Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ISLAM & PERADABAN MELAYU

ISLAM AGAMA & PERADABAN (ILMU, ETIKA DAN SOSIAL, HUKUM,


POLITIK, DAN EKONOMI)

DI SUSUN OLEH :
1. JURIYATI (2220602173)
2. NURUL INTAN PERMATA SARI (2220602155)
3. FARIZ AZMI (2220602164)
4. GUSTI RANDA (2030602231)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas berkat
rahmat, taufik serta hidayah-Nya kami dari kelompok dua dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Isalam dan Peradaban Melayu untuk membuat makalah dengan judul
“Islam Agama dan Peradaban (Ilmu, Etika, dan Sosial, Hukum, Politik dan Ekonomi)"
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dikarenakan
terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran, kritik dan masukan yang bisa membangun dari semua pihak
untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Amin ya robbal
'alamin.

Palembang, maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5
C. Tujuan .......................................................................................................................... 5
BAB II ...................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 6
A. Islam Agama dan Peradaban ..................................................................................... 6
B. Agama Islam dan Peradaban Ilmu............................................................................ 6
C. Agama Islam dan Peradaban Etika .......................................................................... 7
D. Agama Islam dan Peradaban Sosial .......................................................................... 8
E. Agama Islam dan Peradaban Hukum ..................................................................... 10
F. Agama Islam dan Peradaban Politik ...................................................................... 11
G. Agama Islam dan Peradaban Ekonomi................................................................... 12
BAB III................................................................................................................................... 14
PENUTUP.............................................................................................................................. 14
KESIMPULAN ................................................................................................................. 14
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata Islām berasal dari bahasa Arab aslama - yuslimu- islāman). Dalam
kamus Lisān al-‘Arab dijelaskan bahwa Islām mempunyai arti semantik sebagai
berikut: tunduk dan patuh (khaḍa’a - khuḍū’ wa istaslama - istislām), berserah diri,
menyerahkan, memasrahkan (sallama - taslīm), mengikuti (atba’a – itbā’),
menunaikan, menyampaikan (addā - ta’diyah), masuk dalam kedamaian,
keselamatan, atau kemurnian (dakhala fi al-salm au al-silm au al-salām).
Di dalam al-Qur’an, kata bermakna Islām yang terambil dari akar kata s-l-m (‫– س‬
‫ ل‬- ‫ )م‬disebut sebanyak 73 kali , baik dalam bentuk fi’il (kata kerja), maṣdar (kata
dasar/asal), maupun isim fā’il (kata sifat, pelaku perbuatan).
Sebagian besar dari kata-kata tersebut mengandung makna Islam secara semantik
yakni berserah diri atau tunduk patuh (kepada Allah swt).
Adapun peradaban adalah segala bentuk kemajuan, baik yang berupa kemajuan
bendawi, ilmu pengetahuan, seni, sastra, maupun sosial, yang terdapat pada suatu
masyarakat
Menurut Syed Naquib Al-Attas yang dikutip oleh Amir A. Rahman
mengungkapkan bahwa peradaban itu ialah keadaan kehidupan insan
bermasyarakat yang telah mencapai taraf kehalusan tata susila dan kebudayaan
yang luhur bagi seluruh masyarakatnya. Kata peradaban dalam bahasa Indonesia
berkonotasi dengan pengertian adab, kesopanan, kesantunan serta kehalusan. Dan
ada juga pendapat yang lain Peradaban adalah kemajuan material (ilmu dan
teknologi), aspek kehalusan, penataan sosial dan aspek kemajuan lain.

Dalam hal ini, muncul lah Islam agama dan peradaban terhadap ilmu,
etika,sosial,hukum, politik dan ekonomi yang akan di bahas di dalam makalah ini,
bagaimana mulai muncul peradaban ilmu,etika,sosial,hukum, politik dan ekonomi
pada zaman Rasulullah Saw dan bagaimana Islam menerimanya

4
B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang mengenai Islam Agama dan Peradaban


(Ilmu, Etika, dan Sosial, Hukum, Politik dan Ekonomi), melahirkan beberapa
pertanyaan sebagai bahan dasar penulis untuk menguraikan lebih lanjut terkait
Islam dan Peradaban (Ilmu, Etika, dan Sosial, Hukum, Politik dan Ekonomi).
Untuk lebih terarahnya makalah ini, maka dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa itu islam dan peradaban ?
2. Bagaimana pandangan islam terhadap ilmu, etika, sosial, hukum,politik, dan
ekonomi sehingga memunculkan peradaban?

