Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

METODE STUDI ISLAM


ISLAM DAN KEBUDAYAAN DAN STUDI KAWASAN ISLAM

Dosen Pengampu : Fatimawali, M.H

Disusun oleh :
Kelompok 1 ( ESY 2)

Muhammad Farid 225120248


Muhammad Hudaen 225120067
Ibrahim 225120065
Jumarni Binti Mardi 225120070
Elis Nurul Hassanah 225120068
Siti Suhartin 225120066
Sarma 225120064
Riska A Rajabani 225120071

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan
hidayah -Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Di dalam makalah ini, kami telah berusaha menguraikan sebaik
mungkin semua hal yang berkaitan dengan islam dan kebudayaan dan studi islam.
Besar harapan kami agar pembaca mampu memahami lebih jauh tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan hal tersebut. Akan tetapi, kami menyadari bahwa
di dalam makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan yang tentunya
mengakibatkan makalah ini masih dikatakan jauh dari sempurna.
Maka dari itu, saya harapkan pembaca dapat memaklumi serta memberi kritik
dan saran yang membangun demi terwujudnya makalah yang lebih baik di masa yang
akan datang.

Palu, 19 Maret 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………..………………………i

Daftar Isi……………...………….…………………………..……………………….ii

BAB 1 PENDAHULUAN…………….…………………..…...………….………......1

A. Latar belakang…………….…………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah…………….………………………………………………2

C. Tujuan………………………………………….……………………………..2

BAB II PEMBAHASAN…………….…………………..…………………………...3

A. Definisi Islam…………….…....………………..…………………...………..3

B. Definisi Kebudayaan……………………….......….....……………………….3

C. Konsep Islam Tentang Kebudayaan ………………….....……………………4

D. Definisi Dan Asal Usul Studi Kawasan Islam ……….……………..……..…6

BAB III PENUTUP…………………………………………………..……………….9

A. Kesimpulan..……………………………………..……………………………9

B. Saran…………………………………………..………………………………9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………......…………………10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan di dunia sebagai


Khalifah.1 Manusia lahir, hidup dan berkembang di dunia, sehingga disebut
juga makhluk duniawi. Sebagai makhluk duniawi sudah barang tentu bergulat
dan bergumul dengan dunia, terhadap segala segi, masalah dan tantangannya,
dengan menggunakan budi dan dayanya serta menggunakan segala
kemampuannya baik yang bersifat cipta, rasa, maupun karsa. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan manusia dengan dunia tidaklah selalu
diwujudkan dalam sikap pasif, pasrah, dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungannya. Tetapi justru harus diwujudkan dalam sikap aktif,
memanfaatkan lingkungannya untuk kepentingan hidup dan kehidupannya.
Dari hubungan yang bersifat aktif itu tumbulah kebudayaan.
Terkait dengan ruang lingkup kebudayaan sangat luas mencakup segala
aspek kehidupan (hidup ruhaniah) dan penghidupan (hidup jasmaniah) manusia.
Bertolak dari manusia, khususnya jiwa, terkhusus lagi pikir dan rasa, Sidi
Gazalba merumuskan kebudayaan dipandang dari aspek ruhaniah, yang
menjadi hakikat manusia adalah “cara berpikir dan merasa, menyatakan diri
dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk
masyarakat, dalam suatu ruang dan suatu waktu”.
Dalam rangka memberi petunjuk bagaimana manusia hidup berbudi
daya, maka lahirlah aturan-aturan (norma) yang mengatur kehidupan manusia.
Norma-norma kehidupan tersebut umumnya termasuk dalam ajaran agama.
Sehingga agama adalah merupakan unsur yang tak terpisahkan dari kehidupan
sosial-budaya tahap awal manusia. Dengan kata lain bahwa agama adalah
fitrah.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Islam ?
2. Apa definisi dari kebudayaan?
3. Bagaimana konsep Islam tentang kebudayaan?
4. Apa definisi dan bagaimana asal usul studi kawasan Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Islam.
2. Untuk mengetahui definisi dari kebudayaan.
3. Untuk mengetahui konsep Islam tentang kebudayaan.
4. Untuk mengetahui definisi dan asal usul studi kawasan Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Islam
Istilah Islam merupakan kata turunan (jadian) yang berarti ketundukan,
keta’atan, kepatuhan (kepada kehendak Allah). Istilah Islam berasal dari kata
aslama-yuslimu-islaam artinya patuh atau menerima dan memeluk Islam; kata
dasarnya adalah salima yang berarti selamat dan sejahtera.1 Makna kata Islam
intinya adalah berserah diri, tunduk, patuh dan ta’at dengan sepenuh hati kepada
kehendak Ilahi. Kehendak ilahi yang wajib dita’ti dengan sepenuh hati oleh
manusia. Manfaatnya bukan untuk Allah sendiri, tetapi untuk kemaslahatan
manusia itu sendiri. Sebagai agama wahyu yang terakhir, syari’at Islam memberi
bimbingan kepada manusia mengenai semua aspek kehidupan.
Agama Islam merupakan satu sistem aqidah, syari’ah, dan akhlak yang
mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai hubungan. Oleh karena
itu, Islam adalah agama yang menyatakan keta’atan kepada Tuhan, dengan kitab
al-Qur’an sebagai panduan dan tuntunan yang keasliannya di jaga oleh Allah
SWT.2 Islam ibarat istana yang sempurna; berfondasi aqidah dan bertiang ibadah
yang ikhlas. Keduanya berfungsi membentuk perilaku dan akhlak yang mulia.
Islam mempunyai konsep keseimbangan antara kepentingan duniawi dan
ukhrawi, sehingga syari’at dan undang-undangnya berfungsi menguatkan dan
menjaga bangunan Islam demi kemaslahatan dunia dan akhirat.3

B. Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,


yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-
1
A. Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), cet. XIV, h. 654.
2
QS. 15 (al-Hijr: 9).
3
Thaha Muhammad, Inti sari Ajaran Islam (terj. M. Nur Hasan), (Bandung: Irsyad Baitussalam,
2003), cet. I, h. 15.

3
4

hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kata budaya merupakan
bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. kebudayaan
adalah semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat.

Oleh karena itu, kebudayaan merupakan hasil kegiatan dan penciptaan


batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. A.L.
Kroeber dan Clyde Kluckhohn, mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan
yang kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral,
adat, dan berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat.4

C. Konsep Islam Tentang Kebudayaan

Sedangkan dalam konsep islam tentang kebudayaan banyak pandangan


yang menyatakan agama merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi tak sedikit
pula yang menyatakan kebudayaan merupakan hasil dari agama. Hal ini
seringkali membingungkan ketika kita harus meletakan agama (Islam)7 dalam
konteks kehidupan kita sehari-hari. Koentjaraningrat misalnya, mengartikan
kebudayaan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus
dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karya. Ia juga
menyatakan bahwa terdapat unsur-unsur universal yang terdapat dalam semua
kebudayaan yaitu, salah satunya adalah sistem religi. Pandangan di atas,
menyatakan bahwa agama merupakan bagian dari kebudayaan.
Dengan demikian, agama (menurut pendapat di atas) merupakan gagasan
dan karya manusia. Bahkan lebih jauh Koentjaraningrat menyatakan bahwa
unsur-unsur kebudayaan tersebut dapat berubah dan agama merupakan unsur
yang paling sukar untuk berubah. Ketika Islam diterjemahkan sebagai agama

4
A.L. Kroeber dan Clyde Kluckhohn, Cultural: A Critical Review of Concepts and Definitions,
(Massachusset: The Museum, 1952), h. 43
5

(religi) berdasar pandangan di atas, maka Islam merupakan hasil dari keseluruhan
gagasan dan karya manusia.
Islam pun dapat pula berubah jika bersentuhan dengan peradaban lain
dalam sejarah. Islam lahir dalam sebuah kebudayaan dan berkembang (berubah)
dalam sejarah. Islam merupakan produk kebudayaan. Islam tidaklah datang dari
langit, ia berproses dalam sejarah.
Dimasa bani Abbasiyah terjadinya asimilasi arab dengan non arab dan
perluasan wilayah telah melahirkan kemajemukan warga Negara. Warga Negara
terdiri dari berbagai suku, bangsa, dan agama. Apa terjadi dalam unsur bangsa,
terjadi pula dalam unsur kebudayaan. Dalam perkembangan kebudayaan,
berkembang corak kebudayaan, yang berasal dari beberapa bangsa.
Ada empat unsur kebudayaan yang mempengaruhi pembangunan dan
kebudayaan pada masa Abbasiyah, yaitu:
1. Kebudayaan Persia: pengaruh kebudayaan Persia terjadi diantaranya karena
dua factor:
 Pembentukan lembaga wizarah
 Pemindahan ibu kota pemerintahan
2. Kebudayaan India: pengaruh india dalam mebentuk kebudayaan islam terjadi
dengan dua cara:
 Secara langsung kaum muslimin berhubangan dengan orang-orang
india diantaranya melalu perdagangan
 Secara tidak langsung kebudayaan india masuk kedalam kebudayaan
islam lewat kebudayaan Persia.
3. Kebudayaan Yunani: pusat-pusat kebudayaan yunnani setelah berada
ditangan kaum muslimin dilakukan perubahan dan pengembangan
diantaranya:
 Jundaisabur, sekolah tinggi kedokteran berbahasa yunani
 Harran, pusat pertemuan berbagai peradaban
 Istandariyyah, ibu kota mesir waktu menjadi jajahan yunani
6

