Anda di halaman 1dari 15

“MANUSIA DAN DOKTRIN STUDI ISLAM”

MAKALAH METODE STUDI ISLAM

Dosen Pengampu:
Neni Mulya M.Pd

Disusun oleh kelompok 4:

1. Adelia Yosi Irawan (2271010001)


2. Jovanka Mutia (2271010028)
3. Khabibatul Ummah (2271010031)
4. Yola Maulia (2271010073)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan limpahan rahmat-Nya, kita dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berrati. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terkait
dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada Bunda Neni Mulya M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah metode studi islam.
Berikut ini kami persembahkan sebuah makalah yang berjudul “Manusia dan Doktrin
Studi Islam” yang menurut kami dapat memberikan manfaat yangsangat besar bagi kami semua
untuk dipelajari lebih lanjut dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kata pengantar ini kami lebih
dulu meminta maaf dan mohon pemakluman bilamana isi makalah ini terdapat kekurangan dan
tulisan yang kurang tepat bagi pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami harap adanya kritik dan saran bagi pembaca
yang bersifat membangun untuk kemajuan makalah yang kami buat agar mencapai
kesempurnaan.
Dengan ini kami persembahkan dengan penuh rasa syukur dan terima kasih disertai
harapan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

Bandar Lampung, 24 Februari 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Islam .......................................................................................... 3

B. Mengetahui apa itu doktrin ............................................................................................. 4

C. Doktrin untuk agama islam ............................................................................................. 5

D. Macam-Macam Doktrin Dalam Islam ............................................................................ 6

E. Peran Manusia Dalam Doktrin Islam .............................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan ciptaan Allah SWT yang diciptakan dari saripati tanah
untuk menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan.
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lain
mampu mewujudkan segala keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan, akal yang
dimilikinya.
Manusia mempunyai ciri-ciri organ tubuhnya yang lengkap dan spesifik
terutama memiliki otak, dan juga proses pencernaan. Manusia juga memiliki kebutuhan
dalam kehidupannya di dalam hidup manusia ada dua hal yang harus dipenuhi baik itu
secara manusia sebagai kebutuhan individu, “peranan agama dalam kesehatan mental”
yang terbagi dalam 2 kebutuhan yakni kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.
Kebutuhan Primer adalah kebutuhan yang berupa jasmaniah, contohnya makan,
minum, seks dan sebagainya (hal ini didapatkan sejak lahir) yang ada didalam
kebutuhan primer adalah kebutuhan yang hampir semuanya berkesinambungan dengan
makhluk hidup, seperti keinginan untuk makan. Dengan memiliki untuk makan maka
dia harus memasukkan makanan untuk dikonsumsinya. Kebutuhan Sekunder adalah
suatu bentuk kebutuhan Rohaniah contoh seperti berhubungan dengan sosial dan
kebutuhan ini telah kita dapatkan sedari kita kecil.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan sejarah Islam?
2. Apa pengertian dari doktrin?
3. Apa itu doktrin menurut agama islam?
4. Apa saja doktrin dalam islam?
5. Apa peran manusia dalam doktrin studi islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah islam.
2. Untuk mengetahui pengertian dari doktrin.
3. Untuk mengetahui doktrin menurut agama islam.

1
4. Untuk mengetahui macam-macam doktrin dalam islam.
5. Untuk mengetahui peran manusia dalam doktrin islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Islam


