Anda di halaman 1dari 15

SUMBER DAN KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM

DI SUSUN UTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH

METODOLOGI STUDI ISLAM

DOSEN PENGAMPU : NURUL HIKMAH M.PD.I

Oleh: YUNITA

NIM : 2011120141

MELA ROSMALINA

NIM : 2011120161

HANIFA LAUDIA SAHARI

NIM :2051120142

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

TAHUN 2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….........i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………....I

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...….I

C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………I

BAB II PEMBAHASAN

A. Sumber Ajaran Islam : Primer dan Sekunder………………………………...2

B.Sifat Dasar Ajaran Islam………………………………………………..………...3

C. Karakter Islam : Normativitas Dan Historisitas………………………………8

D. Moralitas Islam : Ibadah,Pendidikan,Ilmu dan Sosial…..…………………………

E. Islam Dan Wacana


Pembaharuan………………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….

B. Saran………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr,wb.

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah swt senantiasa kita ucapkan, karena
dengan izin dan karunia_nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Sumber dan
karakteristik ajaran islam” ini Sholawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah saw ,
beserta keluarga para sahabat dan seluruh umatnya sampai akhir zaman . makalah ini di buat gua
memenuhi salah satu tugas presentasi mata kuliah “ Metodologi studi islam”

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui “Sumber dan karakteristik ajaran
islam”penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya , baik dari segi
penulisan maupun materi untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima demi
penyempurnaa pembuatan makalah ini.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Nurul Hikmah M.P,D.I selaku dosen
pengampu mata kuliah Metodologi studi islam yang telah memberikan tugas ini , sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan penulis sesuai bidang studi yang di tekuni . selain itu,
penulis juga berterimakasih kepada pihak pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
pembuatan makalah ini , semoga memperoleh balaan yang berlipat ganda dari Allah swt. Aamiin

Dengan kerendahan hati , penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
pembuatan makalah . Diharapkan untuk terbuka atas kritik dan saran nya agar dapat menjadi
bagian dari revisi makalah teologi islam ini.

Wassalamu`alaikum wr,wb.
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah.


Islam merupakan agama yang benar-benar bersumber dari Allah SWT, yang tidak ada
keraguan sedikitpun mengenai kebenaran-Nya. Islam lahir sebagai Agama yang
menyempurnakan agama-agama terdahulu yang sudah banyak dikotori oleh campur
tangan pemeluknya sendiri. Islam mempunyai sumber ajaran utama yaitu al-Qur’an yang
mutlak benarnya karena bersumber langsung dari Allah SWT, yang kedua yaitu Hadits
sebagai sumber kedua setelah al-Qur’an. Di dalam Islam juga dikenal adanya Ra’yu atau
akal pikiran (ijtihad) yang digunakan sebagai sumber pendukung untuk mendapatkan
hukum bila di dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ditemui. Islam juga mempunyai berbagai
karakteristik yang sangat luwes dan toleran, sehingga Islam menjadi sangat menarik bagi
pemeluknya. Islam juga memiliki moralitas yang tangguh dan kuat yang di dalamnya
mencakup aspek-aspek dalam berbagai segi kehidupan. Di dalam Islam juga dikenal
pembaharuan atau modernisitas yang semuanya itu adalah untuk mencapai kekuatan dan
kemajuan Islam. Untuk selengkapnya akan dibahas dalam makalah kami.
2. Rumusan Masalah.
1. Apa saja sumber ajaran Islam : Primer dan sekunder ?
2. Apa saja sifat dasar Islam ?
3. Apa yang dimaksud dengan karakter Islam dalam normativitas dan historitas ?
4. Apa yang dimaksud dengan moralitas dalam ibadah, pendidikan, ilmu, dan
sosial ?
5. Apa yang dimaksud dengan Islam dalam wacana pembaharuan ?
3. Tujuan Masalah.
1. Memberitahukan kepada Pembaca apa saja Sumber Ajaran Islam baik Primer
maupun Sekunder.
2. Mengetahui Sifat Dasar Islam.
3. Mengetahu Karakter Islam antara Normativitas dan Historitas.
4. Mengetahui moralitas Islam dalam Ibadah, Pendidikan, Ilmu, dan Sosial.
5. Mengetahui Islam dalam wacana Pembaharuan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sumber Ajaran Islam : Primer dan Sekunder.

