Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

PERIODE HIJRAHNYA NABI MUHAMMAD SAW DAN


MEMBANGUN MASYARAKAT MADINAH

DOSEN PENGAMPU : Dr. HENDRIPAL PANJAITAN S.Pd, MA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

LINNA SYAHPUTRI (0703201012)

MAUDYA NUR AZURA (0703201003)

PRODI MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

1443 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
pertolongannya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Periode Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dan Membangun Masyarakat Madinah”
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai perkembangan pemikiran dalam
akhlak islam bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Hendripal Panjaitan S.Pd,
MA, selaku dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah
yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan, 17 Oktober 2021

Penyusun 1 Penyusun 2

Linna Syahputri Maudya Nur Azura


(NIM. 0703201012) (NIM. 0703201003)

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Hijrahnya Rasulullah ke Madinah ...................................... 3
B. Periode Hijrah Rasulullah ............................................................................ 5
C. Rasulullah Membangun Masyarakat Islam di Madinah .............................. 9

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ...................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Madinah atau Madinah Al-Munawwarah atau juga Madinat Rasul Allah,
Madinah an-Nabi) merupakan kota utama di Arab Saudi. Merupakan kota yang
ramai diziarahi atau dikunjungi oleh kaum muslimin. Pada masa sebelum Islam
berkembang, kota Madinah bernama Yastrib, dikenal sebagai pusat perdagangan.
Kemudian ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Mekkah, kota ini diganti
namanya menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai beliau
wafat dan dimakamkan disana.1 Selanjutnya kota ini menjadi pusat kekhalifahan
sebagai penerus Nabi Muhammad.

Terdapat 3 khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar
Bin Khattab dan Utsman Bin Affan. Pada masa Ali Bin Abi Thalib pemerintahan
dipindahkan ke Kufah di Irak karena terjadi gejolak politik akibat terbunuhnya
Khalifah Utsman oleh kaum pemberontak. Selanjutnya ketika kekuasaan beralih
kepada Bani Umayyah, maka pemerintahan dipindahkan ke Damaskus dan ketika
pemerintahan berpindah kepada Bani Abassiyah, pemerintahan dipindahkan ke
kota Baghdad. Pada masa Nabi Muhammad SAW, penduduk kota Madinah
adalah orang yang beragama Islam dan orang Yahudi yang dilindungi
keberadaannya. Namun karena pengkhianatan yang dilakukan terhadap penduduk
Madinah ketika perang Ahzab, maka kaum Yahudi diusir ke luar Madinah.2

B. Rumusan Masalah

1
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam (Riau: Yayasan Pusaka Riau, 2007), hal. 41
2
Hassan Ibrahim, Sejarah dan kebudayaan Islam. (Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), hal. 35

1
Dari latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Latar Belakang Hijrahnya Rasulullah ke Madinah
2. Periode Hijrah Rasulullah
3. Rasulullah Membangun Masyarakat Islam di Madinah

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, dapat kita simpulkan tujuan pembuatan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Agar mengetahui apa latar belakang hijrahnya Rasulullah ke Madinah
2. Agar mengetahui bagaimana periode hijrah Rasulullah
3. Agar mengetahui bagaimana Rasulullah membangun masyarakat Islam di
Madinah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Hijrahnya Rasulullah ke Madinah


Selama 13 tahun hidup di kota Makkah, Rasulullah SAW serta para
pengikutnya sering mengalami cobaan besar dan siksaan yang sangat pedih, di
samping itu hak kemerdekaan mereka dirampas, mereka diusir dan harta benda
mereka disita oleh para kaum mushriqin Quraish. Ancaman dan tindakan
kekerasan yang dialami Rasulullah SAW tersebut masih bisa dilalui dengan
penuh kesabaran dan keteguhan iman.

Saat Rasulullah SAW merasa gangguan kaum mushrikin Quraish bertambah


meningkat dan mereka tetap menolak serta menjauhi agama Islam, beliau pergi ke
Ṭaif namun ajakan Rasulullah SAW kepada para penduduk Ṭaif untuk memeluk
agama Islam dan tidak menyembah kecuali kepada Allah justru dijawab dengan
kasar dan angkuh. Rasulullah benar-benar terperanjat menghadapi sikap
penduduk Ṭaif yang sedemikian keras, sebab beliau tidak menduga sama sekali
bahwa mereka itu orang-orang yang sangat kasar tutur katanya.

