nabi (Al Hadits).6
Pengertian-pengertian di atas jelas memberikan pandangan yang mendasar bahwa Islam
adalah agama yang mengatur manusia di dunia ini, yakni hubungan manusia dengan
tuhannya dan hubungan manusia dengan manusia
Kedua dimensi tersebut memberi petunjuk bahwa manusia memiliki tugas ganda yang
sangat asasi yakni tugas manusia sebagai makhluk Allah dan untuk menujukkan bahwa
manusia itu "zoon politicon"7, makhluk sosial yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan
lingkungannya.
Agama islam yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang disiarkan
dengan dakwah ke seluruh penjuru dunia ini, memberikan pertanda bahwa Islam
diperuntukan bagi semua manusia yang berada dimuka bumi. Kesempurnaan, keuniversilan
dan kecocokan ajaran Islam dalam kehidupan manusia baik masa lalu, masa sekarang
maupun masa yang akan datang jelas memberikan pandangan yang luas kepada manusia
bahwa Islam mempunyai konsepsi yang matang, terarah dan sesuai dengan perkembangan
zaman yang sebagian besar ditandai dengan akselerasi peradaban, rekayasa industri dan
teknologi. Aksioma yang dapat diterima bahwa Islam pada prinsipnya adalah agama yang
mengatur manusia di dunia agar memenuhi perintah Tuhannya dan selalu mentaatinya, dan
tanduk serta tawakal untu mencapai tingkatan takwa yang sesungguhnya.

1.2 Ilmu

Kata Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan (dalam bahasa Inggris: science; dalam
bahasa Arab: ‫ )الِع ْلـُم‬memiliki pengertian “usaha-usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia”.8
Ilmu adalah pengetahuan, pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan telah
disusun dengan baik. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi
merangkumi sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan
dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang
ilmu tertentu.

3
6
Ibid, hal 122
7
Aris Toteles ( Makhluk Sosial )
8
Prof. Dr. C.A. van Peursen: Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku B.
Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?,( Pustaka Sutra, Bandung 2008). Hal
7-11.
Pengertian secara ilmiah yang paling sering digunakan, ilmu adalah kumpulan
pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari aktivitas penelitian dengan
metode ilmiah. Pengetahuan merupakan akuisisi terendah yang diperoleh dari
rangkaian pengalaman tanpa melalui kegiatan penelitian yang lebih intensif.
Ilmu Pengetahuan dalam arti lainnya adalah suatu sistem dari berbagai
pengetahuan yang didapatkan dari hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan
secara teliti dengan menggunakan suatu metode tertentu.
Jadi, ilmu adalah segala proses kegiatan terhadap suatu keadaan dengan cara
menggunakan alat, prosedur, cara, metode, sehingga menghasilkan pengetahuan baru
bagi manusia itu sendiri.

1.2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Menurut Para Ahli

Selain pengertian ilmu pengetahuan secara umum, masih banyak pendapat dan
pandangan para ahli yang berbeda-beda dalam mendefinisikan apa itu ilmu
pengetahuan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
 Mohammad Hatta
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan atau studi yang teratur tentang
pekerjaan hukum umum, sebab akibat dalam suatu kelompok masalah yang sifatnya
sama baik dilihat dari kedudukannya maupun hubungannya.
 Minto Rahayu
Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku
umum.
 Helmy A. Kotto
Ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang
terus menerus sampai menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
 Asle Montagu
Ilmu pengetahuan adalah sebagai pengetahuan yang disusun dalam satu
sistem yang berasal dari pengalaman, studi dan percobaan yang telah dilakukan
dipakai untuk menentukan hakikat prinsip tentang hak yang sedang dipelajari.

2
2
Abu Al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya selanjutnya disebut Ibn Zakariya, Mu‟jam
Al-Maqâyîs Al-Lughah, (Cet ke-1, Beirut : Dâr Al-Fikr, 1994), p.487
3
Abu Al-Qasim Muhammad ibn Al-raghib Al-ashfahaniy, Al-Mufradat fiy Gharib Al-
Qur‟an, (Beirut, Dar Al-Ma‟rifah, tth), p. 245
4
Sidi Gazalba, Ilmu, Filsafat dan Islam tentang Manusia dan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1978), hal 142
5
Q. S. Al Baqarah : 112
 Drs. S. Abu Bakar
Ilmu pengetahuan adalah suatu pendapat atau buah pikiran, yang
memenuhi persyaratan dalam ilmu pengetahuan terhadap suatu bidang masalah
tertentu.