Sumber Ajaran Islam Primer.

a. Al-Qur’an.
Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan, atau
qur’anan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-
dlammu). Sedangkan secara terminologi (syariat), Alquran adalah Kalam
Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya,
Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat an-Naas.
Al-Qur’an sendiri berfungsi sebagai pedoman hidup, sebagai korektur dan
penyempurna kitab-kitab Allah SWT terdahulu, dan sebagai sarana
peribadatan.

b. Hadits.
Hadits secara etimologi adalah jalan atau tradisi, kebiasaan, adat istiadat,
dapat juga berarti undang-undang yang berlaku. Sedangkan secara terminologi
nerupakan berita atau kabar, segala perbuatan, perkataan dan takrir
( keizinan / pernyataan ) Nabi Muhammad saw. Al-Hadis adalah sumber
kedua agama dan ajaran Islam.
Sebagai sumber agama dan ajaran Islam, al-Hadis mempunyai peranan
penting setelah Al-Quran. Ada tiga peranan al-Hadis disamping al-Quran
sebagai sumber agama dan ajaran Islam, yakni untuk menegaskan lebih lanjut
ketentuan yang terdapat dalam al-qur’an, sebagai penjelasan isi al-qur’an,
serta menambahkan atau mengembangkan sesuatu yang tidak ada atau samar-
samar ketentuannya di dalam Al-Quran.

Sumber Ajaran Islam Sekunder.

Ijtihad.
Secara etimologi ijtihad merupakan mencurahkan tenaga, memeras pikiran, berusaha
bersungguh-sungguh, bekerja semaksimal mungkin. Sedangkan secara terminologi
ijtihad adalah usaha yang sungguh-sungguh oleh seseorang ulama yang memiliki
syarat-syarat tertentu, untuk merumuskan kepastian hukum tentang sesuatu ( beberapa
) perkara tertentu yang belum ditetapkan hukumnya secara explisit di dalam al-
Qur’an dan as-Sunnah.
Macam macam ijtihad dalam Islam yaitu :
- Ijma,yaitu kebulatan pendapat ahli ijtihad umat Nabi Muhammad SAW sesudah
beliau wafat pada suatu masa, tentang hukum suatu perkara dengan cara
musyawarah.
- Qiyas, yaitu suatu upaya untuk membandingkan suatu perkara dengan perkara
lain yang mempunyai pokok masalah atau sebab akibat yang sama.
- Istihsan, yaitu suatu proses perpindahan dari suatu Qiyas kepada Qiyas lainnya
yang lebih kuat atau mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima untuk
mencegah kemudharatan atau dapat diartikan pula menetapkan hukum suatu
perkara yang menurut logika dapat dibenarkan.
- Sududz Dzariah, yaitu tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh
atau haram demi kepentingan umat.
- Istishab, yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah
ditetapkan di masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum
tersebut.
- Urf, yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat), baik berupa
perkataan maupun perbuatan.

Menurut Mahmud Syaltut, Ijtihad atau al-Ra’yu mencakup 2 pengertian, yaitu :


1. Penggunaan pikiran untuk menentukan suatu hukum yang tidak ditentukan secara
eksplisit oleh al-Qur’an dan as-Sunnah.

2. Penggunaan pikiran dalam mengartikan, menafsirkan dan mengambil kesimpulan


dari suatu ayat atau Hadits.

2. Sifat Dasar Ajaran Islam.

Sifat dasar Islam terbagi menjadi 5 yaitu :

a. Kesederhanaan, rasionalitas, dan praktis.


