Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PASCA HIJRAH DAN PEMBENTUKAN MASYARAKAT ISLAM”

Di Susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sirah Nabawiyah

Dosen Pengampu :

Ust Hepi Andi Bastoni M.Pd.I

Disusun oleh :

Yuzra Taufik Rahmat (20220099)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) FATAHILLAH

TAHUN AKADEMIK 2021-2022

Alamat : Kp. Tengah Cipeucang, Kec. Cileungsi

Kab Bogor, Jawa Barat 16820 , indonesia

Telp.(021)-899348889
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 Latar belakang................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 Respon Masyarakat Kedatangan Rasulullah...............................................................6
2.2 Pembentukan Masyarakat Islam Yastrib.....................................................................8
2.3 Piagam Madinah...........................................................................................................11
2.4 Letak Geografis Yastrib...............................................................................................11
BAB III.........................................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan dan karunia sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah untuk mata
kuliah Sirah Nabawiyah di STIT Fatahillah ini.

Tugas pembuatan makalah diberikan pada mahasiswa semester tiga untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Sirah Nabawiyah.Yang bertema “Pasca Hijrah Dan Pembentukan
Masyarakat Islam”

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi
maupun format penulisannya. Kami mengharapkan pada para pemateri maupun dosen yang
terkait dapat memberikan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi maupun sumber bacaan,
dan semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi hal ini. Terima kasih.

Kamis, 25 november 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kota Madinah sebagai tempat hijrah dan pusat kegiatan dakwah Rasulullah semata-mata
adalah hikmah ilahi. Kota Madinah mempunyai keistimewaan tertentu yang tidak dimiliki
oleh kota lain di antaranya letak geografisnya yang secara alamiah memiliki persyaratan
sebagai daerah pertahanan militer. Di semenanjung Arabia tidak ada kota pun di dekat
Madinah yang mempunyai kelebihan ini. Di sebelah barat Madinah terdapat dataran luas
penuh dengan batu-batu vulkanik kehitamam-hitaman mengkilat dan teramat panas terbakar
sinar matahari di samping kepingannya yang runcing dan tajam, sangat sulit untuk dilalui
pejalan kaki atau penunggang kuda, unta dan sebagainya. Dataran luas ini dikenal dengan
nama Harrah Wabarah. Sedangkan yang membentang di sebelah Timur Madinah dikenal
dengan Harrah Waqim. Bagian utara kota Madinah merupakan daerah terbuka satu-satunya
yang dapat di jadikan lalu lintas.

Sebelum rasul hijrah ke Madinah, di Madinah memiliki beberapa suku seperti suku Aus,
Khazraj, anshor, yahudi , dan lain lain. Sebagian besar masyarakat di di yastrib itu semua
pendatang dari segala penjuru negeri. Wilayah yastrib di kelilingi gunung berapi yang subur
tanahnya. Sehingga menjadi pusat pertanian dan jalur perdagangan yang ramai. Kota yastrib
merupakan daerah persawahan dan perkebunan, yang hasil perkebunan terbesar nya yaitu
anggur dan kurma. Suku – suku yastrib hidup dengan rukun, damai dan penuh rasa kasih
sayang. Mereka juga memiliki sifat yang terpuji misalnya, berani, dermawan, jujur, dan
saling menerima satu sama lain.

Rasulullah tiba di Madinah dan disambut begitu hangat oleh orang Arab dari Kabilah Aus
dan Khajraz, akan tetapi ada yang tidak menyukai kehadiran rasul di madinah yaitu kaum
yahudi, kedengkian dan kebencian kaum Yahudi terhadap beliau semakin menggila. Apalagi
setelah Rasululllah mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anșar di Madinah
yang dengan tulus ikhlas membantu, melindungi dan membela Rasulullah dengan jiwa raga
dan harta benda
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah kedatangan rasulullah ke Yastrib di sambut baik oleh Masyakat Yastrib ?


