Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AGAMA

“ISLAM DAN IPTEK”

Disusun Oleh :

Kelompok 3

 Mely Aretasari (PO7125122003)


 Syahmila Yuli Sulastri (PO7125122006)
 Putri Sepriani (PO7125122025)
 Desma Yanti (PO7125122032)

Tingkat :IA

Dosen Pembimbing : Maryance, M.Pd.I

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN DIII KESEHATAN GIGI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Islam dan IPTEK” ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, kami berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran, serta usulan untuk
perbaikan makalah kedepannya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekirannya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan kedepannya.

Palembang, 22 Agustus 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ….................................................................................……………………… i

KATA PENGANTAR ..................................................................................……………………… ii

DAFTAR ISI ................................................................................………………………………… iii

BAB 1 PENDAHULUAN ….....................................................……………….………… 1

A. Latar Belakang .......................................…………………………...………..… 1

B. Rumusan Masalah  ………...........................……………….………...……… . 1

C. Tujuan ..................……….............................................………..……………… 1

BAB 2 PEMBAHASAN …….....................................................................……………… 2

A. Pengertian Islam .. …………........................................…...…………………… 2

B. Pengertian tentang IPTEK ….......................................................................…… 3

C. Dalam Perspektif Islam tentang IPTEK …..........................……...…………… 4

D. Integrasi Iman, IPTEK dan Amal ....................................................................... 5

E. Keutamaan Orang yang Berilmu ........................................................................ 6

F. Ayat-ayat tentang Orang yang Berilmu .............................................................. 8

G. Tanggung Jawab Ilmuan .................................................................................... 10

H. Peran dan Fungsi Ilmuan ................................................................................... 10

 BAB 3  PENUTUP…………...........…................................……………………..….....… 12

A. Kesimpulan ……………………………………………….............................. 12
B. Saran ................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………......................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur segala aspek dalam
kehidupan manusia, baik aspek ibadah (hubungan manusia dengan Allah SWT)
maupun aspek muamalah (hubungan manusia dengan sesama manusia). Allah SWT
telah berfirman dalam al-Qur‟an bahwasannya agama Islam itu adalah agama yang
sempurna. Allah telah melimpahkan karunia nikmat-Nya secara tuntas ke dalamnya.
Islam dijadikan sebagai agama yang berlaku untuk semua umat manusia. Pernyataan
tersebut sesuai dengan segala waktu dan tempat, serta untuk semua umat manusia
dalam segala ras dan generasinya.
IPTEK merupakan akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang kerap
digunakan saat membahas mengenai perkembangan teknologi, atau adanya
perkembangan suatu disiplin ilmu. Perkembangan IPTEK sendiri terjadi karena
adanya globalisasi. Kemajuan di bidang teknologi ini membantu kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari islam dan IPTEK?
2. Bagaimana perspektif islam tentang IPTEK?
3. Bagaimana integrasi antara Islam dan IPTEK?
4. Apa saja keutamaan orang yang berilmu dan ayat Al-Qur'an tentang orang yang
berilmu?
5. Apa saja tanggung jawab, peran, dan fungsi ilmuan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu islam dan IPTEK.
2. Untuk mengetahui perspektif Islam tentang IPTEK.
3. Untuk mengetahui integrasi antara islam dan IPTEK.
4. Untuk mengetahui keutamaan orang yang berilmu dan ayat Al-Qur'an tentang
orang yang berilmu.
5. Untuk mengetahui peran, tanggung jawab, serta fungsi ilmuan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam

1. Pengertian Islam Secara Umum


Secara umum, agama islam terdiri dari 2 kata yaitu agama dan islam yang
dimana masing-masing kata memiliki makna tersendiri. Agama berasal dari
bahasa sansekerta yang memiliki arti “tradisi” dan Islam berasal dari bahasa arab
yaitu al-islam yang artinya “berserah diri kepada Tuhan (Allah Swt)”. Islam
merupakan agama yang di ridhoi oleh Allah SWT karena agama islam adalah
agama yang paling benar dan paling sempurna serta agama yang membawa
rahmat bagi seluruh semesta alam. Selain itu agama islam juga merupakan wahyu
dari Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang dimana beliau
adalah Nabi terakhir yang di pilih oleh Allah.

