Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ISLAM DAN KEBUDAYAANNYA

KELOMPOK 7

Rahmi Ifafatussabila (13117062)


Gusti Rihan Ramadhan ( 13117063)
Siwi Mustika Kamil (13117016)
Vissy Reydian Sukandi (13117019)

Kelas: 1Transportasi A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN TRANSPORTASI

STIMLOG

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT.Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya.Begitu besar rasa syukur yang kami rasakan, karena berkat Ridho-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Islam dan Kebudayaannya . Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama dan Etika.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa. Untuk itu saran dan
kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan sebagai proses
perbaikan untuk karya tulis selanjutnya hingga menjadi lebih baik.
Akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Semoga bermanfaat
bagi kami dan khususnya untuk pembaca.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 3
BAB 1 ............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Islam dan Kebudayaannya ................................................................................................ 6
2.2 Prinsip-prinsip Pengembalian Kebudayaan dalam Islam .................................................................... 7
2.3 Sejarah Intelektual Islam ................................................................................................................... 10
2.4 Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan Islam .......................................................................................... 11
2.5 Islam di Indonesia ............................................................................................................................. 12
2.6 Nilai Islam Dalam Kebudayaan Indonesia ......................................................................................... 13
BAB III .......................................................................................................................................................... 15
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia memiliki kecenderungan untuk berbudaya. Manusia mempunyai akal-pikiran dan
mempunyai sistem pengetahuan yang digunakan untuk menafsirkan berbagai gejala serta simbol-
simbol agama. Pemahaman manusia sangat terbatas dan tidak mampu mencapai hakekat dari ayat-
ayat dalam kitab suci agama. Mereka hanya dapat menafsirkan ayat-ayat suci tersebut sesuai
dengan kemampuan yang ada.

Manusia diberikan kemampuan dan kebebasan untuk berkarya, berpikir dan


menciptakan suatu kebudayaan. Budaya merupakan hasil karya manusia. Sedang agama
adalah pemberian Allah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Yaitu suatu pemberian
Allah kepada manusia untuk mengarahkan dan membimbing karya-karya manusia agar
bermanfaat, berkemajuan, memiliki nilai positif dan mengangkat harkat manusia. Manusia
dituntut menggunakan pikiran untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi kepentingan manusia.

Agama dan budaya memiliki keeratan satu sama lain, sering kali banyak di salah
artikan oleh orangorang yang belum memahami bagaimana menempatkan posisi Agam
dan posisi Budaya pada suatu kehidupan. Kita masih sering menyaksikan adanya segelintir
masyarakat yang mencampur adukkan nilai nilai agama dengan nilai nilai budaya yang
padahal kedua hal tersebut tentu saja tidak dapat seratus persen disamakan, bahkan
mungkin berlawanan. Demi terjaganya nilai nilai agama dan memberi pengertian serta
menjelaskan hubungan antara Islam dan Kebudayaan, disini penulis hendak mengulas
mengenai agama (khususnya Islam) dan Kebudayaan , yang tersusun berbentuk makalah
dengan judul Islam dan Kebudayaan. Kami berharap apa yang diulas, nanti dapat
menjadi panduan pembaca dalam mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari yang
berkaitan dengan Islam dan kebudayaan. Kami berharap apa yang diulas, nanti dapat
menjadi panduan pembaca

I-1
I-2

dalam mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan islam dan
kebudayaan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Islam dan Kebudayaannya


Pengertian Islam ditinjau dari segi bahasa, istilah, dan hukum syara Islam berasal
dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan
damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti
berserah diri masuk dalam kedamaian.
Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari segi
kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah swt.
dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal
itu dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-
pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak
dalam kandungan telah menyatakan patuh dan tunduk kepada Allah.
Dari segi istilah, terbagi menjadi dua macam yaitu:
a) Khusus; Islam adalah wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad Saw. dengan melalui malaikat Jibril untuk disampaikan kepada
umat manusia agar selamat dunia akhirat.
b) Umum; Islam agama Allah SWT yang dibawa atau diajarkan oleh Nabi dan
Rasul Allah SWT yang pernah lahir diberbagai masa dan tempat, sejak Nabi
Adam a.s sampai Nabi Muhammad Saw

Dari segi hukum syara, Hadits Riwayat Muslim, Rasulullah Saw, bersabda:Bahwa
islam ialah melaksanakan kelima rukun islam yaitu, Engkau bersaksi tiada tuhan
selain Allah SWT dan Nabi Muhammad Saw itu utusan-Nya, mendirikan shalat,
membayar zakat, menunaikan ibadah shaum di bulan Ramadhan, dan pergi ke
Baitullah jika mampu.

