Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

Menurut Sa’ad Ismail Ali, sebagaimana dikutip oleh Hasan Langgulung,


salah satu diantara sumber pendidikan Islam yakni sunnah atau hadis, hadis
merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an.
Hadist sebagai sumber hukum kedua memiliki nilai penjabaran yang
menjelaskan makna yang sulit dipahami didalam Al-Qur’an. Rosululloh sebagai
perantara yang menjelaskan apa yang sulit dipahami didalam Al-qur’an, kaitanya
dengan pendidikanpun rosul menjadi teladan nomor satu.
Kita sebagai pendidik islam tentunya dituntut untuk merealisasikan cara
yang diteladankan oleh Rosululloh SAW seperti :
1. Pendidikan islam hendaknya disampaikan secara utuh dan lengkap
yang memuat berita gembira dan peringatan kepada umatnya
(QS.Saba’:28).
2. Pendidikan islam dan apa yang disampaikan merupakan kebenaran
mutlak (QS. AL-Baqarah : 119.
3. Pendidikan islam secara rahmatan lil ‘alamiin (rahmat begi seluruh
alam) yang ruang lingkupnya tidak sebatas manusia saja, etapi
mahkluk hidup yang lainya.
4. Sebagai evaluator pengawas dan senantiasa bertanggung jawab atas
aktivitas pendidikan.
A. Latar Belakang Masalah
Banyak sekali dikalangan pendidik islam mereka tidak tahu prinsip dasar
metode yang pernah diajarkan oleh teladan Rosululloh, padahal islam sejatinya
yang menjadi rujukan kehidupan manusia. Alhasil jika pengetahuan ilmu
mendidik tidak pas maka yang akan terjadi adalah hasil akhir dari pendidikan
islam itu sendiri, yakni kerenggangan generasi terhadap agama islamnya dan yang
dikhawatirkan lambat laun grafik kemurtadatan semakin tinggi.
B. Rumusan Masalah
bagaimanakan pendekatan dalam pendidikan islam yang dicontohkan
rosululloh?
2

C. Tujuan
Tulisan sederhana ini dibuat untuk mengetahui bagaimana teladan nabi
Muhammad ketika menjada seorang revolusioner islam, tentunya masalah
pendidikan, begitu luarbiasanya Rosul dahulu membimbing umatnya, menjadi
umat yang berpengetahuan luas dan juga semakin taat terhadap dieenul islam.
           
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan
Ramayulis mengatakan pendekatan merupakan terjemahan dari kata
“approach” dalam bahasa inggris, diartikan dengan come near (menghampiri) go
to (jalan ke) dan way path dengan (arti jalan) dalam pengertian ini dapat dikatakan
bahwa approach adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu. HM. Chabib
Thaha, mendefinisikan pendekatan adalah cara pemerosesan subjek atas objek
untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga berarti cara pandang terhadap sebuah
objek persoalan, dimana cara pandang tersebut adalah cara pandang dalam kontek
yang lebih luas.1
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pendekatan adalah 1). Proses
perbuatan, cara mendekati 2). Usaha dalam rangka aktifitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian. “Dalam bahasa Ingggris,
pendekatan diistilahkan “approach” dalam bahasa Arab disebut dengan
“madkhal”2.
B. Pendekatan Kontekstual
Materi Hadits Utama

‫ص َحا بِ ِه‬ ِ ِ
ْ َ‫ث اَ َح ًدا م ْن ا‬
َ ‫رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم ا َذا َب َع‬
ُ ‫عن ايب بُْر َد َة عن ايب موسى قال َكا َن‬

(‫يِف َب ْع ِد اَْم ِر ِه قال بَشُِّر ْوا َواَل ُتَنفُِّر ْوا َويَ ِّسُر ْوا َواَل ُت َع ِّسُر ْو) اخرجه مسلم يف اجلهاد‬
“Dari abi Burdah dari abi Musa ia berkata, Rasulullah SAW jika
mengutus salah seorang sahabatnya dalam suatu perkaranya Nabi bersabda:
“buatlah mereka bahagia dan jangan kau buat takut, dan permudahlah jangan
kau persulit”. (H.R Muslim dalam kitab jihad).3

1 Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia.2006) hlm.2


2 KBBI Online
3 Al Imam Muslim bin Al-hajjaj Al-Qusyairi An-Naisyaburi, Shohih Muslim (Beirut: Darul Kutub Al
Alamiyah, 1971), hal. 101
4

Di dalam hadis tersebut terdapat perkara yang terkandung di dalamnya


berupa memudahkan dalam segala urusan, meninggalkan sesuatu yang
memberatkan.
Teladan penting yang perlu kita teladani dari seorang pendidik yang
diabaikan dalam sirah Nabi kita yang mulia adalah tidak pernah memberatkan
murid. Sebaliknya, beliau selalu memberikan kemudahan kepada mereka;
sebagaimana yang beliau tuturkan sendiri.
Imam Muslim Meriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah dari Nabi, bahwa
beliau bersabda:

‫ اِ ِّن اهلل مَلْ َيْب َعثْيِن ْ ُم َعنَتِّاً َولَ ِك ْن َب َعثَيِن ْ ُم َعلِّ ًما‬:‫عن جابر ابن عبداهلل عن النىب صلى اهلل عليه وسلم قال‬