Sejarah islam adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang sungguh-
sunguh terjadi yang seluruhnya berkaitan dengan agama islam. Selanjutnya karena
agama islam itu luas cakupan nya, sejarah islam pun menjadi luas cakupannya. diantara
cakupannya itu ada yang berkaitan dengan sejarah proses pertumbuhan, perkembang
dan penyebarannya, tokoh-tokoh yang melakukan pengembangan dan penyebaran
agama islam tersebut, sejarah kemajuan dan kemunduran yang dicapai umat islam
dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan agama dan umum,
kebudayan, arsitektur, politik pemerintahan, perangan, pendidikan dan ekonomi.
Penelitian yang berkenaan dalam berbagai aspek yang terdapat dalam sejarah islam
tersebut telah banyak dilakukan baik oleh kalangan umat islam sendiri maupun para
sarjana dibarat.
Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sejarah
islam adalah berbagai peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi,yang berkaitan
dengan pertumbuhan dan perkembangan agama islam dalam berbagai aspek.dalam
kaitan ini ,maka muncullah berbagai istilah yang sering digunakan untuk sejarah
ini,diantaranya sejarah islam, sejarah peradaban islam, sejarah dan kebudayaan Islam.
Ruang lingkup sejarah islam dilihat dari segi periodesasinya,dapat dibagi menjadi
periode klasik, periode pertengahan, dan periode modern. Periode klasik yang
berlangsung sejak tahun 650-1250 masehi ini dapat dibagi masa kemajuan islam1, yaitu
dari sejak tahun 650-1000 dan masa disintegrasi yaitu dari tahun 1000-1250.
Pada masa kemajuan islam 1 itu tercatat sejarah perjuangan nabi Muhammad
Saw.dari tahun 570-632 M, khulafaur rasyidin dari tahun 632-661 M, bani umayah dari
tahun 661-750 M, bani Abbas dari tahun 750-1250M. Selanjutnya periode pertengahan
yang berlangsung dari tahun 1 250-1800 M. Dapat dibagi kedalam dua masa, yaitu masa
kemunduran 1 dan masa tiga kerajaaan besar.masa kemuduran 1 berlangsung sejak
tahun 1250-1500M. Dizaman ini, jenis dan keturunannya membawa penghancuran
kedunia islam. Sedangkan masa tiga kerajaan besar yang berlangsung daritahun 1500-
1800 dapat dibagi menjadi fase kemajuan (1500-1700 M), dan masa kemunduran II
(1700-1500). Adapun periode modern yang berlangsung dari tahun 1800 M.sampai

3
sekarang masih dtandai dengan zaman kebangkitan islam Secara keseluruhan ,berbagai
peristiwa yang terjadi dalam sejarah islam dapat diketahui dalam beberapa periode
tersebut. Pembagian periode sasi sejarah islam demikian pemting diketahui untuk lebih
mudah dipaham. Selanjutnya , dilihat dari segi isinya sejarah islam dapat dibagi
kedalam sejarah mengenai kemajuan dan kemundurannya dalam berbagai bidang
seperti dalam bidang politik,pemerintahan,ekonomi,kebudayaan,ilmu pengetahuan
,dengan berbagai faham dan aliran yang ada di dalam nya,dan lain sebagainya; sejarah
mengenai penyebarannya keberbagai belahan dunia , tokoh-toko yang
mngembangkannnya. Pembagian sejarah demikian penting diketahui untuk
menempatkan posisi studi kita,yaitu pada bidang mana yang akan kita tekuni.
B. Mengetahui apa itu doktrin
Doktrin merupakan pendapat atau prinsip ilmiah yang disusun dan dikemukakan
secara rasional dan dapat meyakinkan orang lain. Doktrin ini memiliki peranan penting
karena doktrin ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan hukum yang dapat
mempengaruhi yurisprudensi dan dapat menjadi kaedah hukum, karena doktrin itu dapat
menjadi bagian dari sumber hukum positif.

Menurut Bernard Arief Sidharta, istilah lain doktrin adalah ajaran. Ajaran itu
juga dapat disamakan dengan doktrin, doktrin ini merupakan tampungan dari norma
sehingga dokrin menjadi sumber hukum. Jika kita mengutip pendapat Apeldoorn, maka
doktrin hanya bertugas membantu dalam pembentukan norma; doktrin itu harus
dipindahkan terlebih dahulu ke dalam norma yang langsung misalnya putusan hakim
atau peraturan perundang-undangan, sehingga doktrin itu menjadi sumber tidak
langsung dalam penerapan hukum. Menurutnya, ajaran berbeda dengan teori. Suatu
ajaran membahas tentang satu hal tertentu atau satu pasal tertentu yang lebih kecil dan
belum berlaku secara umum. Ketika ajaran tersebut diobjektifkan dan berlaku secara
umum maka akan berubah menjadi teori.

