Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGERTIAN ISLAM

DOSEN PENGAMPU : SAFARUDDIN MUNTHE, S.Pds.I. M.E.I

Disusun Oleh :
SILVINA (09.22.3157)
PUTRI ERIKA SEMBIRING (09.22.3277)
ROMANSYAH (09.22.3167)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


SYEKH H. ABDUL HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH
BINJAI
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wb
Kami sebagai penulis mengucapkan Puji syukur Kepada Tuhan yang yang
telah memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini,Tanpa
rahmat dan pertolongan-Nya, kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.

Terimakasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah yang telah


memberikan arahan dan masukannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.

Disini Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah


ini, baik itu dari segi isi maupun tulisan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangatlah diperlukan. Semoga makalah ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya dan bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini.

Binjai , 11 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................ 2

C. Tujuan Masalah................................................................... 2

BAB II. PEMABAHASAN.................................................................. 3

A. Pengertian Islam.............................................................................. 3
B. Universalisme Islam........................................................................ 4
C. Dimensi Baru Dari Kedatangan Islam................................. 6
D. Islam Sebagai Jalan Tengah................................................ 7
E. Agama dan Peradaban Manusia........................................... 8
F. Islam Menyatukan Bangsa-Bangsa...................................... 9
BAB III. PENUTUP........................................................................... 13

A. Kesimpulan........................................................................ 13

B. Saran...................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan
rasul sebagai utusan-Nya yang terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh
umat manusia hingga akhir zaman. Yang berintikan tauhid atau keesaan Tuhan
dimanapun dan kapanpun dan dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi
ke generasi selanjutnya dari satu angkatan keangkatan berikutnya, yaitu sebagai
rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat
rahman dan Rahim Allah SWT. Agama Islam adalah satu-satunya agama yang di
akui di sisi Allah SWT. Ajaran dan ketentuan-Nya yaitu Al-qur’an dan sunnah.
Sehingga beruntunglah bagi mereka yang telah menjadi pengikutnya kemudian
dapat pula melaksanakan dan mengamalkan ajaran Islam secara baik dan benar.
Islam lahir membawa akidah ketauhidan dan melepaskan manusia kepada ikatan
berhala-berhala, serta benda- benda lain yang posisinya hanyalah sebagai makhluk
Allah SWT dan ajaran Islam di dukung oleh kerangka dasar agama Islam yaitu
akidah, tauhid, dan akhlak, Oleh karena itu kita perlu memiliki akidah dan
menjaganya jangan sampai rusak serta tidak menyimpang dari aqidah yang
sebenarnya. Apalagi mencampur adukkannya dengan suatu kepercayaan yang
dapat merusak aqidah. Yang mana akidah berarti “keyakinan”, keyakinan bahwa
Allah itu Maha Esa yang menjadi pegangan hidup setiap pemeluk agama Islam.
Dan Akidah juga berarti ikatan yang kuat antara sesama manusia dalam satu
keyakinan antara manusia sebagai makhluk dengan Allah sebagai Khaliq.

Masalah Akhlaq merupakan suatu masalah yang sangat mendasar bagi


setiap pribadi muslim dalam kehidupan sehari-hari yang mampu mewarnai segala
sikap dan perilakunya baik ketika berhubungan dengan manusia maupun ketika
berhubungan dengan alam sekitar, terlebih lagi dalam berhubungan dengan Allah
SWT menuju keselamatan dunia dan akhirat. Akhlak adalah ilmu pengetahuan
yang memberikan batasan antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan yang
tercela, baik berupa perkataan maupun perbuatan manusia untuk mencapai
keselamatan dan kebahagiaan lahir batin. Jadi di dalam Islam, akidah, tauhid, dan
akhlak sangat mempengaruhi satu sama lain yang mana Islam adalah agama yang
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan RasulNya untuk menjadi
pedoman hidup manusia dan ilmu pokok-pokok agama yang menyangkut ihwal
akidah dan keimanan atau tauhid. Sedangkan akhlak merupakan keadan jiwa
manusia yang menimbulkan perbuatan yang baik dengan mudah, karena
keterbiasaan. Akhlak yang baik menurut pandangan Islam, haruslah berpijak pada
keimanan. Iman tidak cukup sekadar disimpan dalam hati, melainkan dilahirkan
dalam perbuatan yang nyata dan dalam bentuk amal saleh atau tingkah laku yang
baik.

B . RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dapat kita simpulkan


permasalahan pokok yang akan penulis bahas dalam makalah ini yaitu :

1. Pengertian Islam
2. Universalisme Islam
3. Dimensi Baru Dari Kedatangan Islam
4. Islam Sebagai Jalan Tengah
5. Agama dan Peradaban Manusia
6. Islam Menyatukan Bangsa-Bangsa

C . TUJUAN PERMASALAHAN

1. Mengetahui pengertian Islam


2. Memahami universalisme Islam
3. Mengetahui dimensi baru dari kedatangan Islam
4. Mengetahui agama dan peradaban manusia
5. Memahami bahwa Islam menyatukan bangsa-bangsa
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ISLAM
Studi Islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal
yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah,
maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari
sepanjang sejarahnya1.
1. Pengertian Islam Secara Etimologi
Secara etimologi Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah
menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian2
Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan bahwa Islam berasal
dari bahasa Arab terambil terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa.
Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan
selamat sentosa, dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Oleh
sebab itu orang yang berserah diri, patuh dan taat disebut sebagai orang Muslim.
Orang yang demikian berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri dan
patuh kepada Allah SWT. Orang tersebut selanjutnya akan dijamin
keselamatannya di dunia dan akhirat.3 Dari uraian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa kata Islam dari segi etimologi mengandung arti patuh, tunduk,
taat dan berserah diri kepada Tuhan dalam upaya mencari keselamatan dan
kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Hal demikian dilakukan atas
kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan

1
Muhaimin,ET. Al kawasan dan wawasan studi Islam, (Jakarta)
2
Maulana Muhammad Ali, Islamologi (Dienul Islam) (Jakarta: Ikhtiar Baru Van-Houve,1980),
hlm. 2.
3
Nasruddin Razak, Dinul Islam (Bandung: Al-Ma’rif, 1977), hlm. 2.
sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai mahkluk yang sejak dalam
kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada Tuhan. 4
2. Pengertian Islam Secara Terminologi
Secara terminologi pengertian Islam terdapat rumusan yang berbeda-beda.
Menurut Harun Nasution berpendapat bahwa Islam adalah agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat melalui Nabi Muhammad SAW
sebaagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya
mengenal satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.5
Sedangkan menurut Maulana Muhammad Ali berpendapat bahwa Islam
adalah agama perdamaian; dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan
kesatuan atau persaudaraan ummat manusia menjadi bukti nyata, bahwa agama
Islam selaras benar dengan namanya, Islam bukan saja dikatakan sebagai agama
seluruh Nabi, sebagaimana tersebut pada beberapa ayat suci al-Qur’an, melainkan
pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya pada undang-
undang Allah, yang kita saksikan pada alam semesta.6

B. UNIVERSALISME ISLAM
Universalisme dalam Islam adalah umat Islam itu utuh dan merupakan
satu kesatuan walaupun berbeda-beda suku, bangsa dan bahasa. Ataupun bisa
dikatakan umat Islam mempunyai prinsip universal dimana tidak ada batas-batas
antara negara, suku, dan bahasa. Islam tidak membedakan warna kulit,bahasa,
bangsa, pangkat, derajat. Inti ajaran Islam bukanlah terletak pada kesukuan atau
leluhur, melainkan keesaan Allah SWT (tauhid) suatu implikasi yang sangat
penting dari ajaran tauhid tersebut adalah kesatuan umat manusia. Di segi hukum,
keuniversalan Islam itu juga terlihat pada prinsip-prinsip hukum yang dimilikinya.