C. Tujuan
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan latar
belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian islam dan peradaban
2. Mengetahui bagaimana pandangan islam terhadap ilmu, sosial, hukum,
politik, dan ekonomi sehingga memunculkan peradaban

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Islam Agama dan Peradaban


Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang
bermakna dasar “selamat” (selama). Dari pengertian Islam secara bahasa ini, daapat
disimpulkan Islam adalah agama yang membawa keselamatan hidup di dunia dan di
akhirat.
Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab “al- hadlarah al-
Islamiah”. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
dengan kebudayaan Islam. Peradaban dapat diartikan sebagai kebudayaan yang
tertinggi dalam kehidupan manusia, seperti seni, arsitektur, serta kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan.
B. Agama Islam dan Peradaban Ilmu
Pengertian ilmu dapat dirujukkan pada kata ‘ilm (Arab), science (Inggris),
watenschap (Belanda), dan wissenschaf (Jerman). Pengertian ilmu penulis ambil
dari jurnal Ahmad Dahlan yang dikutip dari R. Harre, ilmu adalah a collection of
well-attested theories which explain the patterns regularities and irregularities
among carefully studied phenomena, atau kumpulan teori-teori yang telah diuji coba
yang menjelaskan tentang pola-pola yang teratur atau pun tidak teratur diantara
fenomena yang dipelajari secara hati-hati.
Pada masa kegemilangan peradaban Islam ditandai dengan adanya kemajuan
ilmu pengetahuan, lahirnya cabang-cabang ilmu baru, munculnya karya-karya yang
orisinil, lahirnya ulama dan cendikiawan muslim besar yang produktif, perhatian
pemerintah dan masyarakat yang begitu besar terhadap ilmu, dan menjamurnya
lembaga pendidikan yang sangat intens mengembangkan ilmu dan pendidikan.
Semua perkembangan dan kemajuan peradaban Islam tersebut tentu tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh wahyu al-Qur’an yang begitu menekankan pentingnya
aspek ilmu.
Ilmu merupakan bagian dari aspek kebudayaan manusia yang sangat
penting, yang mendapatkan penghormatan yang tinggi di dalam al-Qur’an. Ilmu
dipandang sebagai sarana untuk mencapai kebenaran . Dari sini, ilmu dipahami
sebagai salah satu konsep yang mendominasi Islam dalam memberikan bentuk yang
berbeda dan kompleks bagi peradaban umat Islam. Sebab itu, tidak ada konsep yang

6
lebih operatif yang menentukan peradaban Islam dalam berbagai aspeknya seluas
konsep ilmu.
C. Agama Islam dan Peradaban Etika
Dalam prosesnya, pembinaan kepribadian manusia dipengaruhi oleh
lingkungan dan didukung oleh faktor pembawaan manusia sejak lahir. Terkait
dengan itu, manusia sebagai makhluk sosial, tidaklah terlepas dari nilainilai
kehidupan sosial. Oleh karena nilai akan selalu muncul apabila manusia
mengadakan hubungan sosial atau bermasyarakat dengan manusia lain. Dalam
pandangan sosial, etika dan agama merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia.
Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos, ethos .Artinya sebuah pranata
perilaku seseorang atau sekelompok orang yang tersusun dari sebuah sistem nilai
atau norma yang diambil dari gejala-gejala alamiah masyarakat atau kelompok
tersebut.
Etika dipakai dalam arti kumpulan asas atau nilai moral yang biasa disebut
kode etik. Kemudian etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik dan buruk. Arti
etika di sini sama dengan filsafat moral.
Amsal Bakhtiar mengemukakan bahwa etika dipakai dalam dua bentuk arti:
pertama, etika merupakan suatu kumpulan mengenai pengetahuan, mengenai
penilaian terhadap perbuatan manusia. Kedua, suatu predikat yang dipakai untuk
membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia yang lain.
Secara spesifik, Ahmad Amin mengatakan etika adalah suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
sebagian orang kepada lainnya, mengatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia
di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus
diperbuat.
Menurut maknanya, kata agama dapat disamakan dengan kata religion ,
religie , atau berasal dari bahasa Latin religio yaitu dari akar kata religare yang
berarti mengikat. Dalam bahasa Arab dikenal dengan kata “dien”. Yang berarti
menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan.
Mahmud Syaltut menyatakan bahwa “ agama adalah ketetapan ilahi yang
diwahyukan kepada nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup”.
Sementara itu, Syaikh Muhammad Abdullah Bardan berupaya menjelaskan
arti agama dengan merujuk pada Al Qur’an dengan melalui pendekatan kebahasaan.
Emmanuel Kant mengatakan bahwa agama adalah perasaan tentang wajibnya

