Disusun Oleh :
Kelompok 3
Tingkat :IA
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Islam dan IPTEK” ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, kami berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran, serta usulan untuk
perbaikan makalah kedepannya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekirannya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan kedepannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ….................................................................................……………………… i
BAB 1 PENDAHULUAN ….....................................................……………….………… 1
C. Tujuan ..................……….............................................………..……………… 1
BAB 2 PEMBAHASAN …….....................................................................……………… 2
BAB 3 PENUTUP…………...........…................................……………………..….....… 12
A. Kesimpulan ……………………………………………….............................. 12
B. Saran ................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………......................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur segala aspek dalam
kehidupan manusia, baik aspek ibadah (hubungan manusia dengan Allah SWT)
maupun aspek muamalah (hubungan manusia dengan sesama manusia). Allah SWT
telah berfirman dalam al-Qur‟an bahwasannya agama Islam itu adalah agama yang
sempurna. Allah telah melimpahkan karunia nikmat-Nya secara tuntas ke dalamnya.
Islam dijadikan sebagai agama yang berlaku untuk semua umat manusia. Pernyataan
tersebut sesuai dengan segala waktu dan tempat, serta untuk semua umat manusia
dalam segala ras dan generasinya.
IPTEK merupakan akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang kerap
digunakan saat membahas mengenai perkembangan teknologi, atau adanya
perkembangan suatu disiplin ilmu. Perkembangan IPTEK sendiri terjadi karena
adanya globalisasi. Kemajuan di bidang teknologi ini membantu kehidupan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari islam dan IPTEK?
2. Bagaimana perspektif islam tentang IPTEK?
3. Bagaimana integrasi antara Islam dan IPTEK?
4. Apa saja keutamaan orang yang berilmu dan ayat Al-Qur'an tentang orang yang
berilmu?
5. Apa saja tanggung jawab, peran, dan fungsi ilmuan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu islam dan IPTEK.
2. Untuk mengetahui perspektif Islam tentang IPTEK.
3. Untuk mengetahui integrasi antara islam dan IPTEK.
4. Untuk mengetahui keutamaan orang yang berilmu dan ayat Al-Qur'an tentang
orang yang berilmu.
5. Untuk mengetahui peran, tanggung jawab, serta fungsi ilmuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Islam
Hasan Al Basri
Islam adalah kepasrahan hati kepada Allah, lalu setiap muslim merasa selamat
dari gangguan.
2
yang dapat membawa dan mendorong umat untuk menganutnya untuk
menjadi satu umat yang mempunyai rohani yang kuat.
Gaffar Ismail
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Berisi
kelengkapan dari pelajaran-pelajaran meliputi kepercayaan, seremoni
peribadatan, tata tertib penghidupan abadi, tata tertib pergaulan hidup,
peraturan-peraturan Tuhan, bangunan budi pekerti yang utama dan
menjelaskan rahasia kehidupan yang kedua (akhirat).
3
Menurut Jaques Ellul (1967)
IPTEK berarti sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan
memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia. Termasuk di
antaranya:
Proses yang meningkatkan nilai tambah.
4
Bidang otomotif ada mobil, pesawat terbang, kapal. Bidang kedokteran ada
bayi tabung, cangkok ginjal, cloning, dan lain sebagainya. Yang semakin lama
semakin berkembang. Dengan akal pikiran yang telah diberikan oleh Allah SWT,
manusia dituntut untuk mengembangkannya, yaitu dengan jalan mencari ilmu
pengetahuan.
5
Ciri-ciri dari perbuatan atau amal yang ikhlas adalah apabila ia dilakukan
dengan cara yang terbaik. Manusia yang berangkat dari niat yang benar, ikhlas kepada
Allah kemudian dia mengetahui ilmu yang berhubungan dengan perbuatannya itu,
pasti dia akan melakukan yang terbaik dalam hidupnya.
Oleh karena itu, dalam melakukan apa saja, terutama yang berhubungan
dengan agama Islam, baik dalam hubungan kita dengan Allah atau dengan sesama
manusia serta alam ini, maka kita harus berangkat dari sebuah keyakinan terlebih
dahulu, keikhlasan, dan ketulusan semata-mata karena Allah, tetapi pada saat yang
sama kita melakukannya atas dasar ilmu yang telah kita miliku itu. Inilah makna dari
amal yang ikhlas. Ada tiga unsur utama yang harus ada di dalam sikap kita terhadap
agama, yaitu iman, ilmu, dan amal. Maka, tidak ada artinya keyakinan kalau tidak ada
amal perbuatan, tidak ada artinya ilmu yang kita punya kalau tidak melahirkan amal-
amal shaleh dalam kehidupan kita.
Maksud dari hadits tersebut adalah, orang-orang muslim yang berilmu akan
dimudahkan oleh Allah dalam menuju surga dikarenakan dengan Ilmu, orang
muslim dapat beribadah dengan benar dan sesuai dasar hukum syariat Islam.
6
“Dan demikian pula diantara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan
hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya.
Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama.
Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun.”
Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa Allah telah menjanjikan akan meninggikan
derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu. Dan derajat
orang yang berilmu akan terangkat, baik di hadapan Allah SWT. ataupun dimata
manusia.