2. Pengertian Islam Menurut Para Ulama dan Tokoh Muslim


Para ulama dan tokoh muslim juga memberikan berbagai pengertian tentang
Islam menurut pandangan dan ijtihad mereka, diantaranya sebagai berikut :
 Umar bin Khattab
Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, agama
islam meliputi akidah, syariat, dan akhlak.

 Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah at Tawaijiri


Islam adalah sebuah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dengan
cara mengesakan-Nya dan melaksanakan syariat-syariat Nya dengan penuh
ketaatan dan keikhlasan.

 Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab


Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mengesakan-Nya, tunduk
serta patuh kepada Nya dengan melakukan ketaatan dan berlepas diri dari
perbuatan yang syirik serta para pelakunya.

 Hasan Al Basri
Islam adalah kepasrahan hati kepada Allah, lalu setiap muslim merasa selamat
dari gangguan.

 Mustafa Abdur Raziq


Islam adalah agama (ad din) peraturan-peraturan yang terdiri dari
kepercayaan-kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang bertaat dengan
keadaan suci, artinya bisa membedakan mana yang halal dan haram,

2
yang dapat membawa dan mendorong umat untuk menganutnya untuk
menjadi satu umat yang mempunyai rohani yang kuat.

 Gaffar Ismail
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Berisi
kelengkapan dari pelajaran-pelajaran meliputi kepercayaan, seremoni
peribadatan, tata tertib penghidupan abadi, tata tertib pergaulan hidup,
peraturan-peraturan Tuhan, bangunan budi pekerti yang utama dan
menjelaskan rahasia kehidupan yang kedua (akhirat).

 Syaikh Mahmud Syaltut


Islam itu agama Allah yang diperintahkannya untuk mengajarkannya tentang
pokok-pokok serta peraturan-peraturan kepada Nabi Muhammad dan
menugaskannya untuk menyampaikan agama tersebut kepada seluruh umat
manusia dan mengajak mereka untuk memeluknya.

B. Pengertian tentang IPTEK

1. Pengertian IPTEK Secara Umum


Secara umum IPTEK adalah singkatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
IPTEK merupakan ilmu yang mempelajari tentang perkembangan teknologi
berdasarkan pengetahuan. Ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan
untuk membangun sebuah kemajuan dalam perkembangan global.

2. Pengertian IPTEK Menurut Para Ahli


Adapun pengertian IPTEK menurut para ahli yaitu :
 Menurut Iskandar Alisyahbana (1980)
Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan
untuk hidup lebih nyaman, makmur dan sejahtera. Jadi sejak awal peradaban
sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah itu belum digunakan.

 Menurut Read Bain (1937)


IPTEK ini pada dasarnya mencakup semua alat, mesin, peralatan,
perlengkapan, senjata, perumahan, pakaian, transportasi dan komunikasi
perangkat, dan juga keterampilan, yang akan memungkinkan kita sebagai
manusia bisa memproduksinya..

 Menurut Ursula Franklin (1989)


Teknologi sebagai cara praktis untuk menggambarkan bagaimana kita semua
sebagai manusia membuat hal-hal di suatu tempat di sini.

3
 Menurut Jaques Ellul (1967)
IPTEK berarti sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan
memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia. Termasuk di
antaranya:
Proses yang meningkatkan nilai tambah.

 Menurut Naisbit (2002)


Menurut Naisbit, pengertian IPTEK mengutip pemahaman tentang teknologi
dari Random House Dictionary. Dinyatakan bahwa teknologi sebagai obyek
serta benda-benda. Selain itu menjadi bahan dan bentuk yang berbeda dari
manusia biasa.

 Menurut Miarso (2007)


IPTEK atau teknologi adalah suatu bentuk proses yang meningkatkan nilai
tambah. Proses yang berjalan ini bisa menggunakan atau menghasilkan produk
tertentu. Produk yang tak terpisah dari produk lain yang sudah ada.
 Menurut Merriam Webster
Merriam menyatakan bahwa IPTEK adalah sebuah aplikasi atau implementasi
ilmu pengetahuan praktis. Aplikasi praktis kadang-kadang diarahkan juga
untuk ruang lingkup tertentu.