Sedangkan kebudayaan ditinjau dari sudut Bahasa Indonesia, kebudayaan berasal


dari bahasa Sansakerta Buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti
budi atau akal. Pendapat lain megatakan juga bahwa kata budaya adalah sebagai suatu
perkembangan dari kata majemuk budidaya, yang mempunyai arti

II-1
II-2

daya dan budi. Karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan.
Sedangkan budaya sendiri adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, rasa dan
kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.

Definisi yang lainnya dikemukakan oleh Koentjoreningrat, bahwa kebudayaan


adalah keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata
kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat.

Endang Saifuddin Anshari, merumuskan bahwa kebudayaan (kultur) adalah hasil


karya cipta (pengolahan, pengerahan, dan pengarahan terhadap alam oleh) manusia
dengan kekuatan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan,dll) dan raganya, yang menyatakan
diri dalam berbagai kehidupan dan penghidupan manusia,sebagai jawaban atas segala
tantangan, tuntutan dan dorongan dari intra diri manusia dan ekstra diri manusia,
menuju ke arah terwujudnya kebahagian dan kesejahteraan (spiritual dan material)
manusia, baik individu maupun masyarakat, ataupun individu dan masyarakat.

Memahami penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa Islam merupakan suatu agama
yang bersumber dari Allah SWT yang ajaran-ajarannya diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW , sedangkan Budaya merupakan keseluruhan dari kelakuan dan
hasil kelakuan manusia yang di hasilkan dari cipta, rasa dan karsa manusia.

2.2 Prinsip-prinsip Pengembalian Kebudayaan dalam Islam


Ajaran Islam mendorong umatnya untuk mengerahkan segala daya dan upaya bagi
kebaikan dan kesejahteraan umat manusia, termasuk dalam pengembangan
kebudayaan. Upaya-upaya tersebut kemudian telah menghasilkan suatu prestasi
peradaban baru yang tinggi yang dikenal dengan peradaban Islam yang dalam
sejarahnya telah memberikan andil yang cukup besar bagi kemajuan peradaban dunia.
Namun Islam tidak menerima begitu saja segala wujud kebudayaan yang ada.
Karena jika demikian Islam seolah-olah dipahami tidak memiliki nilai-nilai dasar bagi
pengembangan kebudayaan. Ada sejumlah prinsip dasar yang terkandung di dalam
Alquran dan hadits, sehingga umat Islam dapat mengembangkan kebudayaan secara
maksimal. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
II-3

A. Penghargaan terhadap akal fikiran


Islam menempatkan akal fikiran dalam posisi yang tinggi, sebagaimana
firman-Nya dalam Surat Ali Imran:190, 191:


)190(


)191(

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha
Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.(Q.S.3:190,191).

B. Anjuran menuntut ilmu


Anjuran atau dorongan Islam agar umat Islam menguasai ilmu
pengetahuan ini antara lain dijelaskan dalam surah al-Mujadalah: 11 berbunyi:


)11(

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:


"Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S.58:11).

Hadis nabi berbunyi: Menuntut Ilmu itu wajib atas tiap-tiap orang Islam,
laki-laki maupun perempuan. Dalam hadist lain juga dinyatakan: Tutututlah
ilmu dari buaian sampai ke liang lahat.

C. Larangan untuk taklid

Kecaman Allah terhadap orang yang taklid antara lain dijelaskan Alquran
sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Isra: 36 berbunyi:

)36(



II-4

Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(Q.S.17: 36).

D. Anjuran Islam untuk berinisiatif dan inovatif


Penghargaan Islam akan nilai suatu kreasi dijelaskan lewat keterangan hadis
nabi: Barangsiapa memulai satu cara (keduniaan) yang baik, dia akan mendapat
ganjaran orang-orang yang mengerjakan cara yang baik itu sampai hari kiamat.

