Anda di halaman 1dari 18

PENGERTIAN AGAMA ISLAM, KARAKTERISTIK AGAMA

ISLAM, KEDUDUKAN AGAMA ISLAM DIANTARA AGAMA-


AGAMA DI DUNIA

MAKALAH
Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Konsep Dasar PAI
Dosen Pengampu : Umi Chabibatus, M.Pd.I

Oleh:
1. Rendi Guntara 40223003
2. Irfa Novarinda Putri 40223030
3. Aqilla Nasywa Syarifa 40223102

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BUMIAYU
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada The Spiritual Father, Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga hari
perhitungan nanti, semoga Allah SWT mengagungkan perjuangan mereka.
Amma ba’du. Makalah yang berjudul Pengertian Agama Islam,
Karakteristik Agama Islam, Kedudukan Agama Islam Diantara Agama-Agama Di
Dunia ini disusun guna memenuhi tugas terstruktur kelompok pada mata kuliah
Konsep Dasar PAI yang diampu oleh Ibu Umi Chabibatus, M.Pd.I, Program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Peradaban. Penulisan makalah ini juga dimaksudkan sebagai media
untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam penelitian serta
penulisan karya ilmiah mahasiswa.
Makalah ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik moril maupun materiil. Untuk itu tim penyusun
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan di masa mendatang. Dan kiranya, makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Semoga Allah SWT berkenan menjadikan karya ilmiah ini sebagai amal
jariyah bagi tim penyusun serta pihak–pihak yang pandanganya dikutip dalam
makalah ini. Aamiin.

Bumiayu, 03 April 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Pengertian Agama Islam Secara Etimologis ...................................... 3
B. Pengertian Agama Islam Secara Terminologis .................................. 3
C. Pengertian Agama Islam Dari Berbagai Perspektif ........................... 5
D. Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil’Alamin .................................... 7
E. Islam Sebagai Agama Rasional ......................................................... 9
F. Islam Sebagai Pembebasan dan Persamaan ..................................... 10
G. Islam Sebagai Agama yang Humanis .............................................. 11
H. Pengertian Pluralisme ...................................................................... 12
I. Islam dan Pluralisme Agama ........................................................... 13
BAB III ................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ...................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Islam merupakan salah satu agama yang memiliki pengikut
terbanyak di dunia, dengan jumlah umat Muslim yang tersebar di berbagai
belahan dunia. Keberadaan Islam tidak hanya sebagai agama, tetapi juga sebagai
pandangan hidup yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan individu dan
masyarakat yang mengikutinya.
Secara etimologis, Islam berasal dari bahasa Arab yang berarti berserah
diri dan tunduk kepada kehendak Tuhan. Secara terminologis, Islam adalah agama
wahyu yang berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai utusan-Nya yang terakhir. Ajarannya meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia, baik dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama
manusia, maupun dengan alam sekitarnya.
Makalah ini akan mendeskripsikan pengertian agama islam, karakteristik
agama islam, kedudukan agama islam diantara agama agama di dunia. Kami akan
mendefinisikan pengertian agama islam secara etimologis, terminologis dan
merumuskan pengertian agama islam. Kami juga akan menjelan islam sebagai
rahmatan lil’alamin, sebagai agama rasional, sebagai pembebasan dan persamaan.
Dan kami juga mengidentifikasikan islam sebagai agama yang humanis, dan
pluralisme agama.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan konteks permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka rumusan masalah yang akan menjadi fokus dalam kajian ini antara lain
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian agama islam secara etimologis?
2. Bagaimana pengertian agama islam secara terminologis ?
1
2