 Menurut Sudarsono (1993)


IPTEK adalah suatu ilmu pengetahuan dan perkembangan dalam sebuah
industri.

C. Dalam Perspektif Islam tentang IPTEK

Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan tentang gejala alam yang


diperoleh melalui proses yang disebut metode ilmiah (Aji, 2017). Sedang teknologi
adalah pengetahuan dan keterampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan
dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Peran Islam dalam perkembangan IPTEK, adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek (Hasibuan, 2014). Ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolak ukur dalam pemanfaatan iptek,
bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah yang telah
dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah
yang telah diharamkan syariah Islam.
Dalam pandangan Islam, IPTEK juga di gambarkan sebagai cara mengubah
suatu sumber daya menjadi sumberdaya lain yang lebih tinggi nilainya. Pada dasarnya
Al-Qur'an telah mendorong manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka
meningkat. Kini banyak perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, misalnya dalam bidang elektronika ada televisi, radio, komputer.

4
Bidang otomotif ada mobil, pesawat terbang, kapal. Bidang kedokteran ada
bayi tabung, cangkok ginjal, cloning, dan lain sebagainya. Yang semakin lama
semakin berkembang. Dengan akal pikiran yang telah diberikan oleh Allah SWT,
manusia dituntut untuk mengembangkannya, yaitu dengan jalan mencari ilmu
pengetahuan.

D. Integrasi Iman, IPTEK dan Amal

Menurut KBBI, Integrasi adalah pembauran sampai menjadi satu kesatuan


yang bulat dan utuh. Kata integrasi berasal dari bahasa latin "integer" yang berarti
utuh atau menyeluruh. Secara etimologis, integrasi berarti pembauran hingga menjadi
suatu kesatuan yang utuh. Sebagai contoh integrasi bangsa adalah proses penyatuan
berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam kesatuan wilayah dalam rangka
pembentukan suatu identitas nasional. Arti lainnya dari integer adalah tidak
bercampur murni.
Menurut bahasa, Iman berarti "kepercayaan, keyakinan, ketetapan hati, atau
keteguhan hati". Kata Iman sendiri berasal dari bahasa Arab yang kata dasarnya
amana-yu'minu-imanan yang artinya beriman atau percaya. Dalam bahasa Indonesia
sendiri, percaya berarti meyakini atau yakin bahwa sesuatu (yang dipercaya) itu
memang benar adanya.
Secara singkat, amal dapat diartikan perbuatan baik. Menurut M. Quraish
Shihab, amal saleh berarti amal yang diterima dan dipuji oleh Alah SWT. Sedangkan
oleh Syekh Muhammad al-Ghazali, amal saleh diartikan dengan "setiap usaha keras
yang dikorbankan buat berkhidmat terhadap agama". Secara makna, kata amal berasal
dari bahasa Arab, yang berarti pekerjaan. Kata amal biasanya digunakan untuk
menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan dengan sengaja dan maksud tertentu,
maka yang disebut terakhir digunakannya untuk menjelaskan suatu pekerjaan, baik
yang disengaja atau tidak.
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan teknologi, dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke dalam suatu
sistem yang disebut dinul islam. Didalamnya ada 3 unsur pokok yaitu aqidah,
syar'iyah dan akhlaq, dengan kata lain iman, ilmu dan amal sholeh. Hakikat iman
yang dibawa oleh Rasulullah SAW tegak berdiri di atas 3 pilar, jika salah satu darinya
roboh, maka imanpun akan tumbang, 3 pilar atau rukun itu adalah keyakinan dalam
hati, pengucapan dengan lisan, dan melakukan dalam amal perbuatan.
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem
yang disebut Dienul Islam. Didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu aqidah,
syari'ah dan akhlak. Amal yang ikhlas itu merupakan amal perbuatan yang berangkat
dari keyakinan semata-mata karena Allah, bukan karena niat-niat lain yang ada
dibalik itu.