4. Kebudayaan arab: Pengaruh kebudayaan arab masuk melalui penggunaan


bahasa arab sebagai bahasa resmi dan bahasa agama.

D. Definisi Dan Asal Usul Studi Kawasan Islam


a. Definisi Studi Kawasan Islam
Secara Etimologi merupakan dari bahasa Arab Dirasah Islamiyah.
Dalam kajian Islam di Barat disebut Islamic Studies secara harfiyah adalah
kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan keislaman. Secara terminologis
adalah kajian secara sistematis dan terpadu untuk mengetahui, memakai dan
menganalisis secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam,
pokok-pokok ajaran Islam, sejarah Islam maupun realitas pelaksanaannya
dalam kehidupan.5
Pengertian studi kawasan Islam adalah kajiaan yang tampaknya bisa
menjelaskan bagaimana situasi sekarang ini terjadi, karena, fokus materi
kajiannya tentang berbagai area mengenai kawasan dunia Islam dan lingkup
pranata yang ada dicoba diurai didalamnya. Mulai dari pertumbuhan,
perkembangan, serta ciri-ciri karakteristik sosial budaya yang ada
didalamnya, termasuk juga tentang faktor-faktor pendukung bagi munculnya
berbagai ciri dan karakter serta pertumbuhan kebudayaan dimasing-masing
dunia kawasan Islam. Dengan demikian, secaraformal objek studinya harus
meliputi aspek-aspek geografis, demografis, historis, bahasa serta berbagai
perkembangan sosial dan budaya, yang merupakan ciri-ciri umum dari
keseluruhan perkembangan yang ada pada setiap kawasan budaya.6
Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan
hanyadilaksanakan oleh kalangan umat Islam saja, melainkan juga
dilaksanakan oleh orang-orang diluar kalangan umat Islam. Studi keislaman
dikalangan umat Islam sendiri tentunya sangat berbeda tujuan dan

5
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Beberapa Aspek , (Jakarta: Bulan Bintang, 1985), 33.
6
Azyumardi Azra, Studi Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.
7

motifasinya dengan yang dikakukan oleh orang-orang diluar kalangan umat


Islam. Dikalangan umat Islam, studi keislaman bertujuan untuk mendalami
dan memahami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar mereka dapat
melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan diluar
kalangan umat Islam, studi keislaman bertujuan untuk mempelajari seluk
beluk agama dan praktek keagamaan yang berlaku dikalanganumat Islam,
yang semata-mata sebagai ilmu pengetahuan.7
b. Asal Usul Studi Kawasan Islam
Dalam sejarahnya, persoalan hubungan antar batas-batas wilayah
sebuah negara sebenarnya sudah sekian lama telah menjadi perhatian para
ahli kegenaraan sejak jaman Yunani sekitar tahun 450-an SM. Ptolemy,
Thucydidas, Hecataeus, dan Herodotus merupakan sejarawan Yunani yang
cukup intens dengan kajian-kajian wilayah yang ia kenal, baik melalui cerita
orang maupun dari hasil pengamatan terhadap wilayah-wilayah yang ia
kunjungi. Mereka selain seorang sejarawan juga seorang pengelana.
1.300 tahun kemudian, kaum Muslimin memiliki kemampuan yang
luar biasa dalam mengembangkan studi kawasan ini dengan berbagai corak
yang ragam yang lebih dinamis lagi. Karya-karya mereka telah melampaui
sejarawan Yunani, dimana pembahasannya bukan lagi berbicara tentang
realita sejarah, tetapi lebih maju lagi yakni bagaimana cara-cara
menanganinya. Munculnya berbagai karya sejarah dengan tema-tema kajian
wilayah dimulai dari awal penciptaan sampai mulai dihuni umat manusia,
merupakan kajian-kajian yang sangat populer dan hampir bisa ditemukan
dalam karya-karya sejarah klasik Islam. Sekalipun kajian geografi sebagai
disiplin ilmu agak berbeda dengan sejarah, namun dikalangan sejarawan
muslim hal ini tidak bisa dipisahkan begitu saja, karena objek pembahasan
antara keduanya saling melengkapi. Karena kajian sejarah, sangat

