Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH STUDI ISLAM

MATERI

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM

DOSEN PEMBIMBING :

 PEBRIO LUTFI, M.Pd.

DISUSUN OLEH :
 SITI NUR KHALIMAH

PROGAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS


TARBIYAH DAN TADRIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah
Studi Islam yang membahas tentang “ Karakteristik Ajaran Islam ” dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan Studi Islam,
dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan Studi Islam. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk
pembaca.

BENGKULU, 7 OKTOBER 2022

SITI NUR KHALIMAH

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... .I

DAFTAR ISI.................................................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2

A. Komprehensif...................................................................................................................... 2
B. Moderat ............................................................................................................................... 3
C. Dinamis ............................................................................................................................... 5
D. Universal ............................................................................................................................. 8
E. Sesuai Dengan Fitrah Manusia ........................................................................................... 9
F. Graduasi .............................................................................................................................. 10

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 12

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lainnya.
Agama yang didakwahkan secara sungguh-sungguh diharapkan dapat menyelamatkan dunia yang
terpecah-pecah dalam berbagai bagian-bagian. Perpecahan saling mengintai dan berbagai krisi yang
belum diketahui bagaimana cara mengatasinya.

Tidak mudah membahas karakterisitik ajaran islam, karena ruang lingkupnya sangat luas,
mencakup berbagai aspek kehidupan umat islam. Untuk mengkaji secara rinci semua karakteristik
ajaran islam perlu di telusuri, mulai dari risalah Allah terakhir dan menjadi agama yang di ridhoi
Allah, untuk dunia dan seluruh umat manusia sampai datangya hari kiamat.

Karakteristik yang dimiliki islam, yakni karakteristik ilmu dan kebudayaan, pendidikan,
social, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dan disiplin ilmu. Karakteristik ajaran islam adalah
suatu karakter yang harus dimiliki oleh umat muslim dengan bersandarkan Al-Qur’an dan Hadist
dalam berbagai bidang ilmu, kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan,
disiplin ilmu, dan berbagai macam ilmu khusus. Karakteristik ini banyak terdapat di dalam sumber-
sumber ajaran Al-Quran dan Al-Hadits. Maka dari itu kedua sumber ini telah menjadi pedoman hidup
bagi setiap umat Islam sekaligus menjadi sumber dari pembuatan makalah ini. Aspek-aspek sumber
kehidupan ini diberi karakter tersendiri dalam berbagai ilmu pengetahuan, ekonomi, social, politik,
pekerjaan, kesehatan, dan disiplin ilmu untuk sepanjang masa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian komprehensif ?


2. Apa pengertian moderat ?
3. Apa pengertian dinamis ?
4. Apa pengertian universal ?
5. Mengapa sesuai dengan fitrah manusia ?
6. Apa pengertian graduasi ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian komprehensif.


2. Untuk mengetahui pengertian moderat.
3. Untuk mengetahui pengertian dinamis.
4. Untuk mengetahui pengertian universal.
5. Untuk mengetahui pengertian sesuai dengan fitrah manusia.
6. Untuk mengetahui pengertian graduasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komprehensif

Karakteristik ajaran Islam yang bersifat komprehensif dilihat dari segi kedudukannya
atau perbandingannya dengan agam-agama samawi yang lainnya. Yakni bahwa ajaran agama
Islam adalah agama terakhir sebagai pelengkap dan penyempurna agama samawi lainnya.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa agama Islam mencangkup segala aspek
kehidupan diantaranya adalah akidah, ibadah, akhlak, social, ekonomi, politik,
ketatanegaraan, kekeluargaan, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Karakteristik lainnya
adalah humanis. Dapat dilihat dari upaya Islam yang melindungi hak asasi manusia
sebagaimana dapat dilihat dari segi visi, misi dan tujuannya, yakni bahwa ajaran Islam
memiliki ciri tidak hanya mensejahterakan kehidupan dunia dan akhirat tetapi juga
menyejahterakan dalam aspek individual dan social. Selain itu, Islam merupakan agama yang
dinamis yang artinya dilihat dari keadaan dari waktu ke waktu yang selalu berubah dari dari
pelbagai pola seperti pola komunikasi, transaksi dan pelbagai aspek lainnya. Dan hal tersebut
dijadikan sebagai space untuk para ulama melakukan reinterpretasi dan reformasi terhadap
ajaran Islam. Islam yang kosmopolit dapat mempersatukan dan mempersaudarakan manusia
di dunia dengan dasar yang kukuh yakni iman dan takwa kepada Allah SWT.

Islam memiliki macam-macam ajaran pokok yaitu adalah tentang iman (teologis),
ibadah dan akhlak. Dalam penafsiran Al-Quran, banyak ilmu-ilmu yang terkandung
didalamnya. Perlbagai ilmu seperti Ilmu hadis, Ilmu Pendidikan Islam, Dakwah Islamiyah,
Fikih (Hukum Islam), Ilmu Kalam, Filsafat Islam, Tasawuf, Sejarah Islam, Ilmu Pengetahun
(Sains) dalam Islam, Kedokteran Islam, Ekonomi Islam, Sosial dan Politik dalam Islam,
Psikologi Islam. Beberapa corak pemikiran Islam terdapat Islam Normatif merupakan
pendekatan yang berangkat dari teks yang telah tertulis dalam kitab suci dan sampai batas-
batas tertentu ia bercorak literalis, tekstualis atau skriptualis. Selanjutnya adalah Islam
Ideologis dimana Islam merupakan sebuah ideology atau cita-cita yang harus diperjuangkan
menjadi dasar atau falsafah hidup sebuah bangsa yang selanjutnya memengaruhi pelbagai
keputusan dalam berbagai bidang kehidupan. Yang berikutnya adalah Islam Politis. Islam
Politis berpandangan bahwa Islam adalah suatu agama yang serba lengkap. 1

1
Sumber: Studi Islam Komprehensif oleh Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A.

2
B. Moderat

Kata moderat dalam bahasa arab disebut dengan wasath, kata ini dengan berbagai
definisinya dalam al-Qur’an disebut 3 kali yaitu Surat al-Baqarah ayat 143, 238, Surat al-
Qalam ayat 48 (Departemen Agama RI, 2010). Yang artinya “Dan demikian (pula) Kami
telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi
atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.
Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami
mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan
sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi
petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyianyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.” Pemahaman dan praktik amaliah
keagamaan seorang Muslim moderat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) moderat yaitu
dengan mengambil jalan tengah tidak kanan dan tidak kiri, 2) Tawâzun,seorang memiliki
keseimbangan dalam mengamalkan ajaran Islam. Seimbang antara kebutuhan dunia dengan
kewajiban menuju akhirat, 3) I’tidâl: tegas dan lurus, melakukan hak dan kewajiban secara
sesuai dengan aturan atau secara proporsional, 4) toleransi/tasamuh: menghormati dan
mengakui perbedaan yang ada baik dari aspek sosial atau keagamaan, 5) Egaliter/musâwah
bersikap tidak mendiskriminasikan seorang dikarenakan perbedaan tradisi, dan keyakinan, 6)
Musyawarah, 7) Islah (reformasi), 8) mendahulukan yang prioritas. 9. Tathawwur wa Ibtikâr,
dan 10) berperadaban. Selain ciri-ciri tersebut, disampaikan juga ciri-ciri moderat dalam
Islam sebagaimana catatan Zainuddin, mencangkup (1) tawassuth, (2) i’tidal, (3) tasamuh (4)
tawazun (5) salam (damai) (Zainuddin, 2014). Hasil temuan di lapangan membuktikan bahwa
terdapat beberapa nilai moderat yang diajarkan kepada para mahasiswa agar tumbuh kembang
menjadi generasi Muslim moderat, yaitu: (1) tawasuth atau tengah-tengah, (2) Islam
Rahmatan lil Alamin atau mempunyai kasih sayang untuk semua alam, (3) tasamuh atau
toleransi, (4) Al Ikhlas, artinya dalam menjalankan ibadah baik ibadah mahdhoh maupun
ghoiru mahdhoh harus ikhlas karena mengharap rida Allah swt, (5) Al ’adalah, artinya selalu
berbuat adil dalam segala keputusan atau tindakan (6) Al tawazun, atau adanya
keseimbangan, (7) Al i’tidal atau penegakan kebenaran dengan bersikap tengahtengah, (8)
Rahmatan lil Alamin atau mempunyai kasih sayang untuk semua alam (9) tajdid atau
pembaharuan yang artinya kehidupan ini dalam hal keduniaan harus selalu ada pembaharuan
agar tidak tertinggal dengan peradaban dunia, (10) tajrid artinya menolak segala bentuk
pembaharuan dalam agama atau gerakan pemurnian dari segala bentuk penyimpangan ajaran
keagamaan yang tidak terdapat dalilnya dari al-Qur’an dan al-Sunah, (11) pluralistik (12)
Musyarokah atau perserikatan.