1.2.2 Syarat-syarat Ilmu Pengetahuan

Menurut NS. Asmadi, syarat-syarat ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:


 Logis atau Masuk Akal, sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan yang diakui kebenarannya.
 Objektif, sesuai berdasarkan objek yang dikaji dan didukung dari fakta empiris
 Metodik, diperoleh dari cara tertentu dan teratur yang dirancang, diamati dan terkontrol.
 Sistematik, disusun dalam satu sistem satu dengan saling berkaitan dan menjelaskan sehingga
satu kesatuan.
 Berlaku umum atau universal, berlaku untuk siapapun dan dimanapun, dengan tata cara dan
variabel
 Eksperimentasi yang lama untuk hasil yang sama.
 Kumulatif berkembang dan tentatif, ilmu pengetahuan selalu bertambah yang hadir sebagai
ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan yang salah harus diganti dengan yang benar
disebut sifat tentatif.

1.2.3 Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan

Ciri-ciri ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:


1. Empiris ialah berdasarkan proses pengamatan dan percobaan untuk memperoleh
pengetahuan.
2. Sistematis adalah berbagai data pengetahuan yang tersusun utuh dan menyeluruh mampu
menjelaskan objek yang dikajinya.
3. Objektif ialah ilmu pengetahuan yang secara ideal dapat diterima oleh semua pihak dari
prasangka perseorangan dan kesukaan pribadinya.
5
6
Ibid, hal 122
7
Aris Toteles ( Makhluk Sosial )
8
Prof. Dr. C.A. van Peursen: Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku B.
Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?,( Pustaka Sutra, Bandung 2008). Hal
7-11.
4. Analitis adalah menguraikan persoalan menjadi bagian-bagian rinci sehingga dapat berusaha
membeda-bedakan pokok persoalan peranan dan bagiannya.
5. Verifikatif adalah ilmu pengetahuan yang dapat dikaji kebenarannya.9

1.3 Muhammadiyah

Muhammadiyah secara bahasa berasal dari kata Muhammad dan iyah. "Muhammad"
diambil dari nama Nabi terakhir Muhammad SAW sedangkan “iyah” berarti pengikut. Jadi
secara bahasa, Muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad SAW. Meskipun demikian
ada sebagian orang yang menyatakan bahwa, sesungguhnya kata Muhammad diambil dari
nama guru pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, yaitu Muhammad Abduh. Tentunya
hanya KH. Ahmad Dahlan yang tahu persisnya. Akan tetapi, Organisasi Muhammadiyah,
berkeyakinan bahwa nama Muhammad adalah dinisbatkan kepada Nabi dan Rasul terakhir,
Muhammad Salallahu ‘alaihi wassalam.
Muhammadiyah secara istilah adalah Sebuah Organisasi Islam, gerakan dakwah Amar
Ma’ruf Nahi Munkar yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 18 Nopember 1912 M
atau 8 Dzulhijah 1330 H di Yogyakarta, tepatnya di Kampung Kauman. Muhammadiyah
sebagai organisasi Islam menempatkan Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai dasar organisasi,
juga sebagai pedoman dalam pergerakannya.
Adapun pengertian Ma’ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada
Allah. Sedangkan pengertian Munkar adalah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari
pada-Nya.10
Sebagai Sebuah Organisasi tentu saja diperlukan komitmen dan loyalitas bagi
pemimpin dan anggota-anggotanya yang sudah disepakati dalam Anggaran Dasar
(AD) maupun Anggaran Rumah Tangga (ART), AD ART Muhammadiyah adalah
wujud ketaatan terhadap sistem hukum yang berlaku di Indonesia.