( ‫ُميَ ِّسًرا ) رواه مسلم‬


Dari Jabir bin Abdullah dari Nabi SAW. “Sesungguhnya Allah tidak
mengutusku sebagai orang yang menyusahkan (hamba-Nya) dan orang yang
mencari-cari kesalahan. Akan tetapi, Dia mengutusku sebagai seorang guru yang
memberi kemudahan”
Imam Muhammad bin Khulaif al-Wasytaany dalam syarah “Mukammilul
Ikmalul mu’allim” dalam Shohih Muslim mengatakan bahwa Dalam hadis
tersebut terdapat perkara yang wajib yang berupa mempermudah dalam berbagai
perkara, lemah lembut terhadap Manusia yang bisa menambahkan iman, dan
meninggalkan keberatan yang menyebabkan takutnya hati. Apalagi kepada orang
yang masanya dekat dengan iman.
Dengan demikian dalam menyampaikan pengajaran yang baik di tuntut
untuk tidak menggunakan metode yang memberatkan dan membuat siswa itu
tertekan, tetapi menggunakan cara/metode yang menyenangkan dan mudah.
Abdurrahman Mas’ud dalam menggagas konsep pendidikan islam yang lebih
maju menunjuk metode reward lebih baik daripada metode punishment. Karena
penggunaan metode ini tidak memberatkan siswa tetapi membuat murid merasa
tertantang dalam meningkatkan prestasi.
Nabi Muhammad adalah sebagai bashir (pemberi kabar gembira),
kehadirannya sebagai bashir dalam proses pendidikan islam tampak lebih
5

dominan dan signifikan. Sebagai bashir, yakni tokoh yang membawa berita
gembira dan keselamatan lahir batin, Nabi tidak menawarkan reward dalam
bentuk materi, tetapi merangsang kecerdasan para murid, memperhalus budi
pekerti, dam mempertajam spiritual keagamaan mereka.
Implikasi status bashir dalam pendidikan islam adalah bahwa seorang
guru, seperti Nabi Muhammad, harus bertindak sebagai promoter of learning, baik
di dalam maupun di luar kelas, serta harus mampu berinteraksi dengan siswa
secara antusias dan penuh kasih sayang. Dengan prinsip ini, hukuman fisik bagi
siswa merupakan hal yang tidak populer dalam kamus pendidikan islam.
Oleh karena itu dalam melakukan pengajaran menggunakan metode yang
baik dan tidak memberatkan siswa merupakan metode yang di ajarkan oleh Nabi
sesuai dalam banyak hadis yang menyebutkan tentang metode pengajaran.
Materi Hadits kedua
Amalan Yang Paling Utama

‫َش َار بِيَ ِد ِه إِىَل‬


َ ‫وأ‬- ِ ِ ِ ‫اح‬
َ ‫ب َهذه الدَّار‬
ِ ‫ ح َّدثَيِن‬: ‫ قَ َال‬-‫وامْس ه سع ُد بن إِياس‬- ‫عن أَيِب عم ِرو الشَّيبايِن‬
ُ ‫ص‬َ َ َ ُ ْ ْ َ ُ ُ َ َْ َْ ْ َ
ِ ‫ب إِىَل‬ ٍ ِ ِ
‫((الصالَةُ َعلَى‬
َّ : ‫اهلل ؟ قَ َال‬ َ ‫الع َم ِل أ‬
ُّ ‫َح‬ َ ‫َي‬ ُ ْ‫ َسأَل‬: ‫َدا ِر َعْبد اهلل ب ِن َم ْسعُ ْود قَ َال‬
ُّ ‫ أ‬: َّ ‫ت النَّيِب‬
ِ ‫ ((اجلِهاد يِف سبِي ِل‬: ‫َي ؟ قال‬ ِ ‫ ((بُِّر‬: ‫َي ؟ قَ َال‬ ِ
.))‫اهلل‬ َْ ُ َ ُ ‫ ُق ْل‬.))‫الوال َديْ ِن‬
ٌّ ‫ مُثَّ أ‬: ‫ت‬ َ ٌّ ‫ مُثَّ أ‬: ‫ت‬
ُ ‫ ُق ْل‬.))‫َوقْت َها‬
‫ ُمَّت َف ٌق َعلَْي ِه‬. ‫اسَتَز ْدتُهُ لََز َاديِن‬ ِ ُ ‫ ح َّدثَيِن هِبِ َّن رس‬: ‫قَ َال‬.
ْ ‫ َولَ ِو‬, ‫ول اهلل‬ َُ َ
“Saya bertanya kepada Nabi, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh
Allah?’ (Dalam satu riwayat: yang lebih utama) Beliau bersabda, ‘Shalat pada
waktunya’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau bersabda, ‘Berbakti
kepada kedua orang tua.’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi’? Beliau bersabda,
‘Jihad (berjuang) di jalan Allah” ‘Ia berkata, “Beliau menceritakan kepadaku.
(Dalam satu riwayat: “Saya berdiam diri dari Rasulullah.”) Seandainya saya
meminta tambah, niscaya beliau menambahkannya.” (H.R. Bukhari, hadits
Shahih dan terdapat di dalam Shahih Bukhari)
6

Fikih Hadits : Menurut syeikh Mas’ud4 padanya terdapat dalil bahwa amal
perbuatan yang paling utama adalah shalat pada waktunya. Akan tetapi padanya
terdapat hadits-hadits pembanding, diantaranya adalah :
ِ ‫ ِذ ْكر‬: ‫ وأَرفَعِها يِف درجاتِ ُكم‬,‫ وأ َْز َكاها ِعْن َد ملِي ِك ُكم‬,‫أَالَ أُخرِب ُكم بِأَفْض ِل أ َْعمالِ ُكم‬
‫اهلل‬ ُ ْ َ ََ َ ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ ُْ
Artinya : “Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang amal perbuatan yang
paling utama, yang paling suci dihadapan Rabb kalian dan yang paling tinggi
kedudukannya untuk kalian ?, dzikrullah”.
Dan diantaranya adalah hadits Abu Hurairah pada riwayat Muslim :
ِ ِ ِ ‫ول‬ ُ ‫ُس ئِ َل َر ُس‬
‫اد يِف‬ َ ْ‫َع َم ِال أَف‬
ُ ‫ ((اجل َه‬: ‫ مُثَّ َم ا َذا ؟ قَ َال‬: ‫ قَ َال‬.))‫ ((إِمْيَا ٌن بِاهلل‬: ‫ض ُل ؟ قَ َال‬ ْ ‫َي األ‬
ُّ ‫ أ‬: ‫اهلل‬
ِ ‫سبِي ِل‬
.‫ َح ٌّج َمْبُر ْوٌر‬: ‫ مُثَّ َما َذا ؟ قَ َال‬: ‫ قَ َال‬.))‫اهلل‬ َْ
Artinya : Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya : “Amal
perbuatan apa yang paling utama ?”.
Beliau menjawab : “Beriman kepada Allah”.
Penanya berkata : “Kemudian apa ?”.
Beliau menjawab : “Berjihad di jalan Allah”.
Penanya berkata : “Kemudian apa ?”.
Beliau menjawab : “Haji yang mabrur”.
Terdapat juga hadits-hadits lainnya.
Para Ulama’ menempuh berbagai jalan kompromi diantara hadits-hadits ini. Yang
terbaik adalah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam membimbing setiap
orang sesuai dengan keadaan dan kekuatannya.
Sebagai contoh, barangsiapa yang memiliki kekuatan menghafal, maka amal
perbuatan yang paling utama baginya adalah belajar dan mengajarkan Al Qur’an,
sebagaimana hadits :

(ُ‫َو َعلَّ َمه‬ ‫) َخْيُر ُك ْم َم ْن َت َعلَّ َم ال ُق ْرآ َن‬.


4 Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil bin Habib Al Hudzali Abu Abdirrahman. Termasuk generasi
pertama. Berhijrah pada hijrah pertama ke Habasyah. Memiliki keutamaan yang luar biasa. Dipilih
oleh Umar untuk menjabat di Kufah. Wafat pada tahun 32 H. Dia adalah ahli qiraah dari kalangan
Shahabat dan Ulama terkemuka mereka. Taqrib no 3638
7

Artinya : “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar dan mengajarkan Al-


Qur’an”.
Dan barangsiapa yang memiliki kelebihan harta, maka amal perbuatan yang
paling utama baginya adalah sedekah, sebagaimana hadits Abdullah bin Amr :

ْ ‫ت َو َم ْن مَلْ َت ْع ِر‬
.‫ف‬ َ ْ‫لى َم ْن َعَرف‬ َّ َ‫ أَ ْن تُطْعِ َم الطَّ َع َام َوَت ْقَرأ‬: ‫َي ا ِإل ْسالَِم َخْيٌر ؟ قال‬
َ ‫السالَ َم َع‬ ُّ ‫أ‬
Artinya : Islam apa yang paling baik?, Nabi Shallallahu alaihi wasallam
menjawab“Engkau bersedekah makanan dan mengucapkan salam kepada yang
kau kenal dan yang tidak kau kenal”.
Materi Hadits ketiga :
Menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf, ia berkata: mengabarkan
kepada kami Sufyan dari al A’masy, dari Abu Waa-il, dari Ibnu Mas’ud ra, ia
berkata:

‫آم ِة َعلَْينَا‬ َّ َ‫ َكَر َاهة‬،‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َيتَ َخ َّولُنَا بِالْ َم ْو ِعظَِة يِف األَيَّ ِام‬
َ ‫الس‬ َ ُّ ‫َكا َن النَّيِب‬
Bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam selalu memperhatikan bagi kami untuk
memberikan nasihat, karena beliau takut akan merasa bosan
Pemahaman Hadits
1. Memperhatikan aspek waktu dalam memberikan nasihat. Al khattabi 5
berkata demikianlah maksud dari hadits ini

“‫ل‬
َّ َ‫مَن‬ ‫ك ُك َّل َي ْوٍم لِئَاَّل‬ ِ
َ ‫ات يِف تَ ْذكِ ِرينَا َواَل َي ْف َع ُل ذَل‬ ِ
َ َ‫ ” َك ا َن يُ َراعي اأْل َْوق‬bahwa
Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memperhatikan waktu
dalam memberikan nasihat, Beliau tidak memberikan nasihat setiap hari
agar kami tidak merasa bosan. Abu Ubaid al Harawi menceritakan dalam
al gharibiin dari Abu Amru asy Syaibani bahwa yang benar adalah

yatahawaluna dengan (‫)ح‬ sehingga bermakna “‫فيها‬ ‫يتطلب أحوالن ا ال يت ننشط‬

‫ ”للموعظة‬memperhatikan kondisi kami ketika memberikan nasihat. Namun

5 Abu Dawud: Sunan Abu Dawud, Beirut: Maktabah al ‘Ashriyah, tt, Juz 1, hlm 289. Hadits ini
hasan menurut al Albany
8

menurut al arnauth pendapat pertama lebih kuat6. Meskipun demikian


memperhatikan kondisi pendengar ketika hendak menyampaikan sebuah
nasihat juga harus diperhatikan.
Termasuk dalam pengertian ini adalah memilih waktu yang yang
telah disepakati, makna ini disampaikan oleh al ‘Ainiy

َّ ‫ ”أَن النَّيِب صلى اهلل َعلَْي ِه َوسلم َك ا َن يعظ‬bahwasanya Nabi saw


َ ُ‫الص َحابَة يِف أ َْوقَات َم ْعل‬
“‫ومة‬

memberikan nasihat bagi para sahabatnya pada waktu yang telah umum
disepakati.
Memperhatikan aspek waktu juga berarti singkat, padat dan mudah dalam
memberikan nasihat.
Dari Jabir bin Samurah ra, ia berkata
“ ‫ص ًدا‬ ِ َّ ‫ ” ُكْنت أُص لِّي م ع النَّيِب ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم‬aku
ْ َ‫ َو ُخطْبَتُ هُ ق‬،‫ص ًدا‬
ْ َ‫ص اَل تُهُ ق‬
َ ‫ت‬
ْ َ‫الص لَ َوات فَ َك ان‬ َ َ َ َْ ُ َ ِّ َ َ َ ُ
shalat di belakang nabi saw, ternyata shalat dan khutbah beliau itu sedang-
sedang saja.
Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan matan
yang berbeda, dari Jabir bin Samurah ra, ia berkata
ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ َّ َ ‫ول اللَّ ِه‬
“‫ات‬ ٌ ‫ إِمَّنَا ُه َّن َكل َم‬،‫يل الْ َم ْوعظَةَ َي ْو َم اجْلُ ُم َعة‬
ٌ ‫ات يَس َري‬ ُ ‫صلى اهللُ َعلَْيه َو َسل َم اَل يُط‬ ُ ‫” َكا َن َر ُس‬
Rasulullah saw tidak lama dalam memberi pelajaran pada hari
jum’at namun hanya kalimat-kalimat yang ringan / mudah.
        Dari Amr bin al Ash ra ia berkata, Rasulullah saw bersabda,
ِ ِ
َ ‫ فَِإ َّن اجْلََو َاز ُه َو‬،‫ أَ ْن أَجَتَ َّو َز يِف الْ َق ْول‬،‫ت‬
“‫خْيٌر‬ ُ ‫ أ َْو أُم ْر‬،‫ت‬
ُ ْ‫”لََق ْد َرأَي‬
sungguh aku lihat atau diperintah untuk singkat dalam berbicara, karena
singkat dalam berbicara adalah yang terbaik.
2. Perilaku mendidik itu lahir karena rasa cinta, menginginkan kebaikan bagi
perserta didik. Bukan karena keinginan menonjolkan kepandaian,
kebencian apalagi karena rasa sombong. Seorang pendidik harus memiliki
jiwa yang penuh kasih sayang dan menginginkan kebaikan bagi
mutarabbinya. Ibnu Bathal menjelaskan maksud hadits ini sebagai berikut 
6 lihat penjelasan pada Musnad Imam Ahmad yang ditahqiq oleh Syu’aib al Arnauth. Ahmad bin
Hanbal: al Musnad, Beirut: Muassasah ar Risalah, 1421 H, juz 6, hlm 59.
9

‫أراد (صلى اهلل عليه وسلم) الرفق بأمته ليأخذوا األعمال بنشاط وحرص عليها الصفة‬

bahwa rasulullah saw sangat menginginkan berlaku lemah lembut kepada


seluruh ummat islam dalam hal menggiatkan amal shalil serta sangat
menginginkan kebaikan bagi mereka. Baginda Nabi Rasulullah saw
ٍ G‫ه بِ ِر ْف‬GG‫ لْ فِي‬G‫ين فَأَوْ ِغ‬
bersabda” ‫ق‬ ٌ ِ‫ ِّدينَ َمت‬G ‫ َذا ال‬G َ‫ ”إِ َّن ه‬sesungguhnya agama ini kokoh
maka tanamkanlah ia dengan cara berperilaku yang lemah lembut.
3. Hadits ini menganjurkan agar bertahap dalam mengerjakan amal shalih
dan mengutamakan kontinuitas amal. Amal sholeh akan mudah dikerjakan
secara berkesinambungan jika bertahap dalam mengerjakannya. Bahkan
amal yang dikerjakan secara kontinu itu lebih disukai, sebagaimana sebuah
ِ ‫ب ال دِّي ِن إِلَي ِه م ادام علَي ِه ص‬
hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah ra “ُ‫احبُه‬ َّ ‫َح‬
َ َْ ََ َ ْ َ ‫”و َك ا َن أ‬
َ
sesungguhnya amal ketaatan yang lebih dicintai adalah yang dikerjakan
secara kontinu oleh pelakunya.
4. Penting bagi para pendidik untuk menguasai metode memberikan nasihat
yang baik sehingga tidak menyebabkan mutarabbinya menjadi cepat
bosan. Sebagaimana sebuah teladan dari Rasulullah saw tentang ekspresi
beliau ketika menyampaikan tema hari kiamat, seperti dikatakan Jabir bin
Abdullah
ٍ ‫ َحىَّت َكأَنَّهُ ُمْن ِذ ُر َجْي‬،ُ‫ضبُه‬
“‫ش‬ َ ‫ َوا ْشتَ َّد َغ‬،ُ‫ص ْوتُه‬
َ ‫ َو َعاَل‬،ُ‫ت َعْينَاه‬
ْ ‫ب امْح ََّر‬ ِ ِ
َ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم إ َذا َخط‬
ِ ُ ‫َكا َن رس‬
َ ‫ول اهلل‬ َُ
‫«صبَّ َح ُك ْم َو َم َّسا ُك ْم‬
َ :‫ول‬
ُ ‫”»ي ُق‬
َ
jika nabi berkhutbah memerah matanya, meninggi suaranya dan terlihat
marah, hingga beliau seperti pemberi peringatan pasukan yang berkata,
musuh akan darang kepada kalian pada pagi hari, musuh akan datang pada
kalian sore hari.
5. Seorang pendidik yang sukses ialah yang mampu berinteraksi dengan
anggotanya secara efektif dan membangun kerjasama yang positif.
Pentahapan dalam pemberian nasihat dan pembebanan memungkinkan
terjadinya adaptasi, kesertaan dan keterlibatan pendidik dengan
anggotanya.
C. Pendekatan Pengalaman
10

Pendekatan pengalaman merupakan pemberian pengalaman keagamaan


kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan.  Dengan ini
peserta didik diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan, baik
secara ikdividu maupun kelompok. Sehubungan dengan ini ditemukan hadist
antara lain sebagai berikut
‫وج َداية‬ ِ ‫ِحنبل ٔا ّن صفوا َن بن ُٔاميَّةَ بعثَه اِىل رسو ِل صلّى اللّه‬
ِ ٍ َ‫عليه وسلّم بِل‬ ٍ ‫َع ْن َكلَ َد َةب ِن‬
‫َ نَب‬ ُ ُْ َ َ ُ َ َْ

َّ ‫ُسلِّ ْم فقاَ َل ْار ِج ْع َف ُق ِل‬


‫السالَ ُم َعلَْي ُك ْم‬ َ ‫ َومَلْ أ‬  ‫ت‬
ِ ٰ
ُ ‫صلَّى اللّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم بِأَ ْعلَى َم َّكةَ فَ َد َخ ْل‬
َ ُّ ‫س َوالنَّيِب‬ ِ َ‫و‬
َ ‫ضغَابْي‬ َ
Kaladahbin hanbal meriwayatkan bahwa ia diutus oleh shafwan bin
umayyah kepada Rosululloh membawa susu,, anak kijang, dan ketimun kecil.
Sementara itu nabi sedang berada di ketinggian mekah. Ia berkata,”Aku masuk
tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu.” Lalu beliau bersabda, “keluar
dulu,lalu ucapkan salam.”
(H.R. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
            Dalam hadist ini, Rasululloh tidak memarahi Kaladah lantaran tidak
mengucapkan salam. Akan tetapi beliau mengharapkan kaladah menjalankanya
secara praktis (mengalami sendiri) dan diaplikasikan setiap masuk rumah sebagai
salah stu etika kesopanan. Tidak diragukan lagi belajar dengan metode seperti ini
memberikan nilai lebih banyak dan kesan yang lebihdalam dari pada sekedar
nasihat dan arahan teoritis  yang tidak dibarengi dengan latihan praktis. Dengan
demikian Rosululloh telah menggunakan pendekatan pengalaman dengan
mengajarkan nilai-nilai akhlak kepada para sahabat.
            Pendidik islam seharusnya menggunakan metode pendekatan ini sebagai
pelajaran didalam ibadah, guru akan mengalami kesulitan ketika tidak melakukan
pendekatan ini. Peserta didik harus mengalami sendiri ibadah itu dengan
bimbingan gurunya. Belajar dari pengalaman jauh lebih baik dari pada sekedar
berbicara, tidak berbuat sama sekali. Pengalaman disini adalah pengalaman yang
bersifat mendidik. Memberikan pengalaman yang edukatif yang kemudian
diarahkan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan7.

7 Bukhari Umar,M.Ag, Hadist Tarbawi,(Jakarta : Amzah, 2012)cet.ke-1, hlm.176


11

            Contoh lain didalam pengalaman keagamaan baik individu maupun


kelompok, adalah ketika bulan ramadhan tiba, semua kaum muslimin diwajibkan
melaksanakan puasa, dimalamnya ada kegiatan shalat terawih yang biasanya
dilanjutkan dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Da’i dan peserta didik
biasanya tidak ketinggalan untuk mendengarkan ceramah tersebut. Disinilah
peserta didik bisa diberikan tugas dari guru untuk menyerahkan laporan tertulis
yang sudah ditanda tangani oleh penceramah.
D. Pendekatan Pembiasaan
            Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk senantiasa mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah terbiasa, peserta didik akan merasa mudah untuk mengerjakan kegiatan-
kegiatan keagamaan. Sehubungan dengan ini, terdapat hadist antara lain sebagai
berikut.
َّ ِ‫صلّى هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُمرُوْ ا أوْ الَ َد ُك ْم ب‬
‫صالَ ِة َوهُ ْم‬ ‫هّٰللا‬
َ ِ ‫ب ع َْن أَبِ ْي ِه ع َْن َج ِّد ِه قَا َل قَا َل َرسُوْ ُل‬ ٍ ‫ع َْن َع ْم ِرو ْب ِن ُش َع ْي‬
‫ضا ِج ِع‬َ ‫َسب ِْع ِسنِ ْينَ َواضْ ِربُوْ هُ ْم َعلَيْها َ َوهُ ْم أبْنا َ ُء َع ْش ٍر َوفَ ِّرقُوْ ا بَ ْينَهُ ْم فِ ْي ْال َم‬
Dari ‘Amru bin Syu’aib dari bapaknya dan kakeknya, Rosululloh bersabda
”suruhlah anakmu mendirikan shalat ketika berumur tujuh tahun dan pukulah
mereka karena meninggalkanya ketika ia berumur sepuluh tahun. (pada saat itu),
pisahkanlah tempat tidur mereka” (H.R Abu Dawud)
Hadist ini menginformasikan bahwa (1) orang tua harus menyuruh anak
mendirikan shalat sejak umur tujuh tahun; (2) setelah berumur sepuluh tahun-dan
ternyata meninggalkan shalat maka orang tua boleh memukulnya; dan (3) pada
usia sepuluh tahun juga, tempat tidur anak harus dipidahkan antara laki-laki dan
perempuan.
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau
perbaikan kebiasan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain
menggunakan perintah, suri teladan, dan pengalaman khusus, juga menggunakan
hukuman dan ganjaran, tujuanya adalah agar siswa memperoleh sikap, kebiasaan,
dan perbuatan baru yang lebih tepat.
12

Dari segi hukum, anak yang berusia tujuh tahun belum termasuk
mukallaf8. Dengan demikian dapat dipahami bahwa Rosul menyuruh anak usia
tujuh tahun mendirikan shalat dengan maksud membiasakan mereka agar setelah
mukallaf nanti, anak tidak mersasa keberatan untuk melaksanakannya. Orang tua
diperintahkan mendidik anak mendirikan shalat, setelah berusia tujuh tahun, hal
itu untuk mempermudah proses pendidikan.
E. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional adalah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta
didik dalam memahami dan menghayati ajaran agama agar perasaanya bertambah
kuat terhadap Allah sekaligus dapat merasakan mana yang baik dan mana yang
buruk. Sesuai dengan ditemukannya hadist berikut :
‫صلَّى هّٰللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َمثَ ُل ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ فِ ْي ت ََو ِّد ِه ْم َوت ََرا ُح ِم ِه ْم َوتَعا َ طُفِ ِه ْم‬ ‫هّٰللا‬
َ ِ ‫ع َِن النُّ ْع َمنَ ْب ِن بَ ِشي ٍْر يَقُوْ ُل قا َ َل َرسُوْ ُل‬
‫َك َمثَ ِل ال َج َس ِد إِ َذا ا ْشت َكى ُع ْد ٌو تَدَاعَى لَهُ َسا ِء ُر َج َس ِد ِه بِا ال َّسهَ ِر َو ْل ُح َّمى‬
Nu’man bin Basyir meriwayatkan bahwa Rosululloh bersabda, “Perumpamaan
sikap saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi diantara orang yang beriman
itu seperti anggota tubuh. Jika salah satu anggota tubuh mengeluh sakit, maka
seluruh anggota tubuh akan merasakannya sampai tidak menidurkan diri dan
selalu merintih.” (H.R Muslim)
            As-Suyuti menjelaskan bahwa yang dimasksud dengan
kata tadaa’aa dalam hadis diatas adalah sebagian anggota memanggil yang lainya
karena sama-sama merasakan sakit. Kata as-sahar berarti karena rasa sakit
seseorang tidak dapat tidur. Kata al-hummaa berarti merintih karena sakit dan
tidak dapat tidur. Menurut Al-Qodhi Iyadh, penyamaan orang yang beriman
dengan satu tubuh merupakan penyamaan yang tepat karena mendekatkan dan
memjelaskan pengertian. Didalamya terdapat ajaran yang menghargai hak-hak
orang islam dan memotivasi agar saling menolong dan saling mencintai9.
F. Pendekatan Rasional
            Pendekatan rasional adalah usaha memberikan peranan kepada rasio atau
akal dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama kemudian mencoba

8 Hasbullah, Ushul At-Tasyri Al-Islami, (mesir: Dar Al-Ma’arif,1383 H/1964 M),cet. Ke-3, hlm.330
9 Op.cit, hlm.180
13

menggali hikmah dan fungsi ajaran agama. Sehingga seseorang dapat


membedakan mana yang baik dan mana yang salah. Sehubungan ini terdapat
hadis sebagai berikut.
ِ ُ ‫َّج ِر َش َجَرةً اَل يَ ْس ُق‬ ِ َّ ‫َن رسو ُل ال ٰلّ ِه ص َّل ال ٰلّه علَي ِه وسلَّم قَ َال‬ ِ ٰ ِ ‫عن‬
‫ثل‬
ُ ‫ط َو َرقُهاَ َوهى َم‬ َ ‫إن م َن الش‬ َ َ َ َْ ُ َ ْ ُ َ َّ ‫عبداللّه بْ ِن ُع َمَر أ‬
ْ َْ
ِٰ ِ ِِ ِ ‫ىِن‬ ِِ
‫ت‬ ْ ‫َّج ِر الْباَديَة َو َوقَ َع ىِف نَ ْفسى أهَّن اَ الن‬
ُ ‫َّخلَةُ قَ َال َعْب ُداللّه فَا ْستَ ْحَيْي‬ َ ‫َّاس ىِف الش‬
ُ ‫الْ ُم ْسلمم َح ِّدثُ ْو َما هى َف َوقَ َع الن‬
ِ ِ ٰ ِٰ ‫هِب‬ ِٰ
ُ‫َّخلَة‬ َ ‫أخرِب ْنَا َا َف َق َال َر ُس ْو ُل اللّه‬
ْ ‫صلَّى اللّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ه َى الن‬ ْ ‫َف َقالُْوا يَا َر ُس ْو ُل اللّه‬
Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rosululloh bersabda.”sesungguhnya diantara
pohon-pohon ada pohon yang tidak gugur daunya dan itu bagaikan muslim.
Katakanlah kepadaku apa nama pohon tersebut.”semua orang mulai berfikir
tentang pohon yang tumbuh dipadang pasir dan saya berfikir bahwa itu adalah
pohon kurma. Namun saya merasa malu (untuk menjawabnya). Ssementara itu
ada yang berkata,” wahai Rosululloh, beritahukan kepada kami pohon apa itu.”
Lalu Rosululloh menjawab,” pohon itu adalah pohon kurma.” (H.R BUKHARI)
Menurut Ibnu Hajar, penyamaan pohon kurma dengan orang muslim
adalah sama-sama mendapatkan keberkahan. Keberkahan kurma terdapat pada
setiap bagianya, mulai dari muncul buahnya sampai dikeringkan dan dapat
dimakan. Selain itu, setiap bagian pohon dapat dimanfaatkan. Bijinya dapat
digunakan sebagai makanan ternak, dan tangkai buahnya dapat dijadikan sebagai
tali. Begitu pula dengan berkah seorang muslim hingga lahir sampai akhir
hayatnya bermanfaat bagi diri dan orang lain. Dalam hadist ini, Rosululloh
melontarkan pertanyaan kepada para sahabat supaya cara berfikirnya terarah,
dengan mengajukan pertanyaan mengenai persoalan tertentu untuk mencari
jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan. Ketika mereka mencoba memberi
jawaban atas pertanyaan itu, Rosululloh kemudian memberikan jawaban yang
tepat dan benar sebagai tambahan wawasan mereka. Muhammad Ustman Najati,
mengajukan pertanyaan, diskusi, dan dialog dapat membantu mengarahkan proses
berfikir dan belajar dengan cepat. Allah memerintahkan kita untuk meminta
petunjuk kepada para ahli dan bertanya kepada mereka untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Firman Allah :
14

َ‫فَاسْأَلُوا أَ ْه َل ال ِّذ ْك ِر إِ ْن ُك ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمون‬

Artinya : maka tanyakanlah olehmu kepadaorang yang berilmu, jika kamu tiada
mengetahui. (QS. Al-An biya (21): 7)10

G. Pendekatan Fungsional
            Pendekatan fungsional, yaitu penyajian materi ajaran agama islam dengan
penekanan segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam  kehidupan sehari-hari
sesuai tingkat perkembangan mereka. Pembelajaran dan melakukan bimbingan
shalat misalnya, diharapkan berguna bagi kehidupan seseorang, baik dalam
kehidupan individu maupun sosial. Ditemukan hadis sebagai berikut.

ً‫الد ْنيَا يَ َّسَر ال ٰلّهُ َعْنهُ ُكْربَة‬


ُّ ‫ب‬ِ ‫َعن أىِب ُهر ْيرةَ َع ِن النَّيِب ِّ صلّى ال ٰلّهُ َعلَْي ِه وسلّم قَ َال من َنفَّس َعن مسلِ ٍم ُكربةً ِمن ُكر‬
َ ْ َْ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ََ ْ
‫ٓالخر ِة و َمن سَتر َعلَى ُمسلِ ٍم ىِف‬
ِ ِ ‫الد ْنيا ي َّسرال ٰلّه علَي ِه‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ِمن ُكر‬
ْ ُّ ‫ف‬
َ َ ْ َ َ ْ‫الد ْنيَا َوا‬ ْ َ ُ َ َ َ ُّ ‫ب َي ْوم القيَ َامة َو َم ْن يَ َّسَر َع ٰلى ْم ْعس ٍر ىِف‬ َ ْ
ِ ‫آلخر ِة وال ٰلّه ىِف عو ِن العب ِد ما َكا َن الْعب ُد ىِف عو ِن‬
‫أخْي ِه‬ ِ ُّ ‫الد ْنيَا َسَتَر ال ٰلّهُ َعلَْي ِه ىِف‬
ُّ
َْ َْ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ ْ‫الد ْنيَا َوا‬
Dari Abu hurairah, Nabi bersabda,”barang siapa yang melapangkan
seorang muslim dari suatu kesempitan dunia niscya Allah akan melapangkan dari
suatu kesulitan di hari kiamat. Siapa yang memudahkan seorang muslim dari satu
kesulitan dunia niscaya Allah akan memudahkan didunia dan akhirat. Siapa yang
menutup aib seorang muslim di dunia, niscaya alloh menutup aibnya di dunia dan
akhirat. Allah menolong hambanya selama hamba itu menolong
saudaranya.” (H.R At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad)
Ada empat hal yang diinginkan Rosululloh agar dikerjakan oleh umatnya
terhadap sesama dalam hadis diatas, yaitu (1) melapangkan kesempitan, (2)
memudahkan kesulitan, (3) menutup aib, dan (4) menolong saudara. Untuk
kegiatan tersebut ditegaskan oleh Rosululloh manfaat yang akan didapat oleh
pelaku, baik didunia maupun akhirat. Hal ini dapat membangkitkan semangat para
sahabat untuk saling membantu. Dengan demikian, beliau telah menggunakan
pendekatan fungsional dalam mendidik para sahabatnya.
            Pelajaran agama yang diberikan kepada peserta didik bukan saja untuk
memberantas kebodohan dan pengisi kekosongan intelektual, tetapi untuk
10 Mohamad Taufik, Qur’an in word ver.1.3
15