Apa yang dikemukakan oleh Bernards Arief Sidharta tentang pemaknaan doktrin,
hampir sama seperti yang dikemukan oleh Agell (2002). Dia mengatakan bahwa doktrin
dalam ilmu hukum diartikan sebagai “kajian analitis hukum” atau “kajian doktrin
hukum” yang bersifat ilmu. “Doktrin hukum” adakalanya disebut juga dengan
“dogmatik hukum”. Kedua istilah ini lazim ditemukan dalam hukum perdata sementara

4
itu di dalam istilah anglo-amerika doktrin hukum maupun dogmatik hukum tidak begitu
dikenal.

C. Doktrin untuk agama islam


Islam merupakan agama yang sangat multidimensi yang dapat dikaji dari berbagai
aspek baik dari tinjauan budaya-sosial maupun dari aspek doktrin sebagaimana yang
kami akan jelaskan berikut ini. Agama Islam apabila ditelaah dari aspek doktrin maka
yang akan muncul adalah ajaran-ajaran yang ada dalam agama Islam itu sendiri yang
bisa saja ajaran tersebut tidak dapat diganggu gugat keberadaannya. Dalam Islam,
trilogi doktrin (ajaran) Islam biasa dikenal dengan trilogi ajaran Ilahi, yakni: Iman,
Islam dan Ihsan. Dalam sebuah hadits dikatakan : ‫ عن عمر بن الخطاب رضي هللا عنھ قال‬: ‫بینما‬
‫نحن جلوس عند رسول هللا صلى هللا علیھ وسلم ذات یوم إذ طلع علینا رجل شدید بیاض الثیاب شدید سواد الشعر‬
, ‫ ال یرى علیھ أثر السفر‬, ‫وال یعرفھ منا أحد حتى جلس إلى النبي صلى هللا علیھ وسلم فأسند ركبتھ إلى ركبتیھ‬
‫ ووضح كفیھ على فخذیھ‬, ‫ وقال‬: ‫ یا محمد أخبرني عن اإلسالم‬, ‫اإلسالم " فقال رسول هللا صلى هللا علیھ وسلم‬
‫أن تشھد أن ال إلھ إال هللا وأن محمدا رسول هللا وتقیم الصالة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البیت إن استطعت‬
‫ قال صدقت فعجبا لھ یسألھ ویصدقھ " إلیھ سبیال‬, ‫ قال‬: ‫ومالئكتھ وكتبھ Ϳأن تؤمن با " أخبرني عن اإلیمان قال‬
‫ قال " ورسلھ والیوم اآلخر وتؤمن بالقدر خیره وشره‬: ‫ صدقت‬, ‫ قال‬: ‫ فأخبرني عن اإلحسان‬, ‫أن تعبد هللا " قال‬
‫ كأنك تراه‬, ‫ قال " فإن لم تكن تراه فإنھ یراك‬, ‫ فأخبرني عن الساعة‬, ‫قال " ما المسئول بأعلم من السائل " قال‬
‫ فأخبرني عن اماراتھا‬. ‫" أن تلد األمة ربتھا وأن ترى الحفاة العراة العالة رعاء الشاء یتطاولون في البنیان " قال‬
. ‫ ثم انطلق فلبث ملیا‬, ‫ یا عمر " ثم قال‬, ‫ "أتدري من السائل ؟‬, ‫ قلت‬: ‫ هللا ورسولھ أعلم‬, ‫فإنھ جبریل أتاكم " قال‬
‫رواه مسلم " یعلمكم دینكم‬
Dari Umar bin Al-Khathab radhiallahu’anh, dia berkata: ketika kami tengah berada di
majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba tampak dihadapan kami seorang
laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya
tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorangpun diantara kami yang
mengenalnya. Lalu ia duduk di hadapan Rasulullah dan menyandarkan lututnya pada
lutut Rasulullah dan meletakkan tangannya diatas paha Rasulullah, selanjutnya ia
berkata, “Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam” Rasulullah menjawab,
“Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Alloh dan
sesungguhnya Muhammad itu utusan Alloh, engkau mendirikan sholat, mengeluarkan
zakat, berpuasa pada bulan Romadhon dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika
engkau mampu melakukannya.” Orang itu berkata,”Engkau benar,” kami pun heran, ia
bertanya lalu membenarkannya Orang itu berkata lagi, “Beritahukan kepadaku tentang
Iman” Rasulullah menjawab, “Engkau beriman kepada Alloh, kepada para Malaikat-

