BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
Tulisan sederhana ini dibuat untuk mengetahui bagaimana teladan nabi
Muhammad ketika menjada seorang revolusioner islam, tentunya masalah
pendidikan, begitu luarbiasanya Rosul dahulu membimbing umatnya, menjadi
umat yang berpengetahuan luas dan juga semakin taat terhadap dieenul islam.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan
Ramayulis mengatakan pendekatan merupakan terjemahan dari kata
“approach” dalam bahasa inggris, diartikan dengan come near (menghampiri) go
to (jalan ke) dan way path dengan (arti jalan) dalam pengertian ini dapat dikatakan
bahwa approach adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu. HM. Chabib
Thaha, mendefinisikan pendekatan adalah cara pemerosesan subjek atas objek
untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga berarti cara pandang terhadap sebuah
objek persoalan, dimana cara pandang tersebut adalah cara pandang dalam kontek
yang lebih luas.1
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pendekatan adalah 1). Proses
perbuatan, cara mendekati 2). Usaha dalam rangka aktifitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian. “Dalam bahasa Ingggris,
pendekatan diistilahkan “approach” dalam bahasa Arab disebut dengan
“madkhal”2.
B. Pendekatan Kontekstual
Materi Hadits Utama
ص َحا بِ ِه ِ ِ
ْ َث اَ َح ًدا م ْن ا
َ رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم ا َذا َب َع
ُ عن ايب بُْر َد َة عن ايب موسى قال َكا َن
(يِف َب ْع ِد اَْم ِر ِه قال بَشُِّر ْوا َواَل ُتَنفُِّر ْوا َويَ ِّسُر ْوا َواَل ُت َع ِّسُر ْو) اخرجه مسلم يف اجلهاد
“Dari abi Burdah dari abi Musa ia berkata, Rasulullah SAW jika
mengutus salah seorang sahabatnya dalam suatu perkaranya Nabi bersabda:
“buatlah mereka bahagia dan jangan kau buat takut, dan permudahlah jangan
kau persulit”. (H.R Muslim dalam kitab jihad).3
اِ ِّن اهلل مَلْ َيْب َعثْيِن ْ ُم َعنَتِّاً َولَ ِك ْن َب َعثَيِن ْ ُم َعلِّ ًما:عن جابر ابن عبداهلل عن النىب صلى اهلل عليه وسلم قال
dominan dan signifikan. Sebagai bashir, yakni tokoh yang membawa berita
gembira dan keselamatan lahir batin, Nabi tidak menawarkan reward dalam
bentuk materi, tetapi merangsang kecerdasan para murid, memperhalus budi
pekerti, dam mempertajam spiritual keagamaan mereka.
Implikasi status bashir dalam pendidikan islam adalah bahwa seorang
guru, seperti Nabi Muhammad, harus bertindak sebagai promoter of learning, baik
di dalam maupun di luar kelas, serta harus mampu berinteraksi dengan siswa
secara antusias dan penuh kasih sayang. Dengan prinsip ini, hukuman fisik bagi
siswa merupakan hal yang tidak populer dalam kamus pendidikan islam.
Oleh karena itu dalam melakukan pengajaran menggunakan metode yang
baik dan tidak memberatkan siswa merupakan metode yang di ajarkan oleh Nabi
sesuai dalam banyak hadis yang menyebutkan tentang metode pengajaran.
Materi Hadits kedua
Amalan Yang Paling Utama
Fikih Hadits : Menurut syeikh Mas’ud4 padanya terdapat dalil bahwa amal
perbuatan yang paling utama adalah shalat pada waktunya. Akan tetapi padanya
terdapat hadits-hadits pembanding, diantaranya adalah :
ِ ِذ ْكر: وأَرفَعِها يِف درجاتِ ُكم, وأ َْز َكاها ِعْن َد ملِي ِك ُكم,أَالَ أُخرِب ُكم بِأَفْض ِل أ َْعمالِ ُكم
اهلل ُ ْ َ ََ َ ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ ُْ
Artinya : “Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang amal perbuatan yang
paling utama, yang paling suci dihadapan Rabb kalian dan yang paling tinggi
kedudukannya untuk kalian ?, dzikrullah”.
Dan diantaranya adalah hadits Abu Hurairah pada riwayat Muslim :
ِ ِ ِ ول ُ ُس ئِ َل َر ُس
اد يِف َ َْع َم ِال أَف
ُ ((اجل َه: مُثَّ َم ا َذا ؟ قَ َال: قَ َال.)) ((إِمْيَا ٌن بِاهلل: ض ُل ؟ قَ َال ْ َي األ
ُّ أ: اهلل
ِ سبِي ِل
. َح ٌّج َمْبُر ْوٌر: مُثَّ َما َذا ؟ قَ َال: قَ َال.))اهلل َْ
Artinya : Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya : “Amal
perbuatan apa yang paling utama ?”.