7
Asep Fifin Finarsih Lestari Hendiana, “Makalah Studi Kawasan Islam” (Academia.Edu, 2014).
8

membutuhkan kajian tentang ruang dan waktu sebagai aktivitas pelakunya.


Oleh karena itu, karya-karya tentang geografi dan sejarah telah menjadi
bagian penting dan tidak terpisahkan dari perkembangan historiografi Islam
secara umum.
Banyak sekali berbagai studi yang telah dilakukan oleh para sarjana
muslim klasik dan pertengahan dan melihat berbagai kawasan dan kantong-
kantong kaum muslimin di berbagai wilayahnya. Perhatian mereka terhadap
potensi-potensi wilayah, baik desa, kota maupun berbagai kegiatan
kependudukannya, jelas membuktikan bahwa studi kawasan-kawasan Islam
sepanjang sejarahnya selalu menarik perhatian. Seperti sejarah wilayah
seperti Halb, Mesir, dan sebagainya yang menja-di objek studi, telah ditulis
Bughyat al-Thalib fi Tarikh al-Halab. 8

8
Ahmad Akrim Rizki, “Studi Kawasan Islam” (Academia.Edu).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Islam merupakan mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaaman yang


artinya taat, tunduk, patuh, berserah diri kepada Allah. Sedangkan jika dilihat
dari asal katanya maka Islam berasal dari kata assalmu, aslama, istaslama,
saliim, dan salaam. Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya
yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa
Secara harfiah studi Islam adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan Islam. Dalam konsep islam tentang kebudayaan banyak pandangan
yang menyatakan agama merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi tak sedikit
pula yang menyatakan kebudayaan merupakan hasil dari agama. Dimasa bani
Abbasiyah terjadinya asimilasi arab dengan non arab dan perluasan wilayah
telah melahirkan kemajemukan warga Negara. Sedangkan studi kawasan
Islam adalah kajiaan yang tampaknya bisa menjelaskan bagaimana situasi
sekarang ini terjadi, karena, fokus materi kajiannya tentang berbagai area
mengenai kawasan dunia Islam dan lingkup pranata yang adadicoba diurai
didalamnya

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan


menambah pengetahuan teman-teman. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti,
dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan
Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima
di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

9
Daftar Pustaka
al-Syâthibiy, Abu Ishak, 1424 H/2003 M, al-Muwâfaqât fî Ushûl alSyari’ah,
Juz II, Cet. III; Beirut: Dar al-Kutub ‘Ilmiyah.

Dahlan, Abdul Aziz, [et al.], 1996, Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid V, Cet. I;
Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve.

Gazalba, Sidi, 1989, Masyarakat Islam; Pengantar Sosiologi dan Sosiografi,


Cet. II; Jakarta: Bulan Bintang.

Hasan, M. Thalhah, 2005, Islam dalam Perspektif Sosial Kultural, Cet. III;
Jakarta: Lantabora Press.

Hitti, K Philip, 2006, History of The Arabs, Cet. II: Jakarta: PT. Serambi Ilmu
Semesta.

Kuntowijoyo, 2001, Muslim Tanpa Masjid: Esai-Esai Agama, Budaya, dan


Politik Dalam Bingkai Strukturalisme Transedental, Cet. II; Bandung: Mizan.

Muhaimin, [et al]., 2005, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Cet. I; Jakarta:
Kencana.

A. Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,


(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), cet. XIV, h. 654.

Thaha Muhammad, Inti sari Ajaran Islam (terj. M. Nur Hasan), (Bandung: Irsyad
Baitussalam, 2003), cet. I, h. 15.

10

Anda mungkin juga menyukai