5
Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada hari Kiamat dan kepada
takdir yang baik maupun yang buruk” Orang tadi berkata, “Engkau benar” Orang itu
berkata lagi, “Beritahukan kepadaku tentang Ihsan” Rasulullah menjawab, “Engkau
beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak
melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu.” Orang itu berkata lagi, “Beritahukan
kepadaku tentang kiamat” Rasulullah menjawab, “Orang yang ditanya itu tidak lebih
tahu dari yang bertanya.” selanjutnya orang itu berkata lagi, “beritahukan kepadaku
tentang tanda-tandanya” Rasulullah menjawab, “Jika hamba perempuan telah
melahirkan tuan puterinya, jika engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki,
tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan
bangunan.” Kemudian pergilah ia, aku tetap tinggal beberapa lama kemudian
Rasulullah berkata kepadaku, “Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu?”
Saya menjawab, “Allah dan Rosul-Nya lebih mengetahui" Rasulullah berkata,” Ia
adalah Jibril, dia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agama kepadamu”.
(HR.Muslim)2 Keimanan merupakan keyakinan secara mutlak kepada Allah SWT.
Elaborasi aspek keimanan dijabarkan oleh para ulama dalam diskursus akidah atau
tauhid. Keyakinan seorang muwahhid dan mukmin membuahkan sikap penyerahan diri
secara total kepada Allah SWT. untuk melaksanakan semua perintah-Nya dan
meninggalkan semua larangan-Nya. Sikap semacam ini merupakan hakikat dari Islam
yang kemudian termaktub dalam bingkai syari'ah dan siyasah yang tercakup dalam
fiqih. Sikap ber-Islam seperti ini tentu tak cukup sekedar di bibir, tetapi perlu
direalisasikan dalam amal (tindakan) yang benar dan luhur sebagai hakikat aspek ihsan.
Pengembangan aspek ihsan tercakup dalam bidang akhlak dan tasawuf.3 Keimanan
merupakan sentral bagi seorang muslim. Dengan keimanan itulah Islam akan teruji.
Dengan keimanan itu pula, ia akan mampu menjadi orang yang baik (ihsan). Antara
iman, Islam dan ihsan merupakan konsep yang saling berhubungan dan kesatuan yang
utuh, tidak bisa dipisah. Pada hakikatnya, iman tetapi belum Islam atau Islam tetapi
belum iman. Atau sudah iman dan Islam tetapi belum menjadi ihsan, hanyalah predikat
yang dikenakan kepada hamba Allah yang belum mampu mengamalkan konsep
keimanan.
D. Macam-Macam Doktrin Dalam Islam
Agama Islam adalah agama yang luas dan komprehensif. Agama Islam berkaitan
dengan berbagai disiplin ilmu dan mengatur urusan manusia secara detail. Pesan atau
teks yang terkandung di dalam agama Islam harus di lihat dari berbagai disiplin ilmu