5
Ciri-ciri dari perbuatan atau amal yang ikhlas adalah apabila ia dilakukan
dengan cara yang terbaik. Manusia yang berangkat dari niat yang benar, ikhlas kepada
Allah kemudian dia mengetahui ilmu yang berhubungan dengan perbuatannya itu,
pasti dia akan melakukan yang terbaik dalam hidupnya.

Oleh karena itu, dalam melakukan apa saja, terutama yang berhubungan
dengan agama Islam, baik dalam hubungan kita dengan Allah atau dengan sesama
manusia serta alam ini, maka kita harus berangkat dari sebuah keyakinan terlebih
dahulu, keikhlasan, dan ketulusan semata-mata karena Allah, tetapi pada saat yang
sama kita melakukannya atas dasar ilmu yang telah kita miliku itu. Inilah makna dari
amal yang ikhlas. Ada tiga unsur utama yang harus ada di dalam sikap kita terhadap
agama, yaitu iman, ilmu, dan amal. Maka, tidak ada artinya keyakinan kalau tidak ada
amal perbuatan, tidak ada artinya ilmu yang kita punya kalau tidak melahirkan amal-
amal shaleh dalam kehidupan kita.

E. Keutamaan Orang yang Berilmu


Menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap orang muslim. Orang yang
berilmu tentunya jelas berbeda dengan orang yang bodoh, itulah mengapa orang yang
berilmu memiliki keutamaan tersendiri dalam islam. Ada beberapa keutamaan orang
berilmu dalam Islam yang perlu di ketahui oleh seorang muslim. Berikut diantara :
1. Orang Berilmu Akan Dimudahkan Jalan Menuju Surga
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW. bersabda :
ْ َ‫ك طَ ِريقًا ي‬
‫طلُبُ فِي ِه ِع ْل ًما َسلَكَ هَّللا ُ بِ ِه طَ ِريقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬ َ َ‫َم ْن َسل‬
Artinya : “Barang siapa menempuh jalan menuju Ilmu, maka Allah akan
mudahkan jalan menuju surga”. (HR. Muslim).

Maksud dari hadits tersebut adalah, orang-orang muslim yang berilmu akan
dimudahkan oleh Allah dalam menuju surga dikarenakan dengan Ilmu, orang
muslim dapat beribadah dengan benar dan sesuai dasar hukum syariat Islam.

2. Memiliki Pahala yang Mengalir


Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW. bersabda :
“Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga
hal. Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do’a anak yang sholeh atau
sholehah.” (HR. Muslim).
Ilmu yang bermanfaat dan mengandung kebaikan yang diajarkan oleh seseorang
kepada orang lain, maka kelak ilmu tersebut akan menjadi pahala yang mengalir
tiada henti kepada orang yang mengajarkan ketika ia sudah meninggal dunia.

3. Orang yang Berilmu Paling Takut kepada Allah SWT


Dalam (QS. Fathir : 28), Allah berfirman :

6
“Dan demikian pula diantara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan
hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya.
Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama.
Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun.”

Dengan ilmu seseorang akan lebih memahami hakikat diciptakannya kehidupan


ini dan dari pengetahuan tersebut seseorang akan melihat kuasa dan kebesaran
Allah sebagai dzat yang maha pencipta. Dan orang berilmu akan merasa takut dan
tahu bahwa sesungguhnya dia hanya seorang hamba yang tak bisa apa-apa kecuali
hanya dengan pertolongan Allah semata.

4. Orang yang Berilmu Diangkat Derajatnya.


Firman Allah:
‫يَرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا منكم والذين أوتوا العلم درجات‬

Artinya : “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di


antaramu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS.
Al Mujadilah:11).

Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa Allah telah menjanjikan akan meninggikan
derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu. Dan derajat
orang yang berilmu akan terangkat, baik di hadapan Allah SWT. ataupun dimata
manusia.

5. Diberi Kebaikan dan Karunia oleh Allah


Dalam (HR. Bukhari dan Muslim) dari Mu’awiyah, Rasulullah SAW. bersabda :
“Barang siapa yang Allah kehendaki mendapatkan semua kebaikan, niscaya Allah
akan memahamkan dia tentang ilmu agama.”

