DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
PRODI MATEMATIKA
1443 H/2021 M
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
pertolongannya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Periode Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dan Membangun Masyarakat Madinah”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai perkembangan pemikiran dalam
akhlak islam bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Hendripal Panjaitan S.Pd,
MA, selaku dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun 1 Penyusun 2
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Hijrahnya Rasulullah ke Madinah ...................................... 3
B. Periode Hijrah Rasulullah ............................................................................ 5
C. Rasulullah Membangun Masyarakat Islam di Madinah .............................. 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Madinah atau Madinah Al-Munawwarah atau juga Madinat Rasul Allah,
Madinah an-Nabi) merupakan kota utama di Arab Saudi. Merupakan kota yang
ramai diziarahi atau dikunjungi oleh kaum muslimin. Pada masa sebelum Islam
berkembang, kota Madinah bernama Yastrib, dikenal sebagai pusat perdagangan.
Kemudian ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Mekkah, kota ini diganti
namanya menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai beliau
wafat dan dimakamkan disana.1 Selanjutnya kota ini menjadi pusat kekhalifahan
sebagai penerus Nabi Muhammad.
Terdapat 3 khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar
Bin Khattab dan Utsman Bin Affan. Pada masa Ali Bin Abi Thalib pemerintahan
dipindahkan ke Kufah di Irak karena terjadi gejolak politik akibat terbunuhnya
Khalifah Utsman oleh kaum pemberontak. Selanjutnya ketika kekuasaan beralih
kepada Bani Umayyah, maka pemerintahan dipindahkan ke Damaskus dan ketika
pemerintahan berpindah kepada Bani Abassiyah, pemerintahan dipindahkan ke
kota Baghdad. Pada masa Nabi Muhammad SAW, penduduk kota Madinah
adalah orang yang beragama Islam dan orang Yahudi yang dilindungi
keberadaannya. Namun karena pengkhianatan yang dilakukan terhadap penduduk
Madinah ketika perang Ahzab, maka kaum Yahudi diusir ke luar Madinah.2
B. Rumusan Masalah
1
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam (Riau: Yayasan Pusaka Riau, 2007), hal. 41
2
Hassan Ibrahim, Sejarah dan kebudayaan Islam. (Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), hal. 35
1
Dari latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Latar Belakang Hijrahnya Rasulullah ke Madinah
2. Periode Hijrah Rasulullah
3. Rasulullah Membangun Masyarakat Islam di Madinah
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, dapat kita simpulkan tujuan pembuatan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Agar mengetahui apa latar belakang hijrahnya Rasulullah ke Madinah
2. Agar mengetahui bagaimana periode hijrah Rasulullah
3. Agar mengetahui bagaimana Rasulullah membangun masyarakat Islam di
Madinah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tiba lah Rasulullah di suatu tempat yang bernama Aqabah beliau bertemu
dengan sejumlah orang dari kabilah Khazraj. Oleh karena itu latar belakang
hijrahnya Nabi Muhammad SAW diawali dengan peristiwa perjanjian aqabah.
Perjanjian aqabah dilakukan 2 kali, yang pertama dilakukan pada saat musim haji
pada bulan juli tahun 620 M, pada suatu malam dengan ditemani Abu Bakar dan
Ali, Nabi keluar melewati perkampungan Dzhul dan Syaiban bin Tsa‟labah.
Beliau menyampaikan Islam kepada mereka. Ketika Rasulullah melewati Aqabah
di Mina. beliau mendengar beberapa orang yang sedang berbincang-bincang.
Ternyata mereka adalah enam orang pemuda Yastrib. Mereka pernah mendengar
3
dari kaum Yahudi Yastrib, bahwa ada seorang nabi dari para Nabi yang diutus
pada masa ini, yang akan muncul dan akan mereka ikuti, sehingga mereka bisa
memerangi kaum Khazraj, namun Nabi menginginkan perdamaian diantara
mereka dan para pemuda Yastrib ini menyetujuinya. Setelah itu, mereka memeluk
Islam dan kembali ke Madinah.3
Pada pelaksanaan haji tahun berikutnya, ada 12 orang yang datang, lima
diantara mereka adalah enam orang yang sudah bertemu Rasulullah sebelumnya.
Mereka menyatakan diri masuk Islam dan melaksanakan pembai‟atan Aqabah 1.
Adapun isi baiat tersebut yaitu: tidak akan menyekutukan Allah, tidak mencuri
tidak berzina, tidak membunuh anak-anak sendiri, tidak akan berbuat dusta, tidak
mendurhakai Nabi, barangsiapa yang menepatinya maka akan mendapat pahala
dari Allah dan yang mendurhakainya akan mendapat balasan yang setimpal dari
Allah.
