Anda di halaman 1dari 19

Sumber Dan Karakteristik Islam

Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metodologi Studi Islam

Dosen Pengampu
Suhardiman.S.Pd , M.S.I.

Kelas HKI II/B


Disusun Oleh Kelompok IV :
Abi Sugara (11912063)
Ahmat Yusuf Al Amin (11912050)

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONTIANAK
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................4
B.     Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C.    Tujuan Penulisan........................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Sumber Ajaran Islam....................................................................................................................6
1. Sumber Ajaran Islam Primer.....................................................................................................6
2.      Sumber Ajaran Islam Sekunder..........................................................................................10
B. Sifat Dasar Ajaran Islam.............................................................................................................11
C. Karakter Islam antara Normativitas dan Historitas......................................................................13
D. Moralitas Islam dalam Ibadah, Pendidikan, Ilmu, dan Sosial......................................................16
E. Islam dan Wacana Pembaharuan.................................................................................................18
BAB III................................................................................................................................................20
PENUTUP...........................................................................................................................................20
A.    Kesimpulan..............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................20

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan
kekuatan dan keteguhan hati kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahan kepada nabi Muhammad saw.
Yang menjadi tauladan para umat manusia yang merindukan keindahan syurga.

kami menulis makalah ini bertujuan sebagai, salah satu syarat untuk mendapatkan
nilai pada mata kuliah” metedologi studi islam’’ pada jurusan Hukum keluarga islam,
fakultas syariah, IAIN Pontianak, serta dapat memperluas wawasan dan pengetahuan dari
rekan-rekan mahasiswa yang lain pemahamannya tentang materi ini.

Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama di


sebabkan kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat dari kesunguhan dalam menyelesaikan
makalah ini, akhirnya dapat di selsaikan dengan baik. kami menyadari, sebagai seorang
mahasiswa yang pengetahuannya tidak seberapa yang masih perlu belajar dalam penulisan
makalah, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.! oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang positif" demi terciptanya makalah yang lebih baik
lagi, serta berdayaguna di masa yang akan datang. besar harapan, mudah -mudahan makalah
yang sangat sederhanaini dapat bermanfaat dan maslahat bagi semua orang.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pontianak,18 maret 2020

Kelompok IV

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Islam merupakan agama yang benar-benar bersumber dari Allah SWT, yang tidak ada
keraguan sedikit pun mengenai keberadaannya.Islam lahir sebagai agama yang
menyempurnakan agama-agama terdahulu yang sudah banyak dikotori oleh campur tangan
pemeluknya sendiri.

Pemahaman terhadap keIslaman selama ini dipahami sebagai dogma yang baku dan
menjadi suatu norma yang tidak dapat dikritik, dan dijadikan sebagai pedoman mutlak yang
tidak saja mengatur tingkah laku manusia, melainkan sebagai pedoman untuk menilai
dogmatika yang dimiliki orang lain, meskipun demikian dogmatika tersebut tidak dapat
dilepaskan dari segi sejarah pembentukan dogma itu sendiri.

Kecenderungan salah penafsiran terhadap norma mengakibatkan truth claim, dimana


klaim mengasumsikan bahwa tidak ada kebenaran dan keselamatan manusia kecuali dalam
agamanya. Dogmatika yang dipahami secara fanatik tersebut disosialisasikan sejak dini dan
dilaksanakan dalam kehidupan manusia. Sehingga norma dan tingkah laku umat beragama
terkotak, di satu sisi ia menekankan ketertundukan dengan mematikan potensi berfikir, tetapi
di sisi yang lain terjadi pemberhalaan sedemikian rupa yang menyebabkan doktrin tersebut
menjadi pembatas kesatuan antar manusia. Sehingga agama yang sebenarnya pada esensinya
sebagai bentuk ekspresi religiousitas, dimana makna cinta kemanusiaan menjadi inti dari
agama, berubah menjadi sumber konflik atas nama Tuhan.

Dengan fenomena diatas penyusun ingin mengankat permaslahan ini dengan


mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul “Sumber dan Karakteristik Islam”.