2
2
Abu Al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya selanjutnya disebut Ibn Zakariya, Mu‟jam
Al-Maqâyîs Al-Lughah, (Cet ke-1, Beirut : Dâr Al-Fikr, 1994), p.487
3
Abu Al-Qasim Muhammad ibn Al-raghib Al-ashfahaniy, Al-Mufradat fiy Gharib Al-
Qur‟an, (Beirut, Dar Al-Ma‟rifah, tth), p. 245
4
Sidi Gazalba, Ilmu, Filsafat dan Islam tentang Manusia dan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1978), hal 142
5
Q. S. Al Baqarah : 112
Di Indonesia sebuah organisasi yang akan mendaftarkan diri di Kementrian
Hukum dan HAM harus mencantumkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART) serta daftar nama pengurusnya. AD/ART merupakan dokumen
dasar dan mutlak yang harus dimiliki oleh sebuah organisasi agar dinyatakan sebagai
organisasi yang sah secara hukum serta diakui oleh negara.
Dalam sebuah organisasi, AD/ART ibarat Undang-Undang Dasar (UUD) bagi
sebuah negara keberadaannya bersifat mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. Ini karena
AD/ART memuat informasi-informasi paling mendasar sebuah organisasi. Informasi-
informasi mendasar itu antara lain nama organisasi, nama pendiri, tempat kedudukan,
identitas dan asas, lambang organisasi, maksut dan tujuan, usaha, keanggotaan dan
pimpinan. Semua informasi yang tercantum dalam anggaran dasar tersebut jika dilihat
dari jenis informasinya maka masuk kategori informasi yang sangat mendasar.11
Dalam perkembangannya, Muhammadiyah mempunyai tujuh Ortom (Organisasi
Otonom) yaitu satuan organisasi di bawah persyarikatan Muhmmadiyah yang
memiliki wewenang mengatur rumah tangganya sendiri, dengan bimbingan dan
pembinaan oleh Pimpinan Muhammadiyah. Tugas pokok ortom Muhammadiyah,
sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah pasal 20, adalah
membina warga Muhammadiyah dan kelompok masyarakat tertentu sesuai bidang-
bidang kegiatan yang diadakannya dalam rangka mencapai maksud dan tujuan
Muhammadiyah. Organisasi tersebut adalah

1. Aisyiyah (27 Rajab 1335 H / 19 Mei 1917)


2. Nasyiatul Aisyiyah (28 Dzulhijjah 1349 H / 16 Mei 1931 M)
3. Pemuda Muhammadiyah (26 Dzulhijjah 1350 H / 2 Mei 1932 M)
4. Hizbul Wathan (20 Desember 1918 M / 16 Rabbi'ul Awal 1337)
5. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (4 Shaffar 1381 H / 18 Juli 1961 M)
6. Tapak Suci Putra Muhammadiyah (10 Muharram 1383 / 31 Juli 1963 M)
7. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (29 Syawal 1384 / 14 Maret 1964 M)12

1.4 Islam Sebagai Ilmu

7
6
Ibid, hal 122
7
Aris Toteles ( Makhluk Sosial )
8
Prof. Dr. C.A. van Peursen: Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku B.
Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?,( Pustaka Sutra, Bandung 2008). Hal
7-11.
Tiada suatu agama yang amat memperhatikan ilmu pengetahuan, menganjurkan
menuntut ilmu dan memuji para ilmuwan (ulama) sebagaimana yang diajarkan oleh Islam.
Lafal al-'Ilmu telah dituturkan dalam Al-Qur'anul Karim, tidak kurang dari 88 kali. Sebagai
contoh ayat Al Qur'an yang mula-mula diturunkan, mempunyai hubungan erat dengan qira'ah
(membaca) mengajarkan ilmu pengetahuan dan (menggunakan) qalam (pena). 13 Allah
berfirman :

‫ ِاْقَر ْأ ِباْس ِم َرِّبَك اَّلِذْي َخ َلَۚق‬١ ‫ َخ َلَق اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َع َلٍۚق‬٢ ‫ ِاْقَر ْأ َو َرُّبَك اَاْلْك َر ُۙم‬٣ ‫ اَّلِذْي َع َّلَم ِباْلَقَلِۙم‬٤
‫ َع َّلَم اِاْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم‬٥
" Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha mulia, Yang mengajar
(manusia) dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya "14
Kemudian dalam surat Al Qalam, pertama kali Allah bersumpah dengan kata "Al
Qalam", yang artinya "Pena". Betapa besarnya perhatian Islam terhadap hal-hal yang
ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Firman Allah swt. dalam Al Qur'an
‫ٓن‌ۚ َو اۡل َقَلِم َو َم ا َيۡس ُطُر ۡو َۙن‬

" Nun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan "15

Inilah yang menjadi tujuan dakwah Nabi Muhammad SAW periode Mekah yaitu
menyelamatkan manusia dari Jaman Jahiliyah (Kebodohan) menuju jalan kebenaran
dengan menebar rahmat dan kasih sayang

