Dosen Pengampu
Suhardiman.S.Pd , M.S.I.
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Sumber Ajaran Islam....................................................................................................................6
1. Sumber Ajaran Islam Primer.....................................................................................................6
2. Sumber Ajaran Islam Sekunder..........................................................................................10
B. Sifat Dasar Ajaran Islam.............................................................................................................11
C. Karakter Islam antara Normativitas dan Historitas......................................................................13
D. Moralitas Islam dalam Ibadah, Pendidikan, Ilmu, dan Sosial......................................................16
E. Islam dan Wacana Pembaharuan.................................................................................................18
BAB III................................................................................................................................................20
PENUTUP...........................................................................................................................................20
A. Kesimpulan..............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................20
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan
kekuatan dan keteguhan hati kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahan kepada nabi Muhammad saw.
Yang menjadi tauladan para umat manusia yang merindukan keindahan syurga.
kami menulis makalah ini bertujuan sebagai, salah satu syarat untuk mendapatkan
nilai pada mata kuliah” metedologi studi islam’’ pada jurusan Hukum keluarga islam,
fakultas syariah, IAIN Pontianak, serta dapat memperluas wawasan dan pengetahuan dari
rekan-rekan mahasiswa yang lain pemahamannya tentang materi ini.
Kelompok IV
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pemahaman terhadap keIslaman selama ini dipahami sebagai dogma yang baku dan
menjadi suatu norma yang tidak dapat dikritik, dan dijadikan sebagai pedoman mutlak yang
tidak saja mengatur tingkah laku manusia, melainkan sebagai pedoman untuk menilai
dogmatika yang dimiliki orang lain, meskipun demikian dogmatika tersebut tidak dapat
dilepaskan dari segi sejarah pembentukan dogma itu sendiri.
4
2. Bagaimanakah Sifat Dasar Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
5
As-Sunnah sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada
tingkatan sumber hukum dibawah Al Qur'an. Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam itu
sendiri sebagai wahyu yang berasal dari Allah SWT, yang penjabarannya dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW. Sedangkan ra’yu atau akal fikiran sebagai alat untuk memahami Al-
Qur’an dan As-Sunnah.1
Al-quran adalah kitab suci yang isinya mengandung firman allah swt, turunnya
secara bertahap melalui malaikat jibril, pembawanya Nabi Muhammad saw,susunannya
dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri surat An-Nas,bagi yang membacanya bernilai
ibadah,fungsinya antara lain sebagai hujjah atau bukti yang kuat atas kerasulan nabi
Muhammad SAW, keberadaannya hingga kini masih terpelihara dengan
baik, permasyarakatannya dilakukan secara berantai dari satu generasi ke generasi lain
dengan tulisan maupun lisan2
1. Tauhid, yaitu kepercayaan ke-esaann Allah SWT dan semua kepercayaan yang
berhubungan dengan-Nya
2. Ibadah, yaitu semua bentuk perbuatan sebagai manifestasi dari kepercayaan ajaran
tauhid
3. Janji dan ancaman, yaitu janji pahala bagi orang yang percaya dan mau mengamalkan
isi Alquran dan ancaman siksa bagi orang yang mengingkari
1 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta:Grafindo, 2001 ), hal:46
2Ibid, Hal:48
6
4. Kisah umat terdahulu, seperti para Nabi dan Rasul dalam menyiaran syariat Allah SWT
maupun kisah orang-orang saleh ataupun kisah orang yang mengingkari kebenaran Alquran
agar dapat dijadikan pembelajaran.
2. Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia
dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesama manusia, serta manusia dengan
lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini tercermin dalam Rukun Islam dan disebut hukum
syara/syariat. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.
3. Hukum Khuluqiah, yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku normal manusia
dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk sosial. Hukum ini tercermin
dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Akhlaq atau Tasawuf.
Sedangkan khusus hukum syara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni:
1. Hukum ibadah, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT,
misalnya salat, puasa, zakat, dan haji
2. Hukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia dengan sesama manusia dan
alam sekitarnya.