7
melaksanakan perintah perintah Tuhan. Harun Nasution berpandangan agama
adalah kepercayaan terhadap Tuhan sebagai suatu kekuatan gaib yang memengaruhi
kehidupan manusia sehingga melahirkan cara hidup tertentu.Dengan demikian,
relasi antara etika Dengan agama sangat erat kaitannya yakni adanya saling isi
mengisi dan tunjang Menunjang antara satu dengan yang lainnya. Keduanya
terdapat persamaan dasar, Yakni sama-sama menyelidiki dan menentukan ukuran
baik dan buruk dengan melihat Pada amal perbuatan manusia. Etika mengajarkan
nilai baik dan buruk kepada Manusia berdasarkan akal pikiran dan hati nurani.
Sedangkan agama mengajarkan Nilai baik dan buruk kepada manusia berdasarkan
wahyu (kitab suci) yang Kebenarannya absolut (mutlak) dan dapat diuji dengan akal
pikiran.
Etika dibutuhkan sebagai pengantar pemikiran kritis yang dapat
membedakan antara yang sah dan tidak sah, apa yang benar dan apa yang tidak
benar. Etika memberi kemungkinan kepada kita untuk mengambil sikap sendiri
serta ikut menentukan arah perkembangan masyarakat. Sedangkan agama yang
kebenarannya absolut berfungsi sebagai petunjuk, pegangan serta pedoman hidup
bagi manusia dalam menempuh kehidupannya dengan harapan penuh keamanan,
kedamaian, sejahtera lahir dan batin.
Hubungan etika dalam beragama sangat berkaitan karena etika dan agama
merupakan dua hal yang saling menguatkan. Agama membutuhkan etika supaya
manusia melihat tindakan moral yang mungkin tidak rasional Dan etika
membutuhkan agama supaya manusia tidak mengabaikan rasa dan dimensi spiritual
yang ada pada dirinya. Agama adalah sumber dari Etika, Sejatinya agama
merupakan sumber etis yang memuat cara pandangan dan berilaku hamba-Nya.
Dalam Islam etika memiliki posisi yang sangat penting Nabi Muhammad shalallahu
alaihi wasallam besok yang Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk
menyempurnakan keshalihan akhlak”.(HR Al Baihaqi)
D. Agama Islam dan Peradaban Sosial
Ahli-ahli sejarah agama berpendapat bahwa manusia itu menurut wataknya
sukaberagama. Naluri suka beragama dan suka memikirkan Tuhan selalu kelihatan
pada tiap- tiapmasyarakat manusia. Oleh karena itu, kalau dalam masyarakat ada
oknum-oknum ataukelompok-kelompok manusia yang mengingkari adanya Tuhan
atau berusaha memberantasagama, maka hal itu berarti bahwa mereka melawan
naluri yang ada pada diri mereka sendiri. Jika mengacu kepada ajaran Islam, maka
dalam beberapa ayat Alquran disebutkanbahwa beragama itu merupakan fitrah
manusia. Sebagaimana firman Allah dalam