Islam tidak memiliki mitologis, ajarannya cukup sederhana dan dapat dipahami.
Ajaran Islam bersifat rasional yang dapat dijelaskan oleh logika dan penalaran. Islam
merangsang pemeluknya mempergunakan akal serta mendorong pemakaian intelek..
Ajarannya bersifat dan langsung yaitu setiap manusia dimungkinkan untuk
memahami kitab Allah SWT secara langsung dan menerapkan ketentuan yang ada
dalam kehidupan praktis
b. Kesatuan antara materi dan rohani.
Islam mendorong manusia untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan. Islam tidak
memisahkan secara yang material dengan yang moral, yang duniawi dengan yang
ukhrawi, dan mengajak manusia agar selalu mencurahkan tenaga untuk
mengkonstruksikan kehidupan atas dasar moral yang sehat. Dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa Islam menyuruh untuk memadukan antara kehidupan moral dan
materi. Sehingga keduanya saling selaras dan memberi kemanfa’atan, bukan dengan
kehidupan asketisme (kepertapaan) maupun dengan ideologi materialistik yang dapat
mengabaikan sisi moral dan spiritual kehidupan.
c. Sebuah cara hidup yang lengkap
Islam mempunyai cara hidup yang lengkap yang melingkupi seluruh aspek eksistensi
kehidupan manusia. Islam memberikan tuntunan bagi seluruh aspek kehidupan baik
pribadi dam sosial, material dan moral, ekonomi dan politik,, legal dan kultural, serta
nasional dan internasional. Al-Qur’an mengajak manusia agar memeluk Islam tanpa
keraguan dan mengikuti tuntunan Ilahi dalam segala aspek kehidupan.
d. Keseimbangan antara pribadi dan masyarakat
Islam menciptakan keserasian dan keseimbangan antara individualisme dan
kolektivisme. Keduanya mempunyai hak dan kewajiban sehingga harus ditunaikan
secara selaras dan sebaik-baiknya.
e. Universalitas dan Humanisme.
Islam bersifat menyeluruh dan sangat menjunjung tinggi kemanusiaan, Islam
menghendaki perdamaian dan persatuan Umat. Kehidupan aqidah yang dijalani
sendiri akan menimbulkan pemikiran yang bersifat parsial sehingga tidak akan pernah
mencerminkan suatu kehidupan yang menyeluruh atau universal.

3.Karakter Islam : Normativitas dan Historitas.

Karakteristik Normatif, yaitu Karakteristik yang memandang agama dari segi ajarannya yang
pokok dan asli dari Tuhan yang didalamnya terdapat penalaran manusia.

Sedangkan Karekteristik Historis, yaitu Ilmu yang didalamnya membahas berbagai peristiwa
dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa
tersebut.

Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Khasaais Al-Ammah Lil Islam menyebutkan bahwa
karakteristik ajaran Islam itu terdiri dari tujuh hal penting yang tidak terdapat dalam agama lain
dan ini pula yang menjadi salah satu sebab mengapa hingga sekarang ini begitu banyak orang
yang tertarik kepada Islam sehingga mereka menyatakan diri masuk ke dalam Islam. Karena itu
ketujuh karakteristik ajaran Islam sangat penting untuk kita pahami.

1. Rabbaniyyah.

Allah Swt merupakan Rabbul alamin disebut juga dengan Rabbun nas dan banyak lagi sebutan
lainnya. Kalau karakteristik Islam itu adalah Rabbaniyyah itu artinya bahwa Islam merupakan
agama yang bersumber dari Allah Swt bukan dari manusia sedangkan Nabi Muhammad Saw
tidak membuat agama ini tapi beliau hanya menyampaikannya.

Karena itu ajaran Islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah telah menjamin
kemurnian Al-Qur’an.
2. Insaniyyah.

Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia karena itu Islam merupakan satu-
satunya agama yang cocok dengan fitrah manusia.Pada dasarnya tidak ada satupun ajaran Islam
yang bertentangan dengan jiwa manusia.