7
h) Hukum aqdiyah (pengadilan).
b. As-sunnah
Sunnah adalah segala yang disandarkan pada Nabi Muhammad SAW baik
perkataan, perbuatan maupun taqrir, dalam sebuah definisi Sunnah juga bermakna
Hadist. Kedudukan Sunnah sebagai sumber ajaran Islam selain didasarkan pada keterangan
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist juga didasarkan pada kesepakatan para sahabat[5]. Sunnah
dibagi menjadi empat macam, yaitu:
4. Sunnah Hammiyah, yaitu sesuatu yang telah direncanakan akan dikerjakan tapi tidak
sampai dikerjakan
1. Ayat yang bersifat global yang memiliki perincian, maka hadist berfungsi sebagai
pengecuali terhadap isyarat Al-Qur’an yang global tersebut.
8
kasus tersebut. Dengan demikian pemahaman Al-Qur’an dan pemahaman ajaran Islam yang
seutuhnya tidak dapat dipisahkan tanpa mengikut sertakan hadist.5
Ijtihad berasal dari kata ijtihad yang berarti mencurahkan tenaga dan pikiran atau
bekerja semaksimal mungkin. Sedangkan Ijtihad sendiri berarti mencurahkan segala
kemampuan berfikir untuk mengeluarkan hukum syar’i dari dalil-dalil syara, yaitu Alquran
dan hadist. Hasil dari ijtihad merupakan sumber hukum ketiga setelah Alquran dan
hadist. Ijtihad dapat dilakukan apabila ada suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di
dalam Al-Qur’an maupun Hadist, maka dapat dilakukan ijtihad dengan menggunakan akal
pikiran dengan tetap mengacu pada Alquran dan hadist.6
2. Qiyas, yaitu berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan menyamakannya. Dengan
kata lain Qiyas dapat diartikan pula sebagai suatu upaya untuk membandingkan suatu perkara
dengan perkara lain yang mempunyai pokok masalah atau sebab akibat yang sama.
Contohnya adalah pada surat Al isra ayat 23 dikatakan bahwa perkataan ‘ah’, ‘cis’, atau ‘hus’
kepada orang tua tidak diperbolehkan karena dianggap meremehkan atau menghina, apalagi
sampai memukul karena sama-sama menyakiti hati orang tua.
3. Istihsan, yaitu suatu proses perpindahan dari suatu Qiyas kepada Qiyas lainnya yang
lebih kuat atau mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima untuk mencegah
5Muhaimin, Abdul Mujib, Yusuf Muzakkir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta:Kencana
Prenada Media Grup, 2007), hal:123
6 ibid, Hal:130
9
kemudharatan atau dapat diartikan pula menetapkan hukum suatu perkara yang menurut
logika dapat dibenarkan. Contohnya, menurut aturan syarak, kita dilarang mengadakan jual
beli yang barangnya belum ada saat terjadi akad. Akan tetapi menurut Istihsan, syarak
memberikan rukhsah (kemudahan atau keringanan) bahwa jual beli diperbolehkan dengan
system pembayaran di awal, sedangkan barangnya dikirim kemudian.
5. Sududz Dzariah, yaitu menurut bahasa berarti menutup jalan, sedangkan menurut istilah
adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi
kepentingan umat. Contohnya adalah adanya larangan meminum minuman keras walaupun
hanya seteguk, padahal minum seteguk tidak memabukan. Larangan seperti ini untuk
menjaga agar jangan sampai orang tersebut minum banyak hingga mabuk bahkan menjadi
kebiasaan.
6. Istishab, yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah ditetapkan di
masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum tersebut. Contohnya, seseorang
yang ragu-ragu apakah ia sudah berwudhu atau belum. Di saat seperti ini, ia harus berpegang
atau yakin kepada keadaan sebelum berwudhu sehingga ia harus berwudhu kembali karena
shalat tidak sah bila tidak berwudhu.
7. Urf, yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat), baik berupa perkataan
maupun perbuatan. Contohnya adalah dalam hal jual beli. Si pembeli menyerahkan uang
sebagai pembayaran atas barang yang telah diambilnya tanpa mengadakan ijab kabul karena
harga telah dimaklumi bersama antara penjual dan pembeli.