1.5 Muhammadiyah Sebagai Ilmu

Kyai Dahlan adalah pengajar, menyebarkan ilmu kepada masyarakat di Kauman dan
Yogyakarta. Yang masyhur adalah mengajar tafsir al-Ma’un dan al-Ashr, mengoreksi arah
kiblat dan melakukan amal sosial. Mengajar adalah penyebaran ilmu, mengoreksi arah kiblat
dan amal sosial adalah aplikasi ilmu. Inilah model awal gerakan ilmu Kyai Dahlan.

2
2
Abu Al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya selanjutnya disebut Ibn Zakariya, Mu‟jam
Al-Maqâyîs Al-Lughah, (Cet ke-1, Beirut : Dâr Al-Fikr, 1994), p.487
3
Abu Al-Qasim Muhammad ibn Al-raghib Al-ashfahaniy, Al-Mufradat fiy Gharib Al-
Qur‟an, (Beirut, Dar Al-Ma‟rifah, tth), p. 245
4
Sidi Gazalba, Ilmu, Filsafat dan Islam tentang Manusia dan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1978), hal 142
5
Q. S. Al Baqarah : 112
“Gerakan ilmu” Kyai Dahlan tampak juga pada fatwa-fatwa beliau ketika ditanya tentang
amal-amal keagamaan yang dirasa memberatkan oleh si penanya. Kyai Dahlan menjelaskan
bahwa apa yang ditanyakan itu tidak harus dilaksanakan karena tidak dicontohkan oleh Nabi,
jadi tidak apa-apa bila tidak dilakukan, jangan sampai memberatkan.
Kenapa itu saya sebut sebagai gerakan ilmu? Karena prinsip ilmu adalah menelisik,
konfirmasi, verifikasi dan mengungkapkan kebenaran. Ini sesuai dengan prinsip penelusuran
adillah syar’iyyah, misalnya apa yang dikatakan Nabi ya harus dikatakan sebagai perkataan
Nabi, yang bukan ya jangan dibilang sebagai perkataan Nabi. Dari prinsip itu lahirlah ilmu
hadits, misalnya, yaitu ilmu untuk menemukan dalil yang asli bersumber dari Nabi. Nah ini
adalah bentuk purifikasi, pembersihan dari dalil-dalil yang ternyata bukan dari Nabi. Tentu
pembersihan ini bukan berarti pembuangan, tapi lebih tepatnya disebut sebagai
proporsionalisasi mana Qur’an, mana hadits, mana qaul ulama, dst. sehingga bisa dijadikan
sebagai landasan sesuai proporsinya.
Jadi, sesungguhnya “purifikasi” yang dilakukan oleh Muhammadiyah selanjutnya itu
mengikuti model cara berpikir dan berilmu Kyai Dahlan. Dengan kata lain, purifikasi gerakan
Muhammadiyah adalah konsekuensi dari gerakan ilmu Kyai Dahlan.
Ini agak berbeda dengan pendapat sementara orang yang mengatakan bahwa purifikasi
Kyai Dahlan dan Muhammadiyah itu sama dengan Wahabi. Perlu diulangi, jadi sebenarnya
cara berpikir “purifikasi” ala Kyai Dahlan dan Muhammadiyah adalah konsekuensi dari cara
berpikir keilmuan ini. Tentu saja zaman Kyai Dahlan belum ada istilah purifikasi, bahkan
belum ada istilah TBC. Itu ada jauh setelah Kyai Dahlan Wafat.
Pada saat yang sama berpikir cara keilmuan itu juga memiliki sifat dinamis. Temuan-
temuan baru hasil dari berkembangnya ilmu otomatis membuat perubahan dan
perkembangan. Maka wajar kiranya bila ada teknis ibadah Muhammadiyah saat ini yang
sedikit berbeda dengan Muhammadiyah pada zaman Kyai Dahlan. Ini bukan berarti
Muhammadiyah sekarang menyelisihi generasi awal Muhammadiyah seperti disangkakan
sementara orang, tapi justru karena kegiatan penelusuran sumber-sumber hukum yang
dilakukan secara intens yang kemudian dirumuskan sebagai “tarjih”, menemukan dalil-dalil
“baru” yang lebih sahih itu mengikuti semangat keilmuan Kyai Dahlan. Inilah yang disebut
sebagai dinamisasi pemikiran keagamaan Muhammadiyah, disamping ada terma
“dinamisasi” yang disematkan pada amal sosial atau muammalah Muhammadiyah.16