E. Penekanan pentingnya kehidupan dunia


Dorongan agar manusia berhasil di dalam kehidupan dunia dijelaskan oleh
Alquran surat Al-Qashas:77 yang berbunyi:

)77(

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.(Q.S.28: 77).

Hadist: Bekerjalan untuk keduniaanmu, seolah-olah engkau akan hidup


selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati
besok hari

Allah telah memberikan kepada manusia sebuah kemampuan dan


kebebasan untuk berkarya, berpikir dan menciptakan suatu kebudayaan. Di sini,
Islam mengakui bahwa budaya merupakan hasil karya manusia. Sedang agama
adalah pemberian Allah untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Yaitu suatu
pemberian Allah kepada manusia untuk mengarahkan dan membimbing karya-
karya manusia agar bermanfaat, berkemajuan, mempunyai nilai positif dan
mengangkat harkat manusia. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu
II-5

beramal dan berkarya, untuk selalu menggunakan pikiran yang diberikan Allah
untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan
manusia. Dengan demikian, Islam telah berperan sebagai pendorong manusia
untuk berbudaya.

2.3 Sejarah Intelektual Islam


Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, periodisasi sejararah kebudayaan Islam dapat
di kelompokkan menjadi 3 fase/periode, yakni :
1. Periode Klasik, yaitu periode yang dimulai dari tahun 650-1250 M.
Pada periode ini, lahir beberapa ulama dan filosof besar dalam Islam. Dalam
pada itu, para imam Mazhab yang terkenal dengan al-imamu madzahibul arbain
yang terdiri atas, Imam SyafiI, Imam Hanafi, Imam Maliki dan Imam Hambali,
merupakan tokoh yang hidup dan mengembangkan dialektika pemikiran
keagamaannya pada periode ini.
Dalam Bidang Filsafat, pada periode ini tercatat nama-nama besar seperti
Al-Kindi (801 M), al-Razi (865 M), al-Farabi (870M), Ibn Miskawaih (930 M),
Ibn Sina (1037 M), Ibn Bajjah (1138 M), Ibn Rusdy (1126 M) dan yang lainnya.
Pada periode ini, Islam sedang dalam masa puncak kejayaannya, baik dalam
bidang ilmu filsafat maupun ilmu keagamaan.
Kejayaan tersebut, termanifestasikan dalam kejayaan Islam lewat Dinasti
Umaiyah I yang berpusat di Damaskus, Dinasti Umaiyah II yang berpusat di
Andalusia (Spanyol) dan Dinasti Abasiyah yang berpusat di Baqdad.
2. Periode Pertengahan, yaitu periode antara tahun 1250-1800 M.
Pada periode ini Islam bisa dikatakan sedang mengalami masa kemunduran.
Hal ini di tandai dengan munculnya kecenderungan untuk mempertentangkan
antara :
1. Akal dengan wahyu
2. Iman dengan Ilmu
3. Dunia dan akhirat
II-6

Dalam diskursus pemikiran kontemporer, kemunduran Islam pada periode


ini yang masih terasa hingga sekarang adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
proses sejarah yang ditandai dengan meluasnya pemikiran al-Gazali yang
cenderung memisahkan filsafat dengan agama.

Lewat pemikiran al-Gazali pula, Himmah untuk melakukan eksplorasi ilmu


agama dan filsafat mulai meredup, yang dalam hal ini ditandai oleh pandangan
al-Gazali yang menyatakan pintu Ijtihad telah tertutup.

Beberapa karya al-Gazali yang berkenaan dengan hal ini seperti yang
terungkap dalam Tahafutul falasifah (kerancuan filsafat).

3. Periode Modern, yaitu antara tahun 1800-sekarang


Merupakan periode yang ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan
pembaharuan dalam pemikiran Islam. Beberapa tokoh yang terkenal dalam
gerakan pembaharuan Islam seperti Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, Fazlur
Rahman, Jamaluddin al-afghani.
Periode ini sekaligus menandai berkembangnya resistensi terhadap
pemikiran al-Gazali yang menyatakan pinti Ijtihad dalam Islam telah tertutup.