4
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PTRaja Grafindo Persada,, 2002), hlm. 63.
5
Harun Nasutin, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I (Jakarta: UI Press, 1979)1985),
hlm. 2.
6
Maulana Muhammad Ali, op. cit., hlm. 2.
Berdasarkan prinsip kesatuan umat manusia tersebut, hukumIslam memberikan
jaminan dan perlindungan terhadap setiap orang, tanpa diskriminasi.7
Keuniversalan Islam dapat dilihat dari ciri-cirinya, antara lain;
a. Agama Allah. Agama Islam bersumber dari Allah,berupa wahyu langsung (Al-
Quran).
b. Mencakup aspek seluruh kehidupan, baik individu,masyarakat,bernegara, dll.
c. Berlaku untuk semua umat sampai akhir zaman. Sesuai dengan fitrah manusia.
d. Menempatkan akal pada tempat yang sebaik-baiknya.
e. Menjaga rahmat bagi alam semesta.
f. Berorientasi kedepan tanpa melupakan masa kini.
g. Menjanjikan al-Jaza’(hari pembalasan).
Islam merupakan agama samawi terakhir yang turun sebagai penyempurna
ajaran agama-agama sebelumnya. Ajaran Islam mencakup berbagai perintah dan
larangan yang tidak dibatasi ruang dan waktu; sehingga berlaku sejak diturunkan
hingga akhir zaman nanti, tanpa ada batasan kaum atau bangsa tertentu. Karena
itulah Islam sangat menarik untuk dikaji oleh pemeluknya, maupun selainnya.
Salah satu tokoh dalam negeri yang memiliki kecenderungan dalam melakukan
kajian Islam adalah Nurcholish Madjid. Salah satu gagasan Nurcholish Madjid
adalah Universalisme Islam. Sufiks “isme” menimbulkan pertanyaan atas konsep
yang ditawarkan oleh Nurcholish dan korelasi Universalisme Islam tersebut
dengan Islam agama rahmatan lil’alamin. Penelitian ini ditujukan untuk mencari
jawaban atas Universalisme Islam perspektif Nurcholish Madjid, selain juga
menemukan hubungan antara Universalisme Islam dengan Islam agama rahmatan
lil’alamin. Penelitian ini merupakan studi pustaka, karena data yang diteliti
diambil dari berbagai literatur kepustakaan. Pendekatan yang digunakan bersifat
kualitatif-historis-filosofis, karena berupa teori-teori dan gagasan dari Nurcholish
dan beberapa tokoh intelektual di masa lampau. Sedangkan analisis penelitian
dilakukan setelah pengumpulan data secara dokumentatif, menggunakan analisis

7
M. Habibullah, “Universalisme dan Kosmoplotanisme Dalam Budaya Islam,”Tajdid XI, no. 1
(2012): 108-38. Hal. 110-111
deskriptif. Yaitu mereduksi data, menyajikannya, kemudian menarik kesimpulan
dari data-data yang telah ditemukan.
Universalisme Islam Nurcholish Madjid tidak memiliki perbedaan yang
berarti dengan konsep Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin. Karena tiga hal
yang menonjol dari gagasannya, yaitu: pemaknaan kata Islam yang berarti tunduk
(yang adalah fitrah manusia); kedua, Islam diturunkan untuk kemakmuran bumi,
dengan memberikan aturan kepada manusia sebagai wakil Allah; ketiga, konteks
ajaran Islam tidak terbatas ruang dan waktu.