8
Q.S. Ar- Rum:30-31:ٰ ‫ا لْ َّ م و ْ ن اِـ ْ كَثْ ونْا ْ ا س لَْل ْع َل ْم وْ َنل ل ٰ ذ ٰل‬
‫َ ْ َل ْي ْـ لَْل ْ َ ْ َ داْ اوخْـ َ ن ْـ ا ِ اوث اِ ل ود ْ ا َ ْ وـ‬ ْ ‫اِ ل ْ لات َ ف ْ ْ َ ونْا ْ س‬
‫ت طاف َ ْ َ وْا‬ ْ ‫ْ لَْل َكللْ َ و اعـ ْل َ م َ ْ ا َ ْ ْطْ َن اِت َ قاْ و َ ْج ْ ِ اولدْل َ ْ ا ا ِ ح َطنا‬
‫“ ٰ ل ا َي انيْ َ ْ ِْ ال ْ َوْ اِ َ وقَوْ وِ َ قايَْ ْ م و ص و ْ ْووو‬Maka hadapkanlah wajahmu
dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yangtelah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dengan
kembali bertaubatkepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat
dan janganlah kamu termasukorang-orang yang mempersekutukan Allah”.Menurut
para mufassir, yang dimaksud dengan fitrah Allah pada ayat di atas adalahciptaan
Allah, yakni manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama
tauhid.Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar.
Mereka tidak beragamatauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan.
Suatu realitas yang tak terelakkan bahwa masyarakat itu berkembang secara
dinamissesuai dengan kebutuhannya. Untuk menutupi kebutuhan tersebut
melahirkan karya yang berupateknologi sebagai alat untuk efisiensi kerja dan
peningkatan volume produksi ekonomi sehingga manusia bisa hidup dalam
kenyamanan dan terlindungi. Akan tetapi dibalik itu bisamenimbulkan malapetaka
bagi kehidupan manusia yang berimplikasi pada kehidupan sosialkemasyarakatn
seperti kemiskinan, pembunuhan, pemerkosaan, perkelahian antar suku danagama
serta masalah -masalah kesenjangan sosial lainnya yang disebabkan oleh
terhimpitnyakehidupan mereka dari kungkungan penguasa dan
ketidakadilan.Problem-problem sosial tersebut diperlukan usaha-usaha strategis
dari agama, karenaagama mampu mencerminkan perilaku baik di dalam kehidupan
masyarakat secara harmonis,sebab itu agama berperan sebagai interpretatif yang
memberikan makna terhadap realitas dankerangka acuan normatif. Agama pada satu
sisi secara konservatif cenderung mempertahankankemampuan, dan di sisi lain
dapat memberikan legitimasi terhadap perubahan. Oleh karena ituagama tak hanya
memberikan pengesahan terhadap realitas tertentu, tetapi agama juga
berfungsikritik terhadap tatanan yang menyimpang.
Dalam kondisi sebagaimana tersebut di atas, beberapa fungsi agama dalam
kehidupanmasyarakat di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Agama mendorong terciptanya persetujuan mengenai sifat dan isi kewajiban-
kewajiban sosialdengan memberikan nilai-nilai yang berfungsi untuk menyalurkan
sikap anggota masyarakat,dan menetapkan isi kewajiban-kewajiabn sosial mereka.
Dalam peranan ini manusia danagama telah membantu menciptakan sistem-sistem
nilai sosial yang terpadu dan utuh.

9
2. Dalam hirarki nilai, agama merupakan nilai tertinggi. Karena itu dengan
pembatasan nilai nilai tertinggi, agama telah mengatur banyak nilai yang bermacam-
macam. Selanjutnyaintegrasi nilai-nilai ini dengan penampilannya yang lebih dapat
dimengerti, juga memperbesarkemungkinan bagi tercapainya konsesus terhadap
nilai-nilai agama tersebut.
3. Agama memberi legitimasi terhadap tujuan dan prosedur dari masyarakat itu
sendiri. Agamamembuat orang tetap setia pada komitmen-komitmen mereka,
menguatkan ketetapan hatidalam berjuang, menerangkan ketidakberuntungan dan
memberi petunjuk cara bertindakmereka. Fungsi agama seperti ini menyumbang
stabilitas, keamanan dan ketertibanmasyarakat.
4. Agama memberikan sanksi norma tingkah laku dan menyediakan pembenaran
terakhir.Melalui sanksi agama memberikan dasar strategis bagi pengendalian sosial
dalam menghadapikecenderungan penyimpangan yang berbahaya bagi stabilitas
masyarakat.
5. Agama bertindak menguatkan kesatuan dan stabilitas masyarakat dengan
mendukungpengendalian sosial, menopang nilai-nilai dan tujuan yang mapan serta
menyediakan saranauntuk mengatasi kesalahan.
E. Agama Islam dan Peradaban Hukum
Sejarah perkembangan hukum islam di Indonesia tidak dapat dipisahkan
dari sejarah Islam itu sendiri. Membicarakan hukum islam sama artinya dengan
membicarakan islam sebagai sebuah agama Benarlah apa yang di katakan oleh
Joseph Sacht, tidak mungkin mempelajari islami tanpa mempelajari hukum
islam Ini menunjukkan bahwa hukum sebagai sebuah instansi agama memiliki
kedudukan yang sangat signifan.
Hukum islam berkembang sejalan dengan perkembangaan dan perluasan
wilayah islam serta hubungannya dengan budaya dan umat lain.
Perkembangan itu tampak sekali pada awal periode empat khalifah pertama
yang disebut Al - Khulafaur Rasyidin (11 - 14 H), Pada zaman ini wahyu
telah terhenti sementara berbagai peristiwa hukum bermunculan di sana sini.
Memasuki era kemapanan, fikih sangat di perlukan bukan semata-mata
untuk mengatur ibadah saja, melainkan meliputi bidang bidang kehidupan
lainnya seperti hubungan antar negara, hukum ketatanegaraan, dan
administrasi pemerintahan, hukum pidana, dan peradilan. Terdorong untuk
kebutuhan akan aturan hukum yang sesuai dengan perkembangan masyarakat
itulah mulai di lakukan kodifikasi hadis yang di susul lahimya ilmu - ilmu
hadis dan ilmu - ilmu tafsir yang menjadi landasan utama bagi tumbuhnya