Tiba lah Rasulullah di suatu tempat yang bernama Aqabah beliau bertemu
dengan sejumlah orang dari kabilah Khazraj. Oleh karena itu latar belakang
hijrahnya Nabi Muhammad SAW diawali dengan peristiwa perjanjian aqabah.
Perjanjian aqabah dilakukan 2 kali, yang pertama dilakukan pada saat musim haji
pada bulan juli tahun 620 M, pada suatu malam dengan ditemani Abu Bakar dan
Ali, Nabi keluar melewati perkampungan Dzhul dan Syaiban bin Tsa‟labah.
Beliau menyampaikan Islam kepada mereka. Ketika Rasulullah melewati Aqabah
di Mina. beliau mendengar beberapa orang yang sedang berbincang-bincang.
Ternyata mereka adalah enam orang pemuda Yastrib. Mereka pernah mendengar

3
dari kaum Yahudi Yastrib, bahwa ada seorang nabi dari para Nabi yang diutus
pada masa ini, yang akan muncul dan akan mereka ikuti, sehingga mereka bisa
memerangi kaum Khazraj, namun Nabi menginginkan perdamaian diantara
mereka dan para pemuda Yastrib ini menyetujuinya. Setelah itu, mereka memeluk
Islam dan kembali ke Madinah.3

Pada pelaksanaan haji tahun berikutnya, ada 12 orang yang datang, lima
diantara mereka adalah enam orang yang sudah bertemu Rasulullah sebelumnya.
Mereka menyatakan diri masuk Islam dan melaksanakan pembai‟atan Aqabah 1.
Adapun isi baiat tersebut yaitu: tidak akan menyekutukan Allah, tidak mencuri
tidak berzina, tidak membunuh anak-anak sendiri, tidak akan berbuat dusta, tidak
mendurhakai Nabi, barangsiapa yang menepatinya maka akan mendapat pahala
dari Allah dan yang mendurhakainya akan mendapat balasan yang setimpal dari
Allah.

Setelah bai‟at itu terlaksana, beliau mengirim Mush‟ab bin Umair Al-Abdary
sebagai utusan yang pertama yang menyebarkan agama islam dikalangan
penduduk Yastrib. Ia menginap di rumah As‟ad bin Zurarah. Suatu hari mereka
pergi bersama ke perkampungan Bani Abdul Asyhal dan Bani Zhafar. Sementara
itu Sa‟ad bin Mu‟adz dan Usaid bin Hudhair sebagi pemimpin kaum Bani Asyhal
yang masih musyrik, mendengar kedatangan mereka dan ingin menghalangi
mereka menyebarkan agama Islam. Namun, setelah bertemu dengan Mush‟ab dan
mendengarkan ayat-ayat Al-Qur‟an serta penjelasan tentang Islam, Sa‟ad
menyatakan masuk Islam dan juga mengajak kaumnya untuk masuk Islam.4

Pada musim haji berikutnya, yaitu tahun ketiga belas dari nubuwah, tepatnya
pada bulan Juni 622 M, tujuh puluh tiga orang laki-laki dan tiga orang perempuan

3
K.H. Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Jilid 2 (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), hal. 399-400
4
Shafiyurrahman Al- Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, (Bandung: Pustaka Islamka, 2003), hal. 200-
203

4
Yastrib yang telah memeluk Islam datang ke Mekkah untuk menunaikan ibadah
haji. Mereka menginginkan Nabi hijrah ke Yastrib untuk menyelamatkan beliau
dari kafir Quraisy Makkah. Tak lama setelah itu, mereka sepakat untuk
berkumpul secara rahasia, disebuah bukit di Aqabah dan membentuk perjanjian
Aqabah kedua dengan Nabi, yang berisi:
1. Untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan yang dialami Nabi.
2. Untuk menafkahkan harta ketika dalam sulit dan mudah
3. Untuk menyuruh kepada yang benar dan mencegah dari yang salah.
4. Untuk mengharap Ridhla Allah dan tidak takut atau risau dengan celaan
orang.
5. Untuk menolong Nabi jika Nabi datang kepada penduduk Madinah,
melindungi Nabi sebagaimana penduduk Madinah melindungi dirinya sendiri,
istri dan anak-anak mereka, dan balasan bagi mereka adalah surga.5