C. DIMENSI BARU DARI KEDATANGAN ISLAM


Perhatian utama agama Islam adalah untuk kehidupan dunia dengan
perantara berkelakuan baik, didunia manusia memperoleh kesadaran tentang
eksistensinya, itulah sebabnya didalam kitab suci Al-Qur’an lebih banyak
membahas persoalan dunia daripada Akhirat walau kita juga dituntut untuk
memmikirkan kehidupan akhirat sebagai tujuan akhir setiap makhluk hidup.8
Islam merupakan agamayang diurunkan oleh Allah untuk ummat manusia.
Kehadirannya memberikan dimensi lain terhadap agama-agama lain. Pertama,
agama itu tidak lagi harus diterima sebagai dogma, yang harus diterima apabila
orang ingin selamat dari siksa yang selama-lamanya. Akan tetapi, Islam diterima
sebagai agama yang menjadi pilihan Tuhan dengan perantara wahyu. Sebaliknya
wahyu diakui sebagai faktor yang sangat di perlukan bagi evolusi manusia. 9
Jika dalam bentuknya yang kasar, wahyu merupakan pengalaman
universal dari kemanusiaan, dalam tingkatan yang paling tinggi, wahyu
merupakan pemberian Tuhan kepada semua umat manusia dengan perantara Nabi.
Kedua, ajaran Islam tidak hanya terbatas pada kehidupan setelah mati.
Perhatian utamanya adalah untuk kehidupan dunia dengan perantara perbuatan
baik di dunia ini manusia dapat memperoleh kesadaran tentang eksistensinya.
Itulah sebabnya, Al-Qur’an pada banyak tempat membahas masalah-masalah yang
8
Ahmad Supriyadi, “Nasionalism Vs Universalism (Mencari Titik Temu Nasionalisme dan
Universalisme dalam Islam di Indonesia),”ADDIN Media Dialektika Ilmu Islam 2, no. 2
(2010):69-85, hal. 73.
9
Rosihon Anwar, PENGANTAR Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), Hlm. 18
menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia. Ia bukan hanya membahas cara
beribadah, tetapi lebih terperinci membahas tentang segala permasalahan umat
manusia di dunia. Masalah antar manusia, kehidupan social, perkawinan,
perceraian, pewarisan,dan masih banyak lagi masalah hidup yang memungkinkan
manusia untuk mencapai hidup bahagia. Al-Qur’an bukan hanya memberikan
peraturan secara individu, tetapi juga untuk kemajuan masyarakat secara
keseluruhan, kemajuan bangsa, dan bahkan umat manusia. Semua peraturan itu
dijadikan efektif dengan dasar iman kepada Allah SWT.
Dimensi Islam sebenarnya sudah ada lama. Setelah adanya Islam yang
disampaikan oleh Rasulullah maka menjadi dimensi baru umat manusia dalam
mengenal dan memahami tabiat manusia sebagai wujud yang ada melalui
penciptaan, maka Islam mencakup segala aspek kehidupan bahkan kehidupan
setelah kematian.

D.ISLAM SEBAGAI JALAN TENGAH


Yang Dimaksud Sebagai Jalan Tengah Ialah Solusi Dari Berbagai Macam
Permasalahan Dunia. Menurut Para Ulama, Ada Tujuh Kriteria Islam jalan
tengah, yaitu menegakkan keadilan, keseimbangan, toleransi, musyawarah,
melakukan kerja-kerja kebaikan, menjadi pelopor, dan membela negeri. Yusuf
Qardhawi dalam bukkunya yang berjudul Islam Jalan Tengah: Menjauhi Sikap
Berlebihan dalam Beragama, menjelaskan bahwa Wasatiyyah adalah sebuah
kerangka berpikir, bersikap dan bertingkah laku yang ideal. Penuh keseimbangan
dan proposional dalam syariat Islam serta sebuah prinsip dasar yang melandasi
semua ajaran Islam, baik aqidah, syariah, maupun akhlak.
Dengan demikian, Islam menampilkan diri sebagai sebuah agama yang
toleran, moderat, adil tanpa harus kehilangan prinsip-prinsip intrinsiknya.
Didalamnya tersirat pengakuan akan adanya berbagai pandangan, kemungkinan,
alternatif, dantafsiran tentang Islam yang satu. Karenanya, sebagian besar ahli
tafsir sepakat bahwa wasathiyah mengandung makna yang terbaik, yang ideal,
yang seimbang, yang proposional.
Azyumardi Azra ketika menjadi pembicara pada suatuacara
menyampaikan bahwa Islam Jalan Tengah (Islam Wasathiyah) berarti kondisi
beragama yang proposional. Artinya tidak berlebihan ke ekstrem kanan (moderat)
atau ke kiri(liberal). Menurutnya, apabila umat Islam inginmencapai persatuan
umat maka setiap individu harus melekat sikap ini, tidak fanatik dalam beragama.
Sambil terus belajar menghindari perdebatan kontradiktif.
Dengan menjadi Wasathiyah maka kita menyediakan ruang terbuka yang
tepat dan nyaman bagi siapapun. Sehingga mereka yakin bahwa Islam membawa
ajaran kebaikan bukan kekerasan dan dapat meniru Rasulullah yang Rahmatan
Lil’alamin.
Bagaiamanapun persatuan umat adalah hal yang sangat didambakan saat
kondisi keagamaan Indonesia sedang berada di titik terlemah. Demi tercpitanya
suasana keagamaan yang kondusif dan damai.