10
manusia diberi kebebasan untuk memilih. Apakah akan menerima atau menginkari dasar
kehidupannya sendiri. Ajaran Islam memiliki sifat khas yang berbeda dengan ajaran agama
lainnya yang menjadikannya menarik bagi manusia sepanjang umur dan zaman.7
Islam tidak memiliki mitologis, ajarannya cukup sedrhana dan dapat dipahami. Ajaran
Islam bersifat rasional yang dapat dijelaskan oleh logika dan penalaran, Islam merangsang
pemeluknya mempergunakan akal serta mendororng pemakaian intelek, sehingga jelaslah
bahwa Islam merupakan agama yang praktis dan tidak memprbolehkan manusia berpuas diri
dalam kesia-siaan.
Islam memberikan tuntunan bagi seluruh aspek kehidupan baik pribadi dan sosial,
moral dan material, ekonomi dan politik, legal dan kultural, serta nasional dan internasional.
11
f)Keajegan dan Perubahan
Yang dimaksud Keajegan dalam islam bukan berarti kaku, datar dalam setiap hal.
Islam bisa menerima perubahan, keduanya harus dijalankan secara seimbang, sehingga
prinsip islam tetap ada tanpa terganggu oleh perubahan yang ada.
Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Khasaais Al-Ammah Lil Islam menyebutkan
bahwa karakteristik ajaran Islam itu terdiri dari tujuh hal penting yang tidak terdapat dalam
agama lain dan ini pula yang menjadi salah satu sebab mengapa hingga sekarang ini begitu
banyak orang yang tertarik kepada Islam sehingga mereka menyatakan diri masuk ke dalam
Islam. Ini pula yang menjadi sebab mengapa hanya Islam satu-satunya agama yang tidak
“takut” dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Karena itu ketujuh karakteristik
ajaran Islam sangat penting untuk kita pahami.
1. Rabbaniyyah.
Allah Swt merupakan Rabbul alamin disebut juga dengan Rabbun nas dan banyak lagi
sebutan lainnya. Kalau karakteristik Islam itu adalah Rabbaniyyah itu artinya bahwa Islam
merupakan agama yang bersumber dari Allah Swt bukan dari manusia sedangkan Nabi
Muhammad Saw tidak membuat agama ini tapi beliau hanya menyampaikannya.
Karena itu ajaran Islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah telah
menjamin kemurnian Al-Qur’an.
12
Disamping itu seorang muslim tentu saja harus mengakui Allah SWT sebagai Rabb
dengan segala konsekuensinya yakni mengabdi hanya kepada-Nya sehingga dia menjadi
seorang yang rabbani dari arti memiliki sikap dan prilaku dari nilai-nilai yang datang dari
Allah SWT.
2. Insaniyyah.
Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia karena itu Islam merupakan
satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah manusia.Pada dasarnya tidak ada satupun
ajaran Islam yang bertentangan dengan jiwa manusia.
Prinsipnya manusia itu kan punya kecenderungan untuk cinta pada harta tahta wanita
dan segala hal yang bersifat duniawi semua itu tidak dilarang di dalam Islam namun harus
diatur keseimbangannya dengan keni’matan ukhrawi.
3. Syumuliyah.
Islam merupakan agama yang lengkap tidak hanya mengutamakan satu aspek lalu
mengabaikan aspek lainnya.Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari konsep Islam dalam
berbagai bidang kehidupan mulai dari urusan pribadi keluarga masyarakat sampai pada
persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara.
Kesyumuliyahan Islam tidak hanya dari segi ajarannya yang rasional dan mudah diamalkan
tapi juga keharusan menegakkan ajaran Islam dengan metodologi yang islami.Karena itu di
dalam Islam kita dapati konsep tentang dakwah jihad dan sebagainya.Dengan demikian
segala persoalan ada petunjuknya di dalam Islam.
4. Al Waqi’iyyah.
Karakteristik lain dari ajaran Islam adalah al waqi’iyyah ini menunjukkan bahwa
Islam merupakan agama yg dapat diamalkan oleh manusia atau dengan kata lain dapat
direalisir dalam kehidupan sehari-hari. Islam dapat diamalkan oleh manusia meskipun
mereka berbeda latar belakang kaya miskin pria wanita dewasa remaja anak-anak
berpendidikan tinggi berpendidikan rendah bangsawan rakyat biasa berbeda suku adat istiadat
dan sebagainya.
Disamping itu Islam sendiri tidak bertentangan dengan realitas perkembangan zaman bahkan
Islam menjadi satu-satunya agama yang mampu menghadapi dan mengatasi dampak negatif
dari kemajuan zaman.Ini berarti Islam agama yang tidak takut dengan kemajuan zaman.
13
5. Al Wasathiyah.
Di dunia ini ada agama yg hanya menekankan pada persoalan-persoalan tertentu ada
yang lebih mengutamakan masalah materi ketimbang rohani atau sebaliknya.Ada pula yang
lebih menekankan aspek logika daripada perasaan dan begitulah seterusnya.Allah Swt
menyebutkan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan umat yang seimbang dalam
beramal baik yang menyangkut pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran
maupun kebutuhan rohani.
6. Al Wudhuh.
Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adl konsepnya yang jelas.Kejelasan
konsep Islam membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran
Islam bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam dapat dijawab dgn jelas apalagi kalau
pertanyaan tersebut mengarah pada maksud merusak ajaran Isla itu sendiri.
Dalam masalah aqidah konsep Islam begitu jelas sehingga dgn aqidah yang mantap
seorang muslim menjadi terikat pada ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Konsep
syari’ah atau hukumnya juga jelas sehingga umat Islam dapat melaksanakan peribadatan
dengan baik dan mampu membedakan antara yang haq dengan yang bathil begitulah
seterusnya dalam ajaran Islam yang serba jelas apalagi pelaksanaannya dicontohkan oleh
Rasulullah Saw.
Di dalam Islam tergabung juga ajaran yg permanen dengan yang fleksibel . Yang
dimaksud dengan yang permanen adalah hal-hal yang tidak bisa diganggu gugat dia mesti
begitu misalnya shalat lima waktu yang mesti dikerjakan tapi dalam melaksanakannya ada
ketentuan yang bisa fleksibel misalnya bila seorang muslim sakit dia bisa shalat dgn duduk
atau berbaring kalau dalam perjalanan jauh bisa di Jama’ dan di Qashar dan bila tidak ada air
atau dengan sebab-sebab tertentu berwudhu bisa diganti dengan tayamum. Dengan demikian
menjadi jelas bagi kita bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang sempurna dan
kesempurnaan itu memang bisa dirasakan oleh penganutnya yang setia.9
14
D. Moralitas Islam dalam Ibadah, Pendidikan, Ilmu, dan Sosial
Pada prinsipnya moral tidak sama seperti akhlak yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadist secara mutlak.
Ibadah ialah upaya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta Allah SWT, dengan
menaati segala perintah-nya, dan menjauhi segala larangan-nya. Ibadah juga merupakan cara
untuk mensucikan diri, dasar dari pada ibadah adalah pengakuan bahwa manusia adalah
makhluk allah dan berkewajiban untuk mengabdi kepada-nya.sedang dalam ajaran islam
konsepsi ibadah berkaitan erat dengan pandangan bahwa landasan kehidupan adalah
keyakinan dan pemikiran yang benar, kesucian jiwa dan tindakan yang baik.
Islam memiliki ajaran khas dalam bidang pendidikan, islam memandang bahwa
pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki atau perempuan,tua atau
muda, dan berlangsung sepanjang hayat (long life education). Dalam bidang pendidikan
Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana,
dan lain sebagainya.
Dalam al-quran juga dijumpai berbagai metode pendidikan seperti metode ceramah,
Tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan,teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita,
hukuman, nasihat, dan sebagainya. Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan
materi yang diajarkan, dan dimaksud agar tidak membosankan anak didik.
15
Islam memiliki berbagai disiplin ilmu yaitu ilmu ke-islaman, yang termasuk ilmu
keislaman adalah ilmu Al-Qur’an atau tafsir, ilmu hadist, ilmu kalam, ilmu tasawuf, ilmu
filsafat, hokum Islam, sejarah dan kebudayaan islam, serta pendidikan Islam. Islam tidak
hanya memiliki satu atau dua aspek saja, tapi memiliki berbagai macam aspek baik itu aspek
teologi, ibadah, moral, mistisisme, filsafat, sejarah, kebudayaan dan lain sebagainya. Inilah
yang selanjutnya membawa kepada timbulnya berbagai jurusan dan fakultas di Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) maupun perguruan tinggi islam swasta di Indonesia.
Moralitas islam di bidang sosial yang paling menonjol karena ditunjukan untuk
kesejahteraan manusia. Dalam bidang sosial yang dibicarakan adalah hubungan manusia
dengan makhluk disekitarnya secara komprehensif, baik dalam keluarga, karib, maupun
masyarakat. Islam memiliki keleluasaan dalam berinteraksi dengan sesamanya, Islam juga
menjunjung tinggi tolong-menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran,
kesetiakawanan, kesamaan derjat, tenggang rasa, dan kebersamaan.10
Selain itu ada pula yang mempersepsikan pembaruan Islam dengan upaya
mencocokkan kehendak al-quran dan hadist dengan kehendak orang yang menafsirkannya,
bukan mengajak orang untuk hidup denan berpedoman pada al-quran dan hadist. persepsi
demikian hingga kini masih dipegang terus oleh sebagian umat Islam tradisional, tanpa mau
melakukan dialog atau diskusi dengan tokoh pembaru dalam islam, sehingga muncullah
istilah kaum modernis dan kaum tradisional.
16
keagamaan islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi modern.
Selain itu pembaruan dalam Islam dapat pula berarti mengubah keadaan umat agar
mengikuti ajaran yang terdapat didalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hal ini perlu
dilakukan, karena terjadi kesenjangan antara yang dikehendaki Al-Qur’an dengan kenyataan
yang terjadi di masyarakat. Misalnya Al-Qur’an mendorong umatnya agar menguasai ilmu
agama dan ilmu pengetahuan modern serta tekhnologi secara seimbang hidup bersatu, rukun
dan damai sebagai suatu keluarga besar, bersikap dinamis, kreatif, inovatif, demokratis,
terbuka, menghargai pendapat orang lain, menyukai kebersihan dan lain sebagainya. namun
kenyataan umat menunjukkan keadaan yang berbeda. sebagian besar umat Islam hanya
menguasai pengetahuan agama sedangkan ilmu pengetahuan modern tidak dikuasainya
bahkan memusuhinya. Hidup dalam pertentangan dan peperangan, saling bermusuhan, statis,
bersikap dictator, kurang menghagai waktu, kurang terbuka dan lain sebagainya. Sikap dan
pandangan hidup umat demikian jelas tidak sejalan dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Dengan demikian, maka pembaruan Islam mengandung maksud mengembalikan sikap dan
pandangan hidup umat agar sejalan dengan petunjuk al-quran dan as-sunnah.11
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa islam itu adalah Agama yang betul-betul
hak disisi allah, yang menyempurnakan agama-agama terdahulu. Islam memiliki sumber
ajaran yaitu Al-quran dan Hadist, selain itu juga digunakan ro’yu atau akal pikiran untuk
menetapkan hokum yang tidak ditemui dalam al-qur’an dan hadist.Islam juga mempunyai
karakteristik yang unik dan menarik yang dapat dikaji secara Normativitas dan Historitas.
Islam juga mempunyai Moralitas yang kukuh dan menyeluruh, prinsip dasarnya dan
ajaran-ajarannya bersifat selaras dan seimbang. Islam juga mengenal adanya berbagai
pembaharuan atau modernisitas akibat adanya kemajuan Ilmu pengetahuan dan Teknologi,
tetapi pembaharuan yang dimaksud bukan dengan meninggalkan prinsip pokok ajaran Islam
atau aturan-aturan yang telah ditentukan oleh Allah SWT, akan tetapi dengan meninggalkan
tradisi lama.
DAFTAR PUSTAKA
18
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta: Grafindo, 2001 )
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2001)
19