B. Periode Hijrah Rasulullah


Nabi Muhammad Saw, adalah anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang
kurang berkuasa dalam suku quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah.
Nabi Muhammad lahir dari keluarga terhormat dan relatif miskin. Ayahnya
bernama Abdullah anaknya Abdul Muthalib, seorang kepala suku quraisy yang
sangat besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah.
Tahun kelahiran nabi dikenal dengan tahun pasukan Gajah (570 M).6 Dinamakan
demikian, karena pada tahun ini pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsy
(Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerbu Makkah untuk menghancurkan
Ka‟bah.

Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai penggembala kambing


keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Melalui kegiatan pengembalaan ini
5
Muhammad al-Ghazali. 2003. Sejarah Perjalanan Hidup Muhammad. Yogyakarta: Mitra Pustaka,
hal. 188.
6
Muhammad Husein Haekal. 1990. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: Litera Antarnusa, hal. 49

5
dia menemukan tempat untuk berzikir dan merenung. Pemikiran dan perenungan
ini membuat dia jauh dari pemikiran nafsu duniawi, sehingga ia terhindar dari
berbagai noda yang dapat merusak namanya, karena sejak muda ia sudah dijuluki
al-amin, orang yang terpecaya.

Nabi Muhammad ikut untuk pertama kalinya dalam kafilah dagang ke syria
(Syam) dalam usia baru 12 tahun. Kafilah itu dipimpin Abi Thalib. Dalam
perjalanan ini, diBushra, sebelah selatan Syria, ia bertemu dengan pendeta kristen
bernama Buhairah. Pendeta ini melihat tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad
sesuai petunjuk cerita-cerita kristen.7 Pada usia yang kedua puluh lima,
Muhammad berangkt ke Syria membawa barang-barang dagangan saudagar kaya
raya yang telah menjanda, khadidjah. Dalam perdagangan ini, Muhammad
memperoleh laba yang besar. Khadidjah kemudian melamarnya. Lamaran itu
diterima Dan perkawinan segera dilaksanakan. Ketika itu Muhammad berusia 25
tahun dan khadidjah 40 tahun. Dalam dalam perkembangan selanjutnya,
khadidjah adalah wanita pertama kali yang masuk islam dan banyak membantu
nabi dalam perjuangan menyebarkan islam. Khadijah meninggal ketika
Muhammad berusia 50 tahun.

Selama perjalanan hijrah ke Madinah Rasulullah membangun 4 masjid yang


bersejarah. Beliau melakukan perjalanan menunggu tertidurnya pasukan Quraisy.
Yang mengepung rumah beliau, namun dengan beraninya Ali Bin Abu Tholib
menggantikan posisi tidurnya Rasulullah SAW. Akhirnya beliau bisa
melaksanakan perjalanan hijrah atas perintah Allah SWT, tahu Muhammad tak
ada ditempat pasukan Quraisy mengejar Rosulullah SAW. Saat itu beliau
berlindung bersama sahabatnya Abu Bakar As-Siddiq r.a. diJabal Tsur disebelah
Selatan dari Masjidil haram sejauh kurang lebih 6 km. Kaum kafir dalam

7
Ibid, hal. 56

6
mengejar Rasulullah SAW tidak menemukan, mereka terus mencari dimana-
mana, tetapi tidak dapat menemukannya.