6
seperti ilmu sosial, ekonomi, budaya, psikologi, politik, teknologi, hukum, pendidikan,
sejarah dan lainya. Hanya dengan cara seperti itu, Islam akan lebih bermakna dalam
kehidupan bagi pemeluknya.
Agama Islam mengatur urusan manusia secara detail dari hal hal yang kecil sampai
yang besar, dari persoalan pribadi sampai hal hal umum, dari obyek yang terlihat secara
kasat mata (lahir) sampai yang tidak kasat mata (batin), dari urusan yang memerlukan
logika-rasional (ta'aquly) sampai urusan yang memerlukan hati-perasaan (ta'abbudy).
Dari persoalan yang berhubungan dengan Tuhan (ubudiyah) sampai dengan yang
berurusan dengan sesama manusia (mu'amalah). Mulai urusan dunia (duniawi) sampai
pada urusan akherat (ukhrowi). Dengan demikian Islam disebut agama yang
menyeluruh (syamil), agama sempurna (kamil) dan agama yang menyempurnakan atau
melengkapi (mutakamil).
Islam yang memiliki ajaran sangat indah dan lengkap ini, ternyata masih ada yang
menyalahgunakan sebagai sarana melakukan kekerasan, intimidasi, manipulasi dan
bahkan dijadikan landasan atau alasan untuk melakukan aksi aksi yang keji seperti aksi
para teroris akhir akhir ini. Fakta fakta tekstualis yang dianggap kontradiktif jika tidak
dipahami dengan pendekatan berfikir yang tepat maka akan merugikan citra Islam di
internal umat Islam maupun di mata non muslim.
a. Doktrin Kebenaran Mutlaq
Setidaknya ada dua doktrin yang harus ada di dalam agama Islam yaitu
doktrin kebenaran dan doktrin keberagaman. Doktrin kebenaran berkaitan
dengan keyakinan terhadap Islam adalah agama yang suci dan memiliki
kebenaran mutlaq (absolut) jika dibanding dengan agama lainya.
Islam agama yang paling benar dan ideal tidak hanya dalam pendangan
manusia tetapi juga dalam pandangan Sang Pencipta Alam semesta (Allah swt).
" Agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam" (QS. Ali Imran: 19). Dan
siapapun yang mencari atau memihak selain Islam mereka akan menjadi orang
yang rugi, "Dan barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama, maka
tidak akan diterima dari padanya, dan ia di akhirat kelak termasuk orang-orang
yang merugi." (Ali Imron: 85).
Sebagai pemeluk agama Islam harus memiliki keyakinan sedalam
dalamnya bahwa hanya Islam yang memiliki kebenaran. Umat Islam tidak
diperbolehkan memiliki anggapan dan keyakinan terhadap kebenaran agama
lain. Kelompok selain Islam yang tidak bersedia menerima kebenaran Islam

7
dianggap kelompok musyrik dan kafir yang jelas jelas membahayakan
kelangsungan Islam selama lamanya. Allah berfirman "Katakanlah: "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (QS. Ali Imran: 31-
32).
Dalam Risalah Nawaqidhul Islam, Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab Rahimahullah berkata, "Barangsiapa tidak mengkafirkan kaum
musyrikin, atau ragu dengan kekafiran mereka, atau membenarkan pendapat
(kekafiran) mereka, maka ia kafir". Kenapa demikian? Orang orang kafir selalu
memusuhi atau menghalang halangi orang Islam dalam perjuangan, sehingga
orang kafir menajdi musuh yang nyata bagi umat Islam.
Firman Allah " Apabila kalian bepergian di muka bumi, tidaklah
mengapa kalian menqashar sembahyang kalian, jika kalian takut diserang
orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh kalian
yang nyata". (QS An-Nisa' 101).
Jalaluddin Muhammad dan Jalaluddin Muhammad menyatakan bahwa
orang-orang kafir itu musuh yang nyata, yaitu bayyin al-'adawah (permusuhan
yang sungguh terang). Karen orang kafir menjadi musuh yang nyata dan harus
di waspadai , maka umat Islam diperintahkan bersikap keras dan tegas kepada
kaum kafir dan harus lembah lembutr atau aksih sayang kepada sesama muslim.
Firman Allah swt "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang sesama mereka..." (QS. Al Fath : 29). Selain kelompok kafir, kelompok
lain yang harus diwaspadai oleh umat Islam adalah kelompok yang beragama
Yahudi dan Nasrani. Dua kelompok ini juga memiliki ancaman sangat besar
bagi kelangusngan Islam.
b. Doktrin Keberagaman
Selain memiliki doktrin kebenaran mutlaq, Islam sebagai agama
sempurna dan paripurna juga memiliki doktrin keberagaman. Yaitu Islam
mengajarkan keanekaragaman yang ada di dunia. Islam menjelaskan bahwa
keberagaman atau perbedaan menjadi bawaan setiap manusia yang tidak
mungkin di hindari ( sunnatullah). Selain kelompok kafir, kelompok lain yang

