Dosen Pengampu :
Dr. H. Nur Kholis, Lc., M.H.I.
Disusun oleh:
IKHSAN FATAHILLAH (202112120499)
HADI SANTOSO (202112120487)
ISMATUL MAULA FIRDAUS (202112120502)
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………
C. Tujuan Masalah ……………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian pendekatan dalam pembelajaran………………………………..
B. Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran ……………………………….
C. Pendekatan pengalaman, emosional dan fungsional ……………………….
BAB III PENUTUPAN
Kesimpulan …………………………………………………………………….
Daftar Pustaka………………………………………………………………......
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang tak
terkira kepada kita. Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan
Nabi kita Muhammad SAW, karena teladan akhlak dan setiap gerak langkahnya kita
dapat menjadi umat yang taat disisi Allah SWT.
Pembuatan makalah ini tentu tidak luput dari kekeliruan dan hambatan, namun
dengan demikian atas izin Allah SWT melalui dukungan serta semangat dari teman-
teman, maka makalah ini dapat terwujud. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami
mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada bapak dosen “Dr. H. Nur Kholis,
Lc., M.H.I.” selaku dosen mata kuliah “Hadits Tarbawi” yang telah memberikan
arahan dan kepada teman-teman yang telah membantu.
Penulisan makalah tentu banyak kekurangannya, maka untuk
menyempurnakannya kami harapkan kritikan maupun saran dari pada pembaca para
pembaca yang membangun.
Tim penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
2. Pendekatan Kelompok
4. Pendekatan Edukatif
Hal ini adalah sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah
melakukan sanksi hukum yang salah. Guru telah menggunakan teori power,
yakni teori kekuasaan untuk menundukan orang lain. Dalam pendidikan,
gurung akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan, karena
hal itu dapat merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak
didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan
edukatif. Setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai
pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma
hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama.
5. Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua
macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Dalam
prakteknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua
atau lebih pendekatan. Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti
prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan
keagamaan untuk semua mata pelajaran. Khususnya untuk mata pelajaran
umum sangat penting dengan pendekatann keagamaan. Hal ini dimaksutkan
agar nilai budaya tersebut terjaga, tetapi menyatu dengan nilai agama. Tentu
saja guru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata
pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran biologi misalnnya, bukan terpisah
dari masalah agama tetapi, ada hubungannya. Persoalannya sekarang terletak
mau atau tidak guru mata pelajaran tersebut.
3
Suyono Dude, “Pendekatan-pendekatan dalam Pendidikan Islam", Hal. 12.
Pendekatan Emosional. Emosional secara lughawi berarti “menyentuh perasaan,
mengharukan”. Secara terminologi, pendekatan emosional adalah “usaha untuk menggugah
perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya”.
Melalui pendekatan emosional, setiap pendidik selalu berusaha untuk “membakar”
semangat (ghirah) anak didiknya dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama yang sesuai
tuntunan Al qur’an dan As sunnah.
Memberikan sentuhan rohani kepada anak didik diyakini sangat besar kontribusinya
dalam memicu dan memacu semangat mereka dalam beribadah dan menuntut ilmu. Asumsi
di atas didukung oleh sebuah keyakinan bahwa setiap kita memiliki emosi dan emosi selalu
berhubungan dengan perasaan, setiap orang yang disentuh perasaannya, secara otomatis
emosinya juga akan tersentuh.
Sebagai contoh, seorang anak didik akan tersentuh perasaannya melihat dan
mendengar saudaranya khususnya yang sebaya yang sedang mendapat kecelakaan. Indikasi
dari kesedihan itu, ia bisa menangis dan merasa kehilangan ketika temennya yang sedang
mendapat musibah tersebut tidak bisa bermain bersamanya. Ketika kita melihat dan
mendengar berita TV bagaimana saudara-saudara kita di Palestina diperlakukan secara tidak
manusiawi oleh tentara Israel, perasaan kita akan tersentuh dan dapat memicu emosi kita
untuk menolong mereka serta berusaha untuk melawan kaum zionis tersebut sebagai bentuk
empaty.
Kedua contoh di atas memberikan gambaran bahwa perasaan yang ada pada setiap
manusia pada dasarnya dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena
itu pendidikan sebagai sebuah proses dinilai sangat potensial dalam membentuk manusia-
manusia yang berkualitas melalui pendekatan emosional ini. Karena emosi sangat berperan
dalam pembentukan kepribadian seseorang.4
Pendekatan Fungsional. Sesuai dengan pengertian fungsional yaitu dilihat dari segi
fungsi. Maka yang dimaksud dengan pendekatan fungsional dalam kaitannya dengan
pendidikan Islam adalah “penyajian materi pendidikan Islam dengan penekanan pada segi
kemanfaatannya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari”.
4
Nurjannah Rianie, “Pendekatan & Metode Pendidikan Islam”, Management of Education, Vol 1, Hal.
109-110.
Dengan berdasarkan kepada pendekatan ini, materi yang dipersiapkan untuk
disampaikan kepada anak didik adalah materi yang sesuai dengan kebutuhan anak didik
dalam kehidupan bermasyarakat. Karena harus disadari sepenuhnya bahwa materi pelajaran
yang disampaikan kepada anak didik tidak hanya sekedar untuk memajukan aspek
kognitifnya, tetapi juga untuk kelangsungan hidupnya di masa mendatang.5
BAB III
KESIMPULAN
5
Ibid. Hal. 109.
diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan baik secara individual
maupun kelompok.
pendekatan emosional sendiri adalah “usaha untuk menggugah perasaan dan
emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya”. Melalui
pendekatan emosional, setiap pendidik selalu berusaha untuk “membakar” semangat
(ghirah) anak didiknya dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama yang sesuai
tuntunan Al qur’an dan As sunnah.
Sedangkan Pendekatan Fungsional yaitu dilihat dari segi fungsi. Maka yang
dimaksud dengan pendekatan fungsional dalam kaitannya dengan pendidikan Islam
adalah “penyajian materi pendidikan Islam dengan penekanan pada segi
kemanfaatannya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari”.
DAFTAR PUSTAKA
Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta Ciputra Pers,
2002, hal 99.
Nurjannah Ranie, Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, Vol. 1 No. 1, hal. 106
Suyono Dude, “Pendekatan-pendekatan dalam Pendidikan Islam", Hal. 12.
Nurjannah Rianie, “Pendekatan & Metode Pendidikan Islam”, Management of
Education, Vol 1, Hal. 109-110.