3. Bagaiamana pengertian agama islam dari berbagai perspektif?


4. Jelaskan islam sebagai agama rahmatan lil’alamin?
5. Jelaskan islam sebagai agama rasional?
6. Jelaskan islam sebagai pembebasan dan persamaan?
7. Jelaskan islam sebagai agama yang humanis?
8. Jelaskan pengertian pluralisme?
9. Jelaskan islam dan pluralisme agama?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui agama islam secara etimologis
2. Untuk mengetahui agama islam secara terminologis
3. Untuk mengetahui agama islam dari berbagai perspektif
4. Untuk mengetahui islam sebagai agama rahmatan lil’alamin
5. Untuk mengetahui islam sebagai agama rasional
6. Untuk mengetahui islam sebagai pembebasan dan persamaan
7. Untuk mengetahui islam sebagai agama yang humanis
8. Untuk mengetahui pengertian pluralisme
9. Untuk mengetahui islam dan pluralisme agama
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama Islam Secara Etimologis


Secara etimologis Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima
yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata salima selanjutnya
diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.
Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan bahwa Islam
berasal dari bahasa Arab terambil terambil dari kata salima yang berarti selamat
sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam
keadaan selamat sentosa, dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh dan
taat. Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh dan taat disebut sebagai orang
Muslim. Orang yang demikian berarti telah menyatakan dirinya taat,
menyerahkan diri dan patuh kepada Allah SWT. Orang tersebut selanjutnya akan
dijamin keselamatannya di dunia dan akhirat.
Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kata Islam dari segi
etimologis mengandung arti patuh, tunduk, taat dan berserah diri kepada Tuhan
dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun
di akhirat. Hal demikian dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri,
bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sejak dalam kandungan sudah
menyatakan patuh dan tunduk kepada Tuhan.
B. Pengertian Agama Islam Secara Terminologis
Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan Islam adalah
agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah
SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya yang terakhir dan
berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Wahyu yang diturunkan oleh Allah
SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia
sepanjang masa dan setiap persada. Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan
yang mengatur segala peri kehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam

3
4

berbagai hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lainnya. Bertujuan:
keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariat dan akhlak. Bersumberkan kitab
suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah SWT sebagai
penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh sunnah Rasulullah
SAW. Terminologis islam secara bahasa (secara lafaz) memiliki beberapa makna.
Makna-makna tersebut ada kaitannya dengan sumber kata dari "Islam" itu sendiri.
Islam terdiri dari huruf dasar (dalam bahasa Arab):"Sin", "Lam", dan "Mim".
Beberapa kata dalam bahasa Arab yang memiliki huruf dasar yang sama dengan
"Islam", memiliki kaitan makna dengan Islam. Dari situlah kita bisa mengetahui
makna Islam secara bahasa.
Secara terminologis pengertian Islam terdapat rumusan yang berbeda-
beda. Menurut Harun Nasution berpendapat bahwa Islam adalah agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat melalui Nabi Muhammad
SAW sebaagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan
hanya mengenal satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.
Sedangkan menurut Maulana Muhammad Ali berpendapat bahwa Islam adalah
agama perdamaian; dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan
atau persaudaraan ummat manusia menjadi bukti nyata, bahwa agama Islam
selaras benar dengan namanya, Islam bukan saja dikatakan sebagai agama seluruh
Nabi, sebagaimana tersebut pada beberapa ayat suci al-Qur’an, melainkan pula
pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya pada undang-
undang Allah, yang kita saksikan pada alam semesta.
Di kalangan masyarakat Barat, Islam sering diidentikkan dengan istilah
Muhammadanism dan Muhammedan. Peristilahan ini karena dinisbahkan pada
umumnya agama di luar Islam dalam al-Qur’an terdapat petunjuk tentang
haramnya bangkai secara mutlak (QS. al-Maidah, 5: 3). Lalu datang hadis yang
mengecualikan terhadap bangkai ikan dan belalang sebagai halal. (HR. Ibn Majah
dan Hakim). Selain itu terdapat pula ketetapan hadis yang menetapkan hukum
atau aturan-aturan yang tidak didapati di dalam al-Qur’an, misalnya larangan
berpoligami bagi seseorang terhadap seorang wanita dengan bibinya, seperti hadis
5