Beliau menjawab : “Beriman kepada Allah”.
Penanya berkata : “Kemudian apa ?”.
Beliau menjawab : “Berjihad di jalan Allah”.
Penanya berkata : “Kemudian apa ?”.
Beliau menjawab : “Haji yang mabrur”.
Terdapat juga hadits-hadits lainnya.
Para Ulama’ menempuh berbagai jalan kompromi diantara hadits-hadits ini. Yang
terbaik adalah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam membimbing setiap
orang sesuai dengan keadaan dan kekuatannya.
Sebagai contoh, barangsiapa yang memiliki kekuatan menghafal, maka amal
perbuatan yang paling utama baginya adalah belajar dan mengajarkan Al Qur’an,
sebagaimana hadits :
ْ ت َو َم ْن مَلْ َت ْع ِر
.ف َ ْلى َم ْن َعَرف َّ َ أَ ْن تُطْعِ َم الطَّ َع َام َوَت ْقَرأ: َي ا ِإل ْسالَِم َخْيٌر ؟ قال
َ السالَ َم َع ُّ أ
Artinya : Islam apa yang paling baik?, Nabi Shallallahu alaihi wasallam
menjawab“Engkau bersedekah makanan dan mengucapkan salam kepada yang
kau kenal dan yang tidak kau kenal”.
Materi Hadits ketiga :
Menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf, ia berkata: mengabarkan
kepada kami Sufyan dari al A’masy, dari Abu Waa-il, dari Ibnu Mas’ud ra, ia
berkata:
آم ِة َعلَْينَا َّ َ َكَر َاهة،صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َيتَ َخ َّولُنَا بِالْ َم ْو ِعظَِة يِف األَيَّ ِام
َ الس َ ُّ َكا َن النَّيِب
Bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam selalu memperhatikan bagi kami untuk
memberikan nasihat, karena beliau takut akan merasa bosan
Pemahaman Hadits
1. Memperhatikan aspek waktu dalam memberikan nasihat. Al khattabi 5
berkata demikianlah maksud dari hadits ini
“ل
َّ َمَن ك ُك َّل َي ْوٍم لِئَاَّل ِ
َ ات يِف تَ ْذكِ ِرينَا َواَل َي ْف َع ُل ذَل ِ
َ َ ” َك ا َن يُ َراعي اأْل َْوقbahwa
Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memperhatikan waktu
dalam memberikan nasihat, Beliau tidak memberikan nasihat setiap hari
agar kami tidak merasa bosan. Abu Ubaid al Harawi menceritakan dalam
al gharibiin dari Abu Amru asy Syaibani bahwa yang benar adalah
5 Abu Dawud: Sunan Abu Dawud, Beirut: Maktabah al ‘Ashriyah, tt, Juz 1, hlm 289. Hadits ini
hasan menurut al Albany
8
memberikan nasihat bagi para sahabatnya pada waktu yang telah umum
disepakati.
Memperhatikan aspek waktu juga berarti singkat, padat dan mudah dalam
memberikan nasihat.
Dari Jabir bin Samurah ra, ia berkata
“ ص ًدا ِ َّ ” ُكْنت أُص لِّي م ع النَّيِب ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّمaku
ْ َ َو ُخطْبَتُ هُ ق،ص ًدا
ْ َص اَل تُهُ ق
َ ت
ْ َالص لَ َوات فَ َك ان َ َ َ َْ ُ َ ِّ َ َ َ ُ
shalat di belakang nabi saw, ternyata shalat dan khutbah beliau itu sedang-
sedang saja.
Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan matan
yang berbeda, dari Jabir bin Samurah ra, ia berkata
ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ َّ َ ول اللَّ ِه
“ات ٌ إِمَّنَا ُه َّن َكل َم،يل الْ َم ْوعظَةَ َي ْو َم اجْلُ ُم َعة
ٌ ات يَس َري ُ صلى اهللُ َعلَْيه َو َسل َم اَل يُط ُ ” َكا َن َر ُس
Rasulullah saw tidak lama dalam memberi pelajaran pada hari
jum’at namun hanya kalimat-kalimat yang ringan / mudah.