Setelah bai‟at itu terlaksana, beliau mengirim Mush‟ab bin Umair Al-Abdary
sebagai utusan yang pertama yang menyebarkan agama islam dikalangan
penduduk Yastrib. Ia menginap di rumah As‟ad bin Zurarah. Suatu hari mereka
pergi bersama ke perkampungan Bani Abdul Asyhal dan Bani Zhafar. Sementara
itu Sa‟ad bin Mu‟adz dan Usaid bin Hudhair sebagi pemimpin kaum Bani Asyhal
yang masih musyrik, mendengar kedatangan mereka dan ingin menghalangi
mereka menyebarkan agama Islam. Namun, setelah bertemu dengan Mush‟ab dan
mendengarkan ayat-ayat Al-Qur‟an serta penjelasan tentang Islam, Sa‟ad
menyatakan masuk Islam dan juga mengajak kaumnya untuk masuk Islam.4
Pada musim haji berikutnya, yaitu tahun ketiga belas dari nubuwah, tepatnya
pada bulan Juni 622 M, tujuh puluh tiga orang laki-laki dan tiga orang perempuan
3
K.H. Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Jilid 2 (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), hal. 399-400
4
Shafiyurrahman Al- Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, (Bandung: Pustaka Islamka, 2003), hal. 200-
203
4
Yastrib yang telah memeluk Islam datang ke Mekkah untuk menunaikan ibadah
haji. Mereka menginginkan Nabi hijrah ke Yastrib untuk menyelamatkan beliau
dari kafir Quraisy Makkah. Tak lama setelah itu, mereka sepakat untuk
berkumpul secara rahasia, disebuah bukit di Aqabah dan membentuk perjanjian
Aqabah kedua dengan Nabi, yang berisi:
1. Untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan yang dialami Nabi.
2. Untuk menafkahkan harta ketika dalam sulit dan mudah
3. Untuk menyuruh kepada yang benar dan mencegah dari yang salah.
4. Untuk mengharap Ridhla Allah dan tidak takut atau risau dengan celaan
orang.
5. Untuk menolong Nabi jika Nabi datang kepada penduduk Madinah,
melindungi Nabi sebagaimana penduduk Madinah melindungi dirinya sendiri,
istri dan anak-anak mereka, dan balasan bagi mereka adalah surga.5
5
dia menemukan tempat untuk berzikir dan merenung. Pemikiran dan perenungan
ini membuat dia jauh dari pemikiran nafsu duniawi, sehingga ia terhindar dari
berbagai noda yang dapat merusak namanya, karena sejak muda ia sudah dijuluki
al-amin, orang yang terpecaya.
Nabi Muhammad ikut untuk pertama kalinya dalam kafilah dagang ke syria
(Syam) dalam usia baru 12 tahun. Kafilah itu dipimpin Abi Thalib. Dalam
perjalanan ini, diBushra, sebelah selatan Syria, ia bertemu dengan pendeta kristen
bernama Buhairah. Pendeta ini melihat tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad
sesuai petunjuk cerita-cerita kristen.7 Pada usia yang kedua puluh lima,
Muhammad berangkt ke Syria membawa barang-barang dagangan saudagar kaya
raya yang telah menjanda, khadidjah. Dalam perdagangan ini, Muhammad
memperoleh laba yang besar. Khadidjah kemudian melamarnya. Lamaran itu
diterima Dan perkawinan segera dilaksanakan. Ketika itu Muhammad berusia 25
tahun dan khadidjah 40 tahun. Dalam dalam perkembangan selanjutnya,
khadidjah adalah wanita pertama kali yang masuk islam dan banyak membantu
nabi dalam perjuangan menyebarkan islam. Khadijah meninggal ketika
Muhammad berusia 50 tahun.
7
Ibid, hal. 56
6
mengejar Rasulullah SAW tidak menemukan, mereka terus mencari dimana-
mana, tetapi tidak dapat menemukannya.
Kaum kafir Quraisy telah membuat maklumat dalam keadaan hidup ataupun
mati, akan diberi hadiah 100 ekor unta, dengan demikan mereka makin nafsu
dalam pencarian Nabi Muhammad SAW. Sebenarnya kaum Quraisy telah sampai
di Gua Jabal Tsur mereka mendapatkan Gua tersebut tertutup dengan sarang laba-
laba dan nampak disitu burung merpati yang sedang menelor disarangnya.