3
“Wasathan” sama dengan “sawa’un” artinya pertengahan diantara dua perkara
perspektif Al Asfahaniy (Ikhsan, 2019; Sumarni, 2018). Termasuk definisi wasathan yaitu:
terjaga dari melebih-lebihkan dan mengurangi. Sikap moderat adalah sikap menghindari
ekstrim dan pemilihan jalan tengah (Davids, 2017). Al-Qur`an menyebut dengan ummat
wasatan atau tidak cenderung kanan atau kiri ‘memilih jalan tengah’ (AlBaqarah: 143).
Muclis M Hanafi yang dikuti oleh (Suharto, 2015) menjelaskan bahwa moderat adalah
metode berpikir berperilaku dan berinteraksi secara wasath, tawazun dan i`tidal. Sedangkan
dalam dunia pemikiran Islam, moderat juga disebut dengan tawasuth (moderasi) tawazun
(seimbang) dan i`tidal (Hilmy, 2013). Sikap moderat ini juga kebalikan dari radikal atau keras
(Suharto, 2017). Idikator moderat menurut organisasi Muhammadiyah (1) memiliki
kompetensi antisipatif (2) berpikir inovatif (tajdid) (3) pluralistik (4) watak mandiri dan (5)
bersikap tengah-tengah (moderat). Sedangkan NU menyebut moderat dengan berbagai
macam sebutan karena moderat merupakan sikap keagamaan NU seperti: i`tidal (tengah-
tengah), toleransi (tasamuh), tawazun (seimbang) dan (tawassuth). Indikator moderat menurut
(A Muchlishon Rochmat, 2018) adalah (1) memahami realitas (kewajiban dan hak) (2)
memahami fiqih prioritas (fardhu ain, fardhu kifayah, sunah dan lain-lain), (3) memberikan
kemudahan kepada orang lain untuk beribadah (4) pemahaman teks dan keagamaan secara
utuh (5) bersikap toleran dan saling menghargai (6) memahami sunnatullah dalam setiap
ciptaan allah. Pendidikan islam moderat menurut Abudin Nata yang dikutip oleh Toto
(Suharto, 2017), yaitu (1) peace education dengan menghargai hak setiap manusia, (2)
pendidikan kewirausahaan dengan mengembangkan banyak mitra, (3) pendidikan dengan
mengawal visi profetik Islam liberasi, humanisasi perubahan sosial dan transendensi, (4)
pendidikan toleransi beragam dan saling menghargai, (5) pendidikan moderat tidak ekstrim,
(6) pendidikan dengan integrasi akal, hati dan akhlak, (7) pendidikan yang menghasilkan
ulama yang intelek dan intelek yang ulama. 2

2
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN:
2580-247X
4
C. Dinamis

Kata dinamis berasal dari kata dynamic yang berarti bergerak. Dalam bahasa
Belanda dynamisch berarti giat bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak dan terus
tumbuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dinamis berarti penuh semangat dan
tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.

Dalil Dinamis dalam Islam

Seseorang yang berjiwa dinamis tidak akan diam berpangku tangan. Ia akan terus
berusaha secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih
baik dan lebih maju. Allah Swt berfirman:

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS.
Al Insyirah (94):78)

Nilai Positif Dinamis

a. Berfikir Progresif
Berfikiir progresif berarti berfikir maju. Seorang yang berfikir progresif akan
menjadikan al-Quran dan hadits sebagai pijakan dirinya demi kebaikan di masa kini dan akan
datang. Dalam hal ini Allah Swt berfirman yang artinya :

Maka Apakah mereka tidak memperhatikan AlQuran? kalau kiranya AlQuran itu bukan dari
sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. Al-
Nisa’(4):82)

Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang menyelesaikan
kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitankesulitan dunia, niscaya Allah akan
memudahkan kesulitankesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang
sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang
menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu
menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan
untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga.

5
b. Menyesuaikan dengan pilihan terbaik dalam perkembangan zaman
Ajaran Islam hadir bersifat dinamis bukan statis. Oleh karena itu Islam menuntut pemeluknya
untuk menampilkan aneka aktifitas yang dapat menjawab persoalan yang muncul. Alternatif-
alternatif jawaban persoalan pada tiap perkembangan zaman haruslah alternatif yang terbaik
sehingga eksistensi Islam sebagai agama rahmatan lil alamin tetap terjaga.
Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya. (QS. Al Ra’d (13) : 11) Dari
Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda: Merupakan tanda baiknya Islam
seseorang, ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya. (HR. Turmudzi)

c. Berfikir Futuristik

Seseorang yang memiliki semangat tinggi dan penuh energi selalu bergairah untuk
mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik dan memiliki kekuatan jiwa serta kemauan
untuk menghadapi tantangan kesulitan yang dihadapi. Pribadi seperti ini disebut dengan
pribadi yang dinamis. Pribadi dinamis adalah pribadi yang aktif yang selalu memiliki
rasa optimisme yang tinggi di dalam mencapai sesuatu yang dicita-citakan.
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalanjalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik”.(QS. Al Ankabut (29):69)

d. Bekerja dengan prinsip amal shalih

Seseorang yang dinamis tidak pernah merasa lelah untuk berbuat, baik perbuatan itu
memiliki manfaat pada dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Hal ini dilakukan karena
mereka mengetahui bahwa suatu perbuatan yang berdampak positif pada orang lain pada
dasarnya juga bermanfaat buat diri sendiri. Allah Swt berfirman yang artinya :

jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. (QS. Al Isra (17):7)

Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa menyeru


kepada hidayah (petunjuk) maka ia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang
mengerjakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa menyeru
kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa yang mengerjakannya tanpa
mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HR. Muslim)
6
e. Teguh dalam menerima cobaan

Ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas
darinya. Bahkan, itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan
cobaan merupakan tanda kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT.
Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubitubi menerpa hidup manusia merupakan
satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Tidak satu pun diantara kita yang mampu
menghalau ketentuan tersebut. Dan bagi seorang yang besikap dinamis ujian dan cobaan
tersebut merupakan sarana untuk meningkatkan derajat sebagai seorang yang berpredikat
sebagai hamba yang tahan uji.

Hikmah perilaku dinamis

Hikmah membiasakan berperilaku dinamis dalam kehidupan sehari-hari diantaranya


adalah :
a. Dinamis adalah sikap penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah
menyesuaikan diri dengan keadaan.
b. Orang yang dinamis akan terus berkembang, berpikir, cerdas, dan berkreasi, serta selalu
beradaptasi dengan lingkungan.
c. Orang yang dinamis tidak mudah putus asa dengan prestasi-prestasi yang telah dicapai dan
selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri.
d. Orang yang dinamis akan bekerja keras dalam melakukan usaha, baik yang berhubungan
dengan aspek duniawi maupun ukhrawi. 3

3
https://www.ilmuwiki.com/2019/09/perilaku-dinamis-dalam-islam-pengertian-dalil.html

7
D. Universal

Islam adalah agama yang universal yang merujuk pada ketentuan-ketentuan Allah.
Artinya segala sesuatu yang diatur dalam syariat Islam itu bukan hanya di tujukan untuk
orang-orang muslim saja. Tetapi juga untuk seluruh manusia. Hal ini terbukti bahwasannya
wahyu Allah yang berupa Al-Quran itu selalu relevan dengan keadaan zaman tanpa terikat
waktu dan tempat.
Begitu pula dengan keadaan lingkungan masyarakat yang sudah memasuki era
modern. Di mana perkembangannya tidak hanya soal teknologi tapi juga tertuju pada
perkembangan pemikiran. Islam yang dikatakan sebagai agama universal tentu memiliki
banyak teori yang dapat dikemukakan secara ilmiah sesuai dengan keadaan zaman melalui
redaksi Al-Quran. Ini menunjukkan bahwa makna-makna yang terkandung dalam Al-Quran
itu saling berhubungan dengan zaman.
Istilah “tauhid” juga dikenal luas oleh kalangan umat Islam sebagai sebuah orientasi
dalam keberagamaan dan juga seringkali dimaknai sebagai bentuk pengesaan Allah. Hal ini
menunjukkan bahwa keimanan dalam hal pengesaan Allah itu merupakan syarat yang sangat
penting bagi seorang muslim dalam menjalani kehiduan beragama. Terbukti dengan peletakan
dua kalimat syahadat pada runtutan rukun Islam dan iman kepada Allah pada runtutan rukun
iman menjadi redaksi pertama yang dikemukakan dalam keduanya. Penekanan dalam
pengesaan Allah Swt merupakan pondasi yang sangat penting dalam mengintegrasikan point-
point keimanan yang lain yang saling berhubungan. 4