10
ilmu fiqih sehingga muncullah imam - imam mazhab besar. Itulah sebabnya
Mc Donald menggambarkan hukum islam itu sebagai pengetahuan tentang
semua hal, baik yang bersifat manusiawi maupun ketuhanan.
Kedudukan hukum Islam menjadi amat penting dan menentukan pandangan
hidup serta tingkah laku para pemeluk agama islam, bahkan menjadi
penentu utama pandangan hidupnya itu. Berikut ini dijelaskan tentang
perkembangan hukum islam di Indonesia dari masa kemerdekaan hingga sekarang.
F. Agama Islam dan Peradaban Politik

Politik di zaman Rasullah SAW


Rasulullah lahir, tumbuh, dan menyebarkan ajaran Islam di tengah badai
perpecahan internal suku Quraisy yang sudah akut. Masyarakat Arab saat itu,
meskipun menjunjung tinggi nilai kepahlawanan, namun prestise seseorang lebih
ditentukan unsur kapital, akses sosial, dan banyaknya pengikut. Beliau hadir di
tengah masyarakat yang sangat materialistik yang bertumpu di atas pilar
kapitalisme, ditambah lagi dengan sifat badui yang sulit diatur, dengan landasan
moral paganisme yang sudah berurat berakar. Menghadapi realitas masyarakat
seperti itu tidak membuat Rasulullah patah semangat. Bahkan ketika orang-orang
kafir Quraisy meminta kepada beliau untuk menghentikan dakwah dengan
kompensasi harta dan jabatan, beliau tetap teguh dalam menyebarkan ajaran islam
Dakwah Rasulullah dalam menyebarkan ajaran Islam pada awalnya dilaksanakan di
Mekah, kemudian dilanjutkan di Yatsrib (Madinah).
Menurut Haikal, pada periode Mekah umat Islam belum memulai kehidupan
bernegara dan Nabi sendiri ketika itu tidak bermaksud mendirikan suatu Negara.
Misi Nabi selama di Mekah terfokus pada tiga hal utama sebagai berikut. Pertama,
mengajak manusia agar meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah
selain Allah swt., percaya kepada malaikat, rasul, hari kemudian, dan hal-hal yang
berkaitan dengan rukun iman. Kedua, mengajarkan kepada manusia nilainilai
kemanusiaan yang tinggi agar mereka tidak tertipu oleh godaan hidup duniawi yang
menyilaukan. Ketiga, mengajak manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
Hijrah Rasulullah ke Madinah merupakan langkah politik yang tepat,
terutama dalam rangka mengefektifkan dakwah Islam, karena di kota itu beliau
mendapatkan dukungan yang penuh dari warganya. Langkah-langkah politik Nabi
tersebut berhasil dengan waktu singkat membentuk suatu komunitas Muslim yang
kuat, bebas, dan mandiri, bukan komunitas yang lemah, teraniaya, dan tertindas
seperti ketika masih berada di Mekah. Dari komunitas tersebut secara berangsur-
angsur Nabi membentuk masyarakat yang teratur yang kelak merupakan cikal bakal