yang artinya: “Tidak boleh seseorang mengumpulkan (memadu) seorang wanita


ammah (saudara wanita bapak)nya dan saudara wanita dengan kholah (saudara
laki-laki ibu)nya”. (HR. al-Bukari dan Muslim). Dan juga larangan mengawini
seorang wanita yang bersaudara sepersusuan, karena ia dianggap muhrim senasab.
Dalam hadis Nabi SAW yang artinya: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan
mengawini seseorang karena sepersusuan, sebagaimana halnya Allah telah
mengharamkannya karena senasab”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
C. Pengertian Agama Islam Dari Berbagai Perspektif
Merumuskan pengertian agama Islam memerlukan pemahaman yang
komprehensif dan mendalam tentang ajaran, prinsip, dan praktik yang menjadi inti
dari Islam. Agama Islam adalah salah satu agama besar dunia yang memiliki
sejarah, doktrin, praktik, dan nilai-nilai yang sangat penting bagi jutaan umat di
seluruh dunia. Dalam merumuskan pengertian agama Islam, kita perlu
mempertimbangkan aspek-aspek kunci yang membentuk identitas agama ini.
Pertama-tama, Islam adalah agama samawi yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw. melalui Al-Qur'an, kitab suci Islam, dan Sunnah, atau ajaran dan
tindakan Nabi. Al-Qur'an dianggap sebagai firman Allah yang diturunkan kepada
manusia untuk memberikan petunjuk dalam hidup dan menjelaskan prinsip-
prinsip kehidupan yang benar. Sunnah, sementara itu, mencakup contoh-contoh
dan ajaran-ajaran Nabi Muhammad yang menjadi panduan bagi umat Islam dalam
berbagai aspek kehidupan.
Selain itu, Islam juga merupakan agama monoteistik yang mengakui
keesaan Allah, atau Tuhan, sebagai inti dari keyakinan agama. Pemahaman
tentang konsep keesaan Allah ini tercermin dalam syahadat, pernyataan iman
umat Islam yang menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan
Muhammad adalah utusan Allah. Kepercayaan ini memengaruhi segala aspek
kehidupan umat Islam, dari ibadah hingga etika dan moralitas.

Agama Islam juga mengajarkan nilai-nilai moral yang tinggi, seperti


keadilan, kasih sayang, kejujuran, dan keramahan. Umat Islam diajarkan untuk
hidup dengan mematuhi perintah Allah dan menjalani kehidupan yang bermanfaat
6

bagi diri sendiri dan masyarakat. Konsep amal saleh, atau perbuatan baik,
merupakan bagian penting dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya berbuat
kebajikan dan memberikan kepada yang membutuhkan.
Selain itu, Islam juga memiliki aturan-aturan hukum yang diatur dalam
syariat Islam, yang mencakup berbagai aspek kehidupan mulai dari ritual ibadah,
muamalah (urusan dunia), hingga tata cara berpakaian dan makanan yang halal.
Syariat Islam memberikan kerangka kerja yang jelas bagi umat Islam dalam
menjalani kehidupan sehari-hari, serta menegaskan pentingnya ketaatan terhadap
ajaran agama. Islam juga memiliki konsep umat yang satu (ummah), yang
menekankan persatuan dan solidaritas antara umat Islam di seluruh dunia.
Solidaritas ini tercermin dalam berbagai praktik, seperti zakat (sumbangan amal),
puasa Ramadan, dan haji, yang memperkuat rasa persatuan umat Islam dan
menegaskan hubungan yang kuat antara individu dan komunitas.
Dalam merumuskan pengertian agama Islam, penting untuk diingat bahwa
Islam bukan hanya sekadar serangkaian keyakinan dan praktik, tetapi juga
merupakan cara hidup yang komprehensif yang memengaruhi segala aspek
kehidupan individu dan masyarakat. Agama Islam memberikan pedoman moral,
etika, dan tata cara berperilaku yang mengarah pada pembangunan individu yang
berakhlak mulia dan masyarakat yang adil dan berkeadilan.
Selain itu, Islam juga memiliki dimensi spiritual yang sangat penting, di
mana umat Islam diajarkan untuk mencari hubungan yang intim dengan Allah
melalui ibadah, doa, dan refleksi diri. Aspek spiritual ini memberikan kedalaman
dan makna yang mendalam bagi kehidupan umat Islam, membantu mereka
mengatasi cobaan dan tantangan dalam kehidupan.
Dalam konteks global saat ini, merumuskan pengertian agama Islam juga
melibatkan pemahaman terhadap berbagai interpretasi dan praktik yang berbeda-
beda di berbagai komunitas Muslim di seluruh dunia. Meskipun ada kesamaan
dalam keyakinan dasar dan praktik ibadah, namun terdapat juga variasi budaya
dan tradisi yang mempengaruhi cara umat Islam memahami dan menjalankan
ajaran agama mereka.
7