E. AGAMA DAN PERADABAN MANUSIA


Agama memberikan perasaan yang baik yang memberikan inspirasi
kepada manusia. Andai kata satu bangsa berlangsung tanpa percaya kepada
Tuhan, Perasaan dan bentuk materialisme macam apa yang akan menggantinya,
Dapat dipastikan bahwa materialisme akan melahirkan semangat mementingkan
diri sendiri. Apabila sangsi agama tidak ada umat manusia berangsur-angsur akan
tenggelam dalam kebuasan dan kebiadaban. Memang kenyataannya, peradaban
urnat manusia dewasa ini didasarkan pada agama. Marilah kita meneliti kembali
sejarah bangsa-bangsa agar kita mengetahui bahwa apabila suatu bangsa mulai
runtuh, dorongan agama timbul untuk mencegah kehancuran.10
Islam adalah peradaban universal, agama kesetaraan bukan kehancuran.
Islam mendorong umatnya untuk percaya pada kemampuan mereka sendiri dan
tidak bergantung pada apa yang diberikan orang lain dengan tetap mengutamakan
apa yang bermanfaat bagi mereka. Peradaban Islam akan berkembang jika mampu
berkomunikasi dengan budaya lokal secara selektif dan tetap berpegang pada
nilai-nilai Aswaja (Ahlus sunnah Wal Jamaah). Jika Islam membabi buta
10
Rosihan Anwar, Pengantar Studi Islam, (Bandung : pustaka setia, 214:hlm. 18
mengikuti budaya yang berkembang di masyarakat, baik budaya lokal maupun
asing, Islam akan kehilangan jati dirinya dan umat Islam akan lepas dari akar
budayanya. Nilai-nilai peradaban Islam adalah: nilai Rabbiyah (nilai ketuhanan),
nilai Insâniyah (nilai kemanusiaan). Nilai Wâqi'iyah (nilai praktis), nilai
Wasathiyah (nilai moderasi Islam), nilai Tawâzun (nilai keseimbangan), nilai
Tsabât (nilai ketetapan) dan nilai Murûnah (nilai fleksibilitas). Keluhuran nilai-
nilai Islam seharusnya tidak hanya menjadi teori, tetapi juga perlu
diimplementasikan. semakin dalam implementasinya, semakin luhur peradabanny
a. Kehidupan manusia harus dilandasi dengan keyakinan bahwa kita adalah milik
Allah dan kepada-Nya kita akan kembali.
Perbincangan mengenai peradaban dianggap menarik kiranya bukan
karena fungsinya dalam membantu melakukan rekonstruksi terhadap kejayaan
masa lalu umat manusia. Perbincangan mengenai peradaban menarik dan
diperlukan untuk melakukan proyeksi terhadap masa depan umat manusia.
Dengan demikian, peradaban tidak lagi dipandang sebagai fenomena etnis dan
antropologis, melainkan sebagai bagian dari gejala politik dan ekonomi dunia,
bankan sisi kehidupan lainnya. Di sisi lain, Islam memang berbeda dari agama-
agama lain. H.A.R. Gibb di dalam bukunya Wither Islam menyatakan: Islam is
indeed much more than a system of theology, it is a complete civilization.
Artinya: Islam sesungguhnya lebih dari sekedar agama, ia adalah suatu peradaban
yang sempurna.