Dan dalam (QS. Al-Baqarah[2] : 269), Allah SWT. berfirman:


“Allah berikan Al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan kearifan)
kepada siapa saja yang dia kehendaki. Dan barang siapa yang di anugerahi Al-
Hikmah itu, sungguh ia telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-
orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran(berdzikir) dari firman-firman
Allah.”

6. Orang Berilmu Mewarisi Kekayaan Nabi


Maksudnya adalah, ilmu merupakan warisan Nabi dan barangsiapa yang mecari
ilmu dan menjadi orang yang berilmu maka kita telah mewarisi apa yang para
Nabi berikan. Sebagaimana Nabi Sulaiman bin Daud diberikan pilihan antara
harta, ilmu dan kekuasaan, lalu Nabi Sulaiman memilih ilmu, kemudian Allah
berikan harta dan kekuasaan semua tunduk dibawahnya.

7
7. Disejajarkan dengan Para Malaikat
Dalam (QS. Ali Imran : 18), Allah berfirman :
“Allah menyatakan bahwasannya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang menegakan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang
berilmu (juga menyatakan yang demikian itu).”

Dari ayat diatas menandakan bahwa kedudukan orang yang berilmu setara dengan
para Malaikat yang bersaksi bahwa tiada Tuhan yang layak disembah selain Allah
SWT. Bahkan orang yang berilmu bisa lebih tinggi derajatnya dari malaikat.

8. Orang yang Berilmu Berbeda dengan yang Tidak Berilmu


Dalam (QS. Az-Zumar : 9), Allah berfirman :
Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah
pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada azab akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” sebenarnya hanya orang
yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.

9. Orang yang Berilmu Wajahnya Tampak Berseri-seri


Disampaikan oleh Ibnu Abi Mulaikah :
‫ما رأيت مثل ابن عباس إذا رأيته رايت أحسن الناس وجها ً وإذا تكلم فأعرب الناس لسانا ً وإذا أفتى‬
ً ‫فأكثر الناس علما‬

Artinya : “Aku tidak melihat orang seperti Ibnu Abbas, jika aku melihatnya, dia
paling bagus wajahnya, jika berbicara, lisannya paling fasih, jika berfatwa,
ilmunya paling banyak”.

F. Ayat-ayat tentang Orang yang Berilmu


1. Q.S An-Nahl : 43
َ‫ك ِإاَّل ِر َجااًل نُو ِحي ِإلَ ْي ِه ْم فَا ْسَألُوا َأ ْه َل ال ِّذ ْك ِر ِإ ْن ُك ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمون‬
َ ِ‫َو َما َأرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبل‬

“Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-
laki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”

2. Q.S Thaha : 114

‫ك َوحْ يُهُ َوقُلْ َربِّ ِز ْدنِي ِع ْل ًما‬ َ ‫ق َواَل تَ ْع َجلْ بِ ْالقُرْ آ ِن ِم ْن قَ ْب ِل َأ ْن يُ ْق‬
َ ‫ضى ِإلَ ْي‬ ُّ ‫ك ْال َح‬
ُ ِ‫فَتَ َعالَى هَّللا ُ ْال َمل‬

“Maka Mahatinggi Allah, sebenar-benarnya Raja. Dan janganlah engkau


(Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur’an sebelum selesai diwahyukan
kepadamu, dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.”

8
3. Q.S Yunus : 5

ِّ ‫ك ِإاَّل بِ ْال َح‬


‫ق‬ َ ِ‫ق هَّللا ُ َذل‬ َ ‫َاز َل لِتَ ْعلَ ُموا َع َد َد ال ِّسنِينَ َو ْال ِح َس‬
َ َ‫اب َما خَ ل‬ ِ ‫ضيَا ًء َو ْالقَ َم َر نُورًا َوقَ َّد َرهُ َمن‬ ِ ‫س‬ َ ‫ه َُو الَّ ِذي َج َع َل ال َّش ْم‬
ِ ‫يُفَصِّ ُل اآْل يَا‬
َ‫ت لِقَوْ ٍم يَ ْعلَ ُمون‬

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang
menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan
dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang
yang mengetahui.”