8
harus diwaspadai oleh umat Islam adalah kelompok yang beragama Yahudi dan
Nasrani. Dua kelompok ini juga memiliki ancaman sangat besar bagi
kelangusngan Islam.
Dua kelompok (Yahudi dan nasrani) tidak akan membiarkan Islam
tumbuh dan berkembang secara pesat di muka bumi ini. Oleh sebab itu kedua
agama tersebut harus di waspadai bahkan harus di musuhi. Firman Allah swt
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk (yang sebenarnya)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan
mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi
pelindung dan penolong bagimu". (QS. al-Baqarah : 120).
E. Peran Manusia Dalam Doktrin Islam
a. Kebutuhan Primer
Kebutuhan Primer yaitu berupa kebutuhan Jasmaniah: seperti makan,
minum, seks dan sebagainya (kebutuhan ini didapat manusia semenjak lahir
tanpa di pelajari). Yang dimaksud kebutuhan jasmani adalah kebutuah-
kebutuhan yang seratus persen berkaitan dengan fisik manusia, seperti naluri
untuk makan misalnya. Hal ini merupakan urusan fisik jasmaniyah semata, dan
pada saat yang sama ia merupakan naluri. Artinya ia berkaitan dengan bangunan
tubuh manusia dan lingkungan.
Perasaan lapar muncul dari sejumlah syaraf pencernaan yang secara
otomatis memberi sinyal ke otak manusia (termasuk binatang). Untuk
menghilangkan lapar ini dia harus memasukkan makanan untuk di
komsumsinya. Bahkan kadang-kadang menjadi seperti lelah, akibat
kekenyangan dan lelah. Demikian pula halnya dengan kebutuhan seksual, yang
berkaitan dengan syahwat dan hormon-hormon tubuh serta syaraf-syaraf
tertentu. Persoalan lainnya adalah masalah tidur. Jika disebabkan oleh kelelahan
sel atau mengendurnya aktivitas akibat bekerja dan pengerahan tenaga, maka ia
pasti memerlukan istirahat (tidur).
b. Kebutuhan Skunder
Kebutuhan skunder yaitu kebutuhan Rohaniah seperti kebutuhan-
kebutuhan sosial, kebutuhan ingin dicintai dan disayangi, dihargai lain
sebagainya. Kebutuhan ini hanya terdapat pada manusia dan sudah dirasakan
sejak manusia masih kecil. Diantara faktor yang membedakan manusia dengan