Dengan melihat keadaan tersebut Nabi Muhammad tidak mungkin bersumbunyi
di Gua tersebut. Hati sahabat Abu Bakar As-Siddiq r.a cemas dan gelisah
kemudian turunlah wahyu Allah surat At-Taubah ayat 40, berikut:
Setelah orang kafir pergi beberapa hari kemudian Nabi Muhammad dan
sahabatnya meneruskan perjalanan ke Madinah. Ketika beliau sampai keMadinah,
hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan
menghindarkan diri dari ancaman orang-orang kafir dan penduduk Makkah yang
tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang mereka.Tetapi
juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan menyusun strategi dalam
7
menghadapi tantangan lebih lanjut, sehingga nanti terbentuk masyarakat baru
yang didalamnya bersinar kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan
disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW melalui wahyu Allah SWT.8
Menjelang usianya yang ke 40 tahun, dia sudah terlalu biasa memisahkan diri
dari kegaulan masyarakat, berkontemplasi ke Gua Hira, beberapa kilometer di
Utara Makkah. Disana Muhammad mula-mula berjam-jam kemudian berhari-hari
bertafakktur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, malaikat Jibril muncul
dihadapannya, menyampaikan wahyu Allah yang pertama yaitu QS Al-„Alaq
ayat: 1-5 :
8
Ari Nabawi, Sejarah Kebudayaan Islam, diakses dari: http://www.scribd.com/doc/18544995/sejarah-
kebudayaan-Islam pada tanggal 13 Oktober 2021, pukul 15:15.
8
Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya.”
Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih tuhan
sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru
manusia kepada suatu agama.9
Setelah wahyu pertama itu datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa
lama, sementara Nabi Muhammad menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira.
Dalam keadaan menanti itulah turun wahyu yang membawa perintah kepadanya.
Wahyu itu berbunyi (Al-Mudatsir: 1-7):
َٔ ََّل ت ًَُُۡ ٍۡ ت َۡست َۡكثِ ُس. َٔ ِن َس ِبّكَ فَاصۡ ِب ۡس. اْ ُج ۡس
ۡ َانس ۡجزَ ف َ َ َٔثِ َيا َبكَ ف. َٔ َزباكَ فَ َك ِبّ ۡس. قُ ۡى فَا َ َۡر ِۡز. َٰٰۤياَيُّ َٓا ۡان ًُدا ِث ّ ُس
ُّ َٔ . ط ِّٓ ۡس
9
Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Penerbit Kota Kembang,
1989), hal. 28-29.
9
Setiap musim haji tiba, banyak kabilah yang datang ke Mekkah. Begitu juga
Nabi Muhammad saw. Dengan giat menyampaikan dakwah islam, diantanya
kabilah yang menerima islam adalah Kharaj dan Yatrib (Madinah). Setelah
kembali ke negerinya mereka mengabarkan adanya Nabi terakhir. Pada tahun ke-
12 kenabiannya, datanglah orang-orang Yastrib dimusim haji ke Mekah dan
menemui nabi di Bai‟atul Akabah. Ditempat ini mereka mengadakan bai‟at
(perjanjian) yang isinya bahwa mereka setia pada nabi, tidak menyekutukan
Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak kecil, tidak memfitnah
dan ikut menyebarkan islam. Perjanjian ini dikenal dengan Bai‟atul Akabah Ula
(perjanjian Akabah pertama) karena dilaksanakan di bukit Akabah atau disebut
Bai‟atun Nisa‟ (perjanjian wanita). Islam mendapatkan lingkungan baru dikota
Madinah. Memungkinkan nabi Muhammad SAW untuk meneruskan dakwahnya,
dan menjabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah tiba dan diterima
penduduk Yastrib, Nabi diangkat menjadi pemimpin pemduduk Madinah.10
10
Ahmad Syalabi, op.cit., hlm. 87-90
10
Dengan terbentuknya negara Madinah Islam bertmbah pesat itu yang
membuat Makkah risau, begitu juga musuh-musuh Islam. Banyak hal yang
dilakukkan nabi Muhammad untuk mempertahankan dan memperkuat kedudukan
kota Madinah, diantaranya memgadakan perjanjian damai dengan berbagai
kabilah disekitar Madinah, melakukan ekspedisi keluar kota sebagai aksi melatih
calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan
mempertahankan negara yang baru dibentuk. Akan tetapi, ketika pemeluk agama
islam diMadinah semakin bertambah maka persoalan demi persoalan terjadi,
diantaranya ronrongan dari orang Yahudi, Munafik, dan quraisy. Namun berkat
keteguhan dan kesatuan ummat islam, mereka dapt mengatasinya.11 Pada periode
Madinah ini, lahirlah suatu peristiwa yang monumental dan sangat penting
sebagai cermin bagi kehidupan beragama dan bermasyarakat dimasa mendatang,
yakni terumuskannya suatu naskah perjanjian dan kerja sama antara kaum
muslimin dan masyarakat Madinah (non muslim), yang kemudian terkenal
sebutan piagam Madinah di Madinah itu Rasulullah saw mulai membangun
sistem hukum, tatanan masyarakat dan kenegaraan. Fungsi Rasulullah saw
meningkat dari fungsi pendidik menjadi negarawan pembangun masyarakat atau
pembangun Negara. Di bawah pembinaan dan kepemimpinan Rasulullah SAW,
kota Madinah menjadi sebuah kota masyarakat yang beradab, sadar hukum,
penuh toleran, bersikap saling tolong menolong, dihiasi persaudaraan dan
semangat kerja sama antar masyarakat. Kemudian dikenal dengan sebutan
masyarakat Madani.