4. Q.S Al-Kahfi : 66

‫ك َعلَى َأ ْن تُ َعلِّ َم ِن ِم َّما ُعلِّ ْمتَ ُر ْشدًا‬


َ ‫قَا َل لَهُ ُمو َسى هَلْ َأتَّبِ ُع‬

“Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu supaya engkau


mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk
menjadi) petunjuk?”

5. Q.S An-Naml : 15

£َ ِ‫ير ِم ْن ِعبَا ِد ِه ْال ُمْؤ ِمن‬


‫ين‬ َّ َ‫َولَقَ ْد آتَ ْينَا دَا ُوو َد َو ُسلَ ْي َمانَ ِع ْل ًما َوقَااَل ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي ف‬
ٍ ِ‫ضلَنَا َعلَى َكث‬

“Dan sungguh, Kami telah memberikan ilmu kepada Dawud dan Sulaiman. Dan
keduanya berkata, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari banyak
hamba-hamba-Nya yang beriman.”

6. Q.S An-Naml : 40

َ َ‫ك بِ ِه قَ ْب َل َأ ْن يَرْ تَ َّد ِإلَ ْيك‬


َ ُ‫طرْ ف‬
‫ك فَلَ َّما َرآهُ ُم ْستَقِ ًّرا ِع ْن َدهُ قَا َل هَ َذا ِم ْن فَضْ ِل‬ َ ‫ب َأنَا آتِي‬ِ ‫قَا َل الَّ ِذي ِع ْن َدهُ ِع ْل ٌم ِمنَ ْال ِكتَا‬
‫َربِّي لِيَ ْبلُ َونِي َأَأ ْش ُك ُر َأ ْم َأ ْكفُ ُر َو َم ْن َش َك َر فَِإنَّ َما يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِس ِه َو َم ْن َكفَ َر فَِإ َّن َربِّي َغنِ ٌّي َك ِري ٌم‬

“Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, “Aku akan membawakan
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman)
melihat singgasana itu muncul di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk
karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur ataukah mengingkari
(nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk
(kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku
Maha Kaya lagi Maha Mulia.”

9
7. Q.S Al-Qashas : 14

َ‫ك نَجْ ِزي ْال ُمحْ ِسنِين‬


َ ِ‫َولَ َّما بَلَ َغ َأ ُش َّدهُ َوا ْستَ َوى آتَ ْينَاهُ ُح ْك ًما َو ِع ْل ًما َو َك َذل‬

“Dan setelah dia (Musa) sampai usia dewasa dan sempurna akalnya, Kami
anugerahkan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”

8. Q.S Al-Ankabut : 43
َ‫اس َو َما يَ ْعقِلُهَا ِإاَّل ْال َعالِ ُمون‬
ِ َّ‫ك اَأْل ْمثَا ُل نَضْ ِربُهَا لِلن‬
َ ‫َوتِ ْل‬

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia. Dan tidak ada
yang bisa memahaminya kecuali mereka yang berilmu.”

9. Q.S Al-Ankabut : 49

َ‫ُور الَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم َو َما يَجْ َح ُد بِآيَاتِنَا ِإاَّل الظَّالِ ُمون‬
ِ ‫صد‬ ٌ ‫ات بَيِّن‬
ُ ‫َات فِي‬ ٌ َ‫بَلْ هُ َو آي‬

“Sebenarnya, (Al-Qur’an) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-
orang yang berilmu. Hanya orang-orang dzalim yang mengingkari ayat-ayat
Kami.”

10. Q.S Saba’: 6

‫يز ْال َح ِمي ِد‬


ِ ‫اط ْال َع ِز‬
ِ ‫ص َر‬ َّ ‫ك ه َُو ْال َح‬
ِ ‫ق َويَ ْه ِدي ِإلَى‬ َ ‫َويَ َرى الَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم الَّ ِذي ُأ ْن ِز َل ِإلَ ْي‬
َ ِّ‫ك ِم ْن َرب‬

“Dan orang-orang yang diberi ilmu berpendapat bahwa (wahyu) yang diturunkan
kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu itulah yang benar dan memberi petunjuk
(bagi manusia) kepada jalan (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”

G. Tanggung Jawab Ilmuan


Ilmuwan sering disama artikan sebagai seorang cendekiawan, filsuf, atau
intelektual dan lain-lain. Istilah dari kata ilmuwan sendiri adalah untuk menyebutkan
aktivitas seseorang untuk menggali permasalahan ilmuwan secara menyeluruh dan
memberikan gagasan dalam bentuk yang ilmiah sebagai bukti dari hasil kerja keras
mereka juga untuk berbagi hasil penelitian dan penyelidikan itu kepada seluruh
masyarakat awam.
Secara umum, tanggung jawab seorang ilmuan seringkali dikaitkan dengan
penemuan dari sebuah penelitian. Namun, tanggung jawab seorang ilmuwan bukan
hanya terletak pada hal tersebut.