F. ISLAM MENYATUKAN BANGSA-BANGSA


Islam bukan hanya menyatukan suku-suku yang berperang dari suatu
negeri,bangsa ataupun negara, tetapi menegakkan persaudaraan semua lapisan
manusia di dunia ini, bahkan menyatukan semua orang yang mempunyai
perbedaan warna, ras, bahasa, batas geografi, bahkan kebudayaan. Dengan itu,
Islam telah meletakkan dasar bagi persatuan umat manusia yang agama lain tidak
pernah dapat melakukannya. Islam bukan hanya mengakui persamaan hak
manusia, baik sipil maupun politik, tetapi juga hak-hak rohaniah.
Islam merupakan ajaran yang diturunkan kepada manusia untuk dijadikan
sebagai dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk
dilaksanakan ditengah-tengah kehidupan masyarakat agar umat Islam memiliki
kualitas hidup sebagai manusia, makhluk yang memiliki derajat yang mulia.
Dalam suatu tatanan masyarakat terdiri dari berbagai kelompok manusia yang
saling terkait oleh adat istiadat, sistem-sistem, serta hukum-hukum khas, dan
hidup bersama-sama.
Diantara ciri khas masyarakat Islam adalah bahwa pengikut agama ini
tidak dicirikan dengan embel-embel seperti orang miskin, kaya, putih, hitam,
Barat, maupun Timur. Tidak satupun dari label berikut dipandang sebagai penentu
identitas sejati para pengikutnya. Karena Islam merupakan suatu hubungan antara
manusia dengan Allah, Islam berarti penyerahan diri kepada Allah. Islam
berpokok pada ikatan sosial atas dasar akidah serta persaudaraan antara sesama
kaum beriman, terlepas dari perhitungan rasial, bahasa, atau sejarah bangsa.
Karena sesungguhnya seluruh umat manusia itu bersatu/bersaudara, sehingga jika
semua manusia adalah persatuan, maka wajib untuk kita menjaga keselamatannya.
Oleh karena itu persatuan dalam Islam ditandai dengan adanya ukhuwah
diantara sesama umatnya. Ukhuwah Islamiah merupakan suatu ikatan akidah yang
dapat menyatukan hati semua umat Islam, walaupun tanah tumpah darah mereka
bagaikan jarak bumi dan bulan, bahasa dan bangsa mereka berbeda, sehingga
setiap individu umat Islam senantiasa terikat antara satu dengan lainnya,
membentuk suatu bangunan umat yang kokoh, karenanya sudah menjadi
keharusan umat ini bersatu. Namun terkadang perbedaan kepentingan dan
golongan selalu di kedepankan dan menjadi penyebab perpecahan umat.
Sebagaimana yang disampaikan Syah Waliullah, bahwa perpecahan yang
terjadi di kalangan umat Islam merupakan sebab lain dari lemahnya umat Islam
yang ditimbulkan aliran-aliran dan madzhab-madzhab yang terdapat dalam Islam.
Islam sebagai agama yang didasarkan pada prikemanusiaan dan persaudaraan
tidak lepas dari perbedaan pendapat yang terkadang menimbulkan perpecahan
pada umatnya. Agama yang dimaksud untuk membawa perdamaian dan
kesentosaan pada dunia yang penuh godaan, suatu ketika akan mengalami
dekadensi yang disebabkan oleh fanatisme golongan dan ketamakan pada
kekuasaan setelah umat Islam mengabaikan dan melalaikan dasar-dasar yang telah
disyariatkan dalam agama.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS
al-Hujarat [49]:13).
Sebagaimana ayat tersebut di atas, sikap Nabi Muhammad dalam
menghadapi keragaman suku dan agama di Madinah bukan dengan memusuhi,
tetapi dengan saling menghargai, menghormati, bahkan saling melindungi.
Keragaman adalah sunnatullah yang tidak bisa kita ingkari. Ayat dalam
Surat al-Hujarat di atas meneguhkan hal itu. Kita diciptakan Allah bukan dalam
keseragaman, tapi dalam keragaman dan perbedaan, baik berbeda dalam hal suku,
bangsa, bahasa, warna kulit, agama, keyakinan, dan lain sebagainya. Dari
perbedaan itu, Allah memerintahkan agar kita saling mengenal dan mengasihi,
bukan untuk saling memusuhi.
Sejarah dan perjalanan hidup Nabi Muhammad telah menegaskan
semangat kerukunan dan kasih sayang, seturut dengan ayat al-Qur’an di atas.
Sebagaimana diketahui, sebelum Islam datang, di Arab telah berkembang
bermacam agama dan kepercayaan yang berbeda, seperti Yahudi, Kristen, Majusi,
Zoroaster dan Shabi’ah. Dan ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, di sana
juga sudah ada beragam agama yang dianut, dimana yang terbesar adalah Yahudi
dan Kristen. Bahkan, di Madinah, Nabi Muhammad tidak hanya menemukan
keragaman agama, tetapi juga keragaman suku dan adat istiadat.
Sebagaimana ayat tersebut di atas, sikap Nabi Muhammad dalam
menghadapi keragaman suku dan agama di Madinah bukan dengan memusuhi,
tetapi dengan saling menghargai, menghormati, bahkan saling melindungi. Hal ini
dapat kita saksikan dari dokumen penting yang terkenal dengan sebutan Piagam
Madinah. Dari dokumen ini diketahui bahwa Islam mengajarkan kita untuk saling
menghormati, bukan hanya kepada sesama umat Islam, tetapi juga kepada mereka
yang berbeda agama dan keyakinan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW dan rasul sebagai utusan-Nya yang terakhir untuk menjadi pedoman hidup
seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Islam lahir membawa aqidah
ketauhidan dan melepaskan manusia kepada ikatan berhala-berhala, serta benda-
benda lain yang posisinyahanyalah sebagai makhluk Allah SWT dan ajaran Islam
didukung oleh kerangka dasar agama Islam yaitu akidah,tauhid, dan akhlak. Islam
bukan hanya menyatukan suku-suku yag berperang dari suatu negri, bangsa
ataupun negara, tetapi menegakkan persaudaraan semua lapisan manusia di dunia
ini, bahkan menyatukan semua orang yang mempunyai perbedaan warna,ras, dan
bahasa,batas geografi, bahkan kebudayaan.