Prinsip dakwah Rasulullah SAW, sebagai berikut :
1. Melalui perencanaan pembinaan, pendidikan, dan pengembangan serta
pembangunan masyarakat.
2. Bertahap, diawali dengan cara diam-diam kemudian cara terbuka. Diawali
dengan keluarga dan teman terdekat, kemudian masyarakat secara umum.
11
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1, (Jakarta: UI Press, 1985), hal. 101
11
3. Melalui cara dan strategi hijrah
4. Melalui musyawarah dan kerja sama, perajanjian dengan masyarakat sekitar.
5. Melalui cara toleran, dan saling menghargai.
6. Melalui nilai-nilai kemanusiaan, kebebasan dan demokratis.
Dalam perjalanan dakwahnya, Nabi Muhammad saw banyak menemui
rintangan. Rintangan itu muncul sebagai akibat adanya masyarakat Madinah yang
tidak dapat Muhammad saw. Dibawah pimpinan Abdullah bin Ubay bin Salul,
mereka menjalin hubungan rahasia dengan kaum kafir Quraisy di Mekkah.
Mereka selalu melaporkan perkembangan umat islam di Madinah dengan maksud
menekankan kekuasaan Nabi Muhammad saw. Peperangan yang kemudian terjadi
Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandak.
12
Fazrul Rahman,Islam, (Bandung:Penerbit Pustaka, 1984), hal. 16
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pada masa sebelum islam berkembang, kota Madinah bernama Yastrib,
dikenal sebagai pusat perdagangan. Kemudian ketika nabi muhammad saw hijrah
ke Makkah, kota ini diganti nama menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan
Islam sampai beliau wafat dan dimakamkan disana.
Latar belakang hijrahnya Nabi diawali dengan peristiwa perjanjian aqabah.
Perjanjian aqabah dilakukan 2 kali, yang pertama dilakukan pada saat musim haji
pada bulan juli tahun 620 M. Yang kedua yaitu dilakukan pada tahun ketiga belas
dari nubuwah, tepatnya pada bulan Juni 622 M.
Setelah itu, kaum muslimin dari Mekah dan berbagai daerah lainnya
berbondong-bondong hijrah ke Madinah. Orang-orang kafir marah besar dengan
kepergian kaum muslimin ke Madinah, karenanya mereka mempunyai rencana
busuk untuk membunuh Nabi. Mereka berdua memilih goa untuk persembunyian
mereka, yaitu goa Tsaur. Setelah tiga hari tiga malam Rasulullah saw bersama
Abu Bakar bersembunyi didalam goa, mereka melanjutkan perjalanan.
Rasulullah dan para sahabat beliau menyelesaikan perjalanan ke Madinah
selama delapan hari, dan sampai disana pada tanggal 12 Rabi‟ul Awal tahun
keempat belas yang bertepatan dengan 26 Juni 622 Masehi.
Setelah Nabi hijrah ke Madinah, Islam berkembang dengan pesat. Nabi
banyak melakukan perjanjian diplomatik dengan golongan nonmuslim seperti
perjanjian Nabi dengan kaum Yahudi madinah dan perjanjian dengan kafir
Quraisy yang dikenal dengan perjanjian Hudaibiyyah. Selain itu, banyak pula
peperangan yang terjadi antara umat Muslim dan kaum kafir seperti, perang
badar, uhud, khandak, hunain, dan fathul Makkah.
13
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat dan menambah
wawasan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, kurang dimengerti, dan lugas.
Makalah ini tentunya belum sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan
dari segi sumber (referensi). Penulis menemukan masih banyak terdapat hal-hal
yang perlu disempurnakan sehingga hasil dari makalah ini dapat lebih baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Hasan. (1989). Sejarah dan kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota Kembang.
Nasution, Harun. (1985). Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1. Jakarta: UI
Press.
Nabawi, Ari. Sejarah Kebudayaan Islam. Diakses pada 13 Oktober 2021, dari:
http://www.scribd.com/doc/18544995/sejarah-kebudayaan-Islam
15