9
6
Ibid, hal 122
7
Aris Toteles ( Makhluk Sosial )
8
Prof. Dr. C.A. van Peursen: Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku B.
Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?,( Pustaka Sutra, Bandung 2008). Hal
7-11.
1.6 Tujuan Islam, Ilmu dan Muhammadiyah

a) Islam

Telah dijelaskan bahwa Islam membawa ajaran yang akan mengantarkan


pemeluknya kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW bukan hanya dalam bentuk nilai-nilai yang abstrak, namun juga
dituangkan dalam aturan-aturan yang disebut dengan Syariat Islam. Syariat Islam
adalah tata aturan (hukum-hukum) Allah SWT yang magatur tata hubungan manusia
dengan Allah SWT dan manusia dengan manusia. Tujuan diturunkannya syariat Islam
adalah untuk kebaikan seluruh umat manusia baik di dunia maupun di akhirat. Di
dalam Al-Quran Allah menyebutkan beberapa katan syari’ah, di antaranya adalah:
‫ُثَّم َج َعْلَٰن َك َع َلٰى َش ِريَعٍة ِّم َن ٱَأْلْمِر َفٱَّتِبْعَها َو اَل َتَّتِبْع َأْه َو آَء ٱَّلِذ يَن اَل َيْع َلُم ون‬
" Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama
itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak
mengetahui. "17

‫َش َر َع َلُك م ِّم َن ٱلِّديِن َم ا َو َّص ٰى ِبِهۦ ُنوًح ا َو ٱَّلِذٓى َأْو َح ْيَنآ ِإَلْيَك َو َم ا َو َّصْيَنا ِبِهۦ ِإْبَٰر ِهيَم َو ُم وَس ٰى‬
‫َو ِع يَس ٰٓى َأْن َأِقيُم وا ٱلِّديَن َو اَل َتَتَفَّر ُقوا ِفيه‬

" Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu
berpecah belah tentangnya. "18

Dua ayat di atas dapat dimenjelaskan bahwa “syariat” sama dengan “agama”.
Syaikh Muhammad Syaltout mengatakan bahwa Syari’at adalah aturan-aturan yang
diciptakan oleh Allah SWT. untuk dipedomani oleh manusia dalam mengatur
hubungan dengan Tuhan, dengan manusia, baik sesama muslim maupun non muslim,
alam dan seluruh kehidupan. Dengan kata lain, tujuan diturunkannya Islam adalah

2
2
Abu Al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya selanjutnya disebut Ibn Zakariya, Mu‟jam
Al-Maqâyîs Al-Lughah, (Cet ke-1, Beirut : Dâr Al-Fikr, 1994), p.487
3
Abu Al-Qasim Muhammad ibn Al-raghib Al-ashfahaniy, Al-Mufradat fiy Gharib Al-
Qur‟an, (Beirut, Dar Al-Ma‟rifah, tth), p. 245
4
Sidi Gazalba, Ilmu, Filsafat dan Islam tentang Manusia dan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1978), hal 142
5
Q. S. Al Baqarah : 112
untuk kemaslahatan hidup manusia, baik ruhani maupun jasmani, individual maupun
sosial.
Abu Ishaq al-Shatibi merumuskan lima tujuan (hukum) Islam, yakni:
1. Memelihara Agama (Hifdz Ad-Din)
2. Memelihara Jiwa (Hifdz An-Nafs)
3. Memelihara Akal (Hifdz Al’Aql)
4. Memelihara Keturunan (Hifdz An-Nasb)
5. Memelihara Harta (Hifdz Al-Maal)
Kelima tujuan hukum Islam tersebut di dalam kepustakaan disebut al-maqasid
al-khamsah atau al-maqasid al- shari’ah. Dengan 5 (lima) tujuan ini, maka
kemaslahatan kehidupan manusia terpenuhi.19

b) Ilmu

Tujuan Ilmu Pengetahuan. Ilmu pengetahuan mempunyai banyak tujuan, dari sekian
banyak tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh ilmu
pengetahuan adalah meliputi pencaharian dan menemukan suatu:
 Pengetahuan (knowledge).
 Kebenaran (truth).
 Pemahaman (understanding, comprehension, insight).
 Penjelasan (explanation).
 Pengendalian (control).
 Penerapan (application, invention, production).