Penting untuk diingat bahwa merumuskan pengertian agama Islam


bukanlah tugas yang statis atau mudah, karena agama ini terus berkembang dan
beradaptasi dengan konteks sosial, budaya, dan politik yang berubah. Namun,
dengan memahami prinsip-prinsip dasar Islam dan nilai-nilai yang dipegang teguh
oleh umat Islam, kita dapat mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang
signifikansi dan relevansi agama ini dalam kehidupan individu dan masyarakat
secara luas.
D. Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil’Alamin
Pengertian Islam Rahmatan lil’Alamin menurut Majalah Bangkit adalah
islam yang damai, adil, toleran dan sesuai dengan nilai-nilai aswaja. Jadi,
Rahmatan lil’Alamin merupakan konsep besar Islam. Rahmatan lil’Alamin ini
merupakan nikmat yang diberikan Tuhan kepada makhluk-Nya di seluruh alam
semesta yaitu manusia, tumbuhan, hewan, dan benda-benda yang ada di langit dan
bumi. Nikmat untuk semua makhluk ciptaan Allah, termasuk orang-orang Non
Islam.
Istilah islam Rahmatan lil’Alamin merupakan istilah yang berpedoman
pada ajaran islam Al-Quran dan sunnah, karena Al-Quran dan sunnah
mengajarkan kita untuk Rahmatan lil’Alamin. Dalam Al-Quran banyak sekali
yang menyebutkan rahmat, bahkan Allah sediri sifatnya Rahman dan Rahim.
Sementara dalam hadits juga sudah disebutkan sesuai dawuh Nabi tentang kasih
sayang kepada sesama. Menjadi orang muslim harus saling mengasihi sesamanya
tanpa melihat adanya satu perbedaan, karena sejatinya semua makhluk dihadapan
Allah itu sama.
Karakteristik Islam Rahmatan lil’Alamin menurut Majalah Bangkit
berdasarkan wawancara dengan Muhammadun pada 2 Juli 2020 adalah sebagai
berikut:
1. Tidak ada kekerasan
Maksudnya adalah agama Islam tidak pernah mengajarkan umat-Nya
untuk berbuat kekerasan dalam bentuk apapun. Entah itu kekerasan fisik atau
kekerasan batin sekalipun. Dalam Islam tindakan kekerasan ini hukumnya
haram dan terlarang. Karena hal itu akan mendatangkan berbagai macam
8