7
7. Disejajarkan dengan Para Malaikat
Dalam (QS. Ali Imran : 18), Allah berfirman :
“Allah menyatakan bahwasannya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang menegakan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang
berilmu (juga menyatakan yang demikian itu).”
Dari ayat diatas menandakan bahwa kedudukan orang yang berilmu setara dengan
para Malaikat yang bersaksi bahwa tiada Tuhan yang layak disembah selain Allah
SWT. Bahkan orang yang berilmu bisa lebih tinggi derajatnya dari malaikat.
Artinya : “Aku tidak melihat orang seperti Ibnu Abbas, jika aku melihatnya, dia
paling bagus wajahnya, jika berbicara, lisannya paling fasih, jika berfatwa,
ilmunya paling banyak”.
“Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-
laki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”
ك َوحْ يُهُ َوقُلْ َربِّ ِز ْدنِي ِع ْل ًما َ ق َواَل تَ ْع َجلْ بِ ْالقُرْ آ ِن ِم ْن قَ ْب ِل َأ ْن يُ ْق
َ ضى ِإلَ ْي ُّ ك ْال َح
ُ ِفَتَ َعالَى هَّللا ُ ْال َمل
8
3. Q.S Yunus : 5
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang
menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan
dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang
yang mengetahui.”
4. Q.S Al-Kahfi : 66
5. Q.S An-Naml : 15
“Dan sungguh, Kami telah memberikan ilmu kepada Dawud dan Sulaiman. Dan
keduanya berkata, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari banyak
hamba-hamba-Nya yang beriman.”
6. Q.S An-Naml : 40
“Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, “Aku akan membawakan
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman)
melihat singgasana itu muncul di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk
karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur ataukah mengingkari
(nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk
(kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku
Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
9
7. Q.S Al-Qashas : 14
“Dan setelah dia (Musa) sampai usia dewasa dan sempurna akalnya, Kami
anugerahkan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”
8. Q.S Al-Ankabut : 43
َاس َو َما يَ ْعقِلُهَا ِإاَّل ْال َعالِ ُمون
ِ َّك اَأْل ْمثَا ُل نَضْ ِربُهَا لِلن
َ َوتِ ْل
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia. Dan tidak ada
yang bisa memahaminya kecuali mereka yang berilmu.”
9. Q.S Al-Ankabut : 49
َُور الَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم َو َما يَجْ َح ُد بِآيَاتِنَا ِإاَّل الظَّالِ ُمون
ِ صد ٌ ات بَيِّن
ُ َات فِي ٌ َبَلْ هُ َو آي
“Sebenarnya, (Al-Qur’an) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-
orang yang berilmu. Hanya orang-orang dzalim yang mengingkari ayat-ayat
Kami.”
“Dan orang-orang yang diberi ilmu berpendapat bahwa (wahyu) yang diturunkan
kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu itulah yang benar dan memberi petunjuk
(bagi manusia) kepada jalan (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”
10
Tetapi juga bagaimana temuan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Peran meningkatkan kesejahteraan merupakan tanggung
jawab terbesar seorang ilmuwan kepada masyarakat.
a. Sebagai intelektual, ia berperan sebagai ilmuan sosial yang selalu berdialog dengan
masyarakat dan terlibat di dalamnya secara intensif dan sensitif.
b. Sebagai ilmuwan, ia akan selalu mencoba dan berusaha untuk memperluas
wawasan teoretis, memiliki keterbukaan terhadap kemungkinan dan penemuan baru
dalam bidang keilmuan.
c. Sebagai teknikus, ia akan tetap terus menjaga keterampilannya dan selalu
menggunakan instrumen yang tersedia dalam disiplin ilmu yang dikuasainya. Peran
pertama mengharuskannya untuk turut menjaga martabat manusia (Daniel 2003),
sedangkan dua peran terakhir memungkinkan ia menjaga martabat ilmunya. Fungsi
seorang ilmuwan tidak hanya berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara
individual, tetapi juga bertanggung jawab agar produk keilmuannya sampai dan dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat luas (Suriasumantri 2001).
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam mendorong umatnya untuk mengembangkan IPTEK, akan tetapi, dalam
hal ini Syariah Islam tetap harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Karena
ketentuan mengenai halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolak
ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimanapun juga bentuknya. Iptek yang boleh
dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang
tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini yaitu, gunakanlah
makalah ini sebagai sumber bacaan untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
mengenai islam dan IPTEK.
12
DAFTAR PUSTAKA
Najmah, Deta Jauda. 2020. Definisi Islam Dirumuskan Para Ulama Sesuai dengan Ijtihad
dan Pemahamannya.
(https://www.brilio.net/wow/pengertian-islam-menurut-bahasa-alquran-hadits-dan-ulama-
200423k.html, diakses 22 Agustus 2022).
Fajri, Dwi Latifatul. 2022. Pengertian IPTEK Menurut Para Ahli Beserta Dampak, dan
Manfaatnya.
(https://katadata.co.id/agung/berita/623040f86b3c4/pengertian-iptek-menurut-para-ahli-
beserta-dampak-dan-manfaatnya, diakses 22 Agustus 2022).
13