Prinsipnya manusia itu kan punya kecenderungan untuk cinta pada harta tahta wanita dan segala
hal yang bersifat duniawi semua itu tidak dilarang di dalam Islam namun harus diatur
keseimbangannya dengan keni’matan ukhrawi.

3. Syumuliyah.

Islam merupakan agama yang lengkap tidak hanya mengutamakan satu aspek lalu mengabaikan
aspek lainnya.Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari konsep Islam dalam berbagai bidang
kehidupan mulai dari urusan pribadi keluarga masyarakat sampai pada persoalan-persoalan
berbangsa dan bernegara.

Kesyumuliyahan Islam tidak hanya dari segi ajarannya yang rasional dan mudah diamalkan tapi
juga keharusan menegakkan ajaran Islam dengan metodologi yang islami.Karena itu di dalam
Islam kita dapati konsep tentang dakwah jihad dan sebagainya.Dengan demikian segala
persoalan ada petunjuknya di dalam Islam.

4. Al Waqi’iyyah.

Karakteristik lain dari ajaran Islam adalah al waqi’iyyah ini menunjukkan bahwa Islam
merupakan agama yg dapat diamalkan oleh manusia atau dengan kata lain dapat direalisir dalam
kehidupan sehari-hari. Islam dapat diamalkan oleh manusia meskipun mereka berbeda latar
belakang kaya miskin pria wanita dewasa remaja anak-anak berpendidikan tinggi berpendidikan
rendah bangsawan rakyat biasa berbeda suku adat istiadat dan sebagainya.

Disamping itu Islam sendiri tidak bertentangan dengan realitas perkembangan zaman bahkan
Islam menjadi satu-satunya agama yang mampu menghadapi dan mengatasi dampak negatif dari
kemajuan zaman.Ini berarti Islam agama yang tidak takut dengan kemajuan zaman.

5. Al Wasathiyah.
Di dunia ini ada agama yg hanya menekankan pada persoalan-persoalan tertentu ada yang lebih
mengutamakan masalah materi ketimbang rohani atau sebaliknya.Ada pula yang lebih
menekankan aspek logika daripada perasaan dan begitulah seterusnya.Allah Swt menyebutkan
bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan umat yang seimbang dalam beramal baik yang
menyangkut pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan rohani.

6. Al Wudhuh.

Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adl konsepnya yang jelas.Kejelasan konsep Islam
membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam bahkan
pertanyaan umat manusia tentang Islam dapat dijawab dgn jelas apalagi kalau pertanyaan
tersebut mengarah pada maksud merusak ajaran Isla itu sendiri.

Dalam masalah aqidah konsep Islam begitu jelas sehingga dgn aqidah yang mantap seorang
muslim menjadi terikat pada ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Konsep syari’ah atau
hukumnya juga jelas sehingga umat Islam dapat melaksanakan peribadatan dengan baik dan
mampu membedakan antara yang haq dengan yang bathil begitulah seterusnya dalam ajaran
Islam yang serba jelas apalagi pelaksanaannya dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

7. Al Jam’u Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah.

Di dalam Islam tergabung juga ajaran yg permanen dengan yang fleksibel . Yang dimaksud
dengan yang permanen adalah hal-hal yang tidak bisa diganggu gugat dia mesti begitu misalnya
shalat lima waktu yang mesti dikerjakan tapi dalam melaksanakannya ada ketentuan yang bisa
fleksibel misalnya bila seorang muslim sakit dia bisa shalat dgn duduk atau berbaring kalau
dalam perjalanan jauh bisa di Jama’ dan di Qashar dan bila tidak ada air atau dengan sebab-sebab
tertentu berwudhu bisa diganti dengan tayamum. Dengan demikian menjadi jelas bagi kita
bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang sempurna dan kesempurnaan itu memang bisa
dirasakan oleh penganutnya yang setia.