2.4 Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan Islam


Dalam sejarah Islam, Masjid selain sebagai sarana untuk melakukan ibadah, masjid
juga merupakan Awal mula berkembangnya Islam dan segala pernak pernik
didalamnya, seperti pemikiran, ekonomi, politik dan kebudanyaan.
Salah satu fakta yang tidak bisa di pungkiri adalah bahwa salah satu strategi
Rasulullah dalam membangaun masyarakat madani adalah di awali dengan
mendirikan masjid terlebih dahulu sebagai sentra pengembangan Islam.
Dari hal ini, dapat kita pahami bahwa masjid pada dasarnya memiliki peran ganda
yakni selain sebagai pusat untuk melaksanakan aktifitas ritual, masjid juga di gunakan
sebagai centra hubungan sosial, seperti pendidikan dan yang lainnya.
II-7

2.5 Islam di Indonesia


Beberapa pandangan para ahli terkait masuknya Islam ke Indonesia dapat di
jelaskan dalam beberapa teori :
a) Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13
dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini
adalah:
1. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam
penyebaran Islam di Indonesia.
2. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur
Indonesia Cambay Timur Tengah Eropa.
3. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun
1297 yang bercorak khas Gujarat.

Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan


Bernard

b) Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap
teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke
Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori
ini adalah:
Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang
Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal
ini juga sesuai dengan berita Cina.
Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafii, dimana
pengaruh mazhab Syafii terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan
Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar
tersebut berasal dari Mesir.
II-8

Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold.
Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah
berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh
sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap proses
penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
c) Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan
pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya
Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
1. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan
Husein cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang
Syiah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan
upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan
pembuatan bubur Syuro.
2. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari
Iran yaitu Al Hallaj.
3. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk
tanda tanda bunyi Harakat.
4. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
5. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah
nama salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A.
Hussein Jayadiningrat.

2.6 Nilai Islam Dalam Kebudayaan Indonesia


Transmisi Islam ke Indonesia bukan hanya pada sisi ajaran dogmatis
keagamaan saja, melainkan juga di barengi oleh proses akulturasi budaya antara
para pembawa ajaran Islam dengan budaya lokal setempat.
Dalam pada itu, kalangan muslim Indonesia seringkali juga mengalami
kerancuan dalam memahami mana yang ajaran Islam dan mana yang
merupakan hasil akulturasi budaya setempat. Beberapa pola demikian dapat
kita cermati dalam tradisi memakai pakaian ala arab seperti gamis dan sorban.
II-9

Beberapa bukti masuknya nilai-nilai Islam dalam produk budaya setempat atau
proses akulturasi, dapat di lihat dalam pola dakwah yang di kembangkan oleh
para wali di tanah jawa, seperti Sunan Kali Jaga yang menggunakan instrumen
pewayangan sebagai media dakwah.
Di samping itu, berkembangnya produk budaya lokal yang telah mengalami
akulturasi dengan nilai-nilai Islam dapat dilihat juga dalam perkembangan
perkampungan Arab di Indonesia yang di barengi dengan perkembangan
keseniannya, seperti tari Japens yang merupakan ciri khas dari masyarakat
Arab Indonesia.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian tentang Islam dan Budaya yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa Islam adalah mutlak ciptaan Allah SWT yang hakiki oleh karena
itu Islam dijamin akan kefitrahannya, kemurniannya, kebenarannya, kekekalannya,
dan konstanta atau tidak dapat dirubah oleh manusia sampai kapanpun. Sedangkan
kebudayaan adalah hasil cipta, karya, rasa, karsa dan akal buah budi manusia untuk
mencapai kesempurnaan hidupnya, dimana kebudayaan itu sendiri akan mengalami
perubahan sejalan dengan perkembangan jaman.
Kaitannya dengan kebudayaan, islam memiliki Dasar-Dasar dalam Pengembangan
Budaya, yaitu:
Penghargaan terhadap akal fikiran
Anjuran menuntut ilmu
Larangan untuk taklid
Anjuran Islam untuk berinisiatif dan inovatif
Penekanan pentingnya kehidupan dunia

Antara kebudayaan dan agama Islam saling terkait antara yang satu dengan yang
lain. Agama sebagai petunjuk kehendak ilahi sedangkan kebudayaan adalah wujud
dari pengamalan ajaran agama yang di tafsirkan oleh manusia melalui penalaran.

III-1
DAFTAR PUSTAKA

http://ki-stainsamarinda.blogspot.co.id/2012/09/islam-dan-kebudayaan.html

IV-1

Anda mungkin juga menyukai