11
berdirinya negara Islam.Rasulullah sangat paham bagaimana mengatasi kondisi
akut. Atas dasar itu, setelah membangun masjid sebagai sentra aktivitas, langkah
selanjutnya adalah memperkokoh persatuan di kalangan Muhajirin dan Anshar
dengan cara mempersaudarakan mereka, sampai dapat dikatakan bahwa tidak
seorang pun dari kaum Muhajirin yang tidak mempunyai saudara dari kaumAnshar.
Beliau melakukan konsolidasi kehidupan masyarakat Madinah yang heterogen
tersebut, dengan melakukan penataan dan pengendalian sosial masyarakat secara
bijaksana untuk mengatur hubungan antara golongan dalam berbagai bidang
kehidupan.
Adapun terhadap golongan non-Muslim, khususnya kaum Yahudi, Nabi
membuat perjanjian tertulis dengan mereka. Isi perjanjian itu terutama
menitikberatkan persatuan kaum muslimin dan Yahudi, menjamin kebebasan
beragama bagi semua golongan, menekankan kerja sama, persamaan hak dan
kewajiban di antara semua golongan dalam mewujudkan pertahanan dan
perdamaian, serta mengikis segala bentuk perbedaan pendapat yang timbul dalam
kehidupan bersama
Politik di zaman Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib menjabat khalifah selama 4 tahun, 9 bulan, 8 hari. Dalam
rentang waktu pemerintahannya itu, Ali menjalankan kekhalifahan dengan banyak
pertentangan dan melakukan peperangan. Meskipun demikian, Ali berusaha
menjalankan pemerintahan sesuai dengan Sunnah Rasulullah, melanjutkan
kebijakan yang baik dari para khalifah sebelumnya, mereformasi pemerintahan,
meletakkan dasar dasar gramatika bahasa Arab, memberikan khotbah-khotbah
tentang ilmu agama, retorika, falsafah, dan tentang kewajiban manusia kepada
Tuhan. Ali juga telah memperkenalkan dan menerapkan prinsip-prinsip
pemerintahan yang baik, mengatur keamanan negara, membentuk lembaga-lembaga
seperti lembaga keuangan umum, pengadilan, tentara, dan lain-lain.
G. Agama Islam dan Peradaban Ekonomi
Islam adalah salah satu dari agama terbesar di dunia yang ditegakkan dan
disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang lahir pada tahun 570 M, di kota
Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia yang merupakan suatu tempat atau
daerah yang paling terbelakang dan juga jauh dari pusat perdagangan, seni maupun
ilmu pengetahuan. Berbagai referensi menggambarkan sosok Nabi Muhammad saw
satu-satunya manusia berpengaruh dalam sejarah dunia yang
menumbuhkembangkan agama Islam, disamping itu ia juga seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat terpenting yaitu Siddiq , Amanah , Fathanah dan Tabligh .