persoalan di tengah masyarakat. Jika kekerasan terjadi, tidak akan tercipta


kedamaian, keharmonisan dan kerukunan.
2. Persaudaraan
Hubungan antar sesama manusia disebut persaudaraan. Dengan
persaudaraan inilah antar sesama manusia akan bersatu padu dengan baik.
Persaudaraan ini dilandasi oleh ajaran Islam Rahmatan
lil’Alamin.Persaudaraan dibangun dengan tujuan agar manusia saling
bekerjasama dan saling tolong menolong untuk berbuat kebaikan dan
kebenaran, bukan untuk menciptakan permusuhan atau melakukan perbuatan
buruk. Dengan kebaikan dan kebenaran ini kehidupan yang damai dan
makmur akan tercipta. Persaudaraan merupakan kesadaran manusia selama
hidup berdampingan untuk mewujudkan Islam yang Rahmatan lil’Alamin.
3. Saling Menghargai
Islam Rahmatan lil’Alamin adalah Islam yang mengajarkan untuk saling
menghargai antar sesama manusia tanpa memandang suku, bangsa dan
agamanya. Islam adalah agama yang toleran. Sebagai seorang muslim sudah
seharusnya untuk bersikap saling menghargai atar sesama. Dengan
menghormati orang lain, maka kita akan dihormati oleh orang lain juga.
Menghargai adalah salah satu upaya membina kerukunan hidup antar sesama.
Menumbuhkan sikap menghargai merupakan sikap yang terpuji. Sikap
menghargai harus didasari dengan jiwa yang ikhlas.
4. Hal-hal sifatnya baik dan memberi nilai lebih
Islam adalah agama rahmat. Setiap hal yang baik dan bermanfaat bagi
manusia adalah ajaran Islam Rahmatan lil’Alamin yang sesungguhnya. Islam
adalah agama yang paling lengkap dibanding agama-agama yang lain. Islam
memberikan tuntunan hidup manusia dari persoalan yang kecil sampai pada
urusan yang sulit. Islam hanya mengajarkan umat-Nya dalam hal-hal
kebaikan seperti perdamaian, saling menghargai, saling menyayangi tanpa
adanya permusuhan dan kekerasan. Rahmatan lil’Alamin adalah saling
memberi ruang antar manusia. Itulah yang dinamakan rahmat. Rahmatan
lil’Alamin itu harus kita jaga bersama, karena semua manusia butuh itu.
9

Apaun yang manusia lakukan itu akan menjadi Rahmatan lil’Alamin.


Lakukanlah sesuatu yang mempunyai kemaslahatan yang tinggi sedangkan
mudharatnya rendah. Karena pada hakikatnya manusia itu hidup dalam
kesatuan antara kemarin, sekarang, dan besok. Pedoman dasar Rahmatan
lil’Alamin adalah bahwa manusia tidak bisa hidup di luar Allah. Mau
melakukan hal apapun, Allah selalu terlibat didalamnya. Karena tidak ada
satu hal pun, tidak ada satu benda pun, tidak ada satu partikel pun yang bukan
buatan Tuhan.
E. Islam Sebagai Agama Rasional
Islam Rasional merupakan menempatkan akal lebih tinggi tetapi tidak
melampui wahyu. Pemikiran Islam yang rasional telah menjadi kekuatan
pendorong kemajuan peradaban Islam. Pemikiran Islam yang rasional merupakan
solusi pencerahan bagi umat Islam, memungkinkan mereka untuk merespon
gelombang modern pada zamannya. Dalam Islam rasional ditemukan suatu asas
keislaman, yaitu dapat menerima pandangan atau gagasan instruktif ke dalam
berbagai dimensi kehidupan keislaman, yang merupakan suatu penstrukturan
batini keislaman. Berbagai faktor kausal ditemukan dalam memfungsikan Islam;
artinya, ilmu- ilmu keislaman dimungkinkan. Bahkan dengan Islam rasional, umat
Islam mampu mengemban dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
Islam Rasional melangkah lebih jauh dan mengesankan bahwa dalam
penjelasan tentang kehidupan Islam, perlu pemahaman interpretatif, yaitu suatu
fungsi analog dengan interpretasi teologis. Walaupun berbeda, ada upaya
menjelaskan makna tentang realitas 'tersembunyi' yang berkenaan dengan ajaran-
ajaran Islam. Sehubungan dengan suatu penjelasan ilmiah, 'makna' diberikan dari
perspektif disiplin tertentu, atau dalam kerangka kerja interpretifnya. Apakah
peneliti ilmiah meminatinya atau tidak, interpretasinya memiliki pengaruh sendiri
terhadap proses pemikiran rasional. Karena, dalam interaksinya dengan kehidupan
kontekstual, watak rasional akan sensitif bagi interpretasi sain." Dalam sejarah
Islam, menurut Prof. Dr. Harun Nasution, pertentangan bukan antara ilmu dan
agama, akan tetapi terjadi pada antarmazhab.
10