Kaum kafir Quraisy telah membuat maklumat dalam keadaan hidup ataupun
mati, akan diberi hadiah 100 ekor unta, dengan demikan mereka makin nafsu
dalam pencarian Nabi Muhammad SAW. Sebenarnya kaum Quraisy telah sampai
di Gua Jabal Tsur mereka mendapatkan Gua tersebut tertutup dengan sarang laba-
laba dan nampak disitu burung merpati yang sedang menelor disarangnya.
Dengan melihat keadaan tersebut Nabi Muhammad tidak mungkin bersumbunyi
di Gua tersebut. Hati sahabat Abu Bakar As-Siddiq r.a cemas dan gelisah
kemudian turunlah wahyu Allah surat At-Taubah ayat 40, berikut:

ِ ‫ِى ٱثْ َُي ٍِْ ِإ ْذ ُْ ًَا فِى ْٱنغ‬ ۟


َ َٰ ‫َاز ِإ ْذ يَقُٕ ُل ِن‬
‫صحِ ِبِۦّ ََّل تَحْ زَ ٌْ ِإ اٌ ا‬
ۖ ‫ٱَّللَ َي َعَُا‬ َ َ‫ٱَّللُ ِإ ْذ أ َ ْخ َس َجّ ُ ٱنارِيٍَ َكف َُسٔا ثَا‬
‫ص َسُِ ا‬ َ ََ ‫ص ُسُِٔ فَقَ ْد‬ ُ َُ ‫ِإ اَّل ت‬
‫يز َككِي حى‬ ‫ع ِز ح‬ ‫ِى ْٱنعُ ْهيَا َٔ ا‬
َ ُ‫ٱَّلل‬ ‫س ْفهَ َٰى َٔ َك ِه ًَةُ ا‬ ۟ ‫عهَ ْي ِّ َٔأَيادَ ۥُِ بِ ُجُُٕ ٍد نا ْى ت ََس َْْٔا َٔ َجعَ َم َك ِه ًَةَ ٱنارِيٍَ َكف َُس‬َ ُ ّ‫سكِيَُت َ ۥ‬ ‫فَأََزَ َل ا‬
َ ْ ِ‫ٱَّلل‬ ُّ ‫ٔا ٱن‬ َ ُ‫ٱَّلل‬

Artinya: “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya


Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah)
mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika
keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah
kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan
keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang
kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang
rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.”

Setelah orang kafir pergi beberapa hari kemudian Nabi Muhammad dan
sahabatnya meneruskan perjalanan ke Madinah. Ketika beliau sampai keMadinah,
hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan
menghindarkan diri dari ancaman orang-orang kafir dan penduduk Makkah yang
tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang mereka.Tetapi
juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan menyusun strategi dalam

7
menghadapi tantangan lebih lanjut, sehingga nanti terbentuk masyarakat baru
yang didalamnya bersinar kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan
disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW melalui wahyu Allah SWT.8

Sejak hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad dan para sahabat selalu


berdakwah kepada penduduk. Tanpa mengenal lelah dan putus asa. Mereka terus
berusaha menyebarkan ajaran islam kepada seluruh penduduk termasuk orang-
orang Yahudi, Nasrani, dan kaum pagan. Mayoritas penduduk Madinah, terutama
suku Aus dan suku Kharaj menyambut baik ajakan Nabi Muhammad saw,
menyatakan kesetiaannya kepada Nabi Muhammad saw dan bersedia membantu
menyebarkan ajaran islam. Sementara, orang-orang Yahudi merasa tidak senang
kepada Nabi Muhammad saw. mereka merasa tersingkir sejak kehadiran suku
Aus dan Kharaj untuk kembali keagama mereka. Bahkan mereka mulai menyusun
kekuatan untuk melemahkan umat islam.

Menjelang usianya yang ke 40 tahun, dia sudah terlalu biasa memisahkan diri
dari kegaulan masyarakat, berkontemplasi ke Gua Hira, beberapa kilometer di
Utara Makkah. Disana Muhammad mula-mula berjam-jam kemudian berhari-hari
bertafakktur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, malaikat Jibril muncul
dihadapannya, menyampaikan wahyu Allah yang pertama yaitu QS Al-„Alaq
ayat: 1-5 :

ْ ‫ انا ِر‬. ‫ اِ ْق َسأْ َٔ َزبُّكَ ْاَّلَ ْك َس ُۙ ُو‬. ‫ق‬


. ‫ي َعها َى ِب ْانقَهَ ُِۙى‬ ٍ َ‫ساٌَ ِي ٍْ َعه‬ ْ ‫اِ ْق َسأْ ِباس ِْى َز ِّبكَ انا ِر‬
ِ ْ َ‫ َخهَق‬. َ‫ي َخهَق‬
َ َْ ‫اَّل‬

‫ساٌَ َيا نَ ْى يَ ْع َه ْى‬ ِ ْ ‫َعها َى‬


َ َْ ‫اَّل‬

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia


telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang

8
Ari Nabawi, Sejarah Kebudayaan Islam, diakses dari: http://www.scribd.com/doc/18544995/sejarah-
kebudayaan-Islam pada tanggal 13 Oktober 2021, pukul 15:15.

8
Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya.”

Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih tuhan
sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru
manusia kepada suatu agama.9

Setelah wahyu pertama itu datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa
lama, sementara Nabi Muhammad menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira.
Dalam keadaan menanti itulah turun wahyu yang membawa perintah kepadanya.
Wahyu itu berbunyi (Al-Mudatsir: 1-7):

‫ َٔ ََّل ت ًَُُۡ ٍۡ ت َۡست َۡكثِ ُس‬. ‫ َٔ ِن َس ِبّكَ فَاصۡ ِب ۡس‬. ‫اْ ُج ۡس‬
ۡ َ‫انس ۡجزَ ف‬ َ َ‫ َٔثِ َيا َبكَ ف‬. ‫ َٔ َزباكَ فَ َك ِبّ ۡس‬. ‫ قُ ۡى فَا َ َۡر ِۡز‬. ‫َٰٰۤياَيُّ َٓا ۡان ًُدا ِث ّ ُس‬
ُّ َٔ . ‫ط ِّٓ ۡس‬

Artinya: “Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah


peringatan! Dan agungkanlah Tuhanmu. Dan bersihkanlah pakaianmu. Dan
tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji. Dan janganlah engkau (Muhammad)
memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena
Tuhanmu, bersabarlah.”
Dengan turunnya perintah itu, mulailah Rasulullah berdakwah. Awalnya
beliau melakukannya secara dilingkungan sendiri dan kalangan rekannya. Karena
itulah yang pertama kali menerima dakwahnya keluarga dan sahabat dekatnya.
Mula-mula istrinya sendiri khadijah kemudia saudara sepupunya Ali Bin Abi
Thalib yang baru berumur 10 tahun, kemudian Abu Bakar, lalu zaid bekas
budaknya. Ummu Aiman pengasuh nabi sejak ibunya masih hidup, juga termasuk
orang yang pertama masuk islam.

C. Rasulullah Membangun Masyarakat Islam di Madinah

9
Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Penerbit Kota Kembang,
1989), hal. 28-29.

9
Setiap musim haji tiba, banyak kabilah yang datang ke Mekkah. Begitu juga
Nabi Muhammad saw. Dengan giat menyampaikan dakwah islam, diantanya
kabilah yang menerima islam adalah Kharaj dan Yatrib (Madinah). Setelah
kembali ke negerinya mereka mengabarkan adanya Nabi terakhir. Pada tahun ke-
12 kenabiannya, datanglah orang-orang Yastrib dimusim haji ke Mekah dan
menemui nabi di Bai‟atul Akabah. Ditempat ini mereka mengadakan bai‟at
(perjanjian) yang isinya bahwa mereka setia pada nabi, tidak menyekutukan
Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak kecil, tidak memfitnah
dan ikut menyebarkan islam. Perjanjian ini dikenal dengan Bai‟atul Akabah Ula
(perjanjian Akabah pertama) karena dilaksanakan di bukit Akabah atau disebut
Bai‟atun Nisa‟ (perjanjian wanita). Islam mendapatkan lingkungan baru dikota
Madinah. Memungkinkan nabi Muhammad SAW untuk meneruskan dakwahnya,
dan menjabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah tiba dan diterima
penduduk Yastrib, Nabi diangkat menjadi pemimpin pemduduk Madinah.10

Kemudian, tidak menunggu lama orang-orang Madinah non Muslim


berbondong-bondong masuk agama islam untuk memperkokoh masyarakat baru
nabi meletekkan dasar-dasar yang sangat besar, mengingat penduduk masyarakat
Madinah bukan hanya masyarakat muslim melainkan juga golongan masyarakat
Yahudi. Maka agar stabiitas masyarakat dapat terwujud nabi mengadakan
perjanjian dengan mereka yaitu suatu piagam yang menjamin kebebasan
beragama bagi kaum Yahudi. Setiap golongan masyarakat memiliki hak tertentu
dalam bidang politik dan keagamaan.
Adapun dasar-dasar tersebut :
1. Mendirikan Masjid
2. Mempersaudarakan Kaum Anshor Dan Muhajirin
3. Saling bantu membantu sesama muslim dan non muslim
4. Melaksanakan dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru

10
Ahmad Syalabi, op.cit., hlm. 87-90

10
Dengan terbentuknya negara Madinah Islam bertmbah pesat itu yang
membuat Makkah risau, begitu juga musuh-musuh Islam. Banyak hal yang
dilakukkan nabi Muhammad untuk mempertahankan dan memperkuat kedudukan
kota Madinah, diantaranya memgadakan perjanjian damai dengan berbagai
kabilah disekitar Madinah, melakukan ekspedisi keluar kota sebagai aksi melatih
calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan
mempertahankan negara yang baru dibentuk. Akan tetapi, ketika pemeluk agama
islam diMadinah semakin bertambah maka persoalan demi persoalan terjadi,
diantaranya ronrongan dari orang Yahudi, Munafik, dan quraisy. Namun berkat
keteguhan dan kesatuan ummat islam, mereka dapt mengatasinya.11 Pada periode
Madinah ini, lahirlah suatu peristiwa yang monumental dan sangat penting
sebagai cermin bagi kehidupan beragama dan bermasyarakat dimasa mendatang,
yakni terumuskannya suatu naskah perjanjian dan kerja sama antara kaum
muslimin dan masyarakat Madinah (non muslim), yang kemudian terkenal
sebutan piagam Madinah di Madinah itu Rasulullah saw mulai membangun
sistem hukum, tatanan masyarakat dan kenegaraan. Fungsi Rasulullah saw
meningkat dari fungsi pendidik menjadi negarawan pembangun masyarakat atau
pembangun Negara. Di bawah pembinaan dan kepemimpinan Rasulullah SAW,
kota Madinah menjadi sebuah kota masyarakat yang beradab, sadar hukum,
penuh toleran, bersikap saling tolong menolong, dihiasi persaudaraan dan
semangat kerja sama antar masyarakat. Kemudian dikenal dengan sebutan
masyarakat Madani.
Prinsip dakwah Rasulullah SAW, sebagai berikut :
1. Melalui perencanaan pembinaan, pendidikan, dan pengembangan serta
pembangunan masyarakat.
2. Bertahap, diawali dengan cara diam-diam kemudian cara terbuka. Diawali
dengan keluarga dan teman terdekat, kemudian masyarakat secara umum.

11
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1, (Jakarta: UI Press, 1985), hal. 101

11
3. Melalui cara dan strategi hijrah
4. Melalui musyawarah dan kerja sama, perajanjian dengan masyarakat sekitar.
5. Melalui cara toleran, dan saling menghargai.
6. Melalui nilai-nilai kemanusiaan, kebebasan dan demokratis.
Dalam perjalanan dakwahnya, Nabi Muhammad saw banyak menemui
rintangan. Rintangan itu muncul sebagai akibat adanya masyarakat Madinah yang
tidak dapat Muhammad saw. Dibawah pimpinan Abdullah bin Ubay bin Salul,
mereka menjalin hubungan rahasia dengan kaum kafir Quraisy di Mekkah.
Mereka selalu melaporkan perkembangan umat islam di Madinah dengan maksud
menekankan kekuasaan Nabi Muhammad saw. Peperangan yang kemudian terjadi
Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandak.

Mereka berhasil membuat kesepakatan yang dikenal dengan perjanjian


Hudaibiyah, diantaranya :
1. Kedua belah pihak mengadakan gencatan senjata selam 10 tahun.
2. Setiap orang diberi kebebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi
Muhammad saw atau kaum kafir quraisy.
3. Kaum muslimin wajib mengembalikan orang Makkah yang menjadi pengikut
Nabi Muhammad saw. Di Madinah tanpa alasan yang benar kepada walinya,
sedangkan kaum kafir quraisy tidak wajib mengembalikan orang Madinah yang
menjadi pengikut mereka.
4. Kunjungan rombongan umat islam untuk menunaikan ibadah haji di
tangguhkan pada tahun berikutnya, lama kunjungan paling lama adalah 3 hari
dan tidak boleh membawa senjata.12

12
Fazrul Rahman,Islam, (Bandung:Penerbit Pustaka, 1984), hal. 16

12
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pada masa sebelum islam berkembang, kota Madinah bernama Yastrib,
dikenal sebagai pusat perdagangan. Kemudian ketika nabi muhammad saw hijrah
ke Makkah, kota ini diganti nama menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan
Islam sampai beliau wafat dan dimakamkan disana.
Latar belakang hijrahnya Nabi diawali dengan peristiwa perjanjian aqabah.
Perjanjian aqabah dilakukan 2 kali, yang pertama dilakukan pada saat musim haji
pada bulan juli tahun 620 M. Yang kedua yaitu dilakukan pada tahun ketiga belas
dari nubuwah, tepatnya pada bulan Juni 622 M.
Setelah itu, kaum muslimin dari Mekah dan berbagai daerah lainnya
berbondong-bondong hijrah ke Madinah. Orang-orang kafir marah besar dengan
kepergian kaum muslimin ke Madinah, karenanya mereka mempunyai rencana
busuk untuk membunuh Nabi. Mereka berdua memilih goa untuk persembunyian
mereka, yaitu goa Tsaur. Setelah tiga hari tiga malam Rasulullah saw bersama
Abu Bakar bersembunyi didalam goa, mereka melanjutkan perjalanan.
Rasulullah dan para sahabat beliau menyelesaikan perjalanan ke Madinah
selama delapan hari, dan sampai disana pada tanggal 12 Rabi‟ul Awal tahun
keempat belas yang bertepatan dengan 26 Juni 622 Masehi.
Setelah Nabi hijrah ke Madinah, Islam berkembang dengan pesat. Nabi
banyak melakukan perjanjian diplomatik dengan golongan nonmuslim seperti
perjanjian Nabi dengan kaum Yahudi madinah dan perjanjian dengan kafir
Quraisy yang dikenal dengan perjanjian Hudaibiyyah. Selain itu, banyak pula
peperangan yang terjadi antara umat Muslim dan kaum kafir seperti, perang
badar, uhud, khandak, hunain, dan fathul Makkah.

13
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat dan menambah
wawasan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, kurang dimengerti, dan lugas.
Makalah ini tentunya belum sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan
dari segi sumber (referensi). Penulis menemukan masih banyak terdapat hal-hal
yang perlu disempurnakan sehingga hasil dari makalah ini dapat lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Muhammad. (2003). Sejarah Perjalanan Hidup Muhammad.


Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Al-Mubarakfury, Shafiyurrahman. (2003). Sirah Nabawiyah. Bandung: Pustaka


Islamka.

Chalil, Moenawar. (2001). Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Jilid 2. Jakarta:


Gema Insani Press.

Haekal, Muhammad Husein. (1990). Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: Litera


Antarnusa.

Ibrahim, Hasan. (1989). Sejarah dan kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota Kembang.

Nasution, Harun. (1985). Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1. Jakarta: UI
Press.

Nasution, Syamruddin. (2007). Sejarah Peradaban Islam. Riau: Yayasan Pusaka


Riau.

Rahman, Fazrul. (1984). Islam. Bandung: Penerbit Pustaka.

Nabawi, Ari. Sejarah Kebudayaan Islam. Diakses pada 13 Oktober 2021, dari:
http://www.scribd.com/doc/18544995/sejarah-kebudayaan-Islam

15

Anda mungkin juga menyukai