12
Sampai saat ini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan
mendalam serta berakar.
Islam memberikan ajaran bahwa Tuhan hanyalah satu, yaitu Allah
subhanahu wata’ala . Ketentuan atau aturan main di mana manusia menjalani dan
mengelola sistem kehidupan dalam dimensi akidah, syariah dan akhlak. Islam
adalah syariah yang berkaitan dengan ibadah dan muamalah yaitu hubungan
manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama makhluk ciptaan
Allah khususnya manusia .
Aktifitas ekonomi Islam dilahirkan pada zaman Nabi Muhammad saw dan
khilafah antara lain perdagangan, pertanian dan industri. Kegiatan ekonomi tersebut
memiliki ciri kejujuran, keikhlasan, keadilan atau keseimbangan, kemashlahatan
dan kesederhanaan dalam tingkat permulaan. Oleh karena itu, ketika Islam datang,
Nabi Muhammad saw membina aturan main moral dan akhlak terhadap organisasi
produsen, konsumen dan distributor dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Komitmen players produsen, konsumen dan distributor dalam melakukan
aktifitas ekonomi harus mengacu pada Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijtihad, di mana
hal tersebut merupakan suatu metodologi ekonomi Islam. Al-Qur’an dan As-Sunnah
telah mengatur jalan kehidupan ekonomi dan untuk mewujudkan kesejahteraan dan
kemakmuran sumber daya ekonomi untuk mencapai falah , artinya untuk meraih
kesejahteraan akhirat yang baik melalui kesejahteraan dunia yang baik pula.
Islam menekankan pentingnya setiap individu untuk memperhatikan dan
mencapaikesejahteraan dalam kehidupannya, dan al-Syatibi menggunakan istilah
maslahah untukmenggambarkan tujuan syariah tersebut. Dengan kata lain, manusia
senantiasa dituntut untukmencari kemaslahatan. Aktivitas ekonomi produksi,
konsumsi, dan pertukaran yangmenyertakan kemaslahatan seperti didefinisikan
syariah harus diikuti sebagai kewajiban Tentang Maslahah Muslimin kaaragama
untuk memeroleh kebaikan di dunia dan akhirat. Kemaslahatan dalam aktifitas
ekonomi mengandung makna bahwa aktifitas ekonomi yang dilakukan atas dasar
maslahahakan mendatangkan manfaat dan berkah. Dengan demikian, seluruh
aktivitas ekonomi yangmengandung kemaslahatan bagi umat manusia disebut
sebagai kebutuhan (needs). Kebutuhaninilah yang harus dipenuhi. Pemenuhan
kebutuhan (fulfilling needs) adalah tujuan aktivitasekonomi, dan pencarian terhadap
tujuan ini adalah kewajiban agama.

13
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang
bermakna dasar “selamat” (selama). Dari pengertian Islam secara bahasa ini,
adalah agama yang membawa keselamatan hidup di dunia dan di akhirat.
Agama mendorong terciptanya persetujuan mengenai sifat dan isi kewajiban
kewajiban sosial dengan memberikan nilai-nilai yang berfungsi untuk
menyalurkan sikap anggota masyarakat,dan menetapkan isi kewajiban-
kewajiabn sosial mereka. Dalam peranan ini manusia danagama telah
membantu menciptakan sistem-sistem nilai sosial yang terpadu dan
utuh. Karena itu dengan pembatasan nilai nilai tertinggi, agama telah mengatur
banyak nilai yang bermacam-macam.
Politik di zaman Rasullah SAW Rasulullah lahir, tumbuh, dan menyebarkan
ajaran Islam di tengah badai perpecahan internal suku Quraisy yang sudah
akut. Beliau hadir di tengah masyarakat yang sangat materialistik yang
bertumpu di atas pilar kapitalisme, ditambah lagi dengan sifat badui yang sulit
diatur, dengan landasan moral paganisme yang sudah berurat berakar.
Politik di zaman Ali bin Abi Thalib Meskipun demikian, Ali berusaha
menjalankan pemerintahan sesuai dengan Sunnah Rasulullah, melanjutkan
kebijakan yang baik dari para khalifah sebelumnya, mereformasi
pemerintahan, meletakkan dasar dasar gramatika bahasa Arab, memberikan
khotbah-khotbah tentang ilmu agama, retorika, falsafah, dan tentang kewajiban
manusia kepada Tuhan. Ali juga telah memperkenalkan dan menerapkan
prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, mengatur keamanan
negara, membentuk lembaga-lembaga seperti lembaga keuangan
umum, pengadilan, tentara, dan lain-lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

 Unida.2015. Sejarah Peradaban Politik Islam


https://hi.unida.gontor.ac.id/sejarah-peradaban-politik-islam
 Muhammad Abrar Ghifari. 2016 Relasi Antara Agama dan Politik. diunduh 5
Maret 2023
http://politik.fisip.unair.ac.id/relasi-antara-agama-dan-politik/
 Fabian fadhly.2016.Jurnal Bimas Islam. diunduh 5 Maret 2023
https://jurnalbimasislam.kemenag.go.id/jbi/article/view/145
 Moh.Ali Wasik.2016.”Islam Agama nabi” Dalam Perspektif Al-Quran.
diunduh 6 maret 2023
https://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/esensia/article/view/172-05
 Wasik,Moh.Ali.2016.”Islam Agama Semua Nabi”. diunduh 5 maret 2023
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/download/152/
137/#:~:text=Adapaun%20peradaban%20adalah%20segala%20bentuk,y
ang%20terdapat%20pada%20suatu%20masyarakat

15

Anda mungkin juga menyukai