Dari Amr bin al Ash ra ia berkata, Rasulullah saw bersabda,
ِ ِ
َ فَِإ َّن اجْلََو َاز ُه َو، أَ ْن أَجَتَ َّو َز يِف الْ َق ْول،ت
“خْيٌر ُ أ َْو أُم ْر،ت
ُ ْ”لََق ْد َرأَي
sungguh aku lihat atau diperintah untuk singkat dalam berbicara, karena
singkat dalam berbicara adalah yang terbaik.
2. Perilaku mendidik itu lahir karena rasa cinta, menginginkan kebaikan bagi
perserta didik. Bukan karena keinginan menonjolkan kepandaian,
kebencian apalagi karena rasa sombong. Seorang pendidik harus memiliki
jiwa yang penuh kasih sayang dan menginginkan kebaikan bagi
mutarabbinya. Ibnu Bathal menjelaskan maksud hadits ini sebagai berikut
6 lihat penjelasan pada Musnad Imam Ahmad yang ditahqiq oleh Syu’aib al Arnauth. Ahmad bin
Hanbal: al Musnad, Beirut: Muassasah ar Risalah, 1421 H, juz 6, hlm 59.
9
أراد (صلى اهلل عليه وسلم) الرفق بأمته ليأخذوا األعمال بنشاط وحرص عليها الصفة
Dari segi hukum, anak yang berusia tujuh tahun belum termasuk
mukallaf8. Dengan demikian dapat dipahami bahwa Rosul menyuruh anak usia
tujuh tahun mendirikan shalat dengan maksud membiasakan mereka agar setelah
mukallaf nanti, anak tidak mersasa keberatan untuk melaksanakannya. Orang tua
diperintahkan mendidik anak mendirikan shalat, setelah berusia tujuh tahun, hal
itu untuk mempermudah proses pendidikan.
E. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional adalah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta
didik dalam memahami dan menghayati ajaran agama agar perasaanya bertambah
kuat terhadap Allah sekaligus dapat merasakan mana yang baik dan mana yang
buruk. Sesuai dengan ditemukannya hadist berikut :
صلَّى هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َمثَ ُل ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ فِ ْي ت ََو ِّد ِه ْم َوت ََرا ُح ِم ِه ْم َوتَعا َ طُفِ ِه ْم هّٰللا
َ ِ ع َِن النُّ ْع َمنَ ْب ِن بَ ِشي ٍْر يَقُوْ ُل قا َ َل َرسُوْ ُل
َك َمثَ ِل ال َج َس ِد إِ َذا ا ْشت َكى ُع ْد ٌو تَدَاعَى لَهُ َسا ِء ُر َج َس ِد ِه بِا ال َّسهَ ِر َو ْل ُح َّمى
Nu’man bin Basyir meriwayatkan bahwa Rosululloh bersabda, “Perumpamaan
sikap saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi diantara orang yang beriman
itu seperti anggota tubuh. Jika salah satu anggota tubuh mengeluh sakit, maka
seluruh anggota tubuh akan merasakannya sampai tidak menidurkan diri dan
selalu merintih.” (H.R Muslim)
As-Suyuti menjelaskan bahwa yang dimasksud dengan
kata tadaa’aa dalam hadis diatas adalah sebagian anggota memanggil yang lainya
karena sama-sama merasakan sakit. Kata as-sahar berarti karena rasa sakit
seseorang tidak dapat tidur. Kata al-hummaa berarti merintih karena sakit dan
tidak dapat tidur. Menurut Al-Qodhi Iyadh, penyamaan orang yang beriman
dengan satu tubuh merupakan penyamaan yang tepat karena mendekatkan dan
memjelaskan pengertian. Didalamya terdapat ajaran yang menghargai hak-hak
orang islam dan memotivasi agar saling menolong dan saling mencintai9.
F. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional adalah usaha memberikan peranan kepada rasio atau
akal dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama kemudian mencoba
8 Hasbullah, Ushul At-Tasyri Al-Islami, (mesir: Dar Al-Ma’arif,1383 H/1964 M),cet. Ke-3, hlm.330
9 Op.cit, hlm.180
13
Artinya : maka tanyakanlah olehmu kepadaorang yang berilmu, jika kamu tiada
mengetahui. (QS. Al-An biya (21): 7)10
G. Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional, yaitu penyajian materi ajaran agama islam dengan
penekanan segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
sesuai tingkat perkembangan mereka. Pembelajaran dan melakukan bimbingan
shalat misalnya, diharapkan berguna bagi kehidupan seseorang, baik dalam
kehidupan individu maupun sosial. Ditemukan hadis sebagai berikut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
18