Sedangkan menurut beberapa ahli, tujuan dari ilmu pengetahuan adalah, diantaranya:
 Robert Ackermann, berpendapat bahwa kadang-kadang dikatakan tujuan ilmu pengetahuan
adalah mengendalikan alam, dan kadang-kadang adalah untuk memahami alam.

11
6
Ibid, hal 122
7
Aris Toteles ( Makhluk Sosial )
8
Prof. Dr. C.A. van Peursen: Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku B.
Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?,( Pustaka Sutra, Bandung 2008). Hal
7-11.
 Francis Bacon, berpendapat bahwa tujuan sah dan senyatanya dari ilmu-ilmu pengetahuan
adalah sumbangan terhadap hidup manusia dengan ciptaan-ciptaan baru dan kekayaan.
 Jacob Branowski, berpendapat bahwa tujuan ilmu pengetahuan adalah menemukan apa yang
benar mengenai dunia ini. Aktivitas ilmu diarahkan untuk mencari kebenaran, dan ini dinilai
dengan ukuran apakah benar terhadap fakta-fakta.
 Mario Bunge, berpendapat bahwa tujuan ilmu pengetahuan meningkatkan pengetahuan
(tujuan intrinsik dan kognitif), meningkatkan kesejahteraan dan kekuasaan (tujuan ekstrinsik
atau kemanfaatan).
 Enrico Cantore, berpendapat bahwa tujuan ilmu pengetahuan adalah menentukan struktur
yang terpahami dari realitas yang dapat diamati atau alam.
 Albert Enstein, berpendapat bahwa tujuan ilmu pengetahuan adalah memahami selengkap
mungkin mengenai pertalian antara pengalaman inderawi dalam keseluruhannya, dengan
menggunakan seminimal mungkin pengertian-pengertian dasar dan hubungan-hubungan yang
ada.
Ilmu pengetahuan tidak mengarah pada tujuan tunggal yang terbatas melainkan pada
macam-macam tujuan yang tampaknya dapat berkembang terus sejalan dengan pemikiran
para ilmuwan.20

c) Muhammadiyah

Tujuan Muhammadiyah dijelaskan dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab III pasal
6 (enam), sebagai berikut: “Maksud dan tujuan organisasi Muhammadiyah ialah menegakkan
dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.” Penjelasan mengenai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya oleh Pimpinan
Pusat Muhammadiyah dimaknai sebagai masyarakat tauhid yang moderat, teladan, inklusif,
toleran, solid dan peduli sesama.
Selain itu, tujuan organisasi Muhammadiyah juga mempunyai makna kesadaran
mengemban amanah sebagai wakil Allah SWT di bumi yang bertugas menciptakan
kemakmuran, keamanan, kenyamanan dan keharmonisan. Serta cepat menyadari kesalahan
dan kekhilafan untuk kemudian meminta maaf, sehingga terhindar dari dosa dan durhaka
2
2
Abu Al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya selanjutnya disebut Ibn Zakariya, Mu‟jam
Al-Maqâyîs Al-Lughah, (Cet ke-1, Beirut : Dâr Al-Fikr, 1994), p.487
3
Abu Al-Qasim Muhammad ibn Al-raghib Al-ashfahaniy, Al-Mufradat fiy Gharib Al-
Qur‟an, (Beirut, Dar Al-Ma‟rifah, tth), p. 245
4
Sidi Gazalba, Ilmu, Filsafat dan Islam tentang Manusia dan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1978), hal 142
5
Q. S. Al Baqarah : 112
yang berkepanjangan sebagai upaya mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Pada masa
berdirinya, sebagai sebuah organisasi yang berasaskan agama Islam, tujuan organisasi
Muhammadiyah yang paling penting adalah untuk menyebarkan ajaran Islam, baik melalui
pendidikan maupun kegiatan sosial. Selain itu, tujuan organisasi Muhammadiyah yang
lainnya juga untuk meluruskan keyakinan yang menyimpang serta menghapuskan perbuatan
yang dianggap oleh Muhammadiyah sebagai bid`ah.
Organisasi ini juga memunculkan praktik-praktik ibadah yang hampir belum pernah
dikenal sebelumnya oleh masyarakat, seperti salat hari raya di lapangan, mengoordinir
pembagian zakat dan sebagainya. Untuk mencapai tujuannya, Muhammadiyah mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan, mengadakan rapat-rapat dan tabligh di mana membicarakan
Islam, mendirikan lembaga wakaf dan masjid-masjid serta menerbitkan buku-buku, brosur-
brosur, surat-surat kabar dan majalah.21