4. Moralitas Islam : Ibadah, Pendidikan, Ilmu dan Sosial.


D. Moralitas Islam dalam Ibadah, Pendidikan, Ilmu, dan Sosial
Pada prinsipnya moral tidak sama seperti akhlak yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadist secara mutlak.
1. Moralitas ibadah dalam islam
Ibadah ialah upaya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta Allah SWT,
dengan menaati segala perintah-nya, dan menjauhi segala larangan-nya. Ibadah
juga merupakan cara untuk mensucikan diri, dasar dari pada ibadah adalah
pengakuan bahwa manusia adalah makhluk allah dan berkewajiban untuk
mengabdi kepada-nya.sedang dalam ajaran islam konsepsi ibadah berkaitan erat
dengan pandangan bahwa landasan kehidupan adalah keyakinan dan pemikiran
yang benar, kesucian jiwa dan tindakan yang baik.
Ibadah di dalam Islam tidak disyari’atkan untuk mem-persempit atau mempersulit
manusia, dan tidak pula untuk menjatuhkan mereka di dalam kesulitan.Akan tetapi
ibadah itu disyari’atkan untuk berbagai hikmah yang agung, kemashlahatan besar yang
tidak dapat dihitung jumlahnya. Pelaksanaan ibadah dalam Islam semua adalah mudah.
Diantara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah mebersihkan jiwa dan menyucikannya,
dan mengangkat ke derajat yang lebih tinggi menuju kesempurnaan manusiawi.
2. Moralitas Islam dalam Pendidikan
Islam memiliki ajaran khas dalam bidang pendidikan, islam
memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki
atau perempuan,tua atau muda, dan berlangsung sepanjang hayat (long life education).
Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan,
kurikulum, guru, metode, sarana, dan lain sebagainya.
Dalam al-quran juga dijumpai berbagai metode pendidikan seperti metode
ceramah, Tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan,teladan, pembiasaan, karya
wisata, cerita, hukuman, nasihat, dan sebagainya. Berbagai metode tersebut dapat
digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan dimaksud agar tidak membosankan
anak didik.
3. Moralitas Islam dalam Ilmu
Islam memiliki berbagai disiplin ilmu yaitu ilmu ke-islaman, yang termasuk ilmu
keislaman adalah ilmu Al-Qur’an atau tafsir, ilmu hadist, ilmu kalam, ilmu tasawuf, ilmu
filsafat, hokum Islam, sejarah dan kebudayaan islam, serta pendidikan Islam. Islam tidak
hanya memiliki satu atau dua aspek saja, tapi memiliki berbagai macam aspek baik itu
aspek teologi, ibadah, moral, mistisisme, filsafat, sejarah, kebudayaan dan lain
sebagainya. Inilah yang selanjutnya membawa kepada timbulnya berbagai jurusan dan
fakultas di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) maupun perguruan tinggi islam swasta di
Indonesia.
4. Moralitas Islam dalam Sosial
Moralitas islam di bidang sosial yang paling menonjol karena ditunjukan untuk
kesejahteraan manusia. Dalam bidang sosial yang dibicarakan adalah hubungan manusia
dengan makhluk disekitarnya secara komprehensif, baik dalam keluarga, karib, maupun
masyarakat. Islam memiliki keleluasaan dalam berinteraksi dengan sesamanya, Islam
juga menjunjung tinggi tolong-menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran,
kesetiakawanan, kesamaan derjat, tenggang rasa, dan kebersamaan.

5.Islam Dan Wacana Pembaharuan.

Pada sebagian umat islam tradisional hingga saat ini tampak ada perasaan masih belum mau
menerima apa yang dimaksud dengan pembaruan islam.hal ini, antara lain disebabkan karena
salah persepsi dalam memahahami arti pembaruan islam.mereka memandang bahwa pembaruan
islam adalah membuang ajaran islam yang lama dan menggantinya dengan ajaran islam yang
baru.