4
https://kalimahsawa.id/author/shihab-wicaksono-ardhi/

8
E. Sesuai Dengan Firah Manusia
Secara lughatan (etimologi) berasal dari kosa kata bahasa Arab yakni fa-tha-ra yaitu
“kejadian”. Oleh kata fitrah itu berasal dari kata kerja yang berarti menjadikan. Pada
pengertian lain interpretasi fitrah secara etimologis berasal dari kata fathara yang sepadan
dengan kata khalaqa yang artinya mencipta. Biasanya kata fathara, khalaqa digunakan dalam
sesuatu yang sebelumnya belum ada dan masih merupakan pola dasar yang perlu
penyempurnaan. Dalam Kamus al Munjid diterangkan bahwa makna harfiah dari fitrah adalah
yakni al shifat allati yattashifu biha kullu maujudin fi awwali zamani khalqihi. Sehingga ada
hubungannya dalam aspek terminologi fitrah selain memiliki potensi manusia beragama
tauhid, manusia secara fitrah juga bebas untuk mengikuti atau tidaknya ia pada aturan-aturan
lingkungan dalam mengaktualisasikan potensi tauhid (ketaatan pada Tuhan) itu, tergantung
seberapa tinggi tingkat pengaruh lingkungan positif serta negatif yang mempengaruh diri
manusia secara fitrah-nya. Sehingga uraian Al-Maududi mengenai peletakan pengertian
konsep fitrah secara sederhana yakni menunjukkan kepada kalangan pembaca bahwa
meskipun manusia telah diberi kemampuan potensial untuk berpikir, berkehendak bebas dan
memilih, namun pada hakikatnya ia dilahirkan sebagai muslim, dalam arti bahwa segala gerak
dan lakunya cenderung berserah diri kepada Khaliknya. Mengenai fitrah kalangan fuqoha
telah menetapkan hak fitrah manusia, sebagaimana dirumuskan oleh mereka, yakni meliputi
lima hal: (1) din (agama), (2) jiwa, (3) akal, (4) harga diri, dan (5) cinta. 5

5
Ali Ashraf, Horson Baru Pendidikan Islam, (Pustaka Progresif, Jakarta, 1989), h. 34

9
F. Graduasi
Metode graduasi atau penahapan ini sebenarnya merupakan metode al qur’an dalam
memebina masyarakat, baik dalam melenyapkan kepercayaan dan tradisi jahiliyah maupun
yang lain. Demikian pula dalam menanamkan akidah, al qur’an juga memakai metode
graduasi ini. (lihat di Ushul al-Hadits karya al-Khatib, Muhammad Ajjaj, Beirut, hal: 57)

Metodi graduasi dalam pendidikan Nabi saw ini bukan semata-mata karena al qur’an
diturunkan secara graduasi, melainkan juga merupakan kebijaksanaan Nabi saw sendiri dalam
pendidikan, sebab banyak contoh yang menunjukkan Nabi saw tetap melalui metode itu,
meskipun terjadi pada akhir kehidupan beliau dimana al qur’an sudah hampir tuntas
diturunkan.

Misalnya, ketika beliau mengutus Muadz bin Jabal untuk berdakwah di Yaman, pada
tahun 10 H, menjelang haji wada’ dimana sekitar 4 bulan lagi beliau wafat. Muadz tidak
ditugaskan untuk mengajarkan agama islam secara sekaligus, melainkan secara bertahap,
padahal ajaran islam pada saat itu sudah hampir lengkap karena masa turunnya al qur’an
hampir selesai. 6

6
https://pecihitam.org/metode-pendidikan-islam-di-masa-nabi-muhammad-saw/

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Karakteristik yang dimiliki islam, yakni karakteristik ilmu dan kebudayaan,


pendidikan, social, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dan disiplin ilmu. Karakteristik
ajaran islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh umat muslim dengan
bersandarkan Al-Qur’an dan Hadist dalam berbagai bidang ilmu, kebudayaan, pendidikan,
sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, disiplin ilmu, dan berbagai macam ilmu
khusus. Karakteristik ini banyak terdapat di dalam sumber-sumber ajaran Al-Quran dan Al-
Hadits. Maka dari itu kedua sumber ini telah menjadi pedoman hidup bagi setiap umat Islam
sekaligus menjadi sumber dari pembuatan makalah ini. Aspek-aspek sumber kehidupan ini
diberi karakter tersendiri dalam berbagai ilmu pengetahuan, ekonomi, social, politik,
pekerjaan, kesehatan, dan disiplin ilmu untuk sepanjang masa.

B. Saran

Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama


lainnya. Agama yang didakwahkan secara sungguh-sungguh diharapkan dapat
menyelamatkan dunia yang terpecah-pecah dalam berbagai bagian-bagian.

11
DAFTAR PUSTAKA
1
Sumber: Studi Islam Komprehensif oleh Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A.

2
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-
ISSN: 2580-247X

3
https://www.ilmuwiki.com/2019/09/perilaku-dinamis-dalam-islam-pengertian-dalil.html
4
https://kalimahsawa.id/author/shihab-wicaksono-ardhi/
5
Ali Ashraf, Horson Baru Pendidikan Islam, (Pustaka Progresif, Jakarta, 1989), h. 34
6
https://pecihitam.org/metode-pendidikan-islam-di-masa-nabi-muhammad-saw/

12

Anda mungkin juga menyukai