Watak rasional dapat meningkatkan dan memperluas interpretasi, dengan


membuka diri, dengan memperspektifkan ajaran-ajaran keislaman lainnya dan
akhir dasarnya adalah visi sentral. Ilmu Agama, termasuk kaitannya dengan
ekspresi teologis, tidak dapat diasaskan pada partikularitas. Prof. Dr. Harun
Nasution menekankan keutuhan dan kebulatan Islam dan tidak membatasi Islam
pada aspek tertentu saja. Di samping itu. Islam Rasional menentang sikap
tradisional yang cenderung membatasi Islam pada fikih," dan menolak pendidikan
Islam yang hanya menekankan pada hafalan kaidah hukum Islam. Islam memuat
teologi, falsafat, tasawuf, hukum dan pranata sosial, dan Islam dapat difahami
secara mendalam dengan pengetahuan tentang sejarahnya. Keinklusifan sangat
mungkin pada beberapa teologi rasional, yang diharap dapat semakin terealisir
dalam hubungan antaragama. Ini menegaskan bagaimana pandangannya tentang
Islam dalam keutuhan dan keragamannya. Rasionalitas dan Islam diakui sebagai
interdependensi namun prosedurnya tidak boleh ditelantarkan.
Dari pengertian di atas, Islam rasional juga ditemukan bahwa jalan bagi
umat Islam untuk maju adalah jalan pendidikan, yang erat dengan gagasan dan
pandangan tentang kemampuan akal manusia. Pengembangan lembaga
pendidikan tinggi sebagai pencetak élite pembangunan sekaligus penggerak umat
Islam dengan mengutamakan pemahaman dinamika Islam, erat dengan
kemampuan manusia menggunakan akal, berpikir, berpikir dan terus berpikir.
Adapun tempat Islam Rasional tidak lepas dari lingkup struktur ruang dan struktur
waktu.
F. Islam Sebagai Pembebasan dan Persamaan
Islam sebagai agama memiliki banyak dimensi, termasuk sebagai
pembebasan dan penekanan pada persamaan. Dalam sejarah dan ajarannya, Islam
telah memberikan penekanan yang kuat pada pembebasan individu dari berbagai
bentuk penindasan dan ketidakadilan, serta mendorong persamaan di antara umat
manusia. Ini tercermin dalam nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan praktik-praktik yang
dianut oleh umat Islam di seluruh dunia.
Pembebasan dalam Islam bukan hanya dari belenggu materi, tetapi juga
dari belenggu spiritual dan sosial. Agama ini mengajarkan bahwa manusia harus
11

membebaskan diri dari perbudakan kepada hawa nafsu dan keduniawian yang
menghalangi mereka dari mencapai potensi spiritual mereka. Pembebasan
spiritual ini dicapai melalui ketaatan kepada Allah, introspeksi diri, dan pencarian
makna hidup yang sejati. Salah satu prinsip utama dalam Islam yang berkaitan
dengan pembebasan adalah konsep keadilan (al-'adl). Keadilan adalah landasan
moral yang sangat penting dalam ajaran Islam, yang menggarisbawahi pentingnya
memperlakukan semua orang dengan adil, tanpa memandang suku, ras, agama,
atau status sosial.
Persamaan juga merupakan prinsip penting dalam ajaran Islam. Islam
menekankan bahwa semua manusia adalah sama di hadapan Allah, dan bahwa
perbedaan hanya ditentukan oleh kebaikan dan ketaqwaan. Tidak ada diskriminasi
berdasarkan suku, ras, atau warna kulit dalam pandangan Islam. Rasulullah
Muhammad saw. menyatakan dalam pidatonya di Padang Arafah bahwa tidak ada
perbedaan antara orang Arab dan non-Arab, atau antara kulit hitam dan kulit
putih, kecuali dalam hal ketaqwaan. slam juga menegaskan persamaan di antara
umat manusia dalam hak-hak dan tanggung jawab mereka. Semua orang memiliki
hak yang sama untuk diperlakukan dengan adil dan hormat, dan semua orang
memiliki tanggung jawab moral yang sama untuk bertindak dengan baik dan
berbuat kebajikan. Ini tercermin dalam konsep solidaritas sosial dan kepedulian
terhadap sesama yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam.
Dengan demikian, Islam sebagai agama pembebasan dan persamaan
mengajarkan kepada umatnya untuk memerangi segala bentuk penindasan,
ketidakadilan, dan diskriminasi, serta untuk mempromosikan perdamaian,
keadilan, dan persatuan di antara umat manusia. Ini adalah panggilan universal
yang relevan bagi semua orang, tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga bagi
seluruh umat manusia di seluruh dunia.
G. Islam Sebagai Agama yang Humanis
Humanisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti aliran
yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan
pergaulan hidup yang lebih baik; paham yang menganggap manusia sebagai
objek studi terpenting.
12