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam adalah agama yang mengatur seluruh kegiatan manusia dari tidur hingga bangun
tidur, makan, hingga buang air. Tentu semua itu berlandaskan ilmu pengetahuan, bahkan ilmu
pengetahuan lebih penting dari makan dan minum. Al Maliki berkata, “Muhammad bin
Sahnun memiliki seorang budak yang bernama Ummu Madam. Suatu hari ia bersamanya dan
ia sangat sibuk menulis sebuah kitab hingga malam hari. Maka budak tersebut pun
memutuskan untuk membawakannya makanan dan meminta beliau untuk makan. Beliau
berkata kepadanya, “saat ini saya masih sibuk “. Setelah lama menunggu, budak tersebut
menyuapinya sambil ia terus menulis. Hingga tiba adzan shalat subuh beliau berkata pada
budaknya, “saya telah merepotkan dirimu malam ini wahai Umum Madam. Bawa kemari
makan yang engkau siapkan! “. Budaknya berkata, “Demi Allah wahai tuanku, saya sudah

13
6
Ibid, hal 122
7
Aris Toteles ( Makhluk Sosial )
8
Prof. Dr. C.A. van Peursen: Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku B.
Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?,( Pustaka Sutra, Bandung 2008). Hal
7-11.
suapkan anda semalam “. Ia berkata kepadanya, “saya sama sekali tidak merasakan hal itu”
(karena beliau tenggelam dan asyik menulis) (Tartibul Madarik, Qadhi Iyadh, 3/114).22
KH. Ahmad Dahlan sebagai seorang guru di sekolah Belanda Kweekschool Jetis
sebagai guru Agama, yang waktu itu terdengar asing di sekolah Belanda. KH. Ahmad Dahlan
pun menyadari banyaknya masyarakat Indonesia yang menganut Islam dengan berbagai
macam pengaruh mistik yang merupakan dampak dari adaptasi masyarakat antara beberapa
tradisi yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Serta karena adanya pengaruh
Negara penjajah yang datang ke Indonesia lalu mulai menyebarkan paham moderenisasi
Eropa mulai dari paham Individualisme, liberalisme, rasionalisme hingga sekulerisme. Hal
ini menjadi salah satu landasan KH Ahmad Dahlan merintis sebuah sekolah dengan
menggunakan kurikulum integralistik. Atau, membentuk sebuah sekolah yang memadukan
pengajaran ilmu agama Islam dan ilmu umum. Sehigga dalam konstitusi Muhammadiyah
terdapat tiga model Gerakan Muhammadiyah; pertama, Muhammadiyah sebagai Gerakan
Islam, kedua, sebagai Gerakan dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar, dan ketiga,
Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid.
3.2 Kritik dan Saran
Setelah mempelajari tentang Islam, Ilmu dan Muhammadiyah maka sebagai seorang
manusia seharusnya semakin memahami tentang kekurangan dan kelebihannya. Untuk itu,
apabila dalam penulisan dan penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kelebihan,
kritik dan saran dari pembaca kami butuhkan.

Daftar Pustaka

1. Husna, Difa'ul dan Affandi, , 2020. Ahmad. Pendidikan Kemuhammadiyahan


SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 11 Cetakan ketiga, Jakarta Pusat : Majelis Pendidikan
Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
2. Fatah, Rohadi Abdul dan Sudarsono, 1990. Ilmu dan Teknologi dalam Islam. Jakarta : Rineka
Cipta
3. Ibn Zakariya, 1994. Mu‟jam Al-Maqâyîs Al-Lughah, Beirut : Dâr Al-Fikr, 1994