9
binatang dan makhluk lainnya, adalah manusia dapat menyadari alam di luar
dirinya. Atau dengan kata lain manusia dapat berpikir tentang sesuatu yang ada
disekelilingnya. Artinya manusia merupakan makhluk yang sadar; sadar akan
dirinya dan sadar akan alam di sekitarnya (Zakiyah Daradjat, dkk, 155).
Oleh karena itu ia mampu membangun relasi dengan segala sesuatu
yang ada di luar dirinya. Hasil dari jalinan relasi ini disebut pengetahuan.
Memang binatang pun memiliki pengtahuan, tetapi sifatnya dangkal, tidaK
sampai menguasai secara detail, bersifat parsial, regional (terbatas pada wilayah
tertentu), dan tidak mampu menembus masa lalu dan akan dating.
Ada beberapa pembagian kebutuhan sekunder yaitu sebagai berikut.
1. Kebutuhan akan rasa kasih sayang
Kebutuhan akan rasa kasih sayang berperanan penting dalam menentukan
sikap dan tingkah laku kejiwaan seseorang. Kurangnya rasa kasih sayang
pada diri seseorang terutama pada anak-anak akan menyebabkan tembok
pemisah antara mereka dengan orang tua nya. Usaha untuk memperoleh
kasih sayang itu mungkin akan mengakibatkan mereka mengeluh, mengadu,
dan menjilat, sebagai usaha untuk memperoleh kasih sayang.
2. Kebutuhan sosial
Kebutuhan sosial manusia bukan disebabkan pengaruh yang datang dari luar
sebagai stimulus seperti layaknya pada binatang akan tetapi, kebutuhan
soaial pada manusia berbentuk nilai. Contohnya seperti: pujian dan kritikan,
kekuasaan dan mengalah, pergaulan, dan perhatian.
3. Kebutuhan Terhadap Agama
Keterkaitan manusia dengan Agama menurut Will Durant “manusia
memiliki seratus jiwa, segala sesuatu bila telah dibunuh, pada kali pertama
itupun sudah mati untuk selama-lamanya, kecuali agama. Ia akan muncul
lagi dan kembali hidup setelah mati. Bahwa agama itu merupakan sifat
manusia yang tidak dapat dipisahkan dari manusia itu sendiri (Ramayulis,
2007: 38-46). Agama memainkan peran penting dalam kehidupan manusia.
Secara teoritis tujuan agama adalah sebagai salah satu upaya untuk
mendapatkan kebahagian dan kesejahteraan hidup lahir dan batin. Agama
merupakan salah satu jalan untuk senantiasa dekat dengan sang penciptanya.
Agama juga merupakan upaya untuk mencapai keteraturan hidup. Agama
melahirkan banyak manfaat dan kegunaan dalam kehidupan. Dan manusia

10
membutuhkan kehadiran agama untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa
alasan mengapa manusia membutuhkan agama dalam kehidupannya:
Agama tidak hanya menjadi pedoman dan arahan bagi manusia, agama juga
telah menjadi cita-cita dan semangat bagi Fitrah manusia. Fitrah ada 2 yaitu:
a. Fitrah ilahiah, yaitu tugas dan kewajiban manusia untuk beribadah dan
menyembah terhadap tuhannya.
b. Fitrah insaniah, yaitu manusia harus menyadari bahwa dirinya adalah
manusia yang lemah, insan yang kecil, tak memiliki daya dan upaya selain
dari pemberian penciptanya (Hasanah Hasyim.2013: 53).
Agama memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Secara teoritis
tujuan agama adalah sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan
kebahagian dan kesejahteraan hidup lahir dan batin. Agama merupakan
salah satu jalan untuk senantiasa dekat dengan sang penciptanya. Agama
juga merupakan upaya untuk mencapai keteraturan hidup. Agama
melahirkan banyak manfaat dan kegunaan dalam kehidupan. Dan manusia
membutuhkan kehadiran agama untuk mencapai tujuan tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Isnawati. (2016). Manusia: Antara Kebutuhan Doktrin Agama dan Inklusivitas Beragama.
Kabbani, S. M. (2007). Tasawuf dan Ihsan. Jakarta: Serambi.
Sofian, A. (2016). MAKNA “DOKTRIN” DAN “TEORI” DALAM ILMU HUKUM.
Taufik, A. (2004). Metodologi Studi Islam. Malang: Bayumedia.

12

Anda mungkin juga menyukai