B. SARAN
Demikian makalah ini kami susun dan semoga bermanfaat untuk
menambah khazanah keilmuan kita. Kritik dan saran yang membangun kami
harapkan untuk perbaikan penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin,ET. Al kawasan dan wawasan studi Islam, (Jakarta)
Maulana Muhammad Ali, Islamologi (Dienul Islam) (Jakarta: Ikhtiar Baru
Van-Houve,1980), hlm. 2.
Nasruddin Razak, Dinul Islam (Bandung: Al-Ma’rif, 1977), hlm. 2.
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PTRaja Grafindo
Persada,, 2002), hlm. 63.
Harun Nasutin, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I (Jakarta:
UI Press, 1979)1985), hlm. 2.
Maulana Muhammad Ali, op. cit., hlm. 2.
M. Habibullah, “Universalisme dan Kosmoplotanisme Dalam Budaya
Islam,”Tajdid XI, no. 1 (2012): 108-38. Hal. 110-111
Ahmad Supriyadi, “Nasionalism Vs Universalism (Mencari Titik Temu
Nasionalisme dan Universalisme dalam Islam di Indonesia),”ADDIN
Media Dialektika Ilmu Islam 2, no. 2 (2010):69-85, hal. 73.
Rosihon Anwar, PENGANTAR Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia,
2014), Hlm. 18
Rosihan Anwar, Pengantar Studi Islam, (Bandung : pustaka setia, 214:hlm.
18

Anda mungkin juga menyukai