2
2
Abu Al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya selanjutnya disebut Ibn Zakariya, Mu‟jam
Al-Maqâyîs Al-Lughah, (Cet ke-1, Beirut : Dâr Al-Fikr, 1994), p.487
3
Abu Al-Qasim Muhammad ibn Al-raghib Al-ashfahaniy, Al-Mufradat fiy Gharib Al-
Qur‟an, (Beirut, Dar Al-Ma‟rifah, tth), p. 245
4
Sidi Gazalba, Ilmu, Filsafat dan Islam tentang Manusia dan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1978), hal 142
5
Q. S. Al Baqarah : 112
4. Abu Al-Qasim Muhammad ibn Al-raghib Al-ashfahaniy, Al-Mufradat fiy Gharib Al-Qur‟an,
Beirut, Dar Al-Ma‟rifah
5. Gazalba, Sidi, 1978. Ilmu, Filsafat dan Islam tentang Manusia dan Agama, Jakarta: Bulan
Bintang.
6. Q. S. Al Baqarah : 112
7. Peursen, C.A. van, 2008. Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku B. Arief
Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu? ,Bandung : Pustaka Sutra.
8. Syafnidawaty, https://raharja.ac.id/2020/11/19/ilmu-pengetahuan/7/10/2022/13:40
9. https://kemuhammadiyahan.com/anggaran-dasar-dan-anggaran-rumah-tangga-
muhammadiyah/#:~:text=AD%20ART%20Muhammadiyah%20adalah%20wujud,ART)
%20serta%20daftar%20nama%20pengurusnya/9/10/2022/17:41
10. Fiqrah, 2015. http://muhammadiyahis.blogspot.com/2015/08/pengertian-muhammadiyah-
menurut-bahasa.html/9/10/2022/12:40
11. Husna, Difa'ul dan Wahyudi, 2020. Pendidikan Kemuhammadiyahan SMA/SMK/MA
Muhammadiyah kelas 10 Cetakan keempat, Jakarta Pusat : Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
12. Ramlan, 1991. "Al Qur'an dan Ilmu Pengetahuan", Jakarta : Serial Khutbah Jum'at.
13. Q.S. Al Alaq : 1-5
14. Q. S. Al Qalam : 1
15. Muttaqin Alim, Ahmad, 2019. https://langgar.co/pada-dasarnya-muhammadiyah-adalah-
gerakan-ilmu/9/10/2022/17:55
16. Q.S: Al Jatsiyah : 18
17. Q. S. Asy Syuura : 13
18. Mui Digital, 2020. " Apakah Tujuan Diturunkannnya Islam? ", https://mui.or.id/tanya-jawab-
keislaman/28360/apakah-tujuan-diturunkannnya-islam , diakses pada 9 Oktober 2022 pukul
14:58
19. Alatas, Masrur, 2019. " Fungsi Dan Tujuan Ilmu Pengetahuan ".
https://civitas.uns.ac.id/masruralatas/2019/02/08/fungsi-dan-tujuan-ilmu-pengetahuan,
diakses 9 Oktober 2022 pukul 13:54
20. Lararenjana, Edelweis, 2022. " Tujuan Organisasi Muhammadiyah Beserta Sejarah
Berdirinya, Menarik Diketahui ", https://www.merdeka.com/jatim/tujuan-organisasi-

15
6
Ibid, hal 122
7
Aris Toteles ( Makhluk Sosial )
8
Prof. Dr. C.A. van Peursen: Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku B.
Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?,( Pustaka Sutra, Bandung 2008). Hal
7-11.
muhammadiyah-beserta-sejarah-berdirinya-menarik-diketahui-kln.html, diakses pada 9
Oktober 2022 pukul 14:58
21. Redaksi Muslim, 2021. " Para Ulama Salaf Mendahulukan Ilmu Daripada Makan Dan
Minum". https://muslim.or.id/22846-para-ulama-salaf-mendahulukan-ilmu-daripada-makan-
dan-minum.html, diakses pada 14 Oktober 2022 pukul 08:54

2
2
Abu Al-Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya selanjutnya disebut Ibn Zakariya, Mu‟jam
Al-Maqâyîs Al-Lughah, (Cet ke-1, Beirut : Dâr Al-Fikr, 1994), p.487
3
Abu Al-Qasim Muhammad ibn Al-raghib Al-ashfahaniy, Al-Mufradat fiy Gharib Al-
Qur‟an, (Beirut, Dar Al-Ma‟rifah, tth), p. 245
4
Sidi Gazalba, Ilmu, Filsafat dan Islam tentang Manusia dan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1978), hal 142
5
Q. S. Al Baqarah : 112

Anda mungkin juga menyukai