2. Apa yang di lakukan Rasulullah dan para sahabat untuk Pembentukan Masyarakat islam
di Yastrib ?
3. Bagaimana Latar Belakang “Piagam Madinah” ?
4. Bagaimana Letak Geografis Yastrib waktu hijrah Rasulullah ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan Makalah ini agar saya selaku penulis makalah mengetahui bagaimana
respon masyarakat yastrib waktu kedatangan Rasulullah ke yastrib serta mengetahui proses
pembentukan masyarakat islam di yastrib, Kemudian saya selaku penulis makalah juga ingin
mengetahui lebih dalam Sejarah tentang Rasulullah , tidak hanya mengetahui secara umum
nya saja melainkan ingin mengetahui lebih dalam.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat Penulisan Makalah ini agar saya atau para pembaca senantiasa menambah
wawasannya dalam Sejarah Perjalanan Rasulullah dan senantiasa dapat menjadi contoh untuk
saya pribadi atau Pembaca makalah dan mengamalkannya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Respon Masyarakat Kedatangan Rasulullah

Begitu terdengar keberangkatan Nabi Muhammad berhijrah dari Makkah ke Madinah,


maka kaum Anshor keluar dari rumah-rumahnya untuk menunggu kedatangan beliau.
Mereka menunggu kedatangan Nabi setiap hari pada hari masih pagi. Jika panas sudah terik,
mereka pun kembali pulang ke rumah masing-masing.

Pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun 14 kenabian yang bertepatan dengan 23
September 622 M, mereka keluar dari Madinah menuju Harrah seperti biasanya. Namun hari
itu Nabi Muhammad SAW belum juga terlihat, sementara panasnya terik matahari mulai
terasa. Maka mereka pun kembali ke rumah masing-masing. Pada saat iring-iringan kaum
Anshor kembali ke Madinah, seorang Yahudi terlihat sedang naik ke atas sebuah benteng
yang paling tinggi di Madinah untuk suatu keperluan. Sesampainya di atas bangunan itu,
tiba-tiba ia melihat Rasulullah dan bersama para sahabatnya dari kejauhan

Sontak ia berteriak seraya berkata, “Wahai bangsa Arab, lihatlah, pahlawan yang kalian
tunggu-tunggu telah tiba.” Melihat hal itu, kaum muslimin Madinah segera mengangkat
senjata dan keluar menuju Harrah lagi. Ternyata apa yang dikatakan Yahudi itu benar
adanya. Mereka pun bertemu Rasulullah di balik bukit Harrah. Dan seketika itu terdengar
takbir di perkampungan Bani Amru ibnu Auf. Lantas takbir itu disambut oleh orang-orang
muslim yang lain dengan penuh suka cita atas kedatangan Rasulullah. Lalu berduyun-duyun
untuk mulai berdatangan untuk bertemu dan menyambut beliau sebagai seorang nabi yang
dinanti-nanti.

Syahdan, beberapa orang dari kaum muslimin yang belum pernah melihat Rasulullah
sebelumnya langsung menjawab dan menyalami Abu Bakar dengan hangat karena mengira
Abu Bakar adalah Nabi Muhammad yang mereka tunggu-tunggu. Lalu tak lama kemudian,
yaitu ketika panas matahari semakin menyengat, Abu Bakar berdiri dan melindungi nabi
dengan sorbannya. Melihat hal itu, mereka yang tadinya melihat Abu Bakar adalah
Rasulullah pun baru mengetahui Rasulullah yang sesungguhnya. Lalu mereka pun duduk
berkeliling sekitar beliau dengan suka cita. Sesaat kemudian, sebuah ketenangan
menyelimuti Rasulullah dan Allah menurunkan wahyu yang berbunyi:

“Maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang
mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula. [Q.S. At-
Tahrim : 4].

Tidak lama kemudian, serombongan kaum wanita, anak-anak remaja, dan budak-budak
terlihat berjalan beriringan di jalan-jalan kota Madinah seraya berteriak, “Muhammad telah
datang. Rasul Allah telah datang. Allahu Akbar. Muhammad telah datang.” Sementara itu,
orang-orang yang menyambut kedatangan beliau seraya berkata:

“ Telah terbit Bulan Purnama


Dari kampung Tsaniyatil Wada’
Seharusnya kita Bersyukur
Ketika seseorang Dai Menyeru Kepada Allah”

Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanan menuju kampung Quba yang berada di


wilayah Bani Amru ibnu Auf dari kalangan suku Aus. Ia mengunjungi Kultsum ibn Hadam
dan singgah di tempat itu selama empat belas malam. Selama kurun waktu itulah Rasulullah
membangun pondasi Masjid Quba’, masjid pertama yang beliau bangun setelah hijrah ke
Madinah Setelah itu, beliau melanjutkan perjalanan kembali menuju Madinah atas perintah
Allah. Beliau menunggang untanya sambil membonceng Abu Bakar di belakangnya. Lalu,
beliau mengirim seorang utusan Bani Najjar untuk memberitahukan kedatangan beliau,
Maka mereka pun datang menyandang pedang mereka untuk menyambut Rasulullah
kemudian rombongan itu berjalan kea rah Madinah dan melaksanakan salat di
perkampungan Bani Salim ibn Auf. Mereka salat Jumat di sebuah masjid yang terletak di
tengah-tengah sebuah lembah. Pada saat itu, mereka berjumlah seratus orang laki-laki. Salat
Jumat tersebut merupakan salat jumat pertama kalinya dilaksanakan di Madinah.

Rasulullah SAW memasuki kota Madinah tepat setelah salat Jumat dengan penuh rasa
bahagia dan suka cita. Apalagi, setiap kali beliau melewati sebuah perkampungan, para
warganya selalu berhamburan keluar rumah dan kemudian berebut memegang tali kekang
kendaraan beliau seraya berkata, “Marilah kami antar engkau menuju kekuatan,
keselamatan, dan perlindungan Rasulullah pun bersabda, “Berilah jalan unta ini, karena ia
sedang menjalankan tugas.” Maka unta itu pun terus berjalan membawa beliau hingga
sampai di sebuah tempat yang di atasnya terbangun megah masjid Nabawi. Lalu, unta beliau
merundukkan tubuhnya. Namun belum sempat Rasulallah turun, ia sudah terlebih dahulu
bangkit dan menggeser tubuhnya ke belakang.

Setelah itu, ia menengok ke kanan-kiri dan kembali ke tempatnya berhenti semula dan
merundukkan tubuhnya. Kemudian Rasulullah baru turun darinya. Peristiwa ini terjadi di
perkampungan Bani Najjar, tepatnya di depan kediaman Abu Ayyub al- Anshari Abu Ayyub
al- Anshari pun segera menyambut rombongan Nabi Muhammad dan mempersilahkan
beliau untuk masuk ke kediamannya. Maka Rasulullah bersabda, “Aku bersama
rombonganku.” Maka Abu As’ad ibn Zurah-lah yang kemudian menampun para anggota
rombongan Rasulullah

2.2 Pembentukan Masyarakat Islam Yastrib

Banyak peristiwa penting yang terjadi pada tahun pertama kehadiran Rasulullah di
Madinah. Tiga langkah penting dan strategis yang pertama beliau lakukan adalah;
membangun masjid, menjalin ukhuwah, dan menggalang kerukunan Makkah. Rasulullah
memerintahkan dilakukan sensus penduduk muslim serta memberi perhatian khusus
terhadap “pasar” dalam rangka pengembangan ekonomi umat.Selain tiga itu Rasulullah
SAW juga mempersiapkan diri dan umat menghadapi gangguan yang dapat menghambat
lajunya dakwah. Baik yang datang dari kota Madinah maupun dari luar Madinah khususnya
Makkah. Rasulullah memerintahkan dilakukan sensus penduduk muslim serta memberi
perhatian khusus terhadap “pasar” dalam rangka pengembangan ekonomi umat.

 Membangun masjid
Membangun masjid adalah langkah pertama yang dilakukan Rasulullah SAW, beliau
memilih lokasi masjid di tempat pertama kali unta beliau “duduk” ketika tiba di
Madinah. Lokasi ini pada mulanya adalah tempat mengeringkan kurma milik dua anak
yatim yang dipelihara oleh As’ad bin Zararah yaitu Suhail dan Sahel, putra-putri Nafi’
bin Umar bin Tha’labah yang kemudian dibeli oleh Rasulullah SAW Masjid yang
dibangun oleh Rasulullah bersama dengan kaum muslimin ini sangat sederhana.
Berbentuk segi empat dan temboknya terbuat dari adukan tanah liat campur pasir.
Separuh dari bagian atasnya ditutup dengan atap terbuat dari pelepah kurma,
sedangkan separuh sisanya dibiarkan terbuka. Di samping masjid dibangun rumah
untuk Rasulullah SAW dari bahan bangunan yang sama dengan masjid
Tujuan Rasulullah membangun masjid bukan sekadar menyiapkan tempat shalat,
sebab seluruh persada bumi telah dijadikan oleh Allah sebagai tempat shalat. Lebih
dari itu pembangunan masjidyang dilakukan oleh Rasulullah di Madinah ini adalah
untuk menjadi pusat kegiatan umat islam. fungsi-fungsi masjid Nabawi sangat luas, di
antaranya sebagai tempat bermusyawarah dan diskusidalam rangka menyelesaikan
problematika umat. Arena latihan bela negara, arena pengobatan kaum muslimin
bahkan menjadi tempat tahanan. Serambi masjid dugunakan juga menjadi semacam
rumah singgah dan tempat penampungan ahlu al-Shufah (tempat berteduh), yakni
segolongan fakir miskin yang tidak mempunyai tempat tinggal.
 Membangun Ukhuwah Persaudaraan.
Persaudaraan antara sesama muslim adalah satu hal yang mesti diwujudkan kapan dan
di manapun itu.* yang dilakukan oleh Rasulullah ketika tiba di Madinah untuk
membangun masyarakat Madinah. Yakni menjalin ukhuwah atau persaudaraan antara
para Muhajir yang datang dari Makkah dengan Anșar yakni penduduk Madinah yang
terdiri dari Suku Aws dan Khazraj.Persaudraan juga sangat dibutuhkan mengingat
bahwa keahlian penduduk Makkah adalah perniagaan bukan pertukangan atau
pertanian yang banyak dilakukan penduduk Madinah. Selain persoalan ekonomi,
persoalan sosial juga mencekam kaum Muhajirin, sebab mereka adalah orang-orang
yang baru di Madinah, yang datang sendirian atau keluarga kecil sehingga kesepian
menghantui mereka. Bisa jadi cuaca pun merupakan ketidak nyamanan sendiri, sebab
cuaca di Madinah sangat dingin pada musim dingin dan sangat panas saat musim
panas. Dengan persaudaraan yang dibangun Rasulullah dan terjalin itu, terpecahkah
walau sementara problem yang dihadapi, apalagi kaum Anșar membuka hati dan
tangan mereka untuk membantu sepenuhnya kaum Muhajirin
 Menggalang Kerukunan
Selain suku Aws dan Khajraz yang telah memeluk islam di Madinah juga ada orang-
orang Yahudi yang teridiri dari tiga suku besar, Qurayẓah, Nadir dan Qaynuqa’. Di
samping itu juga ada kelompok kaum Musyrik. Dalam rangka membangun
masyarakat Madinah yang aman dan damai yang bisa dinikmati oleh semua pihak,
Rasullullah SAW merasa perlu untuk menciptakan kerukunan antar seluruh anggota
masyarakat di Madinah. Dari sinilah dirumuskan apa yang kemudian kita kenal
dengan “Piagam Madinah”. Piagam Madinah adalah perjanjian yang dibentuk oleh
Nabi Muhammad Saw yang melindungi hak-hak azasi manusia dari golongan Yahudi,
yaitu Bani Qoinuqo, Bani Nadhir, dan Bani Quraidah.
Isi Piagam Madinah, antara lain menetapkan adanya kebebasan beragama, kebebasan
menyatakan pendapat; tentang keselamatan harta-benda dan larangan orang
melakukan kejahatan
 Membangun Pasar
Rasulullah SAW sadar sepernuhnya bahwa kekuatan ekonomi merupakan pilar
kehidupan masyarakat. Beliau menyadari bahwa orang-orang Yahudi sangat berperan
dan lihai dalam bidang ini. Tetapi sering kali mereka melanggar etika dalam berbisnis,
kerena itu selain membangun masjid beliau juga membangun pasar yang baru, bukan
saja pada lokasinya, tetapi juga dalam bentuk interaksi dan peraturan peraturannya.
Rasulullah memilih lokasi pasar di sebelah barat masjid yang beliau bangun. Beliau
menandainya dengan menggaris batas batasnya dengan kaki beliau. Beliau
menentukan lokasi dalam pasar untuk menjajakan komoditi yang diperjual belikan
seperti; ternak, bahan makanan.
sebagimana hadist yang di riwayatkan dari ibnu majjah, Rasulullah SAW bersabda :
“Inilah pasar kalian jangan sampai dikurangi dan juga menetapkan pajak atasnya.”
(Hr. Ibnu Majjah)
Rasulullah SAW menemukan seseorang penjual bahan makanan yang basah agar
bertambah beratnya. Melihat hal tersebut kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Siapa
yang menipu kami, maka dia bukan dari golongan kami.”
2.3 Piagam Madinah

Ketika Rasulullah dan umat islam tiba di Yastrib, di wilayah itu sudah tinggal beberapa
golongan.yaitu kaum muslimin yang terdiri dari Muhajirin dan Anshar, orang – orang
musyrik dari sisa aus dan khazraj ,dan orang yahudi.

Untuk kaum Muhajirin dan Anshar sudah ada solidaritas sebagai sesama muslim. Namun
untuk golongan aus dan khazraj ini sangat rentan untuk terjadi konflik. Maka untuk
menghentikan potensi konflik antar Bani aus dan Bani Khazraj , juga dengan golongan lain,
Rasulullah setelah berdiskusi dengan Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar Bin Khattab dan
sejumlah sahabat membuat sebuah dokumen perjanjian tertulis. Dalam dokumen yang
kemudian di kenal dengan piagam madinah itu di tetapkan sejumlah hak dan kewajiban
kewajiban bagi kaum muslim, kaum yahudi, dan komunitas komunitas lain di yastrib.

Dengan Nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Surat perjanjian ini dari
Nabi Muhammad, antara orang – orang beriman dan kaum muslimin dari kalangan quraisy
dan yastrib (madinah) serta mengikuti mereka dan menyusul mereka dan berjuang sama –
sama mereka bahwa : Mereka adalah satu umat, di luar golongan orang lain.

Kaum muhajirin dari kalangan quraisy adalah tetap nurut adat kebiasaan baik yang
berlaku di kalangan mereka, bersama – sama menerima atau membayar tebusan darah antara
sesame mereka dan mereka menebus tawanan mereka sendiri dengan cara yang baik dan adil
di antara sesama orang-orang beriman.

Isi dari piagam madinah, yaitu menetapkan adanya kebebasan beragama, kebebasan
Menyatakan pendapat, tentang keselamatan harta benda dan larangan bagi orang yang
melakukan kejahatan.

2.4 Letak Geografis Yastrib

Terpilihnya kota Madinah sebagai tempat hijrah dan pusat kegiatan dakwah Rasulullah
semata-mata adalah hikmah ilahi. Sebagai mana Hadist yang di riwayat kan oleh imam
bukhari, Rasulullah SAW bersabda;
ُ‫ يَ ْث ِرب‬tُ‫ فَإ ِ َذا ِه َي ال َم ِدينَة‬، ‫َب َوهَلِي إِلَى أَنَّهَا اليَ َما َمةُ أَوْ ه ََج ُر‬ ُ
ٍ ْ‫ْت فِي ال َمن َِام أَنِّي أهَا ِج ُر ِم ْن َم َّكةَ إِلَى أَر‬
َ ‫ فَ َذه‬، ‫ض بِهَا ن َْخ ٌل‬ ُ ‫َرأَي‬

Artinya:” Aku bermimpi berhijrah dari Makkah ke suatu negeri yang memiliki banyak
pohon kurma. Pikiranku mengarah bahwa yang dimaksud adalah Al-Yamamah atau Hajar,
tetapi ternyata Madinah Yatsrib. (H.R Bukhari)

Kota Madinah mempunyai keistimewaan tertentu yang tidak dimiliki oleh kota lain di
antaranya letak geografisnya yang secara alamiah memiliki persyaratan sebagai daerah
pertahanan militer. Di semenanjung Arabia tidak ada kota pun di dekat Madinah yang
mempunyai kelebihan ini. Di sebelah barat Madinah terdapat dataran luas penuh dengan
batu-batu vulkanik kehitamam-hitaman mengkilat dan teramat panas terbakar sinar matahari
di samping kepingannya yang runcing dan tajam, sangat sulit untuk dilalui pejalan kaki atau
penunggang kuda, unta dan sebagainya. Dataran luas ini dikenal dengan nama Harrah
Wabarah. Sedangkan yang membentang di sebelah Timur Madinah dikenal dengan Harrah
Waqim. Bagian utara kota Madinah merupakan daerah terbuka satu-satunya yang dapat
dijadikan lalu lintas.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sejak kedatangan Rasulullah ke Madinah di sambut baik oleh Masyarakat


madinah,Namun tidak menutup kemungkinan ada juga orang-orang yang tidak menerima
sama kedatangan rasulullah mereka rata-rata kaum yahudi yang tidak menyukai rasulullah

Setelah Rasulullah Hijrah, Rasulullah dan para sahabat lalu Membentuk Masyarakat islam
di madinah yang di mulai dengan membangun masjid untuk kepentingan Kaum Muslimin,
Menjalin persaudaraan antara suku satu dengan suku yang lainya, Menumbuh kan
kerukunan antar setiap golongan, dan yang terakhir membangun pasar untuk kepentingan
bersama yang dimana masyarakat madinah kala itu jadi tempat perdangangan dan berbisnis.
DAFTAR PUSTAKA

https://news.detik.com/berita/d-5350191/piagam-madinah-sejarah-isi-dan-tujuannya/1

http://digilib.uinsby.ac.id/1783/5/Bab%202.pdf

https://makalah-uin.blogspot.com/2016/02/hijrah-nabi-muhammad-saw-perkembangan.html

https://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-haji/17/12/21/p1awzy313-ketika-
rasulullah-membentuk-masyarakat-madinah

https://ihram.co.id/berita/p1awzy313/ketika-rasulullah-membentuk-masyarakat-madinah

Anda mungkin juga menyukai