Islam mempunyai pandangan yang unik dan komprehensif tentang


kemanusiaan (Humanisme). Pandangan Islam mengenai nilai-nilai kemanusiaan
diawali dengan semangat pembebasan melalui konsep Tauhid, yaitu berbuat baik
kepada sesama karena perintah Allah subhanahu wa ta’ala, bukan dalam rangka
ingin mendapatkan balasan dari manusia. Humanisme dalam Islam ditegakkan di
atas dasar kemanusiaan yang murni diajarkan Al Quran. Konsepsi Islam
mengajarkan pada umatnya, bahwa Allah subhanahu wa ta’ala melarang
mendewakan manusia atau makhluk lain dan juga tidak merendahkan manusia
sebagai makhluk yang hina dan berdosa. Humanisme dalam ajaran Islam
didasarkan pada hubungan sesama umat manusia, baik hubungan sesama muslim
ataupun hubungan dengan umat lainnya.
Dalam Al Quran sendiri Allah memerintahkan kepada setiap manusia
untuk berlaku adil kepada sesamanya, hal ini dapat kita lihat dalam Surat Al-
Maidah ayat 8 yang menyatakan “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu
menjadi orang yang selalu menegakan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil…….”.
Dari ayat tersebut secara tegas dinyatakan tidak ada alasan yang dapat
membenarkan suatu kaum untuk berlaku tidak adil terhadap kaum yang lainya.
H. Pengertian Pluralisme
Pluralisme berasal dari kata pluralis yang berarti jamak, lebih dari satu,
atau pluralizzing sama dengan jumlah yang menunjukkan lebih dari satu, atau
lebih dari dua yang mempunyai dualis, sedangkan pluralisme sama dengan
keadaan atau pahamdalam masyarakat yang majemuk bersangkutan dengan
system social politiknya sebagai budaya yang berbeda-beda dalam satu
masyarakat.Dalam istilah lain plualisme adalah sama dengan doktrin yang
menyatakan bahwa kekuasaan, pemerintahan di suatu Negara harus dibagi
bagikan antara berbagai gelombang karyawan dan tidak dibenarkan adanya
monopoli suatu golongan.
13

Dalam kamus filsafat, Pluralisme mempunyai ciri-ciri sebagai berikut;