10
Tetapi juga bagaimana temuan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Peran meningkatkan kesejahteraan merupakan tanggung
jawab terbesar seorang ilmuwan kepada masyarakat.

H. Peran dan Fungsi Ilmuan


Adapun peran dan fungsi ilmuan, yaitu sebagai berikut :

a. Sebagai intelektual, ia berperan sebagai ilmuan sosial yang selalu berdialog dengan
masyarakat dan terlibat di dalamnya secara intensif dan sensitif.
b. Sebagai ilmuwan, ia akan selalu mencoba dan berusaha untuk memperluas
wawasan teoretis, memiliki keterbukaan terhadap kemungkinan dan penemuan baru
dalam bidang keilmuan.
c. Sebagai teknikus, ia akan tetap terus menjaga keterampilannya dan selalu
menggunakan instrumen yang tersedia dalam disiplin ilmu yang dikuasainya. Peran
pertama mengharuskannya untuk turut menjaga martabat manusia (Daniel 2003),
sedangkan dua peran terakhir memungkinkan ia menjaga martabat ilmunya. Fungsi
seorang ilmuwan tidak hanya berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara
individual, tetapi juga bertanggung jawab agar produk keilmuannya sampai dan dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat luas (Suriasumantri 2001).

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam mendorong umatnya untuk mengembangkan IPTEK, akan tetapi, dalam
hal ini Syariah Islam tetap harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Karena
ketentuan mengenai halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolak
ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimanapun juga bentuknya. Iptek yang boleh
dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang
tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan syariah Islam.

B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini yaitu, gunakanlah
makalah ini sebagai sumber bacaan untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
mengenai islam dan IPTEK.

12
DAFTAR PUSTAKA

Najmah, Deta Jauda. 2020. Definisi Islam Dirumuskan Para Ulama Sesuai dengan Ijtihad
dan Pemahamannya.

(https://www.brilio.net/wow/pengertian-islam-menurut-bahasa-alquran-hadits-dan-ulama-
200423k.html, diakses 22 Agustus 2022).

Fajri, Dwi Latifatul. 2022. Pengertian IPTEK Menurut Para Ahli Beserta Dampak, dan
Manfaatnya.

(https://katadata.co.id/agung/berita/623040f86b3c4/pengertian-iptek-menurut-para-ahli-
beserta-dampak-dan-manfaatnya, diakses 22 Agustus 2022).

Hotimah, Khusnul. 2020. IPTEK dalam Perspektif Islam.


(https://www.kompasiana.com/khusnulhotimah2397/5efaf434097f3606201f99c2/iptek-
dalam-perspektif-islam, diakses 22 Agustus 2022).
Bik, Moh Jadil Maula. 2021. Integrasi Iman, Ilmu dan Amal.
(https://www.kompasiana.com/moh59646/614a810106310e79050086d2/integrasi-iman-ilmu-
dan-amal, diakses 22 Agustus 2022).
Universitas Padjadjaran. 2017. Tanggung Jawab Ilmuan Adalah Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat.
(https://www.unpad.ac.id/2017/03/prof-peter-agre-tanggung-jawab-ilmuwan-adalah-
meningkatkan-kesejahteraan-masyarakat/, diakses 22 Agustus 2022).
Solekhah, Siti. 2017. Peran dan Fungsi Ilmuan, serta Pelanggaran Etika Ilmiah.
(https://naurasolekhah.blogspot.com/2017/01/peran-dan-fungsi-ilmuwan-serta.html, diakses
22 Agustus 2022).

13

Anda mungkin juga menyukai