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang demikian itulah yang


menjadi tujuan pendidikan agama disekolah dalam berbagai jenis dan tingkatan.
H. Pendekatan Keteladanan
            Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan atau
memberikan contoh yang baik kepada peserta didik. Guru yang senantiasa baik
kepada setiap orang misalnya, secara langsung memberikan keteladanan kepada
peserta didiknya. Keteladan pendidik terhadap peserta didiknya merupakan faktor
yang sangat penting dan menentukan keberhasilan pembelajaran. Hal ini
disebabkan karena guru akan menjadi tokoh identifikasi dalam pandangan anak
yang akan dijadikan sebagai teladan dalam mengidentifikasikan diri dalam
kehidupanya.
Sehubungan dengan ini telah ditemukan hadist, antara lain sebagai berikut.
ِ ِ ٰ ِ ِِ
ُ‫صلَى اللّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َوحَنْ ُن َشبَبَةٌ ُمَت َقا ِربُ ْو َن فَأَقَ ْمنَا عْن َده‬
َ ّ ‫َع ْن أىِب ْ ُسلَْي َما َن َمالك بْ ِن احلَُويْ ِرث قَ َال أََتْينَا النَّيِب‬
ِ ِ ِ ِ ِ ‫ىِف‬ َّ ‫ِع ْش ِريْ َن لَْيلَةَ فَظَ َّن أ‬
َ ‫س أَلَنَا َع َّم ْن َتَر ْكنَا اَ ْهلنَا فَأَخْرَب نَاهُ َو َكا َن َرفْي ًقا َرحْي ًما َف َق َال ْارجعُ ْوا إ‬
‫ىل‬ َ ‫َن ا ْشت ْقنَا أ َْهلَنَا َو‬
‫َح ُد ُك ْم مُثَّ لَِي ُؤ َّم ُك ْم‬ ِ ‫أهلِي ُكم َفعلِّمو هم ومروهم وصلُّوا َكمارأَيتُمويِن أُصلِّي واِ َذا حضر‬
َ ‫الصالَةُ َف ْلُي َؤذِّ ْن لَ ُك ْم أ‬
َّ ‫ت‬ ََ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ ُُ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ ْ
Abu Sulaiman Malik bin Al-Huwairits berkata,”kami, beberapa orang
pemuda sebaya mengunjungi Nabi, lalu kami menginap bersama beliau selama
20 malam. Beliau menduga bahwa kami telah merindukan keluarga dan
menanyakan apa yang kami tinggalkan pada keluarga. Lalu kami
memberitahukannya kepada Nabi. Beliau adalah orang yang halus perasaanya
dan penyayang. Beliau bersabda,” kembalilah kepada keluarga kalian. Ajarilah
mereka, suruhlah mereka, dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat saya
mendirikan shalat. Apabila waktu shalat telah masuk, hendaklah salah seorang
diantara kalian mengumandangkan azan dan yang lebih tua hendaklah menjadi
imam.” (H.R Al-Bukhari)
Dalam hadis diatas, Rosul memberikan keteladan cara memperlakukan
tamu selama berada dirumahnya. Beliau telah menunjukan keramahan, kelemah
lembutan, kasih sayang dan meninggalkan kesan yang mendalam. Dalam hal ini
Rosul tidak menyuruh agar para sahabat meniru. Selain itu, beliau juga
16

mencontohkan mendirikan shalat, terlihat bahwa beliau mengutamakan


pendekatan keteladanan.
            Manusia banyak belajar tentang berbagai kebiasaan dan tingkah laku
melalui proses peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku kedua orang tua dan
saudara-saudaranya. Ia mulai belajar bahasa dari meniru kedua orang tuanya dan
saudara-saudaranya dengan mengucapkan kata-kata secara berulang kali. Tanpa
terbiasa mendengar orang mengucapkan suatu kata, manusia tidak bisa berbahasa
lisan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
17

Pendidikan Islam merupakan usaha dan kegiatan yang dilaksanakan


dalamrangka menyampaikan sebuah agama, dengan berdakwah, menyampaikan
ajaran,memberi contoh, melatih keterampilan dan berbuat, menciptakan
kepribadian muslim.Dalam rangka membentuk itu semua, untuk mengajukan
pendidikan Islam yang ada, misalnya dalam perkembangan kemajauan intelektual
pendidikan. Pendekatan yang di jalankan dalam pendidikan islam merupakan
suatu cara alat untuk lebih meningkatkan tarap kemampuan dan keintelektualan
bagi peserta didik. Pendekatan dalam pendidikan Islam yaitu
menggunakan pendekatan yang dilakukan seperti yang dicontohkan oleh Rosul
kita meliputi :
a) Pendekatan kontekstual
b) Pendekatan pengalaman
c) pendekatan pembiasaan
d) pendekatan emosional
e) pendekatan rasional
f) pendekatan fungsional
g) pendekatan keteladanan.
B. Saran
            Dari makalah yang kami buat semoga akan menjadikan manfaat bagi kita
semua. Namun, kami menyadari dari pembuatan makalah ini banyak sekali
kesalahan baik dari tulisan maupun kata-katanya. kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun.

DAFTAR PUSTAKA
18

Bukhari, Umar.2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.

Ramayulis.2006.  Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

http:// /hadits tentang pendidikan dan pengajaran _ islamic centre.htm

Anda mungkin juga menyukai