B.     Rumusan Masalah


1.      Apa Sumber Ajaran Islam Primer dan Sekunder?

4
2.      Bagaimanakah Sifat Dasar Islam?

3.      Bagaimanakah Karakter Islam antara Normativitas dan Historitas?

4.      Bagaimanakah Moralitas Islam dalam Ibadah, Pendidikan, Ilmu dan Sosial?

5.      Bagaimanakah Islam dalam wacana Pembaharuan?

C.    Tujuan Penulisan


1.      Memberitahukan kepada Pembaca apa saja Sumber Ajaran Islam baik Primer maupun
Sekunder.

2.      Mengetahui Sifat Dasar Islam.

3.      Mengetahu Karakter Islam antara Normativitas dan Historitas.

4.      Mengetahui moralitas Islam dalam Ibadah, Pendidikan, Ilmu, dan Sosial.

5.      Mengetahui Islam dalam wacana Pembaharuan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sumber Ajaran Islam


Islam merupakan nama suatu agama yang berasal dari Allah SWT, dikalangan ulama 
terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran Islam yang utama adalah Al-Qur’an, sedangkan

5
As-Sunnah sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada
tingkatan sumber hukum dibawah Al Qur'an. Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam itu
sendiri sebagai wahyu yang berasal dari Allah SWT, yang penjabarannya dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW. Sedangkan ra’yu atau akal fikiran sebagai alat untuk memahami Al-
Qur’an dan As-Sunnah.1

1. Sumber Ajaran Islam Primer


a. Al-Qur’an

Al-quran adalah kitab suci yang isinya mengandung firman allah swt, turunnya
secara bertahap melalui malaikat jibril, pembawanya Nabi Muhammad saw,susunannya
dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri surat An-Nas,bagi yang membacanya bernilai
ibadah,fungsinya antara lain sebagai hujjah atau bukti yang kuat atas kerasulan nabi
Muhammad SAW, keberadaannya hingga kini masih terpelihara dengan
baik, permasyarakatannya dilakukan secara berantai dari satu generasi ke generasi lain
dengan tulisan maupun lisan2

Tujuan diturunkannya Al-Qur’an untuk menjadi pedoman bagi kehidupan umat


manusia, sehingga mencapai kesejahteraan didunia m aupun diakhirat dan tiada keraguan
didalamnya. Sebagaimana allah berfirman dalam Qs. Al-Baqarah:2

Artinya:“Kitab tersebut (al-quran) tiada keraguan didalamnya, petunjuk bagi orang-


orang yang bertaqwa.”(Qs al-baqarah:2)3

Pokok-pokok kandungan dalam Al-quran antara lain:

1.      Tauhid, yaitu kepercayaan ke-esaann Allah SWT dan semua kepercayaan yang
berhubungan dengan-Nya

2.      Ibadah, yaitu semua bentuk perbuatan sebagai manifestasi dari kepercayaan ajaran
tauhid

3.      Janji dan ancaman, yaitu janji pahala bagi orang yang percaya dan mau mengamalkan
isi Alquran dan ancaman siksa bagi orang yang mengingkari
1 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta:Grafindo, 2001 ), hal:46
2Ibid, Hal:48

3 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2008)

6
4.      Kisah umat terdahulu, seperti para Nabi dan Rasul dalam menyiaran syariat Allah SWT
maupun kisah orang-orang saleh ataupun kisah orang yang mengingkari kebenaran Alquran
agar dapat dijadikan pembelajaran.

Al-Quran mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:

1.      Hukum I’tiqadiah, yakni hukum yang mengatur hubungan rohaniah manusia dengan


Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan akidah/ keimanan. Hukum ini tercermin dalam
Rukun Iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, atau Ilmu
Kalam.

2.      Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia
dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesama manusia, serta manusia dengan
lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini tercermin dalam Rukun Islam dan disebut hukum
syara/syariat. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.

3.      Hukum Khuluqiah, yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku normal manusia
dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk sosial. Hukum ini tercermin
dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Akhlaq atau Tasawuf.

Sedangkan khusus hukum syara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni:

1.      Hukum ibadah, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT,
misalnya salat, puasa, zakat, dan haji

2.      Hukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia dengan sesama manusia dan
alam sekitarnya.

Termasuk ke dalam hukum muamalat adalah sebagai berikut:

a)    Hukum munakahat (pernikahan).

b)   Hukum faraid (waris).

c)   Hukum jinayat (pidana).

d)   Hukum hudud (hukuman).

e)   Hukum jual-beli dan perjanjian.

f)    Hukum tata Negara/kepemerintahan

g)   Hukum makanan dan penyembelihan.

7
h)   Hukum aqdiyah (pengadilan).

i)    Hukum jihad (peperangan).

j)    Hukum dauliyah (antarbangsa).4

b. As-sunnah

Sunnah adalah segala yang disandarkan pada Nabi Muhammad SAW baik
perkataan, perbuatan maupun taqrir, dalam sebuah definisi Sunnah juga bermakna
Hadist. Kedudukan Sunnah sebagai sumber ajaran Islam selain didasarkan pada keterangan
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist juga didasarkan pada kesepakatan para sahabat[5]. Sunnah
dibagi menjadi empat macam, yaitu:

1.      Sunnah Qauliyah, yaitu semua perkataan Rasulullah

2.      Sunnah Fi’liyah, yaitu semua perbuatan Rasulullah

3.      Sunnah Taqririyah, yaitu penetapan dan pengakuan Rasulullah terhadap pernyataan


ataupun perbuatan orang lain

4.      Sunnah Hammiyah, yaitu sesuatu yang telah direncanakan akan dikerjakan tapi tidak
sampai dikerjakan

Sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur’an, As-Sunnah memiliki fungsi


yang sejalan dengan Al-Qur’an. Keberadaan As-Sunnah tidak dapat dilepaskan dari adanya
sebagian dari ayat Al-Qur’an yaitu:

1.      Ayat yang bersifat global yang memiliki perincian, maka hadist berfungsi sebagai
pengecuali terhadap isyarat Al-Qur’an yang global tersebut.

2.      Ayat yang bersifat umum (menyeluruh) yang menghendaki pengecualian, maka hadist


berfungsi sebagai pengecuali terhadap isyarat Al-Qur’an yang bersifat umum.

3.      Isyarat Al-Qur’an yang mengandung makna lebih dari satu (musytarak) yang


menghendaki penetapan makna. Bahkan terdapat sesuatu yang secara khusus tidak dijumpai
keterangannya dari Al-Qur’an, maka Hadist berperan sebagai pemberi informasi terhadap

4 http\\www.hikmatun.wordpress.com\pengertian al-qur’an  diunduh 16 Maret 2020

8
kasus tersebut. Dengan demikian pemahaman Al-Qur’an dan pemahaman ajaran Islam yang
seutuhnya tidak dapat dipisahkan tanpa mengikut sertakan hadist.5

2.      Sumber Ajaran Islam Sekunder


a. Ijtihad

Ijtihad berasal dari kata ijtihad yang berarti mencurahkan tenaga dan pikiran atau
bekerja semaksimal mungkin. Sedangkan Ijtihad sendiri berarti mencurahkan segala
kemampuan berfikir untuk mengeluarkan hukum syar’i dari dalil-dalil syara, yaitu Alquran
dan hadist. Hasil dari ijtihad merupakan sumber hukum ketiga setelah Alquran dan
hadist. Ijtihad dapat dilakukan apabila ada suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di
dalam Al-Qur’an maupun Hadist, maka dapat dilakukan ijtihad dengan menggunakan akal
pikiran dengan tetap mengacu pada Alquran dan hadist.6

Macam-macam ijtidah yang dikenal dalam syariat islam, yaitu

1.      Ijma’, yaitu menurut bahasa artinya sepakat, setuju, atau sependapat. Sedangkan


menurut istilah adalah kebulatan pendapat ahli ijtihad umat Nabi Muhammad SAW sesudah
beliau wafat pada suatu masa, tentang hukum suatu perkara dengan cara musyawarah. Hasil
dari Ijma’ adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang
untuk diikuti seluruh umat.

2.      Qiyas, yaitu berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan menyamakannya. Dengan
kata lain Qiyas dapat diartikan pula sebagai suatu upaya untuk membandingkan suatu perkara
dengan perkara lain yang mempunyai pokok masalah atau sebab akibat yang sama.
Contohnya adalah pada surat Al isra ayat 23 dikatakan bahwa perkataan ‘ah’, ‘cis’, atau ‘hus’
kepada orang tua tidak diperbolehkan karena dianggap meremehkan atau menghina, apalagi
sampai memukul karena sama-sama menyakiti hati orang tua.

3.      Istihsan, yaitu suatu proses perpindahan dari suatu Qiyas kepada Qiyas lainnya yang
lebih kuat atau mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima untuk mencegah

5Muhaimin, Abdul Mujib, Yusuf Muzakkir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta:Kencana
Prenada Media Grup, 2007), hal:123

6 ibid, Hal:130

9
kemudharatan atau dapat diartikan pula menetapkan hukum suatu perkara yang menurut
logika dapat dibenarkan. Contohnya, menurut aturan syarak, kita dilarang mengadakan jual
beli yang barangnya belum ada saat terjadi akad. Akan tetapi menurut Istihsan, syarak
memberikan rukhsah (kemudahan atau keringanan) bahwa jual beli diperbolehkan dengan
system pembayaran di awal, sedangkan barangnya dikirim kemudian.

4.      Mushalat Murshalah, yaitu menurut bahasa berarti kesejahteraan umum. Adapun


menurut istilah adalah perkara-perkara yang perlu dilakukan demi kemaslahatan manusia.
Contohnya, dalam Al Quran maupun Hadist tidak terdapat dalil yang memerintahkan untuk
membukukan ayat-ayat Al Quran. Akan tetapi, hal ini dilakukan oleh umat Islam demi
kemaslahatan umat.

5.      Sududz Dzariah, yaitu menurut bahasa berarti menutup jalan, sedangkan menurut istilah
adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi
kepentingan umat. Contohnya adalah adanya larangan meminum minuman keras walaupun
hanya seteguk, padahal minum seteguk tidak memabukan. Larangan seperti ini untuk
menjaga agar jangan sampai orang tersebut minum banyak hingga mabuk bahkan menjadi
kebiasaan.

6.      Istishab, yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah ditetapkan di
masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum tersebut. Contohnya, seseorang
yang ragu-ragu apakah ia sudah berwudhu atau belum. Di saat seperti ini, ia harus berpegang
atau yakin kepada keadaan sebelum berwudhu sehingga ia harus berwudhu kembali karena
shalat tidak sah bila tidak berwudhu.

7.      Urf, yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat), baik berupa perkataan
maupun perbuatan. Contohnya adalah dalam hal jual beli. Si pembeli menyerahkan uang
sebagai pembayaran atas barang yang telah diambilnya tanpa mengadakan ijab kabul karena
harga telah dimaklumi bersama antara penjual dan pembeli.

B. Sifat Dasar Ajaran Islam


Konsep dasar ajaran islam adalah seluruh alam semsta diciptakan oleh Allah SWT
yang merupakan Tuhan dan Penguasa Alam Semesta, dan dia pula yang mengcukupinya.
Diciptakannya manusia, dan masing-masing manusia diberi umur tertentu, Allah SWT telah
menentukan kode kehidupan tertentu yang paling bagi manusia, tetapipada saat yang sama

10
manusia diberi kebebasan untuk memilih. Apakah akan menerima atau menginkari dasar
kehidupannya sendiri. Ajaran Islam memiliki sifat khas yang berbeda dengan ajaran agama
lainnya yang menjadikannya menarik bagi manusia sepanjang umur dan zaman.7

Sifat Dasar Ajaran Islam antara lain:

a) Kesederhanaan, Rasionalitas, dan Praktis

Islam tidak memiliki mitologis, ajarannya cukup sedrhana dan dapat dipahami. Ajaran
Islam bersifat rasional yang dapat dijelaskan oleh logika dan penalaran, Islam merangsang
pemeluknya mempergunakan akal serta mendororng pemakaian intelek, sehingga jelaslah
bahwa Islam merupakan agama yang praktis dan tidak memprbolehkan manusia berpuas diri
dalam kesia-siaan.

b) Kesatuan antara Materi dan Rohani

Islam mendorong manusia untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, tidak


memisahkan yang material dengan yang moral, yang dunia dengan yang ukhrowi, dan
mengajak manusia agar selalu mencurahkan tenaga untuk mengkontruksikan kehidupan atas
dasar moral; yang sehat. Dengan demikian islam menyuruh untuk memadukan antara
kehidupan moral dan materi. Sehingga keduanya saling selaras dan memberi kemamfa’atan,
bukan dengan kehidupan Asketisme (Kepertapaan) maupun dengan idiologi materialistik
yang dpat mengabaikan sisi moral dan spiritual kehidupan.

c) Sebuah Cara Hidup yang Lengkap

Islam memberikan tuntunan bagi seluruh aspek kehidupan baik pribadi dan sosial,
moral dan material, ekonomi dan politik, legal dan kultural, serta nasional dan internasional.

d) Keseimbangan antara Pribadi dan Masyarakat

Islam menciptakan keserasian dan keseimbangan anatara individualisme dan


kolektivisme, keduanya mempunyai hak dan kewajiban sehingga harus ditunaikan secara
selaras dan sebaik-baiknya.

e) Universalitas dan Humanisme

Islam bersifat menyeluruh dan sangat menjunjung tinggi kemanusiaan, menghendaki


perdamaiaan dan persatuan umat.

7 Pokok Khursyid Ahmad, Prinsip-Prinsip Islam, (Jakarta:CV. Rajawali, 1989); Hal:89

11
f)Keajegan dan Perubahan

Yang dimaksud Keajegan dalam islam bukan berarti kaku, datar dalam setiap hal.
Islam bisa menerima perubahan, keduanya harus dijalankan secara seimbang, sehingga
prinsip islam tetap ada tanpa terganggu oleh perubahan yang ada.

C. Karakter Islam antara Normativitas dan Historitas


Karakteristik Normatif, yaitu Karakteristik yang memandang agama dari segi
ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang didalamnya terdapat penalaran manusia.
Islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenali melalui konsepnya dalam
berbagai bidang, seperti bidang agama, ibadah, muammalah, yang didalamnya mencakup
masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, sosial, politik, ekonomi, lingkungan
hidup,dan kesehatan.

Sedangkan Karekteristik Historis, yaitu Ilmu yang didalamnya membahas berbagai


peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari
peristiwa tersebut.8

Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Khasaais Al-Ammah Lil Islam menyebutkan
bahwa karakteristik ajaran Islam itu terdiri dari tujuh hal penting yang tidak terdapat dalam
agama lain dan ini pula yang menjadi salah satu sebab mengapa hingga sekarang ini begitu
banyak orang yang tertarik kepada Islam sehingga mereka menyatakan diri masuk ke dalam
Islam. Ini pula yang menjadi sebab mengapa hanya Islam satu-satunya agama yang tidak
“takut” dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Karena itu ketujuh karakteristik
ajaran Islam sangat penting untuk kita pahami.

1. Rabbaniyyah.

Allah Swt merupakan Rabbul alamin disebut juga dengan Rabbun nas dan banyak lagi
sebutan lainnya. Kalau karakteristik Islam itu adalah Rabbaniyyah itu artinya bahwa Islam
merupakan agama yang bersumber dari Allah Swt bukan dari manusia sedangkan Nabi
Muhammad Saw tidak membuat agama ini tapi beliau hanya menyampaikannya.

Karena itu ajaran Islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah telah
menjamin kemurnian Al-Qur’an.

8 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta:Grafindo, 2001 ),Hal:50

12
Disamping itu seorang muslim tentu saja harus mengakui Allah SWT sebagai Rabb
dengan segala konsekuensinya yakni mengabdi hanya kepada-Nya sehingga dia menjadi
seorang yang rabbani dari arti memiliki sikap dan prilaku dari nilai-nilai yang datang dari
Allah SWT.

2. Insaniyyah.

Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia karena itu Islam merupakan
satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah manusia.Pada dasarnya tidak ada satupun
ajaran Islam yang bertentangan dengan jiwa manusia.

Prinsipnya manusia itu kan punya kecenderungan untuk cinta pada harta tahta wanita
dan segala hal yang bersifat duniawi semua itu tidak dilarang di dalam Islam namun harus
diatur keseimbangannya dengan keni’matan ukhrawi.

3. Syumuliyah.

 Islam merupakan agama yang lengkap tidak hanya mengutamakan satu aspek lalu
mengabaikan aspek lainnya.Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari konsep Islam dalam
berbagai bidang kehidupan mulai dari urusan pribadi keluarga masyarakat sampai pada
persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara.

Kesyumuliyahan Islam tidak hanya dari segi ajarannya yang rasional dan mudah diamalkan
tapi juga keharusan menegakkan ajaran Islam dengan metodologi yang islami.Karena itu di
dalam Islam kita dapati konsep tentang dakwah jihad dan sebagainya.Dengan demikian
segala persoalan ada petunjuknya di dalam Islam.

4. Al Waqi’iyyah.

Karakteristik lain dari ajaran Islam adalah al waqi’iyyah ini menunjukkan bahwa
Islam merupakan agama yg dapat diamalkan oleh manusia atau dengan kata lain dapat
direalisir dalam kehidupan sehari-hari. Islam dapat diamalkan oleh manusia meskipun
mereka berbeda latar belakang kaya miskin pria wanita dewasa remaja anak-anak
berpendidikan tinggi berpendidikan rendah bangsawan rakyat biasa berbeda suku adat istiadat
dan sebagainya.

Disamping itu Islam sendiri tidak bertentangan dengan realitas perkembangan zaman bahkan
Islam menjadi satu-satunya agama yang mampu menghadapi dan mengatasi dampak negatif
dari kemajuan zaman.Ini berarti Islam agama yang tidak takut dengan kemajuan zaman.

13
5. Al Wasathiyah.

Di dunia ini ada agama yg hanya menekankan pada persoalan-persoalan tertentu ada
yang lebih mengutamakan masalah materi ketimbang rohani atau sebaliknya.Ada pula yang
lebih menekankan aspek logika daripada perasaan dan begitulah seterusnya.Allah Swt
menyebutkan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan umat yang seimbang dalam
beramal baik yang menyangkut pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran
maupun kebutuhan rohani.

6. Al Wudhuh.

Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adl konsepnya yang jelas.Kejelasan
konsep Islam membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran
Islam bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam dapat dijawab dgn jelas apalagi kalau
pertanyaan tersebut mengarah pada maksud merusak ajaran Isla itu sendiri.

Dalam masalah aqidah konsep Islam begitu jelas sehingga dgn aqidah yang mantap
seorang muslim menjadi terikat pada ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Konsep
syari’ah atau hukumnya juga jelas sehingga umat Islam dapat melaksanakan peribadatan
dengan baik dan mampu membedakan antara yang haq dengan yang bathil begitulah
seterusnya dalam ajaran Islam yang serba jelas apalagi pelaksanaannya dicontohkan oleh
Rasulullah Saw.

7. Al Jam’u Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah.

Di dalam Islam tergabung juga ajaran yg permanen dengan yang fleksibel . Yang
dimaksud dengan yang permanen adalah hal-hal yang tidak bisa diganggu gugat dia mesti
begitu misalnya shalat lima waktu yang mesti dikerjakan tapi dalam melaksanakannya ada
ketentuan yang bisa fleksibel misalnya bila seorang muslim sakit dia bisa shalat dgn duduk
atau berbaring kalau dalam perjalanan jauh bisa di Jama’ dan di Qashar dan bila tidak ada air
atau dengan sebab-sebab tertentu berwudhu bisa diganti dengan tayamum. Dengan demikian
menjadi jelas bagi kita bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang sempurna dan
kesempurnaan itu memang bisa dirasakan oleh penganutnya yang setia.9

9 Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia, sumber file al_islam.chm.

14
D. Moralitas Islam dalam Ibadah, Pendidikan, Ilmu, dan Sosial
Pada prinsipnya moral tidak sama seperti akhlak yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadist secara mutlak.

1. Moralitas ibadah dalam islam

            Ibadah ialah upaya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta Allah SWT, dengan
menaati segala perintah-nya, dan menjauhi segala larangan-nya. Ibadah juga merupakan cara
untuk mensucikan diri, dasar dari pada ibadah adalah pengakuan bahwa manusia adalah
makhluk allah dan berkewajiban untuk mengabdi kepada-nya.sedang dalam ajaran islam
konsepsi ibadah berkaitan erat dengan pandangan bahwa landasan kehidupan adalah
keyakinan dan pemikiran yang benar, kesucian jiwa dan tindakan yang baik.

Ibadah di dalam Islam tidak disyari’atkan untuk mem-persempit atau mempersulit


manusia, dan tidak pula untuk menjatuhkan mereka di dalam kesulitan.Akan tetapi ibadah itu
disyari’atkan untuk berbagai hikmah yang agung, kemashlahatan besar yang tidak dapat
dihitung jumlahnya. Pelaksanaan ibadah dalam Islam semua adalah mudah.

Diantara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah mebersihkan jiwa dan


menyucikannya, dan mengangkat ke derajat yang lebih tinggi menuju kesempurnaan
manusiawi.

2. Moralitas Islam dalam Pendidikan

                                    Islam memiliki ajaran khas dalam bidang pendidikan, islam memandang bahwa
pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki atau perempuan,tua atau
muda, dan berlangsung sepanjang hayat (long life education). Dalam bidang pendidikan
Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana,
dan lain sebagainya.

            Dalam al-quran juga dijumpai berbagai metode pendidikan seperti metode ceramah,
Tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan,teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita,
hukuman, nasihat, dan sebagainya. Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan
materi yang diajarkan, dan dimaksud agar tidak membosankan anak didik.

3. Moralitas Islam dalam Ilmu

15
 Islam memiliki berbagai disiplin ilmu yaitu ilmu ke-islaman, yang termasuk ilmu
keislaman adalah ilmu Al-Qur’an atau tafsir, ilmu hadist, ilmu kalam, ilmu tasawuf, ilmu
filsafat, hokum Islam, sejarah dan kebudayaan islam, serta pendidikan Islam. Islam tidak
hanya memiliki satu atau dua aspek saja, tapi memiliki berbagai macam aspek baik itu aspek
teologi, ibadah, moral, mistisisme, filsafat, sejarah, kebudayaan dan lain sebagainya. Inilah
yang selanjutnya membawa kepada timbulnya berbagai jurusan dan fakultas  di Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) maupun perguruan tinggi islam swasta di Indonesia.

4. Moralitas Islam dalam Sosial

Moralitas islam di bidang sosial yang paling menonjol karena ditunjukan untuk
kesejahteraan manusia. Dalam bidang sosial yang dibicarakan adalah hubungan manusia
dengan makhluk disekitarnya secara komprehensif, baik dalam keluarga, karib, maupun
masyarakat. Islam memiliki keleluasaan dalam berinteraksi dengan sesamanya, Islam juga
menjunjung tinggi tolong-menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran,
kesetiakawanan, kesamaan derjat, tenggang rasa, dan kebersamaan.10

E. Islam dan Wacana Pembaharuan


Pada sebagian umat islam tradisional hingga saat ini tampak ada perasaan masih
belum mau menerima apa yang dimaksud dengan pembaruan islam.hal ini, antara lain
disebabkan karena salah persepsi dalam memahahami arti pembaruan islam.mereka
memandang bahwa pembaruan islam adalah membuang ajaran islam yang lama dan
menggantinya dengan ajaran islam yang baru.

 Selain itu ada pula yang mempersepsikan pembaruan Islam dengan upaya
mencocokkan kehendak al-quran dan hadist dengan kehendak orang yang menafsirkannya,
bukan mengajak orang untuk hidup denan berpedoman pada al-quran dan hadist. persepsi
demikian hingga kini masih dipegang terus oleh sebagian umat Islam tradisional, tanpa mau
melakukan dialog atau diskusi dengan tokoh pembaru dalam islam, sehingga muncullah
istilah kaum modernis dan kaum tradisional.

Pada dasarnya pembaruan islam bukan sebagaimanayang dipersepsikan oleh sebagian


kaum tradisional diatas.pembaruan islam adalah upaya-upaya untuk menyesuaikan paham

10 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta:Grafindo, 2001 ),Hal:97

16
keagamaan islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi modern.

Selain itu pembaruan dalam Islam dapat pula berarti mengubah keadaan umat agar
mengikuti ajaran yang terdapat didalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hal ini perlu
dilakukan, karena terjadi kesenjangan antara yang dikehendaki Al-Qur’an dengan kenyataan
yang terjadi di masyarakat. Misalnya Al-Qur’an mendorong umatnya agar menguasai ilmu
agama dan ilmu pengetahuan modern serta tekhnologi secara seimbang hidup bersatu, rukun
dan damai sebagai suatu keluarga besar, bersikap dinamis, kreatif, inovatif, demokratis,
terbuka, menghargai pendapat orang lain, menyukai kebersihan dan lain sebagainya. namun
kenyataan umat menunjukkan keadaan yang berbeda. sebagian besar umat Islam hanya
menguasai pengetahuan agama sedangkan ilmu pengetahuan modern tidak dikuasainya
bahkan memusuhinya. Hidup dalam pertentangan dan peperangan, saling bermusuhan, statis,
bersikap dictator, kurang menghagai waktu, kurang terbuka dan lain sebagainya. Sikap dan
pandangan hidup umat demikian jelas tidak sejalan dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Dengan demikian, maka pembaruan Islam mengandung maksud mengembalikan sikap dan
pandangan hidup umat agar sejalan dengan petunjuk al-quran dan as-sunnah.11

11 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, (Jakarta:bulan Bintang, 2001), Hal:225

17
BAB III

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa islam itu adalah Agama yang betul-betul
hak disisi allah, yang menyempurnakan agama-agama terdahulu. Islam memiliki sumber
ajaran yaitu Al-quran dan Hadist, selain itu juga digunakan ro’yu atau akal pikiran untuk
menetapkan hokum yang tidak ditemui dalam al-qur’an dan hadist.Islam juga mempunyai
karakteristik yang unik dan menarik yang dapat dikaji secara Normativitas dan Historitas.

Islam juga mempunyai Moralitas yang kukuh dan menyeluruh, prinsip dasarnya dan
ajaran-ajarannya bersifat selaras dan seimbang. Islam juga mengenal adanya berbagai
pembaharuan atau modernisitas akibat adanya kemajuan Ilmu pengetahuan dan Teknologi,
tetapi pembaharuan yang dimaksud bukan dengan meninggalkan prinsip pokok ajaran Islam
atau aturan-aturan yang telah ditentukan oleh Allah SWT, akan tetapi dengan meninggalkan
tradisi lama.

DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta:Grafindo, 2001)


Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra,
2008)
http\\www.hikmatun.wordpress.com\pengertian Al-Qur’an
Muhaimin, Abdul Mujib, Yusuf Muzakkir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2007)
“Ijtihad,” www.wikipedia.com
Khursyid Ahmad, Prinsip-Prinsip Pokok Islam, (Jakarta: CV. Rajawali, 1989)
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta: Grafindo, 2001 )
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia,  sumber file al_islam.chm.

18
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta: Grafindo, 2001 )
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2001)

19

Anda mungkin juga menyukai