Pertama, Realitas fundamental bersifat jamak, berbeda dengan dualisme yang
menyatakan bahwa realitas fundamental ada dua dan monisme menyatakan bahwa
realitas fundamental hanya satu. Kedua; Banyak tingkatan hal-hal dalam alam
semesta yang terpisah tidak dapat diredusir dan pada dirinya independent. Ketiga;
Alam semesta pada dasarnya tidak ditentukan dalam bentuk dan tidak memiliki
kesatuan atau kontinuitas harmonis yang mendasar, tidak ada tatanan kohern dan
rasional fundamental.
I. Islam dan Pluralisme Agama
Islam memandang pluralisme sebagai sikap saling menghargai dan
toleransi terhadap agama lain, namun bukan berarti semua agama adalah sama
artinya tidak menganggap bahwa dalam Tuhan yang kami sembah adalah Tuhan
yang kalian –baca; agama lain, sembah. Namun demikian Islam tetap mengakui
adanya pluralisme agama yaitu dengan mengakui perbedaan dan identitas agama
masing-masing (lakum dinukum waliyadin).
Kyai Emha Ainun Najib sampaikan bahwa ditengah pluralitas sosial dan
agama di era modern saat ini merupakan lahan kita untuk menguji dan
memperkembangkan kekuatan keislaman kita. Karena pemenang didapat dari
seleksi ketat antar kompotitor siapa yang konsisten dengan keimanan dan
berpegang tuguh pada ketaqwaannya, maka dialah pemenangnya.
Jhon Hick dam Lorens Bagus dalam pandangan femenologis, termenologi
pluralisme agama adalah sebuah realitas, bahwa sejarah agama-agama
menunjukkan berbagai tradisi serta kemajemukan yang timbul dari cabang
masing-masing agama. Bagi Sayyed Husen Nasr agama-agama besar dunia adalah
pembentuk aneka ragam persepsi yang berbeda mengenai satu puncak hakikat
yang misterius. Lebih jauh Masdar F. Mas’udi “sebagai jati diri manusia agama
dapat ditinjau dari tiga aspek, Pertama, agama sebagai kesadaran azali yang
bersumber pada bisikan ilahiyah dalam nurani setiap manusia, Kedua, agama
sebagai konsep ajaran atau doktrin yang bersumber pada wahyu kenabian. Dan
ketiga, agama sebagai wujud aktualisasi dan pelembagaan dari yang kedua.”
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, Islam memiliki banyak dimensi yang mencerminkan
makna dan ajaran yang kaya. Secara etimologis, Islam berasal dari bahasa Arab
yang berarti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Tuhan untuk mencari
keselamatan dan kebahagiaan hidup. Secara terminologis, Islam adalah agama
wahyu berintikan tauhid yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
utusan terakhir Allah SWT, yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.
Islam juga mengandung nilai-nilai moral, keadilan, kasih sayang, kejujuran, dan
keramahan, serta memiliki aturan hukum yang diatur dalam syariat Islam.
Selain itu, Islam dipandang sebagai agama rahmatan lil’alamin yang
mengajarkan kedamaian, persaudaraan, saling menghargai, dan memberi nilai
lebih dalam segala hal yang baik. Islam juga merupakan agama rasional yang
menekankan penggunaan akal dalam memahami ajarannya, serta agama yang
memperjuangkan pembebasan dan persamaan di antara umat manusia. Dalam
konteks pluralisme, Islam mengajarkan sikap saling menghargai dan toleransi
terhadap agama lain, dengan tetap mengakui perbedaan dan identitas agama
masing-masing. Dengan demikian, Islam merupakan agama yang humanis,
menghargai kemanusiaan, dan menempatkan manusia sebagai objek studi
terpenting dalam ajarannya.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penulisan makalah ini masih
terdapat kekukangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan penulis terima.
Semoga penulisan makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca dan pembaca
bisa lebih memahami konsep manusia, agama dan hubungan manusia dengan
agama.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sodik, Abror. 2020. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.


Rahmatika, Arina, dkk. 2020. Upaya Meneguhkan Islam Rahmatan Lil’Alamin
Melalui Majalah Bangkit. Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 5(2), 196-202.
Nasution, Harun. 1998. Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran. Bandung:
Mizan.
Mustaqim, Muhammad. 2015. Paradigma Islam Kritis (Studi Pemikiran Teologi
Pembebasan Ali Asghar dan kiri Islam Hasan Hanafi). Jurnal Ilmu Aqidah
dan Studi Keagamaan, 3(2), 308-310.
Rahman, Syaiful. 2014. Islam dan Pluralisme. Fikrah, 2(1), 405-409.

15

Anda mungkin juga menyukai