Selain itu ada pula yang mempersepsikan pembaruan Islam dengan upaya mencocokkan
kehendak al-quran dan hadist dengan kehendak orang yang menafsirkannya, bukan mengajak
orang untuk hidup denan berpedoman pada al-quran dan hadist. Persepsi demikian hingga kini
masih dipegang terus oleh sebagian umat Islam tradisional, tanpa mau melakukan dialog atau
diskusi dengan tokoh pembaru dalam islam, sehingga muncullah istilah kaum modernis dan
kaum tradisional.

Pada dasarnya pembaruan islam bukan sebagaimanayang dipersepsikan oleh sebagian kaum
tradisional diatas.pembaruan islam adalah upaya-upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan
islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
modern.

Selain itu pembaruan dalam Islam dapat pula berarti mengubah keadaan umat agar mengikuti
ajaran yang terdapat didalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hal ini perlu dilakukan, karena terjadi
kesenjangan antara yang dikehendaki Al-Qur’an dengan kenyataan yang terjadi di masyarakat.
Misalnya Al-Qur’an mendorong umatnya agar menguasai ilmu agama dan ilmu pengetahuan
modern serta tekhnologi secara seimbang hidup bersatu, rukun dan damai sebagai suatu keluarga
besar, bersikap dinamis, kreatif, inovatif, demokratis, terbuka, menghargai pendapat orang lain,
menyukai kebersihan dan lain sebagainya. Namun kenyataan umat menunjukkan keadaan yang
berbeda. Sebagian besar umat Islam hanya menguasai pengetahuan agama sedangkan ilmu
pengetahuan modern tidak dikuasainya bahkan memusuhinya. Hidup dalam pertentangan dan
peperangan, saling bermusuhan, statis, bersikap dictator, kurang menghagai waktu, kurang
terbuka dan lain sebagainya. Sikap dan pandangan hidup umat demikian jelas tidak sejalan
dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan demikian, maka pembaruan Islam
mengandung maksud mengembalikan sikap dan pandangan hidup umat agar sejalan dengan
petunjuk al-quran dan as-sunnah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa islam itu adalah Agama yang betul-betul hak
disisi allah, yang menyempurnakan agama-agama terdahulu. Islam memiliki sumber
ajaran yaitu Al-quran dan Hadist, selain itu juga digunakan ro’yu atau akal pikiran untuk
menetapkan hokum yang tidak ditemui dalam al-qur’an dan hadist.Islam juga mempunyai
karakteristik yang unik dan menarik yang dapat dikaji secara Normativitas dan Historitas.
Islam juga mempunyai Moralitas yang kukuh dan menyeluruh, prinsip dasarnya dan
ajaran-ajarannya bersifat selaras dan seimbang. Islam juga mengenal adanya berbagai
pembaharuan atau modernisitas akibat adanya kemajuan Ilmu pengetahuan dan
Teknologi, tetapi pembaharuan yang dimaksud bukan dengan meninggalkan prinsip
pokok ajaran Islam atau aturan-aturan yang telah ditentukan oleh Allah SWT, akan tetapi
dengan meninggalkan tradisi lama.

B. Saran.

Berdasarkan penjelasan dari hasil makalah di atas, penulis berharap kepada para pembaca
agar dapat mengetahui serta memahami dengan baik secara keseluruhan,tentang sumber
dan karakteristik ajaran Islam. Semoga makalah yang penulis buat dapat bermanfaat bagi
kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta:Grafindo, 2001)

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: PT. Karya Toha
Putra, 2008)

http\\www.hikmatun.wordpress.com\pengertian Al-Qur’an

Muhaimin, Abdul Mujib, Yusuf Muzakkir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup, 2007)

“Ijtihad,” www.wikipedia.com

Khursyid Ahmad, Prinsip-Prinsip Pokok Islam, (Jakarta: CV. Rajawali, 1989)

Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta: Grafindo, 2001 )

Al-Islam – Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia, sumber file al_islam.chm.
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta: Grafindo, 2001 )
http://tren-islam.blogspot.com/2017/08/5-sifat-dasar-ajaran-islam.html?m=1

http://bagusloh25.blogspot.com/2016/05/sumber-ajaran-islam-primer-dan-sekunder.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai