Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

“Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas”


HADITS TARBAWI

Dosen Pengampu :
Dr. H. Nur Kholis, Lc., M.H.I.
Disusun oleh:
IKHSAN FATAHILLAH (202112120499)
HADI SANTOSO (202112120487)
ISMATUL MAULA FIRDAUS (202112120502)

PRODI MANAJEMEN PEMNDIDIKAN ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FITHRAH
Tahun Akademik 2021-2022
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………
C. Tujuan Masalah ……………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian pendekatan dalam pembelajaran………………………………..
B. Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran ……………………………….
C. Pendekatan pengalaman, emosional dan fungsional ……………………….
BAB III PENUTUPAN
Kesimpulan …………………………………………………………………….
Daftar Pustaka………………………………………………………………......
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang tak
terkira kepada kita. Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan
Nabi kita Muhammad SAW, karena teladan akhlak dan setiap gerak langkahnya kita
dapat menjadi umat yang taat disisi Allah SWT.
Pembuatan makalah ini tentu tidak luput dari kekeliruan dan hambatan, namun
dengan demikian atas izin Allah SWT melalui dukungan serta semangat dari teman-
teman, maka makalah ini dapat terwujud. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami
mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada bapak dosen “Dr. H. Nur Kholis,
Lc., M.H.I.” selaku dosen mata kuliah “Hadits Tarbawi” yang telah memberikan
arahan dan kepada teman-teman yang telah membantu.
Penulisan makalah tentu banyak kekurangannya, maka untuk
menyempurnakannya kami harapkan kritikan maupun saran dari pada pembaca para
pembaca yang membangun.

Surabaya, 30 November 2022

Tim penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pendidikan Islam sebagai sebuah sistem adalah suatu kegiatan yang


didalamnya terkandung aspek tujuan, kurikulum, guru, metode, pendekatan, sarana
prasarana, lingkungan, administrasi, dan sebagainya yang antara satu sama lainnya
saling berkaitan dan membentuk suatu sistem yang terpadu.
Dalam proses pendidikan Islam, pendekatan memiliki kedudukan yang sangat
signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan melalui pendekatan sebagai seni dapat
mentransfer ilmu pengetahuan atau materi pelajaran kepada peserta didik dianggap
lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri.
Pendidikan yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan
anak didik lainya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang anak didik
sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka penting
untuk meluruskan pandangan yang keliri dalam menilai anak didik. Untuk itu,
pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak didik itu merupakan
individu dengan segala perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan
dalam proses belajar mengajar. Sebuah realita bahwa cara penyampaian yang
komunikatif lebih disenangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya materi yang
disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknnya, sebagus apapun
materi yang akan diajarkan, jika cara penyampaiannya kurang tepat maka semua itu
tidak akan bisa dicerna oleh peserta didik, sehingga tujuan yang sudah ditetapkan
akan menjadi sia-sia dan percuma.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian pendekatan dalam pembelajaran?


2. Apa jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran?
3. Apa itu pendekatan pengalaman, emosional dan fungsional?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran.


2. Untuk mengetahui jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran.
3. untuk mengetahui pendekatan pengalaman, emosional dan fungsional.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan dalam pendidikan


Ada beberapa istilah yang mempunyai arti yang hampir sama dan menunjukan
tujuan yang sama dengan pendekatan, yaitu theoritical framework, conceptual
framework. Semua istilah ini bisa diartikan sebagai cara memandang dan menjelaskan
gejala atau peristiwa.1
Secara terminologi Mulyanto Sumardi menyatakan bahwa pendekatan bersifat
axiomatic. Ia terdiri dari serangkaian asumsi mengenai hakikat bahasa dan pengajaran
agama Islam. Pendekatan selalu terkait dengan tujuan, metode, dan teknik. Karena
teknik yang bersifat implementasional dalam pengajaran tidak terlepas dari metode
apa yang digunakan. Sementara metode sebagai rencana yang menyeluruh tentang
pennyajian mareri pendidikan selalu didasarkan dengan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelu sebelumnya. Pendidikan tidak akan efektif apabila tidak melakukan
pendekatan ketika penyampaian suatu materi dalam proses belajar mengajar. Dalam
proses pendidikan agama Islam pendidikan tepat adalah pendekatan yang
mengandung nilai-nilai yang sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional
dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan
pendidikan islam.2
Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat
meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang
dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam
sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator.
Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan
1
Nurjannah Ranie, Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, Vol. 1 No. 1, hal. 106
2
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta Ciputra Pers, 2002, hal 99.
memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai
fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-
pendekatan yang dilakukan.
Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada
siswa ialah bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter
pembelajaran. Pendekatan (approach) pembelajaran fisika adalah cara yang ditempuh
guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa diadaptasi dengan siswa.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatanya,
yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered apporoach), dimana pada pendekatan jennis ini guru melakukan
pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan
aktif dalam proses pembelajaran.
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered appoach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek
utama dalam proses pembelajaran.

B. Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran


1. Pendekatan Individual
Pendekatan individualitas merupakan pendekatan langsung dilakukan guru
terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut.
Pendekatan individualitas mempunyai arti yang sangat penting bagi
kepentingan pengajar. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan
individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan
kegunaan pendekatan individual, segingga guru dalam melaksanakan
tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik
kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan
menggunakan individualitas, walaupun pendekatan kelompok diperlukan.

Pendekatan individual merupakan salah satu cara guru untuk membantu


siswa membelajarkan siswa, membantu merencanakan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan kemampuan dan daya dukung yang memiliki siswa. Pendekatan
individual akan melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan siswa,
yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga
terjadi hubungan yang harmonis antara guru dan siswa dalam belajar

2. Pendekatan Kelompok

Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang


menggunakan pendekatan lain,, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan
kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk
membina dan penngembangan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa
anak didik adalah sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang
berkecendrungan untuk hidup bersama. Dan pendekatan kelompok,
diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri
setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada
didalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan
sosial dikelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja. Mereka sadar
bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai
kehidupan semua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang
terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibaran makhluk lain, langsung atau
tidak langsung, disaari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam
kehidupan makhluk tertentu.
3. Pendekatan bervariasi

Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka


pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan
bervariasi pula. Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa
permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-
macam. Kasus yang biasanya muncul dalam pengajaran dengan berbagai
motif, sehingga diperlukan variasitektik pemecahan untuk setiap kasus. Maka
kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk
kepentingan pengajaran.

4. Pendekatan Edukatif

Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan


tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti karena dendam,
karena gengsi, karena ingin ditakuti sebagainya. Anak didik yang telah
melakukan kesalahan, yakni membuat keributan didalam kelas ketika guru
sedang memberikan pelajaran, misalnya, tidak tepat diberi sanksi hukum
dengan cara memukul badanya sehingga luka atau cidera.

Hal ini adalah sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah
melakukan sanksi hukum yang salah. Guru telah menggunakan teori power,
yakni teori kekuasaan untuk menundukan orang lain. Dalam pendidikan,
gurung akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan, karena
hal itu dapat merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak
didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan
edukatif. Setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai
pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma
hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama.

5. Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua
macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Dalam
prakteknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua
atau lebih pendekatan. Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti
prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan
keagamaan untuk semua mata pelajaran. Khususnya untuk mata pelajaran
umum sangat penting dengan pendekatann keagamaan. Hal ini dimaksutkan
agar nilai budaya tersebut terjaga, tetapi menyatu dengan nilai agama. Tentu
saja guru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata
pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran biologi misalnnya, bukan terpisah
dari masalah agama tetapi, ada hubungannya. Persoalannya sekarang terletak
mau atau tidak guru mata pelajaran tersebut.

C. Pendekatan Pengalaman, Emosional, Fungsional

Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan kepada


peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Dengan pendekatan ini
peserta didik diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan baik
secara individual maupun kelompok.
Syaiful Bahri Djamarah, menyatakan bahwa pengalaman yang dilalui seseorang
adalah guru yang baik. Pengalaman merupakan guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh
siapa pun juga, belajar dari pengalaman adalah lebih baik dari sekedar bicara dan tidak
pernah berbuat sama sekali. Memberi pengalaman yang edukatif kepada peserta didik
berpusat kepada tujuan yang memberi arti terhadap kehidupan peserta didik untuk dapat
berinteraktif dengan lingkungannya.
Metode mengajar yang dapat dipergunakan dalam pendekatan pengalaman, di
antaranya: metode eksperimen, metode Drill, metode sosio drama dan bermain peranan,
metode pemberian tugas belajar dan resitasi.3

3
Suyono Dude, “Pendekatan-pendekatan dalam Pendidikan Islam", Hal. 12.
Pendekatan Emosional. Emosional secara lughawi berarti “menyentuh perasaan,
mengharukan”. Secara terminologi, pendekatan emosional adalah “usaha untuk menggugah
perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya”.
Melalui pendekatan emosional, setiap pendidik selalu berusaha untuk “membakar”
semangat (ghirah) anak didiknya dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama yang sesuai
tuntunan Al qur’an dan As sunnah.
Memberikan sentuhan rohani kepada anak didik diyakini sangat besar kontribusinya
dalam memicu dan memacu semangat mereka dalam beribadah dan menuntut ilmu. Asumsi
di atas didukung oleh sebuah keyakinan bahwa setiap kita memiliki emosi dan emosi selalu
berhubungan dengan perasaan, setiap orang yang disentuh perasaannya, secara otomatis
emosinya juga akan tersentuh.
Sebagai contoh, seorang anak didik akan tersentuh perasaannya melihat dan
mendengar saudaranya khususnya yang sebaya yang sedang mendapat kecelakaan. Indikasi
dari kesedihan itu, ia bisa menangis dan merasa kehilangan ketika temennya yang sedang
mendapat musibah tersebut tidak bisa bermain bersamanya. Ketika kita melihat dan
mendengar berita TV bagaimana saudara-saudara kita di Palestina diperlakukan secara tidak
manusiawi oleh tentara Israel, perasaan kita akan tersentuh dan dapat memicu emosi kita
untuk menolong mereka serta berusaha untuk melawan kaum zionis tersebut sebagai bentuk
empaty.
Kedua contoh di atas memberikan gambaran bahwa perasaan yang ada pada setiap
manusia pada dasarnya dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena
itu pendidikan sebagai sebuah proses dinilai sangat potensial dalam membentuk manusia-
manusia yang berkualitas melalui pendekatan emosional ini. Karena emosi sangat berperan
dalam pembentukan kepribadian seseorang.4
Pendekatan Fungsional. Sesuai dengan pengertian fungsional yaitu dilihat dari segi
fungsi. Maka yang dimaksud dengan pendekatan fungsional dalam kaitannya dengan
pendidikan Islam adalah “penyajian materi pendidikan Islam dengan penekanan pada segi
kemanfaatannya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari”.

4
Nurjannah Rianie, “Pendekatan & Metode Pendidikan Islam”, Management of Education, Vol 1, Hal.
109-110.
Dengan berdasarkan kepada pendekatan ini, materi yang dipersiapkan untuk
disampaikan kepada anak didik adalah materi yang sesuai dengan kebutuhan anak didik
dalam kehidupan bermasyarakat. Karena harus disadari sepenuhnya bahwa materi pelajaran
yang disampaikan kepada anak didik tidak hanya sekedar untuk memajukan aspek
kognitifnya, tetapi juga untuk kelangsungan hidupnya di masa mendatang.5

BAB III
KESIMPULAN

Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat


meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang
dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam
sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator.
Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan
memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai
fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-
pendekatan yang dilakukan.
Jenis-jenis pendekatan sendiri ada 5 yaitu : pendekatan individual, pendekatan
kelompok, pendekatan bervariasi, pendekatan edukatif dan pendekatan keagamaan.
Selain itu ada pendekatan pengalaman, Emosional dan fungsional. Pendekatan
Pengalaman sendiri adalah pemberian pengalaman keagamaan kepada peserta didik
dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Dengan pendekatan ini peserta didik

5
Ibid. Hal. 109.
diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan baik secara individual
maupun kelompok.
pendekatan emosional sendiri adalah “usaha untuk menggugah perasaan dan
emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya”. Melalui
pendekatan emosional, setiap pendidik selalu berusaha untuk “membakar” semangat
(ghirah) anak didiknya dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama yang sesuai
tuntunan Al qur’an dan As sunnah.

Sedangkan Pendekatan Fungsional yaitu dilihat dari segi fungsi. Maka yang
dimaksud dengan pendekatan fungsional dalam kaitannya dengan pendidikan Islam
adalah “penyajian materi pendidikan Islam dengan penekanan pada segi
kemanfaatannya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari”.

DAFTAR PUSTAKA

Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta Ciputra Pers,
2002, hal 99.
Nurjannah Ranie, Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, Vol. 1 No. 1, hal. 106
Suyono Dude, “Pendekatan-pendekatan dalam Pendidikan Islam", Hal. 12.
Nurjannah Rianie, “Pendekatan & Metode Pendidikan Islam”, Management of
Education, Vol 1, Hal. 109-110.

Anda mungkin juga menyukai